Toleransi Menurut Pandangan Islam Atau

TOLERANSI MENURUT PANDANGAN ISLAM

Ali Akbar A

C0D014023

Jurusan Bisnis International
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl. Prof. Dr. H.R. Boenyamin 708 Purwokerto 53122
Telp (0281) 635292 Fax (0281) 631802
www.unsoed.ac.id

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Segala puji bagi Alloh SWT, Tuhan semesta alam. Yang berkuasa atas
langit dan bumi ini. Dzat yang senantiasa memberikan kasih dan sayangnya tanpa
perlu imbalan sedikitpun. Dzat yang maha kaya yang tidak akan pernah miskin
dan kekurangan maka sudah sepantasnya manusi merendah dan memuji-Nya.
Salawat serta salam semoga tercurah dan tersampaikan kepada Nabi

Muhammmad Saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta umatnya.
Alhamdulillah atas ijin dan karunia Alloh. Makalah mengenai “Toleransi
menurut Pandangan Islam” dapat terselesaikan. Besar harapan kami semoga
makalah ini berguna dan dapat menjadi rujukan untuk mengetahui hakikat
toleransi menurut islam. Walaupun makalah ini penuh dengan kekurangankekurangan maka dari itu kami memohon ampun kepada Alloh SWT atas segala
bentuk kekurangan kami.

Purwokerto, 24 November 2014

Tim Penulis

1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB 1 : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.........................................................................................3
2. Rumusan Masalah...................................................................................3
3. Tujuan Penulisan.....................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian Toleransi
1.1 Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Barat.................................4
1.2 Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam.................................6
2. Toleransi Dalam Islam
2.1 Toleransi Dalam Hal Sosial.................................................................8
2.2 Toleransi Dalam Hal Sistem dan Prinsip Nilai Islam..........................9
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13

2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

BAB I

PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Sebuah toleransi sangatlah penting sebagai alat pemersatu. Tanpa adanya

toleransi kehidupan yang penuh dengan kemajemukan ini tidak akan bisa bersatu.
Indonesia sebuah Negara dengan kemajemukan kulturnya contohnya seperti
agama. Maka sangat membutuhkan sekali toleransi-toleransi di dalamnya. Setiap
orang harus saling mengerti akan orang yang lainnya. Namun sebuah fenomena
hari ini masih banyak kekacauan yang timbul akibat tidak beresnya toleransi.
Maka disini kita akan membahas mengenai toleransi yang harus dilakukan oleh
seorang muslim.
2.

Rumusan Masalah

3.

1.


Apa pengertian dari Toleransi?

2.

Dalam masalah apa saja kita harus bertoleransi?

Tujuan Penulisan
1.

Agar pembaca tidak salah memahami mengenai toleransi

2.

Agar pembaca sadar dengan apa yang harus dilakukannya setelah
membaca makalah ini

3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL

SOEDIRMAN

BAB II
PEMBAHASAN
1.

Pengertian Toleransi
1.1

Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Barat.

Istilah “Tolerance” (toleransi) adalah istilah modern, baik dari segi nama
maupun kandungannya.1 Istilah ini pertama kali lahir di Barat, di bawah situasi
dan kondisi politis, sosial dan budayanya yang khas. Toleransi berasal dari bahasa
Latin, yaitu “tolerantia”, yang artinya kelonggaran, kelembutan hati, keringanan
dan kesabaran. Dari sini dapat dipahami bahwa toleransi merupakan sikap untuk
memberikan hak sepenuhnya kepada orang lain agar menyampaikan pendapatnya,
sekalipun pendapatnya salah dan berbeda.2 Secara etimologis, istilah tersebut juga
dikenal dengan sangat baik di dataran Eropa, terutama pada revolusi Perancis. Hal
itu sangat terkait dengan slogan kebebasan, persamaan dan persaudaraan yang

menjadi inti revolusi di Perancis.3 Ketiga istilah tersebut mempunyai kedekatan
etimologis dengan istilah toleransi. Secara umum, istilah tersebut mengacu pada
sikap terbuka, lapang dada, sukarela dan kelembutan.
Faham sekuler yang demikian dapat disimak dalam pendapat Harun
Nasution. Menurutnya, toleransi meliputi lima hal sebagai berikut:4
1.

Mencoba melihat kebenaran yang ada di luar agama lain. Ini
berarti, kebenaran dalam hal keyakinan ada juga dalam agamaagama. Hal ini justru akan membawa umat beragama ke dalam
jurang relativisme kebenaran dan pluralisme agama. Sebab,
kepercayaan bahwa kebenaran tidak hanya ada dalam satu agama
berarti merelatifkan kebenaran Tuhan yang absolut. Argumen

1

Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, Jakarta : Perspektif, 2005, p. 212.

2

Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, Jakarta : Pustaka Oasis, 2007, p.161.


3

Ibid.

4

Dyayadi, M.T., Kamus Lengkap Islamologi, Yogyakarta : Qiyas, 2009, p.614.

4

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

seperti ini sebenarnya tidak baru. Hal yang sama telah lama
digaungkan oleh John Hick dalam bukunya A Christian Theology
of Religions: The Rainbow of Faiths.5
2.

Memperkecil perbedaan yang ada di antara agama-agama.


3. Menonjolkan persamaan-persamaan yang ada dalam agama-agama.
Antara poin kedua dan ketiga terdapat korelasi dalam hal
persamaan agama-agama. Namun, pada dasarnya, yang terpenting
justru bukanlah persamaannya, tapi perbedaan yang ada dalam
agama-agama tersebut. Teori evolusi Darwin misalnya, ia yakin
bahwa manusia berasal dari monyet setelah melihat banyaknya
persamaan antara manusia dan kera. Akan tetapi, Darwin lupa
bahwa manusia juga memiliki perbedaan mendasar yang tidak
dimiliki monyet. Manusia memiliki akal sedangkan monyet tidak.
Inilah yang meruntuhkan teori evolusi.
4.

Memupuk rasa persaudaraan se-Tuhan. Dalam hal ini, Harun
Nasution terpengaruh dengan John L. Esposito yang menganggap
bahwa yang ada adalah “Islams” bukan Islam saja.6 Harun juga
terjebak dalam teori Schuon tentang The Transenden Unity of God.

5.


Menjauhi praktik serang-menyerang antar agama. Tampaknya,
ketika berpendapat seperti ini Harun melihat sejarah kelam sektesekte agama Kristen. Sebab, dalam sejarah, Islam tidak pernah
menyerang agama-agama lain terlebih dulu. Hal ini dapat ditelusuri
dalam sejarah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan Khulafa’
ar-Rasyidin. Di mana agama-agama (Yahudi dan Kristen) justru
mendapatkan perlindungan penuh tanpa pembantaian. Makna

5

John Hick, A Christian Theology Of Religions: The Rainbow Of Faiths, America : SCM, 1995,

p.23.
6

John L. Esposito, Terj. Arif Maftuhin, Islam : The Straight Path, Jakarta : PT. Dian Rakyat

(Paramadina), 2010, p.299.

5


Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

toleransi menurut Harun seperti di atas, bermasalah. Karena
mengusung ide relativisme dan pluralism.
Zuhairi Misrawi juga berpendapat dalam bukunya al-Qur’an Kitab Toleransi
dengan mengatakan bahwa toleransi harus menjadi bagian terpenting dalam
lingkup intraagama dan antaragama.7 Lebih lanjut, ia berasumsi bahwa toleransi
adalah upaya dalam memahami agama-agama lain karena tidak bisa dipungkiri
bahwa agama-agama tersebut juga mempunyai ajaran yang sama tentang
toleransi, cinta kasih dan kedamaian. 8 Selain itu, Zuhairi memiliki kesimpulan
bahwa toleransi adalah mutlak dilakukan oleh siapa saja yang mengaku beriman,
berakal dan mempunyai hati nurani. Selanjutnya, paradigma toleransi harus
dibumikan dengan melibatkan kalangan agamawan, terutama dalam membangun
toleransi antar agama.
Dari paparan di atas dapat kita pahami bahwa istilah toleransi dalam perspektif
Barat adalah sikap menahan perasaan baik dalam hal yang benar maupun salah.
Bahkan, ruang lingkup toleransi di Barat pun tidak terbatas. Termasuk toleransi
dalam hal beragama. Ini menunjukkan bahwa penggunaan terminologi toleransi di
Barat sarat akan nafas pluralisme agama. Yang mana paham ini berusaha untuk

melebur semua keyakinan antar umat beragama. Tidak ada lagi pengakuan yang
paling benar sendiri dan yang lain salah. Akhirnya, semua pemeluk agama wajib
meyakini bahwa kebenaran ada dalam agama-agama lainnya, sehingga beragama
tidak ada bedanya dengan berpakaian yang bisa berganti setiap hari. Di sini,
makna toleransi disamakan dengan pluralisme.
1.2

Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam

Pada dasarnya, kata toleransi sangat sulit untuk mendapatkan padangan
katanya secara tepat dalam bahasa Arab yang menunjukkan arti toleransi dalam
bahasa Inggris. Akan tetapi, kalangan Islam mulai membincangkan topik ini
7

Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, … p.159.

8

Ibid., p.159.

6

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

dengan istilah “tasamuh”.9 Dalam bahasa Arab, kata “tasamuh” adalah derivasi
dari “samh” yang berarti “juud wa karam wa tasahul”10 dan bukan “to endure
without protest”11 (menahan perasaan tanpa protes) yang merupakan arti asli katakata “tolerance”.
Dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik itu sesama umat muslim
maupun non-muslim. Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya Ghair al-Muslimin fii
al-Mujtama’ Al-Islami menyebutkan ada empat faktor utama yang meyebabkan
toleransi yang unik selalu mendominasi perilaku umat Islam terhadap nonmuslim, yaitu :12
1. Keyakinan

terhadap

kemuliaan

manusia,

apapun

agamanya,

kebangsaannya dan kerukunannya.13
2. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas
yang dikehendaki Allah SWT yang telah memberi mereka kebebasan
untuk memilih iman dan kufur.14
3. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau
menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya
nanti.15
9

Tasamuh adalah tasahul (kemudahan) atau ukuran perbedaan yang dapat ditolerir. Lihat kamus

al-Muhit, Oxford Study Dictionary English-Arabic, Beirut : Academia, 2008, p.1120.
10

Lihat Al-Mu’jam Al-Wasith, Misra : Maktabatu Al-Syuruq Al-Arabiyah, 2004, p. 447.

11

Makna kata “tolerance” lainnya adalah “the character, state, or quality of being tolerant”

(karakter, negara, atau kualitas menjadi toleran) dan indulgence or forbearance in judging the
opinions” (kesabaran dalam menilai pendapat). Lihat The New International Webster
Comprehensive Dictionary Of The English Language, Chicago : Trident Press International, 1996,
p. 1320.
12

Yusuf al-Qardhawi, Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-Islami, Qahirah : Maktabah Al-

Wahbah, 1992, p. 53-55.
13

Lihat QS. Al-Isra’ : 70

14

Lihat QS. Al-Khfi :29 dan QS. Hud : 118

15

Lihat QS. Al-Hajj : 68-69

7

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

4. Keyakinan bahwa Allah SWT memerintahkan untuk berbuat adil dan
mengajak kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik.
Allah juga mencela perbuatan dzalim meskipun terhadap kafir.16
Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara
definisi adalah agama yang damai, selamat dan menyerahkan diri. Definisi Islam
yang demikian seringkali dirumuskan dengan istilah “Islam agama rahmatan lil
‘aalamin” (agama yang mengayomi seluruh alam). Artinya, Islam selalu
menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati bukan
memaksa. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam beragama
adalah kehendak Allah.17
2.

Toleransi Dalam Islam
Dari Pengertian Diatas di dapatkan bahwa, Toleransi (Tasamuh) menurut

islam adalah bentuk kelonggaran, kelapangdadaan, kelembutan terhadap semua
aspek sosial kecuali terhadap Sistem dan Prinsip Nilai Islam.
2.1

Toleransi dalam Hal Sosial

Dalam hal ini islam tidak melarang untuk bertoleransi. Seperti halnya
Rasullallah SAW, di jamannya islam hidup berdampingan dengan kaum nasrani
dan yahudi. Islam menjamin kehidupan mereka dengan seadil-adil tentu tetap
menggunakan dengan aturan islam karena aturan ini tidak bisa ditoleransikan.
Acuan Islam terhadap keadilan.
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya
kepada mereka. Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikandan
taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan kemaksiatan dan

16

Lihat QS. Al-Ma’idah : 8

17

Lihat QS. Yunus : 99.

8

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya.” (Al-Maidah: 2)
Pada saat itu islam pun sering melakukan perniagaan dengan orang Nasrani
atau yahudi. Dan hal ini seperti yang dicontohkan Nabi Saw., dalam jual beli
Dari Jabir bin Abdullah Radliyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam pernah membeli onta dari dirinya, beliau menimbang untuknya
dan diberatkan (dilebihkan).
Dari Abu Sofwan Suwaid bin Qais Radliyallahu 'anhu dia berkata : "Saya dan
Makhramah Al-Abdi memasok (mendatangkan) pakaian/makanan dari Hajar,
lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami dan belaiu membeli
sirwal (celana), sedang aku memiliki tukang timbang yang digaji, maka Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan tukang timbang tadi. Beliau
bersabda: Timbanglah dan lebihkan !"
Tolong menolong sesama, menjenguk orang sakit
“Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran
pahala.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244). Dan banyak lagi
2.2

Toleransi dalam Hal Sistem dan Prinsip Nilai Islam

Islam merupakan agama yang fleksibel dalam bertoleransi semua bisa
bertoleransi kecuali dalam hal Nilai dan Prinsip yang telah ditentukan oleh Allah.
Islam tidak memaksa orang lain untuk mengikuti aturan islam namun Islam
melindungi orang yang tunduk terhadap aturan yang dibuat oleh Allah SWT. Dan
dapat hidup berdampingan jika orang kafir dan non islam tidak memerangi atau
memusuhi islam.
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negrimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

9

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

berlaku adil.” (8) “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan
sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan
mengusir kamu dari negrimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan
barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orangorang yang dhalim.” (Al-Mumtahanah: 8-9)
Ini beberapa hal yang tidak bisa di toleransikan oleh islam walaupun
hanya sedikit. Allah Ta'ala dalam firmanNya:
“Katakanlah: wahai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang
kamu sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah dan aku tidak
menyembah apa yang kalian sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku
sembah bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku”. (Al-Kafirun: 1-6).
A.

Sistem Nilai dalam islam

Islam merupakan agama yang berasal dari langit yang tidak bisa
disejajarkan dengan agama lain menganai kebenarannya. Karena agama ini
tidak di ciptakan oleh manusia melainkan oleh sang pemilik manusia itu
sendiri.
a. Tauhid
Merupakan sikap meng-Esakan Allah secara utuh dan menyeluruh.
Contonya seorang muslim tidak bisa menganggap semua tuhan
sama dan menganggap keberadaan tuhan agama lain.
b. Ibadah
Dalam bahasa arab kata ini berasal dari kata abada yang berarti
menyembah. Tentu penyembahan ini harus jelas kepada siapa dan
dengan selera siapa. Menurut ahli ushul ibadah adalah Seluruh
aspek nama, yang jika dilakukan mendapat ridho Allah, baik
berupa ucapan maupun secara perbuatan. Baik secara terang-

10

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Contohnya seorang
muslim tidak bisa bertoleransi dengan mengikuti cara ibadah
agama lain maupun kut berpartisipasi di dalamnya dalam bentuk
apapun.

c. Qiyamah
Secara Nahwu berkedudukan sebagai mushdar atau kata benda
abstrak, yang di mustaq dari kata Qooma yang berarti berdiri,
bangkit tegak. Secara sepintas berarti hari dimana sebuah
kebenaran hakiki tegak bukan relative atas pandangan manusia.
Contohnya seorang muslim tidak bisa bertoleransi dengan
kebenaran yang lain sama-sama akan tegak melainkan hanya
kebenaran islam lah yang tegak.
B.

Prinsip Nilai dalam Islam
a. Tasdiq
Yang merupakan sifat membenarkan terhadap segala sesuatu yang
bersumber dari Allah, Rasul dan Ulil Amri. Kebenaran ini mutlak
hanya mengakui sebuah kebenara yang datang dari Allah.
Contohnya seorang muslim tidak bisa menganggap kebenaran
agama lain sama dengan kebenaran islam.
b. Tasyri
Sebuah aturan atau hukum yang dibuat oleh Allah yang harus
dipatuhi apapun bentuknya dimanapun dan bagaimanapun. Dan
tidak bisa disesuaikan atau ditoleransikan dengan agama lain.
Contohnya seorang muslim tidak bisa bertoleransi dengan hal yang
melanggar aturan Islam.

11

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

c. Sirriyah
Menutup rahasia atau menyembunyikan sebuah hal tidak boleh
diketahui oleh orang non-muslim. Hal ini dilakukan oleh pada
jaman Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk proteksi kaum
muslimin dari siasat atau rencana jahat yang dilakukan oleh orang
kafir dan non muslim. Contoh yang dilakukan pada saat itu adalah
merahasiakan tempat pendidikan (tarbiyah) dari kaum kafir.
Jika sebuah toleransi menyentuh ranah di atas maka islam tidak bisa
bertoleransi akan hal itu karena Kebenaran islam mutlak datangnya dari Allah
dan tidak bersandar kepada apapun.
“Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka janganlah engkau termasuk
kalangan orang yang bimbang.”( Al- baqarah :147 )
“Pada hari ini Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku lengkapi
nikmatku atas kalian dan Aku ridhoi islam sebagai agama kalian”.(Al-Maidah: 3)

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Islam adalah agama yang memiliki sikap toleransi yang tinggi
dalam bentuk ranah apapun kecuali yang bersifat Sistem dan Prinsip nilai
itu sendiri. Adapun orang islam yang tidak bertoleransi dalam aspek yang
tidak menyentuh Sistem dan Prinsip islam

serta menegakan sebuah

sistem dan nilai itu semena-mena itu bukanlah seorang muslim.

12

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

DAFTAR PUSTAKA
Al-Muhit, Oxford Study Dictionary English-Arabic, Beirut : Academia,
2008.
Al-Mu’jam Al-Wasith, Misra : Maktabatu Al-Syuruq Al-Arabiyah, 2004.
Al-Qardhawi, Yusuf, Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-Islami,
Qahirah : Maktabah Al-Wahbah, 1992.
Misrawi, Zuhairi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, Jakarta : Pustaka Oasis,
2007.
The English Language, Chicago : Trident Press International, 1996.
Thoha, Anis Malik, Tren Pluralisme Agama, Jakarta : Perspektif, 2005.
The New International Webster Comprehensive Dictionary Of The
English

13

Fakultas Ekonomi dan Bisnis | UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN