Pembacaan Surat Yasin Untuk Orang Yang d

HUKUM MEMBACAKAN SURAT YASIN PADA ORANG YANG
SAKARATUL MAUT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Mazhab dalam Ushul Fiqh
Dosen Pengampu : Dr. Muh. Nashirudin, M.A., M.Ag

Disusun oleh:
1.Tanti Indah Wati

(132111008)

2. Rofiah

(132111021)

3. Ermatul Nahfita

(132111034)

HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ensiklopedi islam, yasin nama surah ke-36 dalam al-Qur‟an, terdiri dari 83
ayat, termasuk golongan surah makkiyyah (surah yang diturunkan di Mekkah). Lafal
yasin itu sendiri merupakan satu ayat, yang merupakan ayat pertama dari surah tersebut.
Ayat ini termasuk surah mutasyabihat.1 Surat yasin juga sering dianjurkan untuk dibawa
oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Riwayat hadits tentang keutamaan
membaca yasin sebagaimana adalah sahih, ada pula yang hasan, dha‟if, dan maudhu‟.
Salah satu kebiasaan yang terjadi di tengah umat islam saat ini adalah tradisi
membaca surat yasin untuk keperluan tertentu seperti tahlilan, saat seorang mengalami
sakit keras (sakaratul maut) dan tujuan-tujuan tertentu lalinnya karena keyakinan
tentang fadhilah yang terdapat didalamnya dibandingkan surat-surat al-Qur‟an lainnya.
Padahal sebenaarnya seorang muslim dianjurkan membaca al-Qur‟an setiap hari dan
menghatamkannya. Sehingga berkesan bahwa al-Qur‟an itu hanyalah berisi surat yasin
saja. Dan kebanyakan orang membacanya karena tergiur oleh fadhilah atau keutamaan

surat yasin dari hadits-hadits yang banyak mereka dengar, atau menurut keterangan dari
guru mereka.
B. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana pendapat tokoh masyarakat mengenai pembacaan yasin bagi seseorang
yang mengalami sakaratul maut ?

2.

Apa sebab-penyebab terjadinya perbedaan pendapat tokoh-tokoh tersebut ?

C. Kerangka Teori
Dalam tradisi ulama islam, perbedaan pendapat bukanlah hal yang baru. Tidak
terhitung jumlahnya kitab-kitab yang ditulis ulama islam yang disusun khusus untuk
merangkum, mengkaji, membandingkan, kemudian mendiskusikan berbagai pandangan
yang berbeda-beda dengan argumentasinya masing-masing. Pedoman hidup kita sama

1


Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi islam, 2001, (Jakarta : PT ichtiar baru van hoeve). Hlm.
2005

2

(al-Qur‟an dan Sunnah), tujuan pun sama. kita diperintahkan untuk bisa menerima
bahwa adanya perbedaan pendapat dan paham itu sudah merupakan ketetapan Allah
SWT. Dan sudah seharusnya kita menyikapi hal ini secara wajar. Dalam arti menjalin
interaksi

dan

toleransi

terhadap

berbagai

macam


golongan

dengan

tetap

mempertahankan nilai-nilai islam.
1.

Perbedaan Qira‟at
Berdasarkan etimologi qiraah merupakan kata mashdar dari kata kerja qiraah
(membaca), jamaknya yaitu qiraat.
Qira‟at menurut al-Zarkasyi merupakan perbedaan lafal-lafal al-Qur'an, baik
menyangkut huruf-hurufnya maupun cara pengucapan huruf-huruf tersebut, sepeti
takhfif, tasydid dan lain-lain.
Perbedaan qira‟at dalam pembacaan al-Qur‟an merupakan salah satu penyebab
terjadinya perbedaan dalam bidang fiqih.

2.


Tidak tahu adanya Hadits
Pengetahuan para sahabat dalam masalah hadis tidaklah sama pada satu tingkatan,
akan tetapi berbeda-beda. Sebagian mengetahui banyak hadis, sedangkan sebagian
yang lain bahkan hanya mengetahui satu atau dua hadis saja. Hal ini karena seorang
sahabat tidak selamanya mendengar seluruh ucapan Nabi Shallallahu Alaihi Wa
Sallam atau menyaksikan seluruh aktifitasnya. Adakalanya dia mendengar sebuah

hadis yang tidak didengar oleh sahabat lain. Dan sebaliknya dia juga mungkin tidak
mendengar hadis yang diketahui oleh sahabat lain. Hal inilah yang menjadikan
salah satu sebab terjadinya perbedaan pendapat, yakni tidak sampainya informasi
tentang adanya hadis dalam sebuah masalah.
3.

Ragu pada keabsahan Hadits
Maksudnya ragu dengan adanya hadits tersebut, seperti kasus Umar, Ibnu Ma‟ud
tentang tayamum karena jinabah dan tidak ada air.
„Umar dan Ibnu Mas‟ud berpendapat orang yang junub dan tidak mendapati air,
tidak boleh bertayamum, akan tetapi sampai menemukan air, tidak shalat sampai
3


mampu mandi walaupun dalam waktu yang lama, padahal „Ammar bin yasar
meriwayatkan bahwa ia pernah bersama Umar dalam keadaan Junub, maka ia tidak
shalat, sedangkan „ammar bergulung-gulung di tanah. Setelah sampai pada
rasulullah dan dilaporkan pada Beliau, maka Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam
berkata “Cukuplah kamu menepukkan kedua tanganmu ke tanah, meniupnya dan
mengusapkannya pada wajah dan kedua telapak tanganmu.
„Umar ragu akan hadits „ammar, maka ia tetap pada pendapatnya bahwa ia harus
menunggu sampai ada air.
Setelah hadits ini tersebar barulah „Umar dan Ibnu Mas‟ud mencabut pendapatnya.
Dalam penelitian ini kita mengambil sebab terpenting terjadinya perbedaan dalam
furu‟ karena ragu pada keabsahan Hadits.
4.

Berbeda dalam memahami dan menafsirkan teks
Salah satu sebab perbedaan yang lain adalah adanya perbedaan dalam memahami
dan menafsirkan sebuah teks, baik itu berupa al-Qur‟an maupun as-Sunnah.

5.

Adanya lafadz yang musytarak

Dalam bahasa Arab terdapat berbagai bentuk kata yang menunjukkan pada makna
tertentu. Salah satunya adalah kata atau lafaz musytarak. Musytarak berarti sebuah
kata yang memiliki dua makna atau lebih, dan terkadang saling berlawanan

6.

Adanya pertantangan dalil
Salah satu sebab lain yang menjadikan terjadinya perbedaan pendapat antar ulama
adalah adanya pertentangan antar dalil (ta‟arud al-adillah) yang menjadikan satu
ulama mengunggulkan satu dalil yang menurut ulama‟ lain justru merupakan dalil
yang lemah. Pertentangan antar dalil yang sebenarnya hanya ada pada pikiran para
ulama‟ memang berusaha untuk diselesaikan dan dicarikan jalan keluarnya. Hanya
saja, masing-masing ulama memiliki cara yang berbeda dalam mencari jalan
keluarnya. Ini pula yang menjadi salah satu sebab perbedaan pendapat.

7.

Tidak adanya dalil dari al-Qu‟an dan As-Sunnah
Tidak adanya dalil dari al-Qur‟an dan As-Sunnah sering menjadi salah satu
penyabab terjadinya perbedaan dikalangan ulama fikih. Hal ini karena setelah

4

Rasulullah wafat, masih banyak masalah yang belum terselesaikan. Masalahmasalah ini ada yang memiliki kemiripan dengan masalah-masalah sebelumnya,
dan ada yang berbeda sama sekali. Masalah-masalah hukum terus

bertambah

seiring berjalannya waktu, sementara ayat al-Qur‟an dan hadits nabi terbatas.
Masalah.2

.

Muh. Nashirudin, 2010, PERBEDAAN DALAM FURU‟ FIQHIYYAH SEBAGAI AKIBAT PERBEDAAN
DALAM USUL AL-FIQH , https://sofianasma.wordpress.com/2010/12/18/perbedaan-dalamfuru%E2%80%99-fiqhiyyah-sebagai-akibat-perbedaan-dalam-usul-al-fiqh/, diakses 18 desember 2015,
jam 13.24
2

5

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pendapat Tokoh Terdahulu
Keadaan yang disunnatkan bagi orang yang hampir mati.
Ketahuilah, orang yang dicintai ketika akan mati rupanya adalah tenang, diam dan
dari lisannya adalah orang yang mengucapkan syahadah serta dari hatinya adalah ia
berbaik sangka kepada Allah Ta‟ala.3
Adapun kelancaran lidahnya dengan mengucap kalimat syahadat, maka ia adalah
tanda kebaikan. Abu Sa‟id Al Khudri RA, berkata : Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam,bersabda:

ِ
.َُ‫ لَِّقُ ْوا َم ْوتَا ُك ْم لَ إِلَ َ إِل ا‬:‫صلى اَُ َعلَْي ِ َو َسل َم‬
ْ ‫َِ َسعِْي ِد‬
َ َ‫ ق‬:‫ي يَ ُق ْو ُل‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل ه‬
ِّ ‫اُْ ْد ِر‬
ْ ِ‫َع ْن أ‬
"Dari Abu Sa‟id al-Khudri, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu
„alaihi wa sallam, „Ajarkanlah „Laa Ilaaha Illallah‟ kepada orang yang hampir mati di
antara kalian.” Hadits shahih, riwayat Muslim (no. 916), Abu Dawud (no. 3117), anNasa-i (IV/5), at-Tirmidzi (no. 976), Ibnu Majah (no. 1445), al-Baihaqi (III/383) dan

Ahmad (III/3).4
Utsman RA, berkata : “Apabila orang yang akan mati atau hampir mati, maka
ajarkanlah kepadanya kalimat “Laa illaaha illa Allah.” Maka sesungguhnya tidaklah
seorang hamba yang diakhiri dengan kalimat tersebut ketika akan mati, maka itu adalah
bekalnya ke surga.”5
Mengucapkan Laa illaha illallah pada orang yang mendekati meninggal dunia.
Mu‟adz Radhiyallahu Anhu menceritakan, bahwa Rasulullah telah bersabda:

ِ ‫من َكا َن‬
َ‫ ُروا أ بو داود واحا كم‬.َ‫اَْ ة‬
ْ ‫آخ ُر َكل َم لَ إِله َد َخ َل‬
َْ
3

Moh. Zuhri, dkk, Ihya‟ „Ulumiddin, 2003, (Semarang : CV. Asy Syifa‟), hlm. 376

4

https://www.facebook.com/notes/muslimahorid/sunnah-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-ketika-adaorang-yang-sedang-dalam-kead/10150127274553732/ diakses 18 desember 2015 jam 13.28


5

Moh. Zuhri, dkk, Ihya‟ „Ulumiddin, 2003, (Semarang : CV. Asy Syifa‟), hlm. 378-379

6

Barang siapa yang akhir hayatnya mengucapkan kaliamat Laa Illaha Illallah maka ia
akan masuk surga. (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Al-Hakim mengatakan, bahwa

hadits ini memiliki isnad sahih) sedangkan hadits dari Sa‟id Al-Khudri ia mengatakan,
bahwa Rasulullah pernah bersabda :

َ‫ ُروا مسلم‬.‫لَِّقُ ْوا َم ْو تَا ُك ْم لَ إِل َ إِل ه‬
Tuntunlah orang-orang yang di ambang kematian untuk membaca kalimat La Illaha
Illallah. (HR. Muslim)

Menuntun orang yang berada di ambang kematian dengan bacaan kaliamat La
Illaha IlIallah itu dilakukan jika orang tersebut belum pernah mengucapkan kalimat
syahadat. Akan tetapi, jika ia sudah pernah mengucapkan sebelumnya, maka tidak perlu
lagi dilakukan. Dengan catatan pada saat mendekati kematian ia masih mampu diajak
berbicara (tidak berada dalam kondisi koma). Sedangkan pada orang yang tidak lagi
mampu untuk diajak berbicara, maka tidak disunnatkan untuk menuntunnya membaca
kalimat tersebut. Karena dikhawatirkan dia akan terucapkan kalimat yang tidak benar
(terputus, keseleo lidah ) yang merupakan ucapkan terakhir di dunia.6
Membaca surat Yasin
Dari Ma‟qil bin Yasar Radhiyallahu Anhu, ia berkata, bahwa Rasulullah Shalallahu
Alaihi wa Sallam pernah bersabda :

‫ َواقْ َرُؤ ْوَ ا َعلَى َم ْو تَا ُك ْم ُرو‬،ُ َ‫ لَيَ ْقَر ُؤ َ ا َر ُج ٌل يُِر يْ َد ه والد َر اآ ِخَرَة إِل غُ ِفَر ل‬،‫ب الْ ُق ْر ِان‬
ُ ‫يس قَ ْل‬
َ‫أمد وأ بوداود و البسائى واحا كم وابن حبان‬
Yasin adalah jantungnya al-Qur‟an. Tidak dibaca oleh seseorang yang menghendaki
Allah daan negeri akhirat, melainkan diberikan ampunan baginya. Untuk itu, bacalah
ia atas orang-orang yang hendak meninggal dunia diantara kalian. “( HR. Ahmad,

Abu Dawud, Nasa‟i, Al-Hakim dan Ibnu Hibban).

Syikh Kamil Muhammad „Uwaidah, Fiqih Wanita, 1998, ( Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar), hlm.
211

6

7

Ibnu Hibban menegaskan bahwa surah yasin ini dibacakan kepada orang-orang yang
diambang kematian dan bukan bagi orang yang sudah meninggal dunia. Hal ini
diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Dailami.

ِ ِ
ِ
َ‫ف َِِا ُروا الد يلمي‬
ْ َ‫إِ َذا قُ ِرئ‬
َ ‫ت يس عْ َد الْ َم ْوت ُخ ّف‬
“Apabila surat Yasin di sisi orang yang akan meninggal dunia, maka akan diiringankan
proses kematian tersebut.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ad-Dailami di dalam kitabnya
Al-Musnad Al-Firdaus.7

Pembacaan surat Yasin untuk orang yang sakaratul maut dalam kitab
subulussalam

َ َ‫َو َع ْن َم ْع ِق ِل بْ ِن يَ َسا ٍر رضي ه ع أَن اَل ِِ صلى ه علي وسلم ق‬
ُ ‫ ُ اقْ َرُؤوا َعلَى َم ْوتَا ُك ْم يس َ َرَوا‬:‫ال‬
ِ
‫صح َح ُ ابْ ُن ِحبا َن‬
َ ‫ َو‬,‫ َوال َسائي‬,‫أَبُو َد ُاوَد‬
Dari Ma'qil Ibnu Yasar bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Bacakanlah surat yasin atas orang yang hampir mati di antara kamu." Riwayat Abu
Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.”8
Tafsir hadits
Ibnu Hibban berkata “Mautakum” disini adalah orang yang sedang sakaratul maut
bukan orang yang telah menjadi mayat (sudah meninggal) di bacakan surat yasin.” Dan
diriwayatkan juga oleh Ahmad dan Ibnu Majah dari sulaiman At-Taimiy dari Abu
Utsman dari bapaknya dari Ma‟qil bin Yasar. An-Nasai dan Ibnu Majah tidak
meriwayatkan dari bapaknya. Tetapi hadits tersebut dinilai cacat oleh Ibnu Qaththan
karena termasuk hadits muththarrib dan mauquf, karena tidak diketahui identitas Abu
Utsman dan bapaknya itu.
Ad-Daraquthni meriwayatkan bahwa ia pernah berkata, “Hadits ini muththarrib
sanadnya, tidak dikenal matannya dan tidak shahih. Ahmad mengatakan dalam
7

Syikh Kamil Muhammad „Uwaidah, Fiqih Wanita, 1998, ( Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar), hlm.
212

8

Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan‟ani, Subulus Salam Syarah Bulughul Maram jilid 1, 2007,
(Jakarta Timur : Darus Sunnah Press), hlm. 814

8

musnadnya, bahawa Shafwan pernah menceritakan kepada kami, ia mengatakan bahwa

guru-gurunya pernah berkata, “Apabila surat yasin dibacakan pada orang yang telah
mati, maka akan diringankan siksaan dan deritanya.”
Pengarang kitab Al-Firdaus

meriwayatkan dari Abu Darda dan Abu Dzar,

keduanya berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “tidaklah orang
yang sakaratul maut itu dibacakan surat yasin baginya melainkan Allah akan
meringankan siksaannya. “Hadits ini menguatkan ucapan Ibnu Hibban bahwa
maksudnya adalah orang yang menjelang kematian. Dan kedua dalil tersebut lebih jelas
dijadikan dalam masalah ini dari yang lainnya.9
1. Drs. Ahmad Sukina sebagai narasumber dari MTA Pusat.
Kami memilih MTA sebagai rujukan dalam melakukan penelitian mengenai
pembacaan surat yasin untuk orang yang mengalami sakaratul maut. Karena MTA tidak
melakukan pembacaan yasin ketika menemui orang yang sedang mengalami sakaratul
maut. Hal ini disebabkan MTA hanya berpedoman berdasarkan Al-Qur‟an dan hadits
shahih.
Dasar dalil untuk orang yang mengalami sakaratul maut

ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ َ َ‫عن عم ٍرو رض ق‬
‫ت‬
ُ ‫ ا َّّ لَ ْعلَ ُم َكل َم ًة لَ يَ ُق ْوَُا َعْب ٌد َحقا م ْن قَ ْلبِ فَيَ ُم ْو‬:‫ت َر ُس ْو َل ه ص يَ ُق ْو ُل‬
ُ ‫ ََ ْع‬:‫ال‬
َْ ْ َ
ِ
‫ احاكم و قال صحيح على شرطهما‬.ُ‫ لَ اِل َ اِل ه‬:‫ك اِل ُحّرَم َعلَى ال ا ِر‬
َ ‫َعلَى ذل‬
Dari „Amr RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat yang tidaklah seorang
hamba mengucapkannya ikhlash dari lubuk hatinya, lalu dia meninggal dalam keadaan

itu, kecuali Allah mengharamkan atasnya neraka, yaitu kalimat Laa ilaaha illallooh”.
[HR. Hakim ia berkata Shahih atas syarath Bukhari Muslim].

َ ‫ ُ اقْ َرُؤوا َعلَى َم ْوتَا ُك ْم يس‬:‫ال‬
َ َ‫َو َع ْن َم ْع ِق ِل بْ ِن يَ َسا ٍر رضي ه ع أَن اَل ِِ صلى ه علي وسلم ق‬
9

Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan‟ani, Subulus Salam Syarah Bulughul Maram jilid 1, 2007,
(Jakarta Timur : Darus Sunnah Press), Hlm. 815

9

ِ
‫صح َح ُ ابْ ُن ِحبا َن‬
َ ‫ َو‬,‫ َوال َسائي‬,‫َرَوا ُ أَبُو َد ُاوَد‬
Dari Ma'qil Ibnu Yasar bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Bacakanlah surat Yasin atas orang yang hampir mati di antara kamu." Riwayat Abu
Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.”
MTA mennganggap orang yang meninggal masuk surga jika sebelum meninggal
orang tersebut membaca

“ ُ‫ “ لَ اِل اِل ه‬dan setelah itu tidak ada perkataan lain yang

keluar dari orang tersebut.
Pada intinya, MTA mengambil kesimpulan dari hadits-hadits yang ada,
kemudian mereka menelitinya pada sanad, perawi dan matannya, apakah hadits
tersebut shahih atau dha‟if. Jika hadits tersebut tidak jelas atau dha‟if maka hadits
tersebut tidak dapat dijadikan hujjah.
Dan beliau mengatakan bahwa pembacaan surat yasin pada zaman rasulullah atau
ketika Nabi meninggal tidak ada pembacaan surat yasin tersebut. Berdasarkan peryataan
tersebut maka terdapat hadits :

ِ
ِ ِ ِ
ِِ
ِ
‫صل ا هُ َعلَْي ِ َو‬
ْ َ‫ْ أ ِّم َعْبد ا ه َعا ئ َشةَ َر ض َي ا هُ َعْ َها قَا ل‬
َ ْ ‫َع ْن ِّام امُْؤ م‬
َ ‫ت قَا َل َر ُس ْو ُل ا ه‬

ِ ِ َ ‫َسلم َم ْن ا ْح َد‬
‫س فِْي ِ فَ ُه َو َرد روا ا لبخا ري ومسلم وِ رواية مسلم ل َم ْن َع ِم َل‬
َ
َ ‫ث ِ ْأمر نَا َ َذا َما لَْي‬

‫َع َماً لَْي َسر َعلَْي ا ْم ُر نَا فَ ُه َو َرذ‬
Dari Ummul Mu‟minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata :
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang mengada-adakan
dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya, maka dia tertolak.

(Riwayat Bukhari dan Muslim), dan dalam riwayat Muslim disebutkan: Barangsiapa
yang melakukan suatu amal (ibadah) yang tidak sesuai dengan urusan (agama) kami,
maka amalan itu ditolak.

10

Diriwayatkan dari Jabir bin „Abdillah radhiyallahu „anhuma, beliau berkata, “Jika
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam berkhutbah matanya memerah, suaranya begitu
keras, dan kelihatan begitu marah, seolah-olah beliau adalah seorang panglima yang
meneriaki pasukan „Hati-hati dengan serangan musuh di waktu pagi dan waktu sore‟.
Lalu beliau shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Jarak antara pengutusanku dan hari
kiamat adalah bagaikan dua jari ini. (Beliau shallallahu „alaihi wa sallam berisyarat
dengan jari tengah dan jari telunjuknya). Lalu beliau shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda,

ٍ
ِ
ِ ِ ِ ْ ‫أَما ب ع ُد فَِإن خي ر‬
ٍ
ٌ‫ضاَلَة‬
َ ‫اب اَ َو َخْي ُر ا َُُْدى ُ َدى َُُمد َو َشر اأ ُُموِر ُُْ َدثَاتُ َها َوُكل بِ ْد َعة‬
َْ
ُ َ‫احَديث كت‬
ََْ
“Amma ba‟du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam. Sejelek-jelek
perkara adalah yang diada-adakan (bid‟ah) dan setiap bid‟ah adalah sesat.” (HR.

Muslim no. 867)10
Pendapat MTA atas tradisi NU dalam membacakan surat yasin pada orang yang
mengalami sakaratul maut. MTA berpendapat bahwa tradisi membacakan surat yasin
pada orang yang mengalami sakaratul maut adalah suatu perbuatan bid‟ah. Karena
dalam hadits-hadits tentang pembacaan surat yasin adalah dhaif karena pada sanadnya
ada dua orang yang majhul, disamping itu pada zaman Rasulullah ketika sakaratul maut
atau meninggal tidak ada tradisi membacakan surat yasin tersebut. Dan pada dasarnya
seluruh surat yang ada di dalam alquran itu istimewa
2. Sulhani Hermawan, M. Ag Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Surakarta sebagai
narasumber dari tokoh NU.
Kami memilih Bapak Sulhani sebagai narasumber karena beliau merupakan
salah satu tokoh NU. Pada umumnya, orang yang sedang mengalami sakit keras ataupun
sakaratul maut, mereka membacakan surat Yasin.

10

Semua Bidah itu Sesat, Tidak Ada Bidah Hasanah dan Bidah Sayyiah,
https://aslibumiayu.wordpress.com/2012/08/15/semua-bidah-itu-sesat-tidak-ada-bidah-hasanah-danbidah-sayyiah/ diakses 18 desember 2015, jam 13.45

11

‫ ُ اقْ َرُؤوا َعلَى َم ْوتَا ُك ْم يس‬:‫ال‬
َ َ‫َو َع ْن َم ْع ِق ِل بْ ِن يَ َسا ٍر رضي ه ع أَن اَل ِِ صلى ه علي وسلم ق‬
ِ
‫صح َح ُ ابْ ُن ِحبا َن‬
َ ‫ َو‬,‫ َوال َسائي‬,‫َ َرَوا ُ أَبُو َد ُاوَد‬
Dari Ma'qil Ibnu Yasar bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Bacakanlah surat Yasin atas orang yang hampir mati di antara kamu." Riwayat Abu
Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.”
Surat yasin merupakan hati dalam al-Qur‟an. Oleh sebab itu, Surat yasin
merupakan salah satu surat yang istimewa dari beberapa surat dalam al-Qur‟an. Dalil
yang digunakan oleh NU untuk orang yang sedang sakaratul maut.
Bapak Sulhani mengatakan bahwa sebenarnya kita tidak mengetahui seseorang
tersebut mengalami sakaratul maut, tetapi yang diketahui adalah orang yang sedang
sakit keras. Oleh sebab itu orang yang sedang sakit parah atau keras sebaiknya
dibacakan surat yasin agar keluarganya tersebut bisa lebih tenang, dan diringankan
beban saat mengalami sakaratulmaut. dengan pembacaan surat yasin, ada harapan dapat
disembuhkan penyakitnya atau apabila seorang yang sedang sakit keras tersebut
dipercepat dan dimudahkan jalan kematiannya. Setelah pembacaan surat Yasin tersebut
masih ada kesempatan untuk dituntun dengan bacaan La Illaha ha Illallah maka
tuntunlah dengan bacaan tersebut.
Bapak sulhani berpendapat bahwa pembacaan surat Yasin kepada orang yang
sedang mengalami sakit keras mempunyai makna yaitu :
1. untuk menenangkan orang yang sedang sakit dan keluarga yang sedang panik.
Beliau berpendapat bahwa surat yasin merupakan salah satu surat yang istimewa
di dalam al-Qur‟an.
2. Surat yasin digunakan untuk mendoakan orang yang sedang sakit keras agar di
percepat kesembuhannya dan apabila dia meningggal dimudahkan jalannya.
3. Surat yasin merupakan bagian dari berdoa kepada Allah.
Tetapi bapak sulhani juga mengatakan bahwa orang yang sedang sakaratul maut
dituntun untuk mengucapkan Laaila ha illah llah.
12

ِ
ِ َ َ‫عن جابِ ٍر رض ق‬
‫ الرمذى‬.ُ‫ض ُل ال ّذ ْك ِر لَ اِل اِل ه‬
َ ْ‫ اَف‬:‫ت َر ُس ْو َل ه ص يَ ُق ْو ُل‬
ُ ‫ ََ ْع‬:‫ال‬
َ َْ
Dari Jabir RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam

bersabda, “Seutama-utama dzikir ialah : Laa ilaaha illallooh”. (Tiada Tuhan selain
Allah). [HR. Tirmidzi].

3. Bapak Rial Fuadi,S.Ag., M.Ag Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Surakarta.
Kami memilih beliau sebagai narasumber karena beliau mempunyai argumen
yang dapat menguatkan dari pendapat kedua tokoh tersebut, namun beliau lebih
condong ke pihak NU. Beliau berpendapat bahwa yasin adalah jantungnya al-Qur‟an.
Ketika seseorang sedang sakaratul maut, orang tersebut dikelilingi oleh jin yang akan
menyesatkannya sehingga dibacakanlah yasin, karena surat tersebut ditakuti oleh jin.

ِ ِ
َ ‫اعلَى َم ْوتَا ُك ْم يَ ْع ِن يسُامد‬
َ َ‫َع ْن َم ْع ِق ِل بْ ِن يَ َسا ٍر ق‬
َ َ‫اقْ َرءُ ْو‬:‫قَالََر ُس ْو ُل اَ ص‬:‫ال‬
Artinya: Dari Ma‟qil bin Yasar, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam bersabda, “Bacakanlah ia kepada orang yang akan meninggal diantara kalian,
yaitu surat Yasin”. (HR Ahmad juz 7, hal 286, no. 20323)

ِ ِ َ َ‫ من ق‬:‫ال رسو ُل هِ ص‬
ِ
‫ َو َما‬:‫ قِْي َل‬.َ‫صا َد َخ َل اَْْ ة‬
َ َ‫َع ْن َزيْ ِد بْ ِن اَْرقَ َم رض ق‬
ً ‫ال لَ ال َ ال هُ ُُْل‬
َْ
ْ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
ِ
‫ الطراّ ى الوسط‬.ِ‫ اَ ْن ََْ ُجَزُ َع ْن ََُا ِرِم ه‬:‫ال‬
َ َ‫ص َها؟ ق‬
ُ َ‫ا ْخا‬
Artinya: Dari Zaid bin Arqam RA ia berkata : Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha illallooh dengan ikhlash, dia

masuk surga”. Beliau ditanya, “Bagaimana mengikhlashkannya ?”. Beliau Shallallahu
Alaihi Wa Sallam menjawab, “Dengan ucapan tersebut bisa menjauhkannya dari
larangan-larangan Allah”. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath].

Bapak Rial Fuadi mengatakan, ketika dihadapkan dengan orang yang sakaratul
maut, maka terdapat dua hadits yang mengatakan untuk di tuntun dengan bacaan La
Illaha Illallah, tetapi ada juga hadits yang mengatakan untuk dibacakan surat yasin.
Setelah mewawancarai pihak MTA, dan kami menyampaikan bahwa hadist tersebut
dhaif, kemudian beliau berpendapat “Hadits tersebut memang dhaif, tetapi jika
pembacaan surat yasin tersebut sebagai suatu kemaslahatan bagi orang yang sakaratul
13

maut maka dibolehkan. Pembolehan tersebut tergantung dengan keyakinan seorang
pada hadits tersebut. Surat yasin menurut beliau merupakan surat yang istimewa yang
ditakuti oleh jin atau setan. Ketika sesorang yang sedang sakit keras ada banyak setan
yang akan menyesatkan maka bacaan surat yasin tersebut menjadi pendamping orang
yang menjelang kematian. Pembacaan surat yasin kepada orang yang sedang sakaratul
maut diyakini untuk menghapus dosa-dosa orang yang sedang sakaratul maut.
B. Sebab Penyebab Terjadinya Perbedaan Pendapat Tokoh
Dalam kasus ini kami memahami bahwa penyebab terjadinya pendapat karena
adanya perbedaan Ushul atas keraguan pada keabsahan hadits tentang pembacaan surah
yasin untuk oranng sakaratul maut.

‫ ُ اقْ َرُؤوا َعلَى َم ْوتَا ُك ْم يس‬:‫ال‬
َ َ‫َو َع ْن َم ْع ِق ِل بْ ِن يَ َسا ٍر رضي ه ع أَن اَل ِِ صلى ه علي وسلم ق‬
ِ
‫صح َح ُ ابْ ُن ِحبا َن‬
َ ‫ َو‬,‫ َوال َسائي‬,‫َ َرَوا ُ أَبُو َد ُاوَد‬
Dari Ma'qil Ibnu Yasar bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Bacakanlah surat Yasin atas orang yang hampir mati di antara kamu." Riwayat Abu
Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.”
Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam---Ma‟qil bin Yasar--- Abuuhu---Abu „utsman
(bukan An-nahdiy) ---Sulaiman At-taimiy--- („Abdulah) bin Al-Mubarak---Muhammad
bin Makkiy Al-marwaziy dan Muhammad bin Al-„Alaa‟--- Abu Dawud.11
Menurut MTA, Hadits riwayat Abu Dawud ini dha‟if, karena pada sanadnya ada
dua orang yang majhul, yaitu Abu „Utsman dan bapaknya, sebagaimana yang
diriwayatkan Ahmad. Maka hadits ini tidak dapat dijadikan hujjah.
Sedangkan menurut Ibnu Hibban berkata “Mautakum” disini adalah orang yang
sedang sakaratul maut bukan orang yang telah menjadi mayat (sudah meninggal) di
bacakan surat yasin.” Dan hadits ini di kuatkan oleh Pengarang kitab Al-Firdaus karya
al-Hafidz Syirawaih bin Syahardar bin Syirawaih al-Dailimi meriwayatkan dari Abu
Sukina, kumpulan Brosur Ahad Pagi Tahun 2008. (Surakarta : Yayasan Majlis Tafsir Al Qur‟an), hlm.
24

11

14

Darda dan Abu Dzar, keduanya berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
bersabda, “tidaklah orang yang sakaratul maut itu dibacakan surat yasin baginya
melainkan Allah akan meringankan siksaannya. “Hadits ini menguatkan ucapan Ibnu
Hibban bahwa maksudnya adalah orang yang menjelang kematian. Menurut pendapat di
atas oleh ulama NU digunakan sebagai dasar bolehnya pembacaan surat yasin untuk
orang yang mengalami sakaratul maut.

15

BAB III
KESIMPULAN
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ketiga pendapat tersebut terdapat
sebab terjadinya perbedaan dalam ushul atas keraguan pada keabsahan Hadits. Karena
Mta meneliti tentang kehujjahan hadits, bahwa hadits tentang pembacaan surat yasin
untuk orang yang sakaratul maut adalah dha‟if maka tidak dapat dijadikan hujjah.
Sedangkan menurut NU, bahwa orang sedang sakit parah atau sakit keras
sebaiknya dibacakan surat yasin agar keluarganya tersebut bisa lebih tenang, dan
diringankan beban saat mengalami sakaratul maut, serta harapan dapat di sembuhkan
penyakitnya atau apabila seseorang sedang sakit keras tersebut dipercepat dan
dimudahkan kematiannya.
Bapak Rial Fuadi mengatakan ketika dihadapkan dengan orang yang sedang
sakaratul maut, terdapat dua hadits yang mengatakan untuk dituntun dengan bacaan “La
Illaha Illallah”, tetapi ada juga hadits yang mengatakan untuk dibacakan surat yasin.
Namun hadits dari pembacaan surat yasin tersebut dha‟if. Akan tetapi pembacaan surat
yasin tersebut sebagai suatu kemaslahatan bagi orang yang sakaratul maut maka
dibolehkan. Pembolehan tersebut tergantung pada keyakinan seseorang dengan hadits
tersebut.

16

Daftar Pustaka
Al Ghazali. 2003. Ilya‟ Ulumiddin. Semarang : CV. Asy Syifa‟.
Ash-Shan‟ani, Muhammad bin Ismail Al-Amir. 2007. Subulus Salam Syarah Bulughul Maram
jilid 1. Jakarta Timur : Darus Sunnah Press

Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi. 2001. Insiklopedi Islam. Jakarta : Pustaka Nasional.
Muhammad, Syaikh Kamil „Uwaidah . 1998. Fiqih Wanita . Jakarta Timur : Pustaka AlKautsar.
Sukina, Ahmad. Kumpulan Brosur Ahad Pagi Tahun 2008. Surakarta : Yayasan Majelis
Tafsir Al Qur‟an.
Muh. Nashirudin, 2010, PERBEDAAN DALAM FURU‟ FIQHIYYAH SEBAGAI
AKIBAT PERBEDAAN DALAM USUL AL-FIQH ,

https://sofianasma.wordpress.com/2010/12/18/perbedaan-dalam-furu%E2%80%99fiqhiyyah-sebagai-akibat-perbedaan-dalam-usul-al-fiqh/, diakses 18 desember 2015
https://www.facebook.com/notes/muslimahorid/sunnah-nabi-shallallahu-alaihi-wasallam-ketika-ada-orang-yang-sedang-dalam-kead/10150127274553732/ diakses 18
desember 2015
Semua

Bidah

itu

Sesat,

Tidak

Ada

Bidah

Hasanah

dan

Bidah Sayyiah,

https://aslibumiayu.wordpress.com/2012/08/15/semua-bidah-itu-sesat-tidak-adabidah-hasanah-dan-bidah-sayyiah/ diakses 18 desember 2015

17