BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Bunga Rosella Rosella (Hibiscus sabdariffa) memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar didaerah tropis dan no tropis. Pohon Rosella mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1922.Tanaman ini dapat tumbuh subur terutama
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Bunga Rosella
Rosella (Hibiscus sabdariffa) memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar didaerah tropis dan no tropis. Pohon Rosella mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1922.Tanaman ini dapat tumbuh subur terutama pada musim hujan. Saat ini bunga Rosella menjadi begitu popular dikarenakan hampir seluruh bagian tanaman ini dapat
7,10 digunakan untuk kebutuhan pengobataan.
Rosella (Hibiscus sabdariffa) mempunyai beragam manfaat antara lain sebagai antikanker, antihipertensi, antidiabetes, antikolesterol dan antiplasmodik, dan
7 antibakteri.
7 Gambar 2.1 : bunga Rosella
2.1.1 Taksonomi Bunga Rosella
Taksonomi bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) diklasifikasikan sebagai
7
berikut : Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Malvaceales Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus Spesies : Hibiscus sabdariffa L. Varietas : Hibicus sabdariffa var. sabdariffa L.
Hibiscus sabdariffa var. ultissima Wester Rosella segar mengandung sangat tinggi vitamin C, selain itu Rosella juga kaya akan mineral seperti kalsium, phosphor, potassium dan zat besi yang sangat
10 penting untuk tubuh.
Kelopak bunga Rosella sangat berkhasiat sebagai antiinflamasi, antiseptik, antibakteri, astringent, analgetik dan anti kanker, anti oksidan tinggi, menurunkan
10 kolesterol dan asam urat.
Kelopak bunga Rosella memiliki khasiat tersebut karena memiliki kandungan bahan aktif, antara lain flavonoid, fenol atau polifenol, asam sitrat, saponin, tannin, anti oksidan seperti gossypeptin, anthocyanin, glucide hibiscin. Flavoid berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme, karena mampu membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen. Fenol atau polifenol berfungsi sebagai antibakteri dengan cara mengubah protein sel dan merusak membran plasma bakteri. Tanin bekerja dengan cara berikatan dengan adhesin mikroba, menghambat produksi enzim oleh mikroba, substrat deprivasi, berikatan dengan dinding sel, menghancurkan membran, kompleksasi ion logam. Saponin merupakan senyawa yang secara alami mengandung glikosida dan bersifat seperti sabun.Saponin menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba dengan cara berinteraksi dengan membrane sterol. Efek utama saponin adalah adanya pelepasan protein dan enzim
16 dari dalam sel.
2.2 Plak
Plak adalah bakteri biofilm perlekatan yang terbentuk pada jaringan keras dan lunak di dalam rongga mulut. Plak pada gigi merupakan faktor etiologi utama
3,4 penyakit periodontal, baik dalam tahap inisiasi maupun tahap perkembangannya.
Plak dalam jumlah yang sedikit tidak dapat dilihat secara langsung, dibutuhkan zat pewarna disclosing solution untuk melihatnya, sedangkan akumulasi plak yang cukup
1,11 banyak dapat terlihat berwarna abu - abu atau kekuningan.
2.2.1 Struktur dan Komposisi Plak Gigi
Plak gigi dapat diklasifikasikan sebagai plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva ditemukan pada atau di sekitar dan pada margin gingiva. Pembentukan plak supragingiva dipengaruhi oleh saliva dan asupan makanan. Plak subgingiva ditemukan di bawah margin gingiva, diantara gigi dan sulkus gingiva. Plak subgingiva dapat menyebabkan terjadinya periodontitis dan
11 pembentukan poket periodontal.
Komposisi plak gigi disusun terutama oleh mikroorganisme. Bakteri yang
11
terkandung dalam 1 gr plak sekitar 2 x 10 . Bakteri diperkirakan lebih dari 325 spesies yang berbeda di temukan pada plak. Kadang kala dapat ditemukan mikro organisme non-bakteri di dalam plak meliputi spesies Mycoplasma, protozoa, virus dan ragi. Mikroorganisme yang terdapat dalam matriks intraseluler juga mengandung
11 beberapa sel pejamu seperti sel epitelial dan leukosit.
Kurang lebih 70 – 80% plak merupakan bakteri dan sisanya terdiri atas matriks ekstraseluler. Matriks intraseluler yang terdapat pada 20% massa plak, yang mengandung matriks organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus gingiva dan produk bakteri. Unsur utama dari materi organik adalah polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak.Karbohidrat yang paling banyak diproduksi oleh bakteri adalah golongan dekstran, golongan levan dan galaktosa. Materi anorganik
11 yang utama adalah kalsium, fosfor, sisa magnesium, natrium, kalium dan fluorida.
2.2.2 Mekanisme Terbentuknya Plak
a. Pembentukan Pelikel
Fase awal dari pembentukan plak adalah pembentukan pelikel pada permukaan gigi. Pada tahap awal ini, pelikel glikoprotein akan membalut permukaan gigi atau restorasi (cekat maupun lepasan). Pelikel tersebut dihasilkan dari saliva dan cairan sulkular, produk sel bakteri dan pejamu serta debris. Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif, dan akan bertindak sebagai pelumas permukaan serta mencegah pengeringan jaringan. Pelikel juga merupakan substrat kemana bakteri dari sekitarnya
13,19 akan melekat.
b. Kolonisasi Awal Bakteri
Dalam waktu beberapa jam, bakteri akan dijumpai pada pelikel gigi. Bakteri yang pertama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah Actinomyces
dan Streptococcus sanguis. Pengkolonian awal tersebut melekat kepelikel dengan
bantuan adhesion, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri.Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel gigi. Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologi pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri falkutatif gram positif menjadi lingkungan yang memiliki sedikit oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram
13,19 negatif.
c. Kolonisasi Sekunder dan Maturasi Plak
Pengkoloni sekunder adalah mikroorganisme yang tidak turut sebagai pengkoloni awal kepermukaan gigi bersih, diantaranya Prevotella intermedia,
Prevotella leoscheii, spesies Capnocytophaga, Fusobacterium nucleatum, dan
Porphyromonas gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke bakteri yang telah
berada dalam massa plak. Proses perlekatannya adalah berupa interaksi
stereochemical yang sangat spesifik dari molekul – molekul protein dan karbohidrat
yang berada pada permukaan bakteri, dan interaksi yang kurang spesifik yang berasal tekanan van der walls. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder kebakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Koagregasi pengkoloni sekunder ke pengkoloni awal terjadi antara Fusobacterium nucleatum dengan
Sterptococcus sanguis, Prevotella loescheii dengan Actinomyces viscsus, dan
Capnocytophaga dengan Actinomyces viscosus. Pada stadium akhir pembentukan plak, yang dominan adalah koagregrasi Fusobacterium nucleatum dengan
13,19 Porphyromonas gingivalis.
2.3 Kontrol Plak
Kontrol plak merupakan suatu prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk: (a) Menyingkirkan dan mencegah pertumbuhan plak dan deposit lunak (materi alba dan debris makanan) pada permukaan gigi dan gingiva sekitarnya. (b) Menstimulasi atau memasase gingiva sehingga terjadi peningkatan
12,22 tonus gingiva, keratinisasi permukaan, vaskularisasi gingiva dan sirkulasi gingiva.
Kontrol plak secara mekanis seperti sikat gigi dan benang gigi merupakan alat bantu untuk menghilangkan plak. Kontrol plak secara mekanis merupakan metode yang sulit dilakukan bagi anak kecil dan orang – orang yang kurang terampil. Sebagai akibatnya, plak tidak dapat dihilangkan secara sempurna apabila hanya menggunakan
7,11
metode mekanis. Oleh karena itu, diperlukan metode tambahan yaitu kontrol plak secara kimiawi berupa pasta gigi dan obat kumur. Namun, metode ini hanya sebagai penunjang kontrol plak mekanis karena memiliki kandungan zat aktif yang dapat
12,21 menghambat pertumbuhan bakteri dan menghilangkan plak.
2.4 Obat Kumur
Obat kumur merupakan bahan kimia yang dapat membunuh mikroorganisme atau menganggu kolonisasi bakteri dipermukaan gigi. Bahan kimia ini efektif sebagai bahan anti plak dan antibakteri. Bahan aktif yang terdapat dalam obat kumur dapat dikelompokkan menjadi bisguanide, senyawa amoniak, senyawa fenol, antiseptik dan
4,21 ekstrak herbal.
2.5 Komposisi Obat Kumur
Obat kumur umumnya terdiri dari beberapa bahan aktif yang dikombinasikan
11
untuk menjaga kesehatan mulut seperti:
a) Humectant seperti sorbitol untuk mencegah kekeringan.
b) Surfactant untuk menjaga bahan – bahan tetap berada dalam larutan.
c) Gliserol sebagai bahan pemanis.
d) Flavorings agensebagai bahan perasa.
e) Bahan pewarna.
f) Air.
Beberapa jenis obat kumur seperti klorheksidin, glukonate dan bisbiguanide masih dianggap sebagai bahan yang paling efektif untuk menghilangkan plak. Efek samping yang ditimbulkan oleh bahan-bahan tersebut seperti terbentuknya stain pada gigi, gangguan pengecapan, meningkatkan pembentukan kalkulus supragingiva dan deskuamasi mukosa oral, sehingga mulai banyak dilakukan penelitian untuk mencari
14 bahan lain sebagai alternatif.
Saat ini produk natural yang dianggap lebih aman, lebih sehat dan tanpa zat kimia beracun atau bahan sintetik merupakan alasan mulai dikembangkannya
6 penggunaan bahan herbal sebagai bahan utama obat kumur.
Sebuah penelitian yang dilakukan Suwandi T tentang potensi antibakteri ekstrak bunga Rosella(Hibiscus sabdariffa) terhadap Streptococcus sanguis, hasil penelitian tersebut menyatakan ekstrak bunga Rosella memiliki efek antibakteri dan
16 dapat menurunkan potensi pertumbuhan biofilm S. sanguis.
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa ekstrak etanol kelopak bunga Rosella mengandung senyawa fenol, flavonoid, tannin dan saponin yang bersifat sebagai anti bakteri. Uji aktivitas anti bakteri ekstrak etanol kelopak bunga Rosella terhadap bakteri S. sanguis mempunyai nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) yaitu pada konsentrasi 0,78% serta aman dan tidak toksik terhadap sel epitel maupun fibroblast pada pemakaian jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan uji
16
toksisitas akut dan uji toksisitas subkronis.2.6 Kerangka Teori
PLak Kontrol plak
Mekanis Kimiawi
Pembersih interdental Obat kumur Pasta gigi Sikat gigi
Ekstrak obat kumur bunga Rosella 0,78% Flavonoid Fenol atau polifenol Tannin Saponin
Menghambat Mengikat adhesin Menghambat pertumbuhan atau pertumbuhan mikroba,
Mendenaturasi membunuh mikroba mikroorganisme, menghambat produksi dengan cara protein sel dan karena mampu enzim oleh mikroba, berinteraksi dengan merusak membran membentuk substrat deprivasi, membran sterol. plasma bakteri senyawa kompleks berikatan dengan
Efek utama saponin dengan protein dinding sel, terhadap bakteri melalui ikatan adalah adanya menghancurkan pelepasan protein hydrogen membran, dan enzim dari kompleksasi ion dalam sel-sel logam
Menghambat perlekatan bakteri utama pembentuk plak pada fase kolonisasi awal bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri
2.7 Kerangka Konsep
Indeks Plak Obat kumur ekstrak bunga Rosella 0,78% Loe-Silnees
- Kondisi higiene oral sampel sebelum penelitian.
- Pengenceran obat kumur ekstrak bunga Rosella • Frekuensi, waktu dan lama
2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesis nol: Tidak ada efektifitas obat kumur ekstrak bunga Rosella dalam menghambat pertumbuhan plak. Hipotesis alpa: Ada efektifitas obat kumur ekstrak bunga Rosella dalam menghambat pertumbuhan plak.