BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah Pembelian Manisan Manisan Halua di Kota Stabat Kabupaten Langkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

  Makanan jajanan (street food) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya enak dan cocok dengan selera kebanyakan orang. Selain keunggulan makanan jajanan tersebut, keterbatasan waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi makanan jajanan.

  (Saparianto dan Hidayati, 2006). Makanan dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu, makanan pokok seperti nasi, makanan lauk pauk termasuk sayuran yang dimakan sebagai pendamping makanan pokok dan makanan jajanan atau selingan seperti asinan dan manisan yang terbuat dari buah-buahan. Sedangkan penggolongan makanan berdasarkan asalnya, makanan digolongkan yang berasal dari hewan, tumbuh- tumbuhan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, gandum serta rempah- rempah lainnya (Triyogo, 1995). Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Buah-buahan terutama berfungsi sebagai sumber vitamin dan mineral, tetapi pada jenis buah- buahan selain dapat dimakan secara langsung dapat juga diolah menjadi manisan buah. Pengolahan buah menjadi manisan sering dilakukan di Indonesia dengan menggunakan gula pasir. Pada manisan buah, buah yang telah dikuliti di potong- potong dan direbus dalam larutan gula pasir sampai menjadi kering dan pekat. Buah yang digunakan sebagai manisan biasanya yang aslinya tidak mempunyai rasa manis, tetapi lebih masam seperti belimbing, salak dan mangga mentah (Sediaoetama, 2006).

  Menurut Kusmaidi (2008), meskipun jenis manisan buah yang umum dipasarkan ada bermacam-macam bentuk dan rasanya, namun manisan yang diperdagangkan sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1.

  Golongan pertama adalah manisan basah dengan larutan gula encer (gula yang dilarutkan dicampurkan dengan buah jambu, mangga, salak dan kedondong).

2. Golongan kedua adalah manisan larutan gula kental menempel pada buah.

  Manisan jenis ini adalah pala, dan ceremai.

  3. Golongan ketiga adalah manisan kering dengan gula utuh (gula tidak larut dan menempel pada buah). Buah yang sering digunakan adalah buah mangga, kedondong, sirsak dan pala.

  4. Golongan keempat adalah manisan kering asin karena unsur dominan dalam bahan adalah garam. Jenis buah yang dibuat adalah jambu biji, mangga, belimbing dan buah pala. Pada dasarnya manusia memerlukan makanan yang memenuhi syarat- syarat seperti bersih dan sehat, memenuhi nilai gizi yang cukup, mudah dicerna dan diserap tubuh. Kebutuhan makan- makanan itu meliputi air, karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin (Buckle, 1987).

2.2 Landasan Teori

  Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Peran fungsi pemasaran adalah mencapai sasaran perusahaan dengan menghasilkan penjualan produk/ jasa yang menguntungkan di pasar sasaran. Strategi fungsional pemasaran harus menjadi pedoman para pengambil keputusan (manajer pemasaran) dalam menentukan siapa akan menjual apa, dimana, kepada siapa, berapa banyak, dan bagaimana caranya. Strategi ini biasanya meliputi empat komponen : produk, harga, tempat (distribusi) dan promosi (Pearce dan Robinson,1997).

  Strategi pemasaran diperlukan perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah strategi produk, harga, promosi, lokasi, pelayanan karyawan, fasilitas dan suasana yang merupakan atribut-atribut perusahaan. Strategi ini merupakan faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap kepuasan konsumen atau pelanggan.

  a. Produk Produk dapat menciptakan kepuasan konsumen. Dasar penilaian terhadap pelayanan produk ini meliputi: jenis produk, mutu atau kualitas produk dan persediaan produk.

  b. Harga Harga merupakan bagian yang melekat pada produk yang mencerminkan seberapa besar kualitas produk tersebut. Dasar penilaian terhadap harga meliputi : tingkat harga dan kesesuaian dengan nilai jual produk, variasi atau pilihan harga terhadap produk.

  c. Promosi Dasar penelitian promosi yang mengenai informasi produk dan jasa perusahaan dalam usaha mengkomunikasikan manfaat produk dan jasa tersebut pada konsumen sasaran. Promosi dalam hal ini meliputi: iklan produk dan jasa, diskon barang dan pemberian hadiah-hadiah.

  d. Lokasi Tempat merupakan bagian dari atribut perusahaan berupa lokasi perusahaan.

  Penilaian terhadap atribut lokasi meliputi: lokasi usaha, lokasi parkir, dan kecepatan dan ketepatan dalam transportasi.

  e. Pelayanan Karyawan Pelayanan karyawan merupakan pelayanan yang diberikan karyawan dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam usaha memuaskan konsumen. Dasar penilaian dalam hal ini pelayanan karyawan meliputi : kesopanan, keramahan, kecepatan dan ketepatan.

  f. Fasilitas Fasilitas merupakan bagian dari atribut perusahaan yang berupa perantara guna mendukung kelancara operasional perusahaan yang berhubungan dengan konsumen. Dasar penilaian meliputi penataan barang, tempat penitipan barang, kamar kecil dan tempat ibadah.

  g. Suasana Suasana merupakan faktor pendukung, karena apabila perusahaan mengesankan maka konsumen mendapatkan kepuasan tersendiri. Dasar penilaian meliputi : sirkulasi udara, kenyamanan dan keamanan (Tjiptono,2005).

  Menurut Stanton (1998), empat indikator yang mencirikan harga adalah: keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, dan kesesuaian harga dengan manfaat. Teori yang berkaitan dengan kepuasan konsumen sudah banyak berkembang, salah satu teori tersebut yang dikemukakan oleh Wilkie (1994) kepuasan konsumen yaitu merupakan respon emosional terhadap evaluasi pengalaman mengkonsumsi produk, toko atau jasa. Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan atau menikmati sesuatu.

  Kepuasan konsumen merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini merupakan penelitian evaluatif pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan barang atau jasa tersebut (Tjiptono, 2005).

  Kepuasan menjadi peran yang sangat penting dalam pembelian suatu produk dan jasa yang dilakukan oleh konsumen. Kepuasan konsumen adalah salah satu faktor penting untuk memprediksikan perilaku konsumen dan lebih khusus pembelian ulang. Tingkat kepuasan seorang konsumen merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja dengan harapannya. Konsumen yang merasa puas saat proses transaksi barang atau jasa yang didapatkan, besar kemungkinan konsumen akan kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian lain dan juga akan merekomendasikan pada teman atau keluarga tentang perusahaan dan produknya.

    (Nastiti, et al 2007).

  Kepuasan pelanggan banyak ditentukan oleh kualitas performa dari pelayanan di lapangan. Apabila pelayanan (service) tidak sama atau tidak sesuai dengan harapan pelanggan, maka di mata pelanggan pelayanan yang diberikan di nilai (expectation) jelek dan tidak memuaskan (Yoeti, 2003).

  Menurut Alfred Marshall, setiap konsumen akan berusaha mendapakan kepuasan maksimal, dan konsumen akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk bila konsumen mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsinya, dimana kepuasan yang didapatkan sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain melalui perhitungan yang cermat terhadap konsekwensi

  Pawitra,1993).

  pembelian ( Kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian, yang artinya, semakin tinggi kepuasan semakin tinggi pula jumlah pembelian, kesesuain antara kepuasan yang diperoleh konsumen dapat meningkatkan volume pembelian (Widiana et al, 2012).

  Perilaku pembelian ulang sangat penting untuk mempertahankan citra dan keberhasilan suatu perusahaan. Salah satu alat ukur agar bertahan dan meningkatkan pangsa pasar dengan adanya perilaku pembelian ulang. perilaku pembelian ulang sebagai fungsi dari sikap terhadap produk atau pelayanan (Istanto, 2007). Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan atau pengukuran sikap. Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self-report yang hingga kini dianggap sebagai metode paling dapat diandalkan adalah dengan pensekalaan model Likert yaitu metode skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial. Faktor yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator faktor kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pernyataan. Kelebihan skala Likert dibandingkan dengan model sikap lainnya adalah (1) mudah diterapkan, (2) terdapat kebebasan dalam membuat pernyataan selama pernyataan masih sesuai dengan konteks permasalahan dan indikator, serta (3) mampu memperjelas item pernyataan karena jawaban berupa alternatif (permasalahan) (Umar, 2007).

  2.3 Penelitian Terdahulu

  Setyani Sri Haryanti (2005) meneliti “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Nasabah Bank”, dimana kepuasan nasabah sebagai variabel Intervening. Metode yang digunakan yaitu SEM (structural equation modeling ). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa setiap variabel bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan dan loyalitas nasabah.

  Medianta Ginting (2014) meneliti dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani terhadap Luas Tanam Bawang Merah Berdasarkan Pendapat Petani di Kabupaten Dairi”. Metode yang digunakan adalah Path Analysis (analisis jalur). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi luas tanam bawang merah hanya variabel modal usaha. Variabel yang mempengaruhi modal usaha secara nyata adalah variabel harga bibit, harga pupuk, harga pestisida dan upah tenaga kerja. Variabel sosial, seperti umur, pendidikan formal, penyuluhan, dan inovasi teknologi budidaya, tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam menentukan luas tanam bawang merah.

  Era Nuari Citra Ningrat (2013) meneliti “ Analisis Kepuasan Konsumen Dalam Membeli Bakso Prima dan Gun di Kota Malang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap bakso prima dan gun untuk menyelidiki faktor-faktor pengaruh. Data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepuasan konsumen terhadap bakso Prima yang positif dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap produk dan harga, indeks promosi dan persepsi konsumen terhadap tempat. Sedangkan persepsi konsumen terhadap produk dan indeks promosi lebih mungkin untuk meningkatkan kepuasan konsumen dalam membeli bakso Gun. Pada penelitian ini indikator sebagai produk adalah rasa, jenis produk, ukuran. Sedangkan indikator sebagai tempat adalah kenyamanan, parkir, kebersihan, dan pelayanan. Dan indikator dari harga yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas dan daya saing harga.

  Sara Siti (2014) melakukan penelitian berjudul “Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Gerai Kopi di Kota Medan dan Faktor yang Mempengaruhinya”, dengan menggunakan metode SEM (structural equation modeling). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen serta menganalisis pengaruh bauran pemasaran berupa tempat, harga, produk dan promosi terhadap tingkat kepuasan konsumen pada gerai kopi di Kota Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan konsumen yaitu sebesar 47,2%. Secara simultan bauran pemasaran berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen, namun yang berpengaruh secara signifikan hanya komponen tempat dan produk saja.

2.4 Kerangka Pemikiran

  Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi keberlangsungan suatu usaha dan menjadi bagian integral dalam misi dan tujuan sebagian pengusaha untuk mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam menjalankan usahanya. Sering terlihat slogan-slogan “ Pelanggan adalah raja” sehingga pentingnya melayani pelanggan atau konsumen sebaik mungkin. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh faktor bauran pemasaran (marketing mix) yang secara umum terdiri atas 4 komponen, namun pada penelitian ini dibatasi hanya dengan 3 faktor yaitu faktor produk, tempat, dan harga. Indikator untuk faktor Produk dalam penelitian ini adalah daya tahan

  simpan, rasa, warna, bentuk, dan variasi produk. Indikator untuk faktor Tempat adalah lokasi, keramahan dan kecepatan pelayanan, kebersihan dan kenyamanan dan fasilitas parkir kendaraan bermotor. Indikator untuk faktor Harga adalah keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas dan daya saing harga.

  Jika bauran pemasaran memenuhi harapan konsumen dengan baik maka konsumen akan merasa puas yang akhirnya dapat mempengaruhi tingkat pembelian konsumen dalam membeli produk secara berulang.

  Keterangan: Pengaruh

  Gambar 1. Model persamaan substuktural

2.5 Hipotesis Penelitian

  1. Tingkat kepuasan konsumen manisan Halua dominan berada pada tingkat “sangat puas”.

  2. Bauran pemasaran berupa produk, tempat, dan harga berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan konsumen.

  3. Bauran pemasaran berupa produk, tempat, dan harga berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen.

  4. Tingkat kepuasan konsumen berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen.

                                 

Dokumen yang terkait

Analisis Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah Pembelian Manisan Manisan Halua di Kota Stabat Kabupaten Langkat

3 99 96

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Permintaan Daging Sapi Di Kota Medan

0 1 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pertanian Organik - Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 2 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Peranan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

0 2 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA sPEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Mengonsumsi Gula Putih Bermerek Di Kota Medan

0 0 24

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kacang Kedelai

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Tingkat Daya Saing Karet Indonesia

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat Di Kecamatan Medan Tuntungan

0 0 12

Analisis Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah Pembelian Manisan Manisan Halua di Kota Stabat Kabupaten Langkat

0 0 23