Sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2014
SOSIALISASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH SOSIALISASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2014
- ttg Pemda • perubahan mendasar pd format otoda dan substansi desentralisasi
- perimbangan keuangan antara pempus dan pemda
- ttg Pemerintahan Daerah pengganti UU 22/1999
- ttg Perimbangan Keuangan antara pemerinah Pusat dan pemerintah Daerah pengganti UU 25/1999
- Ttg Pemda pengganti UU 32/2004
UU 23/201
- UU pokok PEMDA yg mencakup semua pengaturan pokok yg berkaitan dgn pemda & menjadi acuan UU sektor yg kewenangannya di desentralisasikan.
4 UU 23/201
4 SEJARAH OTONOMI DAERAH DI
INDONESIA
INDONESIA SEJARAH OTONOMI DAERAH DI
UU 22/1999 UU 22/1999
UU 25/1999 UU 25/1999
UU 32/2004 UU 32/2004
UU 33/2004 UU 33/2004
LATAR
LATAR
BELAKANG BELAKANG1. Hasil kajian akademik atas materi UU 32/2004 & implementasi
1. Hasil kajian akademik atas materi UU 32/2004 & implementasi Naskah Akademik otda -
, yang antara lain menyatakan: otda - Naskah Akademik, yang antara lain menyatakan:
- bahwa UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah tidak sesuai
- bahwa UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga tuntutan penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga perlu diganti; perlu diganti;
- dalam pelaksanaan UU 32/2004 muncul beberapa masalah
- dalam pelaksanaan UU 32/2004 muncul beberapa masalah
baru yang perlu memperoleh perhatian pemerintah dan baru yang perlu memperoleh perhatian pemerintah dan semua pemangku kepentingan. semua pemangku kepentingan.
- ketidakjelasan pengaturan dalam UU 32/2004 sering
- ketidakjelasan pengaturan dalam UU 32/2004 sering
menimbulkan intepretasi yang berbeda dari berbagai menimbulkan intepretasi yang berbeda dari berbagai kelompok kepentingan dan menjadi salah satu sumber kelompok kepentingan dan menjadi salah satu sumber konflik antar susunan pemerintahan dan aparatnya. konflik antar susunan pemerintahan dan aparatnya.
2. Sudah masuk dlm prolegnas 2010, revisi menjadi RUU inisiatif
2. Sudah masuk dlm prolegnas 2010, revisi menjadi RUU inisiatif pemerintah pemerintah
TUJUAN TUJUAN
memperbaiki berbagai kelemahan memperbaiki berbagai kelemahan dari UU Nomor 32 Tahun 2004 dari UU Nomor 32 Tahun 2004 terkait dengan konsep kebijakan terkait dengan konsep kebijakan desentralisasi dalam negara desentralisasi dalam negara kesatuan, ketidakjelasan kesatuan, ketidakjelasan pengaturan dalam berbagai aspek pengaturan dalam berbagai aspek penyelenggaraan pemerintah penyelenggaraan pemerintah daerah, dan hubungan antara daerah, dan hubungan antara pemerintah dengan warga dan pemerintah dengan warga dan
Isu Strategis Revisi UU Nomor 32 Tahun Isu Strategis Revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 2004
1. PEMBENTUKAN
8. KEUANGAN DAERAH DAERAH OTONOM
9. BINWAS
2. PILKADA
10. PERAN GUB. SBG
3. PEMBAGIAN URUSAN WAKIL PST PEM.
11. KAWASAN KHUSUS
4. PERATURAN DAERAH
12. DESA
5. KELEMBAGAAN DRH
13. MUSPIDA 6. PENGEMB.
14. DPOD APARATUR DRH 15.
INOVASI DRH
7. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
UU Nomor 23 Tahun 2014 ttg UU Nomor 23 Tahun 2014 ttg PEMDA PEMDA
1.BATANG TUBUH (27 BAB dan 411 Pasal)
2.PENJELASAN PASAL
3.LAMPIRAN (PEMBAGIAN URUSAN
PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/ KOTA)DESENTRALISASI URUSAN PEMERINTAHAN DESENTRALISASI URUSAN PEMERINTAHAN BPK BPK DPR DPR PRESIDEN MPR MPR MA MA DAERAH OTONOM DESENTRALIS ASI
INSTANSI
VERTIKAL
INSTANSI
VERTIKAL
DELEGASI
BADAN PENGELOLA, BUMN, OTORITA BADAN PENGELOLA, BUMN, OTORITA DEKONSENTR ASI
BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN
(Pasal 5 s.d Pasal 8)
BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN
(Pasal 5 s.d Pasal 8) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah Urusan Pemerintahan tertentu Pemegang Kekuasaan pemerintahan sesuai dengan UUD Negara RI Thn 1945 PRESIDEN RI PRESIDEN RI
MENTER
I
MENTER
I
Desentralis asi Dekonsentr asiMENTER
I MENTER
I Tugas Pembantua n
PEMERINTAH PUSAT menetapkan KEBIJAKAN sebagai dasar dalam menyelenggarakan URUSAN PEMERINTAHAN
BAB IV URUSAN BAB IV URUSAN PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN
( Pasal 9 s.d Pasal 26) ( Pasal 9 s.d Pasal 26)
KONKURE PEMERINTA KONKURE PEMERINTA ABSOLUT ABSOLUT
HAN UMUM N HAN UMUM N Sepenuhnya dibagi antara menjadi kewenangan Presiden Pemerintah Pusat sbg kepala pemerintahan kewenangan & provinsi & kab/ kota . Pemerintah Pusat
6 Urusan Meliputi:
6 Urusan
politik luar
- Pemerintahan
pembinaan wawasan
- negeri
kebangsaan & ketahanan Wajib Pelayanan pertahanan
- nasional
Dasar pembinaan persatuan dan keamanan
- kesatuan bangsa
- 18 Urusan
yustisi
- Pemerintahan
pembinaan kerukunan
- moneter dan Wajib Non •
antarsuku & intrasuku, umat Pelayanan Dasar fiskal nasional beragama, ras, dan golongan
- lainnya guna mewujudkan
Agama
8 Urusan Pemerintah Pusat :
stabilitas kemanan lokal, Pemerintahan
melaksanakan
- regional, dan nasional Pilihan.
sendiri
Konflik sosial
- melimpahkan kpd
- koordinasi pelaksanaan
- Instansi Vertikal
tugas
di Daerah atau
pengembangan kehidupan
- gubernur sebagai
demokrasi
wakil Pemerintah
pelaksanaan semua Urusan
Urusan Pemerintahan Konkuren Kewenangan Urusan Pemerintahan Konkuren Kewenangan Daerah Daerah
Urusan Urusan Pemerintahan
Urusan Urusan Pemerintahan ( Pasal 11) ( Pasal 11)
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
Pemerintahan Wajib Wajib Non Pelayanan
Pemerintahan Wajib Wajib Non Pelayanan
Pilihan
Pilihan
18 URUSAN
Pelayanan Dasar Dasar
Pelayanan Dasar Dasar tenaga kerja
- 6 URUSAN:
8 URUSAN: pemberdayaan
- pendidikan
- perempuan dan kelautan dan
- pelindungan anak kesehatan
perikanan
- pangan
- pariwisata pekerjaan umum
pertanahan
- dan penataan
pertanian
- lingkungan hidup
- ruang
kehutanan;
- administrasi
- perumahan rakyat
- energi dan sumber
- kependudukan dan dan kawasan
daya mineral; pencatatan sipil permukiman perdagangan;
- pemberdayaan
- ketenteraman,
- masyarakat dan Desa perindustrian; dan
- ketertiban umum,
pengendalian penduduk
- transmigrasi.
- dan pelindungan
dan keluarga berencana
Masyarakat - perhubungan;
- komunikasi &
- sosial.
- informatika koperasi, usaha kecil,
- dan menengah penanaman modal
- kepemudaan dan olah
- raga statistik
- persandian
- kebudayaan; >perpustakaan;
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
Pemerintah Pusat dan Provinsi serta Kabupaten/Kota
(Pasal 13)
Pemerintah Pusat dan Provinsi serta Kabupaten/Kota
(Pasal 13)
PRINSIP AKUNTABILITAS, EFISIENSI, DAN
PRINSIP AKUNTABILITAS, EFISIENSI, DAN
EKSTERNALITAS, SERTA KEPENTINGAN STRATEGIS
NASIONAL
EKSTERNALITAS, SERTA KEPENTINGAN STRATEGIS
NASIONALKRITERIA URUSAN
PEMERINTAHAN PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PUSATDAERAH KABUPATEN/ KOTA DAERAH KABUPATEN/ KOTA
DAERAH PROVINSI DAERAH PROVINSI
lokasi, penggunanya, manfaat atau dampak negatifnya lintas
Daerah kabupaten/kota
atau yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional.
Daerah Provinsi
lokasi, penggunanya, manfaat atau dampak negatifnya dalam
Daerah kabupaten/kota
penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh
Daerah kabupaten/kota
Pemerintah Pusat dan/
penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh
Daerah provinsi atau lintas negara
lokasi, penggunanya, manfaat atau dampak negatifnya lintas
penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
KONKUREN KONKUREN (Pasal 19 s.d Pasal 23) (Pasal 19 s.d Pasal 23)
URUSAN KONKUREN PEMERINTAH DAERAH DAERAH KAB/ PEMERINTAH DAERAH DAERAH KAB/ PUSAT PROVINSI KOTA PUSAT PROVINSI KOTA
SENDIRI SENDIRI SENDIRI
SENDIRI SENDIRI SENDIRI
Menugasi oleh PEMPUS oleh Daerah Provinsi oleh Daerah Kab/Kota Menugasi oleh PEMPUS oleh Daerah Provinsi oleh Daerah Kab/Kota
DAERAH KAB/
DAERAH KAB/
Melimpahkan kpd Melimpahkan kpd Menugasi DESA Menugasi DESA
KOTA
KOTA
GUBERNUR/ GUBERNUR/ditetapkan dengan
ditetapkan dengan asas tugas
INSTANSI VERTIKAL asas tugas
INSTANSI VERTIKAL
peraturan bupati/
pembantuan
peraturan bupati/pembantuan
asas dekonsentrasi asas dekonsentrasiwali kota sesuai ditetapkan
wali kota sesuai ditetapkan
Dilaksanakan oleh INS
Dilaksanakan oleh INS
dengan ketentuan ditetapkan dengan
dengan ketentuan
VERTIKAL tanpa
ditetapkan dengan
VERTIKAL tanpa
peraturan peraturan gubernur persetujuan Gubernur
peraturan peraturan gubernur persetujuan Gubernur
perundang- sbg wakil Pempus sesuai dengan
perundang- sbg wakil Pempus sesuai dengan
undangan apabila Pembentukan ketentuan
undangan apabila Pembentukan ketentuan
INSTANSI VERTIKAL
INSTANSI VERTIKAL peraturan peraturan
- Daerah berhak menetapkan disebut dlm
disebut dlm
perundang- kebijakan Daerah dlm
perundang-
Menugasi DAERAHUUD 45
Menugasi DAERAH Menugasi DESA UUD 45 melaksanakan TP.
Menugasi DESA undangan.
undangan.
ditetapkan dengan- Anggaran TP disediakan
ditetapkan dengan asas tugas peraturan gubernur
oleh yg menugasi
asas tugas peraturan gubernur sesuai • Laporan TP disampaikan pembantuan sesuai pembantuan
KDH penerima TP kpd
denganketentuan
ditetapkan dengan
denganketentuan ditetapkan dengan
DPRD + LKPD dalam
peraturan perundang-
peraturan Menteri/
peraturan perundang-
peraturan Menteri/ dokumen yang terpisah.undangan.
Kepala Lembaga undangan.
Kepala Lembaga
berkoordinasi dgn MDN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
TERHADAP PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN TERHADAP PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
OLEH DAERAH
OLEH DAERAH
(Pasal 7 & Pasal 8)
(Pasal 7 & Pasal 8)
PEMERINTAH PEMERINTAH PUSAT PUSAT
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah
Menteri/Kepala Menteri/Kepala Lembaga pemerintah Lembaga pemerintah MDN MDN nonkementerian nonkementerian
Binwas penyelenggaraan Mengkoordinasikan
Urusan Pemerintahan oleh Binwas secara
Provinsi NASIONAL
GUBERNUR GUBERNUR GUBERNUR GUBERNUR GUBERNUR GUBERNUR
Binwas Binwas Binwas penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan urusan urusan urusan pemerintahan oleh pemerintahan oleh pemerintahan oleh
Daerah kab/kota Daerah kab/kota Daerah kab/kota
PRESIDEN memegang tanggungjawab akhir atas penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerahNORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) & NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) &
SPM SPM
PENYELENGGARAAN & BINWAS URUSAN PEMERINTAHAN PENYELENGGARAAN & BINWAS URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN KONKUREN (Pasal 16 s.d Pasal 18) (Pasal 16 s.d Pasal 18)
PENYELENGGAR PENYELENGGAR PEMERINTAH PEMERINTAH AAN URUSAN AAN URUSAN PENYELENGGAR PENYELENGGAR PEM WAJIB PEM WAJIB AAN URUSAN PUSAT AAN URUSAN PUSAT PELAYANAN PELAYANAN PEM KONKUREN PEM KONKUREN
DASAR (K/L) DASAR (K/L) (NSPK) (NSPK) (SPM) (SPM) KOORDINASI PENYUSUNAN DGN
K/L TERKAIT
BINW
BINW
PEDOMANPEDOMAN
AS
AS
URUSAN PEMERINTAHANURUSAN WAJIB NON PEMERINTAHAN PELAYANAN DASAR
WAJIB PELAYANAN & PILIHAN oleh prov, DASAR kab/kota oleh prov, kab/kota
PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN
WAJIB NON PELAYANAN DASAR & PILIHAN YANG DIPRIORITASKAN OLEH SETIAP DAERAH (Pasal24) PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR & PILIHAN YANG DIPRIORITASKAN OLEH SETIAP DAERAH (Pasal24) ditetapkan dengan peraturan menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari MDN
HASIL PEMETAAN WAJIB NON PELAYANA N DASAR PILIHAN
Melakukan pemetaan Urusan Pemerintahan
WAJIB NON PELAYANAN DASAR dan PILIHAN
yang diprioritaskan oleh setiap Daerah provinsi dan
Daerah kabupaten/kota.
K/L K/L PEMD A PEMD A
INTENSITAS
Urusan Pemerintahan Wajib NON
Pelayanan Dasar berdasarkan
jumlah penduduk, besarnya APBD, dan luas wilayah. untuk menentukan
Daerah yg mempunyai Urusan Pemerintahan Pilihan berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan. digunakan oleh
K/L sebagai dasar untuk pembinaan kepada Daerah digunakan oleh
Daerah dalam penetapan kelembagaan, perencanaan, dan penganggaran dalam penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan
BAB X PEMBANGUNAN BAB X PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH
( Pasal 258) ( Pasal 258)
TARGET TARGET
PEMBANGUNAN PROVINSI PEMBANGUNAN NASIONAL PROV+KAB/ PROV+KAB/ K/L
KAB PROV KOTA sinkronisasi dan
koordinasi teknis
harmonisasi koordinasi
pembangunan
teknis Dikoordinasikan
dilaksanakan oleh oleh MDN dengan Menteri
GUBERNUR sebagai
Bidang Perencanaan wakil Pemerintah Pusat
PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN DAERAH
- Peningkatan & pemerataan pendapatan masyarakat, >Peningkatan & pemerataan pendapatan masyarakat, >kesempatan kerja, >kesempatan kerja, >lapangan berusaha, >lapangan berusaha, >meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik >meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik • daya saing Daerah.
- daya saing Daerah.
HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM MENYUSUN RENCANA PEMBANGUNANAERAH Sanksi jika tidak melaksanakan
- dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk Gubernur dan/atau wakil gubernur serta oleh Gubernur sebagai wakil
Pasal 67 Huruf f Pemerintah Pusat untuk bupati dan/ Pasal 67 Huruf f atau wakil bupati atau wali kota dan/ Kewajiban Kepala Daerah & atau wakil wali kota.
Kewajiban Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah
- Dalam hal teguran tertulis telah
Wakil Kepala Daerah melaksanakan program disampaikan 2 (dua) kali berturut- melaksanakan program strategis nasional turut dan tetap tidak dilaksanakan, strategis nasional
KDH dan/atau Wakil KDH diberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan.
- Dalam hal KDH dan/atau Wakil KDH telah selesai menjalani pemberhentian sementara, tetap tidak melaksanakan program strategis nasional, yang bersangkutan
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH
( Pasal 260, Pasal 261 & Pasal 262) ( Pasal 260, Pasal 261 & Pasal 262)
Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan
Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan
Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. nasional.
RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL NASIONAL RPJPN RPJMN RKP RPJPN RPJMN RKP
Menggunakan
Menggunakan
pendekatan:
pendekatan: dikoordinasikan, disinergikan, dan
- teknokratik,
dikoordinasikan, disinergikan, dan
- teknokra
- partisipatif,
diharmonisasikan oleh BAPPEDA
- partisipatif,
diharmonisasikan oleh BAPPEDA
- politis,
PROVINSI
- politis,
PROVINSI
- atas-b
- atas-bawah • dan bawah-atas.
- dan bawah-atas.
Dirumuskan secara
Dirumuskan secara
transparan, responsif,
transparan, responsif,
efisien, efektif,
efisien, efektif,
RPJPD RPJMD RKPD
akuntabel, partisipatif,
akuntabel, partisipatif,
RENCANA PEMBANGUNAN
terukur, berkeadilan,
RENCANA PEMBANGUNAN
terukur, berkeadilan, DAERAH PROVINSI, KAB/KOTA dan berwawasan DAERAH PROVINSI, KAB/KOTA dan berwawasan lingkungan.
DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Ditetapkan dengan
Perkada
kepala daerah terpilih dilantik ditetapkan dengan
PERDA, paling lama 6 (enam) bulan setelah
RPJPD periode sebelumnya berakhir Ditetapkan dengan
PERDA, paling lama 6 (enam) bulan setelah
( Pasal 263 & Pasal 264)
( Pasal 263 & Pasal 264) RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata ruang wilayah.
memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
(lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD yang
program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata ruang wilayah.
RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah
Ditetapkan dengan PERDA, paling lama 6 (enam) bulan setelah RPJPD periode sebelumnya berakhir
FUNGSI DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
( Pasal 265 & Pasal 266) ( Pasal 265 & Pasal 266)
menjadi pedoman dalam Apabila penyelenggara
menjadi pedoman dalam
perumusan visi, misi, dan Pemerintahan Daerah tidak
perumusan visi, misi, dan
RPJPD RPJPD
program calon kepala menetapkan Perda tentang
program calon kepala
daerah
RPJPD dan RPJMD anggota daerah
DPRD dan kepala daerah
dikenai sanksi administratif sebagai instrumen berupa tidak dibayarkan hak-hak evaluasi keuangan yang diatur dalam
RPJMD
penyelenggaraan ketentuan peraturan perundang- Pemerintahan Daerah undangan selama 3 (tiga) bulan.
Apabila kepala daerah tidak
- sebagai instrumen evaluasi menetapkan Perkada tentang
RKPD, kepala daerah dikenai
penyelenggaraan sanksi administratif berupa tidak Pemerintahan Daerah
RKPD
- menjadi pedoman dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam peraturan kepala daerah dalam perundang-undangan selama 3 menyusun KUA serta (tiga) bulan.
PPAS.
PRINSIP PENGATURAN PELAYANAN PUBLIK
1. Pemda wajib menjamin penyelenggaraan pelayanan publik berdasarkan urusan pemerintahan yg menjadi kewenangannya
2. Manajemen pelayanan publik ( pelaksanaan Pelayanan, pengaduan masyarakat, pengelolaan informasi, pengawasan internal, penyuluhan kpd masyarakat, konsultasi )
3. Pemda dpt membentuk Forum Komunikasi dan BLUD
4. Pemda wajib mengumumkan informasin pelaynan publik,
jika tidak kena sanksi administratib (pembinaan khusus).
5. Pemda wajib memberikan pelayanan perijinan ---- PTSP---- jika tidak, sanksi administratif berupa pengambil alihan
6. Masyarakat berhak mengadukan pelayanan publik yg tdk sesuai kpd Pemda, Ombudsman, dan DPRD.. Kepala daerah wajib melaksanakan rekomendasi ombudsman,
SEKIAN & TERIMA KASIH SEKIAN & TERIMA KASIH