PENGARUH LABA AKUNTANSI, NILAI GOODWILL DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

PENGARUH LABA AKUNTANSI, NILAI GOODWILL DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

  Oleh:

  YOHANES P. P. TAMPUBOLON 2006310422 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A 2013

  PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

  

PENGARUH LABA AKUNTANSI, NILAI GOODWILL DAN ARUS KAS OPERASI

TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

  Yohanes Philip Parasian Tampubolon STIE Perbanas Surabaya

  Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya

  

ABSTRACT

The go public manufactures company is the one of right choice for investment. It can be

seen from Statistic Indonesia booklet reports that manufacture companies have an increases in

growth rate reached to 1.56 percent. That statement would be an appeal for investors to invest

their capital. This research has a purpose to provide empirical evidence about the influence of

accounting income, goodwill value and operational cash flow with stock price of manufactures

company listed in Indonesia Stock Exchange. The samples consist of 22 manufacturing

companies from 2007 through 2010. This research based on quantitative models and used

secondary data such as financial report. The statistic method used test research hypothesis are

classic method and multiple regression. The empirical result shows the research is a fit model

in order to determining the influence to manufacture stock prices. The three of independent

variables have contributes 77.4% to influence the share price. Partially result shows that

accounting income gave a significant and positive influence with share price. Goodwill value

gave a significant and negative influence with share price in manufacture companies while the

operational cash flow did not influence the stock price of manufactures on the Indonesia Stock

Exchange. Keywords: partially, negative influence, manufacture stock prices PENDAHULUAN

  Semakin pesatnya perkembangan pasar Perkembangan ekonomi juga terlihat di modal di Indonesia dewasa ini, maka pasar modal, di Indonesia ditandai dengan informasi dari laporan keuangan banyaknya perusahaan yang listing di Bursa perusahaan menjadi semakin penting. Bagi Efek Indonesia. Pekembangan ekonomi investor, informasi akuntansi merupakan tersebut ditandai dengan perkembangan data dasar dalam melakukan analisis saham investasi modal di Indonesia, jika dilihat serta untuk memprediksi prospek earning di dari tingkat return on investment yang masa mendatang. Pasar modal memiliki mencapai angka 6,5% hingga akhir tahun peranan penting dalam kegiatan ekonomi 2011 dan diharapkan terus meningkat karena menjadi sumber dan alternatif bagi hingga 7% perusahaan selain bank. Dalam pasar modal Fenomena ini diangkat sebagai suatu pada umumnya, para investor dan analis gambaran untuk melakukan analisis dan keuangan memerlukan berbagai informasi ketepatan pengambilan keputusan investasi, untuk mendapatkan sebuah return yang terutama pada pasar modal melalui jual-beli besar dengan resiko yang kecil. saham perusahaan. Fenomena tersebut diasumsikan dapat menimbulkan ketertarikan investor, baik investor lokal maupun investor asing. Hal pertama yang harus diketahui seorang investor adalah tempat untuk melakukan investasi pada perusahaan dan dapat memberikan keuntungan bagi investor yaitu pasar

  Perusahaan manufaktur yang go public merupakan salah satu pilihan tepat dalam rencana investasi saham. Hal ini dapat dilihat dari laporan Badan Pengawas Statistika (BPS) yang melaporkan tingkat pertumbuhan perusahaan manufaktur besar dan sedang di Indonesia mencapai 1,56%. Angka ini jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni -1,69%. Dari sudut pandang investor, angka tersebut mampu memicu ketertarikan untuk menanamkan modalnya. Investor sangat bergantung pada pergerakan indeks saham untuk menentukan apakah mereka menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Jika ditinjau secara umum, perusahaan manufaktur secara umum memiliki kesamaan dalam hal proses operasi perusahaan dan rasio-rasio keuangan. Selain itu, perusahaan manufaktur dianggap memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Dimana perusahaan manufaktur memiliki variabel laba akuntansi, arus kas operasi dan nilai

  goodwill dari hasil akuisisi maupun nama baik perusahaan.

  Arus kas merupakan komponen dalam menentukan nilai perusahaan. Arus kas diasumsikan mampu mengindikasikan perputaran kas dan setara kas operasi perusahaan. Nilai pada laporan keuangan seperti laba bersih perusahaan dianggap sebagai signalling yang menunjukkan nilai dari perusahaan. Hasil penelitian Baridwan (1997) dalam Ferry dan Erni (2004) menyatakan bahwa terdapat kolerasi yang kuat antara laba dengan aliran kas dan pengungkapan informasi keuangan memberikan nilai tambah bagi pemakai laporan keuangan.

  Penelitian Jennings et al. (2000) dalam menyatakan bahwa goodwill dapat memberikan kontribusi unik dalam menentukan kegunaan laba sebagai melaporkan nilai goodwill sebelum diamortisasi. Tri Lestari dan Zaki Baridwan (2008) berpendapat bahwa relevansi nilai

  goodwill terhadap informasi laba melalui

  variabel EPS akan lebih berguna, terutama sebelum goodwill diamortisasi.

TINJAUAN PUSTAKA

  Tri Lestari dan Zaki Baridwan (2008)

  Penelitian ini membahas mengenai pengaruh amortisasi goodwill terhadap kegunaan informasi laba. Sampel penelitian adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI, yang melaporkan nilai goodwill dalam laporan keuangan tahunannya untuk tahun 1999 sampai 2006. Penilitian ini menggunakan analisis regresi. Hasil uji dari penelitian sebelum amortisasi goodwill, memperlihatkan adanya hubungan positif antara harga saham dan laba per saham. Sedangkan hasil uji setelah amortisasi

  goodwill menunjukkan bahwa adanya

  koefisien GWA negatif, serta laba akuntansi dan nilai saham tidak memberikan “kontribusi unik” pada kegunaan informasi laba perusahaan.

  Linda dan Fazli Syam (2005)

  Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan bukti relevansi nilai informasi laba akuntansi, nilai buku, dan total arus kas dalam menjelaskan market value dengan menggunakan model penelitian harga dan

  return saham. Hasil penelitian untuk

  pengujian model harga secara simultan menunjukkan variable laba akuntansi, nilai buku dan total arus kas memiliki hubungan yang sedang terhadap harga saham dengan tingkat signifikansi 1%. Pengujian secara simultan model return menunjukkan variabel-variabel independen tersebut telah diantisipasi oleh pasar.

  Sekar Mayang Sari (2004)

  Penelitian Jennings et al. (2000) (mencakup periode 1993-1998), termasuk

  Rerangka penelitian yang mendasari penelitian ini dapat dilihat dari gambar berikut:

  operasi dalam periode tertentu akan mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas.

  inflow and cash outflow dari aktivitas

  Informasi laporan arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta memungkinkan pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Livnant dan Zarowin (Linda dan Fazli, 2005) berpendapat bahwa unexpected cash

  Hubungan Arus Operasi dengan Harga Saham

  saja terjadi. Mereka menyatakan bahwa laba sebelum amortisasi goodwill menjelaskan lebih baik variasi harga saham dan akan memberikan kontribusi dalam menentukan kegunaan laba sebagai indikator harga saham daripada laba setelah amortisasi goodwill. Hal ini dikembangkan kembali dalam penelitian Tri Lestari dan Zaki Baridwan (2008) yang mengungkapkan relevansi nilai goodwill terhadap informasi laba melalui variabel EPS akan lebih berguna sebelum goodwill diamortisasi.

  goodwill dari merger / akuisisi yang baru

  goodwill di Indonesia masih rendah.

  Dalam penelitian ini yang ingin dilakukan laba, arus kas operasi dan nilai buku. Hasil penelitian ini menunjukkan ada saat-saat tertentu yang membuat laba tidak lagi memiliki relevansi nilai. Pada saat perusahaan merugi maka yang dapat digunakan untuk menilai perusahaan adalah informasi arus kas operasi.

  karena hilangnya ekspetasi para investor terhadap kontinuitas usaha perusahaan - perusahaan anak (subsidiaries). Hal ini menunjukkan relevansi dan reabilitas nilai

  goodwill menurun nilainya dengan cepat

  Sedangkan pada tahun sebelumnya,

  goodwill baru dianggap sebagai sumber daya ekonomik pada tahun 2003.

  Penelitian Weliana dan Erni (2006) mengenai relevansi dan reabilitas nilai informasi akuntansi goodwill pada seluruh perusahaan go public di Indonesia yang melaporkan nilai goodwillnya pada tahun 1999 sampai 2003, menyatakan bahwa

  Hubungan Nilai Goodwill dengan Harga Saham

  Hubungan yang terjadi antara laba akuntansi dan harga saham diasumsikan bersifat linier dan homogen. Linier artinya, peningkatan laba akuntansi akan selalu diikuti oleh naiknya harga saham sebagai akibat reaksi pasar dan sebaliknya. Sedangkan homogen berarti berapapun realisasi laba akuntansi suatu perusahaan, akan diatributkan sama didalam perhitungan. Informasi laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dengan harga saham (Linda dan Fazli, 2005). Hal ini mengindikasikan bahwa investor menggunakan informasi laba akuntansi untuk menilai kinerja perusahaan pada periode pengamatan.

  Hubungan Laba Akuntansi dengan Harga Saham

RERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

  Berdasarkan pokok masalah yang telah dirumuskan dan berdasarkan tujuan penelitian serta landasan teori, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H

  Identifikasi Variabel

  Laba Akuntansi Nilai Goodwill

  kedua item tersebut adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin menyebabkan pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode yang tidak akan timbul dalam periode lainnya (Linda dan Fazli, 2005). Laba akuntansi yang dimaksudkan dalam penelitian ini mengambil nilai laba

  discounted operation . Alasan mengeluarkan

  Laba akuntansi adalah laba bersih sebelum extraordinary items dan

  Laba Akuntansi (X 1 )

  Harga saham yang digunakan pada penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) pada periode pengamatan. Harga suatu saham pada hakekatnya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan terhadap saham yang bersangkutan. Kedua kekuatan itu sendiri merupakan pencerminan dari ekspetasi pemodal terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang (Linda dan Fazli, 2005).

  Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Harga Saham (Y)

  (X 3 ).

  Goodwill (X 2 ) dan Arus Kas Operasi

  ), Nilai

  1

  2. Variabel Independen Variabel independen disebut sebagai variabel bebas yaitu variabel- variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) perusahaan yang diteliti, variabel bebas (X) terdiri dari: Laba Akuntansi (X

  Variabel dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: Variabel dependen disebut juga sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham (Y).

  4. Perusahaan manufaktur yang melaporkan nilai goodwill dalam laporan keuangannya pada periode 2007 - 2010.

  1 : Laba akuntansi memiliki pengaruh

  3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang megumumkan laporan keuangan per 31 Desember tahun 2007 - 2010.

  2. Periode waktu yang digunakan dalam penelitian adalah tahun 2007 - 2010.

  goodwill , arus kas operasi dan harga saham.

  1. Variabel yang digunakan dalam penelitian meliputi laba akuntansi, nilai

  Batasan penelitian ini digunakan untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, sehingga dalam penelitian ini akan dibatasi pada:

  Batasan Penelitian

  Rancangan penilitian ini menjelaskan jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari dua aspek, yaitu pertama penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kedua, penelitian ini menggunakan data sekunder.

  METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

  terhadap harga saham

  3 : Arus kas operasi memiliki pengaruh

  : Nilai goodwill memiliki pengaruh terhadap harga saham H

  2

  terhadap harga saham H

  Arus Kas Harga Saham

  Uji normalitas ini dilakukan dengan pengujian statistik uji Kolgormonov-

  1. Periode publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar selama periode 2007 sampai 2010

   Uji Normalitas

  1. Uji Asumsi Klasik a.

  Teknik Analisis Data

  

  3. Data harga saham harian yang diperoleh dari divisi komunikasi BEI, divisi perdagangan BEI melalui internet, diakses melalui

  (ICMD) tahun 2007

  Indonesian Capital Markat Directory

  2. Data laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan yang dapat diperoleh dari

  1. Dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu pengambilan data sekunder yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berkaitan dengan penelitian yang bersangkutan dan kemudian data tersebut diolah.

  3. Laporan keuangan perusahaan manufaktur sejak tahun 2007 sampai 2010. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan mengemukakan beberapa kriteria sebagai berikut:

  2. Data perkembangan harga pasar saham perusahaan manufaktur yang terdaftar selama periode 2007 sampai 2010

  Sumber data yang dipergunakan merupakan data sekunder yang berupa:

  bersih tahun berjalan setelah pajak (Earning

  2007 sampai 2010. Penarikan sampel menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan sengaja dengan tujuan agar diperoleh sampel yang representatif sesuai (Jogiyanto, 2008:77).

  Pemilihan populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

  Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

  Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi terutama yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Dalam penelitian ini diestimasi sesuai dengan PSAK No.2 tentang Laporan Aliran Kas (Ferry dan Erni, 2004). Arus kas operasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah nilai arus kas bersih dari aktivitas operasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur.

  3 )

  Arus Kas Operasi (X

  ini diambil dari nilai yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan manufaktur, yang dicatat sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penurunan nilai pada tiap periodenya.

  goodwill yang dimaksud dalam penelitian

  diukur berdasarkan proporsi nilai goodwill yang tercantum dalam neraca pada laporan keuangan perusahaan. Jika dalam neraca terncantum goodwill maka harus terdapat keterangan jelas mengenai metode pencatatan dan jumlah amortisasinya dalam catatan atas laporan keuangannya (Tri Lestari dan Zaki Baridwan, 2008). Nilai

  Nilai Goodwill (X 2 ) Goodwill adalah nilai goodwill yang

  pada perusahaan manufaktur baik yang bernilai positif maupun negatif tetap dimasukkan dalam pengumpulan data. Hal ini ditujukan untuk menguji pengaruhnya manufaktur.

  After Tax ). Nilai laba akuntansi akuntansi

  • – 2010 dan laporan keuangan tahunan dari perusahaan terkait yang didapatkan dari BEI, Jakarta.
  • Jika probabilitas ≥ 0,05 maka H diterima, artinya persamaan regresi yang dibuat bukan bukan model yang fit.
  • Jika probabilitas < 0,05 maka H ditolak, artinya persamaan regresi yang

  • – Watson (DW test). Nilai d memiliki batas 0 sampai dengan 4, dan juga memiliki batas bawah d L dan batas atas d U (Ghozali, 2011:110).

  • H : B

  parsial tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham).

  Nilai yang digunakan untuk mengevaluasi model regresi dengan menggunakan nilai Adjusted R

  2 (Ghozali, 2011:177).

  5. Melakukan Uji Parsial (Uji t) Uji signifikansi parsial atau Uji t adalah untuk menguji pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen.

  a. Merumuskan Hipotesa

  i

  = 0 , (Laba Akuntansi, Nilai

  Goodwill dan Arus Kas Operasi secara

  1

  • H

  c. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan H

  : Bi ≠ 0 , (Laba Akuntansi, Nilai

  Goodwill dan Arus Kas Operasi secara

  parsial memiliki pengaruh terhadap harga saham).

  b.

  • β
  • β

  Menetapkan tingkat signifikasi (α = 0,05)

  • Jika probabilitas ≥ 0,05 maka H diterima
  • Jika probabilitas < 0,05 maka H ditolak

  Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan, sampel yang dapat digunakan dalam analisis dengan rincian sebagai berikut:

  4. Koefisien Determinasi (Adjusted R²) Koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

  a. Merumuskan Hipotesa H : Persamaan regresi yang dibuat bukan model yang fit H

  merupakan model yang fit b. Menetapkan tingkat signifikansi (α = 0,05)

  d. Uji Heteroskedastisitas

  Smirnov. Residual model terdistribusi normal jika angka probabilitas yang ditunjukan uji Kolgormonov-Smirnov adalah α ≥ 0,05 (Ghozali, 2011:160).

  b. Uji Multikoleniearitas

  Model regresi yang baik seharusnya independen. Batas yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2011:105).

  c.

   Uji Autokorelasi

  Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidaknya dapat menggunakan Uji Durbin

  Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila hasil signifikansinya menunjukkan diatas 5% maka menandakan tidak terjadinya heteroskedastisitas(Ghozali,2011:139).

  1 : Persamaan regresi yang dibuat

  2. Persamaan regresi atau model penelitian Y = α + β

  1 X

  1

  2 X

  2

  3 X 3 + e

  3. Uji F

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

  Tabel 1 Jumlah Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Perusahaan yang melaporkan goodwill

  29 Data tidak tersedia lengkap (7) Jumlah sampel awal (22 x 3 thn)

  66 Outliers (7) Jumlah sampel bersih

59 Sumber: Laporan keuangan dan ICMD

  Tabel di atas menunjukkan bahwa total sampel dari tahun 2007 sampai dengan 2010 data awal berjumlah 66 sampel dari 22 perusahaan. Setelah dilakukan pengujian Z Score dengan melakukan penghapusan data outlier guna mendapatkan data yang lebih baik dan hasilnya sejumlah 7 data dinyatakan sebagai outlier . Sehingga diperoleh data akhir sebanyak 59 sampel dari 22 perusahaan selama periode 2007 sampai dengan 2010.

  Tabel 2 Hasil Analisis Deskriptif Variable Min. Max. Mean Laba

  Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat dilihat nilai rata-rata arus kas operasi perusahaan manufaktur adalah sebesar Rp. 340.515.063.200,-. Arus kas operasi maksimum dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) sebesar Rp. 2.785.785.000,- pada tahun 2010. Sedangkan arus kas operasi minimum dimiliki oleh PT. Barito Pacific Tbk. (BRPT) sebesar Rp. (54.786.000.000,-) pada tahun 2007. Hal ini berarti BRPT belum mampu berkerja maksimal dalam menghasilkan kas dan setara kas melalui aktivitas penghasil utama entitas tersebut.

  Rata-rata nilai goodwill perusahaan manufaktur berdasarkan hasil analisis deskriptif adalah sebesar Rp. 22.052.929.200,-.Nilai goodwill maksimum sebesar Rp. 214.111.660.000,- dimiliki oleh PT. Titan Kimia Nusantara Tbk. (FPNI) pada tahun 2008. Sedangkan nilai goodwill minimum dimiliki oleh PT. Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) sebesar Rp .3.890.000,- pada tahun 2008.

  Laba akuntansi menunjukkan nilai rata- rata laba akuntansi perusahaan manufaktur periode 2007-2010 sebesar Rp. 263.433.759.300,-. Laba akuntansi maksimum dicapai oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) sebesar Rp. Sedangkan rugi tertinggi sebesar Rp. (205.053.000.000,-) dimiliki oleh PT. Titan Kimia Nusantara (FPNI) pada tahun 2010.

  • 205053.00 2407231.00 263433.75 Nilai
  • 54786.00 2785785.00 340515.06 Harga Saham 51 10138 1409.53

  Berdasarkan di atas dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) harga saham perusahaan manufaktur periode 2007-2010 sebesar Rp. 1.409,53,-. Harga saham tertinggi dalam periode penelitian dicapai oleh perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM) sebesar Rp. 10.138,- pada tahun 2007. Sedangkan harga saham terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) sebesar Rp. 51,- pada tahun 2007.

  Operasi yang diperoleh adalah sebesar 67,035 dengan tingkat probabilitas signifikansi 0,000. Dengan probabilitas yang jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan model regresi dianggap fit dan layak untuk diinterpretasikan.

  Goodwill 3.89 214111.66 22052.92 Arus Kas

  Akuntansi

  Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

  Uji normalitas data perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, dapat dilihat nilai Kolgormonov-Smirnov (K-S) sebesar 0,784 dengan probabilitas signifikansi 0,570 yang nilainya jauh diatas tingkat signifikansi yang sudah ditetapkan, yaitu

  α ≥ 0,05. Dengan demikian data residual regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal.

  Sumber: Hasil Olahan SPSS

  hitung

  1 ) = 0,003

  3

  laba akuntansi (X

  1 ), nilai goodwill (X 2 ) dan

  arus kas operasi (X

  3 ) = 0, maka nilai

  variabel harga saham (Y) sebesar Rp.756,437,-

  b. Koefisien regresi untuk variabel Laba Akuntansi (X

  Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel laba akuntansi sebesar 1 satuan, akan mengakibatkan harga saham meningkat sebesar Rp.0,003,-.

  nilai goodwill (X

  c. Koefisien regresi untuk variabel Nilai Goodwill (X

  2 ) = -0,016

  Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan nilai negatif, yang berarti bahwa setiap kenaikan variabel nilai goodwill sebesar

  1 satuan, akan mengakibatkan penurunan harga saham sebesar Rp.0,016,-.

  Tabel 3 Hasil Uji F Model Sum of Squares

  F Sig. Regression 1.892E8 67.035 .000 a Residual 51757031.024 Total 2.410E8

  Sumber: Hasil Olahan SPSS

  Berdasarkan hasil uji F pada perusahaan manufaktur yang go public, hasil F

  2 ) dan arus kas operasi

  1 ),

  Nilai konstanta tersebut menunjukkan besarnya variabel terikat harga saham (Y) apabila variabel bebas laba akuntansi (X

  Uji Multikolinearitas

  Hasil uji multikoloniearitas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Hasil perhitungan nilai VIF juga variabel independen yang memiliki nilai lebih dari 10. Sehingga atas hasil perhitungan SPSS ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoloniearitas antar variabel independen dalam model regresi.

  Uji Autokolerasi

  Penelitian ini memiliki jumlah sampel penelitian 59 dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah variabel independen k=3, maka didapatkan nilai d L sebesar 1,480 dan nilai d U sebesar 1,689. Pada tabel 4.6 uji Durbin

  • – Watson menunjukkan angka sebesar 0,784. Dari angka tersebut dapat dirumuskan 0 < d

  L

  < d

  U

  . Hal ini berarti hasil uji autokolerasi dengan nilai Durbin

  • – Watson adalah 0,784 < 1,480 < 1,689. Sehingga dari hasil uji ini dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokolerasi positif dan keputusan ditolak.

  Uji Heterokedastisitas

  Dari hasil uji Glejser menunjukkan tidak satupun variabel independen, yaitu laba akuntansi, nilai goodwill dan arus kas operasi mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt) secara signifikan. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi 10% yang nilainya jauh diatas 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengandung adanya heterokedasitas.

  Uji Hipotesis

  Hasil analisis regresi berganda maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

  Y = 756,437 + 0.003 X

  1

  2 + e

  a. Konstanta ( α) = 756,437

  • – 0.016 X

  2

  diperoleh nilai t = -4,523 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,000 < α 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel nilai goodwill harga saham. Besar koefisien determinasi (R

  ) parsial diperoleh dari pengkuadratan kolerasi parsial (Luciana dan Dwi, 2007).

  Uji Hipotesis Nilai Goodwill

  Berdasarkan hasil analisis t

  hitung

  nilai

  goodwill pada perusahaan manufaktur

  2

  go public . Koefisien determinasi (R

  ) parsial variabel nilai goodwill adalah sebesar 0,271 yang berarti secara parsial variabel nilai goodwill memberikan kontribusi 27,1% terhadap perkembangan harga saham perusahaan manufaktur.

  Uji Hipotesis Arus Kas Operasi

  Berdasarkan hasil analisis t hitung arus kas operasi pada perusahaan manufaktur diperoleh nilai t = 0,656 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,515 >

  α 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Besar koefisien determinasi (R

  2

  ) parsial variabel arus kas operasi adalah sebesar 0,0077 yang berarti secara parsial variabel nilai arus kas operasi memberikan kontribusi 0,77% terhadap perkembangan harga saham perusahaan manufaktur.

  • .016 .000 -.283 Arus Kas Operasi .000 .515 .041

  PEMBAHASAN Hasil Uji Hipotesis Pertama

  ) parsial variabel laba akuntansi adalah sebesar 0,139 yang berarti secara parsial variabel laba akuntansi memberikan kontribusi 13,9% terhadap perkembangan harga saham perusahaan manufaktur yang

  Tabel 4 Hasil Uji Koefisien Determinasi Adjusted R Square

  menjelaskan variabel terikat harga saham sebesar nilai Adjusted R

  Std. Error.

  Estimate Durbin-Watson .774 970.071 .784

  Sumber: Hasil Olahan SPSS

  Dapat dilihat besarnya nilai Adjusted R

  2

  adalah 0,774. Maka dapat disimpulkan variabel-variabel bebas laba akuntansi, nilai

  goodwill dan arus kas operasi dapat

  2

  2

  yakni sebesar 77,4%. Hal ini berarti bahwa 33,6% lainnya dijelaskan oleh faktor di luar penelitian ini.

  Tabel 5 Hasil Uji t Model B Sig. Partial (Constant) 756.437 .000

  Laba Akuntansi .003 .000 .373 Nilai

  Goodwill

  Sumber: Hasil Olahan SPSS Uji Hipotesis Laba Akuntansi

  Berdasarkan hasil analisis t hitung laba akuntansi pada perusahaan manufaktur diperoleh nilai t = 5,977 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,000 <

  α 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel laba akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Besar koefisien determinasi (R

  Laba akuntansi secara optimal didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tertentu diharapkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Ferry dan Erni, 2004). Konsep dasar dan penyajian laporan keuangan mengartikan laba adalah kenaikan manfaat selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi distribusi modal (Imam Ghozali, 2001). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Linda dan Fazli (2005), dan Sekar Mayang Sari (2004) yang menyatakan bahwa laba akuntansi memiliki hubungan yang signifikan terhadap harga saham. Begitu juga dengan menyimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan pada periode pengamatan sebelum, setelah dan pasca krisis keuangan pada perusahaan manufaktur. Sama halnya dengan penelitian ini, yang menemukan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Hal ini berarti informasi yang disajikan oleh laba akuntansi sejalan dengan harapan investor. Artinya, jika perusahaan manufaktur memiliki laba positif maka para investor berpeluang untuk mendapatkan hasil dari modal yang ditanamkan yakni dalam bentuk pembagian deviden. Namun, hasil penelitian ini tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Eva Diana Sari (2009) yang menyatakan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada periode penelitiannya.

  Dengan hasil penelitian ini maka H

  1

  diterima dan dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Artinya, semakin tinggi nilai laba akan menimbulkan reaksi positif dari pasar. Tentunya reaksi positif ini akan memicu peningkatan harga saham perusahaan manufaktur di pasar modal, seiring dengan ketertarikan investor untuk menanamkan modalnya melalui informasi laba akuntansi perusahaan manufaktur tersebut. Berpengaruhnya laba akuntansi terhadap harga saham perusahaan manufaktur mengindikasikan bahwa informasi laba akuntansi merupakan salah satu informasi penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam melakukan analisis dan mengambil keputusan investasi.

  Hasil Uji Hipotesis Kedua Goodwill dapat timbul dari dua cara,

  yaitu dihasilkan secara internal (internally bagian dari akuisisi perusahaan lain (purchased goodwill). Goodwill dihitung dari selisih harga beli perusahaan yang diakuisisi terhadap nilai pasar wajar dari nilai bersih aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud yang dapat diidentifikasi (Tri Lestari dan Zaki Baridwan, 2008).

  Penelitian Jennings et al., (2006) menyimpulkan bahwa amortisasi goodwill hanya merupakan informasi pengganggu dan bukan sumber informasi yang berguna bagi pasar. Laba sebelum amortisasi

  goodwill menjelaskan lebih baik variasi

  harga saham dan akan memberikan kontribusi dalam menentukan kegunaan laba sebagai indikator harga saham daripada laba setelah amortisasi goodwill. Hal ini juga diuji kembali oleh Tri Lestari dan Zaki Baridwan (2008) yang menyimpulkan bahwa sebelum amortisasi

  goodwill , memperlihatkan adanya

  hubungan antara harga saham dan laba per saham. Sedangkan hasil uji setelah amortisasi goodwill menunjukkan bahwa adanya koefisien GWA negatif, serta laba akuntansi dan nilai saham tidak memberikan “kontribusi unik” pada kegunaan informasi laba perusahaan. Weliana dan Erni (2006) dalam penelitiannya bahwa goodwill baru dianggap sebagai sumber daya ekonomik pada tahun 2003 selama periode penelitian. Hal ini berarti pada tahun-tahun lainnya

  goodwill menurun nilainya dengan cepat

  karena hilangnya ekspetasi para investor terhadap kontinuitas usaha perusahaan

  subsidiaries .

  Pengujian terhadap H

  2

  penelitian ini ditolak yang dapat dijelaskan dari hasil analisis parsial t hitung yang menyatakan bahwa nilai goodwill pada laporan keuangan perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan negatif terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dan Zaki Baridwan (2008), dan Weliana dan Erni (2006) dimana koefisien goodwill berpengaruh negatif pada tahun tertentu pada periode penelitian. Hasil uji hipotesis ini tentunya tidak sejalan dengan harapan peneliti atas pengujian hipotesis atau ditolak. Hubungan negatif nilai goodwill terhadap harga saham ini dapat menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai goodwill akan menimbulkan reaksi pasar yang negatif yang bisa berpengaruh pada perubahan harga saham yang ditandai dengan penurunan harga saham. Artinya, nilai

  goodwill tidak memiliki sumber daya

  ekonomik maupun kontribusi unik bagi perusahaan manufaktur melalui jual beli saham. Informasi nilai goodwill perusahaan manufaktur tidak memenuhi harapan investor untuk menginvestasikan modalnya melalui saham. Hal ini juga mengindikasikan tidak terbentuknya sinergi antara perusahaan induk dan anak melalui nilai goodwill, sehingga tidak memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang rasional oleh pengguna laporan keuangan.

  Hasil Uji Hipotesis Ketiga

  Dalam PSAK No.2 (IAI, 2009) jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi tentang unsur tertentu arus kas historis, bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

  Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Linda dan Fazli (2005) yang menyatakan bahwa variabel perubahan total arus kas tidak pasar yang diindikasikan melalui harga saham. Penelitian oleh Luciana dan Dwi (2007) menyimpulkan bahwa arus kas operasi pada periode krisis keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, tetapi berpengaruh signifikan pada periode non-krisis dan pasca krisis keuangan. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sekar Mayang Sari (2004) yang menunjukkan bahwa pada saat perusahaan merugi, yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan keputusan berinvestasi adalah informasi arus kas. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferry dan Erni (2004) yang menyatakan bahwa informasi arus kas operasi memberikan pengaruh yang signifikan pada periode pengamatan tahun 2002. Begitu pula dengan penelitian Eva Diana Sari (2009) yang menyimpulkan bahwa arus kas operasi secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada periode penelitian.

  Hasil penelitian melalui uji parsial menemukan bahwa arus kas operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, tetapi arus kas operasi mempunyai hubungan positif dengan harga saham atau H

  3 ditolak.

  Pengaruh yang tidak signifikan dimungkinkan karena investor tidak menggunakan informasi arus kas operasi sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Dimana kadang kala informasi laba akuntansi dan arus kas operasi memberikan informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba dapat juga diikuti penurunan arus kas. Kontribusi informasi arus kas terhadap perubahan harga saham juga lebih kecil dibandingkan laba akuntansi dan nilai goodwill. Hubungan positif antara arus kas operasi dan harga saham perusahaan manufaktur dapat diartikan sebagai timbulnya reaksi pasar operasi. Meskipun informasi arus kas operasi dapat meningkatkan ekspetasi investor namun informasi arus kas operasi bukan merupakan item vital yang bisa digunakan oleh para pemakai laporan keuangan sebagai dasar analisis untuk mengambil keputusan dan berinvestasi.

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

  Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan hipotesis, yaitu dengan menggunakan analisis regresi linear berganda maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Dari hasil uji F menunjukkan bahwa laba akuntansi, nilai goodwill dan arus kas operasi merupakan model yang fit untuk melihat pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Hal ini bisa dilihat dari F hitung yang diperoleh adalah sebesar 67,035 dengan tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 5%.

  2. Perubahan harga saham perusahaan manufaktur mampu dijelaskan oleh laba akuntansi, nilai goodwill dan arus kas operasi secara simultan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Adjusted R

  2

  yaitu sebesar 77,4%.

  3. Berdasarkan hasil uji parsial (Uji t), laba akuntansi dan nilai goodwill berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur pada tingkat signifikansi 5%. Meskipun peneliti telah berusaha merancang dan mengembangkan penelitian sedemikian rupa, namun ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Adapun keterbatasan penelitian ini antara lain referensi jurnal maupun penelitian terdahulu yang masih tergolong jarang tentang pengaruh nilai goodwill terhadap harga saham. Hal ini mengakibatkan hasil penelitian ini tentang variabel nilai goodwill pengujian secara berkelanjutan. Perusahaan manufaktur yang melaporkan goodwill pada periode penelitian sangat sedikit, sehingga meminimalisir jumlah sampel penelitian. Pada penelitian ini tidak terjadi autokolerasi positif dari data. Hal ini bisa disebabkan karena residual (kesalahan penganggu) yang berurutan dan terkait satu sama lainnya. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi secara umum atau di luar industri manufaktur, karena sampel penelitian ini hanya mencakup perusahaan manufaktur.

  Mengingat masih jarangnya penelitian mengenai akuntansi goodwill di Indonesia, maka diharapkan penelitian yang akan datang dapat mengembangkan isu-isu lain terkait dengan goodwill . Misalnya, perlakuan goodwill di Indonesia yang telah disesuaikan dengan

  IFRS. Sebaiknya penelitian selanjutnya mempertimbangkan variabel-variabel lain yang juga memiliki pengaruh terhadap harga saham, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih luas. Misalnya, menambahkan rasio-rasio keuangan atau menambahkan variabel intervening Earning Per Share (EPS). Penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperpanjang periode penelitian dan memperluas sampel penelitian agar dapat memperoleh hasil yang dapat digeneralisasi secara umum. Misalnya, periode penelitian pada tahun setelah krisis keuangan dan pasca krisis keuangan di Indonesia pada seluruh perusahaan

  go public

  yang melaporkan goodwill.

  

DAFTAR RUJUKAN ______. 2011. Analisis

  “Aplikasi

  Multivariate dengan Program IBM Badan Pusat Statistik Indonesia. 2011. SPSS 19”. Semarang: Universitas Diponegoro.

  “Perkembangan Beberapa Indikator

  Utama Sosial-Ekonomi Indonesia ”.

  Katalog BPS. Jakarta Jennings, R.,M. LeClere., R.B.Thompson,

  II. 2000. “Goodwill Amortization and

  the Usefulness of Earnings

  Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. “Accounting ”. Journal Edisi keempat, of Business and Finance Accounting.

  Theory”,

  terjemahan, Jakarta: Salemba Empat. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan

  Terry D. Warfield, 2002. “Akuntansi Daniel Napitupulu, Hutabrini A.E. 2004.

  Intermediate”, Terjemahan Emil

  Salim, Jilid 1&2, Edisi Kesepuluh, “Goodwill hunting”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1 Mei 2004 Jakarta : Erlangga : 26-37.

  Linda dan Fazli Syam. 2005. “Hubungan Eva Diana Sari. 2009. Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan

  “Pengaruh Laba Akuntansi, Nilai Goodwill dan Arus Total Arus Kas dengan Market Kas Operasi di Perusahaan Food and Value .” Studi Akuntansi Relevansi

  Nilai. Jurnal Riset Akuntansi Beverages yang terdaftar di BEJ”. Skripsi S-1. STIE Perbanas Surabaya. Indonesia. Vol.8 No. 3 : 286-309. Tidak dipublikasikan.

  Luciana Spica Almilia dan Dwi Ferry dan Erni Eka Wati, 2004. “Pengaruh Sulistyowati. 2007.

  “Analisa Informasi Laba Aliran Kas dan terhadap Relevansi Nilai Laba, Arus

  Komponen Aliran Kas Terhadap Kas Operasi dan Nilai Buku Pada

  Harga Saham Pada Perusahaan Periode Sekitar Krisis Keuangan

  Manufaktur di Indonesia”, Pada Perusahaan Manufaktur di Simposium Nasional Akuntansi VII.

  BEJ”. Proceeding Seminar Nasional

  Inovasi, FE Universitas Trisakti, Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Jakarta.

  Akuntansi Keuangan (revisi 2007).

  Jakarta: Salemba Empat.

  Marzuki Usman,dkk. 1990. “ABC Pasar

  Modal Indonesia ”. LIPPI, Jakarta.

  ______. 2009. PSAK No.2 : Laporan Arus Kas (revisi 2009). Jakarta.

  Nanik Sisharini. 2003.

  “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga

  ______. 2010. PSAK No.19 : Aset Tak

  Saham Perusahaan Asuransi yang Go Beruwujud (revisi 2009). Jakarta. Public di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal

  Penelitian Universitas Merdeka Imam Ghozali dan Anis Chariri. 2001. Malang Vol.15 No.2 : 596 – 597. “Teori Akuntansi”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2000. “Metodologi Penelitian Bisnis”.

  Edisi Pertama. Penerbit BPFE- YOGYAKARTA, Yogyakarta. Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, 2001.

  “Pengantar Pasar Modal”. Edisi Revisi. Penerbit PT. RINEKA CIPTA, Jakarta.

  Sekar Mayang Sari. 2004. “Analisa

  

Relevansi Nilai (value-relevance,

Laba, Arus kas, dan Nilai Buku

Ekuitas: Analisis Diseputar Periode

Krisis Keuangan 1995-

  1998”.

Dokumen yang terkait

ANALISA PENGARUH RELEVANSI NILAI INFORMASI LABA, ARUS KAS OPERASI, NILAI BUKU EKUITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2007-2009

0 5 18

PENGARUH ARUS KAS BEBAS, HUTANG, DAN LABA TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 28

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, LABA PERUSAHAAN DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 1

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 4 12

PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS TERHADAP PERKEMBANGAN NILAI HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

SKRIPSI PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

PENGARUH PERUBAHAN LABA DAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13