BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Identitas PUNK Dengan Konsep Diri Pada Komunitas PUNK Di Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan, perilaku dan kemampuan individu dalam menghadapi

  tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep dan evaluasi individu tentang dirinya, pendapat orang lain tentang dirinya, dan juga akan menjadi apa dirinya, akan muncul dari pengalaman individu saat berinteraksi dengan lingkungan, yang disebut Rogers (1961) dengan konsep- diri. Konsep-diri memainkan peranan utama dalam perilaku manusia, dimana perubahan konsep-diri akan menghasilkan perubahan perilaku. Dengan demikian, konsep-diri menjadi suatu hal yang penting bagi individu dimulai sejak dini, termasuk pada masa remaja.

  Masa remaja merupakan masa yang berada pada tahap perkembangangan psikologis yang potensial sekaligus juga rentan. Karena pada masa ini remaja sering mengeksplorasi perilaku ataupun keinginannya. Oleh karena itu tugas perkembangan yang utama dari remaja adalah membangun identitasnya untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang “siapa saya” dan “kemana saya akan melangkah” (Atkinson, 1993).

  Remaja mengalami peralihan dari anak-anak menuju dewasa, di mana pada masa ini merupakan salah satu tahap perkembangan yang paling unik, penuh dinamika, tantangan, harapan dan juga mengalami banyak perubahan yang mendasar pada aspek biologis, kognitif dan sosial (Steinberg, 1993). masa anak, orangtua dan guru menjadi figur idolanya. Maka pada masa remaja, teman sebaya menggantikan kedudukan orang tua ataupun guru, sehingga remaja lebih mendengar dan mengikuti apa yang menjadi pandangan teman sebaya. Itu juga sebabnya teman sebaya merupakan salah satu faktor yang paling besar membentuk konsep-diri pada masa remaja (Stuart dan Sudeen, 1991).

  Remaja sering merasakan bahwa secara sosial tidak cocok lagi bergabung dengan anak-anak maupun orang dewasa, oleh karena itu ingin membentuk kelompok sendiri yang terdiri dari teman-teman seusianya. Sehingga remaja menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman sebaya mereka dari pada bersama orang tua dan keluarga (Papalia, 2004).

  Setiap remaja memiliki caranya masing-masing untuk dapat dihargai di dalam masyarakat, mereka berhak menentukan dengan siapa saja mereka bergaul dan berteman. Di lingkungan mereka ada banyak sekali komunitas dengan berbagai macam karakteristik. Seseorang tidak bisa melarang atau menyuruh seseorang untuk menyukai sesuatu, atau bergaul di komunitas tertentu karena remaja memiliki pilihan mereka sendiri (Papalia, 2009). Salah satu kelompok ataupun komunitas yang banyak diikuti anak remaja adalah komunitas PUNK.

  Komunitas PUNK merupakan sekumpulan orang-orang dengan memiliki fashion yang unik. Mulai dari rambut dengan gaya mohawk dan berdiri tegak lalu diwarnai, memakai pakaian serba hitam Rata-rata bertindik dan bertato baik laki-laki maupun perempuan. Fashion yang seperti ini terlihat kebudayaan yang berada di Indonesia, termasuk di kota Medan. Komunitas ini biasanya beranggotakan kaum muda dan anak remaja yang dikenal untuk mengekspresikan diri secara bebas, baik itu dari segi pergaulan, gaya hidup,

  

free sex, tinggal di jalanan, mengamen dan ingin hidup bebas ( Fransiskus

) Marbun, 2012 .

  Komunitas PUNK pada umumnya mengutamakan pengekspresian, kebebasan dan juga kebersamaan sesama anggota mereka. Mereka lebih menganggap sesama anggota mereka sebagai saudara, di mana mereka saling membantu, bertukar informasi, pendapat dan hal lainnya (Havoe, 2001).

  Komunitas PUNK jarang melakukan perkelahian ataupun pertengkaran antara sesama anggota atau kelompok yang lain, biasanya apabila di antara mereka ada yang melakukan kejahatan, pencurian, ataupun perkelahian, mereka saling menasehati satu sama lain.

  Dengan fashion dan kehidupan yang bebas di jalanan, komunitas

  

PUNK mendapat penilaian yang berbeda dari masyarakat. Penelitian

  sebelumnya menunjukkan bahwa keberadaan komunitas PUNK yang mencolok menjadi sorotan bagi masyarakat. Masyarakat mempunyai persepsi berdasarkan cara pandang masing-masing. Persepsi tersebut dapat berupa pandangan yang positif maupun negatif terhadap eksistensi keberadaan komunitas PUNK (Fransiskus, 2012).

  Masyarakat ada yang pernah mendengar dan melihat langsung fenomena keberadaan komunitas PUNK ataupun hanya mengetahui lewat media dan cerita yang beredar tentang komunitas tersebut. Sebagian kecil kreatifitas bermusik yang mengandung nilai moral dan penyampaian kritikan terhadap pemerintah, dari nilai seni PUNK memiliki nilai artistik yang tinggi dalam kreatif menciptakan musik dan juga merias diri misalnya dalam hal

  

fashion yang terlihat mencolok dan unik dan juga kesenian menggambar tubuh

  (tatto). Tapi, pada umumnya masyarakat memandang bahwa komunitas

  

PUNK itu negatif, mereka memandang remaja ataupun kamu muda yang

  menjadi anggota komunitas PUNK telah menganut gaya hidup yang tidak sesuai dengan lingkungan karena kebebasan yang mereka anut telah disalah artikan lewat perilaku dan fashion mereka. Seperti berperilaku acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dengan mengabaikan norma yang berlaku, hidup di jalanan, dan berpenampilan sangat mencolok melalui fashion yang mereka miliki. Sehingga masyarakat ada yang merasa itu biasa saja, tapi ada juga yang merasa terancam dan menolak keberadaan komunitas PUNK (Havoe, 2001).

  Walaupun masyarakat pada umunya masyarakat memiliki padangan ataupun persepsi yang negatif terhadap komunitas PUNK, para remaja ataupun kaum muda lainnya tetap saja banyak yang masuk ke komunitas PUNK, dan itu juga salah satu penyebab komunitas PUNK terus berkembang hingga saat ini. Alasan para remaja ataupun kaum muda tetap masuk kedalam komunitas

  

PUNK dan menjadikan komunitas PUNK tetap berkembang dikarenakan para

  remaja mencari identitas diri mereka yang tidak mereka dapat di dalam masyarakat ataupun teman sebaya yang lain. Selain itu, komunitas PUNK yang menganut kebebasan dan kebersamaan, saling mengganggap saudara, tidak adanya kesenjangan satu sama lain (tidak ada kepemimpinan di komunitas dianggap penting di mana para remaja tidak mendapatkannya pada masyarakat ataupun komunitas yang lain (Fransiskus, 2012).

  Dengan mengikuti komunitas PUNK, relasi sosial para remaja akan menjadikan remaja mampu mengerti dan melakukan apa yang diharapkan oleh lingkungan, sehingga memudahkannya untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan. Selain itu, remaja juga menemukan identitas mereka di dalam suatu komunitas menjadikan individu membangun gambar diri dan memiliki pengetahuan tentang diri mereka sendiri melalui komunitas yang mereka ikuti, ini disebut dengan identitas sosial. Jika mengaplikasikan para remaja yang merupakan bagian dari komunitas PUNK, maka itu bisa disebut dengan identitas PUNK. Identitas sosial di dalam individu merupakan bagian dari konsep-diri. Identitas dimiliki individu dari identitas PUNK, maka secara tidak langsung membentuk konsep-diri pada individu (Tajfel & Tunner, 1979).

  Komunitas PUNK yang memiliki ciri khas tersendiri dan mencolok di tengah masyarakat membuat masyarakat memiliki tanggapan dan persepsi yang negatif mengenai komunitas PUNK (Fransiskus, 2012). Tetapi para remaja tetap bertahan bahkan semakin banyak yang bergabung menjadi anggota komunitas PUNK. Para remaja merasa bahwa mereka dapat menemukan identitas diri pada komunitas PUNK yang menjadi identitas

  

PUNK dalam diri mereka, seharusnya dapat menjadikan konsep-diri mereka

  mejadi lebih positif dan merasa lebih dihargai karena mereka menjadi salah satu anggota komunitas.

  Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan tersebut, peneliti ingin identitas PUNK pada komunitas PUNK dengan konsep-diri yang akan terbetuk pada para remaja walaupun masyarakat menilai dan miliki pandangan yang negatif pada komunitas PUNK.

B. Urgensi Penelitian Masa remaja adalah masa transisi yang wajib dilalui setiap individu.

  Setiap remaja mengalami pergolakan dalam diri mereka masing-masing, karena pada masa ini mereka banyak mengalami perubahan dalam berbagai hal mulai dari fisik, kepribadian, kognitif, moral, dan sosial. Awal mulanya remaja tidak memiliki gambaran mengenai dirinya dan juga apa yang bukan dirinya. Namun, secara bertahap konsep diri akan dapat dibentuk dengan jelas melalui interaksi dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Ditambah lagi dengan pada masa remaja, individu mengalami krisis identitas sehingga pada masa ini remaja mulai mencoba hal-hal baru untuk menemukan identitas dirinya.

  Dengan berbagai perubahan yang terjadi, setiap remaja mengalami krisis identitas. Dimana remaja mencari jati dirinya oleh karena itu salah satu cara remaja untuk menemukan identitasnya adalah masuk ke dalam suatu komunitas. Salah satu komunitas yang ada di kota Medan adalah komunitas

  PUNK. Dengan menemukan identitas diri remaja dalam komunitas PUNK akan mempengaruhi konsep-diri para remaja.

  Sehingga dibutuhkan suatu kajian dan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana hubungan identitas PUNK mempengaruhi konsep-diri

  Maka topik ini perlu untuk diteliti karena hasil penelitian nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan tambahan dalam melihat hubungan identitas PUNK berdampak pada konsep-diri para remaja.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan identitas

  PUNK dengan konsep-diri pada komunitas PUNK.

  D. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan identitas PUNK dengan konsep-diri pada komunitas PUNK di tengah masyarakat yang memiliki padangan negatif pada komunitas PUNK.

  E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoritis maupun praktis, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

  Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu Psikologi, khususnya bidang Psikologi Sosial. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu dan dapat menjadi landasan untuk pelaksanaan penelitian-penelitian lanjutan mahasiswa atau pihak-pihak yang membutuhkan terkait dengan

2. Manfaat Praktis

  Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi kepada para masyarakat yang memandang komunitas

  PUNK secara positif ataupun negatif. Memberikan informasi pada para

  remaja atau kaum muda yang merupakan bagian dari komunitas PUNK mengenai identitas PUNK yang mereka miliki dan juga konsep-diri yang dibentuk dari identitas PUNK.

F. Sistematika Penulisan

  BAB I : Pendahuluan Berisi uraian singkat mengenai gambaran latar belakang masalah bagimana remaja masuk kedalam suatu komunitas, bagaimana hubungannya dengan konsep diri, fenomena, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II : Landasan Teori Berisi tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Menguraikan landasan teori tentang komunitas PUNK, konsep-diri, identitas sosial, identitas PUNK, dan hubungan identitas PUNK dengan konsep-diri.

  BAB III : Metode Penelitian Berisi identifikasi variabel, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan data, dan metode analisa

  BAB IV: Analisa Data dan Pembahasan. Menguraikan secara singkat hasil yang diperoleh dari penelitian, interpretasi data dan pembahasan. BAB V : Kesimpulan dan Saran. Menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran- saran untuk penelitian selanjutnya.