BAB II LANDASAN TEORITIS - Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan bagi sebagai bagian

  persyaratan pendidikan akademik, bertujuan melatih mahasiswa menerapkan pengetahuannya melalui pemecahan masalah yang berkenaan dengan pendidikan bidang studi serta pengembangan sistem belajar mengajar dalam bentuk penelitian. Skripsi harus berorientasi pada bidang studi masing-masing program yang ditempuh oleh mahasiswa tanpa menutup kemungkinan untuk sedikit memasukan materi skripsi dari bidang studi program lain dengan pendekatan antar disiplin ilmu. Skripsi adalah salah satu jenis karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa berdasarkan hasil penelitian (research) yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana atau strata satu. (Manulang, 2002).

  Selanjutnya menurut The Liang Gie (1992), skripsi adalah suatu macam karangan ilmiah yang memaparkan sebuah masalah yang cukup penting dalam sesuatu cabang ilmu sebagai hasil penelitian pustaka dan/atau lapangan yang dilakukan oleh seorang mahasiswa berdasarkan penugasan akademik dari perguruan tingginya untuk menjadi salah satu syarat kelulusan sebagai sarjana. Berdasarkan Farid Hamid dan A. Rachman dalam skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatberupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.

  Di dalamdituliskan juga bahwa s kripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Pendapat lain mengenai tujuan utama penulisan skripsi adalah memberibekal pengalaman belajar ilmiah sehingga mahasiswa mampu berpikir dan bekerjasecara ilmiah, merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah,dan menuliskan karya ilmiah hasil penelitian (Wasty Soemanto, 2001: 14). Seterusnya dikatakan bahwa skripsi disusun sebagai laporan hasil penelitian yang menggunakan metode ilmiah. Skripsi disusun untuk menjawab suatu masalah, yang harus dilakukan melalui pengkajian baik secara teoretis maupun secara empiris. Kajian teoretik dengan menggunakan studi kepustakaan atau literatur yang relevan dengan masalah dan data yang dikumpulkan dari lapangan, menggunakan teknik yang sesuai.

  Dalam penulisan skripsi, sebagaimana juga dicantumkan dalam mahasiswa dibimbing oleh satu atau dua orang pembimbing yang berstatus kuliah. Untuk penulisan skripsi yang dibimbing oleh dua orang, dikenal istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing I memiliki peranan yang lebih dominan bila dibanding dengan Pembimbing II. Proses penyusunan skripsi berbeda-beda antara satu kampus dengan yang lain. Namun umumnya, proses penyusunan skripsi adalah mulai dari pengajuan judul skripsi, pengajuan proposal skripsi, n setelah penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji yang basanya disebut sebagai sidang tugas akhir.

  Dalam menentukan judul skripsi ada banyak pertimbangan, menurut Ainul Huda Afandi (20130, berbagai hal yang menjadi pertimbangan suatu judul penelitian untuk skripsi ialah : a)

  Orisinilitas objek yang diteliti. Hal ini untuk menghindari terjadinya duplikasi penelitian terdahulu atau mencegah terjadinya pengulangan penelitian yang tidak perlu, khususnya pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bersifat menguji suatu hipotesis.

  b) Relevan dan memiliki daya tarik. Topik yang diteliti sebaiknya memiliki daya tarik, tidak saja bagi calon peneliti, namun juga bagi orang-orang yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.

  c) Manfaat. Setiap skripsi yang dibuat oleh mahasiswa seyogyanya mengandung manfaat teoretis dan manfaat praktis.

  d) Sesuai dgn disiplin ilmu. Mahasiswa jurusan tertentu tentu saja mengkaji dan meneliti suatu topik permasalahan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang menjadi keahliannya.

  e) Sesuai fakta dan realita di lapangan. Idealnya judul penelitian diambil sesuai fenomena atau fakta yang dijumpai, bukan berangkat dari teori-teori dari buku. Artinya, peneliti perlu mengadakan survey pendahuluan untuk mengidentifikasi suatu permasalahan. Selama ini, banyak mahasiswa yang mencari-cari judul dari buku dan diolah menjadi judul penelitian. Sebenarnya cara seperti ini sah-sah saja, namun persoalannya mahasiswa tersebut akan kesulitan menemukan lokasi penelitian yang cocok dan sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Untuk itu, pihak perguruan tinggi yang berwenang menerima atau menolak suatu judul tentunya harus cermat dalam memeriksa judul yang diajukan mahasiswa, terutama penelitian lapangan untuk mencegah terjadinya manipulasi data dan fakta.

  f) Dapat diteliti. Misalnya bila mahasiswa mengajukan judul pendekatan pembelajaran, maka sebaiknya diperinci dan dipertegas lagi, karena pendekatan pembelajaran masih bersifat umum. Objek yang diteliti juga harus dapat diukur dan ditentukan indikatornya.

g) Tidak terlalu banyak menyita waktu, tenaga dan biaya untuk menelitinya.

  Umumnya mahasiswa dibatasi waktu penyusunan skripsi paling lama 1 tahun, maka objek yang diteliti hendaknya tidak memerlukan waktu penelitian melebihi durasi waktu yang paling rasional.

  h) Kemampuan mahasiswa. Suatu judul yang bagus bukan berarti otomatis dapat diterima jika mahasiswa yang akan meneliti tidak cukup meyakinkan sanggup menelitinya.

  Malikhatun Ni’mah (2013) bahwa p

  Sementara itu, menurut emilihan judul skripsi yang tepat adalah kunci supaya skripsi mudah dikerjakan dan selesai pada waktu yang telah direncanaka, Malikhatun menuliskan beberapa tips dan cara memilih judul skripsi yang tepat, yaitu antara lain: a) Pilihlah judul yang berguna. Judul dikatakan tidak berguna jika pembaca telah mengetahui jawaban penelitian kita dengan hanya membaca judul, sehingga pembaca tidak tertarik untuk membaca lebih lanjut isi skripsi kita mulai dari latar belakang sampai kesimpulan. Tips memilih judul yang berguna yaitu dengan memilih judul penelitian yang mencari penyebab atau solusi terhadap permasalahan yang sedang terjadi dan memerlukan penyelesaian segera.

  b) Pilihlah judul yang kamu minati. Mengapa permasalahan minat menjadi penting? Dengan minat kita akan lebih rela berkorban baik waktu dan pikiran untuk segera menyelesaikan penelitian.

  c) Pilihlah judul yang kamu kuasai. Jangan sekali-kali Anda mengambil judul penelitian skripsi di luar lingkup permasalahan yang Anda kuasai. Jika itu

  Anda lakukan, maka bersiaplah Anda membuang waktu dan uang lebih besar untuk melakukan percobaan. Dengan penguasaan ilmu yang terkait dengan judul yang rendah, kemungkinan Anda melakukan kesalahan penelitian akan lebih besar. Sehingga penelitian perlu dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

  d) Pilihlah judul yang banyak referensinya. Meskipun Anda memerlukan judul yang memiliki tingkat kegunaan, minat, dan penguasaan materi yang tinggi, jangan sekali-kali Anda mencari judul (berguna, sesuai minat, dan penguasaan) tetapi tidak ada atau kurangnya literatur terkai. Hal tersebut juga dapat menjadi penghambat terselesainya penelitian sesuai rencana.

2. Pengertian Penelitian dan Jenis-jenis Penelitian

  Skripsi dikatakan sebagai karya tulis yang merupakan hasil penelitian, dimana penelitian berdasarkan Fellin, Tripodi & Meyer (1996) daladalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain. Sedangkan menurut Kerlinger (1986) juga tercantum dalam

  nelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisihipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena. Sementara itu, menurut (Cooper & Emory, 1995) dalam penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah, dan berdasarkan (Suparmoko, 1991) yang juga dituliskan dalamhwa penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia.

  Sedangkan dalam Zulkarnain Lubis (2010), penelitian adalah sebagai penyelidikan yang hati-hati, teratur, terus menerus, dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Sebuah penelitian juga adalah proses memperoleh kebenaran yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam waktu yang relatif lama. Penelitian memiliki ciri antara lain penelitian harus mengandung kontribusi atau nilai tambah, harus ada sesuatu yang baru untuk ditambahkan pada perbendaharaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, serta originalitas yang dikandung dalam kontribusi penelitian dapat berlainan tingkatnya, dan tingkat kontribusi ini akan menentukan mutu penelitian. Secara umum penelitian dapat dinyatakan sebagai kegiatan meneliti sesuatu kejadian atau barang tertentu dengan menggunakan cara ilmiah (scientific methods).

  Berdasarkan Zulkarnain Lubis (2012) dikatakan bahwa ada benang merah antara ilmu dengan penelitian. Ilmu adalah hasil sedangkan penelitian adalah proses. Namun pada kondisi lain, ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses sedang hasilnya adalah kebenaran. Namun demikian ilmu dan penelitian yang dilakukan tidaklah bertujuan untuk mencari kebenaran absolut melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi manusia dalam tahap perkembangan tertentu.

  Jadi kebenaran ilmu adalah kebenaran relatif yang hanya dianggap benar sepanjang tidak bisa dibuktikan kesalahannya.

  Ronny Kountur (2008) mengatakan bahwa ada beberapa klasifikasi untuk membedakan jenis penelitian, yaitu berdasarkan: (1) aplikasi, (2) maksud, dan (3) jenis informasi yang dikelola. Lebih lanjut dikatakan bahwa berdasarkan aplikasi, penelitian dibagi menjadi dua jenis yaitu penelitian murni dan penelitian terapan.Berdasarkan maksud dibagi ke dalam tiga jenis yaitu penelitian deskriptif, penelitian korelasi dan penelitian eksperimen. Sedangkan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian berdasarkan jenis informasi yang dikelola.

  Sementara itu, untuk pengklasifikasian penelitian, sebagaimana ditulis oleh Zikmund et al, (2013), berdasarkan tujuan penelitian, penelitian dapat diklasifikasi atas penelitian eksploratori (Exploratory research), penelitian deskriptif (Descriptive studies), dan penelitian eksplanatori atau kausalitas (Explanatory /Causal studies). Dimana penelitian eksploratori adalah penelitian mengenai apa yang sedang terjadi dan mengklarifikasi pemahaman tentang satu masalah. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan secara akurat profil tentang sesuatu kejadian atau situasi.Selanjutnya penelitian kausalitas adalah kajian tentang gubungan antar variable. Selanjutnya berdasarkan strategi yang dilakukan, menurut Saunders et al (2012), penelitian dikelompokkan atas percobaan (experiment), survei (survey), studi kasus (case study), penelitian tindakan (action research), penelitian dasar teori (grounded theory), etnografi (ethnography), dan dokumentasi (archival research). Berdasarkan data yang digunakan, penelitian juga sebagaimana dituliskan Zulkarnain Lubis (2010), dikelompokkan atas penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian gabungan antara kuantitatif dan kualitatif.Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan melalui pengamatan secara empiris dengan menggunakan pengukuran numerical dan analisis statistika, sedangkan penelitian kualitatif biasanya menggunakan sampel yang kecil dengan skope pertanyaan yang luas dan mendalam dan tanpa penggunaan analisis statistika (Saunders et al, 2012).Sedangkan menurut Sugiyono (2004), penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Sementara itu, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar.

  Lebih lanjut, berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) oleh Sugiyono (2004), penelitian berdasarkan dapat digolongkan atas penelitian diskriptif, penelitian komparatif, penelitian asosiatif. Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan, dimana variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

  Sementara itu eksperimen atau percobaan menurut Saunders et al (2012) adalah mencakup adanya hipotesis, penarikan sampel dari populasi yang diketahui, sampel yang dipilih secara random, adanya intervensi untuk perlakuan, pengukuran variable terikat dengan angka yang sedikit, dan adanya control terhadap seluruh variable bebas. Senada dengan Saunders et al, Sugiyono (2004) dan Zulkarnain Lubis (20120) menyatakan bahwa penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian untuk mencari keterkaitan antar variabel yang dirancang melalui berbagai perlakuan dan dalam kondisi kontrol yang ketat.

  Seterusnya penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Dijelaskan lebih lanjut bahwa survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survei adalah suatu desain yang digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada intervensi, survei mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai. Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, penelitian operational dan pengembangan indikaor-indikator social.

  Seterusnya berdasarkan studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif. Meskipun jumlah subyek cenderung sedikit, jumlah variabel yang diteliti sangat luas, oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui semua variabel yang berhubungan dengan masalah penelitian.

  Dalam yang dilakukan melalui pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan pelaporan hasilnya. Sementara itu, dalam Bent Flyvbjerg (2006), dikatakan sesuai Kamus Sosiologi (Dictionary of Sociology), disebutkan bahwa studi kasus adalah pengujian detail tentang fenomena tertentu yang menggunakan satu sampel saja, studi kasus tidak dapat menyediakan informasi yang reliabel yang terkait dengan kelas yang lebih luas, tetapi studi kasus akan sanga bermanfaat sebagai tahapan awal untuk pengujian hipotesis yang mungkin akan dilakukan untuk samber yang lebih besar.

  Sulipan dalammengatakan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Zulkarnain Lubis (2010) menuliskan bahwa penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas organisasi atau institusi dapat ditingkatkan. Penelitian ini melibatkan peneliti dan karyawan untuk mengkaji bersama-sama tentang kelemahan dan kelebihan prosedur kerja, metode kerja, dan alat-alat yang digunakan, dengan tujuan agar didapatkan metode kerja baru yang langsung dicobakan, seterusnya dievaluasi untuk seterusnya diterapkan kembali.

  Selanjutnya, menurut Barney Glaser dan Anselm Strauss sebagaimana dicantumkan dalamBarney Glaser dan Anselm Strauss menyatakan bahwa pendekatan Grounded Theory merupakan metode ilmiah, karena prosedur kerjanya yang dirancang secara cermat sehingga memenuhi kriteria metode ilmiah. Kriteria dimaksud adalah adanya signikansi, kesesuaian antara teori dan observasi, dapat digeneralisasikan, dapat diteliti ulang, adanya ketepatan dan ketelitian, serta bisa dibuktikan. Sesuai dengan namanya, tujuan dari Grounded Theory Approach adalah teoritisasi data, yaitu sebuah metode penyusunan teori yang berorientasi tindakan/interaksi, karena itu cocok digunakan untuk penelitian terhadap perilaku. Penelitian ini tidak bertolak dari suatu teori atau untuk menguji teori (seperti paradigma penelitian kuantitatif), melainkan bertolak dari data menuju suatu teori. Untuk maksud itu, yang diperlukan dalam proses menuju teori itu adalah prosedur yang terencana dan teratur (sistematis).

  Selanjutnya pengertian penelitian etnografi (ethnograpy) sebagaimana dituliskan dalam dituliskan dala adalah merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Sedangkan menurut Saunders et al (2012) kata kunci dari penelitian etnografi adalah bertujuan untuk menjelaskan kehidupan sosial dimana peneliti ikut tinggal dan bergabung bersama-sama dalam komunitas tersebut untuk waktu yang sangat lama, pengamatannya secara natural.

  Dalam disebutkan bahwa studi dokumentasi (archival research) adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek, sedangkan .menurut Saunders (2012) adalah penelitiaan yang menggunakan catatan adminstratif dan dokumen sebagai sumber data utama. Pada penelitian ini, peneliti focus pada kejadian pada masa lalu, sehingga memiliki keterbatasan yang hanya mengandalkan dokumen dan pencatatan.Termasuk dalam kategori ini adalah penelitian sejarah.

3. Pengertian Komunikasi dan Ilmu Komunikasi

  Komunikasi adalah suatu proses atau kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi, komunikasi adalah "suatu dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti inioleh Komala, Lukiati (2009) dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi disebut komunikasi nonverbal. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan, kelompok, atau organisasi. Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi menjadi penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan

perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau terisolasi dari lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, komunikasi itu penting, sebagaimana diposkan pada bahwa komunikasi penting karena komunikasi merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.

  Selain penjelasan di atas, masih banyak lagi defenisi lain mengenai komunikasi seperti dituliskan pada antara lain oleh Hovland, Janis & Kelley (1953) yang menuliskan bahwa komunikasi adalah sebagai mana adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Seterusnya, dituliskan Berelson dan Stainer (1964) menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Gode (1959) disebutkan mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.Barnlund (1964) menyatakan bahwa komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. Ruesch (1957) menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan, sedangkan Weaver (1949) menyatakan bahwa komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. Sementara itu, Harold Lasswell dalam engatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What

  Effect?. Paradigma Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi

  meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu komunikator (siapa yang mengatakan), pesan (mengatakan apa), media (melalui saluran/ channel/media apa), komunikan (kepada siapa), dan efek (dengan dampak/efek apa).Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

  Selanjutnya fungsi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam adalah (i) menginformasikan (to inform), (ii) mendidik

  (to educated), (iii) menghibur (to entertain), dan (iv) mempengaruhi (to

  

influence ). Sementara Onong Uchjana Effendi juga menyatakan bahwa tujuan

  komunikasi adalah sebagai berikut: (i) Social Change / Social Participation (Perubahan Sosial dan partisipasi social), (ii) Attitude Change (Perubahan Sikap), (iii) Opinion Change (Perubahan pendapat), dan (iv) Behaviour Change (Perubahan Perilaku).

  Sementara itu, berdasarkanoses komunikasi terdiri dari (i) Proses komunikasi secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media.

  Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal. (ii) Proses komunikasi secara sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam komunikasi karena komunikan sebagai sarana berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, fax, radio, majalah, dan lain-lain merupakan media yang sering digunakan dalan komunikasi.

  Seterusnya untuk pengertian ilmu komunikasi, secara umum didefenisikan

dalam

sebagai pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh

melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang dapat

dilakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Ilmu komunikasi dapat juga dikatakan sebagai ilmu

  mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataanyakepada manusia lain. Sebagai suatu disiplin ilmu, ilmu komunikasi memiliki objek kajian yaitu, usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain ).

  Sedangkan menurut Berger dan Chaffe sebagaimana ditulis dal yang juga dituliskan dalam dikatakan bahwa ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang. Berdasarkan definisi ilmu komunikasi tersebut, terdapat 3 pokok pikiran : a.

  Objek pengamatan yang jadi focus perhatian dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia.

  b.

  Ilmu komunikasi bersifat ilmiah-empiris (scientific) dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum. c.

  Ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena social yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.

  Sementara itu, menurut Carl I. Hovland Ilmu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap .

4. Pengelompokan dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Komunikasi

  Ilmu komunikasi dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai jenis pengklasifikasian. Salah satunya adalah berdasarkan sifat komunikasi.

  Berdasarkan sifatnya, sebagaimana diposkan pada dijelaskan bahwa komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:

  a. Komunikasi verbal (verbal communication) yang terdiri dari komunikasi lisan (oral communication), komunikasi tulisan (written communication),

  b. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication) yang terdiri dari komunikasi kial (gestural/body communication), komunikasi gambar (pictorial communication), dan komunikasi lain-lain.

  c. Komunikasi tatap muka (face-to-face communicatio)

  d. Komunikasi bermedia (mediated communication) Sementara itu, berdasarkan metode, komunikasi dikelompokkan atas

  (i).Jurnalisme/Jurnalistik (journalism) yang terdiri atas jurnalisme cetak (printed

  journalism), jurnalisme elektronik (electronic journalism), (ii). Hubungan

  masyarakat (public relations), (iii). Periklanan (advertising), (iv). Propaganda,

  (v). Perang urat syarat (psychological warfare), (vi). Perpustakaan (library), (vii) . Lain-lain.

  Onong Uchjana Effendi membuat pengertian bahwa jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat, laporan harian tersebut bisa berupa peristiwa faktual atau pendapat seseorang yang dinilai akan menjadi bahan berita. Sementara itu, menurut Lee & Johnson (2004), periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk- produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang atau kendaraan umum. Selanjutnya Kasali (1994) menyebutkan bahwa Masyarakat Periklanan Indonesia mendefinisikan periklanan sebagai keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.

  Hubungan masyarakat adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial atau bertujuan mencari keuntungan, maupun perusahaan non profit. Menurut Dominick (Morissan, 2006), humas mencakup hal-hal (i) memiliki kaitan erat dengan opini publik, (ii) memiliki kaitan erat dengan komunikasi, dan (iii) merupakan fungsi manajemen.

  Untuk bentuk komunikasi, dalam blog tersebut dituliskan bahwa bentuk komunikasi terdiri dari : a. Komunikasi pribadi (personal communication) yang mencakup komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) dan komunikasi antarpribadi

  (interpersonal communication)

  b. Komunikasi kelompok (group communication) yang mencakup (i)

  k omunikasi kelompok kecil (small group communication) meliputi ceramah (lecture),f orum, simposium (symposium, diskusi panel (panel discussion, d eminar, durah saran (brainstorming), dan lain-lain, (ii) komunikasi

  kelompok besar (large group communication)

  c. Komunikasi massa (mass communication) yang mencakup (i) Komunikasi media massa cetak meliputi surat kabar dan majalah, (ii) komunikasi media massa elektronik yang meliputi radio, televise, film, dan lain-lain

  d. Komunikasi medio (medio communication) yang mencakup surat, telepon, pamphlet, poster, spanduk, dan lain-lain.

  Seterusnya berdasarkan teknik komunikasi, komunikasi diklasifikasi menjadi (i) Komunikasi informatif (informative communication), (ii) Komunikasi persuasif (persuasive communication), (iii) Komunikasi pervasif

  (pervasive communication, (iv) Komunikasi koersif (coersive communication), (v) Komunikasi instruktif (instructive communication), dan (vi) Hubungan

  manusiawi (human relation).

  Ditambahkan lagi dalam bahwa komunikasi berdasarkan model komunikasi terdiri atas komunikasi satu tahap (one step flow communication), komunikasi dua tahap (two step flow communication) , dan komunikasi multitahap (multistep flow communication).

  Selanjutnya berdasarkan bidangnya, komunikasi terdir atas (i) komunikasi sosial (social communication), (ii) komunikasi manajemen/organisasional

  

(management/ organizational communication) , (iii) komunikasi perusahaan

(business communication) , (iv) komunikasi politik (political communication), (v)

  komunikasi internasional (international communication), (vi) komunikasi antarbudaya (intercultural communication), (vii) komunikasi pembangunan

  

(development communication) , (viii) komunikasi lingkungan (environmental

communication) , dan (ix) komunikasi tradisional (traditional communication).

  Sementara itu berdasark, komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, tergantung dari segi peninjauannya, ada sepuluh kriteria yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi komunikasi, mulai dari (i) menurut lawan bicara, (ii) menurut jumlah orang yang berkomunikasi, (iii) menurut cara penyampaian,(iv) menurut tujuan, (v) menurut prosesnya, (vi) menurut perilaku, (vii) menurut ruang lingkup, (viii) menurut aliran informasi, (ix) menurut jaringan, dan (x) menurut total hubungan. Berdasarkan lawan bicaranya terdiri atas komunikasipribadi dan komunikasi umum.Berdasarkan jumlah orang yang berkomunikasi terdiri dari komunikasi perseorangan dan komunikasi kelompok.

  Berdasarkan cara penyampaian terdiri dari komunikasi lisan (secara langsung dan tidak langsung) dan komunikasi tertulis (gambar atau foto, surat, naskah).

  Selanjutnya komunikasi berdasarkan tujuanterdiri dari komunikasi untuk memberi perintah, komunikasi untuk memberi nasehat atau ucapan selamat, komunikasi untuk memberi saran atau kritik, komunikasi untuk berpidato atau ceramah, komunikasi untuk rapat (meeting), komunikasi untuk perundingan, dan komunikasi untuk wawancara. Sementara itu, untuk pengelompokan menurut prosesnya dibagi atas komunikasi langsung (tanpa perantara atau mediator) dan komunikasi tidak langsung (menggunakan mediator).Untuk jenis komunikasi menurut perilaku terdiri dari komunikasi formal (lisan maupun tertulis), komunikasi informal (lisan maupun tertulis), komunikasi non formal (lisan maupun tertulis). Seterusnya untuk jenis komunikasi menurut ruang lingkup terdiri dari komunikasi internal (berlangsung dalam suatu organisasi) dan komunikasi eksternal (berlangsung antara pihak yang berada di dalam organisasi dengan pihak luar). Untuk pengelompokan berdasarkan aliran informasi terdiri dari komunikasi vertical kebawah (top-down), komunikasi vertical keatas (botton-

  

up) , komunikasi horizontal, komunikasi diagonal, komunikasi satu arah dan dua

  arah. Untuk jenis komunikasi menurut jaringan terdiri dari komunikasi menurut jaringan kerja rantai, k omunikasi menurut jaringan kerja lingkaran, dan komunikasi menurut jaringan kerja bintang atau roda. Untuk jenis komunikasi berdasarkan total hubungan terdiri dari komunikasi menurut hubungan tunggal langsung (antara seorang dengan seorang bawahannya), komunikasi menurut hubungan kelompok langsung, dan komunikasi menurut hubungan silang.

  Hafied Cangara; Tuti Bahfiarti; Murniati Muchtar; Andi Alimuddin Unde (2013) dalam berdasarkan hasil penelitian merekamenunjukkan ada 11 kajian komunikasi yang dijadikan tema pokok para mahasiswa program S1 Ilmu Komunikasi Fisip Unhas selama tahun 2007 s/d 2011, 4 diantaranya yang paling menonjol yakni ; (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Interpersonal, (c) Public Relations/Kehumasan, dan Komunikasi Pemasaran. Sedangkan untuk mahasiswa Program Magister (S2) adalah 12 tema, 5 diantaranya yang menonjol, yakni : (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Politik, (c) Komunikasi Pembangunan, (d) Public Relations/Kehumasan, (e) Media Baru (Internet-online). Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Rahel Fitriani Purba (2013) ditemukaan bahwa pada umumnya penelitian mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi USU lebih sering berkaitan dengan komunikasi massa, CSR dan Komunikasi Antar Pribadi.

  Berkaitan dengan Jurnalistik Media Cetak dan Komunikasi Penyuluhan masih jarang dilakukan.

  Sedangkamenyebutkan bahwa kajian ilmiah tentang gejala atau realitas komunikasi mencakup bidang yang sangat luas, meliputi segala bentuk hubungan antar manusia dan menggunakan lambang- lambang, misalnya bahasa verbal (lisan/tertulis) dan bahasa non verbal yg meliputi ekspresi simbolik lainnya, seperti: lukisan, pahatan, gerak tubuh, aneka tari dan musik.Secara lebih konkrit komunikasi sebagai kajian ilmiah meliputi bidang-bidang kajian (i) Komunikasi Antarpribadi (interpersonal

  

communication) , (ii) Komunikasi Kelompok (group communication), (iii)

  Komunikasi Organisasional/institusional, (iv) Komunikasi Massa (mass

communication) , dan (v) Komunikasi Budaya (cultural communication).

  Sementara itu, Arif Budi Prasetya dalam

   dang kajian dalam Ilmu Komunikasi terdiri dari komunikasi massa, perkembangan teknologi komunikasi, pers, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi antar pribadi.

5. Anak Cabang Ilmu Komunikasi

  Berdasarkan2011) anak cabang Ilmu Komunikasi terdiri dari :

  a)

  b)

  c)

  d)

  e)

  f)

  g)

  Lebih lanjut dalam Unix Lifes (2011) dijelaskan pemahaman masing- masing anak cabang Ilmu Komunikasi tersebut sebagai berikut. Broadcasting

  

adalah distribusi audio dan / atau video yang mengirimkan sinyal program untuk

penonton. Para penonton mungkin masyarakat umum atau sub-relatif besar

penonton, seperti anak-anak atau orang dewasa muda.

  

Broadcasting , atau penyiaran radio dan televisi adalah media massa, alat yang

dipakai untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Distribusi program radio

(audio) dan televisi (video) disampaikan dengan transmisi kepada pendengar dan

penonton. Proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik

melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.

  

Selanjutnya, Ilmu jurnalistik dikatakan sebagai salah satu ilmu terapan (applied

science) dari ilmu komunikasi, yang mempelajari keterampilan seseorang dalam

mencari, mengumpulkan,menyeleksi, dan mengolah informasi yang mengandung

nilai berita menjadi karya jurnalistik, serta menyajikan kepada khalayak melalui

media massa periodik, baik cetak maupun elektronik. Ilmu jurnalistik adalah

bagian dari ilmu publisistik (to publish = publikasi). Publisistik sendiri merupakan

bagian dari ilmu komunikasi. Makna jurnalistik adalah hal ihwal yang

berhubungan dengan persurat-kabaran (media massa cetak = pers). Secara lebih

sederhana, jurnalistik sering diartikan sebagai ilmu tentang tulis-menulis di media

massa. Padanan ilmu jurnalistik adalah pengetahuan kewartawanan. Hingga

jurnalis juga dipadankan dengan wartawan, yang merupakan profesi untuk

memperoleh informasi guna disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa

cetak. Sekarang profesi jurnalis / wartawan tidak hanya terkait dengan media

massa cetak, melainkan juga radio, televisi, kantor berita dan multi media (web

site).

  Seterusnya periklanan (advertising) adalah penyajian materi secara

persuasif kepada publik melalui media massa dengan tujuan untuk

mempromosikan barang atau jasa. Periklanan(advertising) adalah bisnis ide dan

kreatifitas (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005). Disebutkan bahwa dalam kaitan

dengan periklanan, menggambar hanyalah ekspresi citra yang kita tuangkan

sebagai bentuk konsep ide di dalam pikiran namun akarnya tetap ide itu sendiri,

menggambar lebih merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Proses

mengungkapkan ide dalam bentuk gambar penting dalam periklanan, namun

  

gambar yang bagus dan indah bukan hal yang utama karena kita hanya dituntut

untuk dapat menuangkan ide dalam bentuk citra gambar (Lwin & Aitchison.

  

2005). Jadi, mampu menggambar dengan baik bukan persyaratan di dunia

periklanan. Memiliki naluri dan ide pemasaran yang memungkinkan untuk

memadukan sebuah usulan penjualan dan nilai-nilai komersial sebuah gagasan

jauh lebih penting. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa periklanan atau

promosi (Advertising) adalah suatu bentuk komunikasi yang ditujukan untuk

mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan

sesuatu. Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang

diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang

atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.”` Definisi lain

mengatakan bahwa periklanan merupakan penyebaran informasi tentang suatu

gagasan, barang atau jasa, untuk ‘membujuk’ orang agar berfikir, bersikap atau

bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan.

  Ditambahkan juga bahwa terkait dengan periklanan, periklanan adalah

kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan

menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan

distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan,

iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik,

tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan

radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran,

pamflet,edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery

advertisingmaterials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.

  Anak cabang Komunikasi berikutnya adalah propaganda, sebuah kata

yang sering kali kita dengar di kalangan public. Propaganda adalah satu alat

untuk melakukan mobilisasi massayang lebih murah daripada terjadinya

kekerasan, penyogokan atau cara-cara control lainnya. Propaganda adalah

informasi yang berisikan doktrin, opini, ataupun pernyataan resmi dari

pemerintah. Propaganda juga adalah suatu kegiatan komunikasi dengan teknik

tertentu.Propaganda berasal dari bahasa latin Propagare atau Propagate yang

artinya mengembangkan/menyebarluaskan dan memekarkan. Dapat ditambahkan

bahwa propaganda adalah penggunaan simbol-simbol untuk mempengaruhi

perilaku atau manipulasi perasaan manusia.

  Berikutnya adalah Perang urat saraf (Psy War) yang dapat dikatakan

sebagai suatu proses komunikasi saling melakukan kegiatan propaganda antara

seorang figur politik dengan figur politik lain, antara suatu kelompok dengan

kelompok lain, dan antara suatu negara dengan negara lain, dengan tujuan untuk

saling menekan dan menjatuhkan nama orang atau kelompok atau negara lain

tersebut. Menurut William E.Daugherty dan Morris Janowitz dalam bukunya , A

Psychological warface casebook , disebutkan bahwa bahwa perang urat saraf

adalah penggunaan secara berencana propaganda dan kegiatan-kegiatan lainnya

yang direncanakan untuk mempengaruhi pendapat, emosi, sikap, dan perilaku

pihak musuh, pihak netral dan pihak kelompok asing yang bersahabat dalam

rangka mendukung pencapaian sasaran dan tujuan nasional . Selanjutnya,

menurut Prof.Drs.Onong Uchjana Effendy,MA. perang urat saraf dapat di

definisikan sebagai berikut Suatu metode komunikasi yang secara berencana dan

  

sistematis berupaya mengubah sikap , pendapat , atau perilaku seseorang atau

sekelompok orang dalam ajang kemiliteran , politik , ekonomi dan lain-lain untuk

meraih kemenangan.

  Seterusnya adalah publisitas, yaitu kegiatan publikasi yang menggunakan

media massa sebagai sarana penyebarluasan informasi. Publisitas adalah publikasi

perusahaan yang dimuat di media massa. Dengan demikian pengertian publikasi

lebih luas dan publisitas adalah bagian dari aktivitas publikasi. Publisitas dapat

juga dikatakan sebagai kegiatan perusahaan untuk melaporkan berita-berita

mengenai bisnisnya serta segala kegiatan yang dilakukan untuk mengenalkan

suatu perusahaan atau produk kepada masyarakat melalui media massa.

Pemahaman lain dari publisitas adalah kegiatan menempatkan berita mengenai

seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa. Dengan demikian,

publisitas dapat diartikan sebagai upaya orang atau organisasi agar kegiatanya

diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi

satu arah.

  Seterusnya adalah Humas (Hubungan Masyarakat) atau dikenal juga

sebagai Public Relationyang biasa disingkat sebagai PR, Humas diartikan sebagai

seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam

kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi. Dalam menjalankan

kehumasan, setiap hubungan dan komunikasi yang terjadi haruslah bersifat timbal