NASKAH PUBLIKASI Kemandirian Belajar Matematika Siswa Cerdas Istimewa Bakat Istimewa Di Kelas III Semester II SDN Cemara Dua No. 13 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

NASKAH PUBLIKASI

KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA CERDAS
ISTIMEWA BAKAT ISTIMEWA DI KELAS III SEMESTER II
SDN CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :
MURTI CAHYANI
A. 410 080 332

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

PENGESAHAN


KEMANDIRIAN BEI,AJAR MATEMATIKA SISWACERI}AS
ISTIMEWA BAKAT ISTIMEWA DI KELAS IU SEMESTER U
SDN CEMARA DUA NO. 13 ST]RAKARTA
TAIIT]N AJARAN 2fifiNolj2
Dipersiapkan dan Disusun Oleh:

MURTI CAITYAI\TI
A 410 080 332

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

luli20t2

Pada tanggal

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Diterima
Susunan Dewan Penguji:
1.


Prof. Dr.Sutamq M.Pd

,

Drs. Slamet

ItW, mPd

3. Rllta P Khotimah It[.Sc
Surakarta
Universitas Muhammadiyatr Surakarta
Fakultas Keguruan dan Jlmu Pendidikan

r*x
*1

kl

1


*\a

t{,\
\\?
ilt

KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA CERDAS
ISTIMEWA BAKAT ISTIMEWA DI KELAS III SEMESTER II
SDN CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
Murti Cahyani1, Prof. Dr. Sutama, M.Pd2, dan Drs. Slamet H.W, M.Pd3
1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, murticahyani@yahoo.co.id
2
3

Staf Pengajar UMS Surakarta, sutama_mpd@yahoo.com


Staf Pengajar UMS Surakarta, slamethw0406@yahoo.com

Abstract
Purpose of the study describes the characteristics of independent learning of
students in aspects of the Personal Attributes relating to learner motivation,
Processes aspects relating to autonomous learning, Learning Context aspects
related to factors independent learners, and the factors that affect the
independence of a special study of intelligent and talented student special. This
type of qualitative research. Informants in this study were school principals,
teachers and students of SDN Cemara Dua Surakarta. Data collection techniques
used interviews, observation and documentation.Techniques of data analysis done
with the stage of data collection, data reduction, data presentation and conclusion
or verification. Validity of the technique used triangulation of data sources and
triangulation techniques. Results of the study: (1) Characteristics of students' selfsufficiency in terms of the Personal Attributes include the motivation, the use of
learning resources and learning strategies. (2) Characteristics of self-sufficiency
in terms of student learning Processes include planning, implementation, and,
evaluation. (3)Characteristics of self-reliance aspect of student learning in
Learning Context includes the structure and tasks or exercises. (4)Factor
independence savvy students special talents include: student motivation, values,
readiness and mastery of the material, appreciation, knowledge and ideals, and

health.
Keywords: Learning Independence, Independence aspects, Exceptional Student
Intelligent and Talent Special

PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan
menghargai perbedaan (pendapat, sikap, dan kemampuan prestasi) dan berlatih
untuk bekerja sama mengkomunikasikan gagasan, hasil kreasi, dan temuannya
kepada guru dan siswa lain. Dalam kegiatan itu dibutuhkan kemandirian siswa
dalam

belajar

baik

sendiri

maupun

bersama


teman-temannya

untuk

mengembangkan potensinya masing-masing dalam belajar matematika.
Konsep belajar mandiri sebenarnya berakar dari konsep pendidikan
dewasa. Belajar mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia. Dengan kata lain,
belajar mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa.
Belajar mandiri sebagai kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan
dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Dalam
kegiatan pembelajaran, kemandirian sangat penting karena kemandirian
merupakan sikap pribadi yang sangat diperlukan oleh setiap individu. Dengan
kemandirian,

siswa


cenderung

belajar

lebih

baik,

mampu

memantau,

mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara
efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir
dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional.
Siswa yang mempunyai kemandirian belajar mampu menganalisis permasalahan
yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun bekerja sama dengan
kelompok, dan berani mengemukakan gagasan.
Kemandirian belajar yang dimiliki siswa diharapkan dapat memanfaatkan
waktu di sekolah maupun di rumah, buku-buku pegangan yang ditetapkan oleh

guru, perpustakaan sekolah dan lain sebagainya. Kemandirian ini menekankan
pada aktivitas siswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab atas
keberhasilannya

dalam

belajar.

Dengan

demikian

kemandirian

belajar

mengembangkan kognitif yang tinggi, hal ini disebabkan karena terbiasa

menghadapi tugas dan sumber belajar yang ada, serta mengadakan diskusi dengan
teman bila menghadapi kesulitan. Anak yang memiliki kesadaran diri tersebut

dianggap sebagai anak yang Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa.
Konsep berkecerdasan istimewa (giftedness) berubah dari konsep
perkembangan single dimensi, yang memandang giftedness sebagai keistimewaan
dalam hal perkembangan kognitif semata, menjadi konsep multidimensional dan
dinamis yang menyangkut bukan hanya perkembangan kognitif tapi juga berbagai
aspek tumbuh kembang, kepribadian, gaya belajar, dan lingkungan. Oleh sebab
itu, guru maupun pendidik perlu memahami karakter khusus tersebut agar dapat
segera mengenali anak-anak atau murid-muridnya yang memiliki kecerdasan dan
keberbakatan istimewa ini.
Perkembangan anak-anak cerdas dan berbakat istimewa telah banyak
diketahui memiliki perkembangan yang lebih cepat dari teman sebayanya, anak
berkecerdasan istimewa dengan perkembangan yang cepat mendahului teman
sebaya itu sebagai anak yang mengalami lompatan perkembangan. Salah satu
karakter yang menonjol dari anak-anak cerdas dan berbakat istimewa ini adalah
keunikan dalam hal menerima stimulus atau rangsangan. Apabila seorang anak
tidak atau terlambat terdeteksi sebagai anak dengan lompatan perkembangan,
maka akan menyebabkan masalah dalam perkembangan sosial emosionalnya.
Semakin lambat lompatan perkembangan ini terdeteksi, masalah yang ditimbulkan
akan semakin besar pula.
Menyadari kekhususan atau keunikan anak-anak dengan kecerdasan dan

keberbakatan istimewa ini, maka pendidik atau guru perlu tanggap dalam
mengenali murid-muridnya yang tergolong dalam klasifikasi ini. Adanya loncatan
pada satu atau beberapa bagian tumbuh kembangnya akan menyebabkan tumbuh
kembang itu mengalami ketidaksinkronan yang dapat berakibat dalam
perkembangan lain termasuk perkembangan perilaku, sosial emosional, dan juga
inteligensinya.

STRATEGI PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah.
Untuk memperoleh data sebagai acuan pembuatan suatu penelitian harus
mendapatkan data yang akurat yang dapat dipertanggungjawabkan oleh semua
pihak. Sumber data primer adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa
yang menerima tindakan, sedangkan data sekunder berupa data dokumentasi.
Teknik pengunpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Teknik Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh pengamat lain, untuk

mengetahui proses pembelajaran matematika di kelas 3C SDN Cemara
Dua No.13 Surakarta untuk mengamati kemandirian belajar siswa.
2) Teknik Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2005:186). Wawancara dilakukan
terhadap siswa dan guru memperoleh informasi mengenai pendapat siswa
dan guru tentang proses kemandirian belajar matematika. Wawancara ini
berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun.
3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dari bermacam-macam
sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat
dimana responden melakukan kegiatan. Dokumentasi bertujuan untuk
mengungkapkan fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan penelitian.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh
adalah analisis data kualitatif, yang mengikuti konsep yang diberikan Miles and

Huberman. Menurut Miles and Huberman mengemukakan aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus
pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dan datanya sampai jenuh.
Lebih lanjut diuraikan analisis data dengan cara analisis interaktif model yaitu
keterangan atau data dari responden dikumpulkan kemudian diolah dengan
memilih data yang diperlukan saja, sedangkan data yang tidak diperlukan
disingkirkan kemudian data yang diperoleh disajikan. Apabila data yang didapat
dirasa kurang maka peneliti akan mencari lagi di lapangan untuk mendapat data
yang lebih lengkap. Sebagai langkah akhir kemudian diambil suatu kesimpulan
berdasarkan data-data yang diperoleh dari lapangan tersebut. Oleh karenanya
teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Pengumpulan data
Data-data yang diperoleh di lapangan dicatat atau direkam dalam bentuk
naratif, yaitu uraian data yang diperoleh dari lapangan apa adanya tanpa
adanya komentar peneliti yang berbentuk catatan kecil. Dari catatan
deskriptif ini, kemudian dibuat catatan refleksi yaitu catatan yang berisi
komentar, pendapat atau penafsiran peneliti atas fenomena yang ditemui di
lapangan.
b.

Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan jalan membuat abstraksi, yakni membuat
rangkuman yang inti, membuat data yang tidak perlu, mengatur data dan
pertanyaan pertanyaan yang perlu dijaga agar tetap berada di dalamnya,
sehingga penarikan kesimpulan (verifikasi) akhir dari penelitian dapat
dilakukan dengan mudah oleh peneliti.

c. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian kualitatif berupa teks naratif.
d. Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik kemandirian belajar siswa dalam aspek Personal Attributes
Siswa mempunyai motivasi dalam dirinya sendiri dan orang tua
memotivasinya saat belajar di rumah. Sebelum mengajar guru memberikan
motivasi kepada siswa agar meningkatkan semangat belajar dan prestasi
siswa. Motivasi belajar yang dimiliki siswa pada saat kegiatan pembelajaran
terlihat ketika siswa senang belajar matematika, belajar atas keinginan sendiri
tanpa diperintah oleh orang tua, menyempatkan mengulang materi pelajaran
matematika yang diberikan di kelas ketika ada materi yang belum dipahami,
tekun, bersemangat, tidak mudah putus asa dalam mengerjakan soal-soal
matematika, dan belajar matematika secara teratur meskipun tidak ada PR.
Siswa mempunyai kebiasaan belajar di rumah kurang lebih 2-3 jam setiap
harinya. Menemukan kesulitan dalam menjawab soal, siswa bertanya kepada
orang tua atau saudara. Pemanfaatan sumber belajar lain yang didapat lewat
perpustakaan dengan meminjam atau membacanya. Meminjam buku
diperpustakaan sangat membantu siswa dalam menyelesaikan suatu soal yang
belum diketahui, siswa dapat memilih jenis buku yang akan dipinjam maupun
dibaca.
Hasil penelitian

Anik Wijayanti (2006) dengan judul penelitian

“Pengaruh Kemandirian Siswa Dalam Belajar dan Pola Asuh Terhadap
Prestasi Belajar Matematika ditinjau dari Kelengkapan Fasilitas Belajar” yang
menyatakan meningkatkan keyakinan motivasi dan pembelajaran mandiri
merupakan komponen kunci dalam menentukan prestasi. Memanfaatkan
perpustakaan sekolah, kesulitan belajar siswa dapat teratasi dan kunjungan ke
perpustakaan sekolah harus dijadikan sebagai kebiasaan rutin. Selain di
sekolah siswa juga belajar di rumah selama 1 jam.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Anik
Wijayanti adalah guru dan orang tua sama-sama memberikan motivasi kepada
siswa. Siswa bertanya kepada orang tua atau saudara apabila menemukan

kesulitan dan siswa juga memiliki kebiasaan belajar di rumah selain di
sekolah. Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada murid untuk
meminjam buku di perpustakaan dalam mengatasi soal yang susah atau pun
kurang dimengerti.
Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu
terdapat pada waktu belajar di rumah, dimana hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti menyebutkan waktu belajar siswa di rumah selama 2-3 jam dan
siswa selalu mengulang materi yang telah mereka pelajari di sekolahan.
Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Anik Wijayanti menyebutkan
waktu belajar siswa selama 1 jam dan tidak semua siswa mengulang kembali
materi yang telah dipelajari di rumah dan waktu belajar di rumah.
2. Karakteristik kemandirian belajar siswa dalam aspek Processes
Aspek Planning seorang guru sebelum memulai kegiatan belajar
mengajar , beliau membuat jadwal pelajaran bersama dengan guru lain. Guru
menyusun target nilai sesui dengan KKM, apabila nilai kurang mencukupi
guru mengadakan remidiasi terhadap siswa tersebut. Menggali daya ingat
siswa guru biasanya memberi soal-soal sebagai pengayaan dan latihan. Siswa
dalam memulai pelajaran juga membuat jadwal pelajaran sebagai pedoman
kegiatan pelajaran. Setelah mengerjakan PR dari guru, siswa merancang apa
yang akan dipelajari untuk persiapan pelajaran besok sesuai dengan jadwal
yang dibuat. Sebelum kegiatan pelajaran dimulai, siswa mempersiapkan buku
dan alat tulisnya. Kegiatan siswa dalam pelaksanaan (monitoring) antara lain
tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran walaupun guru tidak hadir
mendampingi murid. Siswa tidak mengobrol dengan teman atau bercanda saat
guru menjelaskan materi pelajaran matematika. Apabila ada soal yang tidak
dimengerti, berani bertanya kepada guru dan meminta penjelasan secara rinci.
Dalam kegiatan evaluasi (evaluation), guru memberikan umpan balik kepada
siswa agar mengetahui seberapa jauh siswa dapat memahami materi yang
telah disampaikan. Siswa memperhatikan umpan balik dari guru agar

mengetahui letak kesalahan dan mencoba mengerjakan kembali soal atau
tugas di rumah.
Hasil penelitian Anik Wijayanti (2006) menyimpulkan bahwa guru
menyusun semua agenda pembelajaran untuk memulai kegiatan pembelajaran
dan mengevaluasi kesalahan siswa dalam menjawab soal. Dalam kegiatan
pembelajaran siswa selalu mempersiapkan alat tulisnya dalam pembelajaran.
Guru selalu memberikan latihan soal untuk menggali daya ingat siswa tentang
materi yang telah dipelajari.
Persamaan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian terdahulu adalah siswa selalu mempersiapkan alat tulisnya sebelum
pembelajaran dimulai, guru memberikan latihan-latihan soal kepada siswa
agar mereka terbiasa dalam mengerjakannya selain itu, guru juga memberikan
umpan balik guna untuk menggali daya ingat siswa.
3. Karakteristik kemandirian belajar siswa dalam aspek Learning Context
Faktor structure (struktur) siswa terlihat sangat antusias dalam belajar
secara kelompok. Guru membagi murid secara berkelompok dan memberi
nama kelompok masing-masing sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Misalkan dalam pembelajaran tentang bangun datar. Siswa memberi nama
kelompok masing-masing sesuai dengan nama bangun yang dipilih, kemudian
mereka presentasi tentang bangun yang dipilih. Pemanfaatan kegiatan belajar
dengan menggunakan soal pada LKS dan soal yang diberikan guru sangat
bermanfaat. Setelah guru menerangkan materi, siswa diberi soal sebagai
latihan. Untuk mengukur tingkat kemandirian siswa dalam mengerjakan soal,
guru menggunakan LKS sebagai acuan dalam tugas. Kemandirian siswa
dalam mengerjakan soal sangat terlihat jelas. Siswa mengerjakan dengan
sungguh-sungguh tanpa menengok jawaban maupun bertanya kepada teman.
Mereka mencoba dan berusaha mengerjakannya sendiri.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Yekti
Rahayu (2006) dengan judul penelitian ”Peningkatan Prestasi Belajar Melalui
Problem Posing dan Tugas Terstruktur” yang menyatakan penugasan dalam

mengerjakan LKS siswa memiliki tanggung jawab perorangan, hal tersebut
memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran, yaitu siswa jadi lebih
mandiri dalam kegiatan belajar. Namun, kenyataannya tidak semua siswa
mengerjakan soal secara mandiri masih banyak siswa yang bertanya pada
teman.Persamaan penelitiannya yaitu setelah memberikan penjelasan materi
guru memberikan latihan kepada siswa untuk mengerjakan soal pada LKS,
dalam mengerjakan latihan tersebut siswa sangat teliti guna membentuk
kepribadian siswa dalam sikap tanggung jawab saat mengerjakan soal.
Perbedaan penelitiannya terdapat pada sikap siswa saat mengerjakan
soal. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyebutkan bahwa
semua siswa mengerjakan soal secara mandiri sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti terdahulu menyatakan tidak semua siswa dalam
mengerjakan soal secara mandiri karena masih banyak siswa yang bertanya
kepada temannya.
4. Faktor-Faktor Kemandirian Belajar Siswa Cerdas Istimewa Bakat Istimewa
Siswa sangat mandiri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan di luar pelajaran. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi
kemandirian siswa yaitu adanya motivasi yang menyebabkan siswa terdorong
untuk selalu aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas. Dukungan sangatlah
penting bagi siswa untuk menyemangati siswa agar selalu tumbuh minat dan
semangat dalam mengikuti setiap kegiatan. Nilai juga merupakan faktor paling
penting yang mempengaruhi kemandirian. Kesiapan dan penguasaan materi
juga cukup mempengaruhi siswa untuk selalu mandiri dalam kelas, karena
apabila siswa sudah benar-benar menguasai materi yang akan dibahas , akan
menunjukkan adanya kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik
serta dengan segala kesiapan materi yang telah dipelajari siswapun dapat aktif
dan mandiri di kelas. Penghargaan sosial juga mempengaruhi siswa mandiri
dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa ingin selalu diakui
keberadaannya serta keinginan siswa untuk selalu disenangi dan dijadikan

panutan bagi siswa yang lain. Pengetahuan dan cita-cita merupakan salah satu
alasan bagi siswa selalu mandiri mengikuti segala kegiatan yang mampu
menunjang kemampuan dan cita-cita yang ingin dicapainya. Faktor lain yang
mempengaruhi kemandirian

siswa yaitu kesehatan, faktor ini cukup

berpengaruh karena apabila kesehatan jasmani terganggu maka siswa tidak
mampu berpikir jernih dan tidak mampu berkonsentrasi dengan baik.
Hasil penelitian Amalia Putri Pratiwi (2010) dengan judul” Hubungan
Antara Kecemasan Akademis Dengan Self-Regulated Learning Pada Siswa
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di SMP Negeri 7 Surakarta”
menyimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa dipengaruhi sifat internal
(terdiri dari inteligensi, motivasi belajar, minat, bakat, sikap, persepsi, dan
kondisi fisik) dan ada yang bersifat eksternal (terdiri dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat).
Heidrun Stoeger (2005) dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan mengenai kemandirian belajar dengan nilai. Penggunaan
kemandirian yang efektif dapat diukur melalui hasil kinerjanya seperti nilai
sekolah.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anik Wijayanti (2006)
menyebutkan tidak semua sifat internal dijelaskan hanya beberapa yaitu
motivasi, nilai serta kesiapan dan penguasaan materi. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak selamanya faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar
seseorang selalu sama antara orang yang satu dengan orang yang lain. Selain
itu kadar pengaruh dari masing-masing faktor yang mempengaruhi keaktifan
dan kemandirian belajar pun berbeda antara siswa yang satu dengan siswa
yang lain.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Amalia
Putri Pratiwi yaitu motivasi belajar, sedangkan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Anik Wijayanti yaitu motivasi, nilai serta kesiapan dan
penguasaan materi, sedangkan hasil penelitian Heidrun Stoeger hubungan
kemandirian belajar hanya dengan nilai dalam menentukan prestasi akademik.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu dimana
dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyebutkan selain
motivasi, nilai , kesehatan serta kesiapan dan penguasaan materi juga terdapat
penghargaan, pengetahuan dan cita-cita serta kesehatan. Karena faktor-faktor
tersebut sangat berpengaruh terhadap kemandirian serta prestasi akademik
siswa. Sedangkan didalam penelitian terdahulu hanya disebutkan beberapa
faktor yaitu motivasi, nilai , kesehatan serta kesiapan dan penguasaan materi.

SIMPULAN
1. Karakteristik kemandirian belajar siswa dalam aspek Personal Attributes
meliputi motivasi yang dimiliki siswa baik dari diri sendiri maupun dari luar,
penggunaan sumber belajar yang benar dan strategi pembelajaran yang sesuai.
2. Karakteristik kemandirian belajar siswa dalam aspek
Planning (perencanaan) guru

Processes meliputi

dalam memulai pelajaran, Monitoring

(pelaksanaan) guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan Evaluating
(evaluasi) pembelajaran untuk menggali daya ingat siswa.
3. Karakteristik kemandirian belajar siswa dalam aspek

Learning Context

meliputi Structure (struktur) dalam mengerjakan soal dan Nature of Task
(tugas atau latihan soal) dalam konteks pembelajaran.
4. Faktor-Faktor Kemandirian Belajar Siswa Cerdas Istimewa Bakat Istimewa
a. Motivasi siswa, berasal dari dalam diri siswa dan luar diri siswa.
b. Nilai, berhubungan dengan prestasi yang ingin dicapai.
c. Kesiapan dan penguasaan materi, faktor ini mempengaruhi kesiapan siswa
dalam menghadapi pelajaran.
d.

Penghargaan, merupakan kebanggaan dari penghargaan diri di lingkungan
sosial.

e. Pengetahuan dan cita-cita, berhubungan dengan banyaknya ilmu yang
didapat serta cita-cita yang ingin dicapai.
f. Kesehatan, berhubungan dengan kesiapan kondisi fisik siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Al Khatib, S, A. (2010). “Meta-cognitive self-regulated learning and motivational
beliefs as predictors of college students’ performance”,International
Journal for Research in Education (IJRE) No. 27
Butler, D.L. (2002). Individualizing Instrction in Self-Regulated Learning.
http//articles.findarticles.com/p/articles/mi_mOQM/is_2_41/ni
Diakses tanggal 9 Maret 2012 jam 17.00 WIB
Djmarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Herman. 2010. “ Konsep Kemandirian Belajar”.
http://achsan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4487/BAB+III.doc
Diakses tanggal 10 Maret 2012 jam 20.00 WIB
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jambi: Gaung
Persada Press
Moleong, L.J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Pratiwi, Amalia Putri. 2010. Hubungan Antara Kecemasan Akademis Dengan
Self-Regulated Learning Pada Siswa Rintisan Bertaraf International di
SMP Negeri 7 Surakarta. Surakarta. UMS (tidak diterbitkan).
Rahayu, Yekti. 2006. Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Problem Possing dan
Tugas Terstruktur. Surakarta: Skripsi. UMS ( tidak diterbitkan )
Song and Hill. (2007). A Conceptual Model for Under Standing Self-Directed
Learning in Online Environments. Journal of Interactive Online Learning,
Volume 6, Number 1. University of Georgia.
Stoeger, H. and Ziegler, A. 2005. “ Evaluation of an Elementary Classroom SelrRegulated Learning Program For Gifted Mathematics Underachievers”,
International Education Journal Vol. 6 No. 2, 261-27.

Sugiono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Anggota Ikatan
Penerbit Indonesia
Sunaryo, Ilham dan Surtikanti. 2011. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
(INKLUSIF). UMS. Surakarta
Umar Tirtarahardja dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Wijayanti, Anik. 2006. Pengaruh Kemandirian Siswa Dalam Belajar dan Pola
Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari
Kelengkapan Fasilitas Belajar. Surakarta: Skripsi. UMS (tidak
diterbitkan)

Dokumen yang terkait

engembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Karakter Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012

0 12 19

Hubungan Pendekatan Personal terhadap Kecerdasan Emosi dan Hasil Belajar Siswa CIBI (Cerdas Istimewa Bakat Istimewa) pada Mata Pelajaran IPA (kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 4 5

Kajian Yuridis Pembentukan Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta

0 6 13

Pembelajaran Matematika Siswa di SD Istimewa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Pria Tangerang

2 6 141

Historical Learning Analysis On Cerdas Istimewa Class In Sma Negeri 3 Wonogiri

0 0 13

Pengaruh Pembelajaran Sekolah Lima Hari, Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa XII Pemasaran SMK Negeri 1 Surakarta Ajaran 2018/2019

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas IV SDN Ngampin 01 Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 201

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas IV SDN Ngampin 01 Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 201

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas IV SDN Ngampin 01 Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 201

0 2 49