Efek Buah apel (Pyrus malus Sylvestris Mill.) Sebagai Anti Diare Pada Mencit Galur Swiss Webster.

(1)

ABSTRAK

EFEK BUAH APEL (Pyrus malus Sylvestris Mill.) SEBAGAI ANTI DIARE PADA MENCIT

GALUR SWISS WEBSTER Raden Ahyar Nugraha, 2006

Pembimbing I : Endang Evacuasiany, dra., Apt., MS., AFK Pembimbing II :Lusiana Darsono, dr., M.Kes

Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill) telah lama dikenal sebagai buah yang memiliki banyak khasiat sebagai obat, salah satunya sebagai anti diare. Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair, dengan kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya, yaitu lebih dari 200 ml/24 jam.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan efektifitas pemberian buah apel sebagai anti diare pada mencit dengan melihat pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas defekasi serta motilitas usus.

Metode penelitian ini adalah laboratorium eksperimental menggunakan 40 ekor mencit galur Swiss Webster yang dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 ekor mencit yaitu, kontrol positif (diberikan loperamid), kontrol negatif (diberikan akuades), dan 3 kelompok uji yang diberikan variasi dosis dari apel, yaitu 15 mg, 75 mg, dan 150 mg.

Hasil penelitian menunjukkan waktu transit intestinal dan perubahan konsistensi memiliki perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok uji (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada frekuensi defekasi (p>0,05).

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah apel memiliki efek anti diare dengan mengurangi motilitas usus dan memperpadat konsistensi feses, namun apel tidak menurunkan frekuensi defekasi.


(2)

ABSTRACT

INFLUENCE OF APPLE (PYRUS MALUS SYLVESTRIS MILL.) AS ANTI DIARRHEA TOWARD SWISS WEBSTER STRAIN MICE

Raden Ahyar Nugraha, 2006

Tutor I : Endang Evacuasiany, dra., Apt., MS., AFK

Tutor II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes

Apple fruit (Pyrus Malus Sylvestris Mill.) are long known as the fruit which has many effects as medicine, one of which are as anti diarrheals Diarrhea is a condition where the consistency of faeces is liquid or half liquid, with water composition is more than 200 ml/24 hours, usually occurs for less than 15 days..

The purpose of this research is to know the influence and effectivity of apple fruit as anti diarrheal agents toward mice by comparing its effects on the quality and quantity of defecation and intestine motility.

The method used a laboratory experimental research using 40 Swiss Webster

mice which are divided into five groups, each group consist of four mice which is positive control (which is given loperamid), negatif control (which is given aquadest), and 3 test group which has a dose variaton of apple, 15 mg, 75 mg, and 150 mg.

The result shows that there is a significant difference of transit intestinal time and consistency between the negatif control group and the test group (p<0,05). Meanwhile there is no significant difference on the frequency of defecation( p>0,05).

The conclusion is that apple has an influnce towards mice as an anti diarrhea agents by decreasing the motility of large intestine and increase the solidity of faeces, meanwhile apple has no effects decreasing the frequencies of defecation.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 2

1.3. Maksud dan Tujuan... 2

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 3

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 3

1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2. Hipotesis... 4

1.6. Metodologi ... 4

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare... 5

2.1.1. Pengertian Diare... 5

2.1.2. Etiologi Diare... 6

2.1.3. Patofisiologi Diare ... 7

2.1.3.1. Diare Osmotik ... 7

2.1.3.2. Diare sekretorik... 8

2.1.3.3. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak... 8

2.1.3.4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif dienterosit ... 8

2.1.3.5. Motilitas dan waktu transit usus abnormal ... 8

2.1.3.6 Gangguan permeabilitas usus ... 9

2.1.3.7. Diare inflamatorik ... 9

2.1.3.8. Diare pada infeksi ... 9


(4)

2.1.4.1. Gejala Klinik ... 10

2.1.4.2. Komplikasi ... 11

2.2. Anatomi Fisiologi Usus Besar, Rektum, dan Anus Manusia... 11

2.2.1. Anatomi Usus Besar, Rektum, dan Anus Manusia... 11

2.2.1.1. Sekum ... 12

2.2.1.2. Kolon... 12

2.2.1.3. Rektum dan Anus... 13

2.2.2. Fisiologi Usus Besar ... 13

2.2.2.1. Fungsi Usus Besar... 13

2.2.2.2. Absorbsi dan Sekresi pada Usus Besar ... 14

2.2.2.3. Motilitas Usus dan Mekanisme Defekasi ... 14

2.3. Pengobatan Diare ... 15

2.3.1. Obat Intra Luminal... 16

2.3.1.1. Obat yang Membentuk Gel dan Hidroskopik ... 16

2.3.1.2. Cholestryamine ... 16

2.3.1.3. Bismut ... 16

2.3.2. Obat Antimotilitas dan Antisekretorik... 17

2.3.2.1. Opioid ... 17

2.4.2.1.1. Loperamid ... 17

2.4.2.1.2. Diphenoxylate dan Defenoxin ... 17

2.3.2.2. Agonis Reseptor α2-Adrenergik ... 18

2.4. Apel... 18

2.4.1. Morfologi Apel ... 19

2.4.2. Tempat Tumbuh... 20

2.4.3. Khasiat Buah Apel ... 20

2.4.4. Komponen Kimia Buah Apel... 21

2.4.4.1. Pektin ... 21

2.4.4.2. Flavonoid ... 22

2.4.4.3. Tannin ... 23

2.5. Oleum ricini ... 24

BAB III ALAT BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat Dan Bahan... 25

3.1.1. Alat... 25

3.1.2. Bahan ... 25

3.1.3. Hewan Coba... 25

3.2. Metode Penelitian ... 26

3.2.1. Desain Penelitian ... 26

3.2.2. Variabel Penelitian... 26

3.2.3. Metode Analisis ... 27

3.2.4. Prosedur Kerja ... 27

3.2.4.1. Persiapan Hewan Coba ... 27


(5)

3.2.4.2. Persiapan Bahan Uji... 28

3.2.4.3. Metode Transit Intestinal ... 28

3.2.4.4. Metode Proteksi Terhadap Diare Oleh Oleum Ricini... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 30

4.2. Pembahasan... 36

4.3. Uji hipotesis ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 38

5.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA... 39

LAMPIRAN... 42

RIWAYAT HIDUP... 48


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Pengamatan Rasio yang Ditempuh Oleh Norit Terhadap Panjang

Usus Seluruhnya ... 30 Tabel 4.2 Frekuensi Defekasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Uji ... 31 Tabel 4.3 Konsistensi Feses Mencit 1 Kelompok Kontrol dan Kelompok

Uji ... 32 Tabel 4.4 Konsistensi Feses Mencit 2 Kelompok Kontrol dan Kelompok

Uji ... 32 Tabel 4.5 Konsistensi Feses Mencit 3 Kelompok Kontrol dan Kelompok

Uji ... 33 Tabel 4.6 Konsistensi Feses Mencit 4 Kelompok Kontrol dan Kelompok

Uji ... 33


(7)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Frekuensi Defekasi ... 34 Grafik 4.2 Rata-Rata Frekuensi Defekasi ... 35


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Anatomi Usus Besar, Rektum, dan Anus Manusia ... 11 Gambar 2.2 Buah Apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) ... 19 Gambar 2.3 Tanaman Buah Apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) ... 19


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Perhitungan Dosis... 42 Lampiran 2. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program SPSS... 43


(10)

42

Lampiran 1 :

PERHITUNGAN DOSIS

Perhitungan Dosis Apel :

Dosis Apel untuk manusia adalah 5.75 g. Faktor konversi untuk menit adalah 0,0026

Dosis yang digunakan adalah 1, 5, dan 10 kali dosis manusia. Aquadest yang digunakan 0,5 ml

Perhitungan dosis : dosis 1 : 5.75 g x 0,0026 x 1 = 0,015 g/0,5 ml = 15 mg/0,5 ml dosis 5 : 5.75 g x 0,0026 x 5 = 0,075 g/0,5 ml

= 75 mg/0,5 ml dosis 10 : 5.75 g x 0,0026 x 10 = 0,15 g/0,5 ml = 150 mg/ 0,5 ml

Perhitungan dosis Loperamid :

Dosis Loperamid untuk mencit 0,06 mg/ml 1 tablet Loperamid = 2 mg

Dilarutkan dalam CMC 1% 2 mg + x ml CMC 1 % 0,06 mg : ml = 2 mg : x ml x = 33.3 ml


(11)

43

Lampiran 2 :

Hasil Pengolahan Data Rasio Usus Menggunakan Program SPSS dengan Metode Uji Anova Satu Arah dan Analisis Multiple Comparison Test dari Tukey HSD

Frequencies

Statistics

4 4 4 4 4

0 0 0 0 0

,7675 ,5425 ,6375 ,5850 ,6375

2,062E-02 3,862E-02 3,304E-02 5,802E-02 3,594E-02

,75 ,49 ,60 ,53 ,59

,79 ,58 ,68 ,66 ,67

Valid Missing N Mean Std. Deviation Minimum Maximum aquadest loperamid dosis mencit 1X dosis mencit 5X dosis mencit 10X

Frequency Table

aquadest

2 50,0 50,0 50,0

1 25,0 25,0 75,0

1 25,0 25,0 100,0

4 100,0 100,0

,75 ,78 ,79 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

loperamid

1 25,0 25,0 25,0

1 25,0 25,0 50,0

1 25,0 25,0 75,0

1 25,0 25,0 100,0

4 100,0 100,0

,49 ,54 ,56 ,58 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(12)

44

dosis mencit 1X

1 25,0 25,0 25,0

1 25,0 25,0 50,0

1 25,0 25,0 75,0

1 25,0 25,0 100,0

4 100,0 100,0

,60 ,63 ,64 ,68 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

dosis mencit 5X

1 25,0 25,0 25,0

1 25,0 25,0 50,0

1 25,0 25,0 75,0

1 25,0 25,0 100,0

4 100,0 100,0

,53 ,55 ,60 ,66 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

dosis mencit 10X

1 25,0 25,0 25,0

1 25,0 25,0 50,0

1 25,0 25,0 75,0

1 25,0 25,0 100,0

4 100,0 100,0

,59 ,63 ,66 ,67 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Oneway

Descriptives

statistik

4 ,7675 2,062E-02 1,031E-02 ,7347 ,8003 ,75 ,79

4 ,5425 3,862E-02 1,931E-02 ,4810 ,6040 ,49 ,58

4 ,6375 3,304E-02 1,652E-02 ,5849 ,6901 ,60 ,68

4 ,5850 5,802E-02 2,901E-02 ,4927 ,6773 ,53 ,66

4 ,6375 3,594E-02 1,797E-02 ,5803 ,6947 ,59 ,67

20 ,6340 8,506E-02 1,902E-02 ,5942 ,6738 ,49 ,79

kon.neg kon.pos dm1 dm5 dm10 Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for Mean


(13)

45

Test of Homogeneity of Variances

statistik

1,152 4 15 ,371

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

statistik

,114 4 2,862E-02 18,665 ,000

2,300E-02 15 1,533E-03

,137 19

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: statistik Tukey HSD

,2250* 2,769E-02 ,000 ,1395 ,3105

,1300* 2,769E-02 ,002 4,450E-02 ,2155

,1825* 2,769E-02 ,000 9,700E-02 ,2680

,1300* 2,769E-02 ,002 4,450E-02 ,2155

-,2250* 2,769E-02 ,000 -,3105 -,1395

-9,5000E-02* 2,769E-02 ,026 -,1805 -9,4985E-03

-4,2500E-02 2,769E-02 ,557 -,1280 4,300E-02

-9,5000E-02* 2,769E-02 ,026 -,1805 -9,4985E-03

-,1300* 2,769E-02 ,002 -,2155 -4,4498E-02

9,500E-02* 2,769E-02 ,026 9,498E-03 ,1805

5,250E-02 2,769E-02 ,360 -3,3002E-02 ,1380

,0000 2,769E-02 1,000 -8,5502E-02 8,550E-02

-,1825* 2,769E-02 ,000 -,2680 -9,6998E-02

4,250E-02 2,769E-02 ,557 -4,3002E-02 ,1280

-5,2500E-02 2,769E-02 ,360 -,1380 3,300E-02

-5,2500E-02 2,769E-02 ,360 -,1380 3,300E-02

-,1300* 2,769E-02 ,002 -,2155 -4,4498E-02

9,500E-02* 2,769E-02 ,026 9,498E-03 ,1805

,0000 2,769E-02 1,000 -8,5502E-02 8,550E-02

5,250E-02 2,769E-02 ,360 -3,3002E-02 ,1380

(J) perlakuan kon.pos dm1 dm5 dm10 kon.neg dm1 dm5 dm10 kon.neg kon.pos dm5 dm10 kon.neg kon.pos dm1 dm10 kon.neg kon.pos dm1 dm5 (I) perlakuan kon.neg kon.pos dm1 dm5 dm10 Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.


(14)

46

Homogeneous Subsets

statistik

Tukey HSDa

4 ,5425

4 ,5850 ,5850

4 ,6375

4 ,6375

4 ,7675

,557 ,360 1,000

perlakuan kon.pos dm5 dm1 dm10 kon.neg Sig.

N 1 2 3

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

a.

Hasil Pengolahan Data Frekuensi Defekasi Menggunakan Program SPSS dengan Metode Uji Chi Square

NPar Tests

Chi-Square Test

Frequencies

PERLAKUAN Observed N Expected

N Residual

dm 1 40 36.8 3.2

dm 5 30 36.8 -6.8

dm 10 36 36.8 -.8

kon.neg 48 36.8 11.2

kon.pos 30 36.8 -6.8

Total 184 Test Statistics

PERLAKUAN Chi-Square 6.217

df 4

Asymp. Sig. .183

a 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 36.8.


(15)

47

Hasil Pengolahan Data Konsistensi Feses Menggunakan Program SPSS dengan Metode Uji Chi Square

NPar Tests

Chi-Square Test

Frequencies

PERLAKUAN

Observed N Expected N Residual

DM 1 88 80.8 7.2

DM 5 58 80.8 -22.8

DM 10 66 80.8 -14.8

Kon.neg 133 80.8 52.2

Kon.Pos 59 80.8 -21.8

Total 404

Test Statistics

PERLAKUAN Chi-Square 49.391

df 4

Asymp. Sig. .000

a 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 80.8.


(16)

48

RIWAYAT HIDUP

Nama : Raden Ahyar Nugraha Nomor Pokok Mahasiswa : 0210065

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 1 November 1984 Alamat : Jl.Kembar Mas IV no.29 Bandung 40254

Riwayat Pendidikan :

• 1996 lulus SDN Banjarsari V Bandung • 1999 lulus SMPN 5 Bandung

• 2002 lulus SMUN 5 Bandung


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare merupakan gejala penyakit yang cukup sering terjadi di masyarakat. Dahulu bahkan diare merupakan penyebab tertinggi angka kematian di Indonesia. Separuh dari pasien anak di rumah sakit menderita penyakit tersebut, dan semakin lama semakin banyak masalah yang terkait dengan diare (Yati, 2005). Diare memiliki pengaruh yang berlainan baik di negara maju maupun di negara yang berkembang, yang mana diare di negara ketiga telah menyebabkan sekitar 5-8 juta kematian per tahun. Lebih dari satu miliar orang di dunia mengalami diare setiap tahunnya, dan hampir separuhnya terganggu aktivitas sehari-harinya (Ahlquist, 2001).

Diare adalah keadaan yang mana frekuensi buang air besar seseorang melebihi normal dengan konsistensi yang encer atau tidak berbentuk. Selain itu, berat feses pada orang dewasa >200g/kgBB, sedangkan pada bayi >10g/kgBB (Ahlquist, 2001). Kebanyakan diare disebabkan oleh karena malabsorbsi cairan dan elektrolit oleh saluran pencernaan. Diare merupakan gejala suatu penyakit, bukan penyakit tersendiri, dan umumnya timbul karena passage bolus makanan terlalu cepat dan terganggunya resorpsi air dan elektrolit di dalam usus besar (Sujono Hadi, 1999). Diare dapat disebabkan oleh virus, keracunan makanan karena bakteri, dan reaksi alergi. Selain itu diare juga dipengaruhi oleh keadaan emosi dan psikis seseorang (Goldfinger, 1977).

Pengobatan dalam menanggulangi diare perlu memperhatikan adanya dehidrasi pada penderita, sehingga diperlukan pengganti elektrolit dan cairan selain itu juga dengan pengaturan diet yang berguna untuk mengurangi frekuensi buang air besar. Terapi dengan obat atau zat aktif tertentu juga diperlukan untuk mengurangi bahkan menghentikan gejala diare (Sujono Hadi, 1999). Salah satu zat aktif yang dapat


(18)

2

digunakan untuk mengurangi gejala diare tersebut adalah dengan zat pektin. Zat ini umum ditemukan pada buah-buahan, diantaranya buah apel (Pyrus malus). Buah apel memiliki kandungan pektin yang cukup tinggi, kurang lebih 2 gram pektin per buah apel (Parziale, 2005). Pektin merupakan suatu serat yang mampu mengikat cairan. Pektin bekerja dengan membentuk gumpalan seperti gel saat zat pektin ini berikatan dengan cairan. Selain itu pektin juga dapat bekerja melawan bakteri tertentu yang dapat menyebabkan diare, dan pektin oleh flora normal di usus dapat membentuk suatu lapisan yang dapat menutupi bagian usus yang mengalami iritasi, selain itu juga, pektin bekerja dengan menghambat motilitas usus (Yajima, 1985)

Berdasarkan pengetahuan yang didapat dari keterangan diatas, penulis tertarik untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pektin yang terdapat di dalam buah apel dapat mengurangi atau bahkan mengatasi gejala yang disebabkan oleh diare.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) mengurangi motilitas usus Apakah buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) mengurangi frekuensi

defekasi

Apakah buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) memperpadat konsistensi feses mencit.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian : Untuk mengetahui pengaruh buah apel terhadap mencit yang telah dibuat diare.


(19)

3

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui efektivitas apel untuk mengurangi gejala diare pada mencit dengan menggunakan metode transit intestinal dan metode proteksi terhadap diare oleh Oleum ricini

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis yang didapat dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan buah apel sebagai pengobatan tradisional.

Manfaat praktis yang didapat dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk meyakinkan masyarakat untuk menggunakan buah apel sebagai terapi alternatif diare.

1.5 Kerangka Pemikiran dan hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diare merupakan keadaan yang mana frekuensi buang air besar seseorang melebihi normal, disertai nyeri dan kejang perut, dapat juga disertai dengan muntah dan mual. Obat anti diare pada umumnya bekerja dengan memperlambat gerak peristaltik usus dan mengurangi pengeluaran cairan yang berlebih sehingga frekuensi defekasi berkurang dan memperbaiki konsistensi feses. Selain itu ada juga yang menghilangkan spasme dan nyeri., dan juga yang bersifat menenangkan., dapat juga diusahakan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang selama proses diare tersebut (Goldfinger, 1977).

Kandungan aktif apel adalah pektin, tannin dan flavonoid (www.dnet.net.id, 2005). Kandungan yang terpenting untuk penanganan diare adalah pektin. Pektin bekerja dengan menggumpalkan cairan sehingga membentuk gel, memiliki efek antibakteri


(20)

4

usus dapat membentuk suatu lapisan yang dapat melapisi dinding permukaan usus yang mengalami iritasi, serta menghambat motilitas usus, sehingga fungsi intestinal dapat ditingkatkan (Yajima,1985). Berdasarkan efek-efek diatas, apel dapt digunakan sebagai anti diare

1.5.2. Hipotesis

• Apel mengurangi motilitas usus mencit • Apel menurunkan frekuensi defekasi • Apel memperpadat konsistensi feses.

1.6 Metodologi

Metode penelitian merupakan laboratorium eksperimental sungguhan yang dilakukan dengan menggunakan metode transit intestinal dan metode proteksi terhadap pada mencit yang dibuat diare oleh Oleum ricini. Analisis data menggunakan metode Anova dan Tukey HSD untuk rasio, sedangkan frekuensi defekasi dan konsistensi menggunakan metode Chi Square.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Penelitian tersebut dimulai pada bulan Februari hingga bulan Desember 2005.


(21)

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) mengurangi motilitas usus

Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) tidak menurunkan frekuensi defekasi. Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) memperpadat konsistensi feses.

5.2 Saran

Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas buah apel sebagai antidiare dengan menambah jumlah hewan coba, dan mencoba variasi dosis yang lain.

Selain itu bisa juga dilakukan uji toksisitas dari buah apel. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lain untuk mengetahui efek lain dari buah apel selain sebagai anti diare.


(22)

39

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://www.ansci.cornell.edu, 2005.

Anonim, http://www.dnet.net.id, 2005.

Anonim, http://www.interna.or.id, 2005

Anonim, http://www.iptek.net.id, 2005

Anonim, http://www.pdrhealth.com, 2005

Anonim, http://www.ppmplp.depkes.go.id, 2005

Anonim, http://www.worldconsortium.com, 2005

Anonim, http://halfreycottage.com/logs/00000041.html, 2005

Anonim, http://halfreycottage.com/logs/00000041.html, 2005

Ahlquist, David A., Camillen, Michael. 2001. Harrison Principle of Internal

Medicine. USA : McGraw-Hill. 240-242.

Azalia A., Udin S. 2003. Obat Lokal. dalam : Sulistia G.G., editor : Farmakologi dan

Terapi. Edisi 4. Jakarta : Universitas Indonesia. 511-512.

Carbone John V., Grandborg Lloyd L., Silverman Sol. 1984. Current Medical

Diagnosis and Treatment. 23rd Edition. California : Lange Medical Publications. 353-354.


(23)

40

Ganong Willian.F. 1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta : EGC. 491-499.

Goldfinger S.E. 1977. Harrison’s Principle o f Internal Medicine. 8th. Edition. London : McGraw Hill. 210-214.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta : Yayasan Wana Jaya. 852-853.

Jafri Syed., Pasricha Pankaj J. 2001. Goodman’s and Gilman’s : The

Pharmacological basis of Therapeutics. 10th Edition. New York : McGraw-Hill. 1037-1041.

Martini Frederic. 2004. Fundamental of Anatomy and Physiology. 6th Edition. Pearson Educational International. 914, 910-919.

Mills Simon., Bone Kerry. 2000. Principles of Pythotherapy : Modern Herbal

Medicine. British : Churchill Livingstone. 31-37.

Mycek Mary J., Harvey Richard A., Champe Pamela C. 1995. Farmakologi Ulasan

Bergambar. Edisi 2. Jakarta : Widya Medika. 137, 248.

Parziale E. 2000. http://earthnotes.tripod.com/apple.htm. 2005.

Price Sylvia., Wilson Lorraine M., 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC. 410-411.

Schultze V., Hansel R., Tyler V.E. 1988. Rational Pythotherapy : A physician Guide

to Herbal Medicine. 3rd Edition. Berlin : Springer. 194-195.

Singgih Santoso. 2004. Spss versi 10 : Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. 261, 393-400.

Sodeman William.A. 1981. Pathological Physiology Mechanisms of Disease. 6th Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Company. 767-769, 772-773.


(24)

41

Srisupar Yati Soenarto. 2005. http://www.republika.co.id. 2005.

Sujono Hadi. 1999. Gastroenterologi. Bandung : Alumni. 37-42.

Taizo Watanabe. 1995. Medical Herb Index in Indonesia. 2nd Edition. Jakarta : P.T Eisai Indonesia. 130.

Yajima T. 1985. Contractility Effect of Short Chain Fatty Acid on the Isolated Colon of the Rat. Journal Physio, 368 : 667-678.


(1)

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui efektivitas apel untuk mengurangi gejala diare pada mencit dengan menggunakan metode transit intestinal dan metode proteksi terhadap diare oleh Oleum ricini

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis yang didapat dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan buah apel sebagai pengobatan tradisional.

Manfaat praktis yang didapat dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk meyakinkan masyarakat untuk menggunakan buah apel sebagai terapi alternatif diare.

1.5 Kerangka Pemikiran dan hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diare merupakan keadaan yang mana frekuensi buang air besar seseorang melebihi normal, disertai nyeri dan kejang perut, dapat juga disertai dengan muntah dan mual. Obat anti diare pada umumnya bekerja dengan memperlambat gerak peristaltik usus dan mengurangi pengeluaran cairan yang berlebih sehingga frekuensi defekasi berkurang dan memperbaiki konsistensi feses. Selain itu ada juga yang menghilangkan spasme dan nyeri., dan juga yang bersifat menenangkan., dapat juga diusahakan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang selama proses diare tersebut (Goldfinger, 1977).

Kandungan aktif apel adalah pektin, tannin dan flavonoid (www.dnet.net.id, 2005). Kandungan yang terpenting untuk penanganan diare adalah pektin. Pektin bekerja dengan menggumpalkan cairan sehingga membentuk gel, memiliki efek antibakteri pada beberapa bakteri tertentu penyebab diare, pektin juga oleh flora normal pada


(2)

usus dapat membentuk suatu lapisan yang dapat melapisi dinding permukaan usus yang mengalami iritasi, serta menghambat motilitas usus, sehingga fungsi intestinal dapat ditingkatkan (Yajima,1985). Berdasarkan efek-efek diatas, apel dapt digunakan sebagai anti diare

1.5.2. Hipotesis

• Apel mengurangi motilitas usus mencit • Apel menurunkan frekuensi defekasi • Apel memperpadat konsistensi feses.

1.6 Metodologi

Metode penelitian merupakan laboratorium eksperimental sungguhan yang dilakukan dengan menggunakan metode transit intestinal dan metode proteksi terhadap pada mencit yang dibuat diare oleh Oleum ricini. Analisis data menggunakan metode Anova dan Tukey HSD untuk rasio, sedangkan frekuensi defekasi dan konsistensi menggunakan metode Chi Square.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Penelitian tersebut dimulai pada bulan Februari hingga bulan Desember 2005.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) mengurangi motilitas usus

Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) tidak menurunkan frekuensi defekasi. Buah apel (Pyrus malus sylvestris Mill.) memperpadat konsistensi feses.

5.2 Saran

Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas buah apel sebagai antidiare dengan menambah jumlah hewan coba, dan mencoba variasi dosis yang lain.

Selain itu bisa juga dilakukan uji toksisitas dari buah apel. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lain untuk mengetahui efek lain dari buah apel selain sebagai anti diare.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://www.ansci.cornell.edu, 2005.

Anonim, http://www.dnet.net.id, 2005.

Anonim, http://www.interna.or.id, 2005

Anonim, http://www.iptek.net.id, 2005

Anonim, http://www.pdrhealth.com, 2005

Anonim, http://www.ppmplp.depkes.go.id, 2005

Anonim, http://www.worldconsortium.com, 2005

Anonim, http://halfreycottage.com/logs/00000041.html, 2005

Anonim, http://halfreycottage.com/logs/00000041.html, 2005

Ahlquist, David A., Camillen, Michael. 2001. Harrison Principle of Internal Medicine. USA : McGraw-Hill. 240-242.

Azalia A., Udin S. 2003. Obat Lokal. dalam : Sulistia G.G., editor : Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Universitas Indonesia. 511-512.

Carbone John V., Grandborg Lloyd L., Silverman Sol. 1984. Current Medical Diagnosis and Treatment. 23rd Edition. California : Lange Medical Publications. 353-354.


(5)

Ganong Willian.F. 1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta : EGC. 491-499.

Goldfinger S.E. 1977. Harrison’s Principle o f Internal Medicine. 8th. Edition. London : McGraw Hill. 210-214.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta : Yayasan Wana Jaya. 852-853.

Jafri Syed., Pasricha Pankaj J. 2001. Goodman’s and Gilman’s : The Pharmacological basis of Therapeutics. 10th Edition. New York : McGraw-Hill. 1037-1041.

Martini Frederic. 2004. Fundamental of Anatomy and Physiology. 6th Edition. Pearson Educational International. 914, 910-919.

Mills Simon., Bone Kerry. 2000. Principles of Pythotherapy : Modern Herbal Medicine. British : Churchill Livingstone. 31-37.

Mycek Mary J., Harvey Richard A., Champe Pamela C. 1995. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi 2. Jakarta : Widya Medika. 137, 248.

Parziale E. 2000. http://earthnotes.tripod.com/apple.htm. 2005.

Price Sylvia., Wilson Lorraine M., 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC. 410-411.

Schultze V., Hansel R., Tyler V.E. 1988. Rational Pythotherapy : A physician Guide to Herbal Medicine. 3rd Edition. Berlin : Springer. 194-195.

Singgih Santoso. 2004. Spss versi 10 : Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. 261, 393-400.

Sodeman William.A. 1981. Pathological Physiology Mechanisms of Disease. 6th Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Company. 767-769, 772-773.


(6)

Srisupar Yati Soenarto. 2005. http://www.republika.co.id. 2005.

Sujono Hadi. 1999. Gastroenterologi. Bandung : Alumni. 37-42.

Taizo Watanabe. 1995. Medical Herb Index in Indonesia. 2nd Edition. Jakarta : P.T Eisai Indonesia. 130.

Yajima T. 1985. Contractility Effect of Short Chain Fatty Acid on the Isolated Colon of the Rat. Journal Physio, 368 : 667-678.