AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR 1 (1)

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR#1
Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya
mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut.
Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Kegiatan produksi,
apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah ini:

Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya (cost
accounting). Tujuannya, menetapkan beban pokok produksi barang jadi. Bab ini
akan membahas sesuai ruang lingkup yang telah disebutkan, yakni penetapan
beban pokok produksi. Titik berat pembahasan masih diletakkan pada pengenalan
terhadap proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur.
Masalah Khusus Perusahaan Manufaktur
Dibandingkan dengan perusahaan dagang, masalah khusus dalam akuntansi
perusahaan manufaktur adalah persediaan, biaya pabrikasi (manufacturing costs),
biaya produksi dan beban pokok produksi.

Persediaan (Inventory)
Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri
dari tiga macam, yakni:

1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)

3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Persediaan bahan baku melaporkan harga pokok bahan baku yang ada pada
tanggal neraca. Bahan baku adalah barang-barang yang digunakan dalam proses
produksi. Persediaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku dan biaya-biaya
manufaktur lain yang telah terjadi untuk memproduksi barang yang belum selesai.
Untuk menyelesaikannya masih diperlukan tambahan biaya. Persediaan barang jadi
terdiri dari total biaya pabrik untuk barang-barang yang telah selesai diproduksi,
tetapi belum dijual. Sebuah perusahaan manufaktur dengan demikian
harus menyediakan tiga perkiraan untuk persediaan.
Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)
Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama suatu periode
disebut biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan biaya
pabrik. Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian
selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi
periode itu dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir
periode. Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan menjadi:
a. Biaya bahan baku (raw materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang dapat

dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan
baku adalah kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok.
b. Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja yang
menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan
langsung dengan barang jadi. Contoh buruh langsung adalah tukang kayu dalam
perusahaan mebel atau pelinting rokok dalam perusahaan rokok (Sigaret Kretek
Tangan = SKT).
c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan
baku dan tenga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara
langsung dengan barang yang dihasilkan.
Contoh biaya overhead pabrik adalah:
(1) bahan pembantu (kadangkadang disebut: bahan tidak langsung (indirect
materials) misalnya perlengkapan pabrik (mur, baut dan pelitur dalam perusahaan
mebel);
(2) tenga kerja tidak langsung (indirect labor) yaitu tenaga kerja yang pekerjaannya
tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan,
misalnya gaji mandor;
(3) pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair);
(4) listrik, air telepon dan lainlain.
Ketiga jenis biaya manufaktur ini dapat dihubungkan dan dilihat keterkaitannya

dengan memperhatikan bagan yang diilustrasikan di bawah ini.

Biaya Produksi (Production Cost) dan Biaya Periode (Period Cost)
Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses
produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan barang dalam proses
awal ditambah biaya pabrikasi (manufacturing cost), kemudian dikurangi dengan
persediaan barang dalam proses akhir. Biaya pabrikasi adalah semua biaya
yang berhubungan dengan proses produksi. Tiga komponen biaya yang terdapat
dalam biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead. Biaya overhead adalah semua biaya pabrikasi (semua biaya yang
terkait dengan proses produksi) yang bersifat tidak langsung, termasuk biaya-biaya
yang dibebankan pada persediaan dalam proses pada akhir periode. Biaya
overhead ini seringkali tidak dapat diatribusikan/dilekatkan pada masing-masing
unit produk yang dikerjakan secara spesifik. Karena biaya ini biasanya dinikmati
bersama selama proses produksi berlangsung. Dalam situasi tertentu dapat pula
disebut sebagai biaya bersama (common cost). Biaya bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung sering pula disebut sebagai biaya utama (prime cost), yaitu
biaya yang merupakan komponen utama dari produk yang dibuat dan dapat
dengan mudah diatribusikan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan atau
dibuat. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead sering pula disebut sebagai

biaya konversi (conversion cost), yaitu biaya yang dikeluarkan atau terjadi sehingga
bahan baku dapat diubah menjadi produk jadi.

Kelompok biaya lain selain biaya produksi adalah biaya periode (period cost), yaitu
biaya nonpabrikasi yang dikeluarkan atau terjadi selama periode berjalan dalam
rangka operasional perusahaan. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni
beban penjualan atau pemasaran dan beban-beban administratif. Klasifikasi biaya
yang berbeda-beda ini dilakukan agar dapat mengukur kinerja atau prestasi masingmasing bagian secara lebih fair. Kata lainnya adalah, alokasi yang tepat akan dapat
meningkatkan pertanggungjawaban masingmasing bagian. Sehingga sebuah beban,
bisa jadi teralokasikan ke dalam pos-pos yang berbeda walaupun jenisnya sama.
Beban depresiasi komputer, misalnya, bisa jadi merupakan kelompok biaya
overhead, jika komputer tersebut berada di atau dipergunakan untuk kegiatan
oleh departemen produksi. Mungkin juga merupakan beban pemasaran/penjualan
jika komputer tersebut dimanfaatkan oleh bagian tersebut. Atau boleh jadi pula
beban depresiasi komputer tersebut merupakan kelompok beban adminstratif jika
komputernya digunakan oleh bagian kantor atau administrasi. Oleh karena itulah kita
harus dapat mengklasifikasikan setiap beban ke dalam kelompok biaya yang tepat
karena berdasarkan laporan tersebut kinerja suatu bagian/seseorang akan diukur.
Beban pokok produksi (Cost of Goods Manufactured)
Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut beban pokok

produksi barang selesai (cost of goods manufactured) atau disingkat dengan beban
pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam
proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Beban
pokok produksi selama suatu periode dilaporkan dalam laporan harga produksi (cost
of goods manufactured statement). Laporan ini merupakan bagian dari beban pokok
penjualan (cost of goods sold).
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Seperti telah dijelaskan, siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan tahap
pengikhtisaran yang terdiri dari:
Tahap pencatatan
1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
2. Pencatatan dalam jurnal
3. Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar
Tahap pengikhtisaran
4. Pembuatan neraca saldo
5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian
6. Penyusunan laporan keuangan
7. Pembuatan jurnal penutup
8. Pembuatan neraca saldo penutup
9. Pembuatan jurnal balik

Bab ini tidak akan membahas tahap demi tahap siklus tersebut.
Pembahasan perusahaan manufaktur di sini lebih pada menguraikan tahap-tahap
tersebut secara garis besar saja. Penekanan diberikan pada proses akuntansi untuk
masing-masing akun/rekening/perkiraan perusahaan manufaktur (ketiga istilah ini
dipakai seluruhnya, secara bergantian, sepanjang pembahasan dalam buku ini untuk
menunjukkan bahwa ketiganya merupakan istilah yang lazim dipakai sehari-hari
dalam praktik pada DU/DI). Namun demikian, tetap diharapkan bahwa pemaparan
berikut ini telah mencakup semua pemahaman minimal yang diperlukan untuk dapat
menjalankan proses akuntansi pada sebuah perusahaan manufaktur.

Bahan Baku (Raw Materials)
Pembelian bahan baku, seperti halnya perusahaan dagang, dicatat dalam buku
pembelian (untuk pembelian kredit) dan buku pengeluaran kas (untuk pembelian
tunai). Pembayaran hutang yang bersangkutan dicatat dalam buku pengeluaran kas.
Di buku besar, pembelian bahan baku dicatat dalam rekening pembelian dan
rekening-rekening lain yang berhubungan, misalnya potongan pembelian serta
pembelian retur dan pengurangan harga. Pengeluaran bahan baku dari gudang
untuk produksi tidak dicatat.
Jadi, seperti dalam perusahaan dagang, perkiraan persediaan bahan baku hanya
digunakan untuk menampung ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode. Jurnal

penyesuaian dibuat untuk nilai persediaan yang ada di awal dan akhir periode.
Sementara itu, nilai persediaan ditentukan dengan mengadakan penghitungan fisik.
Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir) dilakukan terhadap rekening
Ikhtisar Beban pokok produksi.
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluaran
kas. Dalam buku perlu disediakan perkiraan tersendiri untuk biaya buruh langsung.
Pada akhir periode dibuatkan jurnal penyesuaian untuk upah yang masih belum
saatnya dibayar. Pembebanan biaya buruh langsung dilakukan dengan mambuat
jurnal penutup ke rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.
Biaya Overhead Pabrik (Overhead)
Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan pembantu, tenga keja tidak
langsung, gaji, listrik, telepon, perlengkapan pabrik, pemeliharaan dan perbaikan,
asuransi, penyusutan bangunan pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik,
penyusutan kendaraan pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Untuk tiaptiap jenis biaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di buku besar. Atau, kalau ingin
lebih sederhana, dalam buku besar hanya disediakan satu rekening saja yaitu biaya
overhead pabrik sebagai rekening induk (sesungguhnya). Rincian biaya overhead
pabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya dicatat dalam buku tambahan. Pembelian biaya
overhead pabrik, misalnya pembelian bahan pembantu, dicatat dalam buku
pembelian. Pembayarannya, dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pembebanan

biaya overhead pabrik ke dalam produksi dilakukan dengan membuat jurnal penutup
atas rekening yang bersangkutan. Rekening lawanya adalah Ikhtisar Beban pokok
produksi.
Persediaan dalam Proses ( Work in Process Inventory )
Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus. Sementara itu,
akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara berkala. Akibatnya, pada
saat laporan keuangan harus dibuat, terdapat kemungkinan adanya sebagian
barang yang belum selesai diproses. Walaupun demikian, biaya yang telah terjadi
untuk barang itu, tetap harus dilaporkan. Inilah yang dicantumkan
sebagai persediaan dalam proses. Untuk memperoleh beban pokok produksi barang
yang telah selesai, biaya pabrik ditambah dengan nilai persediaan dalam proses di
awal periode dan dikurangi dengan nilai persediaan dalam proses di akhir periode.

Pesediaan dalam proses, baik di awal maupun akhir periode diperoleh dengan jalan
melakukan penghitungan phisik. Untuk sementara, jangan diperhatikan dahulu
bagaimana menghitung nilai persediaan dalam proses. Yang perlu diketahui adalah
bahwa nila ini terdiri dari biaya bahan baku, buruh langsung dan biaya pabrikase
yang telah terjadi sampai dengan saat dilaporkan. Untuk mencatat nilai persediaan
dalam proses, dibuatkan rekening yang diberi nama: “Persediaan dalam Proses”.
Pada akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk menghilangkan persediaan

dalam proses awal dan membebankannya ke proses produksi. Sementara itu, jurnal
penyesuaian lain untuk menimbulkan persediaan dalam proses yang ada pada
akhir periode. Rekening lawan yang digunakan dalam jurnal penyesuaian tersebut
adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.
Di bawah ini (pada halaman berikut) diberikan ilustrasi tentang alur pembebanan
biaya ke dalam proses produksi hingga pengakuan beban pokok penjualan. Alur ini
digambarkan dalam bentuk hubungan di antara buku besar perkiraan-perkiraan yang
terkait dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan manufaktur. Kita dapat
melihat di situ, apa saja perkiraan yang terkait dan harus dibuatkan jurnalnya selama
proses produksi berlangsung, dan kapan masing-masing perkiraan tersebut harus
didebitkan atau dikreditkan. Tentu saja, ilustrasi tersebut menggambarkan
pencatatan yang harus dibuat ketika perusahaan menerapkan metode perpetual
untuk persediaannya.

AKUNTANSI
UNTUK PERUSAHAAN PENGOLAHAN /
MANUFAKTUR#2
Perusahaan pengolahan / manufaktur: perusahaan yang mengolah bahan mentah
(bahan baku) menjadi barang jadi.
Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan :

 Persediaan Bahan Baku
 Persediaan Barang Dalam Proses
 Persediaan Barang Jadi
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan
perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca
dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.
Neraca
Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Dagang

Perusahaan Manufaktur

Neraca sebagian
31 Desember 2010
Aktiva Lancar:
Kas
Piutang (bersih)

Persediaan Barang

Dagangan

Neraca sebagian
31 Desember 2010

Rp 1.000
13.000
9.000

Sewa Dibayar di Muka

2.900
25.900

Aktiva Lancar:
Kas
Piutang (bersih)
Persediaan:
Barang Jadi
Barang Dalam Proses
Bahan Baku

Rp 1.200
4.000

Rp 15.000
18.000
9.000
42.000
1.600
48.800

Sewa Dibayar di Muka

Laporan Rugi-Laba
Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara
Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:

Perusahaan Dagang
Laporan Rugi-Laba sebagian

Periode Tahun 2010
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari …………

(+) Pembelian Bersih …………………..……………
Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………
(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember …
Harga Pokok Penjualan …………………………….

Rp

10.000
99.250
Rp 109.250
9.000
Rp 100.250

Perusahaan Manufaktur
Laporan Rugi-Laba sebagian

Periode Tahun 2010
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Jadi 1 Januari ………………….
(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) ……………
Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………….
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember ………….
Harga Pokok Penjualan

Rp

12.000
688.000
Rp 700.000
15.000
Rp 685.000

Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:
Perusahaan Dagang:

Persediaan
Pokok
Dagangan
(Akhir)

Barang

+

Pembelian

-

(Awal)

Persediaan

Barang

Bersih

=

Harga

Dagangan

Penjualan

Perusahaan Manufaktur:
Persediaan
Pokok
Jadi
(Akhir)

Barang

+ Harga

Pokok

-

(Awal)

Persediaan

Barang

Produksi

=

Harga
Jadi

Penjualan

Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga
pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja,
sedangkan rinciannya disajikan dalamSkedul Harga Pokok Produksi.
Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di
atas):
Skedul Harga Pokok Produksi
Tahun 2010
Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari…………………..
Rp 10.000
Ditambah:
Bahan Baku:
Persediaan
1
Januari
Rp 5.000
………………..
Ditambah:
Pembelian
100.000
……………….
Tersedia Dipakai …………..
105.000
105
………...
Dikurangi : Persediaan 31
9.000
Desember
Bahan Baku Dipakai ………………………………..
Rp96.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung…………………….….
200.000
Biaya Overhead Pabrik:
Tenaga Kerja Tidak Langsung ..
Rp 50.000
……
Listrik
dan
Air
140.000
…………………………
Bahan Habis Pakai Pabrik
30.000
………….
Penyusutan Gedung Pabrik
120.000
………...

Penyusutan
Mesin
60.000
…………………...
Total Biaya Overhead Pabrik ………………………
400.000
Total Biaya Produksi tahun ini……………………………………
Total Biaya Barang Dalam Proses …………………………………
Dikurangi:
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember……………..
Harga Pokok Produksi ………………………………………………

696.000
706.000
18.000
688.000

HARGA POKOK PRODUKSI
Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured)
merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan
mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
 Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)
 Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
 Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)
Biaya Bahan Baku
 Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi
pokok yang terdapat pada barang jadi.
 Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya.
 Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
 Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap
proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun
dengan bantuan mesin.
 Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya
tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua
kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.
Biaya Overhead Pabrik
 Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan,
yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
 Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:
 Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian
reparasi, dll
 Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses
pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur
keberadaannya pada barang jadi.
 Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll

SIKLUS AKUNTANSI

 Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan
dagang.
 Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:
 Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan
baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.
Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku,
tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal
berikut:

Mei

17

Pembelian Bahan Baku Rp 100.000
Rp 100.000
Kas / Utang Dagang

 Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan untuk mencatat nilai
barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.
 Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi
pada awal dan akhir periode.
 Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian
untuk perusahaan dagang.
 Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca
lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkankolom untuk skedul harga pokok
produksi.
 Contoh Neraca Lajur Sebagian:
Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2010
Nama Rekening

NSSD
Debit
Kredit

Persediaan Barang Jadi

12.000

Persed. Barang Dlm. Proses

10.000

Persediaan Bahan Baku

Harga Pokok Poduksi

Debit

12.000
9.000

9.000

5.000
100.000

Biaya Tenaga Kerja Lgsg.

200.000

200.000

50.000

50.000

140.000

140.000

30.000

30.000

120.000

120.000

Biaya Penyst. Mesin

60.000

60.000

Biaya Pemasaran

40.000

Biaya Penyst. Gedung Pabrik

Penjualan

40.000
1.500.000

……….

………..

15.000
18.000

5.000

Biaya Bahan Habis Pakai

15.000

Neraca
Debit
Kredit

18.000

100.000

Biaya Listrik dan Air

Laporan Rugi-Laba
Debit
Kredit

10.000

Pembelian Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg.

Kredit

1.500.000
715.000

Harga Pokok Produksi

27.000
688.000

715.000

715.000

JURNAL PENUTUP
Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang.
Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksi digunakan untuk
menutup semua rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok
Produksi. Saldo rekening ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.

Contoh:
Des.

31

31

31

31

31

Harga Pokok Produksi
Rp
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Pembelian Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Biaya Listrik dan Air
Biaya Bahan Habis Pakai
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik
Biaya Penyusutan Mesin
(untuk menutup rekening-rekening Persediaan
Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal, dan
rekening-rekening Biaya produksi)

715.000

Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Harga Pokok Produksi
(untuk mencatat persediaan akhir barang dalam
proses dan bahan baku)
Persediaan Barang Jadi
Penjualan
Ikhtisar Rugi-Laba
(untuk mencatat persediaan akhir barang jadi dan
menutup rekening penjualan)
Ikhtisar Rugi-Laba
Persediaan Barang Jadi
Harga Pokok Produksi
(untuk menutup rekening persediaan awal barang
jadi dan harga pokok produksi)
Ikhtisar Rugi-Laba
Biaya Pemasaran
(untuk menutup biaya pemasaran)

18.000
9.000

Rp

Rp

Rp

10.000
5.000
100.000
200.000
50.000
140.000
30.000
120.000
60.000

Rp

27.000

15.000
1.500.000
Rp 1.515.000

Rp 700.000

Rp

Rp

12.000
688.000

Rp

40.000

40.000

Contoh Soal Dasar Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Kasus 1.
Persediaan barang dalam proses awal Rp. 40.000,Persediaan bahan baku awal Rp.
60.000 sedangkan bahan baku tersedia dipakai sebanyak Rp. 810.000 jumlah
pemakaian bahan baku Rp. 785.000, BTKL Rp. 500.000

Biaya TKTL Rp. 220.000, bahan penolong Rp. 50.000, BOP lain2 Rp. 50.000,biaya
asuransi mesin Rp. 12.000,biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 dan biaya
depresiasi mesin pabrik Rp, 50.000 sedangkan persediaan barang dalam proses
akhir periode Rp. 30.000
Hitunglah besarnya Harga Pokok Produksinya.
Jawab:
Persediaan Barang Dalam Proses Awal
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal
Pembelian bahan baku
Bahan baku tersedia dipakai
Persediaan baham baku akhir
Pemakaian bahan baku
Biaya TKL
BOP
BTKTL
Biaya Bahan Penolong
BOP lainnya
Biaya Asuransi Mesin
Biaya sewa gedung pabrik
Biaya penyusutan Mesin pabrik
Biaya Produksi
Barang Siap Digunakan
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir
Harga Pokok Produksi

Rp.

40.000

Rp. 60.000
Rp. 750.000+
Rp. 810.000
Rp. 25.000Rp. 785.000
Rp. 500.000
Rp. 220.000
Rp. 50.000
Rp. 50.000
Rp. 12.000
Rp. 160.000
Rp. 50.000+
Rp 542.000+
Rp.1.827.000+
Rp.1.867.000
Rp. 30.000Rp.1.837.000
==========

Kasus 2.
PT BSI memiliki Persediaan bahan baku awal tahun atau 1 Januari 2010 Rp.
1.000.000,Pembelian bahan baku selama tahun 2010 Rp. 10.000.000 sedangkan
persediaan akhir bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000
Pertanyaan:
a. Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010
b. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.

Jawab:
a. Biaya pemakaian bahan baku
Persediaan bahan baku 1 Januari 2010
Pembelian selama 2010
Bahan baku siap untuk dipakai
Persediaan bahan baku per 31 desember 2010
Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010
b. Jurnal pembelian bahan baku
Pembelian
Kas/utang

Rp. 1.000.000
Rp. 10.000.000+
Rp. 11.000.000
Rp. 500.000Rp. 10.500.000

Rp. 10.000.000
Rp. 10.000.000

Jurnal pemindahan pembelian bahan baku ke persediaan bahan baku pada
akhir periode (AJP)
Persediaan bahan baku
Rp. 10.000.000
Pembelian
Rp. 10.000.000
Jurnal pemakaian bahan baku (AJP)
Persediaan barang DP
Rp. 10.500.000
Persediaan bahan baku
Rp. 10.500.000
Kasus 3.
PT. BSI mengeluarkan biaya TKL selama 2010 sebesar Rp. 5.000.000
Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL
Jawab:
Pada saat membayar BTKL
Biaya gaji/upah
Kas

Rp. 5.000.000
Rp. 5.000.000

Pada saat akhir periode melalui AJP dipindahkan persediaan BDP
Persediaan BDP
Rp. 5.000.000
Biaya gaji/upah
Rp. 5.000.000
Kasus 4.
PT.BSI membayar perskot asuransi mesin pabrik Rp. 40.000 untuk masa 2
tahun,BTKTL Rp. 500.000 yang belum dibayar per 31 desember 2010 Rp.
50.000,Biaya bahan penolong Rp. 100.000, biaya sewa gedung Rp. 400.000 80%
dibebankan pabrik yang 20% dibebankan biaya kantor, BOP lainnya Rp. 25.000,
Biaya penyusutan mesin pabrik 10% dari harga perolehan Rp. 1.000.000
Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP

Jawab:
Pada Saat pembayaran
a. Porskot asuransi
Kas
b. BTKTL
Kas
c. Biaya sewa gedung
Kas
d. BOP lain2
Kas

Rp.40.000
Rp. 40.000
Rp.500.000
Rp. 500.000
Rp. 400.000
Rp. 400.000
Rp. 25.000

e. Jurnal AJP pembebanan kemasing2 jenis biaya
1. Asuransi ½ x Rp. 40.000 = Rp. 20.000
Biaya Asuransi mesin pabrik

Rp. 25.000

Rp. 20.000

Porskot asuransi mesin pabrik

Rp. 20.000

2. Biaya TK yang belum dibayar Rp. 50.000
BTKTL
Hutang BTKTL

Rp. 50.000
Rp. 50.000

3. Pembebanan Biaya BP Rp. 100.000
Biaya BP
Persediaan BP

Rp. 100.000
Rp. 100.000

4. Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 =
Biaya sewa gedung kantor
Biaya sewa gedung pabrik
Biaya sewa gedung

Rp. 320.000
Rp. 80.000
Rp. 320.000
Rp. 400.000

5. Biaya penyusutan mesin 10% x Rp. 1.000.000 =
Biaya penyusutan mesin pabrik
Akumulasi penyusutan mesin pabrik

Rp. 100.000
Rp. 100.000
Rp. 100.000

6. BOP
Biaya BP
BTKTL
Biaya asuransi mesin pabrik
BOP
lain
Biaya penyusutan mesin pabrik
Biaya sewa gedung pabrik

Rp. 1.115.000
Rp. 100.000
Rp. 550.000
Rp. 20.000
lainRp. 25.000
Rp. 100.000
Rp. 320.000

7. Persediaan barang dalam proses
BOP

Rp. 1.115.000
Rp. 1.115.000

Kasus 5.
Dari data kasus diatas jika persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000 dan
persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 hitunglah Harga Pokok
Produksinya

Jawab
Persediaan awal barang dalam proses
Biaya barang dalam proses

Rp.
80.000
Rp 16.615.000 +
Rp.16.69

5.000
Persediaan akhir barang dalam proses
Harga
Produksi

Rp.

60.000 Pokok

Rp.16.635.000
=======

=====
Kasus 6.

Pada data PT. BSI diatas jika ditambahkan jumlah persediaan awal barang jadi per
1 januari 2010 Rp. 200.000 dan persediaan akhir 31 Desember 2010 untuk barang
jadi Rp. 100.000.
Hitunglah Harga Pokok Penjualannya
Jawab:
Persediaan awal barang jadi 1 januari 2010
Harga
Produksi

Rp.

20.000
Pokok

Rp.16.635.000+
Rp.16.65

5.000
Persediaan akhir barang jadi 31 desember 2010
Harga
Penjualan

Rp.

100.000
Pokok

Rp.16.555.000
=======

====

SOAL
KASUS
MANUFAKTUR

UNTU

NERACA

LAJUR

PERUSAHAAN

Data Keuangan untuk Neraca Saldo per 31 desember 2010 PT. BSI adalah sebaga
berkut:
Kas
Rp. 100.000
Persediaan bahan baku
Rp. 120.000
Persediaan barang dalam proses
Rp.
80.000
Persediaan barag jadi
Rp. 200.000
Porskot asuransi
Rp.
48.000

Mesin pabrik
Perabot kantor
Pembelian bahan baku
Biaya BTKL
BTKTL
Pemakaian Bahan penolong
Biaya sewa gedung
BOP lain2
Biaya administrasi kantor
Akumulasi penyusutan mesin pabrik
Akumulasi penyusutan perabot kantor
Modal saham
Laba
ditahan
Penjualan
Jumlah

1.
2.
3.
4.
5.

Rp. 1.000.000
Rp. 200.000
Rp. 1.500.000
Rp. 1.000.000
Rp. 400.000
Rp. 100.000
Rp. 400.000
Rp. 100.000
Rp. 200.000
Rp.
100.000
Rp.
40.000
Rp. 1.000.000
Rp.
308.000
Rp.
4.000.000
Rp. 5.448.000
Rp. 5.448.000
=========== =============

Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:
Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi sampai dengan
31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010
Biaya tenaga kerja tidak langsung yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 40.000
Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 80% dan beban kantor 20%
Mesin pabrik disusutkan 10% pertahun dan perabot 5% .masing2 harga perlehan
dianggap tidak memiliki nilai residu
Persediaan bahan baku 31desember 2010 senilai Rp. 50.000,persediaan barang
dalam proses Rp. 60.000 dan persediaan barang jadi Rp. 100.000
Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi,harga
pokok penjualan,rugi laba ,neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember 2010.

Jawab:
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Biaya Asuransi mesin pabrik
Porskot/uangmuka asuransi
2. Biaya TKTL
Hutang BTKTL
3. Biaya sewa gedung pabrik
Biaya sewa gedung kantor
Biaya sewa gedng
4. Biaya penyusutan mesin pabrik
Ak.Penyusutan mesin pabrik
5. Biaya penyusutan perabot kantor
Ak. Penyusutan perabot kantor
6. Persediaan bahan baku
Pembelian bahan baku

Rp. 24.000
Rp. 24.000
Rp. 40.000
Rp. 40.000
Rp. 320.000
Rp. 80.000
Rp. 400.000
Rp. 100.000
Rp. 100.000
Rp. 10.000
Rp. 10.000
Rp. 1.500.000
Rp.1.500.000

7. Biaya Overhead Pabrik
BTKTL
Biaya Bahan penolong
BOP lain2
Biaya Asuransi mesin pabrik
Biaya sewa gedung
Biaya Penyusutan Mesin Pabrik

Rp. 1.084.000
Rp. 440.000
Rp. 100.000
Rp. 100.000
Rp. 24.000
Rp. 320.000
Rp. 100.000

8. Persediaan barang dalam proses
Persediaan bahan baku

Rp. 1.570.000
Rp. 1.570.000

9. Persediaan Barang Dalam Proses
BTKL

Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000

10. Persediaan Barang Dalam Proses
BOP

Rp. 1.084.000
Rp. 1.084.000

11. Persediaan Barang Jadi
Persediaan Barang Dalam Proses

Rp. 3.674.000
Rp. 3.674.000

12. HPP

Rp. 3.774.000
Rp. 3.774.000

Persediaan Barang Jadi

PT.BSI
Neraca Lajur ( Work Sheet )
Periode tahun 2010
Nama Rekening

NERACA SALDO
Debit
Kredit

AJP
Debit

Kredit

Debit

Kas

100000

Persd Bahan Baku

120000

1500000(6)

1570000 (8)

50000

80000

1570000(8)
1000000(9)
1084000(10)
3674000(11)

3674000(11)

60000

3774000(12)

100000

24000(1)

24000

Persd Barang Dalam Proses
Persediaan Barang Jadi
Porskot Asuransi.
Mesin Pabrik

200000

Perabot Kantor
Ak Peny. Perabot Kantor

1000000

1000000
100000

100000(4)

200000

200000
200000

40000

10000(5)

50000

Modal Saham

1000000

1000000

Laba Ditahan

308000

308000

4000000

4000000

Penjualan

RUGI LABA
Debit
Kredit

100000

48000

Ak. Peny Mesin Pabrik

NSSD
Kredit

4000000

Pembelian Bahan Baku

1500000

1500000(6)

BTKL

1000000

1000000(9)

BTKTL

400000

440000(7)

Biaya Bahan Penolong

100000

100000(7)

Biaya Sewa Gedung

400000

400000(3)

BOP lain2

100000

100000(7)

Biaya adm kantor

200000

Total

5448000

Biaya Asuransi mesin pabrik

200000

200000

5448000
24000(1)

24000(7)

TKTL Terhutang

40000(2)

Biaya Sewa Gedung pabrik

320000(3)

Biaya sewa gedung kantor

80000(3)

Biaya Peny mesin Pabrik

100000(4)

Biaya Peny Perabot kantor

10000(5)

BOP

1084000(7)

HPP

3774000(12)
14.260000

40000

320000(7)
80000

80000

10000

10000

3774000

3774000

100000(7)
1084000(10)
14260000

5598000

5598000

4064000

4000000
64000

4064000

Nama Rekening

RUGI LABA
Debit
Kredit

Debit

Kas

100000

Persd Bahan Baku

50000

Persd Barang Dalam Proses

60000

Persediaan Barang Jadi

100000

Porskot Asuransi.

24000

Mesin Pabrik

1000000

Ak. Peny Mesin Pabrik

NERACA
Kredit

200000

Perabot Kantor

200000

Ak Peny. Perabot Kantor

50000

Modal Saham

1000000

Laba Ditahan

308000

Penjualan

40000000

Pembelian Bahan Baku
BTKL
BTKTL
Biaya Bahan Penolong
Biaya Sewa Gedung
BOP lain2
Biaya adm kantor

200.000

Total
Biaya Asuransi mesin pabrik
TKTL Terhutang

40000

Biaya Sewa Gedung pabrik
Biaya sewa gedung kantor

80.000

Biaya Peny mesin Pabrik
Biaya Peny Perabot kantor

10.000

BOP
HPP

3.774.000
4.064.000

4.000.0001.534.000

1.598.000

4064000

64.000
4.064.000

64.000

4.064.0001.598.000

1.598.000

PT. BSI
Laporan Harga Pokok Produksi
Periode 31 Desember 2010
------------------------------------------------------------------------------------------------Persediaan Barang Dalam Proses Awal
Rp. 80.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal
Rp . 120.000
Pembelian bahan baku
Rp. 1.500.000+
Bahan baku tersedia dipakai
Rp. 1.620.000
Persediaan bahan baku akhir
Rp.
50.000Pemakaian bahan baku
Rp. 1,570.000
Biaya TKL
Rp. 1.000.000
BOP:
BTKTL
Rp. 440.000
Biaya Bahan Penolong
Rp. 100.000
BOP lainnya
Rp. 100.000
Biaya Asuransi Mesin
Rp. 24.000
Biaya sewa gedung pabrik
Rp. 320.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik
Rp. 100.000+
Rp 1.084.000+
Biaya
Produksi
Rp.
3.734.000
Persediaan barang dalam proses akhir
Rp.
60.000Harga
Pokok
Produksi
Rp.
3.674.000

PT.BSI
Laporan Perhitungan Rugi Laba
Periode 31 Desember 2010
----------------------------------------------------------------------------------------------Penjualan
4.000.000

Rp.

Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang jadi awal
Harga Pokok Produksi
Persediaan Barang jadi akhir
Harga Pokok Penjualan
3.774.000Laba
Kotor
Biaya Operasional:
Biaya Administrasi Kantor
Biaya Sewa Gedung Kantor
Biaya Penyusutan Perabot kantor

Rp. 200.000
Rp. 3.674.000+
Rp. 3.874.000
Rp. 100.000Rp.
Rp.

226.000

Rp. 200.000
Rp.
80.000
Rp.
10.000+
Rp.

0.000Rugi
Operasional

29

Rp.
64.000
===========

PT.BSI
Neraca
Per 31 Desember 2010
------------------------------------------------------------------------------------------------Aktva Lancar:

Kas
Persediaan:
Persediaan Bahan Baku
Persediaan BDP
Persediaan Barang Jadi

Rp. 100.000
Rp. 50.000
Rp. 60.000
Rp. 100.000+
Rp. 210.000
Rp. 24.000+

Porsekot asurasi
Jumlah Aktiva Lancar
334.000

Rp.

Aktiva Tetap:
Mesin Pabrik
Ak. Peny Mesin pabrik

Rp. 1.000.000
Rp. 200.000-

Perabot Kantor
Ak. Peny Perabot kantor

Rp.
Rp.

Rp. 800.000
200.000
50.000Rp. 150.000+
Jumlah aktiva
Tetap
Jumlah
Akiva

Rp950.000+
Rp1.284.000
==========

Hutang lancar:
Hutang Biaya TKTL
Modal:
Modal Saham
Laba Ditahan
Jumlah Modal
1.244.000+
Jumlah Pasiva
1.284.000

Rp. 40.000
Rp. 1.000.000
Rp. 244.000+
Rp.
Rp.
============

PT.BSI
Laporan Laba Ditahan
Per 31 Desember 2010
------------------------------------------------------------------------------------------------Laba Ditahan 1 Januari 2010
Rugi Tahun Berjalan
Laba Ditahan 31 Desember 2010

Rp.
308.000
Rp.
64.000Rp.
244.000
==============

PT.Nisa Mandiri perusahaan yang bergerak dibidang keramik pada
tanggal 31 Desember 2010 memiliki data Neraca Saldo sebagai berikut:
PT.Nisa Mandiri

Neraca Saldo
31 Desember 2010
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kas
Rp.
50.000
Persediaan bahan baku
Rp.
60.000
Persediaan barang dalam proses
Rp.
40.000
Persediaan barag jadi
Rp. 100.000
Porskot asuransi
Rp.
24.000
Mesin pabrik
Rp. 500.000
Perabot kantor
Rp. 100.000
Pembelian bahan baku
Rp. 750.000
Biaya BTKL
Rp. 500.000
BTKTL
Rp. 200.000
Pemakaian Bahan penolong
Rp.
50.000
Biaya sewa gedung
Rp. 200.000
BOP lain2
Rp.
50.000
Biaya administrasi kantor
Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik
Rp.
50.000
Akumulasi penyusutan perabot kantor
Rp.
20.000
Modal saham
Rp.
500.000
Laba
ditahan
Rp.
154.000
Penjualan
__
Rp. 2.000.000+
Jumlah
Rp. 2.724.000
Rp. 2.724.000
=========== ============
1.
2.
3.
4.
5.

Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:
Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi
sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010
BTKTL yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 30.000
Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 70% dan beban kantor
30%
Mesin pabrik disusutkan 15% pertahun dan perabot 10 % .masing2
harga perlehan dianggap tidak memiliki nilai residu
Persediaan bahan baku per 31desember 2010 senilai Rp30.000,
persediaan barang dalam proses Rp. 40.000 dan persediaan barang jadi Rp. 75.000
Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi,harga
pokok penjualan, rugi laba, neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember
2010.

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN
[Enter Post Title Here]
BAHAN AJAR
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SISTEM PERIODIK
1. Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur (manufacturing business) adalah perusahaan yang kegiatnnya
membeli bahan baku kemudian mengolahnya dengan mengeluarkan biaya-biaya lain menjadi barang
jadi yang siap untuk dijual. Dari definisi perusahaan manufaktur tersebut dapat disimpulakan bahwa

dalam perusahaan manufaktur terdapat persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Pada
akhir periode pada perusahaan manufaktur biasanya terdapat produk yang belum selesai di kerjakan.
Produk yang belum selesai dikerjakan dinamakan persediaan barang dalam proses sehingga pada
perusahaan tersebut terdapat 3 unsur persediaan, yaitu bahan baku, persediaan barang dalam
proses, dan persediaan barang jadi.
Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan aku menjadi barang
jadi, kegiatan ini disebut proses produksi. Selama proses produksi tentunya dibutuhkan biaya
produksi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam proses pengolaha bahan baku
menjadi barang jadi sehingga barang siap untuk dijual. Terdapat 3 unsure biaya produksi, antara lain,
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan barang jadi. Biaya-biaya lain selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung disebut biaya overhead pabrik.
Apabila digambarkan, kegitan produksi pada perusahaan manufaktur akan tampak sebagai berikut.

Pembelia
n

Pemakaian

Pemakaian
n

Pembebana

Penyelesaian

Pemakaian

P

embebanan
2.

Hubungan Akutansi Biaya dengan Akutansi Keuangan.
Akutansi keuangan adalah suatu proses pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan,
pengikhisaran, dan pelaporan mengenai transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan
atau organisasi lain dengan cara yang sistematis serta penafsiran terhadap hasilnya. Akuntansi biaya
adalah proses pencatatan, pengelolaan, pengikhtisan, dan penyajian laporan mengenai transaksi
keuangan yang berhubungan dengan biaya pembuatan barang jadi.
Tujuan akuntansi keuangan adalah menyediakan laporan keuangan yang dibutuhkan oleh
pihak-pihak pemakai laporan keuangan untuk menentukan berbagai keputusan. Adapun tujuan
akuntansi biaya adalah menyediakan laporan harga pokok produksi yang dibutuhkan oleh manajer
perusahaan untuk menentukan berbagai keputusan. Dalam akuntansi keuangan perusahaan
manufaktur sebelum menyediakan laporan keuangan, terlebih dahulu menyediakan laporan harga

pokok produksi. Laporan harga produksi disediakan oleh menejer produksi melalui pencatatan
transaksi akuntansi biaya.
Jadi diambil kesimpulan bahwa dalam perusahaan manufaktur, akuntansi biaya merupakan
bagian dari akuntansi keuangan dalam menyusun laporan harga pokok produksi.
3.

a.

b.

c.

1.)

2.)
3.)
4.)

1.

Mengompilasi Biaya ( Mengelompokkan Biaya Produksi )
Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur, antara lain, biaya produksi dan biaya
non produksi. Biaya non produksi sama dengan biaya pemasaran dan biaya administrasi pada jenis
perusahaan dagang. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang terjadi dalam suatu
perusahaan untuk menyelesaikan barang yang belum selesai di awal periode, barang-barang yang
masuk pada periode tersebut, dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan pada akhir periode.
Di depan telah diinformasikan bahwa modul ini membahas siklus akuntansi perusahaan
manufaktur sisten pencatatan periodic. Dalam akuntansi perusahaan manufaktur system pencatatan
periodik pada dasarnya biaya produksi dikelompokkan menjadi 3 unsur, yaitu biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku (raw materials cost) adalah semua bahan yang secara langsung telah
membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu produk. Contoh bahan baku pada
perusahaan mebel adalah kayu, bahan baku pada perusahaan roti adalah tepung terigu, dan bahan
baku perusahaan rokok adalah tembakau.
Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah upah yang diberikan kepada tenaga
kerja yang secara langsung menangani proses produksi. Contoh tenaga kerja langsung pada
perusahaan mebel adalah tukang kayu, tenaga kerja langsung pada perusahaan roti adalah
pengaduk tepung dan tenaga kerja langsung pada perusahaan rokok adalah pelinting rokok.
Biaya Overhead pabrik
Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung yang ikut membentuk suatu barang jadi. Biaya overhead pabrik tidak
dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
Adapun yang termasuk dalam kelompok biaya overhead pabrik sebagai berikut
Biaya bahan bantu adalah bahan yang ikut membentuk suatu barang jadi, namun pemakaiannya
dalam jumlah relative kecil. Misalnya susu, coklat, vanili, dan mentega pada perusahaan roti. Atau
mur, baut, pelitur, dan cat pada perusahaan mebel. Biaya bahan pembantu disebut juga bahan tidak
langsung (indirect material).
Biaya perlengkapan pabrik adalah perlengkapan yang digunakan untuk melengkapi barang jadi agar
bisa terjual. Misalnya plastik pembungkus, dus, atau lebel harga.
Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor cost), yaitu tenaga kerja yang perkerjaannya tidak
dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan, misalnya gaji direksi pabrik
atau gaji supervisor.
Biaya overhead pabrik lainnya, misalnya, biaya pemeliharaan dan repair, biaya listrik pabrik, biaya
asuransi pabrik, biaya sewa gedung pabrik, biaya penyusutan gedung pabrik, atau biaya penyusutan
mesin.
Pencatatan Biaya Bahan Baku
Dalam sistem pencatatan periodik, transaksi yang mengetahui persediaan bahan baku tidak
dicatat dalam akun persediaan bahan baku. Oleh karena itu, saldo akan persediaan bahan dalam
buku besar masih sebesar saldo awal periode, belum menunjukkan saldo akhir. Nilai persediaan
bahan baku akhir periode dapat dapat diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan penghitungan
fisik persediaan bahan baku di gudang (stock opname). Untuk menyesuaikan saldo akun persediaan
bahan baku diperlukan ayat jurnal penyediaan dengan membuka akun ikhisar produksi.
Berikut jurnal umum transaksi yang berhubungan dengan persediaan bahan baku.
Jurnal pembelian bahan baku :
Pembelian bahan baku …………………..
Kas/utang dagang ……………….

Rp. xxxxx
Rp.

Rp.
Rp. xxxxx

-

Jurnal pembayara beban angkut pembelian bahan baku.
Beban angkut masuk ……………………
Kas ……………………………...
Jurnal retur pembelian bahan baku :

Rp. xxxxx
Rp.

Rp.
-

Rp. xxxxx

Kas/utang dagang ……………………...
Retur pembelian ………………...
Ayat jurnal penyesuaian pada akhir bulan/periode.
a.

Rp.
Rp. xxxxx

-

Memindah saldo akun persediaan bahan baku awal period eke akun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi ………….

Rp. xxxxx

Persediaan bahan baku (awal)
b.

Rp. xxxxx
Rp.
-

Rp.

Rp.

-

Rp. xxxxx

Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan menbuka akun ikhtisar biaya
produksi.
Persediaan bahan baku (akhir)…..

Rp. xxxxx

Ikhtisar biaya produksi …

Rp.

Rp.

-

-

Rp. xxxxx

Ayat jurnal penutup pada akhir periode.
a.

Menutup saldo akun pembelian bahan baku dan bahan angkut masuk kea kun ikhtisar biaya produksi
:
Ikhtisar biaya produksi ………….

Rp. xxxxx

Rp.

-

Pembelian bahan baku ….
Rp.
Rp. xxxxx
Bahan angkut masuk ……
Rp.
Rp. xxxxx
b. Menutup saldo akun retur pembelian dan potongan pembelian kea kun ikhtisar biaya produksi :
Retur pembelian ………………..
Rp. xxxxx
Rp.
Potongan pembelian ……………

Rp. xxxxx

Ikhtisar …………………

Rp.

Rp.

-

Rp. xxxxx

Untuk memahami pencatatan bahan baku, perhatikan dan pahami contoh transaksi biaya
bahan baku berikut ini.
Data persediaan bahan baku yang dimiliki oleh suatu perusahaan manufaktur yang dalam mencatat
persediaan bahan baku menggunakan sistem periodik pada bulan Desember 2008 sebagai berikut.
a. Persediaan bahan baku, 1 Desember …………………….
Rp. 6.000.000,00
b. Pembelian bahan baku secara kredit bulan Desember …..
Rp. 56.300.000,00
c. Persediaan bahan baku, 31 Desember …………………..
Rp. 8.500.000,00
Berdasarkan data di atas jurnal umum yang dikerjakan adalah.
Jurnal umum selam Desembe.r
Pembelian bahan baku ……………………………
Utang
56.300.000,00

Dagang

Rp. 56.300.000,00

……………………………

Rp.

Rp.

-

-

Rp.

Ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember.
Memindah saldo akan persediaan bahan baku awal period eke akun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi …………………………….

Rp. 6.000.000,00

Persediaan bahan baku (awal) …………… Rp

Rp.

-

-

Rp. 6.000.000,00

Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya
produksi.
Persediaan bahan baku (akhir) ……………………
Ikhtisar biaya produksi …………………...

Rp. 8.500.000,00
Rp.

Rp.

-

-

Rp. 8.500.000,00

Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember.
Menutup saldo akun pembelian bahan baku kea kun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi …………………………...
Pembelian
56.300.000,00
2.

bahan

baku

Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung.

Rp. 56.300.000,00
……………………

Rp.

Rp.
-

Rp.

Berdasarkan fungsi pokok perusahaan manufaktur, tenaga kerja dikelompokkan menjadi tiga
yaitu tenaga kerja bagian produksi, tenaga kerja bagian toko,dan tenaga kerja bagian kantor. Tenaga
bagian produksi dibagi lagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Berikut pencatatan terhadap biaya tenaga kerja pada perusahaan manufaktur.
Mencatat terjadinya gaji dan upah.
Gaji dan upah …………………………………….. Rp. xxxxx
Utang pajak ………………………………

Rp.
Rp.

Utang gaji dan uapah ……………………..

-

-

Rp

Rp. xxxxx

-

Rp. xxxxx

Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan :
Utang gaji dan upah ………………………………

Rp. xxxxx

Kas ……………………………………….. Rp.

Rp.

-

-

Rp. xxxxx

Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara:
Utang pajak……………………………………….

Rp. xxxxx

Kas ……………………………………….

Rp.

Rp.

-

Rp. xxxxx

Mencatat alokasi gaji dan upah:
Biaya tenaga kerja langsung …………………….
Biaya tenaga kerja tak langsung ………………...

Rp. xxxxx
Rp. xxxxx

Beban pemasaran ………………………………..
Beban adm.dan umum ………………………….

Rp.
Rp.

Rp. xxxxx
Rp.

Rp.

Rp. xxxxx

Gaji dan upah ……………………………

-

Rp.
-

-

Rp. xxxxx

Untuk memahami pencatatan biaya tenaga kerja, simak berikut ini.
Berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah bagian akuntansi (pemegang buku jurnal dan buku
besar)akan mencatat dalam jurnal umum. Berikut rekapitulasi daftar gaji dan upah PT Sejahtera bulan
Desember 2008.
PT SEJAHTERA
Rekapitulasi Daftar Gaji dan Upah
Bulan Desember 2008

Jenis Gaji dan Upah
Upah Langsung
Uapah tak Langsung
Gaji bagian Penjualan
Gaji bagian anministrasi dan
umum

Gaji dan Upah
Kotor

Gaji dan Upah
Bersih

PPh Pasal 21

10.000.000,00
5.000.000,00
9.000.000,00
10.000.000,00

500.000,00
250.000,00
450.000,00
500.000,00

9.5000.000,00
4.750.000,00
8.550.000,00
9.500.000,00

34.000.000,00

1.700.000,00

32.300.000,00

Berdasarkan rekapitulasi daftar gaji dan upah, pencatatan biaya tenaga kerja pada suatu perusahaan
manufaktur sistem periodic sebagai berikut.
Jurnal umum yang diperlukan
Mencatat terjadinya gaji dan upah
Gaji
dan
upah
Rp.
34.000.000,00
Rp.
Utang
1.700.000,00

Rp.

-

Rp.

Utang gaji dan upah
32.300.000,00

Rp.

-

Rp.

Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan:
Utang
32.300.000,00

gaji

dan
-

Rp.

upah

Rp.

Kas
. 32.3000.000,00

Rp.

-

Rp

Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara:
Utang
1.700.000,00

Pajak
Rp.

Rp.

-

Kas
. 1.700.000,00

Rp.

-

Rp

Mencatat alokasi gaji dan upah:
Biaya
10.000.000,00

tenaga
Rp.

kerja

langsung

Rp.

-

Biaya tenaga kerja tak langsung

Rp. 5.000.000,00

Beban
pemasaran

Rp.

-

Rp. 9.000.000,00

Beban adm. dan umum

Rp.

Rp. 10.000.000,00

Gaji dan upah
34.000.000,00

Rp.

Rp.

-

-

Rp.

Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember
Penutup saldo akun biaya tenaga kerja ke akun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi
Biaya
10.000.000,00

Rp. 15.000.000,00

tenaga

kerja

langsung

Rp.

Rp.

Biaya tenaga kerja tak langsung

Rp.

-

-

-

Rp.

Rp. 5.000.000,00

3.

Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

a.

Pencatatan terhadap biaya overhead pabrik sebagai berikut.
Mencatat pembayaran biaya produksi tak langsung, misalnya pembayaran biaya reparasi mesin dan
upah tak langsung.
Biaya
xxxxx

reparasi
Rp.

-

mesin

Upah
xxxxx

tak
Rp.

-

langsung

Rp.

Kas
xxxxx
b.

Rp.

Rp.

-

Rp.

Membuat ayat jurnal penyesuaian akhir periode:

1.) Penyesuaian pemakaian bahan pembantu.
Biaya bahan pembantu
Persediaan bahan pembantu

Rp. xxxxx
Rp.

2.) Penyesuaian pemakaian perlengkapan pabrik:

Rp.
-

Rp.xxxxx

-

Biaya perlengkapan pabrik

Rp. xxxxx

Persediaan perlengkapan pabrik

Rp.

Rp.
-

-

Rp. xxxxx

3.) Penyesuaian penyusutan aktivitas tetap pabrik.
Biaya penyusutan mesin

Rp. xxxxx

Biaya penyusutan gedung pabrik

Rp.

Rp. xxxxx

Akum. Penyusutan mesin

Rp.

Rp.

Akum. Penyusutan gedung pabrik

-

Rp.

-

Rp. xxxxx

-

Rp. xxxxx

4.) Membuat ayat jurnal penutup akhir periode
Ikhtisar biaya produksi

Rp. xxxxx

Rp.

-

Biaya reparasi mesin

Rp.

-

Rp. xxxxx

Upah tak langsung

Rp.

-

Rp. xxxxx

Biaya bahan pembantu

Rp.

-

Rp. xxxxx

Biaya perlengkapan pabrik

Rp.

-

Rp. xxxxx

Biaya penyusutan mesin

Rp.

-

Rp. xxxxx

Biaya penyusutan gedung pabrik

Rp

-

Rp. xxxxx

Untuk memahami pencatatan biaya overhead pabrik, simak contoh berikut ini :
Biaya overhead pabrik yang terjadi pada suatu pabrik selama Desember 2008 sebagai
berikut.
Des 5 Membayar biaya reparasi mesin sebesar Rp. 1.600.000,00
Des 8 Membayar beban listrik gedung pabrik sebesar Rp. 1.000.000,00
Des 31 BOP yang terjadi akhir bulan 31 Desember 2008 adalah
 Pemakaian bahan pembantu sebesar Rp. 600.000,00
 Biaya penyusutan mesin sebesar Rp. 400.000,00
 Biaya penyusutan gedung pabrik sebesar Rp. 500.000,00
Jurnal umum yang dikerjakan atas transaksi diatas
Des
1.600.000,00

5

Biaya
Rp.

reparasi

mesin

Rp.

-

Kas

Rp.

-

Rp

. 1.600.000,00
Des
8
1.000.000,00

Beban
Rp.

listrik
-

gudang

pabrik

Kas

Rp.

Rp.

-

Rp

. 1.000.000,00
Ayat jurnal penyesuaian penyesuaian tanggal 31 Desember 2008
Des 31 Biaya bah