PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

  

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS

KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN

SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

  

Anif Sarifudin dan Sodikin Manaf

( STIE Dharmaputra Semarang )

ABSTRACT

  

This study aims to analyze the effect of cash flow and net income on stock returns on manufacturing

companies listed on the Indonesian stock exchange. The population used in this study is the

population in this study is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012

until 2014. The sampling technique base on purposive sampling method, the number of eligible

samples is 42 companies with 3 years period (2012-2014), the sample is 126 samples. Analyzer used

is multiple linear regression. The results showed that operating cash flow has no significant effect on

stock returns. Investment cash flows have a significant positive effect on stock returns. Fund cash

flows have significant positive effect on stock returns. Net income has no significant effect on stock

return.

  Keywords: operating cash flow, investment cash flow, funding cash flow, net profit and stock return ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh arus kas dan laba bersih terhadap return saham pada usaha manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Populasinya adalah usaha manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Sampel berdasarkan purposive dan diperoleh 42 usaha dengan waktu 2012-2014, sehingga terdapat 126 sampel. Metode analisis yang digunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Arus kas investasi berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Arus kas pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Laba bersih tidak berpengaruh terhadap return saham.

  Kata kunci: arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba bersih dan return saham

A. Pendahuluan. penghasilan dari modalnya (Arista dan Perdagangan surat berharga Astohar, 2012).

  merupakan cara untuk menarik dana Return saham merupakan faktor masyarakat dalam hal ini investor untuk yang sangat penting dan harus mengembangkan perekonomian dimana diperhatikan oleh investor dalam dana tersebut adalah modal yang melakukan investasi karena return saham dibutuhkan perusahaan untuk memperluas menunjukkan prestasi emiten, pergerakan usahanya. Dengan dijualnya saham pasar return saham searah dengan kinerja emiten. modal berarti masyarakat diberi Apabila emiten mempunyai prestasi yang kesempatan untuk memiliki dan semakin baik maka keuntungan yang dapat mendapatkan keuntungan. Dengan kata dihasilkan dari operasi usaha semakin lain pasar modal dapat membantu besar. Pada kondisi yang demikian, return pendapatan masyakarat. Motif dari saham emiten yang bersangkutan perusahaan yang menjual sahamnya untuk cenderung naik. memperoleh dana yang akan digunakan Return saham juga menunjukkan dalam pengembangan usahanya dan bagi nilai suatu perusahaan. Nilai saham pemodal adalah untuk mendapatkan merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan. Sehingga sering

  • TS Murni (2014) dan Purwanti, Masitoh dan

    Chmsatu (2015)

    • TS Ginting (2012) - S

  3 Pengaruh arus kas pendanaan terhadap return saham Adiwiratama (2012) dan Purwanti, Masitoh dan Chmsatu (2015)

  Teori Sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal tersebut berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan. Sinyal yang diberikan dapat juga dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. (Brigham dan Houston, 2005)

  Houston, 2005). Signaling theory juga menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan infomasi laporan keuangan pada pihak internal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi tersebut adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak investor karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dibanding pihak luar atau investor dan kreditor (Minar, 2009).

  Teori signal menjelaskan tentang bagaimana para investor memiliki informasi yang sama tentang prospek perusahaan sebagai manajer perusahaan ini disebut informasi asimetris. Namum dalam kenyataannya manajer sering memiliki informasi lebih baik dari investor luar. Hal ini disebut informasi asimetris, dan ini memiliki dampak penting pada struktur modal yang optimal (Brigham dan

  Berdasarkan uraian di atas, maka menarik untuk dikaji kembali pengaruh arus kas dan laba terhadap return saham dalam skope jenis usaha yang lebih luas yaitu manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

  4 Pengaruh laba terhadap return saham Trisnawati, 2009 dan Ginting (2012) + TS Adiwiratama, 2012 - TS Mutia (2012), Putu dan Made (2014) dan Purwanti, Masitoh dan Chmsatu (2015)

  2 Pengaruh arus kas investasi terhadap return saham Adiwiratama (2012) dan Purwanti, Masitoh dan Chmsatu (2015)

  1 Pengaruh arus kas operasi terhadap return saham Trisnawati (2009), Mutia (2011) dan Adiwiratama, (2012)

  

No Hubungan Peneliti Hasil

  1. Tabel 1: Hasil Gap Penelitian Terdahulu

  Hasil penelitian terdahulu belum meberikan hasil yang konsisten mengenai pengaruh arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba terhadap return saham usaha yang tercata di Bursa Efek Indonesia seperti pada tabel

  kali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila return saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan return saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi return saham perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk membatu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel- variabel dari laporan keuangan (Arista dan Astohar, 2012).

  • TS Ginting (2012) + TS

  • S Ginting (2012) + TS

  • S S : signifikan TS : tidak signifikan

B. Tinjauan Pustaka dan Penyusunan Hipotesis

1. Teori Signal

  Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus dimasa depan (Yeye, 2006). Marwata (2011) menyatakan bahwa return yang meningkat akan diprediksi dan memberikan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang dan analisa yang mengungkap sinyal tersebut digunakan untuk memprediksi peningkatan earning jangka panjang.

  Teori sinyal ini membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan managemen (agent) disampaikan kepada pemilik modal (principle). Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai sinyal, yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau belum. Teori sinyal juga memprediksikan bahwa pengumuman efek pada return saham dan kenaikan deviden adalah positif (Marwata,2011).

  Secara umum terdapat dua pendekatan yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis dan menilai saham di pasar modal, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Boedi, 2005). Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai perusahaan. Analisa fundamental menitik beratkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah return saham sudah diapresiasi secara akurat. Tujuan analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah nilai saham berada pada posisi underpriced atau overpriced. Saham dikatakan underpriced bilamana return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya (nilai intrinsik), dan saham dikatakan

  overpriced apabila return saham di pasar saham lebih besar dari nilai intrinsiknya.

  Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat digunakan analisis fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisanya dapat meliputi

  trend penjualan dan keuntungan

  perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah, peraturan-peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut.

  Analisis fundamental berlandaskan atas kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (Murtanto dan Harkivent, 2000). Kinerja keuangan perusahaan dituangkan dalam bentuk laporan keuangan dan diukur dengan alat ukur dalam bentuk rasio yang diantaranya berupa rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas.

  3. Return saham

  Eduardus (2011) menyatakan bahwa saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Return saham dapat dikatakan sebagai indikator nilai perusahaan, yang dalam pandangan investor akan mencerminkan tingkat

2. Analisis Fundamental

  keberhasilan dari pengelolaan perusahaan atau kinerja perusahaan.

  f. Tingkat aliran kas (cash flow ) perusahaan, terutama berkaitan dengan tingkat likuiditas perusahaan.

  4. Arus Kas

  Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga pasar sekunder dan harga inilah yang benar- benar mewakili ha rga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder kecil kemungkinan terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit.

  c) Harga Pasar Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di Bursa.

  b) Harga Perdana Harga ini menetapkan pada waktu return saham tersebut dicatat di Bursa Efek. Return saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa return saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

  Harga yang tercantum dalam sertifikat yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting bagi saham karena deviden biasanya ditetapkan berdasarkan harga nominal.

  Sawidji (2012) membedakan harga saham menjadi tiga, yaitu: a) Harga Nominal

  g. Tingkat laba yang dapat dicapai perusahaan, di mana hal ini berkaitan dengan besarnya tingkat keuntungan atau pengembalian yang akan dapat diperoleh investor atas investasi yang dilakukannya.

  e. Kebijakan dividen perusahaan, yang oleh para investor dipersepsikan sebagai suatu isyarat mengenai kondisi dan prospek perusahaan, terutama mengenai tingkat kemampulabaannya.

  Sunariyah (2006) mengungkapkan apabila perusahaan diperkirakan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang, maka nilai saham akan menjadi tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai kurang memiliki prospek, maka return saham akan menjadi rendah. Perubahan return saham di pasar modal dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

  d. Rencana emisi efek oleh suatu perusahaan besar yang diperkirakan akan dapat mengakibatkan merosotnya harga saham-saham lain.

  Hal ini akan mengakibatkan para investor cenderung menjual sahamnya guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan, baik terhadap perusahaan maupun terhadap investasi yang dilakukannya.

  c. Isu-isu dan peristiwa politik yang terjadi di negara yang bersangkutan.

  b. Tingkat pengembalian bebas resiko, yang merupakan tingkat pengembalian dari suatu alat atau instrumen investasi yang tidak mengandung resiko. Instrumen tersebut dapat berupa deposito dan tabungan.

  sebagian besar investor mempunyai persepsi bahwa rate of return dari suatu saham tertentu tidak lagi memadai, maka mereka akan cenderung mengambil keputusan untuk menjualnya dan ini akan berakibat pada terjadinya penurunan harga saham.

  return yang diharapkan. Apabila

  a. Adanya persepsi yang berbeda dari para investor sesuai dengan informasi yang dimiliki, di mana persepsi tersebut dicerminkan melalui rate of

  Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK 2004 No.2, paragraf 13) menyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

  a. Arus Kas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

  1) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

  2) Penerimaan kas dari royalti, fees , komisi dan pendapatan lain. 3) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. 4) Pembayaran kas kepada karyawan. 5) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya. 6) Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi. 7) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

  b. Arus kas dari aktivitas investasi Pernyataan Standar Akuntansi

  Keuangan (PSAK 2004 No.2, paragraf 15) menyatakan bahwa pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

  1) Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasikan, dan aset tetap yang dibangun sendiri. 2) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain. 3) Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain. 4) Uang muka pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya

  (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan). 5) Pembayaran kas sehubungan dengan

  futures contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts.

  Kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

  c. Arus kas dari aktivitas pendanaan Pernyataan Standar Akuntansi

  Keuangan (PSAK 2004 No.2, paragraf 16) menyatakan bahwa pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

  1) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya. 2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. 3) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek dan pinjaman lainnya. 4) Pelunasan pinjaman. 5) Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (leasse) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.

  5. Laba Bersih

  Laba merupakan pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai macam kegunaan dalam berbagai konteks, pengertian laba itu sendiri merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan.

  Harahap (2001), laba merupakan kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi. Sementara pengertian laba yang diamati oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Warren et.al (2005), laba bersih atau keuntungan bersih yakni: (net income

  atau net profit ) merupakan kelebihan

  pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Menurut Suwardjono (2008) pengertian laba adalah: laba dimaknai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan di atas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang atau jasa). Harahap (2001) menyatakan bahwa Gains (laba) adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik.

  Perhitungan laba pada umumnya mempunyai 2 (dua) tujuan, yaitu: a. Tujuan internal, yaitu berhubungan dengan manajemen untuk mengarahkan pada kegiatan yang lebih menguntungkan dan mengevaluasi usaha yang telah dicapai.

  b. Tujuaneksternal, yaitu untuk memberikan pertanggungjawaban kepada para pemegang saham untuk keperluan pajak atau tujuan lainnya, misalnya untuk permohonan kredit.

  Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan

  (principal revenue activities) dan aktivitas

  lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Sehingga adanya perubahan arus kas dari kegiatan operasi akan memberikan sinyal positif kepada investor, akibatnya investor akan membeli saham perusahaan tersebut yang pada akhirnya meningkatkan return saham. informasi tersbut, maka disusun hipotesis penelitian H2 yaitu arus kas investasi berpengaruh positif terhadap return saham.

  Hubungan arus kas operasi dengan

  return saham dapat dijelaskan melalui

  hasil studi Rayburn (1986) yang menunjukkan adanya hubungan antara arus kas dari kegiatan operasi dan laba akrual terhadap abnormal return. Diana dan Kusuma (2004) membuktikan bahwa arus kas operasi sangat penting menjelaskan

  return saham.

  Atas dasar informasi tersebut, maka disusun hipotesis penelitian H1 yaitu arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham.

  7. Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Return Saham

  Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aset jangka panjang (aset tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aset jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Miller dan Rock (1985) melakukan pengujian mengenai pengaruh investasi pada return saham. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumuman investasi baru. Atas dasar

6. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham

  8. Pengaruh Arus Kas pendanaan terhadap Return Saham

  Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Miller dan Rock (1985) dengan signaling theory menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu ia juga mengidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangaterat hubungannya dengan return saham.

  Adiwiratama (2012) dan Purwanti, dkk (2015) mengungkapkan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, artinya jika arus kas pendananaan meningkat, maka return saham akan meningkat. Hal tersebut direspon positif oleh pelaku pasar bahwa emiten akan memiliki kemampuan untuk pengembalian kewajiban dan pembagian laba.

  Atas dasar prediksi tersebut hipotesis penelitian H3 adalah arus kas pendanaan berpengaruh positif terhadap return saham

  9. Pengaruh Laba bersih terhadap return saham

  Laba bersih yang terkandung dalam laporan laba rugi merupakan komponen yang sangat berpengaruh pada saham. Hal ini dikarenakan saham dipengaruhi oleh kinerja keuangan suatu emiten. Jika laba perusahaan meningkat, maka saham perusahaan tersebut pun akan naik, sebaliknya jika perusahaan merugi, maka saham perusahaan tersebut akan turun.

  Laba bersih menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam periode tertentu, oleh karena itulah laba bersih merupakan indikator yang diperhitungkan oleh para investor dalam menganalisis pergerakan saham perusahaan tersebut. Laba bersih memengaruhi minat para investor dalam menanamkan investasi dalam suatu perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan, jika laba suatu perusahaan tinggi, maka pembagian dividen perusahaan itu cenderung meningkat, maka investor pun akan lebih berminat dalam menanamkan investasinya, seperti misalnya dalam bentuk saham. Laba bersih yang meningkat dapat menginformasikan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kinerja manajemennya dimana hal tersebut akan memberikan good news pada pelaku pasar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laba bersih yang dimiliki perusahaan, maka harga saham pun ikut meningkat, sehingga return yang didapat perusahaan lebih tinggi dari sebelumnya.

  Mutia (2012), Putu dan Made (2014) dan Purwanti, dkk (2015) mengungkapkan bahwa laba berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, artinya jika laba meningkat, maka return saham juga akan meningkat.

  Atas dasar prediksi tersebut hipotesis penelitian H4 adalah laba bersih berpengaruh positif terhadap return saham

  C. Model Penelitian

  Atas dasar tinjauan pustaka dan penyusnan hipotesis, maka secara umum akan dibuktikan pengaruh arus kas operasi dan laba terhadap return saham. Oleh karena itu secara diagram dapat digambarkan seperti pada kerangka pikir berikut. Gambar 1: Kerangka Pikir Penelitian

D. Metode Penelitian

  % 100 AKO AKO 1 - t 1 1 x

  Return Saham (RS)

  Arus Kas Operasi (AKO) Arus Kas Investasi (AKI) Arus Kas Pendanaan (AKP) Laba Bersih (LB)

  Arus kas dari aktivitas investasi adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak masuk setara kas. Jumlah arus kas dari aktivitas investasi ini diambil dari laporan arus kas yang diserahkan oleh perusahaan

  AKI AKI t   

  % 100 AKI AKI 1 - t 1 1 x

  Perubahan arus kas dari aktivitas investasi (Δ AKI) merupakan selisih dari arus kas investasi periode tersebut dikurangi dengan arus kas investasi dari periode sebelumnya dibagi dengan arus kas investasi dari periode sebelumnya atau dihitung dengan Menggunakan rumus sebagai berikut:

  c. Perubahan Arus Kas Investasi .

  AKO AKO t   

  1. Data dan Tehnik Pengumpulannya

  Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Tehnik pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, di mana data yang diperoleh tidak diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, melainkan dari publikasi ICMD 2012- 2014 dan situs BEI www.idx.co.id .

  P P   kepada pihak Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2014 d. Perubahan Arus Kas Pendanaan

  % 100 P Saham Return 1 - t i, 1 t i, t i, x

  a. Return saham Return saham merupakan suatu variabel yang muncul dari perubahan harga saham sebagai akibat dari reaksi pasar karena adanya penyampaian informasi keuangan suatu entitas ke dalam pasar modal

  variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut.

  return saham. Definisi operasional

  Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba, sedangkan variabel dependennya adalah

  3. Variabel Penelitian

  Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 hingga tahun 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 42 perusahaan manufaktur yang ditentukan dengan teknik purposive sampling , sehingga terdapat jumlah sampel 126 selama tahun 2012-2014.

  2. Populasi dan Sampel

  b. Perubahan Arus Kas Operasi Perubahan arus kas dari aktivitas operasi (Δ AKO) merupakan selisih dari arus kas operasi periode tersebut dikurangi dengan arus kas operasi dari periode Sebelumnya dibagi dengan arus kas operasi dari periode sebelumnya atau dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan (Δ AKP) merupakan selisih dari arus kas pendanaan periode tersebut dikurangi dengan arus kas pendanaan dari periode sebelumnya dibagi denganarus kas pendanaan dari periode sebelumnya atau dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Keterangan : RS = Return Saham a = Konstanta b = koefisien regresi berganda AKO = Perubahan Arus Kas Operasi AKI = Perubahan Arus Kas investasi AKO = Perubahan Arus Kas pendanaan LB = Laba bersih e = error term

  Predictors: (Constant), ln_laba, AKI, ln_akp, AKO a. Dependent Variable: Return_Saham b.

  40 Regression Residual Total Model

  96523.462 36 2681.207 135083.5

  ANOVA b 38560.059 4 9640.015 3.595 .014 a

  Nilai signifikan dalam penelitian ini adalah 0,014 yaitu < 0,05 maka keputusan dalam penelitian ini adalah model dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh terhadap return saham pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 , sehingga regresi fit atau layak digunakan.

  Hasil analisis regresi berganda simultan dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2

  1. Uji Kelayakan Model Regresi Linier Berganda

  E. Hasil

  4 LB + e

  % 100 AKP AKP 1 - t 1 1 x

  b

  3 AKP +

  2 AKI + b

  1 AKO + b

  Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang terkumpul untuk kemudian dapat diintreprestasi hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan analisis statistik dan uji regresi untuk mengetahui pengaruh arus kas dan laba bersih terhadap return saham sebagai berikut : RS = a + b

  D. Teknik Analisis Data

  e. Laba Bersih (Δ LB) laba bersih (Δ L/R) merupakan laba bersih periode tersebut. Laba bersih ini diambil dari laporan laba rugi yang juga merupakan bagian dari laporan keuangan.

  Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal perusahaan dan pinjaman perusahaan. Jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan ini diambil dari laporan arus kas yang diserahkan oleh perusahaan kepada pihak Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012- 2014

  AKP AKP t   

1 Sum of Squares df Mean Square F Sig.

  Tabel 3

  b

Model Summary

  Adjusted Std. Error of Durbin-

Model R R Square R Square the Estimate Watson

a

  1 .534 .285 .206 51.780375 2.024 a.

  Predictors: (Constant), ln_laba, AKI, ln_akp, AKO b. Dependent Variable: Return_Saham

  Tabel 3 dapat terlihat bahwa nilai

  2. Pengujian Hipotesis

Adjusted R Square sebesar 0,206 yang Uji hipotesis ini digunakan untuk

  menunjukkan bahwa return saham menentukan analisis pengaruh barus kas dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu bebas dan laba bersih terhadap return dependen sebesar 20,6%, sisanya yaitu saham pada perusahaan Manufaktur yang 79,4 (100% -20,6%) dipengaruhi variabel terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun lain yang belum diteliti dalam penelitian 2012-2014 secara parsial, yang dapat ini. dilihat dari tingkat signifikan 5 % pada tingkat kesalahan (α= 0,05) adalah sebagai berikut:

  Tabel 4 a

  

Coefficients

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

  Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance

  VIF 1 (Constant)

  • -37.607 54.446 -.691 .494

    AKO .019 .018 .190 1.058 .297 .617 1.622 AKI .007 .002 .533 2.972 .005 .616 1.622 ln_akp 9.830 4.201 .337 2.340 .025 .954 1.048 ln_laba
  • .996 3.769 -.038 -.264 .793 .955 1.047 a.

  Dependent Variable: Return_Saham

  Tabel 4 menunjukkan hal-hal arus kas investasi terhadap return sebagai berikut: saham pada perusahaan Manufaktur di a. Koefisien regresi arus kas operasi BEI tahun 2012-2014, sehingga H

  2

  (AKO) 0,019 dan nilai signifikan 0,297 diterima. Artinya peningkatan AKI > 0,05, dengan demikian menunjukkan akan meningkatkan retur saham. Hasil terdapat pengaruh positif tidak tersebut mendukung Miller dan Rock signifikan arus kas operasi terhadap (1985) yang mengungkapkan bahwa

  return saham pada perusahaan AKI mencerminkan arus kas masuk di

  Manufaktur di BEI tahun 2012-2014, masa depan dengan hasil investasi yang sehingga H

  1 ditolak. Artinya diperoleh.

  peningkatan AKO tidak akan

  c. Koefisien regresi arus kas pendanaan meningkatkan return saham. Hasil (ln_akp) 9,830 dan nilai signifikan penelititian ini sesuai dengan penelitian 0,0025 < 0,05, dengan demikian Murni (2014) dan Purwanti, dkk (2015) menunjukkan terdapat pengaruh positif

  b. Koefisien regresi arus kas investasi signifikan arus kas pendanaan terhadap (AKI) 0,007 dan nilai signifikan 0,005 return saham pada perusahaan < 0,05, dengan demikian menunjukkan Manufaktur di BEI tahun 2012-2014, terdapat pengaruh positif signifikan sehingga pernyataan H diterima.

  3 Artinya jika AKP meningkat, maka return saham juga akan meningkat. Hasil tersebut mendukung penelitian Adiwiratama (2012) dan Purwanti, dkk (2015) yang mengungkapkan bahwa AKP berpengaruh positif terhadap return saham.

  d. Koefisien regresi laba bersih (ln_laba) - 0,996 dan nilai signifikan 0,793> 0,05, dengan demikian menunjukkan laba bersih berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2012-2014, sehingga H 4 ditolak. Artinya peningkatan laba bersih justru menurunkan return saham. Hasil tersebut bertentangan dengan Mutia (2012), Putu dan Made (2014) dan Purwanti, dkk (2015) yang mengungkapkan bahwa laba berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

  G. Keterbatasan Penelitian dan Saran

  Keterbatasan penelitian ini ditunjukkan dengan nilai adjusted R Square sebesar 20,6% artinya return saham hanya dapat dijelaskan oleh arus kas dan laba sebesar 20,6%, sedangkan 79,4% dapat dapat dijelaskan variabel lain. Oleh karena itu pada penelitian mendatang penambahan variabel selain arus kas dan laba bersih sangat berpeluang untuk digunakan dalam model penelitain.

DAFTAR PUSTAKA

E. Simpulan

  3. Arus kas pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012-2014

  Diana Rahma Shinta dan Indra Wijaya Kusuma. 2004. Pengaruh Faktor Konstektual Terhadap Kegunaan Earnings dan Arus Kas Operasi dalam Menjelaskan Return Saham.

  Nomor 01, Apri

  Ekonomi Mikroskil , Volume 2,

  Ginting Suriani, 2012, Analisis Pengaruh Pertumbuhan Arus Kas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Wira

  investasi dan manajemen portofolio , Edisi 3, Yogyakarta : BPFI.

  Vol. 7 No. 1, 74-90 Eduardus Tandelilin, 2001, Analisis

  Jurnal Riset Akuntansi Indonesia

  Brigham F Eugene dan Joel F Houston, 2005, Manajemen Keuangan, Jakarta: Erlangga.

  4. Laba bersih berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012-2014

  Fundamental Laporan Keuangan , Jakarta: Gramedia.

  Berdasarkan hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap hipotesis dari pemasalahan yang diangkat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 yang telah dijelaskan, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

  Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta :UPP STIM Harahap Syafri Sofyan , 2001, Analisa

  Desember 2012 ISSN 20893310 Arista dan Astohar, 2012, Analisis

  Rurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika JINAH , Vol 2 No 1

  Adiwiratama Jundan , 2012, Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI),

  1. Arus kas operasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012-2014

  2. Arus kas investasi berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012-2014 .

  YKPN. Boedi Rahardjo, 2005, Analisis

  Kritis Atas Laporan Keuangan , Jakarta: Raja Gafindo Persada.

  Rayburn, J. 1986. The Association of Operating Cash Flow and Accruals with Security Re- turns. Journal of

  Yeye Susilowati, 2006, Bank dan

  www.detikfinance.com www.idx.co.id

  Warren et al., 2005, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jakarta : Salemba Empat

  saham , Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1 April 2009, p.65-78

  Earning, Operating Leverage dan Market Value Added terhadap return

  Trisnawati Ita, 2009 Pengaruh EVA, Arus Kas Operasi, Residual Income,

  Suwardjono, 2008. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.

  Pasar Modal, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

  Media Komputindo Sunariyah, 2006, Pengantar Pengetahuan

  Memulai Investasi Saham Panduan Bagi Pemula , Jakarta: PT Elex

  Sawidji Widoatmodjo, 2012, Cara Cepat

  Accounting Research , 24: 112-33

  Putu Ni Putriani dan Made I Sukartha, 2014, Pengaruh Arus Kas Bebas dan Laba Bersih Pada return Saham Perusahaan LQ 45, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):390-401 ISSN: 2302-8556

  Marwata, 2011, Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan dan Nilai Tukarterhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI(Kasus pada Perusahaan Manufaktur Periode Tahun 2003 – 2007). Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang. (tidak dipublikasikan).

  01, JULI 2015 - 113 ISSN : 1412- 629X

  Akuntansi dan Pajak VOL. 16 NO.

  Chomsatu Yuli, 2015, Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Terhadap Return Saham Perusahaan yang Listing Di BEI, Jurnal

  PSAK 2004 No.2, paragraf 13, IAI Purwanti Sri, Masitoh Endang dan

  Oktober 2012 : 12-22 ISSN 2337- 4314

  Jurnal Akuntansi , Vol. 1, No. 1,

  Mutia, 2012, Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Terhadap Harga Saham,

  Murtanto dan Harkivent. 2000. Analisis Pengaruh Informasi Laba, Media Ekonomi, Vol.6, No.3, hal. 992- 1021.

  XVII No. 1, April 2014 ISSN 1979 - 6471

  Jurnal Ekonomi dan Bisnis , Volume

  Murni, 2014, Profitabilitas dan Return Saham: Peran Moderasi Arus Kas Operasi dan Ukuran Perusahaan,

  Minar Simanungkalit, 2009, Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Keuangan terhadap Return Saham, Skripsi , Semarang: Undip.

  Miller, M. dan K. Rock, 1985, Dividend Policy under Asymmetric Information, Journal of Finance, Vol. 40, hal. 1031-1051.

  Lembaga Keuangan Lain , Jakarta: Salemba Empat.

Dokumen yang terkait

PENGARUH RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP KETEPATAN PELAPORAN KEUANGAN PADA USAHA BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 10

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TATA KOTA DAN PERUMAHAN KOTA SEMARANG

0 0 13

A. Pendahuluan - PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGASUH DENGAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG

0 0 12

ANALISIS KOMUNIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PENGEMBANGAN KARIR SEBAGAI VAIABEL MODERASI (STUDI KASUS PADA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG)

0 0 14

PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA)

1 3 19

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN SIZE TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY YANG BERDAMPAK PADA NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 3 13

PENGARUH PROFESIONALISME DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DENGAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERASI ( Studi Pada SMP Negeri Se Kecamatan Boja Kabupaten Kendal)

0 1 9

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

PENGARUH PARTISIPASI, KEMAMPUAN, PELATIHAN DAN PENDIDIKAN PEMAKAI TERHADAP KEPUASAN PEMAKAI YANG BERDAMPAK PADA KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Hotel di Kota Semarang)

0 0 10

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP KEMADIRIAN DAERAH YANG BERDAMPAK PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH (Studi Empiris Pada Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah)

0 0 10