2012 Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia

KATA PENGANTAR

  Dalam melaksanakan Program Internasional Serial Data Syatem (ISDS), Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) bertindak sebagai pusat nasional. Tugas sebagai pusat nasional antara lain adalah memberikan International Standard Serial Number (ISSN) bagi terbitan berkala Indonesia, dan melaporkan perkembangannya kepada kantor pusat ISDS di Paris. Dalam hal pemberian

  ISSN maupun pelaporan tersebut berlaku ketentuan-ketentuan yang menyangkut penerbitan publikasi berkala. Selama ini dirasakan masih ada kendala yang dihadapi baik oleh penerbit maupun pihak PDII-LIPI untuk memenuhi ketentuan tersebut.

  Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut, PDII-LIPI telah menyelenggarakan Seminar Sehari Penerapan Standar Internasional dan Nasional dalam Penerbitan Majalah pada bulan September 1998. Tujuan seminar sehari tersebut adalah untuk mensosialisasikan ketentuan- ketentuan yang berlaku agar para penerbit dapat menerapkannya sehingga memenuhi persyaratan dalam mendapatkan ISSN. Peserta seminar yang umumnya adalah penerbit di lingkungan lembaga penelitian dan pengembangan, maupun perguruan tinggi, mengusulkan adanya pedoman yang dapat dipakai dalam penerbitan khususnya majalah ilmiah.

  Selanjutnya sejak Juli-Nopember 2000, PDII-LIPI memprakarsai forum diskusi, tukar pikiran dan konsultasi antara pihak LIPI yang diwakili oleh Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah PDII dan panitia penilai jabatan peneliti dan Dirjen Pendidikan Tinggi, Departemen Pedidikan Nasional dan Badan Standardisasi Nasional yang berlangsung dalam beberapa kali pertemuan, guna menyamakan persepsi tentang aturan penampilan yang sebaiknya diikuti oleh majalah ilmiah Indonesia. Hasil dan Masukan yang ada, digunakan untuk menyempurnakan terbitan sebelumnya yang berjudul Sistematika

Penyajian Terbitan Berkala Sesuai Standar Nasional dan Internasional.

Terbitan ini masih perlu selalu disempurnakan, maka sangat diharapkan dan dihargai tanggapan serta masukan guna menyempurnakan pedoman ini. Mudah-mudahan mutu terbitan majalah ilmiah Indonesia semakin meningkat dan dikenal luas di lingkup Internasional. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Jajah Koswara, Drs. Bambang H. Hadiwiardjo dan Dr. Ir. Astiana, serta pihak lain yang tidak disebutkan yang telah berperan aktif dalam memberikan saran serta masukan berharga untuk menyempurnakan terbitan ini.

  Jakarta, April 2001 Blasius Sudarsono, MLS Kepala PDII-LIPI

  Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan

KATA PENGANTAR

  Buku Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia pertama diterbitkan tahun 2002. Penerbitan buku ini dilakukan melalui diskusi, tukar pikiran, dan konsultasi antara PDII-LIPI, Panitia Penilai Jabatan Peneliti dan Dirjen Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Standardisasi Nasional. Diskusi bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang aturan tampilan yang sebaiknya diikuti oleh majalah ilmiah Indonesia. Cetakan kedua buku pedoman ini diterbitkan pada tahun 2004. Pada tahun ini diterbitkan edisi revisi yang di dalamnya terdapat perubahan antara lain, menambahkan Standar Nasional Indonesia (SNI ISO 3297:2009) tentang Informasi dan Dokumentasi – International Standard Serial Number. Perubahan lainnya adalah menghapus ISO/R 30: 1956 tentang Lajur Data Bibliografi (Bibliographical Strip) dari buku pedoman. Alasan penghapusan karena ISO tersebut merupakan ISO/R (rekomendasi) yang tidak wajib diaplikasikan. Lajur data bibliografi yang terletak pada halaman sampul dinilai menyebabkan tumpang tindih penulisan judul, penomoran majalah, dan data lainnya. Selanjutnya memperbarui beberapa definisi

  Majalah Ilmiah dan contoh unsur-unsur yang harus dimiliki oleh sebuah majalah ilmiah, menyempurnakan struktur penulisan, serta memperbaiki susunan kalimat menjadi lebih komunikatif.

  Pedoman Penampilan

  DAFTAR ISI Kata Pengantar edisi lama ........................................................ iii Kata Pengantar edisi revisi ....................................................... v Daftar Isi ...................................................................................... vii Daftar Gambar ............................................................................ ix Daftar Tabel ................................................................................ ix Daftar Lampiran ......................................................................... ix

  I. PENDAHULUAN .................................................................. 1

  II. KETENTUAN UNSUR-UNSUR MAJALAH ILMIAH SECARA UMUM ............................. 5

  1. Judul Majalah .......................................................................... 5

  2. Volume Majalah ..................................................................... 7

  3. Nomor Majalah....................................................................... 7

  4. Waktu Terbit ........................................................................... 8

  5. Internasional Standard Serial Number ............................... 9

  6. Penanggungjawab Majalah .................................................. 10 Majalah Ilmiah

  7. Penerbit .................................................................................... 10

  8. Suplemen ................................................................................. 10

  9. Judul Sirahan (Running Title) .............................................. 11 Pedoman Penampilan

  III. SISTEMATIKA PENAMPILAN BAGIAN-BAGIAN MAJALAH ILMIAH ........................................................... 13

  1. Halaman Sampul .................................................................... 14

  2. Halaman Judul ...................................................................... 17

  3. Halaman Daftar Isi ................................................................ 19

  4. Halaman Teks ......................................................................... 21

  5. Lembar Abstrak ..................................................................... 23

  6. Halaman Indeks .................................................................... 25 Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan

  DAFTAR GAMBAR-TABEL-LAMPIRAN Daftar Gambar Gambar 1. Contoh Halaman Sampul ...................................... 16 Gambar 2. Contoh halaman judul .......................................... 18 Gambar 3. Contoh daftar isi .................................................... 20 Gambar 4. Contoh judul sirahan pada halaman genap ....... 22 Gambar 5. Contoh judul sirahan pada halaman ganjil ........ 23 Gambar 6. Contoh lembar abstrak dalam bahasa Inggris .... 24 Gambar 7. Contoh indeks pengarang tahunan ..................... 25 Daftar Tabel Tabel 1. Bagian-bagian Majalah Ilmiah .................................. 3 Daftar Lampiran Lampiran 1. Penampilan Teks Majalah Ilmiah (ISO 215-1986) ............................................................................. 26 Lampiran 2. Lembar Abstrak/Sari

  Majalah Ilmiah (ISO 5122-1979) .......................................................................... 32 Lampiran 3. Halaman Indeks (ISO 999-1975) ............................................................................ 36 Lampiran 4. Evaluasi Penampilan Majalah Ilmiah .............. 38

  Pedoman Penampilan

  Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah x

1 PENDAHULUAN

  Terbitan berkala atau periodical merupakan sumber informasi dan pengetahuan sangat penting bagi masyarakat yang berkecimpung baik dalam kegiatan bisnis maupun ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pengelolaan sumber informasi tersebut perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya agar mudah dimanfaatkan. Definisi terbitan berkala menurut ISO 3297- 2007 standard ISSN adalah sebagai berikut.

  

“A publication, in any media, issued in successive parts,

usually having numerical or chronological designations, and

intended to be continued with no predetermined end. Serials

include periodicals, newspapers, annuals (reports, yearbooks,

directories, etc.), the journal, series, memoirs, proceedings,

transactions etc., of societies.”

  Kemudahan akses terbitan berkala (selanjutnya disebut majalah ilmiah), didukung oleh kualitas pengendalian dan bibliografinya. Konsistensi dan kesamaan persepsi dalam

  Majalah Ilmiah

  mengolah majalah ilmiah akan mempengaruhi kualitas pengendalian data bibliografi. Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan cara menerapkan peraturan yang telah disepakati bersama sebagai standar. Majalah ilmiah mudah dideskripsikan jika sistematika penampilannya telah mengikuti peraturan yang berlaku, sehingga konsistensi

  Pedoman Penampilan Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

  tampilan terbitan selalu terjaga. Dengan demikian, akan dicapai ketertiban dan kemudahan dalam proses pengolahan, penyusunan, penyebaran, dan pemanfaatan terbitan. Peraturan tentang penampilan majalah ilmiah pada tingkat internasional tertuang dalam ISO 8-1977, sedangkan pada tingkat nasional terdapat dalam SNI 19-1950-1990. Standar internasional lain yang terkait dengan ISO 8-1977 adalah sebagai berikut.

  1. ISO 4: 1981 Information and documentation--Rules for the abbreviation of title words and titles of publications.

  2. ISO 18: 1981 Documentation--Contents list of periodicals.

  3. ISO 215: 1986 Documentation--Presentation of contributions to periodicals and other serials.

  4. ISO 216: 1975 Writing paper and certain classes of printed matter-Trimmed size –A and B series.

  5. ISO 999: 1975 Information and documentation-Index of publication.

  6. ISO 2014: Writing of calendar dates in all-numeric form.

  7. ISO 3297: 2007 Information and documentation- International standard serial number (ISSN).

  8. ISO 5122: 1979 Documentation-Abstract sheets in serial publications.

  9. Documentation--Spine title on books and other publication.

  10. SNI ISO 3297: 2010 Informasi dan dokumentasi- International Standard Serial Number (ISSN). Kurangnya pemahaman para penerbit terhadap ISO 8-1977 maupun SNI 19-1950-1990, menyebabkan sistematika penampilan majalah ilmiah Indonesia belum sesuai ketentuan dan sangat bervariasi. Berdasarkan permasalahan tersebut PDII-LIPI sebagai pusat nasional untuk International Standard

  

Serial Number (ISSN ) perlu menerbitkan Pedoman Penampilan

  Majalah Ilmiah Indonesia untuk memudahkan penerbit memahami dan menerapkan ketentuan yang ada dalam standar tersebut. Majalah ilmiah terdiri atas dua bagian, yaitu bagian utama dan bagian tambahan. Bagian utama mencakup halaman sampul, halaman judul, halaman daftar isi, dan halaman teks. Bagian tambahan terdiri atas lembar abstrak dan halaman indeks. (Tabel 1).

  Tabel 1. Bagian-bagian Majalah Ilmiah Bagian-bagian No

  Definisi Unsur yang harus ada majalah

  a. judul majalah terletak paling b. volume majalah depan c. nomor majalah

  1 Halaman Sampul Halaman yang

  d. waktu terbit

  e. ISSN

  a. judul majalah terletak setelah b. volume majalah halaman sampul c. nomor majalah

  2 Halaman judul Halaman yang

  d. waktu terbit

  e. ISSN

  f. penanggung jawab majalah

  g. penerbit

  h. suplemen Majalah Ilmiah

  a. judul majalah artikel/karangan b. volume majalah dari suatu c. nomor majalah nomor majalah d. waktu terbit

  3 Halaman daftar isi Daftar judul

  e. ISSN

  f. nama pengarang

  g. judul artikel Pedoman Penampilan

  h. nomor halaman awal i. nomor halaman akhir Bagian-bagian No Definisi Unsur yang harus ada majalah

  a. judul sirahan halaman genap majalah yang - judul majalah memuat teks/ - volume majalah artikel - nomor majalah

4 Halaman teks Halaman dalam

  • waktu terbit
  • cakupan halaman

  b. judul sirahan halaman ganjil

  • judul artikel
  • pengarang

  c. artikel (lihat lampiran 2)

  5 Lembar abstrak/ Lembar yang (Lihat lampiran 3) sari memuat semua abstrak artikel dari suatu majalah

  6 Halaman indeks Halaman yang (Lihat lampiran 4)

memuat indeks

baik kumulatif

maupun tahunan

yang dimulai pada akhir volume untuk satu tahun periode.

  Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan

2 KETENTUAN UNSUR-UNSUR

  MAJALAH ILMIAH SECARA UMUM

1. JUDUL MAJALAH

  Judul majalah adalah karakter, kata, frase atau kalimat yang terdapat pada majalah dan merupakan sebutan untuk majalah tersebut.

  Ketentuan Wajib

  1. Judul majalah menggunakan judul yang bermakna, tepat, dan singkat sehingga mudah diacu.

  2. Adanya keselarasan antara judul majalah ilmiah dan disiplin (yang dapat meliputi bidang multidisiplin atau antardisiplin) ilmu, bidang akademis, atau profesi ilmiah.

  3. Bahasa yang digunakan untuk penamaan majalah ilmiah dan maknanya sebaiknya cukup dikenal dan

  Majalah Ilmiah dipahami dalam lingkungan keilmuan terkait.

  4. Jika judul majalah berupa inisial atau berupa satu kata yang terdiri atas beberapa inisial maka subjek majalah dapat ditambah sebagai subjudul untuk memperjelas judul utama.

  Pedoman Penampilan Contoh : • Judul majalah berupa singkatan suatu organisasi.

  Berita LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).

  • Judul majalah berupa singkatan yang menggambarkan cakupan/subjek bahasan.

  Majalah Teknologi INTIM (Informatika, Telekomunikasi, dan Mesin).

  5. Jenis dan ukuran huruf pada judul harus konsisten setiap majalah tersebut diterbitkan.

  6. Pergantian judul

  • Pergantian judul majalah dapat dilakukan, tetapi tidak dapat melanjutkan volume judul sebelumnya.
  • Judul lama sebaiknya tetap diinformasikan pada tempat yang mudah terlihat sekurang-kurangnya selama satu tahun setelah penggantian judul.
  • Pergantian judul diikuti dengan pergantian ISSN.

  Pengelola /penerbit majalah mengajukan ISSN baru dengan melengkapi syarat dan ketentuan pengajuan ISSN ke pusat nasional ISDS dalam hal ini adalah PDII LIPI.

  Ketentuan tidak wajib

  Pemberian judul dalam beberapa bahasa (judul paralel)

  Majalah Ilmiah

  dimungkinkan jika judul paralel mempunyai arti yang sama dan dikenal secara umum dalam bahasa aslinya.

  Contoh: Judul utama : Jurnal Gizi Klinik Judul terjemahan : The Indonesian Journal of Clinical

  Nutrition

  Pedoman Penampilan

  2. VOLUME MAJALAH

  Volume majalah adalah nomor yang diberikan pada satu seri majalah untuk jangka waktu tertentu.

  Ketentuan wajib

  1. Ditulis dengan angka Arab

  2. Dimulai dengan nomor 1 untuk terbitan pertama suatu seri dan nomor berikutnya harus urut dan tidak boleh terputus.

  Contoh : Majalah pertama kali terbit tahun 2010, terbit setiap tiga bulan, untuk satu tahun hanya mempunyai satu volume. Cara penomoran untuk tahun 2010 adalah sebagai berikut : Vol. 1 No. 1 Januari 2010 Vol. 1 No. 2 April 2010 Vol. 1 No. 3 Juli 2010 Vol.1 No. 4 Oktober 2010 Cara penomoran untuk tahun 2011 : Vol. 2 No. 1 Januari 2011 Vol. 2 No. 2 April 2011 Dst.

  3. NOMOR MAJALAH

  Nomor majalah adalah nomor urut yang diberikan untuk

  Majalah Ilmiah setiap majalah dalam satu volume.

  Ketentuan wajib 1. Ditulis dengan angka Arab.

  2. Dimulai dengan nomor 1 untuk terbitan pertama dalam satu volume.

  Pedoman Penampilan

  3. Setiap majalah hanya memuat satu nomor, kecuali ada penggabungan dua atau lebih nomor majalah.

  Contoh: Suatu majalah pertama kali terbit tahun 2010, terbit bulanan dan satu tahun hanya terdiri atas satu volume. Seandainya majalah bulan Juli dan Agustus digabung maka cara penomorannya adalah Vol. 1 No. 7-8 Juli-Agustus 2010.

  4. Apabila penerbitan terputus, informasi tersebut harus dicantumkan di tempat yang mudah terlihat pada terbitan berikutnya. Informasi yang harus dicantumkan adalah tenggang waktu terputusnya terbitan, volume, nomor, dan tahun terbit terakhir.

  Ketentuan tidak wajib

  Jika suatu majalah terbit dalam jumlah yang bervariasi dalam satu tahun, disarankan untuk menuliskan keterangan edisi terakhir dari volume tersebut. Contoh: Volume 1 Nomor 6 (edisi terakhir volume 1).

4. WAKTU TERBIT

  Waktu terbit adalah tahun dan bulan saat majalah tersebut diterbitkan.

  Ketentuan Wajib

  1. Ditulis dengan angka Arab. Penetapan tahun terbit

  Majalah Ilmiah sebaiknya mengacu pada tahun yang sedang berjalan.

  2. Nama bulan, jika dicantumkan pada halaman sampul harus dituliskan secara utuh.

  Pedoman Penampilan

  5. INTERNATIONAL STANDARD SERIAL NUMBER (ISSN)

  ISSN adalah identifikasi unik untuk terbitan berseri tertentu atau sumber daya berlanjut lain dalam media cetak atau elektronik yang dikeluarkan oleh International Serial Data System (ISDS) Paris. ISSN terdiri atas 8 angka yang terbagi dalam 2 kelompok yang dipisahkan oleh tanda hubung, meskipun karakter terakhir kadang-kadang berupa huruf X.

  ISSN dapat diperoleh dari PDII LIPI sebagai pusat nasional

  ISDS untuk Indonesia. Majalah yang terbit dalam dua media (tercetak dan elektronik) wajib memiliki dua ISSN (ISSN dan ISSN-L).

  Ketentuan Wajib

  1. ISSN untuk majalah tercetak harus dicantumkan pada :

  • Halaman sampul di bagian sudut kanan atas suatu majalah.
  • Halaman judul pada tempat yang sama setiap terbit.
  • Halaman daftar isi pada tempat yang sama setiap terbit.

  2. ISSN ditulis dengan format ISSN XXXX-XXXX Contoh: ecolab ISSN 1978-5860

  3. Majalah yang diterbitkan dalam dua media, pada media elektronik harus mencantumkan kedua ISSN (ISSN

  Majalah Ilmiah dan ISSN-L).

  Contoh:

  ISSN 1411-660X (versi cetak)

  ISSN-L 1411-6602 (versi elektronik)

  Pedoman Penampilan

  6. PENANGGUNGJAWAB

  Penanggung jawab majalah adalah organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab atas isi, distribusi, dan/atau penerbitan majalah tersebut.

  Ketentuan Wajib

  1. Nama organisasi atau lembaga dicantumkan pada halaman judul di tempat yang mudah terlihat.

  2. Penempatan nama organisasi/lembaga atau perorangan harus konsisten setiap kali majalah tersebut diterbitkan.

  Ketentuan tidak wajib

  • Nama organisasi/lembaga dicantumkan pada halaman sampul.

  7. PENERBIT

  Penerbit adalah nama organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab atas penerbitan majalah. Penerbit harus memiliki alamat yang jelas.

  Ketentuan Wajib Nama dan alamat penerbit dicantumkan pada halaman judul.

  8. SUPLEMEN

  Suplemen adalah terbitan yang merupakan bagian atau

  Majalah Ilmiah tambahan suatu majalah yang diterbitkan secara terpisah.

  Pedoman Penampilan

  Ketentuan wajib

  1. Nomor suplemen harus diberikan apabila terdapat lebih dari satu suplemen untuk volume yang bersangkutan.

  Contoh : Vol. 1, No. 1, suplemen 1

  2. Nomor suplemen yang berurutan hanya untuk volume yang sama.

  Contoh : Vol. 1, suplemen 1, 2, dst. Vol. 2, suplemen 1, 2, dst.

  3. Kata “suplemen” harus selalu dicantumkan di halaman sampul dan halaman pertama teks atau halaman abstrak.

9. JUDUL SIRAHAN (RUNNING TITLE)

  Judul sirahan adalah informasi bibliografi yang dicetak berulang-ulang pada halaman teks/artikel.

  Ketentuan wajib

  1. Judul sirahan harus ditempatkan pada posisi yang sama setiap kali terbit.

  2. Judul sirahan dapat ditempatkan di pinggir atas atau pinggir bawah halaman yang kosong (lihat gambar 4 dan gambar 5).

  3. Informasi yang harus tercantum dalam halaman genap adalah sebagai berikut:

  • Judul majalah atau singkatannya

  Majalah Ilmiah

  • Volume majalah
  • Nomor majalah
  • Waktu terbit
  • Cakupan halaman

  Contoh: ecolab Vol. 5 No.1 Januari 2011: 01-44

  Pedoman Penampilan

  • Judul artikel (lengkap atau sebagian)
  • Pengarang atau pengarang utama dalam hal karya bersama.

  Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

  4. Informasi yang harus tercantum pada halaman ganjil, adalah:

  Contoh: Pengendalian emisi merkuri di cerobong industri … (Isa Ansyori). Contoh judul sirahan lihat Gambar 4 dan 5.

3 SISTEMATIKA PENAMPILAN

BAGIAN-BAGIAN MAJALAH

  ILMIAH

  Penyajian bagian-bagian majalah ilmiah didasarkan pada ketentuan dalam SNI 19-1950-1990. Ketentuan untuk bagian- bagian yang belum tercakup dalam SNI tersebut disarankan merujuk ke ISO 8-1977. Sistematika penampilan majalah ilmiah untuk masing-masing bagian adalah sebagai berikut.

  a. Ukuran majalah harus konsisten setiap kali terbit (ISO 216). Apabila diperlukan perubahan ukuran maka pe- rubahan tersebut harus dimulai pada saat menerbitkan volume baru. Disarankan menggunakan ukuran A4 (sesuai persyaratan akreditasi majalah ilmiah).

  b. Tipografi artikel dalam satu judul majalah harus konsisten. Variasi ukuran dan huruf yang digunakan dalam satu artikel hanya untuk menekankan adanya pembedaan bagian-bagian/paragraf yang dianggap penting.

  Majalah Ilmiah

  c. Apabila dua majalah atau lebih digabung dan tidak ada salah satu dari judul-judul tersebut yang dapat di- gunakan, berikan judul baru dan mulai dari volume 1. Apabila salah satu judul majalah tetap dipertahankan, penomoran terbitan harus melanjutkan penomoran majalah yang dipertahankan tersebut.

  Pedoman Penampilan d. Apabila suatu majalah dipecah menjadi dua terbitan atau lebih, penomoran majalah baru harus dimulai dari volume 1.

  e. Semua perubahan pada butir c dan d serta perubahan judul atau frekuensi terbitan harus disebutkan dengan jelas dalam beberapa terbitan sebelumnya, mendahului perubahan yang akan dibuat. Judul lama harus dican- tumkan pada halaman sampul atau halaman judul sekurang-kurangnya satu tahun sesudah perubahan.

1. HALAMAN SAMPUL

  Halaman sampul atau halaman kulit adalah halaman yang terletak paling depan dari majalah.

  Ketentuan wajib

  1. Halaman sampul harus memuat unsur-unsur:

  a. Judul majalah (judul utama, judul tambahan dan/ atau judul paralel apabila ada) b. Volume majalah

  c. Nomor majalah

  d. Waktu terbit

  e. ISSN 2. Halaman sampul tidak diberi nomor halaman.

  3. Apabila meletakkan iklan atau gambar pada halaman sampul, sebaiknya iklan dan gambar tersebut tidak

  Majalah Ilmiah

  mengaburkan judul atau informasi bibliografi lainnya yang tercetak pada halaman sampul tersebut.

  Pedoman Penampilan

  Ketentuan tidak wajib.

  1. Jika judul majalah dicetak pada punggung terbitan, judul harus dapat dibaca jika majalah tersebut diletak- kan pada posisi sampul depan menghadap ke atas. Selain judul, juga harus dicantumkan volume, nomor, tahun terbit, dan cakupan halaman. Contoh : Ecolab, Volume 5 Nomor 1 Januari 2011: 1-44

  2. Nama penerbit dapat dicantumkan pada halaman sampul.

  3. Apabila majalah memuat indeks kumulatif untuk vol- ume tersebut, keterangan tentang indeks harus dinya- takan pada halaman sampul.

  Contoh: Jika Volume 5 Nomor 2 Juli 2011 adalah akhir Volume 5 yang memuat indeks kumulatif maka pada halaman sampul harus dicantumkan keterangan “Vol- ume 5 Nomor 2 Juli 2011 (termasuk indeks kumulatif).”

  4. Jika indeks diterbitkan terpisah dari majalah maka keterangan tentang indeks harus dinyatakan pada halaman sampul. Contoh: Volume 5 Nomor 2 Juli 2011 (Indeks terpisah).

  Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan

  Gambar 1. Contoh halaman sampul Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan

2. HALAMAN JUDUL

  Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

  Halaman judul adalah halaman yang terletak setelah halaman sampul.

  Ketentuan wajib 1. Halaman judul harus ada pada setiap nomor majalah.

  2. Halaman judul tidak diberi nomor halaman.

  3. Unsur yang harus ada:

  a. Judul majalah

  b. Volume majalah

  c. Nomor majalah

  d. Waktu terbit

  e. ISSN

  f. Penanggung jawab majalah

  g. Nama dan alamat redaksi h. Suplemen, jika ada.

  Ketentuan Tidak Wajib

  Keterangan rinci tentang majalah, seperti nama dan alamat distributor/pencetak, surat elektronik (e-mail), laman (website), harga pelangganan, dan frekuensi penerbitan dapat dicantumkan pada halaman judul secara konsisten.

  18 Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

  

Gambar 2.

  

Contoh halaman judul

  Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

  e. ISSN

  d. Nomor halaman akhir artikel

  c. Nomor halaman awal artikel

  b. Judul artikel

  a. Nama Pengarang

  7. Informasi yang harus ada pada daftar isi:

  6. Di bawah informasi yang dalam ketentuan pada butir 4 ditulis kata “DAFTAR ISI”.

  5. Informasi pada butir 4 harus tercetak jelas pada tempat yang sama untuk setiap nomor majalah.

  d. Waktu terbit

  3 . HALAMAN DAFTAR ISI Daftar isi adalah daftar judul artikel dari suatu nomor majalah.

  c. Nomor majalah

  b. Volume majalah

  a. Judul majalah

  4. Di atas daftar isi harus tercantum:

  3. Daftar isi suatu majalah ditempatkan pada halaman pertama setelah halaman judul.

  2. Halaman yang memuat daftar isi tidak diberi nomor halaman.

  Ketentuan Wajib 1. Daftar isi harus dicetak di setiap nomor majalah.

  8. Daftar isi kumulatif harus tercantum pada setiap akhir volume majalah. Daftar isi kumulatif adalah lembaran yang memuat kumpulan daftar isi untuk satu volume majalah. Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

  Ketentuan Tidak Wajib

  1. Judul artikel majalah dalam bahasa Indonesia pada daftar isi disertai terjemahannya dalam bahasa Inggris.

  2. Pada artikel bersambung, tiap judul diberi nomor ba- giannya dalam tanda kurung.

  Gambar 3. Contoh daftar isi

4. HALAMAN TEKS

  Halaman teks adalah halaman dalam majalah yang memuat teks/artikel.

  Ketentuan Wajib

  1. Sistem penomoran halaman:

  a. Penomoran halaman harus menggunakan angka Arab.

  b. Penomoran halaman dimulai dari halaman teks pertama.

  c. Penomoran halaman dalam suatu volume harus berkelanjutan, tidak dimulai dengan penomoran baru pada setiap nomor. Contoh:

  Ecolab, Vol. 5 No. 1 Januari 2011: hlm. 1-44 Ecolab, Vol. 5 No. 2 Juli 2011: hlm. 45-89 Ecolab, Vol. 6 No. 1 Januari 2012: hlm. 1-46 Ecolab, Vol. 6 No. 2 Juli 2012: hlm. 47-90 dan seterusnya.

  d. Gambar dan gambar lipatan yang menjadi bagian suatu teks dimasukkan dalam urutan penomoran halaman.

  e. Gambar atau tabel yang tercetak pada halaman tersendiri diberi nomor halaman dan judul sirahan.

  f. Halaman yang memuat iklan dipisahkan dari

  Majalah Ilmiah

  halaman teks dan tidak perlu diberi nomor halaman sehingga jika majalah akan dijilid halaman iklan dapat dibuang.

  g. Penomoran halaman indeks dibedakan dengan nomor urut halaman teks, misalnya menggunakan nomor urut angka Romawi.

  Pedoman Penampilan

  2. Penampilan teks untuk majalah ilmiah (lihat Lampiran 1).

  3. Lain-lain

  a. Teks pada suatu volume harus dicetak dengan warna, tipe, dan ukuran huruf yang sama.

  b. Variasi ukuran dan ketebalan huruf dapat digunakan dalam satu artikel untuk memperjelas judul bagian- bagian teks dan urutan pentingnya.

  c. Abstrak, catatan kaki, dan daftar pustaka sebaiknya mempergunakan tipe dan ukuran huruf yang berbeda dengan teks.

  d. Gambar dan gambar lipatan yang menjadi bagian suatu teks ditempatkan berdekatan dengan teks yang mengacunya. Hindari penempatan gambar dan gambar lipatan sebagai lampiran.

  Majalah Ilmiah Gambar 4. Contoh judul sirahan pada halaman genap

  Pedoman Penampilan

  Gambar 5. Contoh judul sirahan pada halaman ganjil

5. LEMBAR ABSTRAK

  Lembar abstrak adalah lembar yang memuat semua abstrak artikel dari suatu majalah. Lembar abstrak menurut ISO 51221- 1979 dibuat dalam bentuk kotak-kotak, yang dalam setiap kotaknya memuat informasi untuk satu artikel dan bagian atasnya memuat informasi tambahan yang diperlukan pada dokumen asli.

  Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Gambar 6. Contoh lembar abstrak dalam bahasa Inggris

  Pedoman Penampilan

6. HALAMAN INDEKS

  Halaman indeks adalah halaman yang memuat indeks baik kumulatif maupun tahunan yang dimuat pada akhir volume untuk satu tahun periode. Indeks majalah adalah daftar semua subjek, nama perorangan, nama geografis dan nama tempat, peristiwa, dan istilah penting lain yang diambil dari satu majalah. Contoh halaman indeks dapat dilihat pada gambar 7.

  Gambar 7. Contoh indeks pengarang tahunan Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan LAMPIRAN 1 PENAMPILAN TEKS MAJALAH ILMIAH (ISO 215-1986) Pendahuluan

  Standar Internasional ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemudahan akses informasi yang terkandung dalam majalah ilmiah dengan memberikan fasilitas temu kembali untuk kepentingan pembaca dan jasa dokumentasi. Standar internasional ini diharapkan dapat membantu pengarang dalam menyajikan teks/artikel serta membantu editor dan penerbit dalam menyusun panduan untuk para penulis. Standar internasional ini mencakup peraturan dalam penyiapan dan penampilan teks untuk majalah ilmiah, termasuk ilmu terapan dan teknologi. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah sebagai berikut.

  Elemen Identifikasi 1. Judul, judul umum dan anak judul.

  a. Judul hendaknya singkat, mencerminkan isi dan mudah diidentifikasi jika digunakan dalam bibliografi, terbitan jasa informasi, pengindeksan dan penelusuran. Sebaiknya gunakan deskriptor untuk penyusunan kata dalam judul, atau istilah yang digunakan dalam judul hendaknya dapat

  Majalah Ilmiah dipakai sebagai deskriptor.

  b. Jika teks/artikel diterbitkan secara bersambung, hendaknya diberi judul umum diikuti nomor bagian. Pemberian nomor hendaknya berurutan dan setiap bagian sebaiknya mempunyai judul

  Pedoman Penampilan spesifik.

  c. Judul dapat diikuti anak judul yang mengandung tambahan informasi. Judul dan anak judul hendaknya terpisah secara jelas, misalnya dengan tanda titik dua (:).

  d. Susunan kata dalam judul hendaknya sama dalam satu majalah, atau dapat disingkat jika digunakan dalam judul sirahan.

  e. Hindari pemakaian singkatan, akronim, simbol, kode dan formula yang tidak lazim digunakan.

  2. Nama dan alamat pengarang a.

  Untuk keperluan identifikasi, pengarang hendaknya mencantumkan nama keluarga, dan atau nama lain, nama diri atau nama tambahan yang dapat dikutip. Inisial hanya digunakan jika ada beberapa nama tambahan. Nama keluarga dan sejenisnya hendaknya dibedakan dengan menggunakan tipografi. Nama yang diberikan oleh pengarang dan urutan nama dalam kelompok pengarang hendaknya tidak diubah oleh editor maupun pengindeks.

  b. Jika nama pengarang berupa nama lembaga, nama resmi lembaga hendaknya dinyatakan secara lengkap, diikuti dengan alamat lembaga yang dicantumkan pada catatan kaki atau akhir naskah. Singkatan nama lembaga dapat ditambahkan

  Majalah Ilmiah

  dalam tanda kurung. Jika pengarang bekerja sama, misalnya dalam komite, semua nama hendaknya dicantumkan.

  c. Konversi nama hendaknya mengikuti standar yang berlaku.

  Pedoman Penampilan

  3. Abstrak Artikel

  a. Semua artikel hendaknya disertai abstrak dalam bahasa yang sama dengan bahasa artikel dan dalam bahasa Inggris. Pembuatan abstrak hendaknya mengacu pada ISO 214.

  b. Dalam abstrak sedapat mungkin diberikan kata kunci dengan penekanan khusus pada istilah yang telah disetujui atau istilah baru atau tata nama dan data kuantitatif untuk memudahkan temu kembali informasi.

  c. Sebaiknya gunakan deskriptor sebagai kata kunci.

  d. Kode klasifikasi subjek misalnya UDC dapat ditambahkan jika sesuai peraturan penerbitan.

  4. Tanggal penyelesaian artikel

  a. Tanggal penyelesaian artikel hendaknya dicantumkan, misalnya Jakarta, 11-11-2011 (format bahasa Indonesia); Jakarta, 2011-11-11 (format bahasa Inggris).

  b. Tanggal penyelesaian revisi artikel juga dicantumkan, sebaiknya dalam tanda kurung setelah tanggal penyelesaian artikel, misalnya Jakarta, 11-11-2011 (Rev. 20-11-2012).

  Teks Utama Artikel

  1. Struktur Artikel, termasuk artikel tinjauan, hendaknya logis dan

  Majalah Ilmiah

  jelas. Artikel juga menjelaskan alasan dilakukannya penelitian dan hubungannya dengan karya sejenis se- belumnya. Metode dan cara hendaknya jelas sehingga mudah diikuti pembaca. Hasil dan pembahasan serta saran sebaiknya dibuat terpisah. Istilah dan definisi dapat ditempatkan setelah pendahuluan.

  Pedoman Penampilan

  2. Daftar Isi Untuk membantu pembaca, daftar isi mungkin dapat disertakan sebelum teks yang panjang (lihat ISO 18).

  3. Penomoran bab dan subbab Penomoran bab dan subbab, bila ada, lihat ISO 2145

  4. Notasi dan tata nama

  a. Pengarang hendaknya menggunakan notasi yang sesuai standar yang berlaku untuk setiap disiplin ilmu sebagaimana termuat dalam ISO, asosiasi ilmiah dan ketentuan internasional lainnya.

  b. Pengukuran hendaknya sesuai dengan satuan sistem internasional ISO 31 dan ISO 1000.

  c. Nama, simbol, dan tata nama khusus hendaknya sesuai ISO 31 dan ketentuan internasional lainnya.

  d. Tanggal dan waktu dalam pernyataan numerik hendaknya sesuai dengan ISO 2014 dan ISO 3307.

  5. Catatan Kaki Catatan kaki hanya dimasukkan ke dalam naskah pada kasus tertentu. Catatan kaki hendaknya hanya men- gandung teks tambahan, bukan referensi bibliografi dan ditandai dengan serangkaian simbol yang berbeda dengan simbol yang digunakan untuk referensi biblio- grafi.

  6. Sitiran Sitiran dalam teks hendaknya sesuai dengan ISO 690.

  7. Penghargaan dan ucapan terima kasih

  Majalah Ilmiah

  Karya orang lain selain pengarang hendaknya dihargai secara jelas; untuk data numerik hal ini penting untuk analisis selanjutnya. Karya yang tidak dipublikasi- kan dapat disebut dalam teks; dokumen yang disitir hendaknya masuk dalam daftar referensi. Pengarang

  Pedoman Penampilan hendaknya minta izin untuk kutipan yang luas; peng- gunaan atau pengambilan tabel atau gambar dari karya lain. Ucapan terima kasih atas bantuan seseorang dapat dinyatakan secara terpisah setelah artikel utama. Dalam hal ini hendaknya dinyatakan nama, tempat kerja, dan jenis bantuan yang diberikan.

8. Bibliografi

  Daftar referensi yang berhubungan dengan sitiran dalam teks hendaknya ditempatkan pada akhir artikel.

  Referensi hendaknya sesuai ISO 690. Daftar referensi hendaknya hanya memuat dokumen yang diterbitkan dan berkaitan dengan informasi yang dibahas dalam artikel.

  LAIN-LAIN 1. Artikel asli disajikan dalam bentuk lain.

  Hendaknya ditunjukkan dengan jelas bahwa artikel tersebut sebelumnya telah dipergunakan untuk keper- luan lain, misalnya laporan teknis, tesis atau makalah konferensi. Tujuan naskah disiapkan hendaknya dinyatakan dalam catatan yang ditempatkan di bawah halaman pertama naskah yang menunjukkan : a. Nama dan alamat organisasi yang mensponsori karya atau pertemuan.

  b. Kota atau negara tempat teks pertama kali disajikan

  Majalah Ilmiah (sesuai ISO 5966 dan ISO 7144).

  c. Tanggal, bulan, dan tahun disajikan secara lengkap dalam delapan digit (sesuai ISO 2114).

  2. Gambar dan tabel

  a. Foto, grafik, diagram, peta, dan lain-lain yang disajikan lebih dari sekedar hiasan hendaknya

  Pedoman Penampilan diberi nomor urut untuk memudahkan referensi dalam teks dan diberi penjelasan.

  b. Tabel hendaknya diberi nomor dan diberi judul yang tepat.

  c. Semua ilustrasi dan tabel hendaknya mengacu ke teks, dan dikutip sebagai bagian dari penjelasan.

  3. Hak cipta Karena undang-undang hak cipta berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain, pengarang harus mendapat izin dari pemegang hak cipta sebelum men- gutip bagian dari sebuah karya. Jika tidak dilakukan, dapat dianggap penjiplakan. Dokumen yang tidak diterbitkan juga dapat dilindungi dengan hak cipta dan tidak boleh digandakan tanpa izin.

  4. Lampiran Hal lain yang terdapat dalam artikel, misalnya metode analisis, print out komputer, dan kamus secara luas atau daftar simbol, tabel gambar, dapat disajikan dalam lampiran. Lampiran hendaknya ditempatkan pada akhir naskah sesudah daftar referensi dan dicantumkan dengan kata lampiran atau nomor atau judul subjek.

  5. Daftar kesalahan (Errata) Editor dan penerbit hendaknya memberikan corrigenda yang jelas menunjukkan kesalahan dan tempatnya dalam teks asli sebagaimana koreksi sebenarnya.

  Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan LAMPIRAN 2 LEMBAR ABSTRAK (ISO 5122-1979) Ketentuan

  1. Pada bagian atas lembar abstrak tercantum:

  a. Judul terbitan dengan huruf cetak tebal

  b. ISSN

  c. Waktu terbit

  d. Sumber kata kunci yang digunakan e. Izin untuk mencetak lembar abstrak. Contoh :

  2. Pada setiap kotak dalam lembar abstrak, tercermin: a.

  Nomor klasifikasi internasional yang digunakan, misalnya UDC, DDC b. Nama penulis. Cara penulisan lihat contoh (sesuai

  AACR II)

  c. Lembaga tempat penulis bekerja

  d. Judul dan anak judul dalam bahasa artikel

  Majalah Ilmiah

  e. Bahasa yang digunakan dalam artikel (beri kode: Indonesia = Ind, Inggris = Eng).

  f. Keterangan secara rinci dengan urutan sebagai berikut.

  • Judul terbitan atau singkatannya
  • Waktu terbit

  Pedoman Penampilan

  • Volume terbitan
  • Nomor penerbitan
  • Cakupan halaman dan keterangan lain (hala- man awal, halaman akhir, gambar, tabel, dan referensi).

  g. Abstrak h. Kata kunci atau istilah bebas (free terms). Contoh: Informasi dalam kotak (Bahasa Indonesia)

  Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan Contoh: Informasi dalam kotak (bahasa Inggris).

  3. Ukuran fisik

  a. Ukuran lembar abstrak pada suatu majalah harus tetap.

  b. Ukuran kotak pada lembar abstrak mempunyai lebar maksimum 95 mm dan tinggi maksimum 64 mm.

  c. Jumlah halaman untuk lembar abstrak diusahakan sedikit mungkin.

  4. Penempatan

  a. Lembar abstrak hendaknya ditempatkan pada tempat yang sama setiap kali diterbitkan b. b. Lembar abstrak dicetak pada halaman tersendiri, tidak dimasukkan dalam urutan penomoran

  Majalah Ilmiah

  halaman dan ditempatkan setelah daftar isi

  Pedoman Penampilan

  5. Bahasa

  a. a. Bahasa yang digunakan dalam lembar abstrak sesuai dengan bahasa terbitan, dan dibuat terjemahannya dalam bahasa Inggris. Jika menggunakan bahasa Indonesia, lembar abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Jika majalah menggunakan bahasa Inggris, lembar abstrak dibuat dalam bahasa Inggris.

  b. b. Lembar abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dibuat dalam halaman yang terpisah, kecuali apabila lembar abstrak bahasa Indonesia hanya sebagian halaman maka halaman selebihnya dapat dipakai untuk terjemahannya.

  Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

  LAMPIRAN 3 HALAMAN INDEKS (ISO 999-1975)

  1. Indeks majalah hendaknya diterbitkan sekali dalam setahun.

  2. Penempatan

  a. Halaman indeks tahunan ditempatkan pada halaman terakhir dari akhir volume untuk satu tahun periode.

  b. Halaman indeks kumulatif ditempatkan pada halaman terakhir dari beberapa volume.

  c. Halaman indeks mempunyai urutan tersendiri dalam penomoran halaman, yaitu menggunakan angka Arab diikuti dengan simbol untuk membedakan dengan nomor halaman teks. Contoh: 419-1

  3. Pada judul sirahan (running titles) di setiap halaman supaya dicantumkan judul majalah dan jenis indeks.

  4. Jenis indeks:

  a. indeks pengarang

  b. indeks subjek

  c. indeks badan korporasi

  d. indeks nama geografi e. dll.

  5. Susunan indeks

  a. secara berabjad atau alfabetis

  b. berdasarkan klasifikasi

  6. Bila indeks kumulatif diterbitkan, maka dianjurkan agar penerbitannya dilakukan secara teratur.

  7. Bila indeks kumulatif dan indeks terbitan lengkap, dianjurkan agar huruf pertama dari entri pertama dan terakhir pada setiap halaman, atau lebih baik, semua kata pertama dan terakhir, dicetak dekat judul sirahan pada tiap halaman indeks.

  Majalah Ilmiah Pedoman Penampilan