Riset Operasi Kuliah 3 Perumusan Persoalan dan Pembuatan Model
Perumusan Persoalan
dan Pembuatan Model Bhenu Artha 081377328181 Pentingnya Perumusan Persoalan
Memodelkan situasi atau permasalahan merupakan bagian utama sebelum dapat diselesaikan dengan metoda-metoda yang ada pada riset operasi.
Model Riset Operasi didefinisikan sebagai suatu representasi ideal dan sederhana dari sistem yang sebenarnya.
Sistem disini adalah : ◦ Sistem yang ada pada saat ini.
Sistem yang menunggu untuk/akan
◦
dijalankan
Sistem Yang Ada Sekarang :
Tujuan pembentukan model untuk menganalisa
tingkah laku sistem agar dapat diperbaiki kinerjanya Sistem Yang Akan Dijalankan : Tujuan pembentukan model untuk mengidentifikasi struktur yang terbaik dari sistem mendatang
Tahapan Dalam Pemodelan
Pendefinisian Permasalahan Formulasi Model Matematis Penurunan Solusi dari Model Pengujian Model Penerapan Model
Pendefinisian Permasalahan
Untuk memudahkan dalam penyelesaian masalah adalah mendifinisikan permasalahan dengan benar dan tepat, meliputi :
Menentukan obyektif yang sesuai
Batasan-batasan yang relevan
Hubungan antara area yang dipelajari dengan area organisasi
Alternatif yang ada untuk penyelesaian
Formulasi Model Matematis
Tipe dari model Riset Operasi adalah :Model Simbolis atau Matematis
karena:
- Variabel yang relevan dengan
permasalahan sifatnya “quantifyable’
- Merupakan model yang dapat dianalisis secara matematis dan memberikan solusi terbaik
Formulasi Model Matematis
Model matematis terdiri dari 3 elemen dasar, yaitu
:1. Variabel Keputusan dan Parameter : Variabel keputusan adalah sesuatu yang ditetapkan dari solusi model.
Parameter merepresentasikan variabel- variabel yang terkendali
2. Batasan : Memberikan batasan pada variabel keputusan yang menghasilkan nilai yang layak. Diekspresikan dalam bentuk fungsi
Formulasi Model Matematis – cont’d
Didifinisikan sebagai ukuran dari keefektifan sistem sebagai fungsi matematik dari varil-variabel keputusan.
Berperan sebagai indikator untuk mencapai solusi yang optimal.
Solusi yang optimal diperoleh ketika nilai
yang berhubungan dengan variabel
keputusan menghasilkan nilai terbaik dari fungsi obyektif yang sesuai denganFormulasi Model Matematis – cont’d
Bentuk Matematis dari Riset Operasi : Optimasi x = f ( x , …., x ) 1 n Batasan : g (x , …., x ) b , i = 1,2,…,m j 1 n i x 0, j = 1,2,…,n
Keterangan : f : fungsi obyektif b : batasan yang diketahui j i x 0 : batasan non negatif.
Penurunan Solusi dari Model
Penyederhanaan yang umum :
Tahapan ini merupakan penyederhanaan dari model
matematika untuk mempermudah
penelusuran secara analitis- Mengkonversikan variabel diskrit menjadi kontinu
- Membuat linier dari fungsi yang non-linier
Pengujian Model
Tahapan ini merupakan validasi dari model yang telah dibuat.
Suatu model dinyatakan valid bila
◦
Merepresentasikan sistem secara tepat dan benar
◦ Memberikan prediksi yang andal akan kinerja sistem
◦ Dalam kondisi masukan (input) serupa dapat menghasilkan kembali kinerja masa lalu dari sistem
Metode yang umum untuk pengujian validitas model adalah membandingkan kinerjanya saat ini dengan menggunakan data untuk sistem aktual
Contoh
Ada dua tujuan yang akan dicapai yaitu O 1 dan O dengan dua alternatif tindakan yaitu 2 A dan A dan telah ditentukan nilai efisiensi 1 2 bagi setiap tujuan seperti dalam tabel
O O 1 2
berikut:
A 0,8 0,4 1 A 0,2 0,6 2 Tindakan mana yang harus diambil? Apabila O lebih penting daripada O maka 1 2 harus memilih tindakan A , dan apabila O 1 2 lebih penting maka harus memilih tindakan
O 1 Bagaimana membuat kriteria pemilihan secara eksplisit? memerlukan ukuran efektivitas Misalnya kepentingan relatif O adalah 0,3 dan O 1 2 adalah 0,7. Efisiensi untuk setiap tindakan dapat digambarkan dengan tabel berikut:
A1 0,3 x 0,8 = 0,24 0,7 x 0,4 = 0,28 A2 0,3 x 0,2 = 0,06 0,7 x 0,6 = 0,42 Jumlah efisiensi untuk setiap tindakan dapat
disebut efektivitas relatif yang dapat dipergunakan
untuk dasar pemilihan tindakan.Dengan demikian untuk mencapai tujuan O , maka
2 tindakan yang dipilih adalah A 2Penyuntingan Objektif
Ada tiga tahapan yaitu: Pertama, meneliti daftar objektif untuk
menentukan kalau ada pencapaian objektif
yang hanya merupakan perantara saja atau
seagai alat untuk menjadi objektif sesungguhnya Kedua, meneliti setiap objektif serta menghubungkannya dengan aternatif tindakan untuk menentukan apakah pencapaian suatu objektif berhubungan langsung dengan pemilihan alternatif tindakan
Ketiga, menggabungkan objektif dari
berbagai pihak yang memang sama, misalnya pemilik perusahaan dan karyawan memang sama-sama tertarik untuk mempertahankan stable employment, produsen/penjual dan pembeli sama-sama ingin mencapai harga yang relatif rendah dengan mutu barang yang bagus
Penyuntingan Alternatif Pengambilan Tindakan
Perlu kiranya dilakukan penelitian terhadap daftar alternatif pengambilan tindakan, karena sangat dimungkinkan ada yang dapat dihilangkan dari daftar apabila memang tidak diperlukan. Misalnya rencana penempatan pabrik di suatu tempat dimana pajak tanahnya sangat tinggi dan tidak dapat ditawar lagi, maka keputusan untuk mendirikan pabrik di tempat tersebut diurungkan saja, dicoret dari daftar alternatif
Mendefinisikan Ukuran Efektivitas
Ukuran efektivitas mencakup dua
komponen: Pentingnya objektif yang akan dicapai
Efisiensi pengambilan tindakan Langkah yang diperlukan untuk membentuk ukuran efektivitas secara kuantitatif:
1. Buat ukuran efisiensi relatif terhadap setiap objektif 2.
Apabila ternyata ukuran efisiensi dari langkah pertama berbeda, maka harus dicari suatu cara untuk mengubahnya menjadi ukuran efisiensi yang seragam atau baku
3. Untuk setiap tindakan dan setiap objektif tentukan probabilitas untuk mencapai setiap tingkatan kemungkinan efisiensi. Hal ini merupakan fungsi efisiensi untuk setiap
4. Untuk setiap pengambilan tindakan, jumlahkan fungsi efisiensi agar diperoleh suatu efisiensi gabungan relatif terhadap seluruh objektif. Hasilnya merupakan fungsi efektivitas untuk setiap pengambilan tindakan relatif terhadap seluruh himpunan objektif
5. Nyatakan objektif dari proses keputusan sebagai usaha untuk mengoptimalkan output, seperti memaksimumkan penerimaan hasil penjualan, keuntungan atau meminimumkan jumlah biaya
Bentuk return function untuk setiap pengambilan tindakan. Return function dinyatakan dalam rata-rata atau nilai harapan hasil atau output, misalnya rata-rata keuntungan atau kerugian, dimana X = suatu output dengan probabilitas p(x) = P (X=x), dan E(X) = rata-rata harapan (X) Apabila semua objektif sudah dinyatakan secara kuantitatif, misalnya meningkatkan keuntungan netto
atau share pasar, maka prosedur berikut dapat digunakan
1. untuk menimbang objektif: Tentukan satuan (unit) atas dasar mana setiap objektif dapat didefinisikan, misalnya: (a) tingkatkan kemampuan neto dengan x juta, (b) tingkatkan share pasar menjadi y%, (c) turunkan rata-rata waktu pelayanan menjadi hari (jam) atau satuan waktu 2. lainnya Pilih objektif yang paling penting dan satu objektif 3. lainnya Ulangi langkah (2), bandingkan satuan (unit) yang dipergunakan pada setiap objektif lainnya dengan yang dipergunakan dalam objektif yang paling pentingModel dalam Riset Operasi
Model adalah abstraksi atau penyederhanaan realitas dari suatu sistem yang kompleks Model menunjukkan hubungan-hubungan (langsung atau tidak langsung) dari aksi dan reaksi dalam pengertian sebab dan akibat Model harus mencerminkan semua aspek realitas yang sedang diteliti Model adalah suatu fungsi tujuan dengan
seperangkat kendala yang diekspresikan dalam
bentuk variabel keputusanAlasan pembentukan model
Menemukan variabel-variabel yang penting atau menonjol dalam suatu permasalahan Mengetahui hubungan antar variabel- variabel
Jenis Model Iconic (physical) Model
Penyajian fisik yang tampak seperti aslinya dari suatu sistem nyata dengan skala yang berbeda Model ini mudah untuk mengamati,
membangun dan menjelaskan tetapi
sulit untuk memanipulasi dan tidak dapat digunakan untuk tujuan peramalan Biasanya menunjukkan peristiwa statikJenis Model – cont’d Analogue Model
tidak kelihatan sama antara model
dengan sistem nyata Lebih mudah untuk memanipulasi danLebih abstrak dari model iconic, karena
dapat menunjukkan situasi dinamis
Umumnya lebih berguna dari pada
model iconic karena kapasitasnya yang besar untuk menunjukkan ciri-ciriMathematical (Symbolic) Model
Sifatnya paling abstrak
Menggunakan seperangkat simbol matematis untuk menunjukkan
komponen-komponen (dan hubungan
antar mereka) dari sistem nyata Dibedakan menjadi model deterministik dan model probabilistik
Model Deterministik
Dibentuk dalam situasi penuh kepastian (certainty)
Memerlukan penyederhanaan- penyederhanaan dari realitas karena kepastian jarang terjadi
Keuntungannya: dapat dimanipulasi dan diselesaikan lebih mudah
Model Probabilistik
Dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty)
Lebih sulit di analisis, meskipun representasi ketidakpastian dalam model dapat menghasilkan suatu penyajian sistem nyata yang lebih realistis
Penyederhanaan Model 1.
Melinierkan hubungan yang tidak linier 2. Mengurangi banyaknya variabel atau kendala
3. Merubah sifat variabel, misalnya dari
diskrit menjadi kontinyu 4. Mengganti tujuan ganda menjadi tujuan tunggal
5. Mengeluarkan unsur dinamik (membuat
model menjadi statik) 6. Mengasumsikan variabel random menjadi
Program 0-1
Merupakan kasus bilangan bulat, dimana xi = (0,1) untuk semua i
Secara umum, jika ada n variabel, maka n ada 2 kemungkinan penyelesaian
Penyelesaian program 0-1 yang lebih efisien dilakukan dengan metode enumerasi implisit
Metode enumerasi implisit
Dasar metode ini adalah mengenumerasi sebagian kecil dari semua kemungkinan penyelesaian (yang kalau dicoba semuanya berjumlah 2n buah). Penyelesaian yang tidak fisibel atau akan menghasilkan nilai yang tidak lebih optimal dari nilai penyelesaian yang sudah didapat sebelumnya dapat diabaikan Variabel yang A sudah ditetapkan nilainya (0 atau 1) disebut variabel tetap (fixed variable). x = 1 x = 0 i i
Variabel yang belum ditetapkan nilainya disebut
B C variabel bebas (free variable)
Algoritma enumerasi implisit untuk menyelesaikan
program 0-1 adalah:1. Langkah Maju (Forward Step) Ujilah apakah suatu titik iterasi perlu dicabangkan. Jika perlu, cabangkan titik tersebut ke kiri dengan memberi nilai = 1 pada suatu variabel bebas. Lakukan terus hingga sampai
pada suatu titik yang tidak perlu dicabangkan
lagi2. Langkah Balik (Backtracking) Carilah titik terdekat di atasnya yang hanya memiliki sebuah cabang kiri. Apabila semua titik diatasnya sudah memiliki 2 cabang, hentikan
Untuk kemudahan proses, program 0-1 dapat dinyatakan dalam bentuk standar sebagai berikut: Minimumkan dengan kendala:
... Apabila semua bi > 0, maka penyelesaian optimalnya adalah x 1 = x 2 = ... = x n = 0 Penyelesaian ini akan optimal karena c j > 0 Perubahan soal ke bentuk standar program 0-1 dilakukan 1. dengan cara: Jika soal memaksimumkan, jadikan ke soal meminimumkan dengan mengalikan fungsi c j di sasaran dengan (-1) 2. Jika ada kendala pertidaksamaan >, ubah ke bentuk
pertidaksamaan < dengan mengalikan kedua ruasnya
3. dengan (-1) Jika ada kendala bentuk persamaan, ubahlah menjadi 2 buah kendala yang masing-masing berupa pertidaksamaan < dan > 4. Jika ada c k < 0, gantilah x k dengan (1-x k ), baik pada Untuk mengurangi jumlah titik iterasi maka pada setiap titik dilakukan proses uji penyelesaian nol (zero completion test) dan uji infisibilitas (infeasibility test). Kedua uji ini akan digunakan untuk menentukan apakah titik tersebut perlu dicabangkan atau tidak.
Jika perlu, lakukan pencabangan kiri dengan mengambil x = 1. Jika tidak perlu i dicabangkan, lakukan proses backtracking
Uji Penyelesaian Nol
Penyelesaian nol adalah pemberian nilai nol pada semua variabel bebas c > 0 sehingga j pemberian nilai nol pada semua variabel bebas tersebut akan menyebabkan nilai fungsinya menjadi minimum
Beri nilai 0 pada semua variabel bebas Hitung nilai fungsi z z > z u titik-k memenuhi semua kendala tidak tidak ya ya Hentikan proses pada titik-k, lakukan backtracking untuk memproses titik diatasnya z menjadi batas atas baru