Analisis Perlintasan Kereta Api Jalur Ganda Tanpa Palang Pintu di Jalan Ciharashas Desa Cilame Kecamatan gamprah Kabupaten Bandung Barat.

(1)

ANALISIS PERLINTASAN KERETA API JALUR GANDA TANPA PALANG PINTU DI JALAN CIHARASHAS DESA CILAME

KECAMATAN NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil

Oleh : Abdul Muhyi

1104207

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ANALISIS PERLINTASAN KERETA API JALUR GANDA TANPA PALANG PINTU DI JALAN CIHARASHAS DESA CILAME KECAMATAN

NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Abdul Muhyi

Sebuah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

©Abdul Muhyi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Tugas Akhir ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak


(3)

LEMBAR PENGESAHAN Abdul Muhyi

1104207

ANALISIS PERLINTASAN KERETA API JALUR GANDA TANPA PALANG PINTU DI JALAN CIHARASHAS DESA CILAME KECAMATAN

NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

Bandung, Mei 2015 Menyetujui dan mengesahkan,

Pembimbing I

Dr. Ir. Drs. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, MT. NIP. 19641018 199101 1 001

Pembimbing II

Dr. Rina Marina Masri, MP. NIP.19650530 199101 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ketua Program Studi

Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Teknik Sipil DPTS FPTK UPI

Drs. Sukadi, M.Pd.,MT Drs. H. Rakhmat Yusuf, MT


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Analisis Perlintasan

Kereta Api Jalur Ganda Tanpa Palang Pintu Di Jalan Ciharashas Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabuparen Bandung Barat” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2015 Pembuat Pernyataan,


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Jalur Kereta Api ... 8

2.2 Perlintasan KA ... 9

2.2.1. Perlintasan Sebidang ... 9

A. Persyaratan Perlintasan Sebidang ... 9

B. Persyaratan Prasarana Jalan dan KA pada Perlintasan Sebidang ... 13

C. Penentuan Perlintasan Sebidang ... 22

2.2.2. Perlintasan Tidak Sebidang ... 28

A. Perlintasan Tidak Sebidang Dimana Jalan di Atas Jalur Kereta Api ... 28

B. Perlintasan Tidak Sebidang Dimana Jalan di Bawah Jalur Kereta Api ... 31

2.3 Dampak Perlintasan ... 32

2.3.1. Perlintasan Sebidang Tanpa Palang Pintu ... 32

2.3.2. Perlintasan Sebidang Dengan Palang Pintu ... 32


(6)

2.5 Lalu Lintas Harian Rata-Rata... 41

2.5.1. Karakteristik Komponen Lalu Lintas ... 41

2.5.2. Arus (Flow) ... 42

2.5.3. Kapasitas (Capacity) ... 43

2.5.4. Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation) ... 43

2.5.5. Kepadatan (Density) ... 45

2.6 Studi Kelayakan Finansial... 45

2.7 Studi Kelayakan Lingkungan ... 48

2.7.1. Usaha Wajib AMDAL ... 48

2.7.2. Dokumen Lingkungan Hidup ... 49

2.8 Peraturan dan Perundangan yang Mendukung Kajian ... 56

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

3.1 Lokasi Penelitian ... 58

3.2 Metode Penelitian ... 59

3.3 Prosedur Penelitian ... 61

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 67

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 71

4.1.1. Kondisi Eksisting ... 72

4.2 Pembahasan ... 83

4.2.1. Frekuensi Kereta di Lokasi Studi ... 83

4.2.2. LHR Kendaraan di Lokasi Studi ... 88

4.2.3. Penentuan Alternatif Perlintasan Kereta Api di Lokasi Studi ... 113

4.2.4. Studi Kelayakan Finansial ... 129

4.2.5. Studi Kelayakan Lingkungan ... 142

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 306

5.1 Simpulan ... 306

5.2 Rekomendasi ... 309

DAFTAR RUJUKAN ... 310 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR GAMBAR

2.1.Kemiringan jalan pada perlintasan jalan dengan jalur kereta api ... 11 2.2.Potongan melintang perlintasan sebidang kereta api dengan plat beton .... 12 2.3.Potongan melintang perlintasan sebidang kereta api dengan balok kayu .. 12

2.4.Potongan melintang perlintasan sebidang kereta api dengan perkerasan aspal ... 12

2.5.Rambu peringatan persilangan datar dengan lintasan kereta api berpintu . 14 2.6.Rambu peringatan persilangan datar dengan lintasan kereta api tanpa

pintu ... 15 2.7.Rambu peringatan jarak ... 16 2.8.Rambu peringatan berupa kata-kata ... 16 2.9.Rambu larangan berjalan terus, wajib berhenti sesaat dan meneruskan

perjalanan setelah mendapat kepastian aman dari lalu lintas arah lainnya 17 2.10.Rambu larangan berjalan terus pada persilangan persilangan sebidang

lintasan kereta api jalur tunggal, wajib berhenti sesaat untuk mendapatkan kepastian aman ... 18 2.11.Rambu larangan berjalan terus pada persilangan persilangan sebidang

lintasan kereta api jalur ganda, wajib berhenti sesaat untuk mendapatkan kepastian aman ... 19 2.12.Rambu larangan berbalik arah bagi kendaraan bermotor maupun tidak

bermotor ... 19 2.13.Rambu larangan berupa kata-kata ... 20 2.14.Contoh pemasangan rambu marka dan perlengkapan lampu pada

perlintasan sebidang ... 21 2.15.Lebar lajur dan dimensi median jalan pada perlintasan jalan 2 lajur 2

arah dengan jalur kereta api ... 22 2.16.Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari

dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata ... 23 2.17.Contoh Perlintasan tanpa pintu pada jalan dua lajur dua arah dengan


(8)

2.18.Contoh perlintasan berpintu pada jalan dan lajur dua arah dengan jalur

tunggal kereta api ... 26

2.19.Contoh perlintasan berpintu pada jalan empat lajur dua arah dengan jalur tunggal kereta api ... 26

2.20.Contoh perlintasan berpintu pada jalan empat lajur dua arah dengan jalur ganda kereta api ... 27

2.21.Desain pintu perlintasan kereta api ... 27

2.22.Ruang bebas kendaraan pada perlintasan tidak sebidang overpass ... 28

2.23.Ruang bebas rel tunggal di tikungan ... 29

2.24.Ruang bebas rel tunggal lurus ... 29

2.25.Ruang bebas rel ganda lurus ... 30

2.26.Ruang bebas rel ganda di Tikungan ... 30

2.27.Penempatan rambu pengaman berupa portal (WF = 400 x 300 mm) pada underpass dengan tinggi maksimum ... 32

2.28.Bagan Dampak-dampak lingkunganyang tercantum dalam RKL-RPL ... 53

3.1. Lokasi penelitian ... 58

3.2. Lokasi penelitian ... 59

3.3. Prosedur Penelitian ... 61

3.4. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata ... 66

3.5. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata ... 69

4.1. Rambu larangan jalan terus ... 75

4.2. Rambu larangan jalan terus dari arah Cilame ... 76

4.3. Rambu larangan jalan terus dari arah Cimareme ... 76

4.4. Rambu peringatan perlintasan KA berpintu... 77

4.5. Rambu peringatan perlintasan KA tanpa pintu ... 77

4.6. Rambu peringatan persilangan datar dengan lintasan KA berpintu di lokasi studi ... 78

4.7. Rambu larangan berjalan terus pada persilangan sebidang lintasan KA jalur ganda ... 78


(9)

4.8. Rambu larangan berjalan terus pada persilangan sebidang lintasan KA

jalur ganda di lokasi studi ... 79

4.9. palang portal bambu ... 80

4.10.Pos pangkalan ojek & gapura masjid ... 81

4.11.Bangunan semi permanen di bantaran rel ... 81

4.12.Pemukiman warga ... 82

4.13.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Sabtu ... 85

4.14.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Minggu ... 85

4.15.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Senin ... 85

4.16.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Selasa ... 86

4.17.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Rabu ... 86

4.18.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Kamis ... 86

4.19.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Jumat ... 87

4.20.Grafik frekuensi perjalanan kereta seminggu ... 87

4.21.Grafik hasil pengamatan LHR hari Sabtu arah Cimareme ... 90

4.22.Grafik hasil pengamatan LHR hari Sabtu arah Cilame ... 90

4.23.Grafik hasil pengamatan LHR hari Sabtu dua arah ... 90

4.24.Grafik hasil pengamatan LHR hari Minggu arah Cimareme ... 92

4.25.Grafik hasil pengamatan LHR hari Minggu arah Cilame ... 92

4.26.Grafik hasil pengamatan LHR hari Minggu dua arah ... 92

4.27.Grafik hasil pengamatan LHR hari Senin arah Cimareme ... 94

4.28.Grafik hasil pengamatan LHR hari Senin arah Cilame ... 94

4.29.Grafik hasil pengamatan LHR hari Senin dua arah ... 94

4.30.Grafik hasil pengamatan LHR hari Selasa arah Cimareme ... 96

4.31.Grafik hasil pengamatan LHR hari Selasa arah Cilame ... 96

4.32.Grafik hasil pengamatan LHR hari Selasa dua arah ... 96

4.33.Grafik hasil pengamatan LHR hari Rabu arah Cimareme ... 98

4.34.Grafik hasil pengamatan LHR hari Rabu arah Cilame ... 98

4.35.Grafik hasil pengamatan LHR hari Rabu dua arah ... 98

4.36.Grafik hasil pengamatan LHR hari Kamis arah Cimareme ... 100

4.37.Grafik hasil pengamatan LHR hari Kamis arah Cilame ... 100


(10)

4.39.Grafik hasil pengamatan LHR hari Jumat arah Cimareme ... 102

4.40.Grafik hasil pengamatan LHR hari Jumat arah Cilame ... 102

4.41.Grafik hasil pengamatan LHR hari Jumat dua arah ... 102

4.42.Grafik rekapitulasi hasil pengamatan LHR kendaraan seminggu ... 104

4.43.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Sabtu ... 114

4.44.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Minggu ... 116

4.45.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Senin ... 118

4.46.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Selasa ... 120

4.47.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Rabu ... 122

4.48.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Kamis ... 124

4.49.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Jumat ... 126

4.50.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan seminggu ... 128

4.51.Grafik Pay Back Period Flyover ... 136

4.52.Grafik Pay Back Period Underpass ... 141

4.53.Grafik kualitas air... 151

4.54.Grafik angin ... 152

4.55.Grafik kadar SO2 di udara pertahun ... 153

4.56.Grafik kadar NO2 di udara pertahun... 153

4.57.Grafik kadar CO di udara pertahun ... 154

4.58.Grafik kadar pm10 di udara pertahun ... 154

4.59.Grafik tingkat kebisingan pertahun ... 155

4.60.Diagram alir dampak penting hipotetik pembangunan perlintasan tidak sebidang Jalan Ciharashas Desa Cilame ... 174 4.61.Proses pelingkupan AMDAL Pembangunan perlintasan tidak sebidang 175


(11)

4.62.Grafik kualitas air... 210

4.63. Grafik angin ... 211

4.64.Grafik kadar SO2 di udara pertahun ... 212

4.65.Grafik kadar NO2 di udara pertahun... 212

4.66.Grafik kadar CO di udara pertahun ... 213

4.67.Grafik kadar pm10 di udara pertahun ... 213

4.68.Grafik tingkat kebisingan pertahun ... 214

4.69.Diagram evaluasi dampak rencana kegiatan pembangunan perlintasan tidak sebidang jalan Ciharashas ... 271


(12)

DAFTAR TABEL

2.1. Kelas Jalan Kereta Api ... 8

2.2. Jadwal KRD Bandung Raya (Cicalengka – Padalarang)... 34

2.3. Jadwal KRD Bandung Raya (Padalarang – Cicalengka)... 34

2.4. Jadwal kereta api lokal Cibatu ... 36

2.5. Jadwal KA Argo Parahyangan ... 37

2.6. Jadwal KA Ciremai Ekspres (Cirebon-Bandung PP) ... 38

2.7. Jadwal KA Harina (Sb.Pasarturi-Bandung-Sb.Pasarturi) ... 39

2.8. Jadwal KA Serayu Pagi ... 39

2.9. Jadwal KA Serayu Malam ... 40

2.10. Ekivalensi Kendaraan Penumpang (emp) Untuk Jalan 2/2 UD ... 42

3.1. Instrumen penelitian pengambilan data jumlah kendaraan ... 68

3.2. Instrumen penelitian pengambilan data frekuensi kereta ... 69

4.1. Identifikasi jalan di lokasi studi ... 72

4.2. Rekapitulasi perlintasan kereta api di wilayah DAOPS 2 ... 73

4.3. Rincian lokasi perlintasan di wilayah Kab.Bandung Barat ... 74

4.4. Shift warga penjaga perlintasan ... 82

4.5. Frekuensi perjalanan kereta yang melintas di lokasi studi seminggu83 4.6. EMP untuk jalan perkotaan ... 88

4.7. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Sabtu ... 89

4.8. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Minggu ... 91

4.9. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Senin ... 93

4.10. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Selasa ... 95

4.11. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Rabu ... 97

4.12. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Kamis ... 99

4.13. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Jumat ... 101

4.14. Rekapitulasi LHR kendaraan selama seminggu ... 103

4.15. Perhitungan arus ... 105

4.16. Perhitungan kepadatan ... 106

4.17. Kapasitas dasar pada jalan perkotaan 2-lajur 2-arah tak-terbagi (2/2 UD) (Co) ... 107


(13)

4.18. Faktor penyesuaian kapasitas akihat lebar jalur lalu-lintas (FCW) 108

4.19. Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah (FCSP)... 109

4.20. Kelas hambatan samping ... 109

4.21. Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FCSF) .. 110

4.22. Hasil perhitungan derajat kejenuhan ... 111

4.23. Tingkat pelayanan jalan ... 112

4.24. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Sabtu ... 113

4.25. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Minggu... 115

4.26. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Senin ... 117

4.27. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Selasa ... 119

4.28. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Rabu ... 121

4.29. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Kamis ... 123

4.30. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Jumat ... 125

4.31. LHR dan frekuensi kereta di lokasi studi selama seminggu ... 127

4.32. Estimasi biaya pembangunan flyover ... 129

4.33. Estimasi biaya pembangunan underpass ... 130

4.34. Tarif tiket kereta yang melewati lokasi studi... 131

4.35. Total pendapatan... 131

4.36. Pemotongan dari pendapatan ... 132

4.37. NPV Flyover dengan suku bunga 7%... 132

4.38. NPV Flyover dengan suku bunga 7%... 133

4.39. NPV Flyover dengan suku bunga 15%... 134

4.40. Perhitungan Pay Back Period Flyover ... 136

4.41. NPV Underpass dengan suku bunga 7% ... 137

4.42. NPV Underpass dengan suku bunga 7% ... 138

4.43. NPV Underpass dengan suku bunga 15% ... 139

4.44. Perhitungan Pay Back Period Underpass ... 140

4.45. Tempat asal material ... 148

4.46. Jumlah Curah hujan di Kab.Bandung Barat ... 150

4.47. Sumber air bersih di Desa Cilame ... 151

4.48. Luas tanaman pangan menurut komoditas ... 156


(14)

4.50. Luas tanaman apotik hidup menurut komoditas ... 157

4.51. Populasi ternak di Desa Cilame ... 158

4.52. Produksi peternakan desa Cilame ... 158

4.53. Jumlah penduduk Desa Cilame menurut RW... 159

4.54. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Cilame ... 161

4.55. Jumlah penduduk Desa Cilame menurut jenjang pendidikan ... 162

4.56. Sepuluh besar pola penyakit yang ditangani Puskesmas 2013 ... 163

4.57. Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Ngamprah tahun 2013 ... 164

4.58. Banyaknya bangunan tempat tinggal menurut desa tahun 2013 .... 165

4.59. Luas lahan di setiap desa di Kecamatan Ngamprah ... 166

4.60. Luas wilayah menurut penggunaan ... 166

4.61. Pangkalan ojek di lokasi studi ... 167

4.62. Matrik identifikasi dampak potensial ... 172

4.63. Matrik dampak penting hipotetik ... 173

4.64. Kampung yang terkena dampak ... 176

4.65. Kampung yang terkena dampak ... 177

4.66. Batas waktu kajian ... 178

4.67. Kompilasi metode pengumpulan data, analisis data, dan prakiraan besaran dampak fisik lingkungan ... 182

4.68. Kompilasi metode pengumpulan data, analisis data, dan prakiraan besaran dampak peningkatan partikel debu & gas ... 185

4.69. Kompilasi metode pengumpulan data, analisis data, dan prakiraan besaran dampak Sosial ekonomi dan kesehatan ... 187

4.70. Ringkasan proses pelingkupan ... 190

4.71. Jumlah Curah hujan di Kab.Bandung Barat ... 210

4.72. Sumber air bersih di Desa Cilame ... 210

4.73. Luas tanaman pangan menurut komoditas ... 215

4.74. Luas tanaman buah-buahan menurut komoditas ... 216

4.75. Luas tanaman apotik hidup menurut komoditas ... 216

4.76. Populasi ternak di Desa Cilame ... 217

4.77. Produksi peternakan desa Cilame ... 217


(15)

4.79. Mata pencaharian masyarakat Desa Cilame ... 220

4.80. Jumlah penduduk Desa Cilame menurut jenjang pendidikan ... 221

4.81. Sepuluh besar pola penyakit yang ditangani Puskesmas 2013 ... 222

4.82. Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Ngamprah tahun 2013 ... 223

4.83. Banyaknya bangunan tempat tinggal menurut desa tahun 2013 .... 224

4.84. Luas lahan di setiap desa di Kecamatan Ngamprah ... 225

4.85. Luas wilayah menurut penggunaan ... 225

4.86. Pangkalan ojek di lokasi studi ... 226

4.87. Faktor emisi parameter kualitas udara ... 234

4.88. Besar emisi masing-masing parameter untuk pemakaian 0,2 liter solar ... 235

4.89. Penambahan emisi masing-masing kadar gas ... 235

4.90. Faktor kebisingan kendaraan sebagai fungsi dari kecepatan ... 237

4.91. Tingkat kebisingan dari Alat-alat berat (dBA) ... 238

4.92. Kriteria resiko kerusakan pendengaran ... 239

4.93. Ruas jalan yang diperkirakan akan mengalami kerusakan ... 245

4.94. Faktor emisi parameter kualitas udara ... 252

4.95. Besar emisi masing-masing parameter untuk pemakaian 0,2 liter solar ... 252

4.96. Penambahan emisi masing-masing kadar gas ... 253

4.97. Tingkat kebisingan alat konstruksi (pada jarak 50 feet) ... 257

4.98. Matrik evaluasi dampak... 270

4.99. Rencana Pengelolaan Lingkungan... 286

4.100. Rencana Pemantauan Lingkungan ... 298

5.1. Frekuensi kereta api selama seminggu (dari tanggal 14-20 Februari 2015) di lokasi studi ... 306

5.2. Volume LHR kendaraan selama seminggu (dari tanggal 14-20 Februari 2015) di lokasi studi ... 306


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

1. Dokumentasi

2. Jadwal Perjalanan Kereta Api

3. Instrumen Studi Kelayakan Lingkungan 4. Rincian waktu kereta melintas

5. Rincian perhitungan analisis kelayakan finansial flyover 6. Rincian perhitungan analisis kelayakan finansial underpass 7. Data kecelakaan di Perlintasan Jalan Ciharashas, Desa Cilame

Lampiran 2

1. Nilai Jual Objek Pajak

2. Gambar bestek usulan flyover

3. Analisis Harga Satuan pembangunan flyover 4. Perhitungan volume pekerjaan flyover 5. Rekapitulasi volume flyover

6. Estimasi biaya pembangunan flyover 7. Gambar bestek usulan underpass

8. Analisis Harga Satuan pembangunan underpass 9. Perhitungan volume pekerjaan underpass 10. Rekapitulasi volume underpass

11. Estimasi biaya pembangunan underpass 12. Data penyelidikan tanah

13. Perhitungan pondasi

Lampiran 3

Expert Judgement

Surat Keterangan Permohonan Data Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Lembar Bimbingan Tugas Akhir Undangan Seminar Tugas Akhir 1 Berita Acara Seminar Tugas Akhir 1 Undangan Seminar Tugas Akhir 2 Berita Acara Seminar Tugas Akhir 2 Undangan Sidang


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Seiring berkembangnya suatu kawasan, bertambah pula penduduk di kawasan tersebut. Hal itu yang terjadi di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Sejak kantor pemerintahan dipindahkan ke Desa Mekarsari Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, Jalan Ciharashas menjadi salah satu alternatif jalan yang menuju kantor pemerintahan tersebut. Dampaknya lalu lintas kendaraan semakin ramai, bahkan jalan-jalan utama seperti jalan raya Cimareme menjadi padat. Dampak lainnya, Transportasi umum pun menjadi kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat. Salah satunya, Kereta api menjadi transportasi umum yang murah dan banyak diminati masyarakat. Jika di Jabodetabek kita mengenal KRL Commuter Line, Tetapi di Bandung kita mempunyai KRD yang melintasi Kabupaten Bandung Barat-Kota Cimahi-Kota Bandung-dan Kabupaten Bandung atau sebaliknya. Demi memenuhi pangsa pasar, frekuensi perjalanan kereta pun semakin bertambah. Akan tetapi seiring bertambahnya frekuensi perjalanan kereta dan kendaraan yang melintas tersebut, tidak diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana lalu lintas, seperti perlintasan kereta api. Peningkatan perlintasan kereta api perlu dilakukan jika frekuensi perjalanan kereta dan volume lalu lintas kendaraan semakin ramai dan tidak memenuhi persyaratan yang tertuang dalam Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang pedoman teknis perlintasan sebidnag antara jalan dengan jalur kereta api.


(18)

Sepanjang-panjangnya rel kereta api pasti akan berpotongan/bersilangan dengan jalan raya. Persilangan antara jalan rel dengan jalan raya biasa disebut perlintasan sebidang. Perlintasan sebidang banyak memakan korban jiwa dikarenakan banyak faktor. Demi keamanan, diharapkan warga tidak membuka jalan memotong rel kereta untuk membuat perlintasan liar. Akan tetapi, faktanya banyak perlintasan liar yang dibuka oleh warga. Data dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Perlintasan kereta di Wilayah Kabupaten Bandung Barat jumlahnya 78 perlintasan, yang terdiri dari 14 perlintasan resmi dan 64 sisanya perlintasan liar.

Perlintasan sebidang ada yang dilengkapi dengan palang pintu dan tanpa palang pintu. Untuk perlintasan sebidang dengan palang pintu sangat bermanfaat karena dijaga oleh PJL (Petugas Jaga Lintasan) dan dilengkapi sirine beserta alat lainnya, sehingga kita aman ketika akan melewati perlintasan tersebut. Sedangkan, perlintasan sebidang tanpa palang pintu walaupun tanpa dilengkapi dengan sirine dan sebagainya, sebenarnya aman untuk dilewati selama ada warga masyarakat yang sukarela menjaga, seperti di jalan Ciharashas, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Akan tetapi, disisi lain kelalaian pasti ada, dikarenakan penjaga tersebut hanya mengetahui kereta akan lewat dengan mendengar suara kereta atau jika malam hari warga melihat sorot lampu dari kejauhan. Tentunya ada faktor kelalaian dari penjaga yang mungkin bisa terjadi, entah lupa atau tidak melihat atau tidak mendengar adanya kereta yang akan lewat. Dan dari faktor kendaraan yang akan melewati tersebut, entah mesinnya mati mendadak atau gangguan teknis lainnya. Dan kereta tidak bisa melakukan pengereman mendadak, kecuali 500 meter sebelum pemberhentian. Kecelakaan di perlintasan sebidang memang sangat kita hindari, namun kenyataannya masih banyak kejadian kecelakaan diperlintasan. 2013 lalu, truk tangki pertamina terbakar akibat tertabrak kereta commuter line KA 1131 di perlintasan bintaro


(19)

permai, pondok betung, pesanggrahan, Jakarta Selatan dan baru-baru ini, ayah dan anak tertabrak KRL commuter line di perlintasan liar rawa buaya. Dengan adanya peristiwa laka lantas di perlintasan ini, diharapkan pengendara berhati-hati jika melewati perlintasan kereta sebidang.

Kecelakaan di perlintasan kereta sangat kita hindari dan tidak kita inginkan. Untuk meminimalisasi kecelakaan di perlintasan, Setiap perlintasan idealnya dilengkapi dengan rambu-rambu peringatan dan marka jalan sebagaimana diatur dalam peraturan

Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor

SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan Dengan Jalur Kereta Api, namun kenyataannya tidak semua perlintasan dilengkapi rambu dan marka jalan, bahkan minim rambu peringatan dan marka jalan.

Lintasan kereta api dari stasiun Padalarang sampai stasiun Bandung merupakan jalur yang lalu lintas keretanya cukup ramai, menghubungkan antara Bandung dan Cikampek, persilangan terletak pada jalan Ciharashas yang menjadi jalur alternatif menuju pusat Kabupaten Bandung Barat dan alternatif menuju Lembang/Subang. Sebenarnya ada jalan alternatif lain untuk menuju pusat Kab.Bandung Barat, namun karena jarak yang berputar cukup jauh, maka warga lebih memilih jalan Ciharashas sebagai alternatif ke pusat pemerintahan Kab.Bandung Barat. PNS yang berdinas di Kab.Bandung Barat sebagian besar melewati jalan ini untuk menuju ke kantor pemerintahan dan para pelajar/pekerja yang berangkat sekolah/kerja. Akan tetapi, belum ada perhatian dari pihak terkait untuk mencari alternatif dari permasalahan perlintasan sebidang tanpa palang pintu di jalan Ciharashas, Cilame ini. Dari permasalahan tersebut, penulis tergugah untuk melakukan penelitian di perlintasan sebidang tanpa palang pintu di jalan Ciharashas, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Penulis ingin melakukan penelitian dengan mengambil data


(20)

primer dan sekunder di lokasi tersebut, kemudian dari hasil penelitian tersebut dapat ditentukan model alternatif solusi untuk perlintasan ini, pilihannya antara lain dengan, perlintasan sebidang hanya dengan tanda signal bahaya, perlintasan sebidang dengan palang pintu, atau perlintasan tidak sebidang (fly over atau underpass). Pemilihan jenis alternatif tersebut dilakukan pula studi kelayakan lingkungan dan finansial wilayah tersebut.

1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Seiring bertambahnya penduduk, kendaraan dan frekuensi perjalanan kereta bertambah.

2. Sepanjang-panjangnya rel kereta pasti bersilangan dengan jalan raya.

3. Kereta tidak bisa melakukan pengereman mendadak, kecuali 500 meter sebelum pemberhentian.

4. Tidak semua perlintasan dilengkapi dengan rambu peringatan dan marka jalan.

5. Belum ada perhatian dari pihak terkait untuk mencari alternatif dari permasalahan perlintasan sebidang tanpa palang pintu di jalan Ciharashas, Cilame ini.

Dengan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka penulis perlu membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan diangkat dalam Tugas Akhir ini agar penelitian fokus. Berikut ini adalah pembatasan masalah dalam penelitian:

1. Frekuensi perjalanan kereta yang melintas di perlintasan jalan Ciharashas, Cilame.

2. Volume lalu lintas harian rata-rata kendaraan di jalan Ciharashas, Cilame.


(21)

3. Penentuan alternatif perlintasan di lokasi studi setelah dilakukan pengambilan data lapangan.

4. Analisis kelayakan finansial untuk alternatif perlintasan diperlukan untuk mengetahui kelayakan secara finansial biaya pembangunan perlintasan tersebut

5. Analisis kelayakan lingkungan untuk alternatif perlintasan diperlukan untuk mengetahui kelayakan dari segi lingkungan sebelum dibangun.

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana frekuensi perjalanan kereta yang melintas di lokasi studi?

2. Bagaimana LHR di jalan Ciharashas, Cilame yang melintasi saat pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari?

3. Bagaimana penentuan alternatif perlintasan di lokasi studi setelah dilakukan pengambilan data lapangan?

4. Bagaiamana analisis kelayakan finansial untuk alternatif perlintasan?

5. Bagaiamana analisis kelayakan lingkungan untuk alternatif perlintasan?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui frekuensi perjalanan kereta yang melintas di lokasi studi.

2. Mengetahui Volume LHR di lokasi studi saat pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari.

3. Mengetahui penentuan alternatif di lokasi studi setelah dilakukan pengambilan data lapangan.

4. Mengetahui analisis kelayakan finansial untuk alternatif perlintasan.


(22)

5. Mengetahui analisis kelayakan lingkungan untuk alternatif perlintasan.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain dapat mengetahui LHR kendaraan, arus, kapasitas, dan derajat kejenuhan dari pelayanan jalan dan frekuensi perjalanan kereta yang berada di perlintasan kereta api. Selain itu, kita dapat mengetahui hasil penentuan area perlintasan kereta api yang dianjurkan sesuai ketentuan. Dari hasil penentuan tersebut dapat dijadikan gagasan untuk membuat studi kelayakan lingkungan & finansial jika proyek jadi dilaksanakan.

1.5.Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan untuk tugas akhir ini terdiri atas bab I sampai dengan bab V, dimana setiap bab memiliki deskripsi masing-masing yakni sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. Berfungsi untuk memaparkan alasan mengapa masalah ini penting untuk diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka atau kajian teori, penulis menjelaskan mengenai variabel dari setiap hal dalam penelitian penulis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi lokasi, metode, dan prosedur penelitian yang menunjang dalam penulisan tugas akhir ini. Serta teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis.


(23)

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil observasi di lapangan dan hasil pengolahan data.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi (Nasution, 2011). Unsur tempat atau lokasi adalah tempat dimana berlangsungnya penelitian tersebut. Lokasi penelitian bertempat di Perlintasan sebidang tanpa palang pintu jalan Ciharashas, Desa Cilame Kec.Ngamprah, Kab.Bandung Barat.

Gambar 3.1. Lokasi penelitian (Sumber : https://www.google.co.id/maps)


(25)

Gambar 3.2. Lokasi penelitian (Sumber : https://www.google.co.id/maps)

3.2. Metode Penelitian

Pemecahan masalah dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sistematis, dengan harapan dapat menentukan teknik pengumpulan data yang relevan dalam pemecahan masalah. Hal itu

sesuai dengan Sugiyono (2013 : 1) yang mengatakan bahwa “Secara

umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode pendekatan yang biasa digunakan dalam pemecahan masalah dalam penulisan terdiri dari beberapa metode. Arikunto (2006 : 80) berpendapat bahwa: “Pada dasarnya metode pendekatan dalam penelitian terbagi menjadi tiga golongan, yaitu : pendekatan deskriptif,

historis, dan eksperimental”.

Senada dengan itu, Suprian A.S. Dalam Nurgaeni (2003 : 48) membagi penelitian menjadi lima golongan, yaitu:

1. Penelitian historis sejarah, yaitu penelitian yang bertujuan Jalan

Ciha rashas

Jalan Ciha

rashas

Jalan Cihara

shas LOKASI PENELITIAN


(26)

2. Penelitian eksploratif atau penelitian pengajaran.

3. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat-saat sekarang.

4. Penelitian ex post facto, meneliti hubungan-hubungan atau kolerasional mengenai hal-hal yang terjadi.

5. Penlitian eksperimen, yaitu mengungkapkan hubungan dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh variabel terhadap variabel lainnya.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka metode penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti adalah metode deskriptif, karena metode deskripitf merupakan metode penilitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang dihadapi pada masa sekarang dengan tahapan yang ditempuh mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan membuat kesimpulan.

Metode deskriptif menurut Nazir (2005:54), dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Dengan menggunakan metode ini, penulis berusaha dalam memperoleh gambaran mengenai fakta-fakta lapangan di perlintasan kereta api jalur ganda tanpa palang pintu di Jalan Ciharashas Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.


(27)

1.3. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dibuat untuk memberikan arahan dan alur dari penelitian yang akan dilakukan. Adapun prosedur penelitian ditampilkan pada gambar berikut.

Gambar 3.3. Prosedur penelitian Tahap persiapan

Studi pustaka

Pemilihan lokasi penelitian dan Identifikasi masalah

Tahap pengambilan data

Data primer: 1. Jumlah kendaraan 2. Frekuensi perjalanan

kereta 3. Lebar jalan 4. Jumlah rambu lalin

Data sekunder:

1. Jadwal perjalanan kereta api 2. Peraturan terkait 3. Sosial kependudukan 4. Dan lain-lain

Tahap pengolahan data


(28)

Penjelasan dari gambar di atas sebagai berikut: 1. Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk melihat penelitian yang pernah dibuat, lalu dikembangkan menjadi penelitian yang akan kita buat.

2. Pemilihan Lokasi Penelitian dan Identifikasi Masalah

Pemilihan lokasi penelitian bertujuan untuk mencocokkan judul penelitian kita dan kondisi yang ada di lapangan untuk kita identifikasi masalah yang ada di sana.

3. Tahap Persiapan

Peneliti mempersiapkan segala perlengkapan untuk keperluan penelitian misalnya:

a. Kamera, memori, dan baterai cadangan.

b. Formulir survai pengumpulan data arus lalu lintas dan frekuensi perjalanan kereta

c. Papan dada d. Alat Tulis

4. Tahap Pengambilan Data Pengambilan data primer

Pada tahap ini peneliti berada di lokasi penelitian dengan membawa perlengkapan diatas, tahap ini berisi:

a. Survai pengumpulan data LHR kendaraan dan frekuensi perjalanan kereta api yang melintas

b. Observasi data penunjang lainnya, seperti data wilayah, data rona awal lingkungan, data kependudukan, data jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, dan lain-lain.

Pengambilan data sekunder

a. Melakukan permohonan data ke instansi terkait.


(29)

5. Tahap Pengolahan Data

Data jumlah kendaraan diolah menjadi data LHR (Lalu lintas Harian Rata-rata) dengan menggunakan rumus

a. Volume LHR

Fsmp = (empLV x LV% + empHV x HV% + empMC x MC%)/100

b. Arus

Keterangan :

q = arus (kendaraan/jam)

empLV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan ringan empHV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan berat empMC = ekivalensi mobil penumpang sepeda motor (Sumber : MKJI 1997)

c. Kepadatan

D = F / SMS Keterangan :

D = Kepadatan (Kendaraan/Km) F = Q = Flow = Arus (Kendaraan/jam) SMS = Space Mean Speed

= kecepatan rerata kendaraan melewati sepenggal jalan (Km/Jam)


(30)

d. Kapasitas

C = Co x FCw x FCsp x FCsf

Keterangan :

C = Kapasitas (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (smp/jam) Fcw = Faktor penyesuaian lebar jalan

FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)

FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan

(Sumber : MKJI 1997)

e. Derajat Kejenuhan

DS = Q / C Keterangan:

Ds = Derajat kejenuhan Q = Arus (kendaraan/jam) C = Kapastitas (smp/jam) (Sumber : MKJI 1997)

Dari perhitungan derajat kejenuhan dapat ditentukan LOS (Level Of Service). Adapun klasifikasinya sebagai berikut :


(31)

Tabel 2.11. Tingkat pelayanan jalan

Q/C Ratio Tingkat

Pelayanan

Keterangan

<0,60 A Arus lancar, volume rendah,

kecepatan tinggi

0,60-0,70 B Arus stabil, kecepatan

terbatas, volume sesuai untuk jalan luar kota

0,70-0,80 C Arus stabil, kecepatan

dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk jalan kota 0,80-0,90 D Mendekati arus tidak stabil,

kecepatan rendah

0,90-1,00 E Arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas

>1,00 F Arus yang terhambat,

kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, banyak berhenti

Dari hasil perhitungan LHR, lalu bersama frekuensi perjalanan kereta diplotkan ke dalam grafik yang termuat dalam Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor :SK,770/KA.401/DRJD/2005 untuk penentuan perlintasan. Data LHR kendaraan diplotkan ke sumbu X dan data frekuensi perjalanan kereta diplotkan ke sumbu Y, dari hasil plot tersebut diperoleh area penentuan perlintasan berupa 3 (tiga) area, antara lain area perlintasan sebidang tanpa palang pintu, area perlintasan sebidang dengan pintu, dan area perlintasan tidak sebidang.


(32)

Gambar 3.4. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata

(Sumber : Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005)

Hasil penentuan perlintasan tersebut dijadikan acuan untuk studi kelayakan lingkungan dan studi kelayakan finansial sebuah usulan/gagasan perlintasan di daerah tersebut. Untuk studi kelayakan finansial dilakukan dengan cara menganalogikan sebuah proyek pembuatan perlintasan yang sudah ada atau dengan desain sendiri lalu dihitung analisis kelayakan finansialnya seperti NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return), dan PBP (Pay Back Period). Sedangkan, untuk studi kelayakan lingkungan diperlukan data penunjang seperti data geografis wilayah, data rona awal


(33)

lingkungan di wilayah tersebut. Data tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi atau referensi lainnya yang mendukung untuk dibuat KA (Kerangka Acuan), Andal (analisis dampak lingkungan), RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan), dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan).

6. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan adalah tahap akhir dari penelitian yang sebelumnya sudah dikonsultasikan bersama pembimbing.

3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Noor (2011:101) mengemukakan bahwa

Instrumen secara garis besar dapat dibedakan ke dalam test dan skala. Test adalah suatu prosedur sistematik pengujian individu dengan pemberian seperangkat rancangan stimuli dan pemberian bilangan atau seperangkat bilangan terhadap respon yang timbul dari stimuli tersebut.

Penelitian adalah melakukan pengoptimalan data terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah, laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian, karena pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah tahapan/proses pengumpulan data yang berhubungan dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti baik dari buku, jurnal, paper, literatur, dan bahan bacaan lain.


(34)

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah tahapan/proses pengumpulan data dengan menggunakan kamera untuk merekam, memotret, sekaligus mengamati kondisi yang ada di lapangan.

3. Pencatatan Langsung

Penulis melakukan pencatatan langsung ketika kamera yang sedang digunakan mengalami kendala teknis atau kondisi lainnya yang mengharuskan pencatatan langsung.

Adapun instrumen dalam penelitian ini antara lain: 1. Instrumen pengambilan data jumlah kendaraan

Instrumen ini pada dasarnya termuat dalam Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005, namun oleh penulis diubah namun tetap mengacu pada ketentuan tersebut.

Tabel 3.1. Instrumen penelitian pengambilan data jumlah kendaraan

NO WAKTU

ARAH CIMAREME ARAH CILAME

KENDARAAN KENDARAAN

RINGAN (LV) BERAT (HV) SEPEDA MOTOR (MC) TAK BERMOTOR RINGAN (LV) BERAT (HV) SEPEDA MOTOR (MC) TAK BERMOTOR

1.

00.00-00.30

... ...

48.

23.30-24.00

TOTAL

2. Instrumen pengambilan data frekuensi perjalanan kereta api Instrumen ini dibuat sendiri oleh penulis. Instrumen ini dibuat untuk pencatatan frekuensi perjalanan kereta api setiap harinya.


(35)

Tabel 3.2. Instrumen penelitian pengambilan data frekuensi kereta

NO. WAKTU

FREKUENSI PERJALANAN KERETA / HARI

SABTU MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

1 00.00-00.30 ... ... 48 23.30-24.00

TOTAL

3. Instrumen penentuan perlintasan

Instrumen ini berupa grafik yang termuat dalam Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005.

Gambar 3.5. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata


(36)

(Sumber : Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005)

4. Instrumen studi kelayakan lingkungan

Instrumen ini mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup. Untuk tabel instrumen terlampir dalam lampiran.


(37)

DAFTAR RUJUKAN

Admojo, F.M. (2008). Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang. Semarang: UNDIP

Algony, Z.A. (2014). Studi Kelayakan Finansial pada Proyek Pembangunan Kawasan Pasar Terpadu Blimbing Kota Malang. Malang: Universitas Brawijaya

Amal, A. S. (2003). Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Pada Jalan Raya Malang-Surabaya KM.10. Semarang: UNDIP

Anonim. (2005). Perbaikan dan Rekonstruksi Jalan dari Banda Aceh sampai Meulaboh. Aceh: Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga Anonim. (2013). Data Perlintasan Kereta Api di wilayah DAOPS 2 & DAOPS

3. Jawa Barat: PT.KAI

Anonim. (2013). Data Kecelakaan di wilayah DAOPS 2 & DAOPS 3. Jawa Barat: PT.KAI

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aswad, Yusandy. (2010). Studi Kelayakan Perlintasan Sebidang pada Jaringan Jalan Dalam Kota dan Antar Kota. Medan: Media Teknik Sipil USU.

Divisi Pemasaran Angkutan Daerah Operasi 2 Bandung. (2015). Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal Bandung Raya. Bandung: PT.KAI

Divisi Pemasaran Angkutan Daerah Operasi 2 Bandung. (2015). Jadwal Perjalanan Kereta Api 2015. Bandung: PT.KAI

Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. (1997). Manual Kapasitas Jalan di Indonesia (Indonesian Haighway Capacity Manual). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan No.Pd T-19-2005-B. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Departemen Perhubungan. (Tanpa Tahun). Panduan Penempatan Fasilitas

Perlengkapan Jalan. Jakarta: Subdit Lalu Lintas Perkotaan Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan Ditjen Perhubungan Darat.


(38)

Indriany, Sylvia.,dkk. (2013). Pengaruh Perlintasan Kereta Api Terhadap Kinerja Jalan Raya Citayam (169T). Jakarta: Universitas Mercu Buana. KLH Kota Cirebon. (2007). Memprakirakan Dampak Kualitas Udara.

Cirebon: Kantor Lingkungan Hidup

Mulyono, G.S. (2006). Analisis Lalulintas Pertemuan Jalan Raya dengan Lintasan Kereta Api Ledok sari di Surakarta. Solo: Jurnal eco Rekayasa, vol.2 No.1, Tahun 2006. Teknik Sipil UMS

Nurgaeni, Erlina. (2003). Konstribusi Proses Bimbingan Akademik Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa JPTB FPTK UPI. Skripsi. FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Pemerintah Desa Cilame. (2014). Profil Cilame. Bandung Barat: Pemerintah Desa Cilame

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. (2011). Dokumen AMDAL Rencana Pembangunan Stasiun Mall di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Bandung Barat: Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Pujawan, I.N. (2009). Ekonomi Teknik. Surabaya: Guna Widya.

Purwaamijaya, I.M. (2013). Rekayasa Teknik Jalan Rel. Bandung: Laboratorium Survey dan Pemetaan JPTS FPTK UPI.

Ratnayanti, Rini, dkk. (2006). Analisis Kelayakan Investasi Pada Rumah Sakit X di Cimahi. Bandung: ITENAS

Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Kerangka Acuan Andal Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.

Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.

Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Rencana Pengelolaan Dampak Lingkungan Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.

Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Rencana Pemantauan Lingkungan Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.

Sasongko, D.P., dkk. (2000). Kebisingan Lingkungan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


(39)

Sasongko, D.P. (2000). Metoda, Teknik Pengukuran dan Analisis Data Kebisingan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Seksi Integrasi Pengelolaan dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten Bandung Barat. (2014). Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka 2014. Bandung Barat: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. Seksi Integrasi Pengelolaan dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten

Bandung Barat. (2014). Kecamatan Ngamprah Dalam Angka 2014. Bandung Barat: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Utomo, S.H.T., (2006). Jalan Rel. Sleman: Beta Offset.

Widodo, A.P. (2006). Kajian Penutupan Perlintasan Sebidang antara Jalan Kereta Api dengan Jalan Raya pada lokasi Jalan KH. Mas Mansyur dan Jalan Abdul Syafi’ie Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta: Universitas Gunadharma.

Keputusan Menteri Perhubungan No.53 Tahun 2000 tentang perpotongan dan/atau persinggungan antara jalur kereta api dengan bangunan lain Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.KEP-48/MENLH/1996

tentang baku tingkat kebisingan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.KEP-49/MENLH/1996 tentang baku tingkat getaran

Keputusan Kepala Bapedal No.Kep.056/1994 tentang kriteria dampak penting. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No.2 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2029.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.22 Tahun 2010 tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2029.

Peraturan Departemen Perencanaan Wilayah No.008/PW/2004 tentang Pedoman Perencanaan Perlintasan Jalan dengan Jalur Kereta Api. Peraturan Dinas No.10 tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel. Peraturan Dinas No.19 tentang Peraturan Perjalanan Kereta Api.

Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat

No.SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan dengan Jalur Kereta Api.


(40)

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.05 Tahun 2012 tentang jenis usaha yang wajib memiliki AMDAL.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2012 tentang pedoman keterlibatan masyarakat dalam proses AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum

Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan.

Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang baku mutu lingkungan udara ambien.

Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan kereta api

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No.4518/UN40/HK/2014 tentang Pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun akademik 2014/2015.

Peraturan RSNI 4 tentang standar perencanaan struktur beton untuk jembatan. Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-Undang No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan ruang.

Sakti, C.K.L. (Tanpa Tanggal Upload). Studi Kasus Perlintasan Kereta Api Pasirhalang Stasiun Padalarang Kab.Bandung Barat. Scribd [online]. Tersedia : https://www.scribd.com/doc/90455916/Proposal-Citra. [27 Januari 2015]

Ilham, M.N. (2011, 8 Juli). Contoh Perhitungan Struktur Jembatan dan

Struktur Bangunan Gedung. MNI [online]. Tersedia :


(1)

Abdul Muhyi, 2015

Analisis Perlintasan Kereta Api Jalur Ganda Tanpa Palang Pintu Di Jalan Ciharashas Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

Tabel 3.2. Instrumen penelitian pengambilan data frekuensi kereta

NO. WAKTU

FREKUENSI PERJALANAN KERETA / HARI

SABTU MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

1 00.00-00.30 ... ... 48 23.30-24.00

TOTAL

3. Instrumen penentuan perlintasan

Instrumen ini berupa grafik yang termuat dalam Peraturan

Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor :

SK.770/KA.401/DRJD/2005.

Gambar 3.5. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata


(2)

(Sumber : Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005)

4. Instrumen studi kelayakan lingkungan

Instrumen ini mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup. Untuk tabel instrumen terlampir dalam lampiran.


(3)

Abdul Muhyi, 2015

Analisis Perlintasan Kereta Api Jalur Ganda Tanpa Palang Pintu Di Jalan Ciharashas Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR RUJUKAN

Admojo, F.M. (2008). Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang. Semarang: UNDIP

Algony, Z.A. (2014). Studi Kelayakan Finansial pada Proyek Pembangunan Kawasan Pasar Terpadu Blimbing Kota Malang. Malang: Universitas Brawijaya

Amal, A. S. (2003). Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Pada Jalan Raya Malang-Surabaya KM.10. Semarang: UNDIP

Anonim. (2005). Perbaikan dan Rekonstruksi Jalan dari Banda Aceh sampai Meulaboh. Aceh: Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga Anonim. (2013). Data Perlintasan Kereta Api di wilayah DAOPS 2 & DAOPS

3. Jawa Barat: PT.KAI

Anonim. (2013). Data Kecelakaan di wilayah DAOPS 2 & DAOPS 3. Jawa Barat: PT.KAI

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aswad, Yusandy. (2010). Studi Kelayakan Perlintasan Sebidang pada Jaringan Jalan Dalam Kota dan Antar Kota. Medan: Media Teknik Sipil USU.

Divisi Pemasaran Angkutan Daerah Operasi 2 Bandung. (2015). Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal Bandung Raya. Bandung: PT.KAI

Divisi Pemasaran Angkutan Daerah Operasi 2 Bandung. (2015). Jadwal Perjalanan Kereta Api 2015. Bandung: PT.KAI

Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. (1997). Manual Kapasitas Jalan di Indonesia (Indonesian Haighway Capacity Manual). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan No.Pd T-19-2005-B. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Departemen Perhubungan. (Tanpa Tahun). Panduan Penempatan Fasilitas

Perlengkapan Jalan. Jakarta: Subdit Lalu Lintas Perkotaan Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan Ditjen Perhubungan Darat.


(4)

Indriany, Sylvia.,dkk. (2013). Pengaruh Perlintasan Kereta Api Terhadap Kinerja Jalan Raya Citayam (169T). Jakarta: Universitas Mercu Buana. KLH Kota Cirebon. (2007). Memprakirakan Dampak Kualitas Udara.

Cirebon: Kantor Lingkungan Hidup

Mulyono, G.S. (2006). Analisis Lalulintas Pertemuan Jalan Raya dengan Lintasan Kereta Api Ledok sari di Surakarta. Solo: Jurnal eco Rekayasa, vol.2 No.1, Tahun 2006. Teknik Sipil UMS

Nurgaeni, Erlina. (2003). Konstribusi Proses Bimbingan Akademik Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa JPTB FPTK UPI. Skripsi. FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Pemerintah Desa Cilame. (2014). Profil Cilame. Bandung Barat: Pemerintah Desa Cilame

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. (2011). Dokumen AMDAL Rencana Pembangunan Stasiun Mall di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Bandung Barat: Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Pujawan, I.N. (2009). Ekonomi Teknik. Surabaya: Guna Widya.

Purwaamijaya, I.M. (2013). Rekayasa Teknik Jalan Rel. Bandung: Laboratorium Survey dan Pemetaan JPTS FPTK UPI.

Ratnayanti, Rini, dkk. (2006). Analisis Kelayakan Investasi Pada Rumah Sakit X di Cimahi. Bandung: ITENAS

Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Kerangka Acuan Andal Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.

Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.

Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Rencana Pengelolaan Dampak Lingkungan Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.

Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Rencana Pemantauan Lingkungan Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.

Sasongko, D.P., dkk. (2000). Kebisingan Lingkungan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


(5)

Abdul Muhyi, 2015

Analisis Perlintasan Kereta Api Jalur Ganda Tanpa Palang Pintu Di Jalan Ciharashas Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sasongko, D.P. (2000). Metoda, Teknik Pengukuran dan Analisis Data Kebisingan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Seksi Integrasi Pengelolaan dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten Bandung Barat. (2014). Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka 2014. Bandung Barat: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. Seksi Integrasi Pengelolaan dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten

Bandung Barat. (2014). Kecamatan Ngamprah Dalam Angka 2014. Bandung Barat: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Utomo, S.H.T., (2006). Jalan Rel. Sleman: Beta Offset.

Widodo, A.P. (2006). Kajian Penutupan Perlintasan Sebidang antara Jalan Kereta Api dengan Jalan Raya pada lokasi Jalan KH. Mas Mansyur

dan Jalan Abdul Syafi’ie Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta: Universitas Gunadharma.

Keputusan Menteri Perhubungan No.53 Tahun 2000 tentang perpotongan dan/atau persinggungan antara jalur kereta api dengan bangunan lain Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.KEP-48/MENLH/1996

tentang baku tingkat kebisingan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.KEP-49/MENLH/1996 tentang baku tingkat getaran

Keputusan Kepala Bapedal No.Kep.056/1994 tentang kriteria dampak penting. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No.2 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2029.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.22 Tahun 2010 tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2029.

Peraturan Departemen Perencanaan Wilayah No.008/PW/2004 tentang Pedoman Perencanaan Perlintasan Jalan dengan Jalur Kereta Api. Peraturan Dinas No.10 tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel. Peraturan Dinas No.19 tentang Peraturan Perjalanan Kereta Api.

Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat

No.SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan dengan Jalur Kereta Api.


(6)

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.05 Tahun 2012 tentang jenis usaha yang wajib memiliki AMDAL.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2012 tentang pedoman keterlibatan masyarakat dalam proses AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum

Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan.

Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang baku mutu lingkungan udara ambien.

Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan kereta api

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No.4518/UN40/HK/2014 tentang Pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun akademik 2014/2015.

Peraturan RSNI 4 tentang standar perencanaan struktur beton untuk jembatan. Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-Undang No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan ruang.

Sakti, C.K.L. (Tanpa Tanggal Upload). Studi Kasus Perlintasan Kereta Api Pasirhalang Stasiun Padalarang Kab.Bandung Barat. Scribd [online]. Tersedia : https://www.scribd.com/doc/90455916/Proposal-Citra. [27 Januari 2015]

Ilham, M.N. (2011, 8 Juli). Contoh Perhitungan Struktur Jembatan dan Struktur Bangunan Gedung. MNI [online]. Tersedia : http://mnoerilham.blogspot.com/. [10 Mei 2015]