S PEA 1100875 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

“Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”, Sugiyono (2011:3).

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Dalam melaksanakan suatu penelitian tentu harus ditentukan metode mana yang akan digunakan karena menyangkut langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh peneliti. Pemilihan dan penentuan metode yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian.

A.Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif verifikatif. Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian sehingga digunakan metode deskriptif untuk melihat keterkaitan antara dua variabel atau lebih melalui analisis data yang di dapat. “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk

laporan penelitian”, Arikunto (2010:3). Menurut Nazir (2011:55) ciri-ciri

metode deskriptif adalah “metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan

akumulasi data dasar berskala.”

Tujuan penelitian yang kedua yaitu untuk menguji hipotesis sehingga digunakan metode verifikatif. Metode verifikatif adalah metode yang


(2)

digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Merujuk pada penjelasan tersebut, dilakukan melalui penyebaran angket terhadap siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi tahun ajaran 2015/2016 SMK Negeri 11 Bandung. Penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh layanan bimbingan karier terhadap kesiapan kerja siswa.

Adapun langkah-langkah di dalam mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif menurut Darmadi (2011:146) adalah:

1. Membatasi dan merumuskan masalah secara jelas. 2. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

3. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan. 4. Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau

hipotesis penelitian.

5. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk menetapkan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpulan data, dan menganalisis data.

6. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan mengumpulkan teknik statistika yang relevan.

7. Membuat laporan penelitian.

B.Operasionalisasi Variabel

Hadi (2004:34) mendefinisikan “variabel penelitian adalah gejala-gejala

yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya.” Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dikaji meliputi layanan bimbingan karier (X) sebagai variabel bebas (independent variable) dan kesiapan kerja siswa (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable). Dan definisi dari kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Layanan bimbingan karier.

Layanan bimbingan karier adalah bagian dari program pendidikan sebagai pemenuhan kebutuhan perkembangan anak terkait kemampuannya untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan


(3)

penyelesaian masalah-masalah karier. Layanan bimbingan karier (X) dalam hal ini dapat dilihat dari layanan bimbingan karier oleh siswa di sekolah, baik yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas, yang meliputi layanan informasi pemahaman diri terhadap bidang kejuruan, layanan informasi terhadap lingkungan karier, dan layanan konsultasi dalam merencanakan karier ataupun dilihat dari keefektifan pelayanan Bimbingan Konseling (BK) diluar jam pelajaran, seperti kunjungan siswa ke ruang BK untuk berkonsultasi selama menjadi siswa di sekolah.

2. Kesiapan kerja.

Variabel selanjutnya adalah kesiapan kerja siswa (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable). Kesiapan kerja adalah suatu kemampuan yang menunjukkan adanya keserasian antara kematangan fisik, mental serta pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa untuk mencapai tujuan untuk dapat langsung bekerja setelah selesai pendidikannya tanpa memerlukan waktu lama untuk masa penyesuaian diri.

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala Bimbingan

karier

1. Pemahaman dan penilaian diri.

2. Pengetahuan

1. Dapat memahami dan menilai diri sendiri. 2. Menyadari dan

memahami nilai pada diri.

3. Mengenali

keterampilan, minat dan bakat yang dimiliki.

1. Mengetahui berbagai

Interval

Interval

Interval


(4)

dunia kerja. 3. Penentuan keputusan dan sikap. 4. Perencanaan karier.

jenis pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan minat.

2. Mengetahui informasi karier yang menunjang kompetensi kerja. 3. Memahami relevansi

kompetensi belajar dengan persyaratan keahlian dalam bidang pekerjaan.

1. Menemukan hambatan dan dapat mengatasi hambatan.

2. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. 1. Merencanakan masa

depan.

2. Menemukan karier yang sesuai.

3. Membentuk identitas karier.

4. Membentuk pola-pola karier. Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Kesiapan kerja 1. Tingkat kematangan.

1. Kematangan fisik, koordinasi otot dan syaraf.

2. Kematangan

psikologis, minat,

cita-Interval


(5)

2. Pengalaman belajar.

3. Keadaan mental dan emosi.

4. Kemampuan dan

kemauan.

cita, sikap, tanggung jawab dan stabilitas emosi.

1. Pengetahuan tentang jurusan.

2. Pengetahuan mengenai kesempatan yang tersedia.

1. Memiliki

pertimbangan yang logis dan objektif. 2. Bersikap dewasa. 1. Kemampuan untuk

bekerja sama dengan orang lain.

2. Memiliki sikap kritis. 3. Mempunyai

keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individual.

4. Mempunyai kemampuan

beradaptasi dengan lingkungan.

5. Memiliki ambisi untuk maju.

6. Berusaha mengikuti perkembangan bidang

Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval


(6)

keahliannya.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Di dalam sebuah penelitian tentunya dibutuhkan populasi yang merupakan kumpulan dari manusia, peristiwa maupun benda yang bertindak sebagai objek penelitian. Arikunto (2010:173) mengatakan

“populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”, sehingga bisa juga dikatakan sebagai sumber data. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”, Sugiyono (2011:117). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa populasi adalah sekumpulan objek yang memiliki sifat relatif sama.

Berdasarkan uraian diatas maka populasi dalam penelitian yang akan penulis lakukan adalah seluruh siswa kelas XII kompetensi keahlian Akuntansi tahun ajaran 2015/2016 di SMK Negeri 11 Bandung. Berikut adalah rincian jumlah siswa kelas XII kompetensi keahlian Akuntansi tahun ajaran 2015/2016 di SMK Negeri 11 Bandung.

Tabel 3.2

Tabel Data Siswa Kelas XII

Kompetensi Keahlian Kelas Jumlah Siswa Akuntansi XII AK-1 33 siswa Akuntansi XII AK-2 31 siswa Akuntansi XII AK-3 33 siswa Akuntansi XII AK-4 32 siswa

Jumlah 129 siswa


(7)

2. Sampel

Dari sekian populasi yang ada, tidak semua populasi dapat diteliti. Hal ini kurang lebih disebabkan karena terbatasnya waktu dan tenaga. Karena itu, peneliti diperkenankan untuk menggunakan sampel sebagai sumber data yang sesuai dengan teknik sampling yang digunakan.

Sugiyono (2011;118) menyatakan “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dan sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”.

Sedangkan Arikunto (2010;174) menyatakan, “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Dalam menentukan wakil populasi ini tidak bisa dilakukan secara sembarang, karena ada beberapa teknik dan aturan. Dengan menggunakan teknik yang tepat akan memungkinkan peneliti dapat menarik data yang reliabel, sehingga hal ini menjadi penting dalam sebuah penelitian. Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang nantinya akan menghasilkan jumlah n. Umar (2008:59) mengemukakan bahwa, “ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan teknik Slovin.”

Rumus Slovin adalah:

(Umar, 2008:65) Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolelir (dalam penelitian ini yang digunakan adalah 0,05).


(8)

Perhitungan penarikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sesuai dengan hasil perhitungan di atas maka yang akan menjadi sampel pada penelitian ini sebanyak 93 orang.

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling karena dengan teknik pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, teknik ini digunakan karena populasi tersebar dalam beberapa kelompok yang berarti data ini bersifat heterogen.

Pengertian proportionate stratified random sampling dikemukakan

oleh Riduwan (2004:13) yaitu “pengambilan sampel dari anggota populasi

secara acak dan berstrata secara proporsional, teknik ini digunakan karena

populasi tersebar dalam beberapa kelompok.”

Untuk proportionate stratified random sampling, sampel yang berjumlah 93 tersebut kemudian dialokasikan untuk masing-masing kelas secara proporsional dengan rumus sebagai berikut:

(Riduwan, 2004:29) Keterangan:

= Jumlah sampel menurut kelompok. n = Jumlah sampel seluruhnya.

= Jumlah populasi menurut kelompok. N = Jumlah populasi seluruhnya.

Tabel 3.3 Tabel Jumlah Sampel


(9)

a. Dik : Ni = 33, n = 93, N = 129 XII Akuntansi 1 =

b. Dik : Ni = 31, n = 93, N = 129 XII Akuntansi 2 =

c. Dik : Ni = 33, n = 93, N = 129 XII Akuntansi 3 =

d. Dik : Ni = 32, n = 93, N = 129 XII Akuntansi 4 =

Jumlah sampel: 93

Darmadi (2011:57) mengemukakan bahwa:

Pada teknik acak ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi. Teknik memilih secara acak dapat dilakukan dengan manual atau tradisional maupun dengan menggunakan tabel random.

Prosedur dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel secara manual atau tradisional. Langkah-langkah dalam distribusi pengambilan sampel secara tradisional menurut Darmadi (2011:58):

a. Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui; b. Daftar semua anggota dalam populasi;

c. Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat;

d. Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian:


(10)

Creswell (1994:119), excellent discussions have been written about the underlying logic of sampling theory (Babbie, 1990); I focus attention on essential aspects to describe in a research plan.

a. Describe the population in the study.

b. Identify whether the sampling design for this population is single stage or multistage (called clustering).

c. Identify how individuals will be selected.

d. Discuss whether this randomly selected population will be stratified so that specific characteristics are represented in the sample and the sample reflects the true characteristics of the population (Flowler, 1988).

e. Identify the caracteristics used in stratifying the randomly selected population (e.g., gender, income levels, education). f. Indicate the procedure for selecting the random sample from lists

or the sampling frame.

g. Indicate the number of people in the sample and how this number was determined.

Menurut Creswell ada beberapa hal yang penting ketika berbicara mengenai penelitian. Diawali dengan penjabaran mengenai populasi, identifikasi teknik sampling manakah yang bisa digunakan untuk memilih populasi yang ada. Selanjutnya identifikasi karakteristik seorang individu bisa dijadikan sampel. Dan tentukan prosedur untuk pemilihan sampel secara acak dari daftar sampel yang ada hingga pada penomeran sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian tentu peneliti harus mengetahui teknik pengumpulan data yang seperti apa yang tepat untuk ia gunakan agar dapat memperoleh data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Menurut Sugiyono (2011:193) “pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.” Dalam penelitian ini, penulis


(11)

melakukan teknik pengumpulan data yang terdiri dari metode dokumentasi dan studi lapangan (field search) berupa kuesioner (angket).

Menurut Arikunto (2010:231) “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”.

Dalam hal ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui nilai hasil prakerin siswa.

Studi lapangan bertujuan untuk memperoleh data primer yang secara langsung diperoleh dari siswa sebagai objek penelitian. ”Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”, Sugiyono (2011:199). Dalam hal ini berarti peneliti memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada siswa kelas XII kompetensi keahlian Akuntansi tahun ajaran 2015/2016 di SMK Negeri 11 Bandung dengan disertai alternatif jawaban yang harus dipilih.

Menurut Riduwan (2004:52):

Angket (questonaire) adalah pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup (angket berstruktur). Riduwan (2004:54) menjelaskan bahwa:

Angket tertutup (angket bersruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan

tanda silang (x) atau checklist (√).

Arikunto (2010:268) mengemukakan bahwa sebelum kuesioner disusun, maka harus dilalui prosedur seperti dibawah ini:


(12)

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penyusunan angket dan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Langkah-langkah menyusun angket

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket.

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket. c. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pernyataan.

d. Merumuskan item-item untuk pernyataan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pernyataan tertulis disertai alternatif jawaban yang telah disediakan sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia dengan

membubuhkan tanda checklist (√).

e. Membuat petunjuk pengisian.

f. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pernyataan. Dalam penelitian ini, penetapan pemberian skor untuk setiap item pernyataan dengan menggunakan skala numerik (nummerial scale). Skala numerik digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala sosial. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Numerik

No Item Skor


(13)

Gambar 3.1

Contoh Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Numerik Keterangan:

 Skor 5 menyatakan alternatif jawaban positif tertinggi  Skor 4 menyatakan alternatif jawaban positif tinggi  Skor 3 menyatakan alternatif jawaban sedang  Skor 2 menyatakan alternatif jawaban positif rendah  Skor 1 menyatakan alternatif jawaban positif terendah

2. Langkah selanjutnya adalah langkah uji coba setelah angket tersusun. Uji coba ini dilakukan karena angket yang disusun belum merupakan angket yang valid dan reliabel agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati kebenaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmadi

(2011:115) yakni “di bidang pendidikan dan tingkah laku, instrumen penelitian pada umumnya perlu mempunyai dua syarat penting, yaitu valid dan reliabel.”

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Instrumen Penelitian

Berikut ini adalah cara pengujian instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian:

a. Uji Validitas

Uji validitas berkenaaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga mengukur apa yang seharusnya diukur. Tujuan dari uji validitas adalah untuk mengetahui apakah butir-butir pernyataan yang dibuat itu benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.


(14)

Instrumen dapat dikatakan valid bila alat tersebut cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat

Gay (dalam Darmadi, 2011:115) bahwa „suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak

diukur.‟

Langkah-langkah dalam uji validitas instrumen angket adalah: 1) Memberikan nomor pada angket yang masuk

2) Memberikan skor pada setiap bulir sesuai dengan bobot yang telah ditentukan

3) Menjumlah skor setiap responden 4) Mengurutkan jumlah skor responden

5) Mencari koefisien korelasi skor setiap bulir item dengan skor total dengan menggunakan rumus Product moment Correlation yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2010:213) Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Bila rhitung> rtabel (α = 0,05) berarti data tersebut valid dan layak digunakan dalam instrumen penelitian. Sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel


(15)

berarti item tersebut tidak valid dan tidak dapat diikutsertakan dalam instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas pernyataan pada angket peneliti menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Hasil pengujian awal angket (validitas) dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Tabel Hasil Perhitungan Validitas Angket

No. Item r hitung r tabel (α = 0,05) Keterangan

1 0,040 0,3061 Tidak Valid

2 0,708 0,3061 Valid

3 0,719 0,3061 Valid

4 0,585 0,3061 Valid

5 0,573 0,3061 Valid

6 0,409 0,3061 Valid

7 0,614 0,3061 Valid

8 0,571 0,3061 Valid

9 0,688 0,3061 Valid

10 0,646 0,3061 Valid

11 0,622 0,3061 Valid

12 0,663 0,3061 Valid

13 0,744 0,3061 Valid

14 0,645 0,3061 Valid

15 0,361 0,3061 Tidak Valid

16 0,595 0,3061 Valid

17 0,694 0,3061 Valid

18 0,698 0,3061 Valid

19 0,712 0,3061 Valid

20 0,621 0,3061 Valid

21 0,576 0,3061 Valid

22 0,744 0,3061 Valid

23 0,809 0,3061 Valid

24 0,705 0,3061 Valid

25 0,363 0,3061 Valid

26 0,462 0,3061 Valid

27 0,584 0,3061 Valid

28 0,361 0,3061 Valid


(16)

30 0,277 0,3061 Tidak Valid

31 0,573 0,3061 Valid

32 0,362 0,3061 Valid

33 0,221 0,3061 Tidak Valid

34 0,701 0,3061 Valid

35 0,502 0,3061 Valid

36 0,607 0,3061 Valid

37 0,361 0,3061 Valid

38 0,572 0,3061 Valid

39 0,769 0,3061 Valid

40 0,653 0,3061 Valid

41 0,363 0,3061 Valid

42 0,582 0,3061 Valid

43 0,616 0,3061 Valid

44 0,361 0,3061 Valid

45 0,509 0,3061 Valid

46 0,275 0,3061 Tidak valid

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa analisis pengujian instrumen dengan menggunakan rumus product moment terhadap 46 butir pernyataan, ternyata ada 41 pernyataan valid dan lima pernyataan tidak valid. Pernyataan yang tidak valid kemudian dapat dibuang atau dihilangkan sehingga jumlah pernyataan yang memenuhi kriteria validitas dan dapat digunakan dalam penelitian sebanyak 41 butir.

b. Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Arikunto (2010:154) menyatakan bahwa:

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach sebagai berikut:


(17)

(Arikunto, 2010:239) Keterangan:

r = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir penyertaan atau banyak soal

∑σb2

= total varians butir

σt2

= total varians

Sedangkan rumus variansnya adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2010:239)

Keterangan:

= Varians butir.

∑x= Jumlah skor.

N = Jumlah responden uji coba.

Bila rhitung > rtabel α = 0,05 berarti data tersebut reliabel dan layak digunakan dalam instrumen penelitian. Sebaliknya bila rhitung ≤ rtabel berarti item tersebut tidak reliabel (tidak dapat percaya).

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas soal peneliti menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Hasil pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh nilai rhitung sebesar 0,9504. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel, pada rtabel product moment diperoleh angka rtabel pada taraf kepercayaan 5% untuk 30 responden yaitu sebesar 0,3061. Karena rhitung > rtabel maka angket dinyatakan reliabel.

r =

)


(18)

2. Uji Persyaratan Pengolahan Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data, untuk masing-masing variabel penelitian. Penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, tetapi jika tidak normal maka alat statistik parametrik tidak digunakan. Oleh karena itu, peneliti harus membuktikan apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov.

b. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan mencari derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Analisis korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2010:213) Keterangan:

r : nilai koefisien korelasi. n : jumlah anggota sampel. X : variabel bebas.

Y : variabel terikat.

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif/ korelasi


(19)

langsung antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y, dan begitu juga sebaliknya. Ketentuan dari kenaikan dan penurunan nilai dari X dan Y dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif.

 Jika nilai r =-1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.

 Jika nilai r=0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

c. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar variabel X berpengaruh terhadap variabel Y, maka dicari koefisien determinasi dengan rumus: KD = r2 x 100%

Persentase koefisien determinasi itu diartikan sebagai besarnya pengaruh yang diberikan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat yang disebabkan oleh variabel tersebut.

d. Pengujian Hipotesis

Sebelum melakukan hipotesis maka terlebih dahulu harus dilakukan penjabaran terhadap hipotesis kerja menjadi hipotesis statistik. Seperti diuraikan sebagai berikut:

H0: ρ = 0 : Layanan bimbingan karier tidak berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja siswa.

H1: ρ ≠ 0 : Layanan bimbingan karier berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja siswa.


(20)

Pengujian hipotesis (uji t) dapat dilakukan dengan rumus berikut: (Riduwan, 2004:229)

Keterangan:

t = uji signifikansi korelasi. n = jumlah sampel.

r = nilai koefisien korelasi Kriteria:

 Jika > maka H0 ditolak dan menerima H1.  Jika maka H0 diterima dan menolak H1.


(1)

berarti item tersebut tidak valid dan tidak dapat diikutsertakan dalam instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas pernyataan pada angket peneliti menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Hasil pengujian awal angket (validitas) dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Tabel Hasil Perhitungan Validitas Angket

No. Item r hitung r tabel (α = 0,05) Keterangan

1 0,040 0,3061 Tidak Valid

2 0,708 0,3061 Valid

3 0,719 0,3061 Valid

4 0,585 0,3061 Valid

5 0,573 0,3061 Valid

6 0,409 0,3061 Valid

7 0,614 0,3061 Valid

8 0,571 0,3061 Valid

9 0,688 0,3061 Valid

10 0,646 0,3061 Valid

11 0,622 0,3061 Valid

12 0,663 0,3061 Valid

13 0,744 0,3061 Valid

14 0,645 0,3061 Valid

15 0,361 0,3061 Tidak Valid

16 0,595 0,3061 Valid

17 0,694 0,3061 Valid

18 0,698 0,3061 Valid

19 0,712 0,3061 Valid

20 0,621 0,3061 Valid

21 0,576 0,3061 Valid

22 0,744 0,3061 Valid

23 0,809 0,3061 Valid

24 0,705 0,3061 Valid

25 0,363 0,3061 Valid

26 0,462 0,3061 Valid

27 0,584 0,3061 Valid

28 0,361 0,3061 Valid


(2)

30 0,277 0,3061 Tidak Valid

31 0,573 0,3061 Valid

32 0,362 0,3061 Valid

33 0,221 0,3061 Tidak Valid

34 0,701 0,3061 Valid

35 0,502 0,3061 Valid

36 0,607 0,3061 Valid

37 0,361 0,3061 Valid

38 0,572 0,3061 Valid

39 0,769 0,3061 Valid

40 0,653 0,3061 Valid

41 0,363 0,3061 Valid

42 0,582 0,3061 Valid

43 0,616 0,3061 Valid

44 0,361 0,3061 Valid

45 0,509 0,3061 Valid

46 0,275 0,3061 Tidak valid

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa analisis pengujian instrumen dengan menggunakan rumus product moment terhadap 46 butir pernyataan, ternyata ada 41 pernyataan valid dan lima pernyataan tidak valid. Pernyataan yang tidak valid kemudian dapat dibuang atau dihilangkan sehingga jumlah pernyataan yang memenuhi kriteria validitas dan dapat digunakan dalam penelitian sebanyak 41 butir.

b. Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Arikunto (2010:154) menyatakan bahwa:

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach sebagai berikut:


(3)

(Arikunto, 2010:239) Keterangan:

r = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir penyertaan atau banyak soal

∑σb2

= total varians butir

σt2

= total varians

Sedangkan rumus variansnya adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2010:239)

Keterangan: = Varians butir.

∑x= Jumlah skor.

N = Jumlah responden uji coba.

Bila rhitung > rtabel α = 0,05 berarti data tersebut reliabel dan layak

digunakan dalam instrumen penelitian. Sebaliknya bila rhitung ≤ rtabel

berarti item tersebut tidak reliabel (tidak dapat percaya).

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas soal peneliti menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Hasil pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh nilai rhitung

sebesar 0,9504. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel, pada rtabel product moment diperoleh angka rtabel pada

taraf kepercayaan 5% untuk 30 responden yaitu sebesar 0,3061. Karena rhitung > rtabel maka angket dinyatakan reliabel.

r =

)


(4)

2. Uji Persyaratan Pengolahan Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data, untuk masing-masing variabel penelitian. Penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, tetapi jika tidak normal maka alat statistik parametrik tidak digunakan. Oleh karena itu, peneliti harus membuktikan apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov.

b. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan mencari derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Analisis korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2010:213) Keterangan:

r : nilai koefisien korelasi. n : jumlah anggota sampel. X : variabel bebas.

Y : variabel terikat.

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif/ korelasi


(5)

langsung antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y, dan begitu juga sebaliknya. Ketentuan dari kenaikan dan penurunan nilai dari X dan Y dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif.

 Jika nilai r =-1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.

 Jika nilai r=0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

c. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar variabel X berpengaruh terhadap variabel Y, maka dicari koefisien determinasi dengan rumus: KD = r2 x 100%

Persentase koefisien determinasi itu diartikan sebagai besarnya pengaruh yang diberikan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat yang disebabkan oleh variabel tersebut.

d. Pengujian Hipotesis

Sebelum melakukan hipotesis maka terlebih dahulu harus dilakukan penjabaran terhadap hipotesis kerja menjadi hipotesis statistik. Seperti diuraikan sebagai berikut:

H0: ρ = 0 : Layanan bimbingan karier tidak berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja siswa.

H1: ρ ≠ 0 : Layanan bimbingan karier berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja siswa.


(6)

Pengujian hipotesis (uji t) dapat dilakukan dengan rumus berikut: (Riduwan, 2004:229)

Keterangan:

t = uji signifikansi korelasi. n = jumlah sampel.

r = nilai koefisien korelasi Kriteria:

 Jika > maka H0 ditolak dan menerima H1.

 Jika maka H0 diterima dan menolak H1. = √