Tanggung jawab pengangkut berdasarkan perjanjian pengiriman barang melalui laut atas tindakan pengiriman barang kepada pihak penerima yang tidak dapat menunjukkan konosemen di pelabuhan tujuan.

TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT BERDASARKAN PERJANJIAN
PENGIRIMAN BARANG MELALUI LAUT ATAS TINDAKAN
PENGIRIMAN BARANG KEPADA PIHAK PENERIMA YANG TIDAK
DAPAT MENUNJUKKAN KONOSEMEN DI PELABUHAN TUJUAN
DIKAITKAN DENGAN HAGUE-VISBY RULES
SINATRYA S PRIMANDHANA
110110090131
ABSTRAK
Dalam kegiatan pengangkutan laut, seorang pengangkut barang
mempunyai kewajiban utama untuk mengirimkan barang hanya kepada
pihak penerima barang yang dapat menunjukkan dan menyerahkan
konosemen yang asli di pelabuhan tujuan. Namun pada prakteknya,
banyak sekali kejadian dimana pengangkut barang mengirimkan
barangnya kepada penerima tanpa konosemen dengan berbagai alasan.
Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah
tanggung jawab seorang pengangkut barang apabila dia melakukan
tindakan pengiriman barang kepada penerima barang yang tidak dapat
menunjukkan dan menyerahkan konosemen di pelabuhan tujuan serta
apakah terdapat suatu pengecualian atau alternatif yang dapat dijadikan
dasar pembenaran atas tindakan tersebut.
Metode pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan yuridis normatif, yang menelaah bahan pustaka
primer, sekunder dan tersier, antara lain Hague-Visby Rules, konsep–
konsep dasar pengangkutan laut, teori–teori tentang konosemen dan
kewajiban pengangkut barang.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pada dasarnya tidak terdapat
penjelasan dalam The Hague Visby Rules mengenai tanggung jawab
pengangkut untuk mengirimkan barang hanya kepada penerima barang
yang dapat menyerahkan konosemen asli, Namun putusan-putusan dari
pengadilan dengan cukup jelas mengatur bahwa pengangkut barang
bertanggung jawab penuh atas segala kehilangan dan kerugian yang
timbul akibat perbuatan pengiriman barang tanpa penyerahan
konosemen. Mengenai pengecualian atau alternatif yang dapat dijadikan
dasar pembenaran pun tidak terdapat penjelasannya dalam Hague Visby
Rules sendiri namun dalam prakteknya dapat digunakan surat ganti rugi
ataupun ditambahkan pengecualian dalam kontrak yang bersangkutan.

iv