Laporan Praktikum Pembuatan Larutan Pere

PEMBUATAN LARUTAN PEREAKSI BENEDICT
LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Laboratorium

oleh :
Kelompok 5 / Kelas C - 2013
Giri Endah Anggraeni

1304775

Iqbal

1301913

Novia Rahayu Anggraeni

1302152

Riyan Septianingrum

1303466


PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014

A. Judul
Laporan Pembuatan Larutan Pereaksi Benedict
B. Waktu Pelaksanaan

No.

Hari, Tanggal
Selasa, 18 Maret

1.

2014


Waktu

Tempat

13.00 – 14.40 WIB

Laboratorium Struktur Hewan

C. Tujuan


Untuk mengetahui cara membuat larutan pereaksi benedict.



Untuk mengetahui alat-alat apa saja yang dipakai untuk membuat larutan
pereaksi benedict.




Untuk menguji apakah larutan pereaksi benedict yang dibuat sesuai dan
bisa digunakan untuk uji amilum.

D. Dasar Teori
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting
untuk memahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi
manusia Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya
berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak
reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi
di dalam larutan.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam
kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia
menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Larutan
biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen.
Larutan disebut campuran homogen karena komposisi dari larutan begitu
seragam atau satu fasehingga tidak dapat diamati bagian - bagian komponen

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014


Page 2

penyusunnya meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra sekalipun.
Larutan terdiri dari dua komponen penting. Komponen tersebut adalah solven
atau pelarut dan solut atau zat terlarut. Biasanya komponen solven
mengandung jumlah zat terbanyak. Dan komponen solut mengandung jumlah
zat yang lebih sedikit.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan.
Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau
lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang
mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan
tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung
sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya
larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit dan
larutan elektrolit (Khopkar, 2003).
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih
zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil

solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah
larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut.
Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut
(Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O),
selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform,
benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya
tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya.
Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap
campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat
dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian
cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

Page 3

padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada
atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).

Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur
tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak
jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam
larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada
temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.
E. Alat dan Bahan
Tabel E.1 Alat-alat
No.

Alat

Jumlah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Alat tulis
Buku catatan
Kamera
Baker glass
Gelas ukur
Spatula
Batang pengaduk
Magnetic stirer
Pipet ukur
Kertas saring
Alumunium foil
Kertas label

Pemanas spiritus
Timbangan digital

1 set
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 lembar
1 lembar
5 lembar
1 set
1 buah

Tabel E.2 Bahan-bahan
No.


Bahan

Jumlah

1.

Natrium sitrat

17,3 gram

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

Page 4

2.
3.
4.
5.
6.

7.

Aquades hangat
Aquades
Natrium Karbonat (Na2CO3)
Kupri Sulfat (CuSO4)
Glukosa
Amilum

50 mL
Siapkan 300 mL
10 gram
1,73 gram
1 gram
1 gram

F. Langkah Kerja

10 g Na-carbonat
ditimbang

kemudian
dicampur dengan
aquades hangat

Larutan A dan
larutan B
dicampurkan
disaring dengan
kertas filtrat,
kemudian
digenapkan hingga
85 ml menggunakan
aquades

Dibuat larutan 50
ml Glukosa 2%

Larutan C dan larutan
D dicampurkan,
kemudian digenapkan
100 ml dan
dimasukan ke dalam
botol dengan label
Benedict

1,73 g CuSO4
ditimbang,
dilarutkan dalam
aquadest sebanyak
15 ml (larutan D)

Dibuat larutan 50
ml Amilum 2%

Dituangkan 1 ml
larutan Glukosa 2%
ke dalam 2 ml
pereaksi benedict
kemudiian dipanaskan
pada pemanas air

17,3 g Na-sitrat
ditimbang
kemudian
dilarutkan dengan
25 ml aquades

hangat

Diagram 1. Langkah Kerja
G. Hasil Pengamatan
Setiap laboratorium memiliki alat dan bahan laboratorium yang berbedabeda tergantung dari fungsi dan kepentingan dari laboratorium itu sendiri.
Dari pengamatan dan uji coba alat yang kami lakukan didapat bahwa :

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

Page 5

Tabel G.1 Alat–alat Laboratorium
No.
1.

Nama Alat
Pipet Tetes

Fungsi

Gambar

Untuk mengambil
zat cair dengan
volume tertentu

Gambar
G.1.1. Pipet Tetes
(Dok. Kelompok 5, 2014)

2.

Gelas Ukur

Untuk mengukur
volume suatu cairan
sesuai dengan
keperluan

Gambar G.1.2. Gelas Ukur
(Dok. Kelompok 5, 2014)

3.

Timbangan

Untuk menghitung
massa suatu benda
Gambar
G.1.3. Timbangan
(Achmad, 2001)

4.

Tabung

Digunakan untuk

Reaksi

melakukan suatu
reaksi kimia dan
menyimpan
senyawa kimia

Gambar G.1.4. Tabung Reaksi

(cair)

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

(Dok. Kelompok 5, 2014)

Page 6

5.

Penjepit

Sebagai penjepit
tabung reaksi
Gambar
G.1.5. Penjepit
(Dok. Kelompok 5, 2014)

6.

Acied acetil

Acetic Acid biasa
dikenal dengan cuka
dapur, dapat
digunakan sebagai
pembersih noda

Gambar G.1.6. Acied acetil

lantai.
7.

Aquades

(Dok. Kelompok 5, 2014)

Pengenceran/
melarutkan bahan
kimia.
Gambar G.1.7. Aquades
(Dok. Kelompok 5, 2014)

8.

Copper

Digunakan di kolam

sulfate

renang sebagai
sebuah algaecide.
Gambar G.1.8. Copper sulfate
(Dok. Kelompok 5, 2014)

9.

Glukosa

Sebagai prekusor
untuk sisntesis
beberapa senyawa.

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

Page 7

Gambar G.1.9. Glukosa
(Dok. Kelompok 5, 2014)

10.

Natrium

- Menghilangkan

karbonat

minyak, lemak,
dan noda alkohol
- Melunakkan air
sadah

Gambar G.1.10. Natrium karbonat
(Dok. Kelompok 5, 2014)

- Pembuatan kaca
11.

Natrium

- Pembersih

hydroxside

kotoran
- Pembuatan kaca
Gambar G.1.11. NaOH
(Dok. Kelompok 5, 2014)

12.

Natrium
sitrat

- Sebagai bahan
pembersih
(sabun atau
detejen)
Gambar G.1.12. Natrium sitrat
(Dok. Kelompok 5, 2014)

Tabel G.2 Pembuatan Larutan
No
.

Gambar

Kandungan

Gambar G.2.1. Pembuatan Larutan A

1.

(Dok. Kelompok 5, 2014)

-

17,3 gram Na-sitrat
25 ml aquades

(Diberi label Larutan A)
Gambar G.2.2. Pembuatan Larutan B

2.

(Dok. Kelompok 5, 2014)

-

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

10 gram Na-Carbonat

Page 8

-

25 ml aquades
(Diberi label Larutan B)

-

3.

-

Larutan 17,3 gram Na-sitrat
Larutan 10 gram Nacarbonat
85 ml aquades
(Diberi label Larutan C)

Gambar G.2.3. Pembuatan Larutan C
(Dok. Kelompok 5, 2014)

-

4.

17,3 gram Kulpri sulfat
15 ml aquades
(Diberi label Larutan D)

Gambar G.2.4. Pembuatan Larutan D
(Dok. Kelompok 5, 2014)

5.

-

Larutan C

-

Larutan 17,3 gr Kulpri sulfat

-

100 ml aquades

(Masukan ke dalam botol dan
diberi label Pereaksi Benedict)

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

Page 9

Gambar G.2.5. Pembuatan Pereaksi
Benedict
(Dok. Kelompok 5, 2014)

6.

-

Glukosa 2%
50 ml aquades

-

Amilum 2%

-

50 ml aquades

-

1 ml larutan glukosa 2%
2 ml pereaksi beneddict

Gambar G.2.6. Larutan Glukosa 2%
(Dok. Kelompok 5, 2014)

7.

Gambar G.2.7. Larutan Amilum 2%
(Dok. Kelompok 5, 2014)

8.

Gambar G.2.4. Pereaksi Benedict

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

Page 10

(Dok. Kelompok 5, 2014)

H. Pembahasan
Pada beberapa analisa kimia, terutama pada materi kimia farmasi
khususnya pada analisa kualitatif banyak terdapat banyak reagen yang
dipergunakan, diantaranya adalah reagen Benedict atau bisa juga disebut
peraksi Benedict. Pereaksi benedict dibuat dengan mencampurkan beberapa
larutan, yaitu campuran larutan Natrium sitrat dan larutan Natrium karbonat
yang kemudian dicampur dengan larutan Kupri sulfat.
Cara membuat pereaksi benedict membutuhkan beberapa tahapan, yaitu
pertama dilarutkan Natrium sitrat sebanyak 17,3 gram dalam 25 ml aquadest
hangat, kemudian diberi label larutan A. Selanjutnya dilarutkan juga 10 gram
Natrium karbonat kedalam aquadest hangat, dan diberi label larutan B.
Setelah itu larutan A dicampurkan ke dalam larutan B dan diaduk perlahanlahan kemudian disaring menggunakan kertas filtrat. Filtrat dari larutan
tersebut digenapkan menjadi 85 ml dan diberi label larutan C.
Dilarutkan sebanyak 1,73 gram Kupri sulfat dalam 15 ml aquadest dan
diberi label larutan D. Setelah itu, larutan C dituangkan ke dalam larutan D
dan digenapkan menjadi 100 ml. Lalu campuran larutan tersebut dimasukkan
ke dalam botol yang diberi label pereaksi benedict.
Untuk menguji apakah pereksi benedict yang dibuat benar-benar bekerja,
bisa dilakukan dengan cara membuat larutan sebanyak 50 ml Glukosa 2%
atau larutan 50 ml Amilum 2%. Kemudian dituangkan sebanyak 1 ml larutan
Glukosa 2% ke dalam 2 ml pereaksi benedict yang telah dibuat tadi. Untuk
mengujinya, larutan tersebut dipanaskan pada pemanas air dan tunggu hingga
berubah warna menjadi merah bata. Jika larutan tersebut berubah menjadi
merah bata, maka perekasi benedict yang sudah dibuat tadi bekerja.

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

Page 11

Perubahan warna larutan glukosa 2% menjadi merah bata mengindikasikan
terdapat kandungan amilum pada larutan glukosa 2% tersebut.

I.

Kesimpulan
Dari hasil praktikum pembuatan larutan dapat kita simpulkan bahwa
larutan pereaksi benedict dapat digunakan untuk menguji terdapatnya
kandungan amilum pada suatu zat atau makanan. Dari praktikum tersebut
juga membuat kita mengetahui bagaimana cara membuat perekasi benedict
dan bahan larutan apa saja yang digunakan untuk membuatnya. Selain itu
juga, kita dapat mengetahui peralatan laboratorium mana saja yang dipakai
untuk membuat pereaksi benedict tersebut. Di akhir praktikum, larutan
pereaksi benedict yang telah kita buat diuji dengan larutan glukosa 2%, yang
kemudian berubah warnanya menjadi merah bata karena indikasi kandungan
amilum pada larutan glukosa 2% tersebut. Hal itu berarti, larutan pereaksi
benedict yang telah dibuat berhasil dan benar-benar bekerja.

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

Page 12

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. (2001). Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : Bandung
Baroroh, Umi L.U. (2004). Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung
Mangkurat : Banjar Baru
Gunawan, Adi dan Roeswati. (2004). Tangkas Kimia. Kartika : Surabaya
John dan Rachmawati. (2011). Chemistry 3A. PT. Penerbit Erlangga : Jakarta
Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia :
Jakarta
Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung : ITB
Widodo, Agung. (2013). Laporan Pembuatan Larutan. [online]
Tersedia di : http://agungwidodo95.blogspot.com/2013/11/laporanpembuatan-larutan.html?m=1 [Online] 24 maret 2014/

Laporan Pembuatan Larutan/Kelompok 5, 2014

Page 13