t pk 1007176 chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Atas dasar pada pertimbangan bahwa sifat penelitian ini tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu, maka pada penelitian penulis terapkan dengan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. (Suharsimi: 1990).

Dengan demikian jelaslah bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang berusaha menjelaskan atau mendeskriptifkan keadaan subjek atau objek yang tertuju pada usaha menggambarkan suatu gejala gejala secara lengkap terhadap masalah yang hendak diteliti dan dipergunakan langkah langkah atau prosedur yang tepat dengan maksud agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Menurut Sugiyono (2009: 3) secara umum pengertian metode penelitian adalah sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan daripada penelitian ini difokuskan pada penyusunan desain bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa. Hasil daripada penelitian ini berupa desain bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan yang selanjutnya terhadap desain bahan ajar tersebut dilakukan verifikasi oleh para ahli dibidang kurikulum dan bahasa Inggris untuk mendapatkan kesepakatan mengenai bahan ajar yang


(2)

telah dirancang peneliti. Sehingga pendekatan penelitian ini adalah dengan mengaplikasikan Metodologi Delphi.

Adapun dasar bagi penelitian ini dalam menggunakan Metode Delphi adalah adanya kesesuaian Metode Delphi berkaitan dengan pemanfaatan pendapat para ahli dengan tujuan adalah untuk memperoleh kesepakatan dengan para ahli yang memiliki nilai reliabilitas tinggi terhadap pengusaan kurikulum dan bahasa Inggris melalui serangkaian questionnaire yang disertai pemberian feedback terhadap kesepakatan tersebut. Sebagaimana di jelaskan Linstone, Harold A et al. (2002), bahwa pada awalnya konsep Delphi bertujuan untuk memperoleh kesepakatan para ahli yang memiliki nilai reliabilitas tinggi melalui serangkaian questionnaire yang disertai pemberian feedback terhadap kesepakatan tersebut.

Pengertian metode Delphi menurut Linstone Harold A et al. (2002) adalah metode strukturisasi terhadap proses komunikasi kelompok dalam membahas masalah-masalah yang kompleks. Metode Delphi yang pada awalnya digunakan pada bidang pertahanan AS kemudian berkembang pula pada bidang manajemen atau riset lainnya, ini dikarenakan ada kebutuhan untuk menggabungkan informasi subjektif (seperti analisa resiko) kedalam model evaluasi untuk membahas masalah-masalah kompleks yang mendera masyarakat; seperti lingkungan, kesehatan, transportasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, maka saat ini teknik Delphi digunakan di berbagai bidang. Metode Delphi yang berasal dari organisasi non-profit, kemudian selanjutnya Delphi merambah ke pemerintahan, industri dan akademik.


(3)

Menurut Linstone Harold A et al. (2002) ada empat langkah dalam Delphi, yaitu:

1. Studi Pendahuluan: Eksplorasi subjek yang sedang dibahas, di mana

setiap individu memberikan informasi tambahan yang dianggap sesuai. 2. Tahap Mendesain: Proses pemahaman kelompok dalam memandang

sebuah isu (apakah anggota kelompok ada yang setuju atau tidak?)

3. Verifikasi: Jika anggota melontarkan ketidaksepahaman dalam memandang suatu isu, maka dibahaslah alasan di balik ketidaksepahaman tersebut. Dengan kata lain, evaluasi terhadap alasan ketidaksetujuan. 4. Menganalisa (Evaluasi akhir): Ini dilakukan manakala kita telah

menganalisa seluruh informasi yang terkumpul sementara evaluasi itu sendiri telah mendapatkan feedback.

B. Prosedur Penelitian

Berdasarkan pada metodologi penelitan delphi diatas, maka penelitian ini terdiri atas 4 prosedur atau langkah kegiatan. Secara rinci langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:


(4)

Gambar 3.1

Bagan Prosedur Penelitian menurut Linstone Harold A et al. (2002) a. Kajian Literatur:

- Teori Bahan Ajar

- Materi Pembelajaran Bahasa Inggris Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) - Pendekatan Teori Pembelajaran

Bahasa Inggris Untuk Anak Usia Dini

- Karakter Siswa Sekolah Dasar - Pembelajaran Berbasis Lingkungan - Pembelajaran Tematik

- Teori Pembelajaran dan Penguasaan Kosa Kata

b. Survey lapangan:

Kondisi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu saat ini, meliputi:

- Bahan ajar/ materi Pembelajaran bahasa Inggris kelas satu - Penilaian

Penyusunan draft awal bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan

penguasaan kosakata siswa STUDI PENDAHULUAN TAHAP MENDESAIN VERIFIKASI MENGANALISA

Hasil kajian literatur dan survey lapangan

Draft awal bahan ajar bahasa Inggris kelas satu

berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata

siswa

Feedback terhadap desain bahan ajar bahasa Inggris

kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata

siswa

Desain bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata


(5)

1. Studi Pendahuluan

a. Kajian Literatur

Tahapan ini diawali dengan kegiatan kajian terhadap dokumentasi teoritis berupa kajian kepustakaan terhadap teori-teori yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa serta hasil penelitian yang relevan.

b. Survey Lapangan

Tahapan ini peneliti lakukan untuk mengetahui kondisi pembelajaran bahasa Inggris pada jenjang Sekolah Dasar kelas satu di gugus III UPTD Cihampelas Kabupaten Bandung Barat yang meliputi, kesiapan guru bahasa Inggris dalam merencanakan pembelajaran (RPP), bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu, strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, dan penilaian yang dipergunakan guru bahasa Inggris pada umumnya di gugus III UPTD Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Adapun teknik yang peneliti gunakan dalam mengidentifikasi permasalahan di lapangan melalui metode survey dengan teknik wawancara, seperti pendapat Donaldson & Scannel (1993 : 37-41) menyebutkan ada sembilan cara atau teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, yaitu: (1) wawancara formal, (2) observasi/ pengamatan, (3) survey, (4) tes, (5) wawancara informal, (6) laporan dari pimpinan, (7) pemeriksaan catatan, (8) panitia penasehat, (9) penelitian/ riset formal. Survey dalam bidang pendidikan dan kurikulum dapat dilakukan terhadap guru untuk mengumpulkan data mengenai kepedulian mereka terhadap masalah-masalah pendidikan, kinerja mereka dalam pelaksanaan mengajar, membimbing, dan memberi latihan kepada siswa,


(6)

pelaksanaan tugas-tugas administratif, pengabdian dan kerjasama dengan masyarakat, dll (Sukmadinata, 2009: 83).

Kegiatan pengumpulan data pendahuluan melalui survey dengan wawancara dapat dipergunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk studi pendahuluan dengan maksud menemukan permasalahan yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari jumlah respondennya sedikit/ kecil. (Sugiyono, 2009: 194). Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Untuk keperluan penelitian ini peneliti menggunakan kedua cara tersebut kepada para guru bahasa Inggris dan guru kelas satu di gugus III UPTD Cihampelas Kabupaten Bandung Barat dengan pertimbangan mereka adalah para fasilitator yang senantiasa mengajar di kelas satu sehingga mereka memahami bagaimana permasalahan-permasalahan yang dihadapi khususnya dalam hal bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris di kelas satu.

Selanjutnya setelah peneliti mengetahui kondisi di lapangan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa adanya kesenjangan antara kondisi bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu dilapangan dengan bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu yang diharapkan. Adanya perbedaan kesenjangan tersebut menandakan adanya permasalahan yang dihadapi para guru bahasa Inggris kelas satu khususnya pada permasalahan belum tersedianya bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dikelas satu tingkat SD. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti memberikan solusi dengan mendesain bahan ajar


(7)

bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa di Kabupaten Bandung Barat.

2. Tahap Penyusunan Desain Bahan Ajar

a. Penyusunan Draft Awal Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa

Pada langkah ini penulis menentukan pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan pada pembelajaran bahasa Inggris SD kelas satu yang akan mampu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa yang lebih efektif dari bahan ajar yang sudah ada, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Mendesain bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sesuai dengan standar isi pembelajaran SD kelas satu. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dikembangkan di kelas satu saat ini.

(2) Mengimplementasikan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan pada

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembelajaran tematik kelas satu yang disesuaikan dengan ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris untuk SD kelas satu.

(3) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahan ajar

bahasa Inggris berbasis lingkungan pada tema-tema pembelajaran. Tema pembelajaran terdiri dari 13 bab, yang terdiri dari 6 bab pada semester 1 dan 7 bab pada semester 2, tema-tema tersebut adalah sebagai berikut:

Semester 1 Semester 2

- Bab 1 Part of Body - Bab 7 Fruits

- Bab 2 My family - Bab 8 Number


(8)

- Bab 4 Part of House - Bab 10 Days

- Bab 5 Things in the kitchen - Bab 11 Shapes

- Bab 6 Foods and Drinks - Bab 12 Things in the Classroom

- Bab 13 Things on the Sky

(4) Mengembangkan teknik sajian yang tepat pada pengembangan bahan ajar

bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan yang mampu meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

Didasarkan pada kajian teori di bab II dalam pengembangan bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris SD/ MI, teknik yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan yang dikembangkan dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1) Teknik menyampaikan kosakata baru melalui visual (gambar), katalog, gesture (gerakan isyarat), kosakata yang sudah diketahui dicari persamaannya dan dari penutur asli.

2) Teknik teaching series dan word sequence, yaitu flascard, clock face, chalkboard, transparency.

3) Siswa mulai dimotivasi untuk mempresentasikan kosakata yang sudah

dipelajari.

Teknik yang dikembangkan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa adalah sebagai berikut:

1) Vocabulary checklist: mengecek kembali dengan cara memberikan tes pada siswa terhadap kosa kata yang telah dipelajari;

2) Word searchs: mencari atau menunjukkan kosa kata berdasarkan kumpulan abjad yang diletakkan secara acak;


(9)

3) Crosswords: memberikan latihan pada siswa untuk mengisi teka teki silang.

b. Penyusunan Instrumen

Untuk keperluan penelitian ini penulis menyusun instrumen berupa kuesioner untuk dipergunakan para ahli dalam menilai dan memberikan masukan terhadap bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang telah dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Adapun kisi-kisi dari angket yang akan penulis buat berupa pernyataan berdasarkan kepada indikator-indikator yang menjadi komponen dalam suatu pengembangan bahan ajar bahasa Inggris untuk SD kelas satu dan teknik penguasaan kosakata. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mendapatkan penilaian dari para ahli kurikulum dan bahasa Inggris mengenai kesesuaian di dalam isi secara keseluruhan dari desain pengembangan bahan ajar yang telah disusun penulis. Adapun kisi-kisi daripada instrumen tersebut meliputi:

(1) Aspek Materi, meliputi kriteria:

1) Kesesuaian materi dengan kurikulum yang berlaku, dengan indikator;

(a) kesesuaian materi dengan tujuan yang berlaku (b) kesesuaian materi dengan topik yang disarankan

(c) muatan materi dengan fokus keterampilan berbahasa

(d) muatan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan karakteristik


(10)

(e) muatan latihan yang berkaitan dengan tujuan yang disarankan 2) Kesesuaian materi dengan karakteristik pembelajar, dengan indikator;

(a) muatan visualisasi yang sejalan dengan lingkungan siswa (b) muatan visualisasi yang sejalan dengan topik

(c) muatan visualisasi yang variatif

(d) muatan visualisasi yang jelas, tegas dan berwarna

(e) muatan kegiatan bermain yang sejalan dengan topik yang berkait dengan dunia siswa SD

(f) muatan materi yang berkaitan kegiatan (activity-based)

3) Seleksi dan organisasi materi sesuai dengan pemahaman pembelajar,

dengan indikator;

(a) muatan kosakata yang konkrit

(b) muatan kosakata yang berkait dengan pengalaman pembelajar

(c) muatan organisasi materi secara sirkular dan topikal (2) Aspek Penyajian, meliputi kriteria:

1) Tujuan penyajian pembelajaran dinyatakan secara jelas, dengan

indikator;

(a) sajian tujuan pembelajaran pada setiap unit

(b) arahan pembelajaran pada penguasaan keterampilan berbahasa

2) Penyajian unit dilakukan secara sirkular dan topikal, dengan indikator; (a) sajian bahan ajar secara topikal


(11)

3) Penyajian bahan ajar tiap unit dilakukan melalui kegiatan fisik, dengan indikator;

(a) sajian bahan ajar melalui berbagai kegiatan fisik (b) sajian bahan ajar dengan visualisasi kegiatan

(c) sajian bahan ajar yang berkait dengan situasi lingkungan fisik pembelajar

4) Penyajian bahan ajar secara terintegrasi dan sesuai dengan

karakteristik pembelajar, dengan indikator;

(a) sajian keterkaitan keterampilan berbahasa, sekurang-kurangnya dua keterampilan

(b) sajian bahan ajar yang beranjak dari bahasa lisan pada kelas rendah dan berlanjut ke bahasa tulis pada kelas tinggi

(c) sajian unsur bahasa (lafal, ejaan, kosakata, struktur) yang dihubungkan dengan keterampilan berbahasa

(d) sajian bahan ajar dari yang global dan mengerecut ke yang lebih kecil

5) Penyajian bahan ajar mendorong pembelajar secara aktif dan kreatif, dengan indikator;

(a) tuntutan aktivitas pembelajar untuk mendengar, berbicara, membaca dan menulis pada tingkatannya

(b) dorongan pembelajar untuk aktif berkomunikasi

(c) dorongan pembelajar untuk kreatif berbahasa dengan


(12)

(d) dorongan pembelajar menggunakan bahasa sambil bermain dan beraktivitas fisik

6) Latihan disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa

berkomunikasi (verbal dan non-verbal) dan menunjang pencapaian tujuan dalam kurikulum, dengan indikator;

(a) latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

melafalkan

(b) latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menggunakan kosakata dan ujaran

(c) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menyimak

(d) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan berbicara

(e) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan membaca

(f) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menulis

sederhana.

(3) Aspek Penguasaan Kosakata, didasarkan pada teori penguasaan kosakata

yang dikembangkan Tarigan (2011) yang disesuaikan dengan

pengembangan penguasaan kosakata untuk siswa SD yakni sebagai berikut:

1) Penyajian kosakata dasar (basic vocabulary) dengan indikator; (a) Sajian istilah kekerabatan

(b) Sajian nama-nama bagian tubuh

(c) Sajian kata ganti (diri, penunjuk) (d) Sajian kata bilangan pokok (e) Sajian kata kerja pokok


(13)

(f) Sajian kata keadaan pokok

(g) Sajian kata benda-benda universal.

2) Penyajian Catur Cara Uji Kosakata dengan indikator;

(a) Sajian uji identifikasi kata (identification)

(b) Sajian uji pilihan berganda kata (multiple choice) (c) Sajian uji menjodohkan kata (Matching)

(d) Sajian uji memeriksa kata (Checking).

3. Tahap verifikasi/ validasi

Mengenai tahapan validasi ini, Sugiyono (2009: 414) berpendapat bahwa validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar yang baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi ini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta di lapangan. Selanjutnya dijelaskan pula mengenai proses validasi dengan cara: validasi produk dapat dilakukan dengan diskusi dengan pakar dan ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya, kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang akan menghasilkan produk tersebut. (Sugiyono, 2009: 414).

Dalam pengertian metode Delphi bahwa validasi dilakukan dengan pemanfaatan pendapat para ahli dengan tujuan adalah untuk memperoleh kesepakatan dengan para ahli yang memiliki nilai reliabilitas tinggi terhadap pengusaan kurikulum dan bahasa Inggris melalui serangkaian questionnaire yang disertai pemberian feedback terhadap kesepakatan tersebut. Sebagaimana di jelaskan Linstone, Harold A et al. (2002).


(14)

Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka pada tahap validasi ini peneliti membuat questionnaire yang akan diisi oleh oleh para ahli kurikulum dan bahasa Inggris untuk menilai kesesuaian antar komponen dalam bahan ajar yang telah dikembangkan penulis. Hasil penilaian dari para ahli kemudian dianalisis untuk menjadi masukan (feedback) bagi penyempurnaan kurikulum yang telah disusun sebelumnya.

4. Analisis Draft Bahan Ajar Bahasa Inggris SD Kelas Satu Berbasis Lingkungan untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa

Pada tahap ini penulis melakukan analisis terhadap draft bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa melalui kuesioner yang telah diberi penilaian dan masukan oleh para ahli kurikulum dan bahasa Inggris. Terhadap angket dianalisis dengan skala likert. Menurut Sugiyono (2009: 134) skala likert dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Berdasarkan hasil dari penghitungan tingkat persetujuan terhadap bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang di desain serta masukan dari para ahli kurikulum pelatihan tersebut penulis melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap draft tersebut sehingga dihasilkan bahan ajar yang dapat dipertanggung jawabkan.


(15)

5. Perbaikan Desain Draft

Setelah desain produk divalidasi melalui penilaian para ahli, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Peneliti disini bertugas memperbaiki desain tersebut.

6. Melakukan uji coba terbatas

Setelah dihasilkan draft pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang telah dilakukan validasi dan revisi oleh para ahli, penulis melakukan uji coba terbatas terhadap draft tersebut untuk mengukur tingkat efektifitas draft bahan ajar terhadap peningkatkan penguasaan kosakata siswa yang dilakukan pada siswa SD kelas satu.

Metode penelitian yang digunakan dalam uji coba terbatas digunakan

metode penelitian Pre-Experimental Design (One-Group Pretest-Postest Design).

Menurut Sugioyono (2009: 109) dikatakan pre-experimrntal design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Dalam desain ini masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya terhadap variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.


(16)

Desain One-Group Pretest-Postest Design dapat digambarkan seperti berikut:

o

1 = nilai pretest (sebelum menggunakan

draft bahan ajar berbasis lingkungan)

o

2 = nilai posttest (setelah menggunakan

bahan ajar berbasis lingkungan) Pengaruh bahan ajar berbasis lingkungan terhadap peningkatan penguasaan kosakata siswa = (

o

2

o

1

)

C. Populasi dan Sampel

Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian maka diperlukan sumber data yang disebut populasi, seperti dikemukakan Sudjana (1989: 6) bahwa: "Populasi adalah totalitas yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan sifatnya".

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dankemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1997 :57), sedangkan Menurut Nawawi (1985: 141) pengertian dari populasi itu adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya yang menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data


(17)

penelitian. Sedangkan pengertian sampel seperti dijelaskan Winarno Surachmad (1989: 3), bahwa: "Sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi."

Dari kedua pendapat tersebut, bahwa yang dikatakan populasi adalah keseluruhan jumlah sumber data yang hendak di pelajari atau dikenal penelitian, sedangkan yang dinamakan sampel adalah merupakan sebagian dari populasi yang mewakili daripada populasi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa populasi dan sampel, merupakan dua pengertian yang harus dibedakan secara jelas dan tegas, sebab keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, namun saling berkaitan.

Target populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SD kelas satu dan guru bahasa Inggris di Kabupaten Bandung Barat.

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan purposive sa mpling

artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini penelitian dilakukan pada SD kelas satu di gugus III UPTD Cihampelas yang terdiri dari tujuh SD.

Sampel yang dipilih untuk melaksanakan uji coba terbatas terhadap draft pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang telah divalidasi oleh para ahli yakni siswa SDN 1 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat kelas satu yang terdiri dari 20 orang siswa.


(18)

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui teknik survey, dokumentasi, kuesioner, teknik wawancara dan uji coba terbatas pada hasil pengembangan draft. Survey dengan teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh pendapat-pendapat dari para nara sumber mengenai permasalahan yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris di Kabupaten Bandung Barat saat ini terutama dalam bahan ajar bahasa inggris SD kelas satu sehingga diketahui bagaimana situasi dan kondisi pembelajaran yang saat ini terjadi di lapangan, teknik dokumentasi untuk memperoleh sumber-sumber literatur yang akan mendukung kajian terhadap teori yang akan dipergunakan serta untuk memperoleh deskripsi materi pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan secara rasional dan tersrtuktur serta memiliki nilai validitas yang tinggi. Teknik kuesioner dipergunakan untuk memperoleh penilaian dan masukan dari para ahli terhadap desain bahan ajar yang dirancang oleh peneliti. Sedangkan uji coba terbatas pada hasil pengembangan produk yang telah dilakukan validasi oleh para ahli dan revisi sebelumnya dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah bahan ajar yang dikembangkan tersebut lebih efektif dan efisien dalam meningkakan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa dibandingkan bahan ajar yang lain.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui teknik kuesioner, yakni berupa penilaian para ahli kurikulum dan bahasa Inggris kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2009: 134) skala likert dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang


(19)

fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Agar jawaban dari setiap item pertanyaan dalam penelitian ini dapat analisis, maka setiap item jawaban diberi skor berupa angka. Adapun skor untuk item jawaban adalah sebagai berikut:

1. Sangat baik diberi skor 5

2. Baik diberi skor 4

3. Cukup diberi skor 3

4. Tidak baik diberi skor 2

5. Sangat tidak baik diberi skor 1

Adapun kisi-kisi instrumen penilaian draft bahan ajar yang telah di desain adalah sebagai berikut:

ASPEK KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN

Materi  Kesesuaian materi

dengan kurikulum yang berlaku

1. Memuat materi sesuai dengan tujuan yang berlaku

2. Memuat materi sesuai dengan topik yang disarankan

3. Memuat materi dengan fokus keterampilan berbahasa

4. Memuat kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan karakteristik siswa SD (activity-based; hands-on activity; circular; topic-based)

5. Memuat latihan yang berkaitan dengan tujuan yang disarankan

 Kesesuaian materi dengan karakteristik pembelajar

6. Memuat visualisasi yang sejalan dengan lingkungan siswa

7. Memuat visualisasi yang sejalan dengan topik

8. Memuat visualisasi yang variatif 9. Memuat visualisasi yang jelas, tegas dan

berwarna

10. Memuat kegiatan bermain yang sejalan dengan topik yang berkait dengan dunia siswa SD

11. Memuat materi yang berkaitan kegiatan (activity-based)


(20)

materi sesuai dengan pemahaman

pembelajar

13.Memuat kosakata yang berkait dengan pengalaman pembelajar

14.Memuat organisasi materi secara sirkular dan topikal

Penyajian  Tujuan penyajian pembelajaran dinyatakan secara jelas

15.Menyebut tujuan pembelajaran pada setiap unit

16.Mengarahkan pembelajaran pada penguasaan keterampilan berbahasa

 Penyajian unit dilakukan secara sirkular dan topikal

17.Menyajikan bahan ajar secara topikal 18.Menyajikan bahan ajar secara berulang dan

berkaitan

 Penyajian bahan ajar tiap unit dilakukan melalui kegiatan fisik

19.Menyajikan bahan ajar melalui berbagai kegiatan fisik

20.Menyajikan bahan ajar dengan visualisasi kegiatan

21.Menyajikan bahan ajar yang berkait dengan situasi lingkungan fisik pembelajar

 Penyajian bahan ajar secara terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik pembelajar

22.Menyajikan keterkaitan keterampilan berbahasa, sekurang-kurangnya dua keterampilan

23.Menyajikan bahan ajar yang beranjak dari bahasa lisan pada kelas rendah dan berlanjut ke bahasa tulis pada kelas tinggi

24.Menyajikan unsur bahasa (lafal,ejaan, kosakata, struktur) yang dihubungkan dengan keterampilan berbahasa

25.Menyajikan bahan ajar dari yang global dan mengerecut ke yang lebih kecil

 Penyajian bahan ajar mendorong

pembelajar secara aktif dan kreatif

26.Menuntut aktivitas pembelajar untuk mendengar, berbicara, membaca dan menulis pada tingkatannya

27.Mendorong pembelajar untuk aktif berkomunikasi

28.Mendorong pembelajar untuk kreatif berbahasa dengan menggunakan situasi konkrit

29.Mendorong pembelajar menggunakan bahasa sambil bermain dan beraktivitas fisik

 Latihan disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi (verbal dan non-verbal) dan menunjang pencapaian tujuan dalam kurikulum

30.Latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melafalkan 31.Latihan diberikan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata dan ujaran

32.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menyimak

33.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan berbicara

34.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan membaca

35.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menulis sederhana

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Draft Bahan Ajar Didasarkan pada penilaian Bahan Ajar oleh Wachyu Sundayana


(21)

Data yang diperoleh melalui uji coba terbatas hasil pengembangan draft yang telah dilakukan validasi oleh para ahli dan revisi sebelumnya, yakni berupa penilaian hasil pretest-postest, postest dilaksanakan setelah diberikan perlakuan terhadap sampel penelitian dengan menggunakan draft bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang kemudian dianalisis dengan menggunakan t-test dengan formula sebagai berikut:

Keterangan:

t : t-test

: Jumlah hasil pretest � : Jumlah hasil postest

�� : Jumlah hasil standar defiasi

Keterangan:

SD : Standar Deviasi : Jumlah hasil posttest

dikurangi pretest

N : Jumlah sampel

Keterangan:

��

: Jumlah Standar Defiasi

SD : Standar Defiasi n : Jumlah sampel

t =

x1

− x 2 SD

SD = � − � −

�� = ��


(22)

Keterangan:

DF : Lefel signifikasi

n : Jumlah sampel

F. Analisis Hasil Penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan pengolahan terhadap data yang diperoleh melalui hasil validasi produk dan uji coba terbatas produk. Semua data yang terhimpun, baik berupa hasil penilaian para ahli pengembang kurikulum dan ahli bahasa Inggris maupun hasil uji coba terbatas produk kesemuanya diolah yang selanjutnya dipergunakan untuk penyempurnaan desain bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Setiap data yang diperoleh dari validasi produk dianalisis berdasarkan komponen aspek yang dinilai sesuai kisi-kisi. Kemudian dihitung tingkat persetujuannya terhadap bahan ajar yang didesain. Besarnya tingkat persetujuan dinyatakan dalam bentuk prosentase persetujuan.

Untuk melakukan analisis terhadap semua hasil penelitan, baik terhadap data hasil studi pendahuluan, penilaian dari para ahli kurikulum dan bahasa Inggris, peneliti melakukan expert opinion, yaitu kegiatan mengkonsultasikan semua temuan yang berkaitan dengan penelitian ini kepada ahli pengembangan kurikulum dan bahasa Inggris juga kepada pembimbing penelitian ini. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dan saran yang lebih baik bagi perbaikan penelitian ini secara keseluruhan. Dengan harapan penelitian ini akan menghasilkan produk bahan ajar yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


(1)

penelitian. Sedangkan pengertian sampel seperti dijelaskan Winarno Surachmad (1989: 3), bahwa: "Sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi."

Dari kedua pendapat tersebut, bahwa yang dikatakan populasi adalah keseluruhan jumlah sumber data yang hendak di pelajari atau dikenal penelitian, sedangkan yang dinamakan sampel adalah merupakan sebagian dari populasi yang mewakili daripada populasi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa populasi dan sampel, merupakan dua pengertian yang harus dibedakan secara jelas dan tegas, sebab keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, namun saling berkaitan.

Target populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SD kelas satu dan guru bahasa Inggris di Kabupaten Bandung Barat.

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan purposive sa mpling

artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini penelitian dilakukan pada SD kelas satu di gugus III UPTD Cihampelas yang terdiri dari tujuh SD.

Sampel yang dipilih untuk melaksanakan uji coba terbatas terhadap draft pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang telah divalidasi oleh para ahli yakni siswa SDN 1 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat kelas satu yang terdiri dari 20 orang siswa.


(2)

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui teknik survey, dokumentasi, kuesioner, teknik wawancara dan uji coba terbatas pada hasil pengembangan draft. Survey dengan teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh pendapat-pendapat dari para nara sumber mengenai permasalahan yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris di Kabupaten Bandung Barat saat ini terutama dalam bahan ajar bahasa inggris SD kelas satu sehingga diketahui bagaimana situasi dan kondisi pembelajaran yang saat ini terjadi di lapangan, teknik dokumentasi untuk memperoleh sumber-sumber literatur yang akan mendukung kajian terhadap teori yang akan dipergunakan serta untuk memperoleh deskripsi materi pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan secara rasional dan tersrtuktur serta memiliki nilai validitas yang tinggi. Teknik kuesioner dipergunakan untuk memperoleh penilaian dan masukan dari para ahli terhadap desain bahan ajar yang dirancang oleh peneliti. Sedangkan uji coba terbatas pada hasil pengembangan produk yang telah dilakukan validasi oleh para ahli dan revisi sebelumnya dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah bahan ajar yang dikembangkan tersebut lebih efektif dan efisien dalam meningkakan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa dibandingkan bahan ajar yang lain.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui teknik kuesioner, yakni berupa penilaian para ahli kurikulum dan bahasa Inggris kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2009: 134) skala likert dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang


(3)

fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Agar jawaban dari setiap item pertanyaan dalam penelitian ini dapat analisis, maka setiap item jawaban diberi skor berupa angka. Adapun skor untuk item jawaban adalah sebagai berikut:

1. Sangat baik diberi skor 5

2. Baik diberi skor 4

3. Cukup diberi skor 3

4. Tidak baik diberi skor 2

5. Sangat tidak baik diberi skor 1

Adapun kisi-kisi instrumen penilaian draft bahan ajar yang telah di desain adalah sebagai berikut:

ASPEK KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN

Materi  Kesesuaian materi

dengan kurikulum yang berlaku

1. Memuat materi sesuai dengan tujuan yang

berlaku

2. Memuat materi sesuai dengan topik yang

disarankan

3. Memuat materi dengan fokus keterampilan

berbahasa

4. Memuat kegiatan pembelajaran yang

berkaitan dengan karakteristik siswa SD (activity-based; hands-on activity; circular; topic-based)

5. Memuat latihan yang berkaitan dengan

tujuan yang disarankan

 Kesesuaian materi

dengan karakteristik pembelajar

6. Memuat visualisasi yang sejalan dengan

lingkungan siswa

7. Memuat visualisasi yang sejalan dengan

topik

8. Memuat visualisasi yang variatif 9. Memuat visualisasi yang jelas, tegas dan

berwarna

10. Memuat kegiatan bermain yang sejalan

dengan topik yang berkait dengan dunia siswa SD

11. Memuat materi yang berkaitan kegiatan

(activity-based)


(4)

materi sesuai dengan pemahaman

pembelajar

13.Memuat kosakata yang berkait dengan

pengalaman pembelajar

14.Memuat organisasi materi secara sirkular dan topikal

Penyajian  Tujuan penyajian

pembelajaran dinyatakan secara jelas

15.Menyebut tujuan pembelajaran pada setiap

unit

16.Mengarahkan pembelajaran pada

penguasaan keterampilan berbahasa

 Penyajian unit dilakukan secara sirkular dan topikal

17.Menyajikan bahan ajar secara topikal

18.Menyajikan bahan ajar secara berulang dan

berkaitan

 Penyajian bahan ajar tiap unit dilakukan melalui kegiatan fisik

19.Menyajikan bahan ajar melalui berbagai kegiatan fisik

20.Menyajikan bahan ajar dengan visualisasi kegiatan

21.Menyajikan bahan ajar yang berkait dengan

situasi lingkungan fisik pembelajar

 Penyajian bahan ajar secara terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik pembelajar

22.Menyajikan keterkaitan keterampilan

berbahasa, sekurang-kurangnya dua keterampilan

23.Menyajikan bahan ajar yang beranjak dari bahasa lisan pada kelas rendah dan berlanjut ke bahasa tulis pada kelas tinggi

24.Menyajikan unsur bahasa (lafal,ejaan, kosakata, struktur) yang dihubungkan dengan keterampilan berbahasa

25.Menyajikan bahan ajar dari yang global dan mengerecut ke yang lebih kecil

 Penyajian bahan ajar mendorong

pembelajar secara aktif dan kreatif

26.Menuntut aktivitas pembelajar untuk mendengar, berbicara, membaca dan menulis pada tingkatannya

27.Mendorong pembelajar untuk aktif

berkomunikasi

28.Mendorong pembelajar untuk kreatif

berbahasa dengan menggunakan situasi konkrit

29.Mendorong pembelajar menggunakan

bahasa sambil bermain dan beraktivitas fisik

 Latihan disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi (verbal dan non-verbal) dan menunjang pencapaian tujuan dalam kurikulum

30.Latihan diberikan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam melafalkan

31.Latihan diberikan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata dan ujaran

32.Latihan diberikan untuk meningkatkan

keterampilan menyimak

33.Latihan diberikan untuk meningkatkan

keterampilan berbicara

34.Latihan diberikan untuk meningkatkan

keterampilan membaca

35.Latihan diberikan untuk meningkatkan

keterampilan menulis sederhana Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Draft Bahan Ajar Didasarkan pada penilaian Bahan Ajar oleh Wachyu Sundayana


(5)

Data yang diperoleh melalui uji coba terbatas hasil pengembangan draft yang telah dilakukan validasi oleh para ahli dan revisi sebelumnya, yakni berupa penilaian hasil pretest-postest, postest dilaksanakan setelah diberikan perlakuan terhadap sampel penelitian dengan menggunakan draft bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang kemudian dianalisis dengan menggunakan t-test dengan formula sebagai berikut:

Keterangan: t : t-test

: Jumlah hasil pretest � : Jumlah hasil postest

�� : Jumlah hasil standar defiasi

Keterangan:

SD : Standar Deviasi : Jumlah hasil posttest

dikurangi pretest

N : Jumlah sampel

Keterangan: ��

: Jumlah Standar Defiasi SD : Standar Defiasi

n : Jumlah sampel t =

x1

− x 2 SD

SD = � − � −

�� = ��


(6)

Keterangan:

DF : Lefel signifikasi

n : Jumlah sampel

F. Analisis Hasil Penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan pengolahan terhadap data yang diperoleh melalui hasil validasi produk dan uji coba terbatas produk. Semua data yang terhimpun, baik berupa hasil penilaian para ahli pengembang kurikulum dan ahli bahasa Inggris maupun hasil uji coba terbatas produk kesemuanya diolah yang selanjutnya dipergunakan untuk penyempurnaan desain bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Setiap data yang diperoleh dari validasi produk dianalisis berdasarkan komponen aspek yang dinilai sesuai kisi-kisi. Kemudian dihitung tingkat persetujuannya terhadap bahan ajar yang didesain. Besarnya tingkat persetujuan dinyatakan dalam bentuk prosentase persetujuan.

Untuk melakukan analisis terhadap semua hasil penelitan, baik terhadap data hasil studi pendahuluan, penilaian dari para ahli kurikulum dan bahasa Inggris, peneliti melakukan expert opinion, yaitu kegiatan mengkonsultasikan semua temuan yang berkaitan dengan penelitian ini kepada ahli pengembangan kurikulum dan bahasa Inggris juga kepada pembimbing penelitian ini. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dan saran yang lebih baik bagi perbaikan penelitian ini secara keseluruhan. Dengan harapan penelitian ini akan menghasilkan produk bahan ajar yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.