PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL.

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING

DALAM PERMAINAN SOFTBALL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi

Oleh Rifki Maulana

1006186

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING

DALAM PERMAINAN SOFTBALL Oleh:

Rifki Maulana

Karya Ilmiah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

© Rifki Maulana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Febuari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

RIFKI MAULANA 1006186

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING

DALAM PERMAINAN SOFTBALL

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001

Pembimbing II

Arif Wahyudi S.Pd NIP. 197405202001121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidika Indonesia

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001


(4)

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN

SOFTBALL ABSTRAK

Softball merupakan suatu permainan yang saat ini sudah menjadi salah satu materi wajib pada mata pelajaran penjas di sekolah terutama di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Fakta yang terjadi dilapangan, rata-rata dalam melakukan batting dan gerak motorik dalam pembelajaran tidak benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran batting dan kemampuan motorik terhadap hasil belajar batting dalam permainan softball. Metode yang digunakan pre-experimental design dengan desain one-group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang dengan jumlah 40 orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Liliefors dan Leven Tes for Equality of Variances. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar batting bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi berdasarkan rata-rata nilai pretest adalah 5 dan rata-rata nilai posttest adalah 10.67. Sedangkan pada kelompok kemampuan motorik rendah berdasarkan rata-rata nilai pretest adalah 3.41 dan rata-rata nilai posttest adalah 10.5. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran batting dan kemampuan motorik dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar batting pada permainan softball.

Kata Kunci : Batting, kemampuan motorik, Softball.

THE IMPACT OF BATTING LEARNING AND MOTORIC COMPETENCY TOWARD RESULT OF BATTING STUDY IN SOFTBALL GAME

ABSTRACT

Softball is a game that has become a must subject currently in sport lesson especially in Junior High School. But, in the fact there are some mistakes in batting and motoric movement when played softball game. The purpose of this research was to know efectivity of batting learning and motoric competency toward batting study in softball game. The method that used in this research was pre-experimental design with one-grup pretest-posttest design. Sample that used in this research was 40 students in 7th grade of 1st Lembang Junior High School. Data was analyzed using Liliefors test and Leven Test for Equality of Variances in SPSS 16.00 programme. The result shown that batting learning for the students that had high motoric competency had the average of pretest value was 5 and average value of posttest was 10.67. Meanwhile in students that had low motoric competency is had the average of pretest value is 3.41 and average value of posttest is 10.5. In this result, the conclusion of this research was batting learning and motoric competency had influence to increase the result of batting study in softball game.


(5)

(6)

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah ... 4

D.Batasan Masalah ... 5

E. Tujuan Penellitian... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 7 A.Kajian Pustaka ... 7

1. Pembelajaran... 7

2. Kemampuan Motorik ... 10

3. Permainan Softball ... 14

B. Kerangka Pemikiran ... 22

C.Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A.Lolasi, dan Subjek/ Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 26


(7)

D.Alur Penelitian ... 28

E. Definisi Operasional Variabel ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 32

G.Tes Keterampilan Memukul ... 32

H.Tes Motor Ability untuk Sekolah Menengah Pertama ... 39

I. Teknik Pengumpulan Data ... 40

J. Teknik Pengolahan Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian... 45

B. Pembahasan ... 49

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 51

A. Simpulan ... 51

B. Implikasi ... 52

C. Rekomendasi ... 53

Daftar Pustaka ... 54 Lampiran


(8)

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diridan individu untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Seorang guru dalam memberikan pembelajaran kepada siswa agar siswa dapat memahami tugas gerak perlu adanya suatu pendekatan yang efektif dan efisien. Berbagai macam pendekatan belajar yang ada saat ini dapat membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pendidikan jasmani pada saat pembelajaran berlangsung. Setiap guru cenderung mengembangkan satu macam pendekatan maupun gaya mengajar yang dianggap menyenangkan dalam proses belajar, namun seyogyanya guru dapat menguasai berbagai macam bentuk pendekatan agar proses pembelajaran tidak terkesan membosankan menurut Wina

(2006, hlm.125) menjelaskan bahwa, “pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap suatu pembelajaran”.

Dengan pendekatan belajar, seorang guru dapat melihat pengorganisasian siswa, posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan dan pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran. Peran guru sangat berpengaruh dalam menentukan


(9)

pendekatan pembelajaran yang akan disampaikan. Pada dasarnya manusia terutama anak-anak sangat suka dengan bermain, untuk itu seorang guru menggunakan pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah agar membawa situasi bermain pada saat pembelajaran, namun tetap dapat mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Menurut Wahjoedi (1999,hlm.121) yang sumber dari http://mariberkawand.blogspot.com/2011/08/pengertian-pendekatan-bermain.html(diakses pada 17 November 2014).

Kurikulum adalah sebuah komponen penting dalam sebuah sistem pendidikan yang berisi tentang seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dalam ruang lingkup kurikulum penjas terdapat point tentang permainan bola kecil dimana didalamnya meliputi permainan bola kecil dan salah satunya adalah permainan softball Permainan softball sekarang sudah menjadi materi wajib pada mata pelajaran penjas di sekolah terutama di tingkat Sekolah Menengah Pertama Selain dari itu permainan softball juga menjadi salah satu unit kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Salah satu tujuan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai pendukung kegiatan intrakurikuler baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.Permainan softball ini sangat menarik, karena dalam permainannya menggunakan seragam yang menarik dan menggunakan teriakan-teriakan dengan istilah asing.

Di Indonesia softball mirip dengan permainan Bola Kasti. Ini menjadi salah satu alasan penulis mengambil ekstrakurikuler softball sebagai variabel independen pada penelitian ini. Kebanyakan siswa sekarang lebih memilih sesuatu hal yang menarik dan gaya, oleh karena itu permainan softball cocok untuk siswa SMP yang ingin sesuatu yang menarik dan gaya. Kebugaran jasmani merupakan bagian dari kehidupan dan mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia, seperti yang dikemukakan oleh Giriwijoyo (2007:44) bahwa: “kebugaran jasmani ialah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu, atau dengan perkataan lain untuk dapat melaksanakan tugas fisik tertentu dengan

hasil yang baik”. Oleh karena itu, kegiatan/aktivitas yang dilakukan haruslah didukung dengan kebugaran jasmani, dan derajat kebugaran jasmani setiap


(10)

3

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu bersifat relatif yang dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan setiap hari. Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk meneliti pembelajaran batting dan kemampuan motorik siswa terhadap belajar batting dalam permainan softball, Penelitian ini dirasa sangat penting untuk mendapatkan fakta yang menunjukan apakah pembelajaran batting dan kemampuan motorik siswa terhadap belajar batting dalam permainan softball ini, ada atau tidak, dan bila terjadi peningkatan seberapa besarkah peningkatan dan perbedaannya.

Setelah melihat di lapang sebagian besar siswa pada saat akan melakukan batting, cara memegang bat/pemukul masih ada yang kurang baik dan hasil pukulannya pun tidak sesuai dengan apa yang di harapakan, pada saat perkenaan bola dengan bat/pemukul masih ada yang mengenai ujung bat/pemukul, dalam teknik pemukulan yang benar seharusnya perkenaan bola tepat mengenai badan bat/badan pemukul yang letaknya berada di antara ujung bat dan pangkal bat.

Oeleh sebab itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ pengaruh pemebelajaran batting dan kemampuan motorik terhadap belajar batting dalam permainan softball”

Tanpa disadari oleh siswa permainan softball ini sangat membantu menumbukan rasa percaya diri secara tidak langsung dan tidak hanya itu agar di dalam permainan softball di dalam permainanya pun sesuai dengan apa yang di harapkan seperti pada saat melakukan batting pukulannya hit and run, karena perkenaan bola pada bat itu pas oleh karena itu pentingnya pembelajaran batting dalam permainan softball.

Pembelajaran batting dan kemampuan motorik dalam hasil belajar permainan softball setelah melihat fakta yang terjadi dilapangan rata-rata dalam melakukan batting dan gerak motorik siswa dalam pembelajaran softball kebanyakan cara memegang bat dan pada saat melakukan swiing tidak benar dan pada saat melakukan swiing rata-rata sikap badan pada saat mau memukul bola menghadap ke atas, posisi badan seharusnya tidak menghadap ke atas melainkan sikap badan dan pada saat swiing melakukannya dengan stabil posisi badan tetap menghadap pada phcher dan pada saat melakukan swiing memegang bat ketiak


(11)

agak dibuka sejajar bahu kemudian ayunkan bat. Berdasarkan penjelasan diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul.

Dari uraian di atas, peneliti akan melakukan suatu penelitian pada siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lembang dengan judul : Pengaruh pembelajaran batting dan kemampuan motorik terhadap hasil belajar batting dalam permainan softball.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan diatas, bahwa pembelajaran batting dalam permainan softball dipengaruhi oleh beberapa faktor, maka beberapa masalah yang timbul dalam pembelajaran softball dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Siswa kurang berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan belajar permainan softball.

2. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif.

3. Kurangnya unsur-unsur permainan yang diberikan dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran permainan softball.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan “Apakah penerapan pembelajaran batting berpengaruh terhadap hasil belajar aspek afektif, kognitif dan psikomotrik dalam pembelajaran batting dalam permainan softball ?”

1. Seberapa besar hasil belajar batting bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi dalam pembelajaran batting ?

2. Seberapa besar hasil belajar batting bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah dalam pembelajaran batting ?


(12)

5

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, dapat ditentukan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk Tujuan penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah yang ingin diteliti yaitu :

1. Untuk mengetahui Pengaruh Pembelajaran Batting

2. Seberapa tinggi Kemampuan Motorik terhadap belajar Batting 3. Dan hasil belajar batting dalam Permainan Softball.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan konstribusi yang berarti bagi semua pihak terutama kepada mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, diantaranya :

1. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan, bahan kajian, serta sumbangan pemikiran dalam upaya penyempurnaan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar pembelajaran penjas. 2. Bagi guru dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi guru penjas dalam

mengajarkan materi softball agar tidak terpusat pada satu pendekatan mengajar saja.

3. Bagi siswa diharapkan memperoleh pembelajaran yang berarti guna meningkatkan perkembangan motorik siswa tersebut.

4. Sebagai referensi bagi mahasiswa yang tertarik dalam penelitian yang berhubungan dengan permainan softball.

F. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas maka diperlukan suatu batasan masalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independen) pada penelitian ini adalah pembelajaran batting. 2. Variabel terikat (dependen) pada penelitian ini adalah hasil pembelajaran

batting.


(13)

4. Pembelajaran softball yang diterapkan pada kelas eksperimen hanya siswa di SMPN 1 Lembang.

5. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Lembang sedangkan sampel berjumlah 40 orang yang diambil dengan teknik random.


(14)

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek / Populasi dan Sampel Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian ini di SMPN 1 Lembang. Penulis memilih SMPN 1 Lembang dikarenakan menurut guru penjas di SMP tersebut sejauh ini belum pernah ada penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran penjas yang dilakukan di SMP tersebut.

b. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih subyek tersebut berdasarkan atas kebutuhan penelitian itu sendiri dan berdasarkan atas situasi dan kondisi sekolah tersebut dengan tujuan agar lebih memudahkan dalam pelaksanaan penelitian karena siswa-siswi kelas VIII telah memilki cukup pemahaman dan lebih kooperative untuk kebutuhan penelitian ini dibandingkan dengan kelas rendah. Selain itu pemilihan subjek tersebut atas dasar saran dan masukan-masukan guru penjas dan guru-guru di sekolah tersebut sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil subjek penelitian akan di lakukan pada kelas VIII.

c. Waktu penelitian

Waktu untuk pemberian perlakuan selama penelitian adalah selama dua bulan yang dilaksanakan pada bulan Desember – Januari. Waktu pembelajaranya di laksanakan setiap satu minggu dua kali. Lama waktu penelitianya yaitu 60 menit setiap pertemuanya. Dimana dalam satu minggu itu sekali pertemuan pada saat jam pelajaran dan yang kedua pada saat di luar jam pelajaran. Dalam melakukan treatment peneliti memerlukan 12 kali pertemuan yang didalamnya terdapat 2 kali pertemuan untuk pre-test dan post-tes.


(15)

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti harus menentukan terlebih dahulu populasi yang akan dijadikan sebagai sumber data untuk keperluan penelitianya, populasi tersebut dapat berbentuk manusia, benda-benda alam, nilai-nilai dokumen dan peristiwa yang dapat dijadikan objek penelitian.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm.117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”. Sesuai dengan pendapat di atas populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII yang berjumlah 252 orang. Peneliti memilih populasi tersebut berdasarkan pertimbangan waktu, tempat, sarana dan prasarana serta atas dasar kesepakatan dengan guru PJOK SMPN 1 Lembang tersebut.

b. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat di generalisasikan pada populasi. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm. 118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Jadi sampel merupakan perwakilan atau bagian dari jumlah kelompok dengan karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang baik kesimpulanya dapat dikenakan kepada populasi (representatif).

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik randomsampling. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 82) random samplingadalah “dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa merhatikan starta yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen

Penggunaan sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang dengan jumlah 40 orang.


(16)

26

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing. Namun prinsip-prinsip umurnya memiliki banyak kesamaan. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian.

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian one-group pretest-posttest design yang terdapat di dalam pre-eksperimental design (nondesign). Dari sampel yang telah ditentukan kemudian dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa yaitu nilai keterampilan gerak dasarnya. Setelah mendapatkan hasil pretest kemudian diberi treatment permainan bola kecil (Kasti, Bola Bakar, dan Rounders). Lalu untuk mengetahui bagaimana permainan softball ini dapat mempengaruhi keterampilan gerak dasar siswa sekolah menengah pertamna pada mata pelajaran pendidikan jasmani dilakukan posttest. Dibawah ini adalah gambar one-group pretest-posttest design :

Desain penelitian one- group pretest-posttest design Sumber : Sugiyono : 2012

Keterangan:

O = Nilai pretest (sebelum diberikan treatment) O = Nilai posttest (sesudah diberikan treatment) X = Treatment

C. Metode Penelitian

Metode yang tepat diperlukan untuk menunjang tercapainya tujuan dalam melakukan suatu penelitian. Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk membantu dalam mengungkapkan suatu permasalahan. Sugiyono (2013, hlm. 3) : “Metode penelitian


(17)

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan data apalagi dalam hal pendidikan yang sangat penting bagi kelangsungan suatu bangsa. Dalam hal ini Sugiyono (2013, hlm. 6) memaparkan lebih rinci tentang metode penelitian bahwa :

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada giliranya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Efektif tidaknya suatu metode dilihat dari penggunaan waktu, fasilitasnya, biaya, dan tenaga kerja yang digunakan sehemat mungkin tetapi mencapai hasil yang maksimal. Suatu metode dikatakan efektif apabila penggunaanya sesuai dengan apa yang ditelitinya. Begitu pula sebaliknya suatu metode dapat juga menjadi tidak efektif bila tidak tepat dalam penggunaanya. Hasil penelitian yang telah dilakukan pun pasti akan rancu bila tidak tepat dalam pemilihan metodenya.

Metode penelitian yang di gunakan penulis untuk mengungkapkan permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian eksperimen. Sugiyono (2011, hlm. 72) mengemukakan bahwa “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Selanjutnya Sugiyono (2011, hlm 73) membagi jenis penelitian ekperimen berdasarkan desain menjadi empat jenis, yaitu Pre-experimental Design, True experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design. Dari ke empat jenis desain penelitian tersebut, peneliti menggunakan pendekatan desain Pre-experimental Design


(18)

28

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil tes

D. Alur Penelitian

Prosedur penelitian

Sample

Tes awal Tes akhir

Treatment

Pengelolaan dan analisis data

Sumber : Diolah penulis

E.Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Suatu konsep mengenai variabel yang sama dapat saja memiliki definisi operasional yang lebih dari satu dan berbeda-beda antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Jadi, suatu definisi operasional haruslah memiliki sebuah keunikan. Menurut Nazir (2005) dalam http://a-research.upi.edu/operator/upload /sadp030002chapter3.pdf definisi operasional adalah “suatu definisi yang diberikan kepada variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti,


(19)

atau menspesifikasikan kegiatan yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.” Kemudian definisi operasional juga diperlukan untuk menghindari kekeliruan dalam memahami permasalahan, perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah yang ada dalam variabel penelitian, antara lain :

Penelitian ini mempunyai tiga variabel, yaitu sebagai variabel pertama pembelajaran batting (variable independent), kemampuan motorik (variabel independent) dan hasil belajar batting sebagai variabel kedua (variabel dependent).

Adapun definisi operasional dari dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan. (W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa Indonesia, 2008).

2. Kemampuan Motorik adalah sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak. (Gagne.M.Robert, 1981),

3. Pembelajaran merupakan kerangka-kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar batting. ( Burder & Byrd, 1999)

(variabel independent) pembelajaran batting

(variabel independent) kemampuan motorik

Hasil belajar batting


(20)

30

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pendidikan Jasmani

Menurut Mahendra (2012, hlm. 21), “Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.”

2. Pembelajaran

Menurut Djuju Sudjana (2008, hlm.8) mengungkapkan pengertian pembelajaran adalah “Pembelajaran dapat diberi arti sebagai upaya yang sistematis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik (siswa, peserta didik, pelatihan, dll) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik (guru, tutor, pelatih dll) yang melakukan kegiatan pembelajaran”.

3. Permainan Bola Kecil

Permainan Bola Kecil adalah permainan yang memakai bola berukuran kecil (Ajang dkk. 2010, hlm. 26) . Tedapat banyak jenis permainan bola kecil seperti baseball,kasti rounders,kasti , tetapi peneliti hanya menggunakan pembelajaran batting tee, tosball, lempar samping dalam pembelajaran softball.

4. Keterampilan

Pengertian keterampilan menurut Yudha dan Rudhyanto (2005, hlm.7) “Keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial-emosional, kognitif, dan afektif (nilai-nilai moral)”.

5. Gerak Dasar

Menurut Sukintaka (1991, hlm.16) gerak dasar adalah “Kekuatan otot, kelentukan otot, daya tahan otot setempat, dan daya tahan kardiovaskular”. Keterampilan koordinasi motorik kasar meliputi kegiatan seluruh tubuh atau sebagian tubuh. Keterampilan koordinasi motorik kasar mencakup ketahanan, kecepatan, kelenturan, ketangkasan, keseimbangan dan kekuatan. Keterampilan koordinasi motorik kasar dapat dibagi kedalam tiga kelompok yaitu: Keterampilan lokomotor, Keterampilan non lokomotor, dan


(21)

Keterampilan manipulatif/memproyeksi. Menurut Awi Muhadi Wijaya (2009: 73) definisi keterampilan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan lokomotor meliputi gerak tubuh yang berpindah tempat yaitu: berjalan, berlari, melompat, meluncur, berguling, menderap, menjatuhkan diri, dan bersepeda. Keterampilan lokomotor membantu mengembangkan kesadaran anak akan tubuhnya dalam ruang. Kesadaran ini disebut kesadaran persepsi motorik yang meliputi kesadaranakan tubuh sendiri, waktu, hubungan ruang (spasial), konsep arah, visual dan pendengaran. Kesadaran ini akan terlihat dari usaha anak meniru gerakan-gerakan anak lain atau gurunya.

2. Keterampilan non lokomotor, yaitu menggerakkan anggata tubuh dengan posisi tubuh diam di tempat seperti: berayun, mengangkat, bergoyang, merentang, memeluk, melengkung, memutar, membungkuk, mendorong. Keterampilan ini sering di kaitkan dengan keseimbangan atau kestabilan tubuh, yaitu gerakan yang membutuhkan keseimbangan pada taraf tertentu.

3. Keterampilan manipulatif, meliputi penggunaan serta pengontrolan gerakan otot-otot kecil yang terbatas, terutama yang berada di tangan dan kaki. Keterampilan gerakan manipulatif, antara lain meregang, memeras, menarik, menggegam, memotong, meronce, membentuk, menggunting dan menulis. Keterampilan memproyeksi, menangkap dan menerima. Keterampilan ini dapat dilihat pada waktu anak menangkap bola, menggiring bola, melempar bola , menendang bola, melambungkan bola, memukul dan menarik.

Sedangkan menurut Schmidt dalam Sinulingga (2000, hlm.21) menjelaskan bahwa :

“motor learning is a set of processes associated with pratica or experience leading to

relatively permanent changes in the capability for skilled performance.” Maksudnya

belajar keterampilan gerak merupakan seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan dalam kapabilitas untuk bereaksi dalam situasi tertentu. Menurut Lutan (1988, hlm.94),” jika suatu keterampilan dipandang


(22)

32

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai aksi motorik atau pelaksanaan suatu tugas, maka keterampilan itu akan terdiri dari sejumlah respons motorik dan persepsi yang diperoleh melalui belajar”.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sebuah alat pengumpul data. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2009, hlm.99) mengemukakan bahwa instrument dibedakan menjadi beberapa jenis , antara lain 1) Tes, 2) Skala pengukuran, 3) observasi, dan 4) sosiometri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes sebagai alat pengumpulan datanya. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2009, hlm.100) bahwa:

Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan, (tes tulisan, lisan, tindakan). Hasil pengukuran biasanya berupa data kuantitatif (sebagian besar) bisa pula berupa data kualitatif. Data kuantitatif dari alat ukur ini umumnya data interval, sehingga dapat diperoleh dengan teknik-teknik statistika. Ada dua jenis tes, yaitu tes prestasi belajar (achievement test) dan tes intelegensi/bakat/kecerdasan.

G. Tes Keterampilan Memukul

Untuk mengetahui keberasilan siswa dalam belajar di butuhkan penelitian yaitu melalui tes seperti yang di sampaikan Nurhasan (2007, hlm. 3) “tes merupakan alat ukur digunakan untuk memperoleh data yang obyektif tentang hasil belajar siswa” dalam pelaksanaan penelitian menggunakan tes Fungo Batting.


(23)

(24)

34

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Table 3.1

Petunjuk Penilaian Productive Hitting

No. Produktifitas Hitting Nilai

1.

 Swing gagal

 Takes (melepas) bola strike ketiga

 Foul tip

0

2.

Swing foul ball (ground fly)

 Ke arah backstop (langsung)

 Ke daerah dugout 1 – dugout 3

1

3.

 Swing foulball (ground/fly) tidak jauh dari dugout

 Hit popfly ball di daerah infield (fair/foul)

2

4.

 Swing and hits fair ground ball (lemah)

 Hits humpback line drive (agak melengkung) ke Fair teritori di depan outfielders

3

5.

 Swing and hits ground ball – fair (keras)

 Hits long fly ball (cukup keras)

 Hits line drive fuol ball yang jatuh dekat foul line

4

6.

 Swing and hits line drive baik menyusur di tanah maupun udara

 Hits home run

5

Setiap orang atau subjek diberikan kesempatan 5 kali memukul Adapun pelaksanaan tes fungo bat adalah sebagai berikut :

Subjek berdiri dalam satu batter box sambil memegang batt dan bola kemudian ia melambungkan bola tersebut anatara lutut sampai kepala, tangan kiri memegang bat dan tangan kanan melambungkan bola dengan segera ia memukul bola itu kearah outfielder. Setiap orang diberikan 5 kali kesempatan memukul, nilai 5 kali pukulan tersebut kemudian dijumlahkan.


(25)

Prosedur pelaksanaan tes adalah sebagai berikut : 1. Bahan dan perlengkapan tes

a. Lapangan b. Bola softball c. Batt atau pemukul d. Counts

e. Meteran 2. Pelaksanaan tugas

a. Seorang mencatat angka, menghitung repetisi pukulan dan merangkap sebagai pengamat pukulan terhadap pukulan yang sah

b. Seorang sebagai pembantu member bola untuk melakukan pukulan c. Seorang mengambil bola.

3. Program pembelajaran keterampilan memukul

Table 3.2

Program Pembelajaran Memukul Bola dalam Permainan Softball

Minggu Pertemuan Materi kegiatan Keterangan

1

1-2

o Pendahuluan

Berisi pemanasan berupa peregangan statis lari keliling lapangan dan peregangan dinamis (10menit).

o Inti

Setiap orang melakukan

pembelajaran memukul sebanyak 45x dengan rincian :

Batting tee : 15 repetisi x 3 set Istirahat 20detik /set.

Pemanasan dipimpin oleh salah satu seorang siswa, pengajar memperagakan bentuk

pembelajaran, mengoreksi kesalahan dan mengawasi


(26)

36

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

o Penutup

Berisi gerakan pelemasan lari keliling lapangan dan evaluasi kegiatan (10menit). kegiatan pembelajaran. 2 3-4 o Pendahuluan

Berisi pemanasan berupa peregangan statis lari keliling lapangan dan peregangan dinamis (10menit).

o Inti

Setiap orang melakukan

pembelajaran memukul sebanyak 51x dengan rincian :

Batting tee : 17 repetisi x 2 set Toss ball 17 repetisi x 1 set Istirahat 20detik /set.

o Penutup

Berisi gerakan pelemasan lari keliling lapangan dan evaluasi kegiatan (10menit). Pemanasan dipimpin oleh salah satu seorang siswa, pengajar memperagakan bentuk pembelajaran, mengoreksi kesalahan dan mengawasi kegiatan pembelajaran. 3 5-6 o Pendahuluan

Berisi pemanasan berupa peregangan statis lari keliling lapangan dan peregangan dinamis (10menit).

o Inti

Setiap orang melakukan

Pemanasan dipimpin oleh salah satu seorang siswa, pengajar memperagakan bentuk


(27)

pembelajaran memukul sebanyak 56x dengan rincian :

Toss ball 14 repetisi x 4 set Istirahat 20detik /set.

o Penutup

Berisi gerakan pelemasan lari keliling lapangan dan evaluasi kegiatan (10menit). pembelajaran, mengoreksi kesalahan dan mengawasi kegiatan pembelajaran. 4 7-8 o Pendahuluan

Berisi pemanasan berupa peregangan statis lari keliling lapangan dan peregangan dinamis (10menit).

o Inti

Setiap orang melakukan

pembelajaran memukul sebanyak 56x dengan rincian :

Toss ball 14 repetisi x 1 set Side ball 14 repetisi x 3 set Istirahat 20detik /set.

o Penutup

Berisi gerakan pelemasan lari keliling lapangan dan evaluasi kegiatan (10menit). Pemanasan dipimpin oleh salah satu seorang siswa, pengajar memperagakan bentuk pembelajaran, mengoreksi kesalahan dan mengawasi kegiatan pembelajaran. 5 o Pendahuluan

Berisi pemanasan berupa peregangan statis lari keliling lapangan dan peregangan dinamis

Pemanasan dipimpin oleh salah satu seorang siswa,


(28)

38

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9-10 (10menit).

o Inti

Setiap orang melakukan

pembelajaran memukul sebanyak 60x dengan rincian :

Toss ball 12 repetisi x 4 set Side ball 12 repetisi x 1 set Istirahat 20detik /set.

o Penutup

Berisi gerakan pelemasan lari keliling lapangan dan evaluasi kegiatan (10menit). pengajar memperagakan bentuk pembelajaran, mengoreksi kesalahan dan mengawasi kegiatan pembelajaran. 6 11-12 o Pendahuluan

Berisi pemanasan berupa peregangan statis lari keliling lapangan dan peregangan dinamis (10menit).

o Inti

Setiap orang melakukan

pembelajaran memukul sebanyak 65x dengan rincian :

long hitting 13 repetisi x 5 set Istirahat 20detik /set.

o Penutup

Berisi gerakan pelemasan lari keliling lapangan dan evaluasi kegiatan (10menit). Pemanasan dipimpin oleh salah satu seorang siswa, pengajar memperagakan bentuk pembelajaran, mengoreksi kesalahan dan mengawasi kegiatan pembelajaran.


(29)

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes yang berkaitan dengan bidang kajian penelitian yaitu keterampilan gerak dasar. Adapun tes yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H. Tes Motor Ability untuk Sekolah Menengah Pertama

Tes Motor Ability ini digunakan untuk mengukur kemampuan gerak dasar bagi siswa. Menurut Cholil dan Nurhasan (2007, hlm.135) menjelaskan bahwa “Tes ini mempunyai realibilitas sebesar 0,93 dan validitasnya sebesar 0,87.” Tes ini terdiri dari 4 butir tes yaitu :

a. Tes Shutle Run 4 X 10 meter

1) Tujuan : Mengukur kelincahan dalam bergerak mengubah arah 2) Alat/Fasilitas : Stopwatch, lintasan yang lurus dan datar dengan jarak 10

meter

3) Pelaksanaan : Start dilakukan berdiri. Pada aba-aba “bersedia” orang coba berdiri dengan salah satu ujung jari sedekat mungkin dengan garis strart.

b. Tes Stork Stand Positional Balance

1) Tujuan : Mengukur keseimbangan tubuh 2) Alat/Fasilitas : Stopwatch

3) Pelaksanaan : Subyek berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kedua tangan bertolak pinggang, kedua mata dipejamkan, lalu letakan kaki kanan pada lutut kaki kiri sebelah kanan. Pertahankan sikap tersebut selama mungkin

4) Skor : Dihitung waktu yang dicapai dalam mempertahankan sikap di atas sampai dengan tanpa memindahkan kaki kiri dari tempat semula.

c. Tes Lari Cepat 30 meter

1) Tujuan : Mengukur kecepatan lari

2) Alat/Fasilitas : Stopwatch, lintasan lurus dan rata sejauh 30 meter, bendera. 3) Pelaksanaan : Start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba “bersedia”


(30)

40

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

start. Aba-aba “siap” subyek siap untuk lari menuju garis finish dengan jarak 30 meter, sampai melewati garis finish.

4) Skor : Dihitung waktu yang ditempuh dalam melakukan lari sejauh 30 meter.

d. Tes Lempar Tangkap bola jarak 1 meter ke tembok

1) Tujuan : Mengukur kemampuan koordinasi mata dan tangan 2) Alat/Fasilitas : Bola tenis, stopwatch, tembok/dinding

3) Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola tenis dengan kedua tangan di depan dada. Aba-aba “ya” sebyek dengan segera melakukan lempar tangkap ke dinding selam 30 detik.

4) Skor : Dihitung jumlah tangkapan bola yang dapat dilakukan selama 30 detik.

I. Teknik Pengumpulan Data

Seperti telah dijelaskan pada bagian metode dan pendekatan penelitian, penulis menggunakan metode penelitian Pre-experimental Design dengan desain one-group pretest-posttest design.

Pada pelaksanaan pengumpulan data, penulis melakukan tes awal terlebih dahulu pada sampel atau disebut dengan pre-test mengenai tes motor ability. Sampel diberikan tes shuttle run 4x10 meter, tes lempar tangkap bola, tes strock stand positional, dan tes lari cepat 30 meter untuk mengetahui keadaan awal mereka terhadap keterampilan gerak dasar.

Selanjutnya sampel diberikan perlakuan yaitu permainan bola kecil. Jumlah pertemuan dalam pelaksanaan perlakuan adalah 12 kali pertemuan dengan setiap pertemuanya sampel diberikan permainan bola kecil yaitu yang pertama permainan bola kasti, kemudian permainan bola bakar dan yang terakhir permainan rounders. Dengan diberikan perlakuan ini diharapkan sampel dapat terbiasa memainkan permainan bola kecil sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar, selain itu guna melestarikan warisan budaya negeri.


(31)

Table 3.3

Rancangan program setiap pertemuan akan dijelaskan pada tabel dibawah ini : Rancangan Program Setiap Pertemuan

No LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN WAKTU

1

PENDAHULUAN

Peneliti Sampel

Berdoa dan cek sampel Berdoa 10 menit

Penyampaian tujuan Mendengarkan dan

bertanya

Apabila ada yang kurang

Dipahami Menjelaskan mengenai cara

Melaksanakan (batting tee, tostball, dan lempar samping)

Menyimak dan bertanya apabila ada yang kurang dipahami

2

INTI

25 menit

Peneliti Sampel

Memperhatikan dan memberikan Bantuan apabila ada sampel yang tidak mengerti atau memahami tentang teknik batting tee, tostball, dan lempar samping.

Memainkan permainan softball.

3

PENUTUP

5 Menit

Peneliti Sampel


(32)

42

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel di atas adalah program umum yang dilakukan pada setiap pelaksanaan eksperimen. Selain melaksanakan treatment yang dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan dalam 2 bulan, penulis juga bekerjasama dengan guru mata pelajaran penjas di sekolah..

J. Teknik Pengolahan Data.

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam suatu tes, harus dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes tersebut. Tujuan dari prosedur tes dan pengukuran ini untuk memudahkan dalam melakukan tes, sehingga pelaksanaan dan hasilnya dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisisdata dengan statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan menggunakan rumus yang dirujuk dari Sudjana (dalam Iwa 2013. Hlm. 38-40).

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

X =�� Keterangan :

X = skor rata-rata yang dicari

�� = jumlah nilai data � = jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

� = √� −� − � ²

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel


(33)

3. Uji Normalitas Data

Untuk uji normalitas data dengan uji Liliefors. Kemudian menginterpretasikan hasil dari penghitungan normalitas pada keputusan normalitas liliefors menurut Stanislaus (2009 hlm. 46) sebagai berikut :

a) Jika I, hitung (Sig) > I, tabel, maka instrument berdistribusi normal. b) Jika I, hitung (Sig) < I, tabel, maka instrument tidak berdistribusi normal.

4. Uji Homogenitas Data

Untuk menguji homogenitas digunakan Levene’Test, Menurut Stanislaus (2009 hlm. 161) “uji Levene Test digunakan untuk menguji apakah sampel sebanyak k memiliki variance yang sama. Langkah-langkahnya menggunakan program SPSS 16.0 ialah sebagai berikut :

1) Membuat hipotesis

Ho : data berasal dari populasi yang homogen Ha : data berasal dari populasi yang tidak homogen

2) Membuat Analisis varians homogen menggunakan Leven Tes for Equality of Variances pada program SPSS.16.0.

3) Menginterpretasikan hasil yang diperoleh dengan keputusan jika Sig, (one tailed) > 0,005, maka Ho diterima tetapi jika Sig (one tailed) < 0,05, maka Ho ditolak.

4) Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka digunakan rumus sebagai berikut :

= �̅ − �̅

� +2 2


(34)

44

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya membuat hipotesis dengan kalimat dan hipotesis dengan statistic Hipotesis kalimat

Ho : Permainan bola kecil tidak berpengaruh secara signifikan terhadapketerampilan gerak dasar siswa

Ha : Permainan bola kecil berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan gerak dasar siswa


(35)

BAB V

Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Besar hasil belajar batting bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi adalah 6%, dimana berdasarkan rata-rata nilai pretest adalah 5 dan rata-rata nilai postesta dalah 10.67 sehingga diperoleh nilai indeks gain adalah 6% dan telah terbukti secara nyata dapat meningkatkan keterampilan memukul bola dalam permainan softball.

2. Besar hasil belajar batting bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah adalah 7%, dimana berdasarkan rata-rata nilai pretest adalah 3.41 dan rata-rata nilai posttest adalah 10.5 sehingga diperoleh nilai indeks gain adalah 7% dan telah terbukti secara nyata dapat meningkatkan keterampilan memukul bola dalam permainan softball.

Dari hasil yang didapat berdasarkan penelitian maka dapat diambil kesimpulan untuk mengahasilkan pukulan yang baik, perlu menguasai teknik batting namun dalam hal ini sistem motoric pada siswa tidak terlalu mempengaruhi keberhasilan karena untuk kelompok motoric rendah maupun kelompok motoric tinggi sama-sama mengalami peningkatan hasil belajar secara nyata dimana setelah diberi treatment teknik batting, sehingga dapat disimpulkan treatmenlah yang lebih berperan dalam meningkatatkan hasil belajarsiswa.


(36)

52

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, adanya pengaruh dalam pembelajaran batting dan kemampuam motorik siswa mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan softball. Adanya hasil positif yang ditunjukkan tersebut, dapat memberikan informasi yang berguna dalam proses pembelajaran di bidang lain, khususnya dalam pembelajaran penjas. Pembelajaran yang berbasis kompetensi motorik siswa jika terus menerus dilakukan terutama dalam mata pembelajaran penjas yang dituntut untuk mengedepankan kemampuan fisik siswa. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, adanya pengaruh dalam pembelajaran batting dan kemampuam motorik siswa mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan softball. Adanya hasil positif yang ditunjukkan tersebut, dapat memberikan informasi yang berguna dalam proses pembelajaran di bidang lain, khususnya dalam pembelajaran penjas.

Pembelajaran yang berbasis kompetensi motorik siswa jika terus menerus dilakukan terutama dalam mata pembelajaran penjas yang dituntut untuk mengedepankan kemampuan fisik siswa akan meningkatkan kemampuan siswa dalam berbagai bidang di mata pembelajaran penjas. Oleh karena itu, penulis berharap metode pembelajaran yang mengedepankan peningkatan kemampuan motorik dapat diaplikasikan dalam jenis olahraga lain selain permainan softball, sehingga dari peningkatan motorik tersebut penulis berharap metode pembelajaran olahraga di sekolah mampu menjadi rekomendasi bagi siswa untuk mengoptimalkan kemampuan motorik. Diharapkan meningkatkan kemampuan siswa dalam berbagai bidang di matapembelajaran penjas. Oleh karena itu, penulis berharap metode pembelajaran yang mengedepankan peningkatan kemampuan motorik dapat diaplikasikan dalam jenis olahraga lain selain permainan softball, sehingga dari peningkatan motorik tersebut penulis berharap metode pembelajaran olahraga di sekolah mampu menjadi rekomendasi bagi siswa untuk mengoptimalkan kemampuan motorik siswa.


(37)

C. Rekomendasi

Sehubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi lembaga pendidikan diharapkan untuk selalu memberikan pengenalan permainan bola kecil yang saat ini mulai jarang digunakan, agar permainan bola kecil seperti softball tidak hilang dengan perkembangan zaman yang semakin modern. 2. Bagi pihak sekolah di harapkan selalu menjaga dan melestarikan permainan bola

kecil khususnya permainan softball, karena dapat membantu peserta didik dalam eksplorasi keterampilan gerak dasar, serta mengetahui dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam permainan bola kecil itu sendiri yang mengadopsi dari kehidupan bermasyarakat.

3. Bagi guru pendidikan jasmani diharapkan untuk selalu memperhatikan kebutuhan siswa sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan materi yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik sesuai dengan karakteristik peserta didik, menurut peneliti bermain merupakan cara paling efektif dan efisien untuk menyampaikan materi.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi, karena penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian oleh karena keterbatasan waktu, tenaga serta biaya.


(38)

54

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ajang, dkk. (2010) Permainan Bola Kecil. PJKR .FPOK. UPI.

Eko Suwarso dan Sumarya. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jakarta : Kemendiknas.

Hundarta, J.S & Saputra, Yudha M. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Juliantine, Tite. (2013). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK UPI: Bandung.

Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Departemen P&K Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta

Lutan. (2005), Teori Belajar Keterampilan Motorik Konsep dan Penerapanya. Program Pasca Sarjana. UPI. Depdiknas.

Mahendra Agus. (2007). Teori Belajar Motorik. FPOK UPI: Bandung.

Mudhofir (1987, hlm.30) dalam buku belajar dan pembelajaran Toto dkk (2009)

Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI : Bandung

Pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 )

Syarifuddin, Aip dan Muhadi. (1992/1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 Tentang Sistem Pendidikan Nasional [Online] Tersedia di : http://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/05/05/softball-perkembangannya/ [diakses 17 november 2014].

[Online] Tersedia di : http://www.slideshare.net/achmadsurya/pengertian-penjas [diakses 17 november 2014].

[Online] Tersedia di : http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/[diakses 26 november 2014].


(39)

[Online] Tersedia di : http://revahithozi.blogspot.com/2011/10/soft-ball-kdi.html [diakses 26 november 2014].

[Online] Tersedia di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Cerika%20Rismayanthi,%20S.Or./S TIMULASI%20MOTORIK%20ANAK.pdf . [diakses 26 febuari 2015].


(1)

44

Selanjutnya membuat hipotesis dengan kalimat dan hipotesis dengan statistic Hipotesis kalimat

Ho : Permainan bola kecil tidak berpengaruh secara signifikan terhadapketerampilan gerak dasar siswa

Ha : Permainan bola kecil berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan gerak dasar siswa


(2)

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Besar hasil belajar batting bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi adalah 6%, dimana berdasarkan rata-rata nilai pretest adalah 5 dan rata-rata nilai postesta dalah 10.67 sehingga diperoleh nilai indeks gain adalah 6% dan telah terbukti secara nyata dapat meningkatkan keterampilan memukul bola dalam permainan softball.

2. Besar hasil belajar batting bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah adalah 7%, dimana berdasarkan rata-rata nilai pretest adalah 3.41 dan rata-rata nilai posttest adalah 10.5 sehingga diperoleh nilai indeks gain adalah 7% dan telah terbukti secara nyata dapat meningkatkan keterampilan memukul bola dalam permainan softball.

Dari hasil yang didapat berdasarkan penelitian maka dapat diambil kesimpulan untuk mengahasilkan pukulan yang baik, perlu menguasai teknik batting namun dalam hal ini sistem motoric pada siswa tidak terlalu mempengaruhi keberhasilan karena untuk kelompok motoric rendah maupun kelompok motoric tinggi sama-sama mengalami peningkatan hasil belajar secara nyata dimana setelah diberi treatment teknik batting, sehingga dapat disimpulkan treatmenlah yang lebih berperan dalam meningkatatkan hasil belajarsiswa.


(3)

52

B. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, adanya pengaruh dalam pembelajaran batting dan kemampuam motorik siswa mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan softball. Adanya hasil positif yang ditunjukkan tersebut, dapat memberikan informasi yang berguna dalam proses pembelajaran di bidang lain, khususnya dalam pembelajaran penjas. Pembelajaran yang berbasis kompetensi motorik siswa jika terus menerus dilakukan terutama dalam mata pembelajaran penjas yang dituntut untuk mengedepankan kemampuan fisik siswa. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, adanya pengaruh dalam pembelajaran batting dan kemampuam motorik siswa mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan softball. Adanya hasil positif yang ditunjukkan tersebut, dapat memberikan informasi yang berguna dalam proses pembelajaran di bidang lain, khususnya dalam pembelajaran penjas.

Pembelajaran yang berbasis kompetensi motorik siswa jika terus menerus dilakukan terutama dalam mata pembelajaran penjas yang dituntut untuk mengedepankan kemampuan fisik siswa akan meningkatkan kemampuan siswa dalam berbagai bidang di mata pembelajaran penjas. Oleh karena itu, penulis berharap metode pembelajaran yang mengedepankan peningkatan kemampuan motorik dapat diaplikasikan dalam jenis olahraga lain selain permainan softball, sehingga dari peningkatan motorik tersebut penulis berharap metode pembelajaran olahraga di sekolah mampu menjadi rekomendasi bagi siswa untuk mengoptimalkan kemampuan motorik. Diharapkan meningkatkan kemampuan siswa dalam berbagai bidang di matapembelajaran penjas. Oleh karena itu, penulis berharap metode pembelajaran yang mengedepankan peningkatan kemampuan motorik dapat diaplikasikan


(4)

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rekomendasi

Sehubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi lembaga pendidikan diharapkan untuk selalu memberikan pengenalan permainan bola kecil yang saat ini mulai jarang digunakan, agar permainan bola kecil seperti softball tidak hilang dengan perkembangan zaman yang semakin modern. 2. Bagi pihak sekolah di harapkan selalu menjaga dan melestarikan permainan bola

kecil khususnya permainan softball, karena dapat membantu peserta didik dalam eksplorasi keterampilan gerak dasar, serta mengetahui dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam permainan bola kecil itu sendiri yang mengadopsi dari kehidupan bermasyarakat.

3. Bagi guru pendidikan jasmani diharapkan untuk selalu memperhatikan kebutuhan siswa sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan materi yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik sesuai dengan karakteristik peserta didik, menurut peneliti bermain merupakan cara paling efektif dan efisien untuk menyampaikan materi.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi, karena penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian oleh karena keterbatasan waktu, tenaga serta biaya.


(5)

54

DAFTAR PUSTAKA Ajang, dkk. (2010) Permainan Bola Kecil. PJKR .FPOK. UPI.

Eko Suwarso dan Sumarya. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jakarta : Kemendiknas.

Hundarta, J.S & Saputra, Yudha M. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Juliantine, Tite. (2013). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK UPI: Bandung.

Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Departemen P&K Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta

Lutan. (2005), Teori Belajar Keterampilan Motorik Konsep dan Penerapanya. Program Pasca Sarjana. UPI. Depdiknas.

Mahendra Agus. (2007). Teori Belajar Motorik. FPOK UPI: Bandung.

Mudhofir (1987, hlm.30) dalam buku belajar dan pembelajaran Toto dkk (2009) Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI :

Bandung

Pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 )

Syarifuddin, Aip dan Muhadi. (1992/1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 Tentang Sistem Pendidikan Nasional [Online] Tersedia di : http://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/05/05/softball-perkembangannya/ [diakses 17 november 2014].


(6)

Rifki Maulana, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BATTING DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR BATTING DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[Online] Tersedia di : http://revahithozi.blogspot.com/2011/10/soft-ball-kdi.html [diakses 26 november 2014].

[Online] Tersedia di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Cerika%20Rismayanthi,%20S.Or./S TIMULASI%20MOTORIK%20ANAK.pdf . [diakses 26 febuari 2015].