Resume Tentang Tobat Dan Wara
Resume Tentang Tobat Dan Wara’
A.Tobat (al-taubah)
Dalam bahasa Indonesia tobat dimaknai sebagai sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang salah
atau jahat) dan mempunyai niat akan memperbaiki diri . Setiap salik sebelu meraih maqam tobat (maqam
pertama) harus menjalankan namanya ibadah , mujahadah , dan riyadah . Istilah tobat berasal dari bahasa Arab ,
taba , yatubu , tobatan , yang berarti kembali , dan disebut oleh Al-Qur’an sebanyak 87 kali dalam berbagai
bentuk . Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi menyebutkan bahwa istilah tobat disebut Al-qur’an berulang kali
dengan beragam bentuk kata , seperti taba , tabu , tubtu , tubtum , atubu , tatuba , taubatuhum , ta’ibat , al-ta’ibun
, tawwab , tawwaba, al-tawaabin , matab dan mataba .
Ada sebanyak 6 kali kata taubah disebutkan yakni Q.S al-Nisa / 4; 17-18, 92 ; Q.S. al-Taubah /
9;104;Q.S. al-Syura/42:25 dan Q.S. al-Tahrim/66:8 . Dan Al-quran menyebutkan diantara sifat ALLAH tawwab
yang disebut sebanyak 8 kali , dan tawwaba yang disebut 3 kali . Imam al-Ghazali mendasari maqam tobat
dengan berbagai dalam kitabnya , Ihya’ Ulum al-Din , sehingga akan dapat diketahui tentang kewajiban dan
keutamaan tobat dalam Islam .Diantara dalil maqam tobat adalah Q.S al-Nur/24:31;Q.S al-Baqarah/2:222, dan
Q.S al-Tahrim/66:8.Allah swt berfirman dalam Q.S.al-Tahrim/66:8 :
“Hai orang-orang yang beriman , bertobatlah kepada ALLAH dengan tobat yang semurni-murninya , mudahmudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahn-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surge yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai , pada hari ketika ALLAH tidak menghinakan Nabi dan orang-orang
beriman bersama dengan dia;sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan disebelah kanann mereka
,sambil mereka mengatakan : Ya tuhan kami , sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami ;
sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”
Dalam Q.S.al-Baqarah/2:222, ALLAH swt berfirman :
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid . Katakanlah : haid itu adalah suatu kotoran . Oleh sebab itu ,
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu had ; dan janganlah kamu mendekati mereka , sebelum
mereka suci . Apabila mereka telah suci , maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan ALLAH
kepadamu . Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang
menyucikan diri “
Dalam Sunan Ibn Majah , disebutkan :
“Dari Abi Hurairah dari Nabi Muhammad Saw.berkata sesungguhnya ALLAH ‘Azza wa Jalla lebih gembira
dengan tobat salah seorang di antara kalian daripada kegembiraan seseorang ketika menemukan kembali
barangnya yang hilang”
“Dari Abi Hurairah dari Nabi Muhammad saw,beliau berkata sekiranya kamu berdosa hingga mencapai langit
dosamu , kemudian kamu bertobat , niscaya ALLAH swt .akan memberikan ampunan kepadamu”.
Istilah tobat diartikan sebagai berbalik dan kembali kepada ALLAH dari dosa seseorang untuk mencari
pengampunan-Nya , dan istilah ini telah dijelaskan oleh para sufi dalam karya-karya mereka . Dzun Nun al-
Mishri menegaskan bahwa tobat dibagi menjadi 3 : “tobat kaum awam (al-‘amm) yakni tobat dari dosanya
(taubah min al-zunubi) ; tobat orang terpilih (al-khash) yakni tobat dari kelupaannya mereka atas
ketidakmampuan untuk mencapai apa yang telah dicapai orang lain . Menurut al-Qusyairi , tobat adalah awal
pendakian dan maqam pertama bagi sufi .pemula . Menurut nya tobat adalah “kembali dari sesuatu yang dicela
syariat menuju kepada sesuatu yang dipuji syariat ,tobat diharuskan memenuhi tiga syarat yaitu menyesali atas
pelanggaran yang telah dibuat , meninggalkan jalan licin (kesesatan) pada saat melakukan tobat dan
berketettapan hati untuk tidak mengulangi pelanggaran-pelanggaran serupa . Junaid al-Baghdadi mengatakan
bahwa “tobat memiliki tiga makna , yakni penyesalan , tekad meninggalkan segala larangan ALLAH swt.,dan
berusaha memenuhi hak-hak semua orang yang pernah dizalami”
Menurut Nashar al-Din al-Thusi , syarat tobat adalah pengetahuan terhadap jenis-jenis amal yang akan
membawa manfaat (pahala) dan mudarat (dosa) . Menurut dia tobat terdiri dari 3 hal : tobat yang berhubungan
dengan masa lalu , tobat yang berhubungan dengan masa kini , dan tobat yang berhubungan dengan masa
depan .Di dalam hubungan masa lalu , ada dua syarat tobat , yakni penyesalan terhadap dosa-dosa yang
dilakukan di masa lalu , dan perbuatan yang menunjukkan penyesalan tersebut baik yang berhubungan dengan
ALLAH , dengan diri sendiri , dan dengan orang lain . Dalam hubungan dengan masa kini , ada dua syarat tobat ,
yakni menahan diri dari perbuatan-perbuatan dosa agar dapat mendekatkan diri kepada ALLAH , dan
melindungi orang zalim dari kemaksiatan . Dan dalam hubungan masa depan ada dua syarat tobat , yakni
membuat suatu iktikad untuk tidak melakukan dosa di masa depan , dan bersabar dengan iktikad tersebut sebab
seseorang akan sangat mudah tergoda untuk melakukan dosa . Beberapa penjelasan dari para sufi tentang tobat :
1. Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah , ada tiga syarat tobat :penyesalan , meninggalkan dosa yang dilakukan
,dan memperlihatkan penyesalan dan ketidakberdayaan . Hakikat tobat adalah menyesali semua dosa ,
dan tidak mengulangi dosa di masa mendatang ; serta kembali kepada ALLAH dan dosanya kepada
manusia .
2. Menurut Ibn Qudamah , pengungkapan penyesalan atas dosa yang telah diperbuatnya kepada ALLAH
dan dosa yang diperbuatnya kepada manusia. Diantara syarat tobat adalah keteguhan hati untuk tidak
kembali melakukan dosa di masa mendatang .
3. Menurut AL-Ghazali ,tobat adalah meninggalkan dosa , dan tidak akan mungkin akan dapat
meninggalkan dosa , dan tidak mungkin meninggalkan dosa karena bekum tau apa itu dosa , sedangkan
hukum mengetahui itu tentang-tentang dosa adalah wajib . Ada empat tingkat manusia bertobat :
Seseorang manusia melakukan tindakan maksiat dan sejenisnya lalu bertobat , serta istikamah sampai
akhir hidupnya .Seseorang manusia bertobat , istikamah menjalankan ibadah dan meninggalkan dosadosa besar yang dilakukan , akan tetapi tidak dapat terlepas dari dosa-dosa yang ia perbuat ,dosa sengaja
maupun tidak sengaja dan ia menyesali dosa yang sengaja tersebut . Seseorang bertobat secara terus
menerus sehingga nafsu syahwat mengalahkannya dan ia melakukan sebagian dosa . Seseorang bertobat
tetapi ia kembali ke dosa dan tidak menyesali perbuatan dia .
B.Warak (wara’)
Warak berasal dari bahasa Arab , wara’a , yari’u , wara’an yang memiliki arti berhati-hati , tetapi dalam
kamus bahasa Indonesia warak bermakna “patuh dan taat kepada ALLAH” . Pada dunia tasawuf , kata warak
ditandai dengan kehati-hatian dan kewaspadaan tinggi .Meskipun istilah ini tidak dikemukakan dalam Al-qur’an,
akan tetapi semangat dan perintah untuk bersikap wara dapat dengan mudah ditemukan di dalamnya , dan
banyak hadis Nabi Muhammad saw.menggunakan isitilah wara . Dalam Sunan Ibn Majah , misalnya disebutkan:
“Dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasullah saw.berkata wahai Abu Hurairah , jadilah seorang yang wara’ ,
maka engkau akan menjadi hamba yang utama . Jadilah orang yang menerima apa adanya (qana’ah) , maka
engkau akan menjadi manusia yang paling bersyukur .Cintailah seseorang sebagaimana engkau mencitai
dirimu sendiri , maka engkau akan menjadi mukmin yang sebenarnya . Perbaguslah hubungan tetangga bagi
orang yang bertetangga kepadamu , maka engkau akan menjadi Muslim yang sebenarnya . Sedikitlah tertawa ,
karena banyak tertawa akan mematikan hati” . Ada penjelasan dari beberapa ahli tentang wara :
1. Al-Qusyairi tentang wara berarti meninggalkan hal-hal yang syuhbat dan segala hal yang tidak pasti
yakni meninggalkan hal-hal yang tidak berfaedah .
2. Yahya bin Mu’az mengatakan wara terbagi menjadi dua , wara lahir yaitu semua gerak aktivitas hanya
tertuju kepada ALLAH swt. Dan wara batin yaitu hati yang tidak dimasuki apapun kecuali hanya
mengingat ALLAH swt .
3. Yunus bin ‘Ubaid mengatakan wara adalah menghindarkan diri dari segala bentuk syuhbat dan
memelihara diri dari segala bentuk syuhbat dan memelihara diri dari segala bentuk arah pandangan .
4. Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah , wara adalah menjaga diri dari perbuatan dan barang haram dan
syuhbat . Menurutnya , ada tiga derajat wara yakni 1) menjauhi keburukan karena hendak menjaga diri ,
memperbanyak kebaikan dan menjaga iman , 2) melepaskan diri dari kehinaan dan menjaga diri agar
tidak melampaui hukum , 3) dan menjauhi segala sesuatu yang mengajak kepada perpecahan .
A.Tobat (al-taubah)
Dalam bahasa Indonesia tobat dimaknai sebagai sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang salah
atau jahat) dan mempunyai niat akan memperbaiki diri . Setiap salik sebelu meraih maqam tobat (maqam
pertama) harus menjalankan namanya ibadah , mujahadah , dan riyadah . Istilah tobat berasal dari bahasa Arab ,
taba , yatubu , tobatan , yang berarti kembali , dan disebut oleh Al-Qur’an sebanyak 87 kali dalam berbagai
bentuk . Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi menyebutkan bahwa istilah tobat disebut Al-qur’an berulang kali
dengan beragam bentuk kata , seperti taba , tabu , tubtu , tubtum , atubu , tatuba , taubatuhum , ta’ibat , al-ta’ibun
, tawwab , tawwaba, al-tawaabin , matab dan mataba .
Ada sebanyak 6 kali kata taubah disebutkan yakni Q.S al-Nisa / 4; 17-18, 92 ; Q.S. al-Taubah /
9;104;Q.S. al-Syura/42:25 dan Q.S. al-Tahrim/66:8 . Dan Al-quran menyebutkan diantara sifat ALLAH tawwab
yang disebut sebanyak 8 kali , dan tawwaba yang disebut 3 kali . Imam al-Ghazali mendasari maqam tobat
dengan berbagai dalam kitabnya , Ihya’ Ulum al-Din , sehingga akan dapat diketahui tentang kewajiban dan
keutamaan tobat dalam Islam .Diantara dalil maqam tobat adalah Q.S al-Nur/24:31;Q.S al-Baqarah/2:222, dan
Q.S al-Tahrim/66:8.Allah swt berfirman dalam Q.S.al-Tahrim/66:8 :
“Hai orang-orang yang beriman , bertobatlah kepada ALLAH dengan tobat yang semurni-murninya , mudahmudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahn-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surge yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai , pada hari ketika ALLAH tidak menghinakan Nabi dan orang-orang
beriman bersama dengan dia;sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan disebelah kanann mereka
,sambil mereka mengatakan : Ya tuhan kami , sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami ;
sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”
Dalam Q.S.al-Baqarah/2:222, ALLAH swt berfirman :
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid . Katakanlah : haid itu adalah suatu kotoran . Oleh sebab itu ,
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu had ; dan janganlah kamu mendekati mereka , sebelum
mereka suci . Apabila mereka telah suci , maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan ALLAH
kepadamu . Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang
menyucikan diri “
Dalam Sunan Ibn Majah , disebutkan :
“Dari Abi Hurairah dari Nabi Muhammad Saw.berkata sesungguhnya ALLAH ‘Azza wa Jalla lebih gembira
dengan tobat salah seorang di antara kalian daripada kegembiraan seseorang ketika menemukan kembali
barangnya yang hilang”
“Dari Abi Hurairah dari Nabi Muhammad saw,beliau berkata sekiranya kamu berdosa hingga mencapai langit
dosamu , kemudian kamu bertobat , niscaya ALLAH swt .akan memberikan ampunan kepadamu”.
Istilah tobat diartikan sebagai berbalik dan kembali kepada ALLAH dari dosa seseorang untuk mencari
pengampunan-Nya , dan istilah ini telah dijelaskan oleh para sufi dalam karya-karya mereka . Dzun Nun al-
Mishri menegaskan bahwa tobat dibagi menjadi 3 : “tobat kaum awam (al-‘amm) yakni tobat dari dosanya
(taubah min al-zunubi) ; tobat orang terpilih (al-khash) yakni tobat dari kelupaannya mereka atas
ketidakmampuan untuk mencapai apa yang telah dicapai orang lain . Menurut al-Qusyairi , tobat adalah awal
pendakian dan maqam pertama bagi sufi .pemula . Menurut nya tobat adalah “kembali dari sesuatu yang dicela
syariat menuju kepada sesuatu yang dipuji syariat ,tobat diharuskan memenuhi tiga syarat yaitu menyesali atas
pelanggaran yang telah dibuat , meninggalkan jalan licin (kesesatan) pada saat melakukan tobat dan
berketettapan hati untuk tidak mengulangi pelanggaran-pelanggaran serupa . Junaid al-Baghdadi mengatakan
bahwa “tobat memiliki tiga makna , yakni penyesalan , tekad meninggalkan segala larangan ALLAH swt.,dan
berusaha memenuhi hak-hak semua orang yang pernah dizalami”
Menurut Nashar al-Din al-Thusi , syarat tobat adalah pengetahuan terhadap jenis-jenis amal yang akan
membawa manfaat (pahala) dan mudarat (dosa) . Menurut dia tobat terdiri dari 3 hal : tobat yang berhubungan
dengan masa lalu , tobat yang berhubungan dengan masa kini , dan tobat yang berhubungan dengan masa
depan .Di dalam hubungan masa lalu , ada dua syarat tobat , yakni penyesalan terhadap dosa-dosa yang
dilakukan di masa lalu , dan perbuatan yang menunjukkan penyesalan tersebut baik yang berhubungan dengan
ALLAH , dengan diri sendiri , dan dengan orang lain . Dalam hubungan dengan masa kini , ada dua syarat tobat ,
yakni menahan diri dari perbuatan-perbuatan dosa agar dapat mendekatkan diri kepada ALLAH , dan
melindungi orang zalim dari kemaksiatan . Dan dalam hubungan masa depan ada dua syarat tobat , yakni
membuat suatu iktikad untuk tidak melakukan dosa di masa depan , dan bersabar dengan iktikad tersebut sebab
seseorang akan sangat mudah tergoda untuk melakukan dosa . Beberapa penjelasan dari para sufi tentang tobat :
1. Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah , ada tiga syarat tobat :penyesalan , meninggalkan dosa yang dilakukan
,dan memperlihatkan penyesalan dan ketidakberdayaan . Hakikat tobat adalah menyesali semua dosa ,
dan tidak mengulangi dosa di masa mendatang ; serta kembali kepada ALLAH dan dosanya kepada
manusia .
2. Menurut Ibn Qudamah , pengungkapan penyesalan atas dosa yang telah diperbuatnya kepada ALLAH
dan dosa yang diperbuatnya kepada manusia. Diantara syarat tobat adalah keteguhan hati untuk tidak
kembali melakukan dosa di masa mendatang .
3. Menurut AL-Ghazali ,tobat adalah meninggalkan dosa , dan tidak akan mungkin akan dapat
meninggalkan dosa , dan tidak mungkin meninggalkan dosa karena bekum tau apa itu dosa , sedangkan
hukum mengetahui itu tentang-tentang dosa adalah wajib . Ada empat tingkat manusia bertobat :
Seseorang manusia melakukan tindakan maksiat dan sejenisnya lalu bertobat , serta istikamah sampai
akhir hidupnya .Seseorang manusia bertobat , istikamah menjalankan ibadah dan meninggalkan dosadosa besar yang dilakukan , akan tetapi tidak dapat terlepas dari dosa-dosa yang ia perbuat ,dosa sengaja
maupun tidak sengaja dan ia menyesali dosa yang sengaja tersebut . Seseorang bertobat secara terus
menerus sehingga nafsu syahwat mengalahkannya dan ia melakukan sebagian dosa . Seseorang bertobat
tetapi ia kembali ke dosa dan tidak menyesali perbuatan dia .
B.Warak (wara’)
Warak berasal dari bahasa Arab , wara’a , yari’u , wara’an yang memiliki arti berhati-hati , tetapi dalam
kamus bahasa Indonesia warak bermakna “patuh dan taat kepada ALLAH” . Pada dunia tasawuf , kata warak
ditandai dengan kehati-hatian dan kewaspadaan tinggi .Meskipun istilah ini tidak dikemukakan dalam Al-qur’an,
akan tetapi semangat dan perintah untuk bersikap wara dapat dengan mudah ditemukan di dalamnya , dan
banyak hadis Nabi Muhammad saw.menggunakan isitilah wara . Dalam Sunan Ibn Majah , misalnya disebutkan:
“Dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasullah saw.berkata wahai Abu Hurairah , jadilah seorang yang wara’ ,
maka engkau akan menjadi hamba yang utama . Jadilah orang yang menerima apa adanya (qana’ah) , maka
engkau akan menjadi manusia yang paling bersyukur .Cintailah seseorang sebagaimana engkau mencitai
dirimu sendiri , maka engkau akan menjadi mukmin yang sebenarnya . Perbaguslah hubungan tetangga bagi
orang yang bertetangga kepadamu , maka engkau akan menjadi Muslim yang sebenarnya . Sedikitlah tertawa ,
karena banyak tertawa akan mematikan hati” . Ada penjelasan dari beberapa ahli tentang wara :
1. Al-Qusyairi tentang wara berarti meninggalkan hal-hal yang syuhbat dan segala hal yang tidak pasti
yakni meninggalkan hal-hal yang tidak berfaedah .
2. Yahya bin Mu’az mengatakan wara terbagi menjadi dua , wara lahir yaitu semua gerak aktivitas hanya
tertuju kepada ALLAH swt. Dan wara batin yaitu hati yang tidak dimasuki apapun kecuali hanya
mengingat ALLAH swt .
3. Yunus bin ‘Ubaid mengatakan wara adalah menghindarkan diri dari segala bentuk syuhbat dan
memelihara diri dari segala bentuk syuhbat dan memelihara diri dari segala bentuk arah pandangan .
4. Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah , wara adalah menjaga diri dari perbuatan dan barang haram dan
syuhbat . Menurutnya , ada tiga derajat wara yakni 1) menjauhi keburukan karena hendak menjaga diri ,
memperbanyak kebaikan dan menjaga iman , 2) melepaskan diri dari kehinaan dan menjaga diri agar
tidak melampaui hukum , 3) dan menjauhi segala sesuatu yang mengajak kepada perpecahan .