Respons mahasiswa fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 terhadap film Tnah air Beta

(1)

i

ABSTRAK

Disya Ramasari Rahayu

RESPONS MAHASISWA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2008 TERHADAP FILM TANAH AIR BETA

Film adalah salah satu media komunikasi massa yang unik dibandingkan dengan media lainya, film sendiri di Indonesia pertamakali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia. Film Tanah Air Beta ini mengisahkan kehidupan pengungsi pasca jajak pendapat di Timor-Timur, suatu keadaan dimana mereka harus berpisah dengan tanah kelahiran mereka, dan keluarga, karena mereka lebih memilih untuk tetap bergabung dengan Indonesia. Alasan mengambil judul ini adalah ingin mengetahui respons dari mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 selaku generasi muda yang telah menyaksikan film Tanah Air Beta, dimana film tersebut menceritakan tentang sikap nasionalisme, patriotisme dan cinta terhadap keluarga.

Adapun yang menajdi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana respon kognitif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN angkatan 2008 terhadap film “Tanah Air Beta” ?, bagaimana

respons afektif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

angkatan 2008 terhadap film “Tanah Air Beta” ?, bagaimana respon behavioral

Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN angkatan 2008

terhadap film “Tanah Air Beta”?

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode kuantitatif , karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah penghitungan untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang tepat, dan desain penelitian yang digunakan adalah survey, metode survey merupakan metode data yang ada pada saat penelitian dilakukan, data dapat dikumpulkan melalui beberapa teknik, seperti penyebaran angket dan pengamatan. Dan teori yang diambil dalam penelitian ini adalah teori S-O-R, teori ini ditemukan oleh Wat Son, aliran behavioristik yang artinya bagaimana sebuah pesan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mampu menimbulkan efek.

Setelah peneliti mengolah data, maka peneliti menemukan hasil temuan data seperti dalam respons kognitif sebesar 4.202, dimana nilai tersebut masuk ke dalam rentang skala sangat setuju, dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menilai respons kognitif mahasiswa terhadap film Tanah Air Beta adalah sangat setuju, serta dari rata-rata skor afektif sebesar 4.24, dimana nilai tersebut masuk kedalam rentang skala sangat setuju, dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menilai respons afektif mahasiswa terhadap film Tanah Air Beta adalah sangat setuju, dan rata-rata skor

behaviorial sebesar 4.318 dimana nilai tersebut masuk kedalam rentang skala sangat setuju, dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menilai respons behaviorial mahasiswa terhadap film Tanah Air Beta adalah sangat setuju.


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasih-Nya, serta dengan izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang mulia, yang baik ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan umatnya di Dunia dan di Akhirat beliau adalah Sayyidina Muhammad ibn Abdillah ibn Abdul Muthallib.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi, baik itu berupa sifat malas dan lalai. Sungguh sebuah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walau mungkin masih banyak kekurangan. Semua ini dapat terwujud karena banyaknya dukungan serta motivasi kepada penulis.

Penulis persembahkan segalanya kepada alm ayahanda H. Moch. Waluyo SS dan kepada ibunda tersayang Iis Suelys, yang dengan ketegaran hatinya dalam menghadapi hidup telah menjadi sumber inspirasi dan semangat hidup bagi penulis serta air susunya yang telah menjadi daging dalam tubuh ini, yang dengan keringat dan air matanya telah menyatu dalam jiwa penulis. Adik-adiku Dimas, Rifki, Dinda yang selalu mendoakan penulis agar penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kepada bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pudek


(3)

iii

I, bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II dan bapak Drs. Study Rizal LK, M.A selaku Pudek III.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi bapak Drs. Jumroni. M.Si. Dan Kepada Sekertaris Jurusan Ibu Umi Musyarrofah. M.A

3. Bapak. Zakaria, M.Ag sebagai pembimbing skripsi yang selalu setia dan sabar membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama dalam masa perkuliahan.

5. Bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-bahan dalam mengerjakan skripsi ini.

6. Rafki Ismail dan keluarga yang selalu memberikan motivasi dan dukungan yang tiada henti kepada penulis serta selalu mewarnai keceriaan hari-hari penulis.

7. Keluarga Besar jurusan KPI D angkatan 2007 dan umumnya jurusan KPI angkatan 2007, serta kakak-kakak senior teman sepermainan yang sudah memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan, yang telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi penulis.


(4)

iv

8. Keluarga Besar Peserta KKN Cicangkang Hilir – Cipongkor - Bandung tahun 2010. Semoga tali silaturahmi ini tidak pernah putus.

9. Semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.

Amin ya Rabbal Alamin.

Jakarta, 27 Januari 2011


(5)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D.Tinjauan Pustaka ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 8

1. Metode Penelitian ... 8

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

3. Populasi dan Sampel ... 9

4. Subjek dan Objek Penelitian ... 11

5. Sumber Data ... 11

6. Teknik Pengumpulan Data ... 12

7. Teknik Analisa Data ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II. KAJIAN TEORITIS RESPONS DAN FILM A. Ruang Lingkup Respons ... 17

1. Pengertian Respons ... 17

2. Macam-macam Respons ... 18

3. Faktor-faktor Terbentuknya Respons ... 21

4. Teori S-O-R ... 21

B. Ruang Lingkup Film ... 22

1. Pengertian Film ... 22

2. Fungsi Film ... 24


(6)

vi

4. Jenis-jenis Film ... 26

5. Ciri Khas Film ... 27

6. Arti Film Secara Garis Besar ... 28

BAB III. GAMBARAN UMUM A. Profil Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 29

1. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ... 29

2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ... 30

3. Tujuan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ... 31

B. Ruang Lingkup Film Tanah Air Beta ... 32

1. Sinopsis film Tanah Air Beta ... 32

2. Para Crew dan Pemeran Film Tanah Air Beta ... 34

3. Karakter Tokoh ... 35

4. Profil Produser, Sutradara dan Pemeran penting dalam Film Tanah Air Beta ... 37

BAB IV. TEMUAN DAN ANALISA A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin ... 40

2. Latar Belakang Pendidikan ... 41

B. Pernyataan ... 42

C. Analisa Data ... 52

1. Respons Kognitif (Pengetahuan) ... 52

2. Respons Afektif (Perasaan) ... 67

3. Respon Behaviorial (Tingkah Laku) ... 83

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN


(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komposisi Penarikan Sample ... 11

Tabel 2 Rentang Skala Pengambilan Kesimpulan ... 14

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

Tabel 4 Karakteristik Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 41

Tabel 5 Pertanyaan 1 Pernyataan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 6 Pertanyaan 1 Pernyataan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 43

Tabel 7 Pertanyaan 2 Pernyataan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 8 Pertanyaan 2 Pernyataan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 45

Tabel 9 Pertanyaan 3 Pernyataan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 10 Pertanyaan 3 Pernyataan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 48

Tabel 11 Pertanyaan 4 Pernyataan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

Tabel 12 Pertanyaan 4 Pernyataan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 50

Tabel 13 Rekapitulasi Total Nilai Untuk Item Pernyataan Responden ... 51

Tabel 14 Pernyataan 1 Respons Kognitif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 15 Pernyataan 1 Respons Kognitif Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 54

Tabel 16 Pertanyaan 2 Respons Kognitif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Tabel 17 Pertanyaan 2 Respons Kognitif Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 56

Tabel 18 Pertanyaan 3 Respons Kognitif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

Tabel 19 Pertanyaan 3 Respons Kognitif Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 59

Tabel 20 Pertanyaan 4 Respons Kognitif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 21 Pertanyaan 4 Respons Kognitif Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 62

Tabel 22 Pertanyaan 5 Respons Kognitif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64


(8)

viii

Tabel 24 Rekapitulasi Total Nilai Untuk Item Respons Kognitif ... 66

Tabel 25 Pertanyaan 1 Respons Afektif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 26 Pertanyaan 1 Respons Afektif Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 69

Tabel 27 Pertanyaan 2 Respons Afektif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Tabel 28 Pertanyaan 2 Respons Afektif Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 72

Tabel 29 Pertanyaan 3 Respons Afektif Berdasararkan Jenis Kelamin ... 74

Tabel 30 Pertanyaan 3 Respons Afektif Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 75

Tabel 31 Pertanyaan 4 Respons Afektif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 77

Tabel 32 Pertanyaan 4 Respons Afektif Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 77

Tabel 33 Pertanyaan 5 Respons Afektif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79

Tabel 34 Pertanyaan 5 Respons Afektif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 80

Tabel 35 Rekapitulasi Total Nilai Untuk Item Respons Afektif ... 81

Tabel 36 Pertanyaan 1 Respons Behaviorial Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

Tabel 37 Pertanyaan 1 Respons Behaviorial Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 84

Tabel 38 Pertanyaan 2 Respons Behaviorial Berdasarkan Jenis Kelamin ... 86

Tabel 39 Pertanyaan 2 Respons Behaviorial Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 87

Tabel 40 Pertanyaan 3 Respons Behaviorial Berdasarkan Jenis Kelamin ... 88

Tabel 41 Pertanyaan 3 Respons Behaviorial Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 89

Tabel 42 Pertanyaan 4 Respons Behaviorial Berdasarkan Jenis Kelamin ... 91

Tabel 43 Pertanyaan 4 Respons Behaviorial Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 92

Tabel 44 Pertanyaan 5 Respons Behaviorial Berdasarkan Jenis Kelamin ... 94

Tabel 45 Pertanyaan 5 Respons Behaviorial Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 94


(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi 2. Surat Keterangan Pengajuan Skripsi 3. Angket Penelitian

4. Hasil Olahan Data


(10)

x

DAFTAR GAMBAR


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara harfiah film adalah cinemathograpie berasal dari cinema + tho dan

phytos (cahaya) dan grapie (tulisan, gambar dan citra), jadi pengertiannya adalah menjadikan sebuah gambar menjadi bergerak. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera. film dibuat dengan cara merekam seseorang atau benda dengan menggunakan kamera. Setelah direkam, film dapat diputar ulang dan bisa dinikmati oleh penonton.1

Film berbeda dengan cerita buku, dalam cerita buku kita hanya membaca tulisan-tulisan yang terdapat didalamnya serta memainkan imajinasi kita akan cerita tersebut tanpa ada latar audio visual serta alat-alat seperti kamera dan latar belakang tempat, kalau dengan film kita mempunyai ciri khas sendiri, seperti asas ekonomi contohnya bila kita melihatnya dari kaca mata industri sebagai lahan komersialisasi, dan yang membedakan film dengan lainya adalah asas sinematografi, sinematografi tidak dapat digabungkan dengan lainya karena ini berkaitan dengan pembuatan film, asas sinematografi berisikan tentang bagaimana tata letak kamera sebagai alat pengambil gambar, bagaimana tata letak property dalam film, tata artistic, dan sebagai pengatur pembuat film. 2

1Andi Apriyanto, “Film dan Asalnya,” artikel diakses pada tanggal 24 Jul

i 2010 dari http://www. Bahasfilmbareng.blogspot.com/2010/0724/p01s03-wome.html.

2


(12)

2

Film adalah salah satu media komunikasi massa, yang unik dibandingkan dengan media lainya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahanya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya, berkat unsur inilah film merupakan salah satu bentuk seni alternatif yang banyak diminati masyarakat, karena dapat mengamati secara seksama apa yang mungkin ditawarkan sebuah film melalui peristiwa yang ada dibalik ceritanya. Yang tak kalah pentingnya, film merupakan ekspersi atau pernyataan dari sebuah kebudayaan ia juga mencerminkan dan menyatakan segi-segi yang kadang kurang terlihat jelas terlihat dalam masyarakat.3 Film merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambaran diiringi kata-kata dan musik, jadi film adalah produksi yang multidimensional dan sangat kompleks. 4

Film sendiri di Indonesia pertama kali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta). Pada massa itu film disebut “Gambar Idoep”. Sebuah film dokumenter yang mempertunjukan perjalanan Ratu Belanda di Den Haag. Pertunjukan perdana tersebut kurang berhasil karena harga karcisnya dianggap terlalu mahal.5 Film lokal pertama kali diproduksi pada tahun 1926, berjudul

“Loetoeng Kasaroeng (Lutung Kasarung)”, film pertama yang dibuat di Indonesia pada tahun 1926 dan masih bisu. Walau diproduksi di Indonesia dan memakai aktor lokal sebagai pemainnya, film yang bercerita berdasarkan legenda Jawa Barat ini bukanlah film Indonesia asli seutuhnya karena masih dibuat oleh dua

3

Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar (Jakarta: Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, 1992), h.19.

4

Pranajaya, Film dan Masyarakat; Sebuah Pengantar, h.26.

5Nasihah, “Sejarah Film di Indonesia,” artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2010

dari http://www.Wildwestweb.com/2010/0724/P023s65-tekno .htm.


(13)

3

orang Belanda bernama G.Kruger dan L.Heuveldorp dan rumah produksi milik Belanda juga yaitu NV Java Film Company di Bandung.6

Seiring berjalannya waktu industri perfilman di Indonesia mulai menunjukkan keaktifitasnya, dengan munculnya film-film seperti Eulis Atjih pada tahun 1927, Lily Van Java pada tahun 1928 dan mulai meningkat.7 Pada dekade 1980an industri perfilman Indonesia sempat berjaya salah satu film Indonesia

yang populer saat itu adalah Catatan Si Boy. Namun, menginjak tahun ’90-an, film Indonesia mulai mengalami kemerosotan dan akhirnya masyarakat lebih menyukai film buatan luar negeri. Akan tetapi pada tahun 2000an mulai bangkit kembali dengan judul film Petualangan Sherina. Sejak saat itu, industri perfilman mulai meningkat dengan diproduksinya film-film lain seperti Ada Apa Dengan Cinta dan Jelangkung pada tahun 2001.

Akan tetapi perfilman Indonesia saat ini tidak selalu mengalami kesuksesan. Hal ini dikarenakan cukup banyaknya film berunsur pornografi atau kekerasan yang beredar di masyarakat. Sedikit sekali adanya film yang memilki kualitas yang baik dan memiliki nilai-nilai yang bisa didapatkan secara positif, karena film adalah media komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk cerminan bagi para penonton yang menyaksikan, dan sebagai media pembelajaran yang komplit.

Film “TANAH AIR BETA” merupakan film keluarga yang diangkat dari

sebuah kisah nyata mengenai keluarga yang harus terpisah pasca jajak pendapat yang terjadi di Timor Timur (sekarang Timor Leste). Film ini disutradarai oleh

6Nasihah, “Sejarah Film di Indonesia.”

7Niadialova, “Asal Usul Film di Indonesia,”

artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2010 dari http://Niadilova.blogspot.com/2010/0624/tekno/29387. htm.


(14)

4

Ari Sihasale dengan mengambil lokasi di Atambua (Nusa Tenggara Timur) ini diluncurkan pada tanggal 17 Juni 2010, diproduksi oleh Alenia Picture yang mana pada sebelumnya telah sukses melahirkan beberapa film keluarga, yaitu DENIAS dan KING. Serta film ini mendapat apresiasi dari Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Ir H. Ahmad Helmy Faishal Zaini karena karya tersebut banyak mengirimkan pesan moral. Nilai positif lain dari film “Tanah Air Beta” menurut Ahmad adalah menggugah hati bahwa masih ada saudara sebangsa yang tinggal di daerah perbatasan dan membutuhkan perhatian. Film “Tanah Air Beta” berlatar di daerah Atambua, NTT dan seyogyanya masyarakat Indonesia menonton film nasional yang sarat pesan moral di tengah banyak beredarnya film berbau horor atau percintaan.

Film “Tanah Air Beta” bukan hanya menceritakan kehidupan pengungsi di perbatasan Indonesia-Timor Leste, pascajejak pendapat Timor Timur. Film ini bertema keluarga yang bersifat nasionalisme yang mengandung nilai-nilai patriotisme (cinta tanah air), cinta keluarga, cinta persahabatan dan toleransi umat beragama. Nilai patriotisme cukup kental terasa pada film Tanah Air Beta ini. Dalam beberapa bagian film ditunjukkan berapa besarnya rasa patriotisme dan nasionalisme sebagian warga masyarakat Timor Leste yang lebih memilih untuk tetap bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, walau harus terpisah dengan keluarga dan tinggal di pengungsian dengan barang bawaan yang seadanya. Secara keseluruhan film ini mengajak penontonya untuk mengukur kembali rasa kecintaan kepada Indonesia dengan nilai-nilai persaudaraan dan persahabatan serta perjuangan.


(15)

5

Ari Sihasale juga turut bermain dalam film garapannya ini sebagai dokter yang mengabdikan dirinya di pengungsian warga Timor Leste yang tetap memilih bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Film ini juga dibintangi oleh pemain Indonesia papan atas seperti Alexandra Gotardo, Lukman Sardi, Asrul Dahlan, Robby Tumewu dan Thessa Kaunang. Pesan-pesan dalam film

“Tanah Air Beta” ini juga memilki fungsi hiburan. Film ini dibuat berdasarkan

pendekatan humanis, penuh pesan moral, saling menghormati dan menyayangi, dan menambah pengetahuan. Film ini juga menggambarkan sikap patriotisme dan nasionalisme masyarakat Timor Leste yang lebih memilih untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia khususnya pemuda dan anak-anak mengetahui bagaimana sikap patriotisme dan nasionalisme yang sebenarnya. Seperti yang nampak dalam film “Tanah Air Beta” terdapat sebuah tembok yang bertuliskan “Harga Mati Untuk NKRI,” di sini pemerintah hendaknya memperhatikan para pengungsi yang lebih memilih bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bukti rasa patriotisme dan nasionalisme pada negara Indonesia.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka peneliti bermaksud menyusun skripsi dengan judul “Respons Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2008


(16)

6 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam film Tanah Air Beta banyak hal yang bisa dibahas, antara lain dari segi isi cerita, pesan yang disampaikan, latar belakang film tersebut, serta lokasi yang digunakan dalam film tersebut.

Untuk dapat lebih memfokusan penelitian ini, maka masalah hanya akan saya batasi pada respon mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008, terhadap film Tanah Air Beta yang diangkat berdasarkan kisah nyata para pengungsi pasca jajak pendapat di Timor Timur yang memilih untuk tetap bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1) Bagaimana respon kognitif mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 terhadap film

“ Tanah Air Beta”?

2) Bagaimana respons afektif mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 terhadap film

“ Tanah Air Beta”?

3) Bagaimana respons behavioral mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 terhadap


(17)

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

a. Untuk mengetahui respons kognitif, Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008

terhadap film “ Tanah Air Beta”

b. Untuk mengetahui respons afektif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008

terhadap film “ Tanah Air Beta”

c. Untuk mengetahui respons behavioral Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2008 terhadap film “ Tanah Air Beta”

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: a. Manfaat keilmuan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Secara praktisi dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan terutama pada mahasiswa.


(18)

8

D.Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka untuk melihat pembahasan skripsi yang sama membahas mengenai respon dan film, dan setelah itu penulis menjadikan skripsi

terdahulu tersebut sebagai perbedaan dan perbandingan penulis, seperti “Respon

Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap Film The Story Of Islam yang dibuat oleh Kardiansyah dengan NIM 105051001898 pada tahun 2009

dan “Respon Jamaah Majelis Ta’lim Assa’adatul Abdiah Kampung Baru Jakarta Barat Terhadap Film Kun Fayakun” yang dibuat oleh Irma Husmaidah dengan

NIM 106051001832 pada tahun 2010. Dalam hal ini yang menjadikan berbeda yaitu film yang diambil, penulis mengambil film yang bertemakan nasionalis dan kecintaan terhadap tanah kelahiran dan skripsi yang diambil terdahulu lebih bertemakan religius, serta responden yang diambil oleh penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 sedangkan skripsi

terdahulu mengambil responden jamaah majelis ta’lim dan mahasiswa jurusan

KPI.

E.Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, karena metode kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah penghitungan untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang tepat8. Selain itu, metode

8. Husein Umar, “

Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis” (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 37.


(19)

9

kuantitatif memiliki objektifitas yang dapat kita ketahui dan amati. Sedangkan desain penelitian ini adalah survei, dalam penelitian ini, peneliti ingin mensurvei dan mengetahui respons Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 terhadap film Tanah Air Beta. Metode survei merupakan metode data yang ada pada saat penelitian dilakukan. Dan data yang dikumpulkan melalui teknik penyebaran angket.9

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta, sedangkan waktu penelitian dimulai pada 1 Desember 2010 sampai dengan 3 Januari 2011

3. Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian sebagai data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian, dan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang menjadi objek sesungguhnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

9

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Janah, “ Metode Penelitian Kuantitatif” (Bandung: PT Grafindo Persada, 2005), h.9.


(20)

10

Angkatan 2008, yang mana pada setiap jurusanya masing-masing terdiri dari, Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) berjumlah 194 orang, Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) 29 orang, Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) 13 orang, Jurnalistik 68 orang dan Manajemen Dakwah (MD) 62 orang, Kesejahteraan Sosial (KESOS) 18 orang. Jika keseluruhan dijumlah maka menghasilkan sebanyak 384 mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Untuk mendapatkan jumlah nilai sampel dari total populasi, maka penulis menggunakan rumus Slovin10

n =

� 1+� (�)2

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Standar deviasi

Berdasarkan rumus Slovin diatas, maka diperoleh jumlah sampel yang dapat mewakili populasi dengan menggunakan standar deviasi sebesar 10% (biasa digunakan dalam penelitian) yaitu sebesar:

n =

384 1+384 (0.1)2

n = 79.2 = 79 Mahasiswa

Hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel yang dapat mewakili populasi yaitu sebesar 79 mahasiswa, selanjutnya dalam penarikan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling yaitu pemilihan sample berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan

10


(21)

11

karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam memudahkan dan pemerataan penarikan jumlah sampel dari masing-masing jurusan maka dilakukan pembagian quota sebagai berikut:

�= �

� � � � 100%

= 79

384 � 100% = 20,6 %

Dari hasil diatas diperoleh nilai sebesar 20,6% menunjukkan bahwa setiap jurusan diambil sampel sebanyak 20,6% dari total mahasiswanya, sehingga diperoleh sampel untuk setiap jurusan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Porsi Penarikan Sampel

No Jurusan Jumlah

Populasi Jumlah Sampel

1 Komunikasi Penyiaran Islam 194 39

2 Manajemen Dakwah 62 13

3 Bimbingan Penyuluhan Islam 29 6

4 Jurnalistik 68 14

5 Pengembangan Masyarakat

Islam 13 3

6 Kesejahteraan Sosial 18 4

TOTAL 79 Orang

4. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitan ini penulis mengambil subjek penelitian yakni mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2008 dan objek penelitian yakni Film Tanah Air Beta.

5. Sumber Data


(22)

12

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui penelitian lapangan dengan cara menyebarkan angeket. Angket sendiri adalah daftar pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada responden penelitian

b. Data Sekunder

Yaitu data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan, untuk mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan masalah data pendukung skripsi ini seperti buku-buku, surat kabar, internet.

6. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Angket (kuesioner)

Pertanyaan yang diberikan kepada responden bersifat pertanyaan tertutup, yaitu responden menjawab pertanyaan yang sudah disediakan dan responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda.

b. Studi Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukan kepada subyek penelitian, yang didapatkan melalui buku, artikel, dan internet.


(23)

13

7. Teknis Analisis Data.

Data yang diperoleh melalui angket kemudian di proses melalui tahap-tahap:

1. Editing yakni memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti dan kemudian dijumlahkan sesuai dengan pengelompokanya.

2. Tabulating, yaitu dengan menjumlahkan jawaban-jawaban selanjutnya yang dinyatakan dalam bentuk tabel, sehingga dapat diketahui kecendrungan tiap-tiap alternatif jawaban.

3. Analisis dan interpretasi data yakni yakni mendeskripsikan data kuantitatif hasil perolehan angket menjadi bentuk kata-kata, sehingga pernyataan tersebut menjadi bermakna.

Penarikan kesimpulan pada setiap variabel ditentukan dengan rata-rata dari setiap indikator. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari penjumlahan hasil kali total responden pada masing-masing skor dengan bobot skornya. Kemudian dibagi dengan jumlah responden keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk mencari rataan skor tersebut adalah sebagai berikut :

�= Σ ( 1. 1)

� Dimana :

X = Rata-rata

1 = Responden yang memilih skor tertentu 1 = Bobot Skor


(24)

14

Interpretasi selanjutnya diperoleh dengan mancari nilai skor rata-rata. Nilai skor rata-rata dapat diperoleh dengan rumus11 :

= � �฀�− � �

Dalam penelitian ini digunakan skala Likert dari 1 sampai dengan 5, sehingga nilai rata-rata yang diperoleh menjadi :

= 5 − 1 5 = 0.80

Berdasarkan nilai skor rata-rata tersebut, maka posisi kesimpulan memiliki rentang skala seperti pada Tabel 2 berikut12 :

Tabel 2. Rentang Skala Pengambilan Kesimpulan

Kriteria Jawaban Skor/ Bobot

Nilai Rentang Skala

Sangat Tidak Setuju 1 1.00 – 1.80

Tidak Setuju 2 1.81 – 2.60

Ragu-Ragu 3 2.61 – 3.40

Setuju 4 3.41 – 4.20

Sangat Setuju 5 4.21 – 5.00

11

Nazir, Metode Penelitian, h. 122.

12

Nazir, Metode Penelitian, h. 125.

STS TS CS S SS


(25)

15

F. Sistematika Penulisan.

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan diuraikan dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penulisan penyusunan ke dalam lima bab, dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub bab dengan penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Membahas pengertian respon, macam-macam respon, faktor-faktor terbentuknya respon, teori s-o-r dan pengertian film, jenis-jenis film, fungsi film, karakteristik film, jenis-jenis film, ciri khas film dan arti film secara garis besar.

BAB III GAMBARAN UMUM FILM TANAH AIR BETA

Membahas mengenai sejarah singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, visi dan misi, dan tujuan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta dalam gambaran umum film membahas mengenai sinopsis film Tanah Air Beta, para crew dan pemeran film Tanah Air


(26)

16

Beta, karakter tokoh serta Profil produser, sutradara dan pemeran penting dalam film Tanah Air Beta.

BAB IV HASIL TEMUAN DATA DAN ANALISA DATA

Membahas tentang Deskripsi responden serta analisa data

BAB V PENUTUP


(27)

17 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Respons

1. Pengertian Respons

Respons berasal dari kata response yang berarti jawaban atau tanggapan. 13dalam Kamus Bahasa Indonesia kontenporer dijelaskan bahwa respons adalah tanggapan atau reaksi.14 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, respons adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.15Sedangkan menurut Ahmad Subandi, respons secara istilah adalah umpan balik yang memiliki peran atau pengaruh dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.16 Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya psikologi komunikasi, respon adalah suatu kegiatan dari organisme itu, bukanlah suatu gerakan yang positif, setiap jenis kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut respons.17 Jika dijelaskan, maka penulis memahami bahwa suatu respons disampaikan oleh objek (film) kepada subjek (penonton) atau dari komunikator kepada komunikan, jadi dari penjelasan diatas penulis melihat bahwa respons dapat diartikan sebagai suatu tanggapan atau jawaban yang timbul dikarenakan adanya stimulus atau yang merangsang organisme untuk

13

John, Eclos dan Hasan Shadily. Kamus Bahasa Inggris Indonesia. (Jakarta: Gramedia. 2003), h. 254.

14

Hasan Alwi dkk, kamus Besar Bahasa Indonesia, Departement pendidikan, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.952.

15

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.836.

16

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet III, h.50.

17


(28)

18

bereaksi setelah adanya pesan dan apabila rangsangan diterima oleh komunikan maka respons telah berlangsung. Ketika alat indera seseorang menangkap suatu hal yang berbeda atau menarik balik dari suatu gejala atau peristiwa maka akan timbul suatu tanggapan18.

2. Macam-Macam Respons

Menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya psikologi komunikasi, mengemukakan bahwa terdapat macam-macam respons yaitu kognitif, afektif dan behavioral.19

a. Respons kognitif berkaitan erat dengan pengetahuan, kecerdasan dan informasi seorang mengenai sesuatu. Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya, dalam efek kognitif ini bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.20 Respons ini timbul apabila adanya perubahan yang dipahami dan dipresepsikan khalayak, yang mana respon kognitif itu muncul menurut indera yang mengamati seperti :

1) Tanggapan Audit ( tanggapan terhadap apa-apa yang telah didengarkanya, baik berupa suara, ketukan dan lain-lain)

2) Tanggapan Visual ( tanggapan terhadap sesuatu yang dilihatnya)

18

Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h.45.

19

Rakhmat, Psikologi Komunikasi , h. 223.

20


(29)

19

3) Tanggapan perasa (tanggapan sesuatu yang dialami oleh dirinya).21

b. Respon afektif yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu, respon ini timbul apabila ada perubahan yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu. Tujuan dari respon afektif bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya.22 Yang mana respon afektif itu berkaitan dengan emosi, sikap dan nilai seseorang akan sesuatu maka akan timbul faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya respon afektif dari komunikasi massa seperti.

1) Suasana emosional, didalam respons afektif disimpulkan bahwa kita terhadap sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.

2) Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita tahu bahwa dalam

21

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), h.136.

22


(30)

20

sebuah film action, yang mempunyai lakon atau aktor/aktris yang sering muncul, pada akahirnya akan menang. Oleh karena itu kita tidak terlalu cemas ketika sang pahlawan jatuh dari jurang. Kita menduga, pasti akan tertolong juga. Kita akan sangat ketakutan menonton film Suster Ngesot, misalnya, atau film horror lainnya, bila kita menontontonnya sendirian di rumah tua, ketika hujan lebat, dan tiang-tiang rumah berderik. Beberpa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih ketakutan menonton televisi dalam keadaan sendirian atau di tempat gelap.23

3) Faktor predisposisi individual, Faktor ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media massa. Dengan identifikasi penonton, pembaca, atau pendengar, menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan tokoh. Karena itu, ketika tokoh identifikasi (disebut identifikan) itu kalah ia juga kecewa dan ketika identifikan berhasil ia gembira.24

c. Respon behavioral berhubungan dengan prilaku nyata meliputi tindakan, kebiasaan berprilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.25 Sebagai contoh dalam media massa dalam hal ini film Adegan kekerasan dalam film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Dan cerita sebuah film yang memiliki sarat akan

23

Marcel Danesi, Semiotika Media (Yogyakarta, Jala Sutra, 2010), h.133.

24

Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa ( Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 52.

25


(31)

21

pesan-pesan yang positif maka akan berdampak positif pula bagi penonton. 26

3. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon

a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Maka seseorang yang mengadakan tanggapan sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabial terganggu salah satu unsur saja maka akan melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapanya tersebut antara satu orang dengan orang lain.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan, faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya faktor stimulus. Menurut Bimo Wagito dalam bukunya pengantar psikologi

umum, menyatakan bahwa “faktor psikis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera”.27

4. Teori S-O-R

Teori stimulus respons ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, dimana teori klasik ini adalah proses efek media massa yang berpengaruh. Teori jarum hipodermik ini memandang bahwa suatu media menyuntikan pesan ke dalam penonton, yang akhirnya akan menimbulkan

26Ilma Sukaesih, “Pengaruh Film Selama Ini,” artikel diakses pada tanggal 12 Oktober 2010 dari

http://www. filmmedia.blogspot.com/2872/11/tekno/25461.html..

27


(32)

22

reaksi.28 Teori S-O-R singkatan dari stimulus: Pesan, organism: Komunikator, Response: efek, yang semula berasal dari psikologi. Yang kemudian teori tersebut dipakai pula oleh ilmu komunikasi, yang mana sama-sama berhubungan karena keduanya mempelajari jiwa dan manusia yang memiliki sikap, opini kognitif, afektif dan konatif.29

Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus atau rangsangan khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan meperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi seorang komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:

a. S (stimulus) pesan : disini bagaimana suatu pesan yang terkandung

b. O (organism) komunikator : yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator.

c. R (respons) mampu memberikan efek.

Dengan demikian dalam teori S-O-R disini yaitu sebuah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mampu menimbulkan efek.30

B. Ruang Lingkup Film

1. Pengertian film

Secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar =

28

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h.119.

29

Sarlito Wirawan Sarlono, Teori-Teori Psikologi Sosial ( Jakarta: Rajawali Pers, 2006), h. 89.

30

Onong Ucjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, 2003), h. 256.


(33)

23

citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.31Definisi Film Menurut Effendy dalam buku komunikasi massa karya Elvinaro Ardianto , adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa yang dipandang dan didengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, yang dapat dipertunjukkan dan ditayangkan dengan sistem secara mekanik dan eletronik.32 Menurut Oxford Advanced English Dictionary of Current English karya Hornby, kata, film

didefinisikan sebagai “a story, etc recorded as a set of moving pictures to be shown on television or at the cinema”. Artinya, film diartikan sebagai sebuah cerita yang direkam sedemikian rupa dalam bentuk kumpulan gambar-gambar bergerak yang akan ditayangkan di layar lebar dengan kombinasi dari drama serta panduan musik dan suara serta drama dengan paduan tingkah laku dan emosi, dapat dinikmati benar-benar oleh penontonya.33 Film merupakan media komunikasi massa, komunikasi massa media film ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana yaitu film. Film dibuat dengan tujuan tertentu kemudian hasilnya

31Apriyanto, “Film dan Asalnya

.”, h.45.

32

Elvinaro, Komunikasi Massa, h. 143.

33

Hornby, Oxford Advanced English Dictionary of Current English (Jakarta: Gramedia, 2009), h.45.


(34)

24

tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat dengan peralatan teknis.

2. Fungsi Film

Seperti halnya televisi yang berfungsi sebagai media siaran,film juga memiliki tujuan bagi khalayak yang menonton film adalah ingin memperoleh hiburan, bagian dari komoditas ekonomi bagi yang memproduksinya, akan tetapi dalam hal ini film dapat terkandung didalamnya haruslah memiliki fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.34 Bahwa selain sebagai media hiburan, dan komoditas ekonomi film dapat digunakan sebagai media edukasi, untuk pembinaan generasi muda dalam rangka membangun bangsa yang memiliki karakter, karena biasanya karakter bangsa tercermin dari film yang dibuat.35

Fungsi edukasi dalam film dapat tercapai apabila isi dalam film yang disuguhkan memiliki pesan dan alur cerita yang berbobot dan dapat sebagai media pembelajaran bagi yang menyaksikanya, karena fungsi film itu sendiri bukanlah sebagai media hiburan dan komuditas ekonomi semata saja, akan tetapi sebagai media komunikasi massa yang sifatnya bisa mengibur, dan menjadi nilai tambah apabila film yang diangkat dan disuguhkan ke penonton disajikan secara berimbang dan mendidik.36

34

Wiryanti, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: PT Grasindo, 2000), h.87

35

Elvinaro, Komunikasi Massa,, h.145.

36


(35)

25

3. Karakteristik film

Faktor-faktor yang dapat menujukan karakteristik film adalah: a. Layar yang Luas/Lebar

Film dan televisi sama-sama media audio visual yang menggunakan layar, namun kelebihan dari media film adalah layarnya yang berukuran luas dan suara audio yang seolah-olah penonton melihat kejadian nyata dan tidak berjarak.

b. Pengambilan Gambar

Dalam hal ini, pengambilan gambar pada film haruslah dari jarak jauh dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan secara menyeluruh, pengambilan gambar secara menyeluruh digunakan untuk mendapatkan hasil yang artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik pada saat disaksikan. Sebagai contoh pada saat menyaksikan film dengan suasana bencana alam maka film tersebut diambil secara panoramic shot, sehingga penonton larut dalam suasana bencana alam yang ada difilm tersebut akibat dari efek film tersebut.

c. Konsentrasi Penuh

Berbeda dengan televisi yang mana pada saat kita sedang menyaksikan televisi kita bisa dengan leluasanya bergerak dan melakukan aktivitas dengan bebas, akan tetapi berbeda halnya pada saat kita menyaksikan film pasti kita haruslah tertuju pada film tersebut dan terbebas dari suara hiruk pikuk diluar karena biasanya ruanganya kedap udara,


(36)

26

semua mata tertuju pada film yang sedang ada didepan mata para penonton.

d. Identifikasi Psikologi

Jika kita berada didalam gedung dengan suasana gedung bioskop yang telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan, karena disini pengahayatan kita sangat mendalam dan sering sekali kita tidak sadar dan akan hanyut kedalam suasana dan merasa kita berada didalam cerita tersebut, jika kita menyaksikan film komedi maka kita akan terbawa suasana riang, serta jika kita menyaksikan film sedih kita akan terhanyut dan perasaan kita akan sedih jika kita menyaksikanya, dan film yang memiliki isi cerita yang dapat membangkitkan motivasi maka penonton yang menyaksikan pastinya akan termotivasi dan melakukan hal yang dicontoh dalam film tersebut, gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut identifikasi psokologis.37

4. Jenis-Jenis Film a. Film Cerita

Film cerita adalah jenis film yang menggunakan suatu cerita yang lazim dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dan dengan bintang film yang tenar dan cerita yang diangkat dalam film yang berjenis film cerita yakni berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi atau biasanya

37


(37)

27

fiktif sehingga ada unsur menarik baik dari segi jalan ceritanya maupun gambarnya.

b. Film Berita

Film berita adalah film mengenai fakta, pristiwa yang benar-benar terjadi, karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung unsur berita, kriteria film berita haruslah menarik dan penting, serta terekam secara utuh dan mempunyai nilai berita untuk dihadirkan ke penonton apa adanya dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

c. Film Dokumenter

Berbeda dengan film berita yang mana film berita yang merupakan rekaman kenyataan, dan film dokumenter haruslah dilakukan dengan pemikiran dan perencanaan yang matang dan seringkali film dokumenter bercerita mengenai alam dan manusia, dan tidak memiliki alur cerita seperti film cerita.38

5. Ciri Khas Film

Sebuah film yang baik memenuhi delapan ciri khas sebagai berikut: a. Film itu menarik minat

b. Film itu harus benar atau autentik

c. Up to-date (mengikuti perkembangan zaman) dalam setiting, pakaian dan lingkungan

d. Sesuai dengan tingkat kematangan.

38


(38)

28

e. Tata bahasa yang benar

f. Merupakan kesatuan atau alurnya teratur g. Mendorong aktivitas

h. Memenuhi dan memuaskan dari segi teknis.39 6. Arti Film Secara Garis Besar

a. Melengkapi semua batas-batas waktu b. Dapat diulang-ulang

c. Dapat dibagi-bagi d. Lebih realitas

e. Mendorong motivasi f. Mempengaruhi sikap

g. Bebas dan pembatasan pengelihatan mata h. Menunjukan hubungan sebab-akibat. 40

39

Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: PT Citra Aditiya Bakti, 1994), cet-7. h.86.

40


(39)

29 BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidatatullah Jakarta.

1. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Dakwah dahulunya merupakan salah satu Jurusan di Fakultas Ushuluddin, setelah mempunyai guru besar yang dipelopori oleh Prof. Akib Suminto, jurusan dakwah memisahlan diri dari Fakultas Ushuluddin menjadi Fakultas Dakwah. Sebagai perwujudan dari gagasan dan hasrat umat islam, yang mayoritas bangsa Indonesia, untuk mencetak kadar pemimpin islam bagi keperluan perjuangan bangsa Indonsia. Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengalamai perubahan menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi berdasarkan keputusan Presiden RI. No:31 tahun 2002 UIN Syarifhidayatullah Jakarta sekarang telah memiliki 11 Fakultas, yakni : ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Adab dan Humaniora, Ushuluddin dan Filsafat, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Komunikasi, Dirasyat Islamiah, Psikologi, Ekonomi dan Ilmu Sosial, Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial Politik, Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, serta program pasca sarjana (Program Magister S.2 dan Program Doktor S.3).

Berbicara masa depan Komunikasi di UIN Jakarta, tidak lepas dari jurusan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang sekarang sudah berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang merupakan


(40)

30

pengembangan dari Jurusan Dakwah pada fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah yang secara resmi dibuka pada tahun 1990/1991 (pada waktu itu masih bernama Fakultas Dakwah), diawali dengan dua kelas dan jumlah mahasiswa sekitar 80 orang. Dengan perkembangan Fakultas dakwah akhirnya pada tahun 1992-1995 memiliki dua Jurusan yaitu PPA dan BPA.

Seiring perkembangan Fakultas Dakwah tersebut, akhirnya pada tahun 1994-1995 terjadi perubahan nama jurusan BPA menjadi BPI yaitu Bimbingan Penyuluhan Islam pada tahun 1996-1997 terjadi perubahan kembali, yaitu Jurusan Penyiaran dan Penerangan Islam (PPA) berganti nama menjadi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam sampai sekarang. Perubahan tersebut didasarkan surat keputusan Dirjen lembaga Islam Departemnt Agama tahun 1999.41

2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Visi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah : “

Menjadikan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pusat keunggulan dalam kajian Ilmu-ilmu dakwah, pengembangan masyarakat Islam, dan komunikasi kontemporer.”

Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi adalah:

a. Menyelengarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan mempuni dalam ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.

41

Yunan Yusuf, Pedoman Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009-2010), h.14-15.


(41)

31

b. Melakukan penelitian yang berkualitas dalam rangka pengembangan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, dan mempublikasikanya, baik nasional, regional, dan internasional.

c. Melakukan pengabdian kepada masyarakat secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mengamalkan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.

d. Mengembangkan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa. e. Melakukan secara aktif kerjasama yang produktif dengan lembaga dan

instasi terkait, baik dalam maupun luar negeri untuk kepentingan pengembangan dakwah dan masyarakat Islam.

f. Melakukan pembinaan ahlak mulia, kreatifitas, dan life skill

mahasiswa agar dapat menjadi tauladan dan berpartisipasi di tengah masyarakat.

g. Menjalin silahturahmi secara intensif dengan alumni dan wali mahasiswa untuk membangun kejayaan fakultas.42

3. Tujuan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

a. Terciptanya lulusan yang berakhlak mulia, ahli dalam bidang Dakwah dan Komunikasi, serta unggul dan berprestasi dalam persaingan globalisasi dan dalam membangun masyarakat madani.

b. Terciptanya pengajar dosen yang kompetitif, kreaktif, inovatif dan kompeten, serta berdedikasi terhadap profesi mereka, dalam bingkai Ukhuwah Islamiyah.

42


(42)

32

c. Terciptanya para karyawan yang berdedikasi tinggi terhadap tugas merekja, yakni melayani secara prima terhadap kebutuhan mahasiswa, dosen dan masyarakat.43

B. Ruang Lingkup Film Tanah Air Beta

1. Sinopsis Film Tanah Air Beta

Ketika Timor-Timur berpisah dari Indonesia, perisahan harus terjadi, terhadap dua kakak beradik yang saling menyayangi, mereka terpaksa harus hidup dalam kondisi dan lokasi yang berbeda, dikarenakan kepentingan yang sangat tidak mereka mengerti, menjadikan Merry (10 th) harus tinggal berdua saja dengan ibunya Tatiana (29 th) disebuah kamp pengungsian di Kupang NTT.

Sementara kakak laki-lakinya Mauro (12 th) tinggal bersama pamannya, di Timor Leste. Tatiana dan anaknya Merry, hidup di sebuah kamp pengungsian bersama ratusan ribu orang pengungsi lainnya. Di antaranya Abubakar seorang keturunan Arab yang sudah turun temurun hidup dan tinggal di Timor-Timur Tatiana mengajar di sekolah darurat di kamp tersebut. Merry juga bersekolah di tempat itu bersama Carlo seorang anak laki-laki yang sangat jail dan suka menggangu Merry, itu dikarenakan Carlo ingin sekali mempunyai seorang adik dan merasakan kembali cinta kasih keluarga. Kehidupan yang sangat berat di sebuah kamp pengungsian dan di tengah ketidakpastian akan keberadaan anak laki-lakinya, tidak membuat

43


(43)

33

Tatiana menjadi lemah. Kerinduan Merry akan kakaknya dan penderitaan yang begitu mendalam dari sang ibu menjadikan Merry, anak perempuan yang cerdas dan nekad.

Suatu hari dari seorang petugas relawan, Tatiana mendapatkan informasi bahwa ada kemungkinan ia bisa bertemu dengan anak laki-lakinya. Hal tersebut membuat hati Tatiana merasa bahagia kelak suatu saat keluarga mereka dapat berkumpul kembali seperti sediakala, Tatiana pun memberi tahu kabar baik tersebut kepada Marry, mendengar kabar tersebut Marry sangat senang akan bertemu dengan kakak kandungnya yang telah terpisah, sebuah pakaian pun di belikan dengan menggunakan uang yang dikumpulkannya hanya untuk menyambut pertemuan dengan kakak kandungnya tersebut.

Hari demi hari dilalui dengan rasa penasaran dan rasa sangat ingin bertemu dengan sang kakak tercinta namun pihak petugas perbatasan belum memberikan kepastian akan waktu pertemuan mereka, sehingga Merry memutuskan untuk pergi sendiri ke perbatasan di Montain. Tatiana pun dibuat panik mengetahui putrinya melakukan perjalanan sendiri keperbatasan, ia meminta bantuan kepada Abu Bakar dan Carlo untuk mencari Merry. Carlo pun langsung melakukan pencarian terhadap Merry, setelah melakukan perjalan yang cukup jauh maka Carlo pun menemukan Marry dan menemaninya menuju Montain untuk betemu dengan kaka kandung Marry, berbagai kejadian dan petualangan yang mereka jalani hingga sampai ke perbatasan. Sesampainya perbatasan mereka pun berusaha untuk bertemu


(44)

34

dengan kakak kandung Marry, usaha mereka tidak sia-sia dan mereka pun dapat bertemu dengan kakak Kandung Marry, sehingga akhirnya Marry pun bertemu dengan kakak kandungnya yang telah terpisah pasca jajak pendapat di Timor-timor.44

2. Para Crew dan pemeran film Tanah Air Beta

Para pemain aktor dan aktris dalam film Tanah Air Beta: a. Alexandra Gottardo sebagai Tatiana

b. Lukman Sardi sebagai Lukman c. Asrul Dahlan sebagai Abu Bakar d. Yehuda Rumbini sebagai Carlo Gomes e. Ari Sihasale sebagai Dr. Joseph

f. Robby Tumewu sebagai Ko Ipin g. Thessa Kaunang sebagai Ci Irene h. Griffit Patricia sebagai Merry i. Marcel Raymond sebagai Mauro j. Marlita Nadia sebagai Merry kecil

Para Crew dalam film Tanah Air Beta: a. Executive Produser : Nia Zulkarnaen. b. Producer : Ari Sihasale

c. Director : Ari Sihasale

d. Line Producer : Gunawan Raharjo e. Scriptwriter: Armanto


(45)

35

f. Artistic : T. Moty D Setyanto

g. Music Director : Aksan Sjuman dan Titi Sjuman h. Editor : Andi Pulung

i. Sound : Dwi Budi Priyanto dan Khikmawan Sentosa j. Still Photograpy : Sony Setiawan

k. Behind The Scene : Erlan Basri l. Make Up : Notje Tajibta

m. Wardrobe : Lucia Eka Canting45 3. Karakter Pemain Film Tanah Air Beta

a. Alexandra Gotardo sebagai Tatiana, sorang ibu yang sangat mencintai anak-anaknya, berusaha sekuat tenaga untuk dapat bertahan dan bertemu serta berkumpul kembali dengan keluarganya, selain itu memiliki jiwa sosial yang tinggi dimana dia rela mengabdikan dirinya untuk mengajar dan memberikan pendidikan kepada penduduk di

camp pengungsian.

b. Griffit Patricia sebagai Merry, seorang gadis cilik yang periang dan sedikit manja karena sangat merindukan sosok kakak, sehingga membuat sikapnya sedikit egois dalam memnuhi keinginannya.

c. Asrul Dahlan sebagai Abu Bakar, seorang keturunan arab yang ditinggalkn oleh istrinya pasca jajak pendapat, ia sangat banyak membantu Tatiana untuk dapat bertemu kembali dengan anaknya,

45Irvan Basin, “ Cast and Crew,” Artikel diakses pada 24 November 2010 dari


(46)

36

Abu Bakar juga seorang yang cerdas dan memiliki kemauan untuk belajar.

d. Yehuda Rumbini sebagai Carlo Gomes, seorang yatim piatu yang diasuh oleh Abu Bakar, ia anak yang sangat iseng karena selalu menggangu Marry. Itu dikarenakan ia sangat merindukan keluarga karena setelah jajak pendapat ia diasuh oleh Abu Bakar sehingga Kurang mendapatkan perhatian.

e. Marcel Raymond sebagai Mauro, kakak kandung Marry yang tinggal di Timor-timor bersama sang pamannya, karateristik mauro disini tidak terlalu signifikan karena durasinya yang cukup singkat namun sedikit nampak bahwa Mauro memiliki karakteristik sebagai seorang yang pantang menyerah dan cinta terhadap keluarga.

f. Ari Sihasale sebagai Dr. Joseph, seorang dokter yang mengabdikan dirinya bagi masyarakat khususnya di camp pengungsian yang sangat membutuhkan pelayanan dan pertolongan kesehatan.

k. Robby Tumewu sebagai Ko Ipin dan Thessa Kaunang sebagai Ci Irene, pasangan suami istri warga negara keturunan yang membuka usaha warung kelontong di wilayah pengungsian, mereka juga sangat membantu dalam kehidupan Tatiana dan Marry.46

46


(47)

37

4. Profil Executive Produser, Sutradara, Pemeran Penting Dalam Film Tanah Air Beta

a. Nia Zulkarnaen

Nama Lengkap : Vanya Zulkarnaen

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Juni 1970 Biografi

Vanya Zulkarnaen atau lebih dikenal dengan nama Nia Zulkarnaen lahir di Jakarta, 19 Juni 1970. Ia adalah salah satu artis film yang mengawali karirnya dari dunia model.

Nia adalah anak dari pasangan aktor dan aktris senior Dicky Zulkarnaen dan Mieke Wijaya. Ia juga istri dari aktor dan musisi, Ari Sihasale, setelah sebelumnya bercerai dari suami pertamanya Ahmad Iskandar Zulkarnaen, seorang pembalap nasional yang meninggal pada Mei 2002 akibat kecelakaan mobil di sirkuit Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang.

Saat ini mereka mendirikan rumah studio, Alenia Pictures yang produksi film awalnya sebuah film layar lebar, Denias, Senandung di Atas Awan. Film ini kemudian menjadi film terbaik FFI 2006 dan menempatkan pelaku utamanya Albert Fakdawer sebagai aktor terbaik FFI 2006 dan yang terakhir film garapan Nia Zulkarnaen yang berjudul Tanah Air Beta mendapat penghargaan dari Mentri Pembangunan Daerah Tertinggal.47

47


(48)

38

b. Ari Sihasale

Nama : Juharson Estrella Sihasale

Tempat/Tanggal Lahir : Tembagapura, Papua, 05 Oktober 1973

Biografi

Juharson Estrella Sihasale lebih terkenal dengan nama Ari Sihasale lahir di Tembagapura, Papua, 5 Oktober 1973. Ale adalah seorang aktor dan musikus keturunan Ambon, yang pernah bergabung dengan grup band Cool Colours, bersama Ari Wibowo, Surya Saputra, dan Johandy Yahya.

Ale sendiri kemudian menikah dengan aktris Nia Zulkarnaen dan saat ini mempunyai rumah produksi Alenia Production, yang belakangan menelurkan film pertamanya Denia Senandung Diatas Awan. Film itu juga yang kemudian dalam Festival Film Indonesia 2006, mengantarkan Albert Fakdawer sebagai pemeran pria terbaik.

Tidak hanya itu, lewat film Denias Senandung Diatas Awan.itu juga berhasil meraih penulis Skenario Cerita Adaptasi Terbaik dan Sinematografi Terbaik.48

c. Alexsandra Gotardo

Nama Lengkap : Alexandra 'Ria' Gotardo

Tempat/Tanggal Lahir : 09 Januari 1985 Biografi

48


(49)

39

Alexandra Gottardo atau Alexandra 'Ria' Gotardo lahir 9 Januari 1985. Ia adalah seorang model, presenter, aktris sinetron yang pernah menjalin kasih dengan drummer group musik Dewa 19, Tyo Nugros.

Perempuan yang menyukai musik reggae dan latin ini, telah membintangi sejumlah sinetron seperti “ Dan, Karena Cinta, Si Yoyo, Cinta Memang Gila, Cinta Remaja, Makin Sayang, Malin Kundang. Putri tunggal pasangan Carlo Gottardo dan Banik Ekawati ini juga telah membintangi film layar lebar “ Anak-anak Borobudur, Medley (2007 ) dan Tanah Air Beta (2010)”.49

49


(50)

40 BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA

A. Karakteristik Responden

Setelah melakukan penelitian di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ditemukan beberapa hal yang menjadi temuan lapangan.

Responden pada penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2008. Hal ini diadakan untuk mengetahui sejauh mana respons mahasiswa dan mahasiswi terhadap film Tanah Air Beta. Maka pada penelitian ini yang menjadi sample populasi sebanyak 79 orang yang pernah menonton film tersebut.

Dari 79 kuesioner yang terkumpul valid, peneliti mendapatkan data mengenai karakteristik responden dan selanjutnya peneliti klasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: jenis kelamin dan latar belakang pendidikan.

1. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari jumlah responden sebanyak 79 orang terdapat 45.6 % responden mahasiswa laki-laki dan 54.4 % responden mahasiswi perempuan50. Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan lebih banyak porsinya jika dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki, selain itu juga menunjukkan bahwa responden mahasiswi perempuan lebih mengetahui mengenai film Tanah Air

50


(51)

41

Beta, selain itu juga dapat diketahui bahwa responden perempuan lebih sering meluangkan waktu untuk menyaksikan film-film dibioskop.

Tabel 3. Karaktersitik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Laki-laki 36 45.6 %

Perempuan 43 54.4 %

Jumlah 79 100 %

2. Latar Belakang Pendidikan

Responden yang digunakan dalam penelitian ini memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda , sehingga untuk memudahkan penelitian maka karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan digolongkan ke dalam beberapa kategori yaitu SMU, SMK, Madrasah Aliah dan Pesantren.

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Latar Pendidikan Jumlah Responden Persentase

SMU 30 38 %

SMK 8 10,2 %

Madrasah Aliah 20 25,3 %

Pesantren 21 26.5%

Jumlah 79 100 %

.

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa responden yang berasal dari SMU mendominasi sebagaian besar responden, yaitu 38%, dan yang berlatar


(52)

42

belakang pendidikan Pesantren memiliki jumlah sebesar 26.5%, responden yang berasal dari Madrasah Aliah sebesar 25,3% dan yang berasal dari SMK 10,2%.51 Hal ini menujukan bahwa sebagian besar responden di dominasi oleh responden yang berlatar pendidikan SMU

B.Penyataan

Sebelum mengetahui respons Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 terhadap film Tanah Air Beta dari segi Kognitif, Afektif, Konatif, terlebih dahulu mengetahui pernyataan yang meliputi intensitas menonton, kualitas film, dan manfaat film.

1. Item Pertanyaan 1 Mengenai Pernyataan Responden

Dalam item pertanyaan 1 mengenai pernyataan responden yang ditanyakan adalah pertanyaan “saya suka menonton film”, dari item pertanyaan tersebut diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut:

Tabel 5. Pertanyaan 1 Pernyataan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Item Pertanyaan Total

SS S R TS STS

Laki-laki 17 19 0 0 0

Perempuan 17 26 0 0 0

Total Nilai 34 45 0 0 0

Total Skor 170 180 350

Mean: 350: 79 = 4.43

51


(53)

43

Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa responden laki-laki yang menjawab pertanyaan suka menonton film yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 17 orang dan yang menjawab setuju sebanyak 19 orang, sedangkan untuk responden perempuan yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 45 orang. Dengan demikian diperoleh total skor sebesar 350 dengan mean 4.43, berdasarkan nilai perolehan mean sebesar 4.43, item pertanyaan pada tabel 4 masuk kedalam rentang skala sangat setuju.

Tabel 6. Pertanyaan 1 Pernyataan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Item Pertanyaan Total

SS S R TS STS

SMU 13 17 0 0 0

SMK 3 5 0 0 0

Madrasah Aliah 8 12 0 0 0

Pesantren 10 11 0 0 0

Total Nilai 34 45

Total Skor 170 180 350

Mean: 350:79 = 4.43

Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa responden yang berlatar belakang pendidikan SMU yang menjawab pertanyaan suka menonton film, yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 13 orang dan yang menjawab setuju sebanyak 17 orang, untuk responden yang berlatar belakang pendidikan SMK yang menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 5 orang, untuk responden yang berlatar belakang pendidikan Madrasah


(54)

44

Aliah yang menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 12 orang, serta untuk responden yang berlatar belakang pendidikan Pesantren yang menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 11 orang. Dengan demikian diperoleh total skor sebesar 350 dengan mean 4.43, berdasarkan nilai perolehan mean sebesar 4.43, item pertanyaan pada tabel 6 masuk kedalam rentang skala sangat setuju.

Hal ini menunjukan bahwa responden yakni mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 sangat setuju suka menonton film. Dengan nilai yang diperoleh sebesar 4.43, nilai tersebut menunjukan bahwa film saat ini sudah menjadi kebutuhan dan hiburan yang sangat diminati oleh mahasiswa atau anak muda khususnya yang diperkotaan, serta sudah menjadi gaya hidup diera modern sekarang ini, sehingga itulah yang menjadi alasan mengapa mahasiswa sangat setuju bahwa mereka suka menonton fim khususnya bioskop dan dengan mereka menyaksikan film di bioskop mereka bisa merasakan suasana yang ada didalam film tersebut, karena efek yang ditimbulkan dari film tersebut yang membuat mahasiswa suka menonton film.

2. Item Pertanyaan 2 Mengenai Pernyataan Responden

Dalam item pertanyaan 2 mengenai pernyataan responden yang ditanyakan

adalah pertanyaan “saya pernah menonton film Tanah Air Beta”, dari item pertanyaan tersebut diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut:


(55)

45

Tabel 7.Pertanyaan 1 Pernyataan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Item Pertanyaan Total

SS S R TS STS

Laki-laki 14 22 0 0 0

Perempuan 21 22 0 0 0

Total Nilai 35 44 0 0 0

Total Skor 175 176 351

Mean: 351: 79 = 4.44

Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa responden laki-laki yang menjawab pertanyaan suka menonton film yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 14 orang dan yang menjawab setuju sebanyak 22 orang, sedangkan untuk responden perempuan yang menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 22 orang. Dengan demikian diperoleh total skor sebesar 351 dengan mean 4.44, berdasarkan nilai perolehan mean sebesar 4.44, item pertanyaan pada tabel 7 masuk kedalam rentang skala sangat setuju.

Tabel 8. Pertanyaan 2 Pernyataan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Item Pertanyaan Total

SS S R TS STS

SMU 9 21 0 0 0

SMK 2 6 0 0 0


(56)

46

Pesantren 14 7 0 0 0

Total Nilai 35 44

Total Skor 175 176 351

Mean: 351:79 = 4.44

Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa responden yang berlatar belakang pendidikan SMU yang menjawab pertanyaan suka menonton film, yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 9 orang dan yang menjawab setuju sebanyak 21 orang, untuk responden yang berlatar belakang pendidikan SMK yang menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 6 orang, untuk responden yang berlatar belakang pendidikan Madrasah Aliah yang menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 10 orang, serta untuk responden yang berlatar belakang pendidikan Pesantren yang menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 7 orang. Dengan demikian diperoleh total skor sebesar 351 dengan mean 4.44, berdasarkan nilai perolehan mean sebesar 4.44, item pertanyaan pada tabel 8 masuk kedalam rentang skala sangat setuju.

Hal ini menunjukan bahwa responden yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN angktan 2008 sangat setuju pernah menonton film Tanah Air Beta dan mereka tertarik untuk menyaksikan film Tanah Air Beta yang bertemakan rasa nasionalis dan patriotisme dan berlatar belakang kisah nyata pasca jajak pendapat yang mana perpisahan antara Indonesia dengan Timor-Timur terjadi pada saat para mahasiswa masih kecil pada saat itu dan belum mengetahui


(57)

47

masalah apa yang sebenarnya terjadi, sehingga mahasiswa sangat setuju bahwa pernah menyaksikan film Tanah Air Beta, dan ini memudahkan peneliti untuk memperoleh hasil yang akan penulis capai.

3. Item Pertanyaan 3 Mengenai Pernyataan Responden

Dalam item pertanyaan 2 mengenai pernyataan responden yang ditanyakan

adalah pertanyaan “saya setuju film itu haruslah memiliki cerita yang berbobot”, dari item pertanyaan tersebut diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut:

Tabel 9.Pertanyaan 3 Pernyataan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Item Pertanyaan Total

SS S R TS STS

Laki-laki 23 13 0 0 0

Perempuan 27 16 0 0 0

Total Nilai 50 29 0 0 0

Total Skor 250 116 366

Mean: 366: 79 = 4.63

. Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa responden laki-laki yang menjawab pertanyaan film itu haruslah memiliki cerita yang berbobot yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 23 orang dan yang menjawab setuju sebanyak 13 orang, sedangkan untuk responden perempuan yang menjawab sangat setuju sebanyak 27 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 16 orang. Dengan demikian diperoleh total skor sebesar 366 dengan mean 4.63, berdasarkan


(58)

48

nilai perolehan mean sebesar 4.63, item pertanyaan pada tabel 9 masuk kedalam rentang skala sangat setuju.

Tabel 10. Pertanyaan 3 Pernyataan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Item Pertanyaan Total

SS S R TS STS

SMU 20 10 0 0 0

SMK 6 2 0 0 0

Madrasah Aliah 13 7 0 0 0

Pesantren 11 10 0 0 0

Total Nilai 50 29

Total Skor 250 116 366

Mean: 366:79 = 4.63

Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa responden yang berlatar belakang pendidikan SMU yang menjawab pertanyaan suka menonton film, yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 20 orang dan yang menjawab setuju sebanyak 10 orang, untuk responden yang berlatar belakang pendidikan SMK yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 2 orang, untuk responden yang berlatar belakang pendidikan Madrasah Aliah yang menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 7 orang, serta untuk responden yang berlatar belakang pendidikan Pesantren yang menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 10 orang. Dengan demikian diperoleh total skor sebesar 366


(59)

49

dengan mean 4.63, berdasarkan nilai perolehan mean sebesar 4.63, item pertanyaan pada tabel 10 masuk kedalam rentang skala sangat setuju.

Hal ini menunjukan bahwa responden yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN angkatan 2008 sangat setuju, film haruslah memiliki cerita yang berbobot. Dapat dijelaskan bahwa film tidak hanya sebagai tontonan belaka yang didalamnya hanya sebatas cerita saja, akan tetapi film harus memiliki cerita yang berbobot dan sebagai media yang medidik dan berguna bagi yang menonton dengan demikian diketahui bahwa responden memiliki kemampuan dalam menilai kualitas film.

4. Item Pertanyaan 4 Mengenai Pernyataan Responden

Dalam item pertanyaan 4 mengenai pernyataan responden yang ditanyakan

adalah pertanyaan “setujukah anda film sebagai media komunikasi yang efektif”, dari item pertanyaan tersebut diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut:

Tabel 11.Pertanyaan 4 Pernyataan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Item Pertanyaan Total

SS S R TS STS

Laki-laki 11 24 1 0 0

Perempuan 17 24 2 0 0

Total Nilai 28 48 3 0 0

Total Skor 140 192 9 341

Mean: 341: 79 = 4.31

Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa responden laki-laki yang menjawab pertanyaan film setujukah anda film sebagai media komunikasi yang


(60)

50

efektif yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 11 orang dan yang menjawab setuju sebanyak 24 orang serta yang menjawab ragu yaitu sebanyak 1 orang sedangkan untuk responden perempuan yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang, dan yang menjawab setuju sebanyak 24 orang serta yang menjawab ragu yaitu sebanyak 2 orang. Dengan demikian diperoleh total skor sebesar 341 dengan mean 4.31, berdasarkan nilai perolehan mean sebesar 4.31, item pertanyaan pada tabel 11 masuk kedalam rentang skala sangat setuju.

Tabel 12. Pertanyaan 3 Pernyataan Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Item Pertanyaan Total

SS S R TS STS

SMU 9 19 2 0 0

SMK 3 4 1 0 0

Madrasah Aliah 7 13 0 0 0

Pesantren 9 12 0 0 0

Total Nilai 28 48 3

Total Skor 140 192 9 341

Mean: 341:79 = 4.31

Berdasarkan Tabel 12, diketahui bahwa responden yang berlatar belakang pendidikan SMU yang menjawab pertanyaan suka menonton film, yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 9 orang, yang menjawab setuju sebanyak 19 orang, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang, untuk responden yang berlatar belakang pendidikan SMK yang menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang, yang menjawab setuju sebanyak 4 orang, dan yang menjawab ragu-ragu


(1)

Respon Afektif (Perasaan)

Pertanyaan

Jawaban

SS

S

R

TS

STS

10.

Perasaan haru yang mendalam melihat

pengungsian dari Timor-Timur ke Atambua

11.

Saya bangga dengan pengungsi yang tetap

memilih Indonesia walau apapun yang terjadi

12.

Saya sedih, mengapa Timor-Timur harus

berpisah dengan Indonesia

13.

Saya senang akhirnya Merry dan Tatiana dapat

bertemu dengan Mauro

14.

Saya senang melihat sikap dan tingkah

laku Abu Bakar yang baik hati

Respon

Behaviorial

(Tingkah Laku)

Pertanyaan

Jawaban

SS

S

R

TS

STS

15.

Saya patut mencontoh sikap Abu Bakar yang

memiliki kemauan terus belajar.

16.

Saya akan selalu mementingkan keluarga

17.

Jika saya harus terpisah dengan orang yang

saya cintai, seperti orangtua, kakak dan adik,

saya akan melakukan hal yang sama seperti

Marry

18.

Saya akan berkorban dan berjuang demi

Indonesia

19.

Berusaha akan menghasilkan sesuatu yang

diinginkan


(2)

(3)

(4)

JK LP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

2 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 4 3 5 5

1 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 2 5 4 5 4 4 3 1 4 3 5 5 4 4 4 3 5 4 5 5

1 3 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4

1 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 5

2 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 5 5

1 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4

2 2 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 5 4

1 1 5 4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 4

2 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

1 1 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 5

2 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5

2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

1 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4

2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5

2 3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5

1 3 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5

2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5

1 1 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

2 1 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 5

1 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5

2 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5

2 1 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 5 4

1 1 5 4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 4

2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4

2 1 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5

2 2 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5

2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5

2 3 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

1 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 5

2 1 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5

1 1 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5

2 1 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5

1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

2 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4

1 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5

2 2 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5

1 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

1 1 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 5 4 4 5 4 5

1 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5

1 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5

2 2 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5

2 3 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5

1 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4

1 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 5

2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5

1 1 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

1 1 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5

2 3 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5

2 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

1 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 5

2 3 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5

1 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

1 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5

2 1 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4

1 1 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4


(5)

2 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5

2 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5

2 2 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4

1 1 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4

2 1 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4

1 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

2 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5

2 3 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 5

1 1 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 5 4

1 1 5 4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4

2 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

1 1 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4

1 1 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

2 1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4

2 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4

1 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4

2 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 4 3 5 5

2 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

2 2 5 4 5 4 4 3 1 4 3 5 5 3 4 4 3 5 4 5 5

1 1 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4

1 3 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 5 4 5

Total 4.4 4.4 4.6 4.3 4.4 4.3 4 4.2 4.2 4.4 4.5 3.9 4.2 4.4 4.2 4.4 4.1 4.3 4.5

rata2 4.5 4.2 4.3 4.3

Deskripsi Likert

Jenis Kelamin

Laki-laki 36 46 %

Perempuan 43 54 %

Latar Pendidikan

SMA 22 28 %

SMK 8 10 %

MA 20 25 %


(6)

Dokumen yang terkait

Konsentrasi Jurnalistik Jurusan KOmunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Imu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1436 H/2015 M

0 4 94

Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan Universitas islan Negeri syarif Hidayatullah Jakarta

0 2 161

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

9 134 137

Respons mahasiswa komunikasi dan penyiaran Islam angkatan 2009 fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap film sang pencerah

1 16 79

Respon mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap program Indonesia mencari bakat di Trans TV

1 9 101

Respon Pengunjung Terhadap Layanan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 72

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Respon mahasiswi fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi terhadap komunitas hijaber di uin Syarif Hidayatullah Jakarta

0 3 112

Efektivitas Republika Online Pada Kanal Hikmah Untuk Meningkatkan Informasi Mengenai Islam Bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

0 8 101

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB I PENDAHULUAN - Ilmu Dakwah Makalah 'Kompetensi Da'i'

0 0 11