Penggunaan Harta Warisan Sebagai Agunan Dalam Mengajukan Kredit Modal Kerja Tanpa Persetujuan Ahli Waris Lainnya Dikaitkan Dengan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku.
PENGGUNAAN HARTA WARISAN SEBAGAI AGUNAN
DALAM MENGAJUKAN KREDIT MODAL KERJA TANPA
PERSETUJUAN AHLI WARIS LAINNYA DIKAITKAN
DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU
ABSTRAK
Muhammad Rahman Yustiadi Pratama
110110080289
Penggunaan harta warisan sebagai agunan dalam mengajukan
kredit modal kerja tanpa persetujuan ahli waris lainnya merupakan suatu
bentuk perbuatan hukum yang melanggar hak ahli waris lainnya dan bank.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akibat hukum
dari perjanjian kredit modal kerja yang menggunakan harta warisan
sebagai agunan oleh ahli waris tanpa persetujuan ahli waris lainnya dan
status harta warisan yang digunakan dalam perjanjian kredit oleh ahli
waris tanpa persetujuan ahli waris lainnya menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
Metode penelitian dalam Skripsi ini menggunakan metode
pendekatan berupa metode yuridis normatif dengan cara meniliti bahan
pustaka atau data sekunder. Spesifikasi penelitian menggunakan metode
deskriptif analitis yang menggambarkan penggunaan harta warisan
sebagai agunan dalam mengajukan kredit modal kerja tanpa persetujuan
ahli waris lainnya yang berakibat pada perjanjian kredit dan status hukum
harta warisan. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah studi
kepustakaan dan studi lapangan untuk memperoleh data sekunder
kemudian data dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan
harta warisan sebagai agunan dalam mengajukan kredit modal kerja
tanpa persetujuan ahli waris lainnya berakibat perjanjian kredit batal demi
hukum karena bertentangan dengan Pasal 2, Pasal 8, Pasal 29 UndangUndang Perbankan mengenai prinsip kehati-hatian dan analisis penilaian
calon debitur, dan Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat sah
perjanjian. Pembatalannya harus diajukan ke pengadilan. Status harta
warisan tetap menjadi milik bersama para ahli waris, karena debitur
sebagai pemberi hak tanggungan tidak memiliki wewenang sesuai Pasal 8
Undang-Undang Hak Tanggungan mengenai wewenang memberi hak
tanggungan. Status hukum harta warisan akan diketahui setelah putusan
sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
iv
THE USE OF AN INHERITANCE PROPERTY AS
COLLATERAL IN APPLYING A WORKING CAPITAL CREDIT
WITHOUT APPROVAL BY OTHER HEIRS IN RELATION TO
THE APPLICABLE LEGISLATIONS
ABSTRACT
Muhammad Rahman Yustiadi Pratama
110110080289
The use of an inheritance property as collateral in applying a
working capital credit without approval by other heirs is a form of legal act
that violates the rights of other heirs and bank. Therefore, this research
was intended to find out the legal consequence of an agreement of
working capital credit that uses an inheritance property as collateral by
one heir without approval by other heirs and the status of the inheritance
property used in an agreement of working capital credit that uses an
inheritance property as collateral by one heir without approval by other
heirs according to the applicable legislations.
The research method used was a specification of descriptiveanalytical method, by a juridical-normative approach that described the
use of an inheritance property as collateral by one heir without approval by
other heirs that has a consequence on the credit agreement and legal
status of the inheritance property. The data collection technique used was
library study and field study to obtain secondary data and then the data
was analyzed by a juridical-qualitative method.
Based on the research results, it could be concluded that the use of
an inheritance property as collateral in applying a working capital credit
without approval by other heirs causes the application of credit agreement
null and void because it breaches Articles 2, 8, and 29 of Banking Act on
prudence principles and the analysis of prospective debtors assessment,
and Article 1320 of Civil Code on the legal agreement or contract
requirements. Its annulment should be applied to a court. The status of
inheritance property is that it remains to be a shared property of the heirs,
because the debtor who made it as collateral has no authority to do it
according to Article 8 of Law of Collateral on the authority to place
collateral. The legal status of the inheritance property would be known
after a court verdict has had a permanent legal force.
v
DALAM MENGAJUKAN KREDIT MODAL KERJA TANPA
PERSETUJUAN AHLI WARIS LAINNYA DIKAITKAN
DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU
ABSTRAK
Muhammad Rahman Yustiadi Pratama
110110080289
Penggunaan harta warisan sebagai agunan dalam mengajukan
kredit modal kerja tanpa persetujuan ahli waris lainnya merupakan suatu
bentuk perbuatan hukum yang melanggar hak ahli waris lainnya dan bank.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akibat hukum
dari perjanjian kredit modal kerja yang menggunakan harta warisan
sebagai agunan oleh ahli waris tanpa persetujuan ahli waris lainnya dan
status harta warisan yang digunakan dalam perjanjian kredit oleh ahli
waris tanpa persetujuan ahli waris lainnya menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
Metode penelitian dalam Skripsi ini menggunakan metode
pendekatan berupa metode yuridis normatif dengan cara meniliti bahan
pustaka atau data sekunder. Spesifikasi penelitian menggunakan metode
deskriptif analitis yang menggambarkan penggunaan harta warisan
sebagai agunan dalam mengajukan kredit modal kerja tanpa persetujuan
ahli waris lainnya yang berakibat pada perjanjian kredit dan status hukum
harta warisan. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah studi
kepustakaan dan studi lapangan untuk memperoleh data sekunder
kemudian data dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan
harta warisan sebagai agunan dalam mengajukan kredit modal kerja
tanpa persetujuan ahli waris lainnya berakibat perjanjian kredit batal demi
hukum karena bertentangan dengan Pasal 2, Pasal 8, Pasal 29 UndangUndang Perbankan mengenai prinsip kehati-hatian dan analisis penilaian
calon debitur, dan Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat sah
perjanjian. Pembatalannya harus diajukan ke pengadilan. Status harta
warisan tetap menjadi milik bersama para ahli waris, karena debitur
sebagai pemberi hak tanggungan tidak memiliki wewenang sesuai Pasal 8
Undang-Undang Hak Tanggungan mengenai wewenang memberi hak
tanggungan. Status hukum harta warisan akan diketahui setelah putusan
sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
iv
THE USE OF AN INHERITANCE PROPERTY AS
COLLATERAL IN APPLYING A WORKING CAPITAL CREDIT
WITHOUT APPROVAL BY OTHER HEIRS IN RELATION TO
THE APPLICABLE LEGISLATIONS
ABSTRACT
Muhammad Rahman Yustiadi Pratama
110110080289
The use of an inheritance property as collateral in applying a
working capital credit without approval by other heirs is a form of legal act
that violates the rights of other heirs and bank. Therefore, this research
was intended to find out the legal consequence of an agreement of
working capital credit that uses an inheritance property as collateral by
one heir without approval by other heirs and the status of the inheritance
property used in an agreement of working capital credit that uses an
inheritance property as collateral by one heir without approval by other
heirs according to the applicable legislations.
The research method used was a specification of descriptiveanalytical method, by a juridical-normative approach that described the
use of an inheritance property as collateral by one heir without approval by
other heirs that has a consequence on the credit agreement and legal
status of the inheritance property. The data collection technique used was
library study and field study to obtain secondary data and then the data
was analyzed by a juridical-qualitative method.
Based on the research results, it could be concluded that the use of
an inheritance property as collateral in applying a working capital credit
without approval by other heirs causes the application of credit agreement
null and void because it breaches Articles 2, 8, and 29 of Banking Act on
prudence principles and the analysis of prospective debtors assessment,
and Article 1320 of Civil Code on the legal agreement or contract
requirements. Its annulment should be applied to a court. The status of
inheritance property is that it remains to be a shared property of the heirs,
because the debtor who made it as collateral has no authority to do it
according to Article 8 of Law of Collateral on the authority to place
collateral. The legal status of the inheritance property would be known
after a court verdict has had a permanent legal force.
v