Majalah Ilmiah Resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI)

MEDIA DERMATO-VENEREOLOGICA INDONESlANA
Majalah Ilmiah Resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI)
Volume 44

Nomor 3, Juli 2017

ISSN 0216-0773

DAFTAR lSI
Sawitri

102

Profil pasien pruritus di poliklinik KuHt dan Kelamin divisi dermatologi geriatri RSCM Jakarta
tabun 2008-2013
Shannaz Nadia YlIslrQlyahya, Lili LegialVali, Sri Adi SlIlarsilo, Nessya Dwi Setyorini

103 - 107

Perbandingan tablet albendazol dengan krim permetrin 5% untuk pengobatan skabies
di pondok pesantren AI Muayyad Surakarta

Miral/oi W Risadini, Moerbono Mochlar. Relno Danarli·

108-112

Editorial: Berbagai tantongan di bidang dermatologi umum

A RTJKEL ASU

Efek iritasi berbagai deterjen bubuk yang umum digunakan di Indonesia
Syamsinar. Verdy, Niken Indraslllli, Dwi Relno Adi Winami, ArielBlIdiyanlo

113-117

Kualitas hidup pada subjck yang mcngaJami dandruff

Syarifalr UI/yana, Meidina K Wardoni, Nelva K Jusul

118-123

LAPORAN KASUS


Kandidiasis kutis generalisata pada bayi usia 4 bulan yang disebabkan Candida ciferii
Angglln P Yimiaswan, Talllari SHW

[24-[30

Peran histopatologi dan imunohistokimia dalam menegakkan diagnosis serta menentukan prognosis pada mikosis fungoides tipe hipopigmentasi: sebuah laporan kasus pada anak
Nahla Shihab, Sri Adi Slilarsilo, Sondang Pantljailan Sirail, Riesye Arisyanli,
Siphora Dien, Arini ASlasari Widodo

131 - 138

Liken planus generalisata pada seorang anak

139 - 144
July Iriani Ralrardja, Lies Marlysa Ramali

TINJAUAN PUSTAKA

145 - 150


Manifestasi kulit pada diabetes melitus
Vila Silvana, Filriani, Soenarlo K

Pedoman uRtuk Penulis

Artikel Asli

KUALITAS ffiDUP PADA SUIJJEK YANG
MENGALAMI DANDRUFF
Syarifah Ullyana, Meidina K Wardani, Nelva K Jusu!
Departemen llmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FK Universit(M Sumatera [jtara!RSUP Haji Adam Malik Medan

ABSTRAK

Dandruff alau pitiriasis simp/elcs atau pitiriosis aika, odaJah Icondisi abnormal pembenhlkt:m skuoma otou
leriepasnyo serpihan hlit yang berwanra puti" lekuningan dori hUt kepala dan biasmrya diseTta; rasa galal.
Hingga soat ini, dandruff merupaian masn/ali yang culup menonjol eli masyaratnt umum, hm!na ritemu~
!an paJa hampir selengalr popular; usia pmca-pubertas berbogai emik dan jenis lcelamin. Dandruff dapat

merryebablwn rasa khowatir, hilangnya Jcepercayaan diri atau rara tidak nyaman bag; paslennya seningga
menimbulJcan gangguan sosial, psikologis dan emosional.
Tujuan penelilian in; adaJah un/uk menge/anu; gambaron kualilas hidup poda subjek ~
men~aJQi
dondruff.
'enis penelilian ini adaIah.tudi deskriplif dengan rancangan cross sectional. melibollron 50 orang subjek
yang mengo[ami dandruff Setiap su6jek men)awa6 tuesioner Stindex-29 dan IUJSiI jawahan tuuioner dinifai.
Dari hasi/ penelilian didapollron balilas hidup subJek yang mengalami dandruff lerbonyak adalah sedang
dengo. ni/ai Slrindcx-29 sebesOT 18-36 (38%). diikuti dengo. balilas hldup linggi dengan ni/ai Slrindex-29
sebesar 6-17 (36%). balilas hidup 1Y:ndah dengoo ni/ai Slrindex-29 sebesar" 37 (18%), dan poling sedilcil
memi/iki kvalilas hidup lOngol tinggi dengan ni/ai Skindex~29
~ j (8%). JJerrJararIr.tm usia. jerlis lei"",'", don
durasi penyakit didapalkan kualilaf hidup lebih rendalt pada usia I.bih tua (47, J" subj.k benuia > 40Iahun),
j.n;' kelamin leloki (50%), dan subjek dengan durosi penyakill.bih lama (60%).

KIItIJ KIUlci: dandruff. kualilas hidup. Slcindex-29

QUALITY OF LIFE IN SUBJECTS WITH DANDRUFF
ABSTRACT


Korospoodemi:

n. Bunga Lau No. 17 Medan
Telplf8x. 061-836S91 S
Email: .yarifah.ullyana@yahoo.co.id
Email: danarti@Ugm.ac.id

Dandruffor pityriasis simplex or pitiriasis sicea. is considered on abnormoJ condition of the formation of
scales or detachment o/flakes alskin, yellowish-white color of the scalp. and is usually accompanied by itching. To dale. dandruff is a problem thaI ;s quite prominent among the public. because it is found that affects
nearly halfofthe population in Ihe age ofpast-puberty. various ethnic and gender. DandndJcan cause anxiety,
/03S 0/ coir./ldence 0;' discomfort jor the infected so thai may CQWe interference in social, psychological and
emotional.
The aim ofthis study is to determine the quality ofli/e in suhjecU wi/It dmtdrujf.
This research is a descriptive study with cros~etinal
design involving 50 subjects with dandruff. Each
sJlbject answered Skindex~29
questionnaires and 'he resullS of1Y!Sponsa 10 questionnaires assessed
Quality of life in most subjects with dandruff was molieraJe with value of Skindex·29 in the amount of
J8-36 (38%). followed by high quality of life with value ofSkindes-29 in the amounl of6-17 (36%). low quality
of life wilh value ofSkindes-29 in the amount of" 37 (18%), and alleast having ""'Y high quality aflife wilh

val•• ofSkindes-29 in Ihe amount of 5 5 (8%). Based an age. gender; and duration ofillness, the qwality oflife
war lower al older age (47.1% of subjects aged> 40 yean), male gender (51J'!(,). and subjecu wilh a longer
duration o/illness (6fP/o).
Keywords: dandruff.

quali~

'

of life. Skindex-19

118

MDVI

PENDAHULUAN
Dandruff. atau biasa disebut dengan ketombe atau
pitiriasis simpleks atau pitiriasis sika, adalah kelainan
skuamasi kulit kepala; dapat atau tidak berkaitan dengan
seborea. 1 Dandruff sendiri merupakan varian paling

ringan dari dermatitis seboroik. 2
Hingga saat ini, dandruff mcrupakan masalah yang
eukup menonjol di masyarakat umum karena banyak
ditemukan dan dapat menyebabkan rasa khawatir/tertekan, hilangnya kepereayaan diri atau tidak nyaman bagi
pasiennya. Penyakit ini sering ditemukan pada usia dewasa muda, sedangkan pada anak relatif jarang dan berbentuk ringan. Insidens puneak dan keparahan penyakit
terjadi pada usia sekitar 20 tahun. Dandruff biasanya
mengenai individu yang seeara konstitusional memiliki
kulit berminyak (seborrheic diathesis). Sekitar SO %
poplllasi dunia pemah mengalami penyakit ini dengan
derajat keparahan yang berbeda. 3
Patofisiologi dandruff didllga berhubungan dengan
peran hiperproliferasi epidermis, mikroorganisme dan
kelenjar sebasea-'
Gambaran klinis dandrujJ biasanya ditandai oleh
skuama yang berwama keputihan atau keabu-abuan, dapat terlepas dari permukaan kulit dan bertebaran di antara
batang rambut, jatuh pada kerah baju atau bahu pasien.'·4
Karena hal tersebut, maka dandnif! dapat menyebabkan
pasien merasa terganggu. Selain rnengganggu seeara
fisik, dandruff mungkin mempengaruhi kualitas hidup
pasien yaitu adanya gangguan seeara sosial, psikologis

dan emosional. Dandr/if! dapat menyebabkan menu runnya kualitas hidup pasien jika langkah preventif yang tepat tidak dilakukan.'
Kualitas hidup merupakan persoalan yang sangat
penting dalam psikologi kesehatan yang mencakllp sebagian besar pengertian kesehatan masyarakat. Organisasi Kesehatan DuniaIWorld Health Organization (WHO)
mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi seseorang
tentang posisinya dalam kehidupan, dalam konteks kultural dan sistem nilai di tempat dia hidup, dan berhubungan dengan tujuan, harapan, standar dan perhatian
serta berdampak pada kesehatan fisik, kondisi mental dan
independensi hubungan sosial.'
Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan/health-related quality of life (HRQL) merefleksikan
evaluasi pasien terhadap dampak penyakit dan pengobatan pada fungsi fisik, psikologis, sosial dan kesehatan.
HRQL dapat membantu dalam menentukan keputusan
klinis, pemantauan proses terapi, berkomunikasi dengan
pasien, dan mengevaluasi hasil pengobatan. Kualitas
hidup yang berhubungan dengan kesehatanlhealth-related quality of life (HRQL) dapat dinilai dengan instrumen dermatologik yang spesifik, salah satunya adalah
Skindex-29. Skindex-29 merupakan instrumen HRQL

119

Vol. 44 No.3 Tahun 2017; 1/8 - 123

yang diraneang untuk mengukur efek penyakit kulit pada

kchidupan pasien. Skindex-29 merupakan alat pengukur
yang eukup menjanjikan dalam penelitian pelayanan keschatan dan pemeriksaan medis. 6.1
Penilaian kualitas hidup pada penyakit kulit, dalam
hal ini dandrujJadalah penting dalam manajemen klinis.
Mendeteksi pasien yang berisiko lebih tinggi mengalami
kualitas hidup yang lebih buruk adalah hal yang sangat
penting agar dapat mengobati dengan cara yang lebih terintegrasi, meliputi keputusan menggunakan pengobatan
yang ada dan dukungan psikologis ul1tllk kasus yang
lebih berat.'
Pcnelitian sebelumnya mengenai dampak dandruff
atau dennatitis seboroik terhadap kualitas hidup pasien
telah pemah dilakukan di Polandia olch Szepietowski
dkk pada tahun 2009. Pada penelitian tersebut ditemukan
adanya pengaruh yang bcmlakna yang bcrsifat negatif
tcrhadap kualitas hidup pasien terutama pada dermatitis
seboroik.·
Peneliti berminat untuk mcngetahui dan menilai
kualitas hidup pada pasien dandrllf]: Sampel penelitian
yang diambil oleh pcnefiti adalah tenaga kcrja di RSUP
H.· Adam Malik Medan, karcna berdasarkan survei pendahuluan, masih terdapat keluhan dandrl!ffpada tenaga

kerja tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada subjek yang
mengalami dandnifJ.
SUBJEK DAN METODE PENELlTlA:'II
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
rancangan polong lintang (cross sectional, yang dilaksanakan pada bulan Agustus - September 20 IS, bertempat di RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian dikumpulkan lebih dahulu dari berbagai ruangan
di RSUP H. Adam Malik Medan, setelah itu dilakukan
pengambilan sampel penelitian secara aeak sampai jum·
lah sampel terpenuhi. Seleksi sampel sesuai kriteria
inklusi dan eksklusi terhadap tenaga kerja di RSUP H.
Adam Malik Medan yang mengalami dandruff Jum·
lah sampel minimal sesuai perhitungan besar sampe:
adalah 43 orang. Sampel penelitian adalah tenaga kerjE
di RSUP H. Adam Malik Medan yang didiagnosis seearE
anamnesis dan pemeriksaan klinis sebagai subjek yan!
mengalami dandruff, berusia 18 - 60 tahun dan berse·
dia ikut serta dalam penelitian serta menandatangani in·
formed consenf. Subjek yang rnengalami dandruff diser·
tai penyakit kulit kepala lain (psoriasis pada skalp, tinel
kapitis, pedikulosis kapitis, dan dennatitis kontak) dar
yang disertai gangguan psikiatri (ansietas dan depresi:

tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Setiap subjek memberikan persetujuan mengikuti pe.
nelitian dan dilakukan pengisian status penelitian yan!
meliputi identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik, dal

Ullyana S, dkk

pemeriksaan dennatologi. Penentuan diagnosis dandruff
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis pada kulil
kepala dan rambut. Kemudian, lenaga ketja yang menjadi subjek penelilian mengisi kuesioner untuk menilai
kualitas hidup berdasarkan Skindex-29, yang terdiri alas
29 pertanyaan yang lerbagi atas 3 krileria utama, yaitu
gejala, fungsi dan emosi. Selanjulnya dilakukan penilaian kuesioner oleh penelili berdasarkan kategori
kualilas hidup sangat linggi, linggi, sedang dan rendah.
Skor untuk seliap pertanyaan yang dijawab adalah: skor
I = lidak pernah; skor 2 = jarang; skor 3 = kadang - kadang; skor 4 = seringkali; skor 5 = terus - meneros. Kemudian skor 5 skala poin lersebul diubah ke skala linear
o- 100 sehingga skornya menjadi : 0 = tidak pernah; 25
= jarang; 50 = kadang - kadang; 75 = seringkali; 100
= terus - menerus. Nilai akhir keseluruhan liap subyek
diperoleh dari rerala nilai skala linear dari 29 pertanyaan.
Nilai dengan skor lebih tinggi maka kualitas hidupnya
makin rendah. Nilai akhir keseluruhan kemudian dikategorikan menggunakan analisis Nijsten, yang terdiri alas
4 kalegori kualitas hidup yaitu saogal tinggi (nilai ::: 5),
tinggi (6 - 17), sedang (nilai 18 - 36), dan rendah (nilai
~ 37).'" Penelitian ini meoggunakan data primer dengan
alat bantu kuesioner. Sebelumnya kuesioner lelah diuji
coba lebih dulu oleh peoeliti pada populasi yang memiliki karakteristik hampir sama. Kuesioner yang digunakan sebagai alat pengumpul dala sebelumnya dilakukan
uji coba kuesioner (inslrumen) yang bertujuan untuk
meogulcur validitas dan reliabilitas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelilian ini betjumlah 50 orang yang telah
menjalani anamnesis, pemeriksaan fisik, pengisian kuesioner Skindex-29 dan selanjulnya telah dinilai hasilnya
dan ditentukan skomya. Subjek peoelitian lerdistribusi
meourut usia, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan dan lama menderita penyakit.
Kelompok usia terbanyak yang mengalami dandruff
adalah 31 - 40 tabun sebanyak 19 orang (38%). Hal
tersebul karena dandruff memengaruhi hampir selengah
populasi pada usia pasca-pubertas dan peoyakil ini
sering dilemukan pada usia dewasa muda.) Jenis kelamin
lerbanyak pada penel.ilian ini adalah wanita sebanyak 46
orang (92%). Suku yang I?aling banyak mengikuli penelilian ini adalah Suku Balak sebanyak 38 orang (76%).
Suku lainnya lerdiri alas Suku Jawa, Aceh, Melayu, dan
Minang. Hailersebul karena penelitian ini dilakukan di
RSUPH . Adam Malik Medan,Sumalera Utara, sehingga suku yang terbanyak adalah Suku Batak. Tingklit
pendidikan lerbanyak ad3lah perguruan linggi sebanyak
25 orang (50%). Status peketjaan sebagian besar subjek
adalah kelompok PNS dan ke\ompok pekerjaan lainn¥a.

Kualitas hidup pada subjek yang mengalami dandruff

masing - masing sebanyak 24 orang (48%). Berdasarkan
status pernikahan dijumpai bahwa sebagian besar subjek
sudah menikah yaitu 42 orang (84%). Lama menderila
dandruff lerbanyak adalah Pada kelompok ::: 10 tabun
sebanyak 37 orang (74%). (Tabell).
Tabel I. Karakteristik subjek pcnelitian
Karakteristik

%
0

Usia:

s ,() tahun

31 - 40 tahun
> 40 tahun
Jenis kclamin :
Wanita
Pria
Suku:
Salak

Jawa
Aceb
Melayu
Minang
Tingkat pendidikan :
Perguruan tioggi
SMA
SMP
Pelcerjaan :
PNS
Pegawai honorer
Lainnya
Status pernikahan :
a.,\um metlil:.ah
Sudah menikah
Lama menderita :
510 tabun
II - 20 tahun
> 20 tabun

14
19
17

28,0
38,0
34,0

46
4

92 ,0
8.0

38
4
4
2
2

76,0
8,0
8,0
4,0
4,0

25
23
2

50,0
46,0
4,0

24
2
24

48,0
4,0
48,0

8
42

16,0
84,0

37
8
5

74.0
16.0
10,0

KuaUtu hidup subjek. yang menpiami dandruff
Kualilas hidup subjek yang meogalami dandruffberdasarkan nilai Skindex-29 didapatkan sebagian besar subjek memiliki kualitas hidup sedang sebanyak J 9 orang
(38%) dengan nilai Skindex-29 sebesar \8-36. (TabeI2).
Tabel 2. Kualitas hidup subjek yang mcogalami dandruff berdasarkan nilai Skindex-19.
Nilai Skindex-29

Kll8litas Hidup

n

%

55

Sangat Tinggi

4

8,0

6 - 17

Tinggi

18

36,0

18 - 36

Sedang

19

38,0

Rendab

9

18,0

50

100,0

~

37

Total

120

MDVI

Vol. 44 No.3 Tahun 2017; 118 - 123

Dandruff dapat menjadi penyebab distres psikologis
dan sosial yang bermakna. Menurut kepustakaan, lebib
dari 70% pasien setuju bahwa mereka merasa kurang percaya diri ketika mereka tabu bahwa kulit kepala mereka
berketombe dan mereka harns menemui seseorang yang
penting saat itu."·12
Meskipun demikian, pada penelitian ini didapatkan
basil kualitas hidup sedang pada sebagian besar subjek
penelitian karena kemungkinan dipengarubi faktor usia,
jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Usia dapat memengaruhi perbedaan dalam dimensi kesejahteraan psikologis
yang merupakan salah satu domain dari kualitas hidup.
Kesejahteraan psikologis diperlukan seseorang tmtuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Pengertian kesejahteraan psikologis sendiri merupakan suatu keadaan
subjektif yang baik, terrnasuk kebahagiaan, barga diri,
dan kepuasan dalam hidup atau suatu kondisi seseorang
yang bebas dari tekanan atau masalah mental dan juga
termasuk kondisi seseorang yang mempunyai kemampuan menerima diri sendiri maupun kehidupannya masa
lalu meskipun terdapat kekurangan, pengembangan atau
pertumbuhan diri, keyakinan bahwa hidupnya bermakna
dan memiliki tujuan, dan memiliki kualitas hubungan
positif dengan orang lain. Penerimaan diri merupakan
kualitas yang penting bagi kehidupan manusia. Tugas
perkembangan bagi orang dewasa, yang menjadi subjek
yang mengalami dandruff terbanyak yang terlibat dalam
penelitian ini, dinyatakan sebagai suatu sikap menerima
kehidupan. Perkembangan akan dianggap menyimpang
bila tidak memperlihatkan sikap menerima kehidupan
tadi. Kedewasaan di sini mcrupakan suatu norma bagi

kesehatan psikis. OJ
Berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa sejak
keeil, stereotype gender telah tertanam dalam diri anak
laki-laki yang digambarkan Gebagai ooook yang agresif
dan mandiri, sementara perempuan digambarkan sebagai
sosok yang pasif dan bergantung, serta sensitif terbadap
perasaan orang lain. Joilah yang menyebabkan mengapa
wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam dimensi
hubungan positif dan dapat mempertahankan hubungan
yang baik dengan orang lain yang selanjutoya akan memengaruhi kualitas hidupnya terutama dari segi sosia!."
Hal tersebut sesuai pada penelitian ini, yaitu subjek yang
mengalami dandruff terbanyak yang terlibat adalah
wanita, sehingga diperoleh hasil kualitas hidup dari sebagian besar subjek adalah sedang.
Berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan
melalui penelitian oleh Feinstein dkk di Jerman pada tahun 2006 dengan basil penelitian didapatkan bahwa individu dengan waktu pendidikan di sekolah yang lebih
lama cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik dan
perilaku yang lebih sehat. Individu dengan tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung memiliki pengetahuan
yang lebih banyak tentang kondisi kesehatan dan aturan
pengobatan." Hal tersebut sesuai pads penelitian ini yaitu
subjek yang mengalami dandruffterbanyak yang terlibat
memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi.
Kualitas hidup pada subjek yang mengalami dandruffyang dinilai berdasarkan Skindex-29 menurut usia,
jenis kelamin dan lama menderita dandruff dapat dilihat
pada tabel 3, 4 dan 5.

Tabel 3. Kualitas hidup subjck yang mengalami dandruffberdasarkan usia

Usia
(taIwn)

S 30
31 - 40
> 40
Total

~

5 (.angat IinW)
0
(0%)
2 (10,5%)"
2 (II,B%)
4 (8%)

6-17 (tinggi)
6 (42,9%)
6 (31,6%)
6 (35,3%)
18 (36%)

Tabel 3 menunjukkan kualitas hidup subiek yang mengalami dandruff berdasarkan kelompok usia, subjek yang
mengalami dandruff dengan usia ~ 30 tabun terbanyak
dijumpai dengan nilai Skindex-29 sebesar 6 - 17 sebanyak 6 orang (42,9%). Subjek yang mengalami dandruff berusia 31 - 40 tabun terbanyak dijumpai dengan nilai Skindex-29 sebesar 18 - 36 sebanyak 7 orang
(36,8%). Subjek yang mengalami dandruff berusia >
40 tahun terbanyak dijumpai dengan nilai Skindex-29
sebesar 18 - 36 sebanyak 8 orang (47,1%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa subjek yang mengalami dandruff
dengan usia lebih tua lebih banyak dengan nilai Skindex29 yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berusia
lebih muda yang berarti subjek yang mengalami dandTTlff

121

Nilai Skindex-29
18-36 (sedang)
4 (28,6%)
7 (36,8%)
8 (47,1%)
19 (38%)

Total
> 37 (rendah)
4 (28,6%)

14 (100"10)

4 (21,1%)
I (5,9%)
9 (18%)

19(100%)
17 (100%)
50 (100%)

dengan usia lebih tua memiliki kualitas bidup yang lebib
rendah dibandingkan dengan yang berusia lebih muda.
Meningkatoya usia terkait dengan meningkatoya pajanan
terhadap faktor ris.iko dan berkurangnya adaptasi, yang
menimbulkan penyakit, kerentanan dan berkurangnya
kualitas hidup. Proses penuaan sendiri dapat memengaruhi kesehatan fisik, psikologis dan sosial dan metlgurangi
kuaJitas hidup terkait kesehatan. Di samping gangguan
somatik yang dapat terjadi yaitu kesehatan fisik yang buruk dan meningkatoya kerentanan. terdapat juga rnasaJah
psikososial khas, yaitu merasa kesendirian dan depresi"
yang menyebabkan berkurangnya kesehatan pada usia .
yang menua."

UI/yana S, dkk

Kualitas hidup pada subjek yang mengalami dandruff

Tabel 4. Kualitas hidup subjck yang mengalami dandnlffberdasarbn jenis kelamin
Jenis
Kelamin
Wanita
Pria
Total

< 5 (sangat tinggi)
4 (8,7%)
0(0%)
4(8%)

6-17 (tinggi)
17 (37%)
1(25%)

Nilai Skindex-29
18-36 (sedang)
17 (37%)
2 (50"10)

18 (36%)

19 (38%)

Tabel 4 menunjukkan kualitas hidup berdasarkan
jenis kelamin, subjek yang mengalami dandruff dengan
jenis kelamin wanita lebih banyak dijumpai dengan nilai Skindex-29 sebesar 6 - 17 dan 18 - 36,
masing - masing sebanyak 17 orang (37%). Subjek
yang mengalami dandruff dengan jenis kelamin wanita
lebih banyak dijumpai dengan nilai Skindex-29 seb~a
18 - 36 sebanyak 2 orang (50"10). Hal tersebutmenunJukkan bahwa subjek yang mengalami dandruffdengan jenis
kelamin pria lebih banyak dengan nilai Skindex-29 yang

Total
> 37 (rendah)
8 (17.4%)
1(25%)
9 (18%)

46 (100%)
4 (100"10)
50 (100"10)

lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kelamin wanita,
yang berarti babwa subjek yang mengalami dandniff
dengan jenis kelamin pria memiliki kualitas hidup yang
lebih rendab dibandingkan dengan jenis kelamin wanita.
Penelitian oleh Cherepanov dkk, di Amerika Serikat
pada tahun 2010 menyatakan bahwa pendapatan dan status perkawinan paling berkontribusi dalam menjelaskan
perbedaan jenis kelamin dalam kualitas hidup terkait
kesehatan. Meningkatoya pendapatan sebanding dengan
meningkatnya kualitas hidnp.17

Tabel 5. Kualitas bidup subjck yang mengalami dandnlffberdasarl 20
Total

Total

$ 5 (saogat tinggi)

6-17 (tinggi)

Nilai Skinde: