Sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2014

  SOSIALISASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH SOSIALISASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2014

  • ttg Pemda • perubahan mendasar pd format otoda dan substansi desentralisasi
  • perimbangan keuangan antara pempus dan pemda
  • ttg Pemerintahan Daerah pengganti UU 22/1999
  • ttg Perimbangan Keuangan antara pemerinah Pusat dan pemerintah Daerah pengganti UU 25/1999
  • Ttg Pemda pengganti UU 32/2004

  UU 23/201

  • UU pokok PEMDA yg mencakup semua pengaturan pokok yg berkaitan dgn pemda & menjadi acuan UU sektor yg kewenangannya di desentralisasikan.

  4 UU 23/201

  4 SEJARAH OTONOMI DAERAH DI

  INDONESIA

INDONESIA SEJARAH OTONOMI DAERAH DI

UU 22/1999 UU 22/1999

UU 25/1999 UU 25/1999

UU 32/2004 UU 32/2004

UU 33/2004 UU 33/2004

  

LATAR

LATAR

BELAKANG BELAKANG

  1. Hasil kajian akademik atas materi UU 32/2004 & implementasi

  1. Hasil kajian akademik atas materi UU 32/2004 & implementasi Naskah Akademik otda -

  , yang antara lain menyatakan: otda - Naskah Akademik, yang antara lain menyatakan:

  • bahwa UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah tidak sesuai
  • bahwa UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah tidak sesuai

  lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga tuntutan penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga perlu diganti; perlu diganti;

  • dalam pelaksanaan UU 32/2004 muncul beberapa masalah
  • dalam pelaksanaan UU 32/2004 muncul beberapa masalah

  baru yang perlu memperoleh perhatian pemerintah dan baru yang perlu memperoleh perhatian pemerintah dan semua pemangku kepentingan. semua pemangku kepentingan.

  • ketidakjelasan pengaturan dalam UU 32/2004 sering
  • ketidakjelasan pengaturan dalam UU 32/2004 sering

  menimbulkan intepretasi yang berbeda dari berbagai menimbulkan intepretasi yang berbeda dari berbagai kelompok kepentingan dan menjadi salah satu sumber kelompok kepentingan dan menjadi salah satu sumber konflik antar susunan pemerintahan dan aparatnya. konflik antar susunan pemerintahan dan aparatnya.

  2. Sudah masuk dlm prolegnas 2010, revisi menjadi RUU inisiatif

  2. Sudah masuk dlm prolegnas 2010, revisi menjadi RUU inisiatif pemerintah pemerintah

TUJUAN TUJUAN

  memperbaiki berbagai kelemahan memperbaiki berbagai kelemahan dari UU Nomor 32 Tahun 2004 dari UU Nomor 32 Tahun 2004 terkait dengan konsep kebijakan terkait dengan konsep kebijakan desentralisasi dalam negara desentralisasi dalam negara kesatuan, ketidakjelasan kesatuan, ketidakjelasan pengaturan dalam berbagai aspek pengaturan dalam berbagai aspek penyelenggaraan pemerintah penyelenggaraan pemerintah daerah, dan hubungan antara daerah, dan hubungan antara pemerintah dengan warga dan pemerintah dengan warga dan

  Isu Strategis Revisi UU Nomor 32 Tahun Isu Strategis Revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 2004

  1. PEMBENTUKAN

  8. KEUANGAN DAERAH DAERAH OTONOM

  9. BINWAS

  2. PILKADA

  10. PERAN GUB. SBG

  3. PEMBAGIAN URUSAN WAKIL PST PEM.

  11. KAWASAN KHUSUS

  4. PERATURAN DAERAH

  12. DESA

  5. KELEMBAGAAN DRH

  13. MUSPIDA 6. PENGEMB.

  14. DPOD APARATUR DRH 15.

INOVASI DRH

7. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

  UU Nomor 23 Tahun 2014 ttg UU Nomor 23 Tahun 2014 ttg PEMDA PEMDA

  1.BATANG TUBUH (27 BAB dan 411 Pasal)

  2.PENJELASAN PASAL

  3.LAMPIRAN (PEMBAGIAN URUSAN

PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA

PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/ KOTA)

DESENTRALISASI URUSAN PEMERINTAHAN DESENTRALISASI URUSAN PEMERINTAHAN BPK BPK DPR DPR PRESIDEN MPR MPR MA MA DAERAH OTONOM DESENTRALIS ASI

  INSTANSI

  VERTIKAL

  INSTANSI

  VERTIKAL

  DELEGASI

BADAN PENGELOLA, BUMN, OTORITA BADAN PENGELOLA, BUMN, OTORITA DEKONSENTR ASI

  BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN

  (Pasal 5 s.d Pasal 8)

  BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN

  (Pasal 5 s.d Pasal 8) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah Urusan Pemerintahan tertentu Pemegang Kekuasaan pemerintahan sesuai dengan UUD Negara RI Thn 1945 PRESIDEN RI PRESIDEN RI

  

MENTER

  

I

MENTER

  

I

Desentralis asi Dekonsentr asi

  MENTER

  I MENTER

  I Tugas Pembantua n

  PEMERINTAH PUSAT menetapkan KEBIJAKAN sebagai dasar dalam menyelenggarakan URUSAN PEMERINTAHAN

BAB IV URUSAN BAB IV URUSAN PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN

  ( Pasal 9 s.d Pasal 26) ( Pasal 9 s.d Pasal 26)

KONKURE PEMERINTA KONKURE PEMERINTA ABSOLUT ABSOLUT

  HAN UMUM N HAN UMUM N Sepenuhnya dibagi antara menjadi kewenangan Presiden Pemerintah Pusat sbg kepala pemerintahan kewenangan & provinsi & kab/ kota . Pemerintah Pusat

  6 Urusan Meliputi:

  6 Urusan

  politik luar

  • Pemerintahan

  pembinaan wawasan

  • negeri

  kebangsaan & ketahanan Wajib Pelayanan pertahanan

  • nasional

  Dasar pembinaan persatuan dan keamanan

  • kesatuan bangsa
  • 18 Urusan

  yustisi

  • Pemerintahan

  pembinaan kerukunan

  • moneter dan Wajib Non •

  antarsuku & intrasuku, umat Pelayanan Dasar fiskal nasional beragama, ras, dan golongan

  • lainnya guna mewujudkan

  Agama

8 Urusan Pemerintah Pusat :

  stabilitas kemanan lokal, Pemerintahan

  melaksanakan

  • regional, dan nasional Pilihan.

  sendiri

  Konflik sosial

  • melimpahkan kpd
  • koordinasi pelaksanaan
  • Instansi Vertikal

  tugas

  di Daerah atau

  pengembangan kehidupan

  • gubernur sebagai

  demokrasi

  wakil Pemerintah

  pelaksanaan semua Urusan

  Urusan Pemerintahan Konkuren Kewenangan Urusan Pemerintahan Konkuren Kewenangan Daerah Daerah

  Urusan Urusan Pemerintahan

  Urusan Urusan Pemerintahan ( Pasal 11) ( Pasal 11)

  Urusan Pemerintahan

  Urusan Pemerintahan

  Pemerintahan Wajib Wajib Non Pelayanan

  Pemerintahan Wajib Wajib Non Pelayanan

  Pilihan

  Pilihan

18 URUSAN

  Pelayanan Dasar Dasar

  Pelayanan Dasar Dasar tenaga kerja

  • 6 URUSAN:

  8 URUSAN: pemberdayaan

  • pendidikan
  • perempuan dan kelautan dan
  • pelindungan anak kesehatan

  perikanan

  • pangan
  • pariwisata pekerjaan umum

  pertanahan

  • dan penataan

  pertanian

  • lingkungan hidup
  • ruang

  kehutanan;

  • administrasi
  • perumahan rakyat
  • energi dan sumber
  • kependudukan dan dan kawasan

  daya mineral; pencatatan sipil permukiman perdagangan;

  • pemberdayaan
  • ketenteraman,
  • masyarakat dan Desa perindustrian; dan
  • ketertiban umum,

    pengendalian penduduk

  • transmigrasi.
  • dan pelindungan

    dan keluarga berencana

    Masyarakat
  • perhubungan;
  • komunikasi &
  • sosial.
  • informatika koperasi, usaha kecil,
  • dan menengah penanaman modal
  • kepemudaan dan olah
  • raga statistik
  • persandian
  • kebudayaan;
  • >perpustakaan;

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN

  

Pemerintah Pusat dan Provinsi serta Kabupaten/Kota

(Pasal 13)

  

Pemerintah Pusat dan Provinsi serta Kabupaten/Kota

(Pasal 13)

PRINSIP AKUNTABILITAS, EFISIENSI, DAN

PRINSIP AKUNTABILITAS, EFISIENSI, DAN

  

EKSTERNALITAS, SERTA KEPENTINGAN STRATEGIS

NASIONAL

  

EKSTERNALITAS, SERTA KEPENTINGAN STRATEGIS

NASIONAL

KRITERIA URUSAN

PEMERINTAHAN PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PUSAT

DAERAH KABUPATEN/ KOTA DAERAH KABUPATEN/ KOTA

DAERAH PROVINSI DAERAH PROVINSI

  lokasi, penggunanya, manfaat atau dampak negatifnya lintas

  Daerah kabupaten/kota

  atau yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional.

  Daerah Provinsi

  lokasi, penggunanya, manfaat atau dampak negatifnya dalam

  Daerah kabupaten/kota

  penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh

  Daerah kabupaten/kota

  Pemerintah Pusat dan/

  penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh

  Daerah provinsi atau lintas negara

  lokasi, penggunanya, manfaat atau dampak negatifnya lintas

  penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh

  PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

  KONKUREN KONKUREN (Pasal 19 s.d Pasal 23) (Pasal 19 s.d Pasal 23)

  URUSAN KONKUREN PEMERINTAH DAERAH DAERAH KAB/ PEMERINTAH DAERAH DAERAH KAB/ PUSAT PROVINSI KOTA PUSAT PROVINSI KOTA

SENDIRI SENDIRI SENDIRI

SENDIRI SENDIRI SENDIRI

  Menugasi oleh PEMPUS oleh Daerah Provinsi oleh Daerah Kab/Kota Menugasi oleh PEMPUS oleh Daerah Provinsi oleh Daerah Kab/Kota

DAERAH KAB/

DAERAH KAB/

  Melimpahkan kpd Melimpahkan kpd Menugasi DESA Menugasi DESA

  

KOTA

KOTA

GUBERNUR/ GUBERNUR/

  ditetapkan dengan

  ditetapkan dengan asas tugas

  INSTANSI VERTIKAL asas tugas

  INSTANSI VERTIKAL

  peraturan bupati/

  

pembantuan

peraturan bupati/

pembantuan

asas dekonsentrasi asas dekonsentrasi

  wali kota sesuai ditetapkan

  wali kota sesuai ditetapkan

  Dilaksanakan oleh INS

  Dilaksanakan oleh INS

  dengan ketentuan ditetapkan dengan

  dengan ketentuan

  VERTIKAL tanpa

  ditetapkan dengan

  VERTIKAL tanpa

  peraturan peraturan gubernur persetujuan Gubernur

  peraturan peraturan gubernur persetujuan Gubernur

  perundang- sbg wakil Pempus sesuai dengan

  perundang- sbg wakil Pempus sesuai dengan

  undangan apabila Pembentukan ketentuan

  undangan apabila Pembentukan ketentuan

  INSTANSI VERTIKAL

  INSTANSI VERTIKAL peraturan peraturan

  • Daerah berhak menetapkan disebut dlm

  disebut dlm

  perundang- kebijakan Daerah dlm

  

perundang-

Menugasi DAERAH

  UUD 45

  Menugasi DAERAH Menugasi DESA UUD 45 melaksanakan TP.

  

Menugasi DESA undangan.

undangan.

ditetapkan dengan

  • Anggaran TP disediakan

  ditetapkan dengan asas tugas peraturan gubernur

  oleh yg menugasi

  asas tugas peraturan gubernur sesuai • Laporan TP disampaikan pembantuan sesuai pembantuan

  KDH penerima TP kpd

  denganketentuan

  ditetapkan dengan

  denganketentuan ditetapkan dengan

  DPRD + LKPD dalam

  

peraturan perundang-

  peraturan Menteri/

  

peraturan perundang-

peraturan Menteri/ dokumen yang terpisah.

undangan.

  Kepala Lembaga undangan.

  Kepala Lembaga

  berkoordinasi dgn MDN

  

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

  TERHADAP PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN TERHADAP PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

OLEH DAERAH

OLEH DAERAH

  

(Pasal 7 & Pasal 8)

(Pasal 7 & Pasal 8)

  PEMERINTAH PEMERINTAH PUSAT PUSAT

  melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah

  Menteri/Kepala Menteri/Kepala Lembaga pemerintah Lembaga pemerintah MDN MDN nonkementerian nonkementerian

  Binwas penyelenggaraan Mengkoordinasikan

  Urusan Pemerintahan oleh Binwas secara

  Provinsi NASIONAL

  GUBERNUR GUBERNUR GUBERNUR GUBERNUR GUBERNUR GUBERNUR

  Binwas Binwas Binwas penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan urusan urusan urusan pemerintahan oleh pemerintahan oleh pemerintahan oleh

  Daerah kab/kota Daerah kab/kota Daerah kab/kota

  

PRESIDEN memegang tanggungjawab akhir atas penyelenggaraan urusan pemerintahan

yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah

  NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) & NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) &

  SPM SPM

  PENYELENGGARAAN & BINWAS URUSAN PEMERINTAHAN PENYELENGGARAAN & BINWAS URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN KONKUREN (Pasal 16 s.d Pasal 18) (Pasal 16 s.d Pasal 18)

  PENYELENGGAR PENYELENGGAR PEMERINTAH PEMERINTAH AAN URUSAN AAN URUSAN PENYELENGGAR PENYELENGGAR PEM WAJIB PEM WAJIB AAN URUSAN PUSAT AAN URUSAN PUSAT PELAYANAN PELAYANAN PEM KONKUREN PEM KONKUREN

  DASAR (K/L) DASAR (K/L) (NSPK) (NSPK) (SPM) (SPM) KOORDINASI PENYUSUNAN DGN

  

K/L TERKAIT

BINW

BINW

PEDOMAN

  PEDOMAN

AS

AS

URUSAN PEMERINTAHAN

  URUSAN WAJIB NON PEMERINTAHAN PELAYANAN DASAR

  WAJIB PELAYANAN & PILIHAN oleh prov, DASAR kab/kota oleh prov, kab/kota

PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN

  WAJIB NON PELAYANAN DASAR & PILIHAN YANG DIPRIORITASKAN OLEH SETIAP DAERAH (Pasal24) PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR & PILIHAN YANG DIPRIORITASKAN OLEH SETIAP DAERAH (Pasal24) ditetapkan dengan peraturan menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari MDN

  HASIL PEMETAAN WAJIB NON PELAYANA N DASAR PILIHAN

  Melakukan pemetaan Urusan Pemerintahan

  WAJIB NON PELAYANAN DASAR dan PILIHAN

  yang diprioritaskan oleh setiap Daerah provinsi dan

  Daerah kabupaten/kota.

  K/L K/L PEMD A PEMD A

  INTENSITAS

  Urusan Pemerintahan Wajib NON

  Pelayanan Dasar berdasarkan

  jumlah penduduk, besarnya APBD, dan luas wilayah. untuk menentukan

  Daerah yg mempunyai Urusan Pemerintahan Pilihan berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan. digunakan oleh

  K/L sebagai dasar untuk pembinaan kepada Daerah digunakan oleh

  Daerah dalam penetapan kelembagaan, perencanaan, dan penganggaran dalam penyelenggaraan Urusan

  Pemerintahan

BAB X PEMBANGUNAN BAB X PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH

  ( Pasal 258) ( Pasal 258)

TARGET TARGET

PEMBANGUNAN PROVINSI PEMBANGUNAN NASIONAL PROV+KAB/ PROV+KAB/ K/L

  KAB PROV KOTA sinkronisasi dan

  koordinasi teknis

  harmonisasi koordinasi

  pembangunan

  teknis Dikoordinasikan

  dilaksanakan oleh oleh MDN dengan Menteri

  GUBERNUR sebagai

  Bidang Perencanaan wakil Pemerintah Pusat

PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN DAERAH

  • Peningkatan & pemerataan pendapatan masyarakat, >Peningkatan & pemerataan pendapatan masyarakat, >kesempatan kerja, >kesempatan kerja, >lapangan berusaha, >lapangan berusaha, >meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik >meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik daya saing Daerah.
  • daya saing Daerah.

HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN

  DALAM MENYUSUN RENCANA PEMBANGUNANAERAH Sanksi jika tidak melaksanakan

  • dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk Gubernur dan/atau wakil gubernur serta oleh Gubernur sebagai wakil

  Pasal 67 Huruf f Pemerintah Pusat untuk bupati dan/ Pasal 67 Huruf f atau wakil bupati atau wali kota dan/ Kewajiban Kepala Daerah & atau wakil wali kota.

  Kewajiban Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah

  • Dalam hal teguran tertulis telah

  Wakil Kepala Daerah melaksanakan program disampaikan 2 (dua) kali berturut- melaksanakan program strategis nasional turut dan tetap tidak dilaksanakan, strategis nasional

  KDH dan/atau Wakil KDH diberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan.

  • Dalam hal KDH dan/atau Wakil KDH telah selesai menjalani pemberhentian sementara, tetap tidak melaksanakan program strategis nasional, yang bersangkutan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH

  ( Pasal 260, Pasal 261 & Pasal 262) ( Pasal 260, Pasal 261 & Pasal 262)

  Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan

  Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan

  Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan

  Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. nasional.

RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL NASIONAL RPJPN RPJMN RKP RPJPN RPJMN RKP

  Menggunakan

  Menggunakan

  pendekatan:

  pendekatan: dikoordinasikan, disinergikan, dan

  • teknokratik,

  dikoordinasikan, disinergikan, dan

  • teknokra
  • partisipatif,

  diharmonisasikan oleh BAPPEDA

  • partisipatif,

  diharmonisasikan oleh BAPPEDA

  • politis,

  PROVINSI

  • politis,

  PROVINSI

  • atas-b
  • atas-bawah • dan bawah-atas.
  • dan bawah-atas.

  Dirumuskan secara

  Dirumuskan secara

  transparan, responsif,

  transparan, responsif,

  efisien, efektif,

  efisien, efektif,

RPJPD RPJMD RKPD

  akuntabel, partisipatif,

  akuntabel, partisipatif,

RENCANA PEMBANGUNAN

  terukur, berkeadilan,

RENCANA PEMBANGUNAN

  terukur, berkeadilan, DAERAH PROVINSI, KAB/KOTA dan berwawasan DAERAH PROVINSI, KAB/KOTA dan berwawasan lingkungan.

DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

  Ditetapkan dengan

  Perkada

  kepala daerah terpilih dilantik ditetapkan dengan

  PERDA, paling lama 6 (enam) bulan setelah

  RPJPD periode sebelumnya berakhir Ditetapkan dengan

  PERDA, paling lama 6 (enam) bulan setelah

  ( Pasal 263 & Pasal 264)

  ( Pasal 263 & Pasal 264) RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata ruang wilayah.

  memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

  (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD yang

  program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5

  RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan

  kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata ruang wilayah.

  RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah

  Ditetapkan dengan PERDA, paling lama 6 (enam) bulan setelah RPJPD periode sebelumnya berakhir

FUNGSI DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

  ( Pasal 265 & Pasal 266) ( Pasal 265 & Pasal 266)

  menjadi pedoman dalam Apabila penyelenggara

  menjadi pedoman dalam

  perumusan visi, misi, dan Pemerintahan Daerah tidak

  perumusan visi, misi, dan

RPJPD RPJPD

  program calon kepala menetapkan Perda tentang

  program calon kepala

  daerah

  RPJPD dan RPJMD anggota daerah

  DPRD dan kepala daerah

  dikenai sanksi administratif sebagai instrumen berupa tidak dibayarkan hak-hak evaluasi keuangan yang diatur dalam

  RPJMD

  penyelenggaraan ketentuan peraturan perundang- Pemerintahan Daerah undangan selama 3 (tiga) bulan.

  Apabila kepala daerah tidak

  • sebagai instrumen evaluasi menetapkan Perkada tentang

  RKPD, kepala daerah dikenai

  penyelenggaraan sanksi administratif berupa tidak Pemerintahan Daerah

  RKPD

  • menjadi pedoman dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam peraturan kepala daerah dalam perundang-undangan selama 3 menyusun KUA serta (tiga) bulan.

  PPAS.

PRINSIP PENGATURAN PELAYANAN PUBLIK

  1. Pemda wajib menjamin penyelenggaraan pelayanan publik berdasarkan urusan pemerintahan yg menjadi kewenangannya

  2. Manajemen pelayanan publik ( pelaksanaan Pelayanan, pengaduan masyarakat, pengelolaan informasi, pengawasan internal, penyuluhan kpd masyarakat, konsultasi )

  3. Pemda dpt membentuk Forum Komunikasi dan BLUD

  4. Pemda wajib mengumumkan informasin pelaynan publik,

jika tidak kena sanksi administratib (pembinaan khusus).

  5. Pemda wajib memberikan pelayanan perijinan ---- PTSP---- jika tidak, sanksi administratif berupa pengambil alihan

  6. Masyarakat berhak mengadukan pelayanan publik yg tdk sesuai kpd Pemda, Ombudsman, dan DPRD.. Kepala daerah wajib melaksanakan rekomendasi ombudsman,

  SEKIAN & TERIMA KASIH SEKIAN & TERIMA KASIH