t pk 1007176 chapter1

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan mobilitas komunikasi dan informasi yang kian cepat memerlukan kesiapan semua pihak untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lebih efektif. Hal tersebut diperlukan agar kita tidak hanya dimanfaatkan oleh pihak lain tetapi dapat memanfaatkan teknologi informasi tersebut untuk kesejahteraan kita. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi tidak terlepas dari penggunaan bahasa. Menguasai bahasa menjadi tuntutan pertama jika kita ingin berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara efektif. Bahasa yang saat ini dianggap sebagai bahasa yang dapat digunakan secara luas dan efektif adalah bahasa Inggris. Hal tersebut disebabkan oleh karena penduduk dunia sebagian besar sebagai pengguna dan mempunyai kepentingan untuk menggunakan bahasa Inggris. Apalagi jika dikaitkan dengan globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya internet maka penguasaan bahasa Inggris adalah merupakan suatu keharusan agar kita dapat mengakses informasi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Selain sebagai bahasa dunia bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, budaya dan lainnya.

Berdasarkan pada uraian di atas kita dapat memetik suatu isyarat bahwa bahasa Inggris hendaknya sudah dikenalkan pada siswa sejak dini. Pengenalan bahasa semenjak dini dikondisikan sedemikian rupa sehingga ada ketertarikan siswa untuk belajar mengeksplorasi pengalaman sendiri dalam menggunakan


(2)

bahasa sebagai media perantara pesan yang efektif. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris di SD sudah diperkenalkan sejak adanya ketentuan muatan lokal mata pelajaran bahasa Inggris boleh dikenalkan di SD.

Mata pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri sudah dilaksanakan selama kurang lebih 18 tahun. Kebijakan tentang dimungkinkannya pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar secara resmi dibenarkan sebab dilandasi dengan kebijakan-kebijakan terkait. Kebijakan Depdikbud RI No. 0487/4/1992, Bab VIII, menyatakan bahwa “Sekolah Dasar dapat menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional”. Kemudian, kebijakan ini disusul oleh SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD.

Kebijakan ini telah ditanggapi secara positif dan luas oleh masyarakat, yaitu sekolah-sekolah dasar yang merasa memerlukan dan mampu untuk menyelenggarakan pengajaran bahasa Inggris. Dalam perjalanan pengembangannya, bahasa Inggris yang semula sebagai matapelajaran muatan lokal pilihan menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib di beberapa daerah. Kurikulum mata pelajaran muatan lokal ini tidak disusun oleh Pusat Kurikulum Depdiknas tetapi dikembangkan di tingkat provinsi. Oleh karena itu, kurikulum pada suatu daerah akan berbeda dengan daerah yang lainnya baik mengenai tujuan maupun materinya.


(3)

Tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar sendiri berdasarkan Standar Isi mata pelajaran bahasa Inggris SD yakni untuk mendidik peserta didik agar memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

Berpijak pada kebijakan di muka, seharusnya bahasa Inggris diperkenalkan melalui kegiatan yang sesuai dengan kegiatan di dunia anak. Misalnya, belajar kosakata dan kalimat sederhana tentang apa yang ada di sekitarnya atau belajar sambil menggambar, menyanyi, bermain, dan bercerita. Kenyataannya di lapangan sekarang khususnya di sekolah-sekolah dasar di UPTD Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat yang sudah mengenalkan pembelajaran bahasa Inggris di kelas satu sejak tahun 2006, pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris masih lemah dan dipaksakan. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang pasif dan tidak memuaskan. Anak-anak ditugasi untuk menerjemahkan kalimat-kalimat yang sulit, mencatat tata bahasa dengan istilah yang tidak dimengerti oleh siswa, dan mengerjakan pekerjaan rumah yang sering tidak jelas perintahnya sehingga ada jawaban yang rancu.


(4)

Berdasarkan temuan dilapangan ada beberapa hal yang menjadi faktor terjadinya hal tersebut di atas, diantaranya:

Pertama, guru tidak menguasai bahan ajar menjadikan mereka kurang berninat untuk mengajar bahasa Inggris dikarenakan latar belakang mereka yang bukan lulusan bahasa Inggris.

Kedua, untuk pembelajaran bahasa Inggris di kelas 1 – 3 belum ditetapkan dalam Standar Isi.

Ketiga, isi bahan ajar yang tidak berkesinambungan antara siswa dengan lingkungan sekitar dan lebih menekankan pada penguasaan gramma r.

Keempat, penggunaan metoda pembelajaran bahasa Inggris yang tidak cocok pada proses pelaksanaan pembelajaran.

Kelima, kurangnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan

untuk mendukung proses pembelajaran.

Dalam psikologi pendidikan dikenal adanya teori perkembangan. Model pembelajaran yang cukup dikenal adalah pendekatan perkembangan yang sering dihubungkan dengan Jean Piaget (1896–1980). Dalam model Piaget (dalam Orlich

et.al. 1998) dikenal adanya empat tahap perkembangan yaitu sensorimotor stage, (lahir sampai usia 2 tahun); preoperational stage (2–8 tahun); concrete operational stage (8–11 tahun); dan formal stage (11–15 tahun keatas). Jadi, apabila anak SD belajar bahasa mulai kelas satu mereka sedang dalam tahap

concrete operational stage dan oleh karena itu mereka memerlukan banyak ilustrasi, model, gambar, dan kegiatan-kegiatan lain.


(5)

Menurut Piaget, anak adalah pembelajar dan pemikir aktif. Mereka selalu melakukan interaksi secara terus-menerus dengan dunia lingkungannya dan memecahkan persoalan yang mereka hadapi di lingkungan tersebut, sehingga proses belajar terjadi secara aktif. Hal ini dihasilkan oleh anak sendiri, bukan dari hasil menirukan orang lain dan didapat sejak lahir.

Curtain dan Persola (1994), mengungkapkan bahwa anak-anak akan belajar bahasa asing dengan baik apabila proses belajar terjadi dalam konteks yang komunikatif dan bermakna bagi mereka. Untuk anak-anak konteks ini meliputi situasi sosial, kultural, permainan, nyanyian, dongeng, dan pengalaman-pengalaman kesenian, kerajinan, dan olah raga.

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.


(6)

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD saat ini dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar sendiri merupakan pelajaran muatan lokal. Kurikulum muatan lokal menurut surat keputusan Dirjen tahun 1987 adalah kurikulum yang diperkaya dengan materi pelajaran yang ada dilingkungan setempat.

Berdasarkan uraian diatas, maka hal ini berimplikasi pada pembelajaran bahasa Inggris yang seyogyanya memperhatikan dan mempertimbangkan bahan ajar ditinjau dari keselarasan dan kebutuhan pada siswa tingkat Sekolah Dasar kelas satu.


(7)

Bahan ajar yang berbasis lingkungan merupakan bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk menigkatkan pemahaman dan interaksi siswa dengan lingkungan sekitar mereka, dengan demikian penguasaan kosakata siswa dalam bahasa Inggris utuk kelas satu akan lebih terbantu karena siswa belajar dengan kondisi nyata pada proses pembelajaran.

Pendidikan berbasis lingkungan pada dasarnya bermakna memakai lingkungan sebagai basis orientasi pendidikan. Lingkungan memiliki dua peran dasar dalam proses pendidikan yakni:

1. Lingkungan memberi pembelajaran pada anak didik (educative environment), dan

2. Lingkungan harus diperbaiki oleh produk pendidikan (better environment by education).

Lingkungan dalam proses pendidikan harus memperhatikan dua aspek utama lingkungan, yakni:

1. Lingkungan sosial-budaya yang isinya adalah sistem nilai, perilaku, dan produk budaya masyarakat, dan

2. Lingkungan biofisik yang isinya adalah kondisi tanah air sebagai habitat bangsa Indonesia.

Keseluruhan aspek lingkungan melalui proses pendidikan akan diarahkan menjadi kondisi yang prima dengan standar (baku mutu) yang secara obyektif mampu membawa negeri ini menjadi negeri yang besar dan maju-aman-sejahtera. Pendidikan di negeri ini juga harus mengevaluasi kondisi lingkungan dari waktu ke waktu yang nyata sekali sedang bergerak menjadi semakin rusak dalam semua dimensinya. Dari analisis kualitas lingkungan Indonesia itulah maka manusia


(8)

Indonesia sudah harus mulai dibentuk oleh proses pendidikan yang benar dan produk pendidikan semacam itu pulalah yang akan merubah kualitas lingkungan menjadi semakin baik. Proses saling pengaruh mempengaruhi secara timbal balik tersebut akan berjalan berkesinambungan merupakan pusaran spiral bergerak positif menuju kondisi negeri ideal.

Pendidikan berproses mengacu pada arahan baku mutu kondisi lingkungan sosial-budaya dan biofisik ideal dan produk pendidikan itu pula yang membuat keseluruhan lingkungan Indonesia semakin membaik bukan memburuk. Kedua proses tersebut akan terus berjalan berkelanjutan menghantar bangsa Indonesia mencapai titik tertinggi kondisi sosial-budaya dan biofisik Indonesia yang makin sempurna.

Didalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa asing, salah satu aspek dasar penting yang harus dikuasai dari proses belajar mengajar adalah kosakata. Kosakata merupakan komponen penting dalam menunjang empat keterampilan berbahasa karena semakin kaya penguasaan kosakata seseorang maka komunikasi yang dilakukan, baik secara lisan maupun tulisan menjadi lebih mudah.

Pentingnya kosakata tersebut ditekankan oleh Tarigan (1993: 2) yang berpendapat “Kualitas berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki maka akan semakin besar pula kemungkinan dapat terampil berbahasa”.

Menurut Soejono, anak usia lima tahun sudah bisa menguasai nomina lebih banyak daripada verba, setelah itu adjektiva, dan kata fungsi di urutan


(9)

beradaptasi, dan sesuai dengan tingkatan umurnya. Terhadap pemahaman kosakata, bila sering diucapkan dan didengar si anak, akan mudah dan cepat dipahami.

Berdasarkan paparan diatas, perlu kiranya dirumuskan suatu isi bahan ajar bahasa Inggris yang dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris para siswa Sekolah Dasar kelas satu berbasis lingkungan yang lebih efektif dan bermanfaat. Maka dalam penyusunan tesis ini penulis mengambil judul: “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa” (Studi Pengembangan di

Sekolah Dasar Kabupaten Bandung Barat).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan pokok dalam penelitian ini dibuat

dalam rumusan masalah sebagai berikut: “Bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu

berbasis lingkungan seperti apa yang dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa”.

C. Pertanyaan Penelitian

Agar permasalahannya lebih terperinci maka dibuat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bahan ajar bahasa Inggris untuk SD kelas satu saat ini? 2. Ruang lingkup bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan seperti apa


(10)

3. Urutan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan seperti apa yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu?

4. Teknik sajian bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan seperti apa yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa?

5. Adakah peningkatan penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris pada siswa SD kelas satu dengan menggunakan pembelajaran berbasis lingkungan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar

bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa di Kabupaten Bandung Barat.

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui;

1. Bahan ajar bahasa Inggris untuk SD kelas satu saat ini.

2. Ruang lingkup bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu.

3. Urutan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu.

4. Teknik sajian bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa.


(11)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan member manfaat sebagai berikut:

1. Bagi sesama guru bahasa Inggris, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan di SD kelas satu.

2. Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan menjadi alternatif pilihan pengembangan model bahan ajar bahasa Inggris Sekolah Dasar untuk meningkatkan penguasaan pembelajaran bahasa Inggris siswa.

3. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan akan memotivasi para peneliti untuk mengembangkan bahan ajar bahasa Inggris SD untuk meningkatkan efektifitas pada pembelajaran nya.

F. Definisi Operasional

Objek penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis lingkungan. Penelitian ini menegaskan upaya untuk membuat pengembangan bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan sehingga dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa terhadap lingkungan disekitar mereka dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian untuk menjaga agar pemahaman terhadap variabel tidak bias, maka pada bagian ini diuraikan definisi operasional variabel yang merupakan hasil dari kajian teoritik yang komprehensif.

1. Material development is basically dealing with selection, adaptation, and creation of teachingmaterials.


(12)

2. Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara

sistematis dan mencakup kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

3. A language is a system of arbitrary vocal symbols by means of which a social group co-operates.

4. Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.

English (Linguistics / Languages) the official language of Britain, the US, most parts of the Commonwealth, and certain other countries. It is the native language of over 280 million people and is acquired as a second language by many more. It is an Indo-European language belonging to the West Germanic branch.

5. Pendidikan berbasis lingkungan pada dasarnya bermakna memakai

lingkungan sebagai basis orientasi pendidikan.

Enviromental education is aimed at producing a citizenry that is knowledgeable concerning the biophysical environment and its associated problems, a ware of how to help these problems, and motivated to work towa rd their solution.

6. Kosakata merupakan bagian dari suatu bahasa yang mendasari

pemahaman dari bahasa tersebut. Kualitas kosa kata yang dimiliki siswa mempengaruhi empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Vocabulary is the total number of words in a language. It is also collection of words a person knows and uses in speaking and writing.


(1)

Bahan ajar yang berbasis lingkungan merupakan bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk menigkatkan pemahaman dan interaksi siswa dengan lingkungan sekitar mereka, dengan demikian penguasaan kosakata siswa dalam bahasa Inggris utuk kelas satu akan lebih terbantu karena siswa belajar dengan kondisi nyata pada proses pembelajaran.

Pendidikan berbasis lingkungan pada dasarnya bermakna memakai lingkungan sebagai basis orientasi pendidikan. Lingkungan memiliki dua peran dasar dalam proses pendidikan yakni:

1. Lingkungan memberi pembelajaran pada anak didik (educative environment), dan

2. Lingkungan harus diperbaiki oleh produk pendidikan (better environment by education).

Lingkungan dalam proses pendidikan harus memperhatikan dua aspek utama lingkungan, yakni:

1. Lingkungan sosial-budaya yang isinya adalah sistem nilai, perilaku, dan produk budaya masyarakat, dan

2. Lingkungan biofisik yang isinya adalah kondisi tanah air sebagai habitat bangsa Indonesia.

Keseluruhan aspek lingkungan melalui proses pendidikan akan diarahkan menjadi kondisi yang prima dengan standar (baku mutu) yang secara obyektif mampu membawa negeri ini menjadi negeri yang besar dan maju-aman-sejahtera. Pendidikan di negeri ini juga harus mengevaluasi kondisi lingkungan dari waktu ke waktu yang nyata sekali sedang bergerak menjadi semakin rusak dalam semua dimensinya. Dari analisis kualitas lingkungan Indonesia itulah maka manusia


(2)

Indonesia sudah harus mulai dibentuk oleh proses pendidikan yang benar dan produk pendidikan semacam itu pulalah yang akan merubah kualitas lingkungan menjadi semakin baik. Proses saling pengaruh mempengaruhi secara timbal balik tersebut akan berjalan berkesinambungan merupakan pusaran spiral bergerak positif menuju kondisi negeri ideal.

Pendidikan berproses mengacu pada arahan baku mutu kondisi lingkungan sosial-budaya dan biofisik ideal dan produk pendidikan itu pula yang membuat keseluruhan lingkungan Indonesia semakin membaik bukan memburuk. Kedua proses tersebut akan terus berjalan berkelanjutan menghantar bangsa Indonesia mencapai titik tertinggi kondisi sosial-budaya dan biofisik Indonesia yang makin sempurna.

Didalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa asing, salah satu aspek dasar penting yang harus dikuasai dari proses belajar mengajar adalah kosakata. Kosakata merupakan komponen penting dalam menunjang empat keterampilan berbahasa karena semakin kaya penguasaan kosakata seseorang maka komunikasi yang dilakukan, baik secara lisan maupun tulisan menjadi lebih mudah.

Pentingnya kosakata tersebut ditekankan oleh Tarigan (1993: 2) yang berpendapat “Kualitas berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki maka akan semakin besar pula kemungkinan dapat terampil berbahasa”.

Menurut Soejono, anak usia lima tahun sudah bisa menguasai nomina lebih banyak daripada verba, setelah itu adjektiva, dan kata fungsi di urutan


(3)

beradaptasi, dan sesuai dengan tingkatan umurnya. Terhadap pemahaman kosakata, bila sering diucapkan dan didengar si anak, akan mudah dan cepat dipahami.

Berdasarkan paparan diatas, perlu kiranya dirumuskan suatu isi bahan ajar bahasa Inggris yang dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris para siswa Sekolah Dasar kelas satu berbasis lingkungan yang lebih efektif dan bermanfaat. Maka dalam penyusunan tesis ini penulis mengambil judul: “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa” (Studi Pengembangan di Sekolah Dasar Kabupaten Bandung Barat).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan pokok dalam penelitian ini dibuat dalam rumusan masalah sebagai berikut: “Bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan seperti apa yang dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa”.

C. Pertanyaan Penelitian

Agar permasalahannya lebih terperinci maka dibuat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bahan ajar bahasa Inggris untuk SD kelas satu saat ini? 2. Ruang lingkup bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan seperti apa


(4)

3. Urutan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan seperti apa yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu?

4. Teknik sajian bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan seperti apa yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa?

5. Adakah peningkatan penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris pada siswa SD kelas satu dengan menggunakan pembelajaran berbasis lingkungan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa di Kabupaten Bandung Barat.

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; 1. Bahan ajar bahasa Inggris untuk SD kelas satu saat ini.

2. Ruang lingkup bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu.

3. Urutan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu.

4. Teknik sajian bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa.


(5)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan member manfaat sebagai berikut:

1. Bagi sesama guru bahasa Inggris, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan di SD kelas satu.

2. Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan menjadi alternatif pilihan pengembangan model bahan ajar bahasa Inggris Sekolah Dasar untuk meningkatkan penguasaan pembelajaran bahasa Inggris siswa.

3. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan akan memotivasi para peneliti untuk mengembangkan bahan ajar bahasa Inggris SD untuk meningkatkan efektifitas pada pembelajaran nya.

F. Definisi Operasional

Objek penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis lingkungan. Penelitian ini menegaskan upaya untuk membuat pengembangan bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan sehingga dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa terhadap lingkungan disekitar mereka dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian untuk menjaga agar pemahaman terhadap variabel tidak bias, maka pada bagian ini diuraikan definisi operasional variabel yang merupakan hasil dari kajian teoritik yang komprehensif.

1. Material development is basically dealing with selection, adaptation, and creation of teachingmaterials.


(6)

2. Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis dan mencakup kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

3. A language is a system of arbitrary vocal symbols by means of which a social group co-operates.

4. Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.

English (Linguistics / Languages) the official language of Britain, the US, most parts of the Commonwealth, and certain other countries. It is the native language of over 280 million people and is acquired as a second language by many more. It is an Indo-European language belonging to the West Germanic branch.

5. Pendidikan berbasis lingkungan pada dasarnya bermakna memakai lingkungan sebagai basis orientasi pendidikan.

Enviromental education is aimed at producing a citizenry that is knowledgeable concerning the biophysical environment and its associated problems, a ware of how to help these problems, and motivated to work towa rd their solution.

6. Kosakata merupakan bagian dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman dari bahasa tersebut. Kualitas kosa kata yang dimiliki siswa mempengaruhi empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Vocabulary is the total number of words in a language. It is also collection of words a person knows and uses in speaking and writing.