Perbedaan regulasi emosi pada mahasiswa yang bersuku Karo dan bersuku Jawa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERBEDAAN REGULASI EMNSI PADA MAHASISWA YANG BERSUKU
KARN DAN BERSUKU JAWA
Studi Pada Mahaiiiwa Piikologi
Univeriitai Sanata Dharma Yogyakarta

Alvia Esra Natalia
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui
perbedaan regulaii emoii pada mahaiiiwa yang beriuku Karo dan mahaiiiwa yang Jawa.
Regulaii emoii ieorang dewaia awal diukur dengan menggunakan ikala regulaii emoii terdiri
dari beberapa model regulaii emoii yaitu ielekii iituaii, modifikaii iituaii, penyebaran atenii,
perubahan kognitif, dan modulaii reipon. Penelitian ini menggunakan 162 orang yang terdiri dari
81 mahaiiiwa yang beriuku Karo dan 81 mahaiiiwa yang beriuku Jawa. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan ikala regulaii emoii dengan koefiiien reliabilitai iebeiar 0,863.
Data kemudian dianaliiii menggunakan Independent Samples test pada SPPS 16.0 For

Windows. Haiil analiiii memperlihatkan bahwa ada perbedaan yang iignifikan (0,027 (P< 0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan regulaii emoii pada mahaiiiwa yang beriuku Karo
dan mahaiiiwa yang Jawa.

Kata kunci : regulaii emoii, dewaia awal, iuku Karo dan iuku Jawa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
THE DIFFERENCE NF EMNTINN REGULATINN BETWEEN KARNNESE
UNIVERSITY STUDENT AND JAVANESE UNIVERSITY STUDENT

Alvia Esra Natalia
ABSTRAK
this is quantitative komparative study to exemine the difference of karonese and javanese
student's emotion regulation. Data is taken with make emotion regulation scale consist of
situation selection, situation modification, attentional deployment, cognitive change and

response modulation. this research use 162 people, consists of 81 karonese's student and 81
Javanese's student. Data is taken with scale of emotion regulation and reliability coefficient is
0,863. Data analysed for Independent Samples test in SPPS 16.0 For Windows. Result of
analysis showed there are difference that significant (0,027 (P< 0,05). this show there are
difference of karonese and javanese student's emotion regulation.
Keyword : emotion regulation, student, karonese and Javanese

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBEDAAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA YANG
BERSUKU KARO DAN BERSUKU JAWA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Alvia Esra Natalia
099114017

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
TAKUT AKAN TUHAN ADALAH PERMULAAN PENGETAHUAN
AMSAL 1 : 7A

IA MEMBUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTUNYA
PENGKHOTBAH 3 : 11

APABILA KAMU MENJADI MARAH, JANGANLAH KAMU BERBUAT

DOSA; JANGANLAH MATAHARI TERBENAM, SEBELUM PADAM
AMARAHMU
EFESUS 4 : 31

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK
TUHAN YESUS YANG MENJADI KEKUATANKU DAN
PEMBIMBINGKU
ORANGTUAKU BAPAK DAN MAMAK YANG SELALU
MENDUKUNGKU DALAM SITUASI APAPUN
ADIK-ADIKKU PEBRIAN DAN AGIKA YANG SELALU

MENJADI PENYEMANGATKU
SAHABAT-SAHABATKU TEMPATKU BERBAGI DAN
KECERIAAN
ALMAMATERKU UNIVERSITAS SANATA DHARMA

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBEDAAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA YANG
BERSUKU KARO DAN BERSUKU JAWA
Studi Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Alvia Esra Natalia
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan regulasi emosi pada mahasiswa yang bersuku Karo dan
mahasiswa yang Jawa. Regulasi emosi seorang dewasa awal diukur dengan menggunakan
skala regulasi emosi terdiri dari beberapa model regulasi emosi yaitu seleksi situasi,
modifikasi situasi, penyebaran atensi, perubahan kognitif, dan modulasi respon.
Penelitian ini menggunakan 162 orang yang terdiri dari 81 mahasiswa yang bersuku Karo
dan 81 mahasiswa yang bersuku Jawa. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
skala regulasi emosi dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,863.

Data kemudian

dianalisis menggunakan Independent Samples Test pada SPPS 16.0 For Windows. Hasil
analisis memperlihatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (0,027 (P< 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa ada perbedaan regulasi emosi pada mahasiswa yang bersuku Karo
dan

mahasiswa yang Jawa.

Kata kunci : regulasi emosi, dewasa awal, suku Karo dan suku Jawa

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
THE DIFFERENCE OF EMOTION REGULATION BETWEEN KARONESE
UNIVERSITY STUDENT AND JAVANESE UNIVERSITY STUDENT

Alvia Esra Natalia
ABSTRAK

This is quantitative komparative study to exemine the difference of karonese and javanese
student's emotion regulation. Data is taken with make emotion regulation scale consist of
situation selection, situation modification, attentional deployment, cognitive change and
response modulation. This research use 162 people, consists of 81 karonese's student and
81 Javanese's student. Data is taken with scale of emotion regulation and reliability
coefficient is 0,863. Data analysed for Independent Samples Test in SPPS 16.0 For
Windows. Result of analysis showed there are difference that significant (0,027 (P< 0,05).
This show there are difference of karonese and javanese student's emotion regulation.
Keyword : emotion regulation, student, karonese and Javanese

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Perbedaan Regulasi Emosi Pada Mahasiswa
yang bersuku Jawa dengan Mahasiswa yang bersuku Karo".
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak-pihak yang
luarbiasa berperan penting dalam membantu, membimbing, memotivasi, menginspirasi
penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, izinkanlah
penulis dengan kerendahanhati berterimakasih sedalam-dalamnya kepada :
1.

Yesus Kristus yang menjadi tempat sandaran dalam menjalani proses yang Di
izinkan terjadi pada penulis.

2.


Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto,M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma

3.

Ibu Ratri Sunar A.,M.Si selaku Kaprodi Psikologi Universitas Sanata Dharma

4.

Ibu Dr. Tjipto Susana selaku dosen pembimbing akademik atas dukungannya selama
perkuliahan.

5.

Bapak C. Wijoyo Adinugroho,S.Psi.,M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu membimbing, membantu, memberi saran, serta memberi waktu kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6.

Romo Priyono Marwan selaku dosen pembimbing skripsi yang pernah membantu,
memberi motivasi serta memberi banyak ilmu kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.

7.

Seluruh dosen dan staf fakultas Psikologi yang telah membantu dan membimbing

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
penulis selama menjalani studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
8.

Seluruh staf Perpustakaan Sanata Dharma yang telah menyediakan keperluan penulis
dalam mengerjakan skripsi ini

9.

P2TKP yang menjadi tempat belajar banyak hal, tempat berkarya, dan mendapat
teman-teman yang sangat luarbiasa

10. Teman-teman kelas A angkatan 2009 atas kebersamaannya, berproses bersama
11. Bapak dan mamak yang terus membimbing, memberi semangat dan doa.
12. Adikku Pebrian Tarigan dan Agika Tarigan yang selalu menjadi kesayangan.
Terkhusus buat adikku Pebrian, terimakasih atas pinjaman laptopnya dan
perhatiannya selama penulis berproses.
13. Seluruh keluarga besar yang senantiasa mendukung penulis dalam doa, semangat
serta motivasi
14. Permata Runggun Yogyakarta yang menjadi tempat curhat, ber-alay dan telah
memberikan semangat buat penulis dalam berproses.
15. Seluruh teman-teman yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi dan kepada
subjek yang telah berpartisipasi.
16. Sahabat-sahabatku semua (Anggi, Hana, Bang Ditz, Nasib, Raisa, Tika) yang
menjadi tempatku berkeluh kesah serta menjadi tempat sampahku kalau otakku udah
mulai penat. Terimakasih buat doa, telinga yang disediakan serta kekuatan
menghadapi penulis yang sedikit ribet...hehehe
17. Seluruh keluarga besar kontrakan ijo (mbak Adis, Anggi, Berta, Mery, dan Nona)
yang menjadi saudara yang selalu bersama dalam menjalani hidup dalam perantauan.
18. Teman-teman SMA yang menjadi sahabat-sahabatku (Tika, Olet, Rika, Emi,

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Elov)
19. GBKP Runggun Yogyakarta yang menjadi tempat penulis bertumbuh dalam
menjalani setiap proses
20. Semua pihak yang telah mendoakan, memotivasi, dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
meminta maaf atas kelalaian dalam yang dilakukan dalam penulisan ini. Penulis
mengharapkan kritik dan saran sehingga penelitian ini menjadi lebih sempurna.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Penulis,

Alvia Esra Natalia

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................

iii

HALAMAN MOTTO................................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................

vi

ABSTRAK.................................................................................................................

vii

ABSTRACT………………………………………………………………………….

viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…………………...

ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….

x

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..

xiii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..

xvii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..

xviii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................

8

C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis........................................................................................

9

2. Manfaat Praktis......................................................................................... 9

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................

10

A. Emosi..............................................................................................................

10

B. Regulasi Emosi...............................................................................................

11

1.Definisi Regulasi Emosi..............................................................................

11

2. Proses Regulasi Emosi................................................................................ 13
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Emosi..................................

15

C. Dewasa Awal....................................................................................................

15

1. Ciri- ciri dewasa awal.................................................................................

16

2. Perkembangan Emosi Dewasa Awal........................................................... 19
D.Kebudayaan....................................................................................................... 21
1. Suku Karo....................................................................................................

22

2. Suku Jawa....................................................................................................

26

E. Perbedaan Regulasi Emosi Mahasiswa Bersuku Karo Dan Jawa...................

29

F. Hipotesis..........................................................................................................

33

G.Skema...............................................................................................................

34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................

35

A. JENIS PENELITIAN..................................................................................... 35
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN.................................................. 35
1. Variabel Bebas.............................................................................................. 35
2. Variabel Tergantung.....................................................................................

35

C. DEFINISI OPERASIONAL...........................................................................

36

1. Regulasi Emosi............................................................................................

36

2. Suku Jawa dan Suku Karo...........................................................................

37

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D. SUBJEK PENELITIAN.................................................................................. 37
E. PENGUMPULAN DATA................................................................................... 38
F.ALAT PENGUMPULAN DATA...................................................................... 39
1. Skala Regulasi Emosi...............................................................................

39

G. Validitas, Reliabilitas, Dan Seleksi Item.........................................................

41

1. Validitas....................................................................................................

41

2. Reliabilitas................................................................................................

41

3. Seleksi Item............................................................................................... 42
H. METODE ANALISIS DATA.......................................................................... 47
1. Uji Asumsi.......................................................................................................

47

a. Uji Normalitas........................................................................................... 47
b. Uji Homogenitas.......................................................................................

47

2. Uji Hipotesis....................................................................................................

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................ 49
A.

PELAKSANAAN PENELITIAN................................................................. 49

B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN.......................................................... 50
C. HASIL PENELITIAN.................................................................................. 51
1. Deskripsi Data Penelitian.......................................................................... 51
2. Uji Asumsi................................................................................................

53

a.Uji Normalitas....................................................................................... 53
b.Uji Homogenitas...................................................................................

54

3. Uji Hipotesis.............................................................................................

54

D. ANALISIS DATA TAMBAHAN.................................................................... 56

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E. PEMBAHASAN.............................................................................................

58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 64
A. KESIMPULAN............................................................................................... 64
B. KETERBATASAN PENELITIAN.................................................................. 64
B. SARAN............................................................................................................. 64
1. Bagi Peneliti Selanjutnya........................................................................... 64
2. Bagi Individu yang bersuku Jawa dan bersuku Karo................................. 65

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemberian skor skala Regulasi Emosi……………………………………..

40

Tabel 2. Blue Print skala Regulasi Emosi…………………………………………… 40
Tabel 3. Distribusi item skala Regulasi Emosi……………………………………… 43
Tabel 4. Distribusi item skala Regulasi Emosi yang telah di seimbangkan………… 45
Tabel 5. Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin……………………………..

50

Tabel 6. Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia……………………………………….. 50
Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian………………………………………………..

52

Tabel 8. Hasil uji normalitas………………………………………………………… 53
Tabel 9. Hasil uji homogenitas……………………………………………………… 54
Tabel 10. Tabel Hasil Uji-t………………………………………………………….. 55
Tabel 11. Deskripsi untuk setiap Model Regulasi Emosi…………………………… 56
Tabel 12. Tabel Hasil Uji-t untuk setiap Model Regulasi Emosi................................ 57

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1………………………………………………………………………….. 67
Lampiran 2…………………………………………………………………………..

81

Lampiran 3…………………………………………………………………………..

88

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap manusia membutuhkan orang lain dalam menjalani
hidupnya. Keadaan ini menimbulkan interaksi sosial dan akan terusmenerus terjadi antar manusia. Dalam berinteraksi akan terjadi hubunganhubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar
perorangan, antar kelompok manusia atau pun antara perorangan dengan
kelompok (Soekanto, 1982). Interaksi sosial pada masyarakat mempunyai
suatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku
yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi
(Soekanto, 1982).
Psikologi adalah kajian ilmiah mengenai perilaku dan prosesproses mental. Tujuan ilmu psikologi menggambarkan, meramaikan dan
menjelaskan perilaku. Perilaku (behavior) adalah segala sesuatu yang kita
lakukan yang dapat diamati secara langsung (King, 2010). Proses mental
(mental process) adalah berbagai pikiran, perasaan, dan motivasi yang
dialami oleh manusia secara pribadi, namun tidak dapat diamati secara
langsung. Perilaku dan proses mental memiliki hubungan yaitu proses
mental seseorang seperti berpikir atau merasakan sesuatu ditunjukkan
dengan perilaku individu tersebut. Dalam hal ini, permasalahan manusia

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

dalam berinteraksi sosial tidak lepas dari perilaku manusia tersebut.
Dalam berperilaku, manusia tidak terlepas dari emosi-emosi yang
membentuk perilaku tersebut.
Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam, keberagaman suku
bangsa ini menjadi salah satu hal yang membuat terbentuknya kelompok
yaitu kelompok suku. Suku merupakan sekelompok orang yang memiliki
persamaan budaya, bahasa, tradisi, leluhur. Suku berbeda dengan ras, ras
merupakan sekelompok orang yang memiliki persamaan fisik yang
diturunkan secara genetik seperti ras Kaukasoid (Eropa), ras Mongoloid
(Asia),dll. Keadaan yang berbeda-beda tersebut menuntut setiap individu
untuk memahaminya sehingga kehidupan bersosial akan berjalan terus
dengan harapan-harapan ke depannya. Emosi berperan penting dalam
kehidupan setiap manusia terutama mempengaruhi interaksi sosial antar
manusia. Di zaman sekarang, banyak orang yang memiliki masalah
dengan hukum dan lingkungan sosial. Kekerasan terjadi diman-mana,
tanpa terkecuali di dalam keluarga. Kasus kekerasan yang sering
terdengar di lingkungan kita antara lain kekerasan di sekolah antar teman
sebaya, kekerasan di lingkungan keluarga antar orangtua dan anak serta
masih banyak lagi kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia yang
berhubungan dengan perbedaan suku. Keberagaman suku di Indonesia
tidak terlepas dari masalah. Adapun beberapa masalah terjadi akibat
perbedaan pendapat antarsuku yaitu koflik Lampung, konflik Sampit pada
tahun 2001, konflik Papua pada tahun 2013, konflik Flores dan konflik

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Sigi

3

(http://www.anneahira.com/perang-antarsuku-di-indonesia.htm).

Konflik-konflik

tersebut

mengakibatkan

hal

yang

fatal

seperti

pembunuhan massal, pembakaran kampung dan rumah-rumah warga.
Penyebab utama terjadinya konflik diatas adalah karena kesalahpahaman
antar warga dan akibat tidak mampu meregulasi emosi dengan baik.
Kekerasan-kekerasan itu tidak terlepas dari emosi yang berperan di
dalamnya.
Dalam psikologi, emosi dapat didefinisikan sebagai proses
menetapkan, memelihara, atau mengganggu relasi antar individu dan
lingkungan sosial. Emosi memiliki beberapa komponen yaitu respon
tubuh secara internal yang melibatkan sistem saraf otonomik, keyakinan
atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif
tertentu, ekspresi wajah dan reaksi terhadap emosi (Atkinson, Atkinson,
Smith & Bem, 2010). Proses terjadinya emosi karena adanya keterlibatan
personal dengan stimulus, penilaian kognitif seseorang terhadap suatu
stimulus, atau perubahan perilaku terhadap stimulus (Frijda, 1988 dalam
Djohan, 2009).
Emosi pada dasarnya merupakan dorongan untuk bertindak,
rencana untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara
berangsur-angsur oleh evolusi (Golemen,1997). Emosi dibagi menjadi
dua bagian yaitu emosi primer dan emosi sekunder. Emosi primer
meliputi rasa takut (fear), marah (anger), sedih (sadness), senang (joy),
terkejut (surprise), jijik (disgust) dan sebal (contempt). Emosi sekunder

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

adalah semua variasi dan campuran berbagai emosi antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan lainnya serta berkembang secara
bertahap sesuai tingkat kedewasaan kognitif (Wade & Tavris, 2008).
Pada dasarnya, emosi manusia dibagi menjadi dua kategori umum
jika dilihat dari dampak yang ditimbulkan. Kategori pertama adalah emosi
positif yaitu emosi yang memberikan dampak yang menyenangkan dan
menenangkan. Kategori kedua adalah emosi negatif yang memberikan
dampak negatif yaitu tidak menyenangkan dan menyusahkan (Gohm &
Clore,2002 dalam Safaria & Saputra, 2009).
Biasanya setiap orang menghindari dan berusaha menghilangkan
emosi negatif, mereka berusaha mengendalikan emosi negatif tersebut
atau menyeimbangkan emosi negatif tersebut (Safaria & Saputra, 2009).
Kesejahteraan psikologis dan kebahagiaan seseorang lebih ditentukan
oleh perubahan atau pengalaman emosional yang sering dialaminya
(Gohm & Clore,2002 dalam Safaria & Saputra,2009). Tercapainya
kesejahteraan psikologis, kebahagiaan, dan kesehatan jiwa individu
didorong oleh pemahaman, penerimaan diri akan suasana emosi,
mengetahui secara jelas makna dari perasaan, mampu mengungkapkan
perasaan secara konstruktif. Individu yang mampu memahami emosi yang
dialami dan dirasakan akan lebih mampu mengelola emosinya secara
positif (Safaria & Saputra,2009).
Regulasi emosi adalah suatu proses yang terdiri dari proses
ekstrinsik dan intrinsik yang bertanggugjawab utuk mengawasi,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosi untuk menyelesaikan suatu
tujuan (Thompson,1997). Kemampuan individu dalam meregulasi emosi
menjadi salah satu kekuatan dalam menghadapi lingkungan dan
berkomunikasi yang membuat individu tersebut diterima secara sosial.
Kemampuan individu dalam mengatur emosi juga akan mendukung
individu tersebut menyelesaikan masalah-masalahnya. Emosi yang lebih
diharapkan diregulasi adalah emosi negatif yaitu seperti marah, kecewa,
sedih, takut, dan sebagainya.
Kemampuan individu meregulasi emosinya menjadi berkembang
sesuai dengan lingkungan sekitar yang membentuknya. Terbentuknya
regulasi emosi tersebut tidak terlepas juga dari budaya didalamnya.
Individu akan mempelajari pola komunikasi dan ini berhubungan dengan
budaya yang hidup di sekitar individu tersebut. Seseorang akan
mempelajari pola komunikasi dari budaya yang hidup didalamnya. Emosi
merupakan hasil manifestasi dari kondisi fisiologis dan kognitif manusia,
serta merupakan cermin dari kultur budaya dan sistem sosial (Barret &
Fossum, 2001 dalam Kurniawan & Hasanat, 2010). Hal ini juga
membentuk regulasi emosi seseorang itu juga, bagaimana cara
menunjukkan emosi, tata cara berkomunikasi menurut budaya masingmasing. Menurut pandangan evolusioner, regulasi emosi sangat
diperlukan karena beberapa bagian dari otak manusia menginginkan
untuk melakukan sesuatu pada situasi tertentu, sedangkan bagian lainnya
menilai bahwa rangsangan emosional tidak sesuai dengan situasi saat itu,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

sehingga membuat individu melakukan sesuatu atau melakukan apapun
(Gross,1999 dalam Nisfiannur & Yuni, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Matsumoto, Nakagawa & Yoo
(2008) menunjukkan bahwa budaya yang dianut seseorang dan diterima
seseorang dari lingkungan tertentu memiliki perbedaan dalam meregulasi
emosi. Penelitian ini mengatakan budaya yang ditanamkan pada negara
yang menekankan pemeliharaan tatanan sosial memiliki skor yang lebih
tinggi dalam meregulasi emosi daripada negara yang pemeliharaan
ketertiban sosial yang minim, budaya individualisme dan egalitarianisme.
Salah satu fungsi utama budaya yaitu untuk memelihara ketentraman
sosial, pedoman, dan norma mengenai regulasi emosi karena emosi-emosi
menjalankan sebagai motivator utama perilaku dan memiliki fungsi sosial
yang penting (Keltner, dkk, 2003 dalam Matsomoto,Nakagawa, & Yoo,
2008).
Penelitian diatas menunjukkan bahwa faktor budaya menjadi salah
satu hal penting untuk mengetahui cara seseorang tersebut meregulasi
emosinya. Dengan kata lain, perbedaan budaya memiliki peranan penting
untuk mengetahui cara seseorang meregulasi emosinya.
Indonesia sangat lekat dengan budaya yang beragam yang dikenal
dengan lebih dari seribu suku bangsa didalamnya. Hal ini membuat
banyak orang menunjukkan identitas budaya pada suku bangsa yang
dianut, lahir dan berkembang didalam kepribadiannya. Suku yang sangat
dikenal oleh kebanyakan orang Indonesia adalah suku Jawa dan suku

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

Batak. Hal ini dapat dikenal karena kekhasan yang terlihat dari cara
berkomunikasi, Jawa dikenal dengan cara berbicara yang halus dan Batak
dikenal dengan cara bicara yang keras dan tegas. Perbedaan ini menjadi
salah satu hal yang unik yang terdapat diantara budaya yang berbeda
tersebut. Orang-orang Jawa dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus
dan sopan, mereka membandingkannya dengan orang-orang Batak yang
kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang, dan suka berkelahi. Di sisi
lain, orang Batak sendiri menganggap bahwa mereka pemberani, terbuka,
suka berterus-terang, pintar, rajin, kuat dan tegar sedangkan mereka
menganggap orang Jawa dan Sunda lebih halus dan sopan, tetapi lemah
dan tidak suka berterus-terang. Apa yang orang Jawa dan Sunda anggap
kekasaran, bagi orang Batak justru kejujuran. Apa yang orang Jawa
anggap kehalusan, bagi orang Batak adalah kemunafikan dan kelemahan
(Mulyana, 1996).
Pada penelitian ini, peneliti mengambil subjek mahasiswa Jawa
dan mahasiswa Karo. Peneliti tertarik untuk melihat perbedaan regulasi
emosi antara kedua suku yang memiliki budaya berbeda tersebut. Peneliti
mengambil subjek mahasiswa karena memiliki tingkat usia yang sama
sehingga dapat melihat perbedaan regulasi emosi hanya dari perbedaan
budaya. Hal ini juga disebabkan karena usia juga berpengaruh dalam gaya
regulasi emosi seseorang (Silvers, Gabrieli, McRae & Gross, 2012).
Kedua suku bangsa ini dipilih karena memiliki beberapa cara pandang
yang sama namun ada juga yang berbeda. Sebagai contoh hal yang sama

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

adalah orang Karo dan Orang Jawa memiliki cara berkomunikasi yang
sama yaitu mengutamakan kesopansantunan terutama jika berbicara
kepada orang yang lebih tua. Walaupun Karo termasuk rumpun Batak
yang dikenal dengan gaya komunikasi yang keras dan tegas. Karo
memiliki perbedaan yang sangat terlihat dari cara komunikasinya yaitu
cenderung halus.
Suku Karo adalah salah satu rumpun Suku Batak yang ada di
Indonesia. Suku bangsa dikategorikan ke dalam Batak adalah suku
Mandailing, Suku Angkola, Suku Toba, Suku Pakpak, Suku Simalungun,
dan Suku Karo. Daerah-daerah yang menjadi wilayah Batak secara turun
temurun adalah Tapanuli dan sebagian wilayah Sumatera Timur
(Bangun,1986). Mayoritas orang Batak beragama Kristen dan sisanya
beragama Islam. Orang Karo banyak ditemui di daerah dataran tinggi
Karo, Sumatera Utara.
Orang Jawa memiliki daerah asal di pulau Jawa yang panjangnya
lebih dari 1200 km dan lebarnya 500 km. Letak pulau Jawa di tepi sebelah
selatan kepulauan Indonesia dan hanya merupakan tujuh persen dari
seluruh daratan Kepulauan Indonesia. Orang Jawa hanya mendiami
bagian tengah dan timur dari seluruh pulau Jawa.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang diungkap pada penelitian ini adalah apakah
ada perbedaan regulasi emosi antara mahasiswa suku karo dengan
mahasiswa suku jawa?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan regulasi
emosi pada budaya Karo dan Jawa?

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
bidang psikologi budaya dan psikologi sosial tentang regulasi emosi
pada budaya di Indonesia. Dari penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi acuan penelitian selanjutnya akan regulasi emosi pada
budaya-budaya di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Bagi subyek penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah informasi dan pemahaman akan regulasi emosinya.
Informasi ini diharapkan dapat menjadi evaluasi akan regulasi
emosinya dan bagi yang memiliki regulasi emosi maladaptif akan
belajar meregulasi emosi secara adaptif serta bagi yang adaptif bisa
lebih memahami dan melakukannya lebih baik lagi. Kemampuan ini
nantinya diharapkan menjadi modal untuk pribadi yang lebih sehat
dan diterima secara sosial.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. EMOSI
Emosi berasal dari kata e yang berarti energi dan motion yang
berarti getaran. Emosi bisa dikatakan sebagai sebuah energi yang terus
bergerak dan bergetar (Chia,1985 dalam Safaria & Saputra, 2009).
Menurut Golemen (1997), emosi pada dasarnya merupakan dorongan
untuk bertindak, rencana untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan
secara berangsur-angsur oleh evolusi.
Emosi merupakan situasi stimulasi yang melibatkan perubahan
pada tubuh dan wajah, aktivasi pada otak, penilaian kognitif, perasaan
subjektif, dan kecenderungan melakukan suatu tindakan, yang dibentuk
seluruhnya oleh peraturan-peraturan yang terdapat di suatu kebudayaan.
Emosi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu emosi primer dan emosi
sekunder. Emosi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu emosi primer dan
emosi sekunder. Emosi primer meliputi rasa takut (fear), marah (anger),
sedih (sadness), senang (joy), terkejut (surprise), jijik (disgust), dan sebal
(contempt). Emosi sekunder adalah semua variasi dan campuran berbagai
emosi antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya serta
berkembang secara bertahap sesuai tingkat kedewasaan kognitif (Wade &
Tavris, 2008).

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

B. REGULASI EMOSI
1. Definisi Regulasi Emosi
Menurut Thompson (1994), regulasi emosi terdiri dari proses
ekstrinsik dan intrinsik yang bertanggungjawab untuk mengawasi,
mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosi untuk menyelesaikan
suatu tujuan.
Menurut

Reivich

dan

Shatte

(2002),

regulasi

adalah

kemampuan untuk tenang di bawah tekanan. Ketenangan (calming)
dan fokus (focusing) merupakan bagian dari kemampuan tersebut.
individu yang mampu mengelola kedua keterampilan ini mampu
membantu meredakan emosi, memfokuskan pikiran-pikiran yang
mengganggu dan mengurangi stress.
Menurut Gross (Gross, Thompson, 2006), regulasi emosi
adalah proses individu mengatur emosinya, bagaimana mengalaminya
dan mengungkapkannya. Regulasi emosi adalah strategi yang
dilakukan secara sadar dan di bawah sadar untuk meningkatkan,
mempertahankan, atau mengurangi satu atau lebih komponen dari
respon

emosional.

Komponen-komponen

tersebut

terdiri

dari

perasaan, perilaku, dan respon fisiologis yang membentuk emosi
(Gross, 1999). Menurut Gross (1999), regulasi emosi memiliki tiga
aspek. Pertama, regulasi emosi dilakukan pada emosi negative
maupun positif. Kedua, regulasi emosi dilakukan secara sadar maupun

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

tidak sadar. Terakhir, regulasi emosi mampu mengurangi stress atau
mengubah stressor.
Regulasi emosi menurut Gross dan Thompson (2006)
merupakan kumpulan berbagai proses tempat emosi diatur. Proses
regulasi emosi dapat berlangsung secara otomatis atau dikontrol,
disadari atau tidak disadari. Proses regulasi emosi berefek pada satu
atau lebih proses yang membangkitkan emosi.
Regulasi emosi terdiri dari dua tipe yaitu regulasi emosi
intrinsik dan regulasi emosi ekstrinsik (Gross, Thompson, 2006).
Regulasi emosi instrinsik adalah individu berusaha untuk menutupi
emosi kita misalnya tidak ingin terlihat seperti marah. Pada
pengaturan emosi ekstrinsik adalah saat kita berusaha mengatur emosi
seseorang misalnya kita berusaha menghilangkan rasa sedih anak
dengan memberikan mainan.
Dari definisi-definisi yang dijelaskan maka dapat disimpulkan
regulasi emosi adalah kemampuan mengatur emosi dengan cara
meningkatkan, mempertahankan atau mengurangi komponen dari
respon emosi sehingga mampu membantu meredakan emosi,
memfokuskan pikiran-pikiran yang mengganggu dan mengurangi
stress.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

2. Proses Regulasi Emosi
Menurut Gross (1999), terbentuknya regulasi emosi dilihat
melalui proses serangkaian model. Adapun model-model regulasi
emosi adalah:
a. Seleksi Situasi
Seleksi situasi mengacu pada pilihan dari keadaan dengan
mempertimbangkan konsekuensi ke depannya untuk respon emosional
yang akan terjadi. Individu seringkali menyadari lintasan emosi yang
cenderung dipakai selama periode waktu tertentu (misalnya sehari).
Kesadaran ini dapat memotivasi individu untuk mengambil langkahlangkah untuk mengubah kegagalan lintasan emosional melalui
seleksi situasi. Contoh seleksi situasi adalah ketika seseorang yang
berusaha keras untuk menghindari situasi yang akan membawanya
berhadapan dengan mantan pasangan atau mantan kekasih. Contoh
lain adalah individu secara aktif mencari situasi yang akan
memberikan kontak dengan teman-teman ketika membutuhkan
kesempatan untuk melampiaskan dan / atau berbagi emosi positif.
b. Modifikasi Situasi
Modifikasi situasi adalah mengatur situasi di sekitar untuk
memunculkan

emosi

yang

diharapkan.

Memodifikasi

situasi

dilakukan secara eksternal atau pada lingkungan sekitarnya. Sebagai
contoh, jika seseorang ingin membuat situasi makan malam yang
romantis maka dia akan meyediakan lilin, musik yang membuat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

suasana romantis, memilih tempat makan yang romantis juga. Hal ini
akan mempengaruhi emosi menjadi merasakan hal yang romantik.
c. Penyebaran Atensi
Penyebaran

atensi

mempengaruhi

tanggapan

emosional

dengan mengalihkan perhatian dalam situasi tertentu. Penyebaran
atensi mencakup penarikan perhatian fisik (misalnya, meliputi mata
atau telinga), pengalihan internal perhatian (misalnya, melalui
gangguan),

dan

menanggapi

pengalihaan

eksternal

perhatian

(misalnya, pengalihan orangtua dari seorang anak lapar dengan
menceritakan anak cerita yang menarik).
d. Perubahan kognitif
Perubahan kognitif mengacu pada perubahan satu atau lebih
dari penilaian ini dengan cara mengubah makna emosional situasi itu.
Mengubah cara orang berpikir baik tentang situasi itu sendiri atau
sekitar kapasitas seseorang untuk mengelola tuntutan sikap itu.
e. Modulasi respon (pengalaman, perilaku dan fisiologis)
Modulasi respon mempengaruhi fisiologis, pengalaman, atau
respon perilaku relative langsung. Bentuk respon pada modulasi
respon terjadi dengan melibatkan penghambatan perilaku ekspresif
emosional berlangsung.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Emosi
a. Usia
Perbedaan usia mempengaruhi keberhasilan regulasi emosi
seseorang. Sebuah penelitian menyatakan usia yang lebih tua
memiliki regulasi emosi lebih baik daripada usia yang lebih muda, hal
ini dikarenakan pengalaman (Silvers, Gabrieli, McRae & Gross,
2012).

b. Budaya

Budaya menciptakan dan memelihara ketertiban sosial dengan
menciptakan sistem nilai yang memfasilitasi norma untuk mengatur
emosi (Matsomoto,Nakagawa, & Yoo, 2008).

Salah satu fungsi

utama budaya yaitu untuk memelihara ketentraman sosial, pedoman,
dan norma mengenai regulasi emosi karena emosi-emosi menjalankan
sebagai motivator utama perilaku dan memiliki fungsi sosial yang
penting (Keltner, dkk, 2003 dalam Matsomoto,Nakagawa, & Yoo,
2008).

C. DEWASA AWAL
Menurut Hurlock (1980), masa dewasa awal dimulai dari usia 18
tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Orang yang dikatakan dewasa
adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan didalam masyarakat bersama dengan orang dewasa
lainnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

Rentang masa dewasa muda kira-kira di antara usia 18 sampai 25
tahun. Pada perkembangan ini, individu biasanya masih mencari jalur
karier yang diinginkan, identitas seperti apa yang ingin dimiliki dan gaya
hidup seperti apa yang ingin dianut (King, 2010).

1.

Ciri- Ciri Dewasa Awal
Menurut Hurlock (1980), terdapat beberapa ciri-ciri yang

terlihat pada diri individu yang sudah mengalami masa dewasa awal,
yaitu :
a. Masa pengaturan
Pada masa ini, individu akan mencari pola-pola kehidupan yang
sesuai pada dirinya yang akan menjadi tanggungjawab dalam
menjalani hidupnya seperti pekerjaan yang sesuai, pasangan,
profesi, usia menikah.
b. Usia reproduktif
Pada masa ini, jika seorang wanita yang menikah pada usia
muda dan memiliki anak maka dia akan menunda untuk berkarir
sehingga saat masa itu telah selesai, dia akan kembali
melanjutkan kehidupannya dengan karirnya. Begitu juga bagi
orang yang belum siap untuk menikah ataupun punya anak, dia
akan meningkatkan karirnya sebelum menikah ataupun memiliki
anak.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

c. Masa bermasalah
Pada masa ini, individu pada awal masa dewasa akan berhadapan
dengan

berbagai

masalah

yang

harus

dihadapi

seperti

penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai
orang tua dan karier mereka. Pada usia 30 tahun sampai 40 tahun,
penyesuaian diri akan lebih berpusat pada hubungan dalam
keluarga. Dalam menghadapi masalah-masalah tersebut, biasanya
orang dewasa tidak memperoleh bantuan dalam memecahkan
masalah ini karena sudah dianggap mampu menyelesaikannya.
d. Masa ketegangan emosional
Pada masa mengawali dewasa, individu akan mengalami
keresahan emosional dan saat tidak menyukai apa yang mereka
lihat, mereka akan berusaha untuk mengubahnya. Setelah usia
tiga

puluhan

maka

mereka

telah

masalahnya dengan baik sehingga

mampu

memecahkan

menjadi stabil dan tenang

secara emosional. Apabila ketegangan emosi masih berlanjut
pada usia tiga puluhan, hal ini biasanya terlihat dalam bentuk
keresahan yaitu kekhawatiran dalam menjalani pekerjaan,
hubungan dalam perkawinan yang tidak berjalan dengan baik.
e. Masa keterasingan sosial
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan
hasrat

untuk

maju

dalam

karir.

Dengan

demikian

keramahtamahan masa remaja diganti dengan persaingan dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

masyarakat dewasa. Mereka lebih mencurahkan tenaga kepada
pekerjaan

sehingga

menyisihkan

sedikit

waktu

untuk

bersosialisasi secara akrab. Hal ini meyebabkan mereka menjadi
egosentris serta menambah kesepian mereka.
f. Masa komitmen
Pada masa dewasa, individu akan mengalami perubahan
tanggungjawab menjadi mandiri. Mereka menentukan pola hidup
baru, memikul tanggungjawab baru dan membuat komitmenkomitmen baru.
g. Masa ketergantungan
Pada masa dewasa, tidak sedikit individu yang masih memilih
bergantung dengan orang tua, lembaga pendidikan ataupun
pemerintah dalam hal keuangan untuk pendidikan mereka.
Terkadang individu tersebut meragukan kemampuan mereka
untuk mandiri secara ekonomi sehingga ketergantungan bisa
mencapai usia tigapuluhan.
h. Masa perubahan nilai
Pada masa dewasa, nilai-nilai yang sebelumnya dianggap tidak
penting berubah menjadi penting seperti kesadaran pentingnya
ilmu yang menjadi batu loncatan untuk meraih karir, keberhasilan
sosial serta kepuasan pribadi. Orang dewasa juga belajar
menerima nilai-nilai dari luar untuk menyesuaikan diri dengan
masyarakat tertentu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

i. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Pada masa awal dewasa, individu akan menghadapi cara hidup
yang

berbeda

tanggungjawab

dengan
yang

masa
berbeda

remaja.
membuat

Kehidupan
orang

dan

dewasa

menyesuaikan dirinya dengan peran-peran baru yang akan
dihadapinya.
j. Masa kreatif
Masa dewasa akan cenderung mengembangkan kreatifitasnya
yang terlihat dari minat dan bakat seseorang tersebut. Kreatifitas
tersebut disalurkan melalui hobby manupun melalui pekerjaan.
Puncak kreatifitas baru tercapai pada usia setengah baya karena
pada usia tersebut seharusnya telah dapat mengatasi hambatanhambatan untuk mencapai prestasi optimal sesuai kemampuan
mereka.
2. Perkembangan Emosi Dewasa Awal
Masa dewasa memiliki sifat atau ciri yang menunjukkan
kematangan seseorang tersebut secara psikologis dan dinyatakan
dewasa. Anderson (Mappiare, 1983) memaparkan tujuh ciri
kematangan secara psikologis pada masa dewasa :
a. Berorientasi pada tugas
Seseorang yang dikatakan dewasa akan berorientasi pada tugastugas yang menjadi tanggungjawabnya bukan pada perasaanperasaan diri sendiri atau kepentingan pribadi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan kerja yang efisien
Seseorang yng dikatakan matang secara psikologis akan melihat
tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas. Tujuan-tujuan
tersebut didefinisikan secara cermat dan mengetahui yang mana
yang pantas dilakukan serta bekerja secara terbimbing secara
terarah.
c. Mengendalikan perasaan pribadi
Seseorang yang matang mampu menyetir perasaan sendiri dan
tidak

dikuasai

oleh

perasaan-perasaannya

sendiri

dalam

mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain.
Individu tersebut tidak mementingkan dirinya sendiri namun
mempertimbangkan perasaan-perasaan orang lain.
d. Keobjektifan
Seseorang yang matang mampu bersikap objektif yaitu berusaha
mencapai keputusan dalam keadaan yang sesuai dengan
kenyataan
e. Menerima kritik dan saran
Individu yang matang, mampu bersikap realistik, terbuka
terhadap kritik-kritik dan saran-saran dari orang lain demi
peningkatan dirinya.
f. Bertanggungjawab terhadap usaha-usaha pribadi
Sebagai individu yang matang mampu memberi kesempatan pada
orang-orang lain membantu usaha-usahanya untuk mencapai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

tujuan. Dia bersedia menerima bantuan untuk usah-usahanya dari
orang lain dan tetap bertanggungjawab terhadap usaha-usahanya
tersebut.
g. Penyesuaian realistis terhadap situasi-situasi baru
Sebagai individu dewasa yang matang harus mampu fleksibel dan
dapat menempatkan diri seiring dengan kenyataan-kenyataan
yang dihadapinya dalam situasi-situasi baru.

D. KEBUDAYAAN
Budaya adalah suatu kesatuan dari sikap, perilaku, dan simbolsimbol

yang

dimiliki

bersama

oleh

manusia

dan

biasanya

dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Shiraev &
Levy,2010 dalam Sarwono, 2014). Dalam membahas budaya, terdapat
beberapa istilah yaitu masyarakat, ras dan etnik. Masyarakat dapat
diartikan suatu kelompok yang memiliki persamaan tempat dan waktu.
Ras adalah sekelompok orang yang memiliki persamaan fisik yang
diturunkan secara genetik seperti ras Kaukasoid (Eropa), ras Mongoloid
(Asia),dll. Terakhir adalah etnik atau suku bangsa yang merupakan
sekelompok orang yang memiliki persamaan budaya, bahasa, tradisi,
leluhur.
Keberagaman etnik di Indonesia menghasilkan keberagaman juga
dalam sikap dan perilaku yang diturunkan ke masing-masing orang sesuai
etnik yang dianutnya. Seseorang yang diajarkan etnik tertentu akan hidup

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

sesuai budaya yang ditanamkan oleh etnik tersebut. Salah satu tempat
budaya ini terus diajarkan adalah didalam keluarga atau pola asuh. Karena
melalui budaya yang ditanamkan akan membuat seseorang tersebut
mampu mendefinisikan nilai, membentuk kepribadian, membentuk polapola perilaku, membingkai pandangan hidup (Liliweri, 2014). Dibawah
ini akan dipaparkan lebih jelas tentang etnik atau suku bangsa Karo dan
Jawa yang akan menjadi fokus subyek dalam penelitian ini.

1. Suku Karo
Suku Karo adalah salah satu bagian Rumpun Batak di
Sumatera Utara. Masyarakat Karo memiliki keterikatan pada adat
istiadatnya. Keterikatan ini terjadi sepanjang hari secara turun
temurun. Menurut Bangun (1986), adat istiadat Suku Karo dilakukan
di setiap kegiatan sosial budaya masyarakat. Keterikatan ini membuat
orang-orang karo yang berada di perantauan tidak akan melepaskan
adat-istiadat tersebut. Pengenalan masyarakat akan orang karo dilihat
dari marga yang melekat pada setiap nama mereka.
Pengenalan masyarakat akan sifat-sifat seseorang atau
kelompok tertentu, salah satunya dilihat dari sukunya. Menurut
Tamboen (1952) terdapat beberapa sifat orang karo:
a. Pendendam
Orang Karo adalah pendendam disaat seseorang membohonginya
atau tidak jujur kepadanya dan juga orang disaat orang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

mempermalukannya. Orang karo akan membalas dendam pada
orang yang memperlakukannya demikian.
b. Lemah lembut
Apabila diperlakukan dengan sopan santun maka orang karo akan
menjadi lemah lembut, pemurah, penurut serta pengertian.
Bangun (1986) menguraikan sifat-sifat Orang Karo yaitu :
a. Tegas
Orang Karo memiliki sifat tegas, cepat berpikir dan bertindak.
Mereka tidak

lembut dalam menghadapi masalah, sehingga

terkadang mengabaikan pertimbangan dan menimbulkan resiko
bagi diri ataupun keluarganya.
b. Jujur
Orang Karo memiliki sifat jujur karena keterikatan satu dengan
yang lain yang membuat mereka terbuka. Orang karo saling
menjaga dalam hal harta ataupun hal lain dan tidak membutuhkan
penjagaan ketat karena kepercayaan kepada warga sekitarnya.
c. Berani
Keberanian orang karo terlihat dari keluwesan menempatkan diri
di

tengah

masyarakat

saat

merantau.

Orang

karo

juga

menunjukkan sikap beraninya dengan mengaku salah jika
melakukan kesalahan dan berani menunjukkan kebenaran.
d. Percaya diri

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

Orang karo melandasi kebutuhan hidup beserta keluarga dengan
percaya diri mereka dengan bekerja keras. Orang karo jarang
menggantungkan nasib kepada orang lain.
e. Mandiri
Orang

karo

memiliki

sifat

pemalu,

dalam

artian

malu

menggantungkan diri pada belas kasihan o