BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Sikap Ners & Dokter Spesialis tentang Kolaborasi Perawat-Dokter dan Kepuasan Kerja Dokter Spesialis di RSUP H. Adam Malik Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Kolaborasi perawat-dokter adalah ide yang berulang kali dibahas dikalangan pelayan kesehatan khususnya keperawatan. Namun pelaksanaan praktik kolaborasi perawat-dokter jarang dipraktikkan dengan baik, hal ini disebabkan kurangnya definisi bersama mengenai kolaborasi perawat-dokter, kompleksitas dari kolaborasi, dan ketrampilan yang diperlukan untuk memfasilitasinya (Gardner, 2005).

  Kolaborasi perawat-dokter adalah perawat dan dokter bekerja bersama- sama, berbagi tanggung jawab untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan dalam merumuskan dan melaksanakan rencana perawatan untuk pesien (Baggs, et al. 1999 dalam Thomson, 2007). Kolaborasi perawat-dokter digambarkan sebagai suatu hubungan kerja sama yang dibangun berdasarkan rasa saling percaya, rasa hormat dan kekuasaan serta memahami pentingnya peran masing-masing anggota tim dan mampu bertindak dalam situasi kesehatan stres tinggi, kolegialiti dan komunikasi (Messmer, 2008). Shortridge et al. (1986 dalam Siegler & Whitney, 2000) menyebutkan kolaborasi sebagai hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respektif mereka. Praktik kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing- masing pendidikan dan kemampuan praktisi.

  Kolaborasi perawat-dokter dipandang sebagai faktor penting dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas (Nelson, King, & Brodine, 2008). Kolaborasi perawat-dokter meningkatkan hasil klinis serta kepuasan bagi pasien, dapat mengurangi biaya rumah sakit (Ward, Schall, Sullivan, Bowen, Erdmann, & Hojat, 2008), dan meningkatkan kepuasan bagi keluarga pasien, perawat, dan dokter (McGrail, Morse, Glessner & Gardner, 2008). Lebih penting lagi bahwa hubungan kolaborasi antara perawat dan dokter dapat mengurangi angka kematian pasien (Knaus, Draper, Wagner, & Zimmerman, 1986, dalam Ward, et al, 2008).

  Walaupun ada penelitian menemukan pentingnya manfaat kolaborasi perawat-dokter, namun ada juga penelitian yang menemukan perbedaan persepsi antara perawat dan dokter tentang kolaborasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Copnell, Johnston, Harrison, Wilson, Robson, Mulcari, et al, (2004) terdapat perbedaan yang signifikan antara perawat dan dokter terhadap kolaborasi perawat- dokter. Ada ketidaksepakatan terutama menyangkut prilaku dokter dan sikap mereka terhadap perawat, berbeda dengan prilaku perawat. Dokter secara konsisten dilaporkan tingkatnya terhadap kolaborasi lebih tinggi daripada perawat.

  Gardner (2005) menyebutkan kerjasama yang efektif antara keperawatan dan profesi kesehatan lainnya untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang tinggi, semakin penting dan tumbuh terus menerus. Kolaborasi adalah kemitraan yang kompleks. Ini adalah proses yang terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini juga merupakan suatu hasil sintesis dari perspektif yang berbeda, sebuah solusi yang integratif. Hal ini penting untuk mengingat bahwa konflik adalah bagian alami dari kolaborasi. Konflik ini memberikan kesempatan untuk memperdalam kesepakatan/komitmen. Penggunaan strategi ketrampilan resolusi konflik dan kemampuan dapat efektif dalam meningkatkan kualitas dan komitmen tim.

  Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala psikologis keilmuan dan individual, faktor sosial, serta budaya memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien. Hambatan kolaborasi perawat dan dokter sering dijumpai pada tingkat profesional dan institusional.

  Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih medukung dominasi dokter.

  Kepuasan kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Seorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktifitas kerja yang dilakukan akan membawanya kepada keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Kepuasan kerja umumnya dipahami sebagai variabel sikap yang mencerminkan orang-orang yang menyukai pekerjaan mereka, dan secara positif berkaitan dengan kesehatan dan pekerjaan karyawan (Spector, 1997 dalam Leary, Wharton, & Quinlan, 2009).

  Untuk banyak dokter, kepuasan kerja bergantung pada hubungan yang baik dengan staf dan kolega, kontrol waktu , sumber daya yang memadai, dan otonomi klinis (Williams et al., 2003 dalam Leary et al., 2009). Bovier dan Perneger (2003) melakukan survei terhadap lebih dari 1.000 dokter di Swiss menemukan bahwa perawatan pasien, hubungan profesional, stimulasi intelektual, dan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kedokteran adalah prediktor kuat kepuasan sementara beban kerja, waktu tersedia untuk keluarga, teman atau rekreasi, beban administrasi, dan pekerjaan yang berhubungan dengan pendapatan dan prestise adalah prediktor ketidakpuasan.

  Hubungan terapeutik memungkinkan perawat menyediakan informasi yang diperlukan untuk memahami diagnosa, bekerja sama dalam rencana perawatan, memfasilitasi pemulihan pasien, dan mengembalikan kualitas hidup pasien (Marchese, 2006). Perawat adalah seorang individu yang kompleks, berpengalaman, terlatih, dan memiliki kepribadian yang unik. Menurut Peplau (1992) proses interpersonal sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, yang terdiri dari 4 fase yaitu : fase orientase, fase identifikasi, fase eksplorasi, fase resolusi. Peplau,

  (1997) menunjukkan bahwa ketika perawat belajar untuk menerapkan prinsip- prinsip hubungan manusia, mereka matang dalam kemampuan untuk mempromosikan hubungan terapeutik ketika mereka datang untuk memahami perilaku dan kebutuhan mereka sendiri (Marchese, 2006).

  Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai rumah sakit pendidikan sesuai dengan SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan juga sebagai pusat rujukan untuk wilayah meliputi Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Riau. Dalam kondisi seperti ini rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan terutama pada pelayanan rawat inap yang harus diperhatikan adalah manajemen perawatan pasien yang dikelola oleh para dokter spesialis, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

  Pelayanan rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan yang didalamnya terdapat kelompok dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Dokter spesialis bervariasi mulai dokter spesialis senior sampai dokter spesialis yunior sedangkan perawat rata-rata adalah perawat junior yang diterima bekerja melalui proses seleksi yang ketat. Terdapat 290 dokter spesialis dengan status Kementrian Kesehatan berjumlah 116 orang (40,0%), dan Kementrian Pendidikan Nasional sebanyak 174 orang (60.0%). Jumlah perawat yang bertugas 752 orang dengan rincian pendidikan S1(Ners) sebanyak 178 orang (23.7%) dan D3 sebanyak 574 orang (76.3%). Tenaga kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya harus berkolaborasi, bekerja sama saling memberikan informasi, koordinasi dan mempunyai tujuan bersama yaitu kesembuhan pasien dengan harapan semua pihak dapat merasa puas atas hasil kerjanya.

  Berdasarkan pengalaman peneliti bekerja selama 20 tahun di ruang kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan dan berdasarkan observasi yang dilakukan, penulis merasakan adanya kerjasama antara perawat dan dokter serta merasa nyaman bekerjasama dengan mereka. Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan terhadap 40 perawat di Instalasi Kardiovaskuler (unit CVCU, RIK, CATHLAB, ECHO, REHAB JANTUNG) pada bulan mei 2012 menunjukkan: pengetahuan dan pemahaman perawat tentang pengertian kolaborasi perawat- dokter adalah baik, perawat berani melakukan kolaborasi karena mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang baik dan tidak setuju kalau perawat dikatakan perpanjangan tangan dari dokter. Akan tetapi penulis belum menemukan adanya bukti secara empiris pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter di RSUP H. Adam Malik, khususnya kolaborasi ners dan dokter spesialis sebagai dua profesi yang professional dibidangnya masing-masing. Peneliti tertarik mengetahui gambaran sikap ners dan dokter spesialis tentang kolaborasi perawat-dokter di RSUP H. Adam Malik Medan, juga mengetahui hubungan sikap dokter spesialis tentang kolaborasi perawat-dokter dan kepuasan kerja dokter spesialis. Peneliti merasa bahwa kolaborasi perawat-dokter merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan perawatan pasien, mengurangi kesalahan medis, dan meningkatkan profesionalisme perawat.

  1.2. Permasalahan

  Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka masalah penelitian yang diteliti adalah bagaimanakah sikap ners dan dokter spesialis tentang kolaborasi perawat-dokter dan bagaimanakah hubungan sikap dokter spesialis tentang kolaborasi perawat-dokter dengan kepuasan kerja dokter spesialis di RSUP H.

  Adam Malik Medan.

  1.3. Tujuan Penelitian

  Sejalan dengan permasalahan yang sudah dirumuskan maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sikap ners tentang kolaborasi perawat-dokter 2.

  Untuk mengetahui sikap dokter spesialis tentang kolaborasi perawat-dokter 3. Untuk mengetahui kepuasan kerja dokter spesialis dalam kinerja perawat 4. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dokter spesialis tentang kolaborasi perawat-dokter dengan kepuasan kerja dokter spesialis.

1.4. Hipotesis

  Sebagai hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sikap dokter spesialis tentang kolaborasi perawat-dokter dan kepuasan kerja dokter spesialis di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.5. Manfaat penelitian

  Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif baik secara teoritis untuk pengembangan keilmuan maupun secara praktik bagi praktisi keperawatan diantaranya:

  1.5.1. Pendidikan Penelitian ini diharapkan berkontribusi dalam perubahan sikap dan prilaku serta menjadi evidence based perbaikan kurikulum pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter yang dapat ditelaah pada perkuliahan dan praktikum manajemen/ administrasi keperawatan di pendidikan keperawatan.

  1.5.2. Pelayanan Penelitian ini diharapkan berguna bagi pembangunan komitmen bersama antara ners dan dokter spesialis di RSUP H. Adam Malik Medan, dalam mengembangkan kolaborasi perawat-dokter. Penelitian juga diharapkan bermanfaat untuk mengidentifikasi strategi yang bertujuan menghilangkan hambatan pelaksanan kolaborasi perawat-dokter saat ini, dan mempercepat perkembangan dengan mendukung kegiatan hubungan kolaboratif antara profesional kesehatan.

  1.5.3. Penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya yang penelitiannya terkait dengan kolaborasi perawat-dokter.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pelayanan Profesional Dokter Spesialis dengan Kepuasan Pasien Umum di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

12 253 156

Sikap Ners & Dokter Spesialis tentang Kolaborasi Perawat-Dokter dan Kepuasan Kerja Dokter Spesialis di RSUP H. Adam Malik Medan

17 140 117

Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) terhadap Kepuasan Pasien Umum di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

6 106 153

Pengaruh Implementasi Kebijakan Case Mix INA Cbgs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 terhadap Kepuasan Kerja Dokter Spesialis Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2013

9 132 113

Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Praktik Dokter Spesialis Obgyn di Padang Bulan Medan.

1 92 59

Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan.

10 61 69

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pelayanan Profesional Dokter Spesialis dengan Kepuasan Pasien Umum di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 3 9

Hubungan Pelayanan Profesional Dokter Spesialis dengan Kepuasan Pasien Umum di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP. H. Adam Malik Medan

0 0 10

Sikap Ners & Dokter Spesialis tentang Kolaborasi Perawat-Dokter dan Kepuasan Kerja Dokter Spesialis di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 20