Derajat Optimisme Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Angkatan 2006 di Universitas "X" Bandung.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai derajat optimisme pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas “X”, Bandung. Jumlah responden sebanyak 140 orang yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas “X” Bandung.
Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan teknik survey. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui derajat optimisme merupakan kuesioner Attributional Style Questionnaire (ASQ) dari Martin E.P. Seligman yang sudah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Drs. Paulus H. Prasetya, M.Si., Psik., dan kemudian dimodifikasi kembali oleh peneliti, dengan validitas berkisar antara 0,302 – 0,672 dan reliabilitas sebesar 0,729 menggunakan SPSS 14,0 dengan uji statistik rank spearman.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 50% mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 adalah pesimistik. Kritik orang dewasa merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi optimisme pada sebagian besar mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas “X”, Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran kepada Fakultas Kedoteran Universitas “X”, Bandung agar dapat mengadakan seminar atau pelatihan mengenai optimisme untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan membantu mahasiswa untuk mengembangkan cara berpikir yang optimis. Selain itu, bagi orangtua dan dosen disarankan untuk memberikan kritik yang memotivasi mahasiswa yang mengalami kegagalan, agar mereka dapat berusaha lebih keras. Dan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006, untuk mengembangkan cara berpikir yang optimis, ketika mengalami kegagalan atau situasi yang buruk, tidak memandang situasi tersebut sebagai sesuatu yang menetap, universal, dan internal, tapi berusaha lebih keras untuk memperbaiki agar tidak mengulang kegagalan di kemudian hari. Selain itu juga peneliti menyarankan agar diadakan penelitian lanjutan kepada dosen-dosen di Fakultas Kedokteran Universitas “X”, Bandung, sehingga para dosen dapat membimbing mahasiswanya untuk mengembangkan cara pandang yang optimistik.
(2)
DAFTAR ISI
Lembar Judul Lembar Pengesahan Lembar Persembahan
Abstraksi………iii
Kata Pengantar………...iv
Daftar Isi………ix
Daftar Tabel……….xiii
Daftar Bagan………xiv
Daftar Lampiran………xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..1
1.2 Identifikasi Masalah………9
1.3 Maksud dan Tujuan penelitian………9
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah……….9
1.4.2 Kegunaan Praktis………...10
1.5 Kerangka Pikir………...10
(3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Optimisme
2.1.1 Definisi Optimisme………....19
2.1.2 Dimensi Optimisme 2.1.2.1 Dimensi Permanence………21
2.1.2.2 Dimensi Pervasiveness………...23
2.1.2.3 Dimensi Personalizaton………23
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Optimisme 2.1.3.1 Explanatory Style Ibu………26
2.1.3.2 Kritik Orang Dewasa……….26
2.1.3.3 Krisis Masa Kanak-Kanak………27
2.1.4 Harapan………..27
2.1.5 Depresi………...29
2.1.6 Manfaat Optimisme………30
2.2 Perkembangan Dewasa Awal 2.2.1 Gambaran Umum Early Adulthood…..….…….………...33
2.2.2 Perkembangan Kognitif Early Adulthood…...34
2.2.3 Ciri Masa Dewasa Awal...35
2.3 Mahasiswa Sebagai Individu Dewasa Awal...36
(4)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian...38
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian...39
3.2.2 Definisi Operasional...39
3.3 Alat Ukur 3.3.1 Data Primer…………...40
3.3.2 Prosedur Pengisian Kuesioner Optimisme dan Sistem Penilaian...41
3.3.3 Data Penunjang...43
3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3.4.1 Validitas Alat Ukur...44
3.4.2 Reliabilitas Alat Ukur...44
3.5 Populasi Penelitian 3.5.1 Populasi Sasaran...45
3.5.2 Karakteristik Populasi...45
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel...45
3.6 Teknik Analisis Data...46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden...47
4.2 Hasil Penelitian...48
(5)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...56 5.2 Saran
5.2.1 Saran Penelitian Lanjutan...57 5.2.2 Saran Guna Laksana...57
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1 Tabel persentase responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1.2 Tabel persentase responden berdasarkan usia
Tabel 4.2.1 Derajat Optimisme Tabel 4.2.2 Dimensi Optimisme Tabel 4.2.2.1 Dimensi Permanence Tabel 4.2.2.2 Dimensi Pervasiveness Tabel 4.2.2.3 Dimensi Personalization
(7)
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.5 Kerangka Pikir Bagan 3.1 Rancangan Penelitian
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat Ukur Optimisme
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 Skor Derajat Optimisme
Lampiran 4 Data Penunjang Lampiran 5 Data tabulasi silang Lampiran 6 Data Mentah Lampiran 7 Sistem KBK
(9)
LAMPIRAN
LAMPIRAN
(10)
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan program Sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka diadakan suatu penelitian mengenai Derajat Optimisme pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Angkatan 2006 di Universitas “X” Bandung.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti memohon kesediaan saudara untuk dapat meluangkan waktu mengisi kuesioner ini.
Kuesioner ini berguna bagi penelitian, terutama pada mahasiswa kedokteran untuk mengembangkan cara pandang optimisme, khususnya selama belajar di perguruan tinggi. Saudara diharapkan mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan pendapat atau keadaan diri saudara. Setiap jawaban saudara akan dijaga kerahasiaannya.
Atas kesediaan dan bantuan saudara, saya ucapkan terima kasih.
Bandung, Februari 2008
(11)
A. IDENTITAS
1. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan 2. Usia : _____ tahun
B. PERTANYAAN
Petunjuk pengisian : Isilah titik-titik di bawah ini dengan jelas dan sesuai dengan keadaan diri saudara.
1. Apa yang biasanya ibu saudara katakan ketika ibu saudara mengalami keberhasilan?………...
Bagaimana penghayatan saudara? ………...
2. Apa yang biasanya ibu saudara katakan ketika ibu saudara mengalami kegagalan?...………...
Bagaimana penghayatan saudara? ………...
3. Komentar apa yang biasanya dikatakan dosen wali jika saudara mendapat hasil yang baik dalam studi?... Bagaimana penghayatan saudara?...
4. Komentar apa yang biasanya dikatakan dosen wali jika saudara mendapat hasil yang buruk dalam studi?... Bagaimana penghayatan saudara?...
5. Krisis masa kanak-kanak apa yang selalu teringat dalam benak saudara? ……… Apa pengaruhnya bagi saudara saat ini?...
(12)
Petunjuk Pengisian Kuesioner Optimisme
Bayangkan saudara mengalami situasi yang tergambar dalam setiap persoalan, walaupun untuk beberapa situasi mungkin saudara belum pernah mengalaminya. Pilihlah salah satu jawaban dalam setiap persoalan yang saudara rasakan paling sesuai dengan pikiran yang muncul dalam diri saudara jika saudara berada dalam situasi tersebut. Pikiran yang dimaksud adalah pikiran yang merupakan alasan atau penjelasan mengapa situasi itu dapat terjadi. Jangan memilih apa yang seharusnya atau sepantasnya saudara pikirkan dalam situasi tersebut.
Jika pilihan jawaban yang tersedia saudara rasakan keduanya sama-sama sesuai atau sama-sama tidak sesuai , saudara diharapkan tetap memilih yang lebih sesuai dengan diri saudara walaupun di antara kedua pilihan itu sangat sedikit kesesuaiannya. Semua persoalan harus saudara jawab, jangan ada satu persoalan pun yang terlewat.
Jika saudara ingin merubah jawaban yang sudah saudara pilih, buatlah tanda silang pada jawaban yang saudara anggap tidak sesuai, kemudian lingkarilah jawaban yang saudara anggap sesuai atau yang ingin saudara pilih.
Dalam persoalan-persoalan berikut tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban saudara tepat bila saudara merasa jawaban tersebut sesuai dengan diri saudara. Lingkarilah pilihan jawaban yang sesuai dengan diri saudara. Kerjakanlah dengan spontan, jangan memikirkannya terlalu lama.
Terima kasih atas kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner ini.
(13)
1. Saudara mendapat nilai yang bagus selama kuliah a. saya belajar dengan giat
b. pelajaran di fakultas kedokteran mudah
2. Saudara berdamai setelah bertengkar dengan teman saudara karena tugas kuliah a. saya memaafkan dia
b. saya selalu memaafkan dia
3. Saudara bertambah bingung ketika teman saudara mencoba menjelaskan pelajaran yang saudara tidak mengerti
a. saya tidak memperhatikan dengan baik ketika dia menjelaskan b. teman saya kurang pandai dalam menjelaskan
4. Teman baik saudara memberi kejutan berupa hadiah kepada saudara a. dia sedang bersenang hati
b. saya membantu dia menyelesaikan tugas yang sulit
5. Saudara melupakan janji mengerjakan tugas kelompok dengan teman saudara a. kemampuan saya untuk mengingat kurang
b. pikiran saya terserap pada kesibukan lain
6. Saudara mendapat nilai tertinggi dalam satu mata kuliah a. saya mempunyai kelebihan dalam mata kuliah tersebut b. saya memang cerdas
7. Saudara berhasil dalam mengerjakan tugas yang sulit
a. saya bisa berusaha sekuat tenaga untuk mengerjakan tugas tersebut b. saya bisa berusaha sekuat tenaga dalam segala hal
8. Dosen saudara menjelaskan suatu mata kuliah, dan saudara tidak mengerti apa yang dia jelaskan
a. saya tidak memperhatikan semua mata kuliah pada hari itu
b. saya tidak memperhatikan ketika dosen menjelaskan mata kuliah tersebut 9. Beberapa teman saudara mengatakan bahwa mereka tidak suka satu kelompok
dengan saudara
a. terkadang saya bersikap otoriter kepada teman kelompok saya
b. terkadang mereka tidak memberi kesempatan kepada saya untuk memimpin kelompok tersebut
10. Teman-teman dan dosen saudara mengatakan bahwa presentasi yang saudara buat sangat menarik
a. saya sedang bersemangat hari itu
(14)
11. Orangtua saudara memuji nilai-nilai mata kuliah saudara a. orangtua saya banyak membantu dan mendukung saya
b. saya memang mengerjakan tugas-tugas dan ujian saya dengan baik
12. Di semester ini nilai saudara baik sekali dibandingkan dengan teman-teman saudara
a. teman-teman saya banyak yang malas
b. saya selalu belajar sungguh-sungguh untuk bisa medapat nilai yang bagus 13. Saudara mendapat nilai yang rendah dalam ujian
a. dosen saya selalu membuat soal-soal yang sulit
b. akhir-akhir ini dosen saya sering membuat soal-soal yang sulit
14. Teman saudara meminjamkan bahan-bahan yang sangat saudara perlukan untuk praktikum
a. saat sedang senang dia berbuat baik kepada saya b. dia adalah orang yang selalu berbuat baik kepada saya
15. Saudara lulus dan mendapatkan nilai praktikum yang paling tinggi
a. saya merasa kondisi saya sedang baik pada saat ujian praktikum tersebut b. saya giat belajar untuk bisa lulus praktikum tersebut
16. Saudara gagal dalam ujian yang sangat penting a. saya tidak secerdas teman-teman yang lain
b. saya tidak mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian tersebut
17. Saudara mengerjakan tugas kelompok bersama dan hasilnya tidak memuaskan a. saya memang sulit bekerja sama dengan teman-teman kelompok manapun b. saya tidak dapat bekerjasama dengan teman-teman dalam kelompok itu 18. Saudara sudah berusaha untuk bisa lulus suatu mata kuliah prasyarat, namun
ternyata saudara tidak lulus
a. saya bukan mahasiswa fakultas kedokteran yang pintar b. saya kurang pandai dalam mata kuliah tersebut
19. Saudara mengerjakan kuis dari dosen saudara, namun ternyata banyak jawaban yang salah
a. saya tidak berusaha untuk mengerjakannya dengan baik b. soal-soal tersebut tidak ada dalam buku yang saya baca
20. Saudara tidak dapat mengendalikan kemarahan kepada teman saudara karena terlambat datang kerja kelompok
a. dia selalu membuat saya jengkel
(15)
21. Saudara harus membayar denda karena terlambat membayar uang kuliah a. saya sangat jarang memperhatikan kapan harus membayar uang kuliah b. saya lupa kapan batas akhir membayar uang kuliah semester itu
22. Saudara membujuk teman saudara untuk membantu saudara mengerjakan tugas tetapi dia menolak
a. hari itu dia enggan melakukan apapun juga b. hari itu dia sudah ada janji lain
23. Pada waktu kuliah, saudara diminta untuk maju ke depan dan menjelaskan ulang materi yang disampaikan dosen saudara pada hari itu
a. saya kebetulan duduk tepat di depan dosen tersebut
b. saya kelihatan sangat bersemangat mengikuti kuliah tersebut
24. Dalam suatu mata kuliah, tugas yang saudara buat dipuji teman-teman dan dosen saudara
a. saya selalu mengerjakan tugas dengan baik
b. saya sangat bersemangat ketika mengerjakan tugas tersebut
25. Saudara memberikan pendapat mengenai tugas yang teman saudara buat, dan dia tidak menyukainya
a. saya kurang hati-hati dalam menyempaikan pendapat saya b. dia kurang bisa menerima masukan dari orang lain
26. Ada dosen baru yang mengajar di kelas saudara dan dia menyukai sikap saudara
a. hari itu saya menunjukkan tingkah laku yang baik di kelas b. saya selalu bertingkah laku baik di dalam kelas
27. Saudara mengemukakan suatu pendapat dan semua orang setuju dengan pendapat saudara
a. pendapat tersebut sangat bagus
b. saya mengungkapkannya dengan cara yang tepat
28. Saudara baru menyelesaikan ujian dan saudara sangat senang a. hari itu mata kuliah yang diujiankan sangat mudah
b. sepanjang hari itu terasa sangat menyenangkan 29. Akhir-akhir ini saudara sering merasa jenuh kuliah
a. saya tidak pernah punya kesempatan untuk bersantai b. saya luar biasa sibuk akhir-akhir ini
30. Saudara tidak lulus dalam satu mata kuliah
a. saya memang tidak pintar dalam mata kuliah tersebut b. mata kuliah tersebut memang sangat susah
(16)
31. Saudara diminta untuk membantu dosen saudara mempersiapkan suatu praktikum
a. saya tahu alat-alat apa saja yang dibutuhkan untuk praktikum tersebut b. saya mengetahui cara yang tepat untuk menolong orang yang perlu bantuan 32. Teman kelompok saudara tidak mengajak saudara untuk mengerjakan tugas
kelompok
a. saya selalu sibuk dengan diri saya sendiri sehingga kurang memperhatikan kebutuhan kelompok saya
b. saya kurang mempunyai waktu untuk mengerjakan tugas dengan teman-teman kelompok saya
33. Teman saudara mengatakan sesuatu yang membuat saudara sakit hati
a. dia selalu mengatakan segala hal tanpa mempertimbangkan akibatnya bagi orang lain
b. suasana hatinya sedang jengkel dan saya menjadi sasaran kejengkelannya 34. Teman saudara meminta bantuan saudara untuk menyelesaikan suatu tugas
a. saya mempunyai kelebihan dalam bidang yang ia tanyakan
b. saya mempunyai kelebihan untuk memberikan pendapat yang tepat
35. Teman saudara berterima kasih karena saudara telah membantunya ketika ia mengalami kesulitan
a. saya senang menolong pada saat ia mengalami kesulitan
b. saya selalu siap menolong orang yang membutuhkan bantuan saya 36. Saudara banyak mendapatkan teman-teman baru di kampus
a. orang-orang yang saya temui adalah orang-orang yang mudah bergaul b. saya memang mudah bergaul
37. Saudara dapat menyelesaikan suatu tugas dengan cepat
a. akhir-akhir ini saya memang mengerjakan tugas dengan cepat
b. akhir-akhir ini saya memang mengerjakan segala sesuatu dengan cepat 38. Teman saudara merasa senang satu kelompok dengan saudara
a. terkadang saya dapat menyenangkan teman-teman saya b. saya memang orang yang menyenangkan
39. Saudara terserang penyakit setelah saudara selesai ujian
a. beberapa minggu terakhir saya kurang istirahat karena belajar untuk ujian b. beberapa minggu terakhir cuaca dan kondisi lingkungan kurang baik untuk
kesehatan tubuh
40. Saudara diminta unuk memimpin suatu tugas kelompok yang penting a. saya baru saja menyelesaikan tugas serupa dengan baik
(17)
41. Saudara banyak bertengkar dengan teman kelompok saudara a. akhir-akhir ini saya merasa tertekan dan mudah tersinggung b. akhir-akhir ini mereka memang menjengkelkan
42. Dosen saudara merubah jadwal tutorial lebih cepat secara mendadak sehingga saudara tidak sempat mempersiapkan bahan-bahan untuk tutorial dengan maksimal
a. dosen tersebut memang sering merubah jadwl secara mendadak b. belakangan ini dosen tersebut memang sangat sibuk
43. Saudara mendapat penghargaan yang membanggakan di kampus a. saya mampu menyelesaikan tugas yang berat
b. saya merupakan mahasiswa yang baik di kampus
44. Saudara ingin masuk ke dalam suatu kelompok tetapi ditolak a. saya memang sulit bergaul
b. saya sulit bergaul dengan orang-orang di dalam kelompok tersebut 45. Saudara mendapat nilai ujian yang paling tinggi
a. nasib saya sedang baik
b. saya berusaha dengan sangat keras
46. Dosen saudara bertanya pada saudara dan jawaban yang saudara berikan salah a. saya selalu merasa gugup bila ditanya dosen
b. hari itu saya merasa gugup saat dosen bertanya pada saya
47. Saudara sedang sedih dan kecewa karena tidak lulus dalam satu mata kuliah a. saya tidak bisa mengatasi kesulitan dalam mata kuliah tersebut
b. mata kuliah tersebut memang sangat sulit
48. Saya tidak membawa buku yang wajib saya bawa ketika kuliah
a. saya sering mempunyai keyakinan bahwa saya sudah membawa buku yang saya perlukan
(18)
Validitas Alat ukur
No. Item Validitas Keterangan
1 0.317 Diterima
2 0.302 Diterima
3 0.427 Diterima
4 0.316 Diterima
5 0.427 Diterima
6 0.421 Diterima
7 0.449 Diterima
8 0.492 Diterima
9 0.421 Diterima
10 0.672 Diterima
11 0.400 Diterima
12 0.479 Diterima
13 0.440 Diterima
14 0.453 Diterima
15 0.492 Diterima
16 0.553 Diterima
17 0.458 Diterima
18 0.606 Diterima
19 0.457 Diterima
20 0.309 Diterima
21 0.354 Diterima
22 0.486 Diterima
23 0.354 Diterima
24 0.341 Diterima
25 0.551 Diterima
26 0.466 Diterima
27 0.474 Diterima
(19)
29 0.384 Diterima
30 0.321 Diterima
31 0.351 Diterima
32 0.456 Diterima
33 0.505 Diterima
34 0.360 Diterima
35 0.375 Diterima
36 0.445 Diterima
37 0.474 Diterima
38 0.519 Diterima
39 0.496 Diterima
40 0.619 Diterima
41 0.483 Diterima
42 0.466 Diterima
43 0.347 Diterima
44 0.453 Diterima
45 0.553 Diterima
46 0.489 Diterima
47 0.407 Diterima
48 0.400 Diterima
Reliabilitas Alat Ukur Cronbach's
Alpha N of Items
(20)
Tabel skor Derajat Optimisme
Subjek PmG PvG PsG PmB PvB PsB G – B
1 4 3 5 0 2 4 6
2 8 7 8 1 1 4 17
3 2 1 6 2 0 6 3
4 4 6 2 2 2 3 5
5 4 5 6 3 0 5 7
6 5 4 4 5 2 4 2
7 4 3 4 4 3 5 -1
8 0 3 5 1 2 7 -2
9 3 5 6 1 0 6 8
10 3 5 5 3 1 5 4
11 5 4 7 4 3 5 4
12 3 6 5 0 1 5 8
13 2 2 4 4 6 1 -3
14 3 6 3 6 1 8 -3
15 3 2 3 3 1 5 -1
16 6 2 6 5 0 3 6
17 6 6 3 6 7 1 1
18 1 3 5 0 2 7 0
19 6 4 6 3 3 7 3
20 3 5 2 0 1 6 3
21 4 2 5 6 1 6 -2
22 6 6 3 2 3 7 3
23 4 7 6 7 7 4 -1
24 0 4 3 5 5 6 -9
25 6 7 4 3 1 0 13
26 6 3 3 3 1 1 7
27 7 6 6 2 1 4 12
28 7 5 2 3 0 1 10
29 2 6 3 5 5 4 -3
30 4 5 5 4 2 3 5
31 5 2 5 4 2 4 2
32 2 6 5 2 0 6 5
33 2 4 0 3 2 5 -4
34 5 3 3 4 4 7 -4
35 4 4 8 3 0 3 10
36 6 6 6 3 0 5 10
37 8 5 7 0 0 6 14
38 6 4 6 2 0 1 13
39 3 4 4 3 5 6 -3
40 4 4 3 4 3 4 0
41 1 5 4 3 8 3 -4
(21)
43 5 4 5 5 0 4 5
44 1 2 3 3 3 4 -4
45 3 4 4 5 5 3 2
46 5 3 4 1 3 5 3
47 3 4 3 1 0 5 4
48 4 6 4 4 7 4 -1
49 4 2 4 3 1 7 1
50 8 3 6 3 1 1 12
51 7 6 3 4 2 3 7
52 4 2 5 5 6 4 -4
53 8 6 7 1 2 7 11
54 6 2 6 2 1 4 7
55 4 2 5 1 0 5 5
56 4 2 5 4 1 6 0
57 3 3 5 2 2 5 2
58 7 2 7 0 1 2 13
59 5 4 5 1 5 6 2
60 4 5 7 3 0 0 13
61 6 5 6 0 4 4 9
62 2 1 4 4 2 3 -2
63 6 4 5 1 2 4 8
64 3 3 3 3 2 2 2
65 1 3 2 2 4 3 -3
66 2 2 3 5 4 4 -6
67 3 3 7 2 2 5 4
68 2 1 4 3 1 5 -1
69 4 4 5 1 1 4 7
70 4 1 3 5 2 6 -5
71 3 3 5 6 1 1 3
72 3 3 4 3 2 5 0
73 5 2 4 3 2 6 0
74 2 3 7 1 0 7 4
75 2 2 1 3 3 4 -5
76 4 4 3 4 5 3 -1
77 8 6 6 5 3 2 10
78 5 2 3 5 4 4 -3
79 3 3 5 4 4 8 -5
80 4 4 4 5 5 5 -3
81 6 6 5 2 2 4 9
82 6 5 7 1 0 6 9
83 6 4 6 3 5 3 5
84 7 3 6 1 0 4 11
85 3 2 3 3 2 6 -3
(22)
87 2 4 4 2 2 8 -2
88 8 3 6 1 2 4 10
89 4 1 4 0 1 2 6
90 2 3 3 3 3 2 0
91 4 4 4 2 2 3 5
92 3 2 4 4 2 5 -2
93 4 4 7 0 1 4 10
94 4 3 5 3 4 4 -1
95 3 2 6 0 3 4 0
96 3 3 1 4 2 2 -1
97 6 5 5 3 1 5 7
98 4 3 2 0 3 4 3
99 3 5 6 4 1 5 4
100 2 0 4 2 3 4 -1
101 4 3 7 2 2 5 5
102 3 2 4 2 2 6 -1
103 3 3 5 3 2 4 2
104 5 2 3 4 0 4 2
105 2 3 3 7 3 3 -5
106 3 4 5 2 5 7 -1
107 4 4 3 3 1 3 4
108 6 2 4 4 0 2 6
109 5 3 4 3 3 2 4
110 1 0 3 6 4 8 -14
111 6 4 8 2 0 3 13
112 3 3 4 3 2 7 -2
113 8 6 5 1 2 5 11
114 5 3 2 6 5 3 -4
115 4 5 6 1 2 3 0
116 3 4 4 2 3 4 2
117 6 6 5 1 5 6 5
118 3 5 3 4 2 3 2
119 6 2 4 5 3 4 0
120 2 1 5 2 2 4 0
121 4 4 5 3 3 5 2
122 1 3 5 4 0 6 -1
123 8 5 5 1 1 6 10
124 5 4 6 1 2 7 5
125 3 5 5 4 5 7 -3
126 5 4 4 4 7 3 -2
127 5 3 5 2 1 5 5
128 2 3 4 1 0 3 5
129 6 4 5 5 6 5 1
(23)
131 7 6 6 3 7 2 6
132 4 3 4 1 2 4 4
133 3 2 3 4 2 4 -2
134 4 7 7 1 0 7 10
135 7 4 5 2 2 5 7
136 6 5 5 0 0 6 10
137 4 3 6 4 2 7 0
138 4 3 6 3 1 5 4
139 6 4 5 2 4 2 7
(24)
Data penunjang EXPLANATORY STYLE
IBU No. Responden
1 2 3 4
Σ KATEGORI
1 0 0 0 0 0 Negatif
2 1 1 1 1 4 Positif
3 1 1 1 1 4 Positif
4 0 0 1 0 1 Negatf
5 1 0 1 0 2 Negatif
6 1 1 1 1 4 Positif
7 0 0 0 0 0 Negatif
8 1 1 1 1 4 Positif
9 1 0 1 1 3 Positif
10 0 0 0 1 1 Negatif
11 1 0 0 0 1 Negatif
12 1 0 0 0 1 Negatif
13 1 0 1 0 2 Negatif
14 1 0 0 0 1 Negatif
15 1 0 1 0 2 Negatif
16 1 1 1 1 4 Positif
17 1 1 1 0 3 Positif
18 1 1 1 0 3 Positif
19 0 0 0 0 0 Negatif
20 0 0 1 1 2 Negatif
21 1 0 0 0 1 Negatif
22 1 1 0 0 2 Negatif
23 1 0 1 0 2 Negatif
24 1 0 1 1 3 Positif
25 1 1 0 0 2 Negatif
26 1 1 1 0 3 Positif
27 1 0 0 0 1 Negatif
28 1 1 1 0 3 Positif
29 1 0 0 0 1 Negatif
30 0 0 0 0 0 Negatif
31 0 0 0 0 0 Negatif
32 1 1 1 1 4 Positif
33 1 0 1 0 2 Negatif
34 1 1 1 0 3 Positif
35 0 0 1 1 2 Negatif
36 0 0 1 0 1 Negatif
37 1 1 1 1 4 Positif
38 1 1 1 1 4 Positif
39 0 0 0 0 0 Negatif
(25)
41 1 1 1 1 4 Positif
42 1 1 1 1 4 Positif
43 1 1 1 1 4 Positif
44 1 1 0 0 2 Negatif
45 1 1 0 0 2 Negatif
46 1 1 1 1 4 Positif
47 0 0 0 0 0 Negatif
48 1 1 1 1 4 Positif
49 1 0 1 1 3 Positif
50 1 1 0 0 2 Negatif
51 0 0 0 0 0 Negatif
52 1 1 1 1 4 Positif
53 0 0 1 0 1 Negatif
54 1 1 1 1 4 Positif
55 0 0 1 1 2 Negatif
56 0 0 0 0 0 Negatif
57 1 1 0 1 3 Positif
58 1 0 1 1 3 Positif
59 1 0 1 0 2 Negatif
60 1 1 0 0 2 Negatif
61 1 1 1 1 4 Positif
62 1 0 1 0 2 Negatif
63 1 1 1 1 4 Positif
64 1 1 1 1 4 Positif
65 1 0 1 1 3 Positif
66 1 1 1 0 3 Positif
67 1 1 1 1 4 Positif
68 1 1 1 0 3 Positif
69 1 0 0 0 1 Negatif
70 1 1 1 1 4 Positif
71 1 0 1 1 3 Positif
72 1 0 1 0 2 Negatif
73 0 0 1 1 2 Negatif
74 1 1 1 1 4 Positif
75 1 1 1 1 4 Positif
76 1 1 1 1 4 Positif
77 1 1 1 0 3 Positif
78 1 0 1 0 2 Negatif
79 1 1 0 0 2 Negatif
80 1 1 0 0 2 Negatif
81 1 1 1 1 4 Positif
82 1 0 0 0 1 Negatif
83 1 0 0 0 1 Negatif
(26)
85 1 1 1 1 4 Positif
86 1 0 1 0 2 Negatif
87 1 0 0 1 2 Negatif
88 1 1 1 1 4 Positif
89 1 0 1 0 2 Negatif
90 1 0 1 0 2 Negatif
91 1 1 1 0 3 Positif
92 1 1 0 1 3 Positif
93 1 1 1 1 4 Positif
94 1 0 1 0 2 Negatif
95 1 0 1 1 3 Positif
96 1 1 1 1 4 Positif
97 1 0 1 1 3 Positif
98 1 1 1 1 4 Positif
99 1 0 1 0 2 Negatif
100 1 1 1 0 3 Positif
101 1 1 1 0 3 Positif
102 1 0 1 1 3 Positif
103 1 0 0 0 1 Negatif
104 1 1 1 1 4 Positif
105 0 0 1 0 1 Negatif
106 0 0 1 0 1 Negatif
107 1 0 1 1 3 Positif
108 1 1 0 0 2 Negatif
109 1 0 1 1 3 Positif
110 1 0 1 0 2 Negatif
111 1 0 1 0 2 Negatif
112 1 0 1 0 2 Negatif
113 1 1 1 1 4 Positif
114 1 1 0 0 2 Negatif
115 1 1 1 1 4 Positif
116 0 0 0 0 0 Negatif
117 1 1 1 0 3 Positif
118 0 1 1 1 3 Positif
119 1 1 1 1 4 Positif
120 1 1 1 0 3 Positif
121 1 0 1 0 2 Negatif
122 1 1 1 1 4 Positif
123 1 1 1 0 3 Positif
124 1 0 0 0 1 Negatif
125 1 0 0 1 2 Negatif
126 1 0 1 0 2 Negatif
127 1 0 1 1 3 Positif
(27)
129 1 0 1 0 2 Negatif
130 1 0 1 0 2 Negatif
131 0 0 0 0 0 Negatif
132 1 1 1 0 3 Positif
133 1 0 1 1 3 Positif
134 1 0 0 0 1 Negatif
135 1 1 1 0 3 Positif
136 0 0 0 0 0 Negatif
137 1 1 0 1 3 Positif
138 1 0 1 0 2 Negatif
139 1 0 0 0 1 Negatif
140 1 1 1 1 4 Positif
KRITIK ORANG DEWASA No. Responden
1 2 3 4 Σ KATEGORI
1 0 0 0 0 0 Negatif
2 1 1 1 1 4 Positif
3 1 1 1 1 4 Positif
4 1 0 0 0 1 Negatif
5 0 1 0 0 1 Negatif
6 1 1 0 0 2 Negatif
7 0 0 0 0 0 Negatif
8 1 0 1 0 2 Negatif
9 1 1 1 0 3 Positif
10 1 0 0 0 1 Negatif
11 1 0 0 1 2 Negatif
12 1 1 1 0 3 Positif
13 0 0 0 0 0 Negatif
14 0 0 1 0 1 Negatif
15 1 0 1 1 3 Positif
16 1 1 1 1 4 Positif
17 0 0 0 0 0 Negatif
18 1 1 1 1 4 Positif
19 1 1 0 0 2 Negatif
20 0 0 1 1 2 Negatif
21 0 0 0 0 0 Negatif
22 0 0 0 0 0 Negatif
23 1 0 1 0 2 Negatif
24 1 1 1 0 3 Positif
25 1 0 1 0 2 Negatif
26 1 1 1 0 3 Positif
(28)
28 0 0 0 0 0 Negatif
29 1 0 0 0 1 Negatif
30 0 0 0 0 0 Negatif
31 0 0 0 0 0 Negatif
32 1 1 1 1 4 Positif
33 1 0 1 0 2 Negatif
34 1 1 1 0 3 Positif
35 1 1 1 0 3 Positif
36 1 0 0 0 0 Negatif
37 1 0 1 0 2 Negatif
38 1 1 0 0 2 Negatif
39 1 0 0 0 1 Negatif
40 0 0 0 0 0 Negatif
41 1 1 1 1 4 Positif
42 1 1 1 0 3 Positif
43 1 1 1 1 4 Positif
44 0 0 0 0 0 Negatif
45 0 0 0 0 0 Negatif
46 1 1 1 1 4 Positif
47 0 0 0 0 0 Negatif
48 1 1 1 0 3 Positif
49 1 1 1 0 3 Positif
50 1 0 1 1 3 Positif
51 1 0 1 1 3 Positif
52 1 1 1 1 4 Positif
53 1 1 1 0 3 Positif
54 1 1 1 1 4 Positif
55 1 0 1 0 2 Negatif
56 0 0 1 1 2 Negatif
57 1 1 0 1 3 Positif
58 1 0 0 1 2 Negatif
59 0 0 0 0 0 Negatif
60 1 1 1 0 3 Positif
61 1 1 1 1 4 Positif
62 1 0 0 0 1 Negatif
63 1 1 1 1 4 Positif
64 0 0 0 1 1 Negatif
65 1 0 1 1 3 Positif
66 1 1 1 0 3 Positif
67 1 1 1 1 4 Positif
68 1 1 1 1 4 Positif
69 1 1 0 0 2 Negatif
70 1 1 1 0 3 Positif
(29)
72 1 0 0 1 2 Negatif
73 1 1 1 1 4 Positif
74 1 1 1 1 4 Positif
75 1 1 1 1 4 Positif
76 1 1 1 1 4 Positif
77 1 1 1 0 3 Positif
78 0 0 0 0 0 Negatif
79 0 0 0 0 0 Negatif
80 0 0 0 0 0 Negatif
81 0 0 0 0 0 Negatif
82 1 1 1 0 3 Positif
83 1 1 1 0 3 Positif
84 1 1 0 0 2 Negatif
85 1 1 1 1 4 Positif
86 1 1 1 0 3 Positif
87 1 1 1 1 4 Positif
88 1 1 1 1 4 Positif
89 0 0 0 0 0 Negatif
90 1 0 1 0 2 Negatif
91 0 0 0 0 0 Negatif
92 1 0 1 0 2 Negatif
93 1 1 1 1 4 Positif
94 0 0 0 1 1 Negatif
95 1 0 1 1 3 Positif
96 1 1 1 1 4 Positif
97 1 1 1 0 3 Positif
98 1 1 1 1 4 Positif
99 0 0 0 0 0 Negatif
100 1 1 1 0 3 Positif
101 0 0 1 1 2 Negatif
102 1 1 1 1 4 Positif
103 0 0 0 0 0 Negatif
104 1 0 0 0 1 Negatif
105 0 0 0 0 0 Negatif
106 0 0 1 0 1 Negatif
107 0 0 1 1 2 Negatif
108 1 1 0 0 2 Negatif
109 1 0 0 0 1 Negatif
110 1 0 1 0 2 Negatif
111 1 0 0 0 1 Negatif
112 0 0 0 0 0 Negatif
113 1 1 1 1 4 Positif
114 0 0 1 0 1 Negatif
(30)
116 1 0 0 0 1 Negatif
117 1 1 0 0 2 Negatif
118 1 0 0 0 1 Negatif
119 1 0 1 1 3 Positif
120 1 0 1 1 3 Positif
121 0 0 0 0 0 Negatif
122 1 0 1 1 3 Positif
123 1 1 0 0 2 Negatif
124 1 1 0 0 2 Negatif
125 1 0 0 0 1 Negatif
126 1 0 1 0 2 Negatif
127 1 0 1 0 2 Negatif
128 1 1 1 1 4 Positif
129 1 1 0 0 2 Negatif
130 1 0 1 0 2 Negatif
131 1 1 0 0 2 Negatif
132 1 1 0 0 2 Negatif
133 1 1 1 1 4 Positif
134 1 0 0 0 1 Negatif
135 0 0 0 0 0 Negatif
136 1 1 1 1 4 Positif
137 0 0 0 1 1 Negatif
138 0 0 0 1 1 Negatif
139 1 0 1 0 2 Negatif
140 1 1 1 1 4 Positif
KRISIS MASA ANAK-ANAK
o. Responden
1 2
Σ KATEGORI
1 1 1 2 Positif
2 1 1 2 Positif
3 0 0 0 Negatif
4 1 0 1 Positif
5 0 0 0 Negatif
6 1 1 2 Positif
7 0 0 0 Negatif
8 1 0 1 Positif
9 1 1 2 Positif
10 1 1 2 Positif
11 0 0 0 Negatif
12 0 1 1 Positif
(31)
14 1 1 2 Positif
15 0 0 0 Negatif
16 0 1 1 Positif
17 0 0 0 Negatif
18 0 0 0 Negatif
19 0 0 0 Negatif
20 0 0 0 Negatif
21 0 0 0 Negatif
22 0 1 1 Positif
23 0 0 0 Negatif
24 0 1 1 Positif
25 0 0 0 Negatif
26 1 1 2 Positif
27 0 0 0 Negatif
28 0 1 1 Positif
29 0 0 0 Negatif
30 0 0 0 Negatif
31 0 0 0 Negatif
32 0 1 1 Positif
33 1 1 2 Positif
34 1 1 2 Positif
35 0 1 1 Positif
36 0 1 1 Positif
37 1 1 2 Positif
38 1 1 2 Positif
39 0 1 1 Positif
40 1 1 2 Positif
41 0 0 0 Negatif
42 0 0 0 Negatif
43 1 1 2 Positif
44 0 1 1 Positif
45 0 0 0 Negatif
46 0 0 0 Negatif
47 0 0 0 Negatif
48 1 1 2 Positif
49 1 1 2 Positif
50 0 0 0 Negatif
51 1 1 2 Positif
52 1 1 2 Positif
53 0 0 0 Negatif
54 0 0 0 Negatif
55 0 0 0 Negatif
56 1 1 2 Positif
(32)
58 0 1 1 Positif
59 1 0 1 Positif
60 0 1 1 Positif
61 0 1 1 Positif
62 0 1 1 Positif
63 1 0 1 Positif
64 0 0 0 Negatif
65 1 0 1 Positif
66 1 0 1 Positif
67 0 1 1 Positif
68 1 1 2 Positif
69 0 0 0 Negatif
70 0 1 1 Positif
71 1 1 2 Positif
72 0 0 0 Negatif
73 1 1 2 Positif
74 0 1 1 Positif
75 0 1 1 Positif
76 0 0 0 Negatif
77 0 0 0 Negatif
78 1 0 1 Positif
79 0 1 1 Positif
80 1 0 1 Positif
81 1 1 2 Positif
82 1 1 2 Positif
83 1 1 2 Positif
84 1 1 2 Positif
85 0 1 1 Positif
86 1 0 1 Positif
87 0 1 1 Positif
88 1 1 2 Positif
89 1 1 2 Positif
90 0 0 0 Negatif
91 1 1 2 Positif
92 1 1 2 Positif
93 0 0 0 Negatif
94 1 0 1 Positif
95 1 1 2 Positif
96 0 1 1 Positif
97 1 1 2 Positif
98 1 1 2 Positif
99 1 1 2 Positif
100 0 1 1 Positif
(33)
102 1 1 2 Positif
103 0 0 0 Negatif
104 1 0 1 Positif
105 0 1 1 Positif
106 0 1 1 Positif
107 1 0 1 Positif
108 0 1 1 Positif
109 1 0 1 Positif
110 1 0 1 Positif
111 1 0 1 Positif
112 1 0 1 Positif
113 1 1 2 Positif
114 0 0 0 Negatif
115 1 0 1 Positif
116 0 0 0 Negatif
117 1 1 2 Positif
118 0 1 1 Positif
119 1 0 1 Positif
120 0 0 0 Negatif
121 1 1 2 Positif
122 0 0 0 Negatif
123 1 1 2 Positif
124 0 1 1 Positif
125 1 0 1 Positif
126 1 0 1 Positif
127 0 1 1 Positif
128 0 0 0 Negatif
129 0 0 0 Negatif
130 0 1 1 Positif
131 0 0 0 Negatif
132 1 0 1 Positif
133 1 1 2 Positif
134 0 1 1 Positif
135 0 0 0 Negatif
136 1 1 2 Positif
137 1 0 1 Positif
138 0 0 0 Negatif
139 1 0 1 Positif
(34)
Tabulasi Silang
Derajat Optimisme Explanatory style ibu
Kritik orang dewasa
Krisis masa kanak-kanak 1 Cenderung optimis 0 Negatif 0 Negatif 2 Positif 2 Optimis 4 Positif 4 Positif 2 Positif 3 Cenderung pesimis 4 Positif 4 Positif 0 Negatif 4 Cenderung pesimis 1 Negatif 1 Negatf 1 Positif 5 Cenderung optimis 1 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 6 Pesimis 2 Negatif 4 Positif 2 Positif 7 Pesimis 0 Negatif 0 Negatif 0 Negatif 8 Pesimis 2 Negatif 4 Positif 1 Positif 9 Cenderung optimis 3 Positif 3 Positif 2 Positif 10 Cenderung pesimis 1 Negatif 1 Negatif 2 Positif 11 Cenderung pesimis 2 Negatif 1 Negatif 0 Negatif 12 Cenderung optimis 3 Positif 1 Negatif 1 Positif 13 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 2 Positif 14 Pesimis 1 Negatif 1 Negatif 2 Positif 15 Pesimis 3 Positif 2 Negatif 0 Negatif 16 Cenderung optimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif 17 Pesimis 0 Negatif 3 Positif 0 Negatif 18 Pesimis 4 Positif 3 Positif 0 Negatif 19 Cenderung pesimis 2 Negatif 0 Negatif 0 Negatif 20 Cenderung pesimis 2 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 21 Pesimis 0 Negatif 1 Negatif 0 Negatif 22 Cenderung pesimis 0 Negatif 2 Negatif 1 Positif 23 Pesimis 2 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 24 Pesimis 3 Positif 3 Positif 1 Positif 25 Optimis 2 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 26 Cenderung optimis 3 Positif 3 Positif 2 Positif 27 Optimis 2 Negatif 1 Negatif 0 Negatif 28 Optimis 0 Negatif 3 Positif 1 Positif 29 Pesimis 1 Negatif 1 Negatif 0 Negatif 30 Cenderung pesimis 0 Negatif 0 Negatif 0 Negatif 31 Pesimis 0 Negatif 0 Negatif 0 Negatif 32 Cenderung pesimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif 33 Pesimis 2 Negatif 2 Negatif 2 Positif 34 Pesimis 3 Positif 3 Positif 2 Positif 35 Optimis 3 Positif 2 Negatif 1 Positif 36 Optimis 0 Negatif 1 Negatif 1 Positif 37 Optimis 2 Negatif 4 Positif 2 Positif 38 Optimis 2 Negatif 4 Positif 2 Positif 39 Pesimis 1 Negatif 0 Negatif 1 Positif 40 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 2 Positif
(35)
41 Pesimis 4 Positif 4 Positif 0 Negatif 42 Pesimis 3 Positif 4 Positif 0 Negatif 43 Cenderung pesimis 4 Positif 4 Positif 2 Positif 44 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 1 Positif 45 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 46 Cenderung pesimis 4 Positif 4 Positif 0 Negatif 47 Cenderung pesimis 0 Negatif 0 Negatif 0 Negatif 48 Pesimis 3 Positif 4 Positif 2 Positif 49 Pesimis 3 Positif 3 Positif 2 Positif 50 Optimis 3 Positif 2 Negatif 0 Negatif 51 Cenderung optimis 3 Positif 0 Negatif 2 Positif 52 Pesimis 4 Positif 4 Positif 2 Positif 53 Optimis 3 Positif 1 Negatif 0 Negatif 54 Cenderung optimis 4 Positif 4 Positif 0 Negatif 55 Cenderung pesimis 2 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 56 Pesimis 2 Negatif 0 Negatif 2 Positif 57 Pesimis 3 Positif 3 Positif 0 Negatif 58 Optimis 2 Negatif 3 Positif 1 Positif 59 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 1 Positif 60 Optimis 3 Positif 2 Negatif 1 Positif 61 Optimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif 62 Pesimis 1 Negatif 2 Negatif 1 Positif 63 Cenderung optimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif 64 Pesimis 1 Negatif 4 Positif 0 Negatif 65 Pesimis 3 Positif 3 Positif 1 Positif 66 Pesimis 3 Positif 3 Positif 1 Positif 67 Cenderung pesimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif 68 Pesimis 4 Positif 3 Positif 2 Positif 69 Cenderung optimis 2 Negatif 1 Negatif 0 Negatif 70 Pesimis 3 Positif 4 Positif 1 Positif 71 Cenderung pesimis 1 Negatif 3 Positif 2 Positif 72 Pesimis 2 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 73 Pesimis 4 Positif 2 Negatif 2 Positif 74 Cenderung pesimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif 75 Pesimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif 76 Pesimis 4 Positif 4 Positif 0 Negatif 77 Optimis 3 Positif 3 Positif 0 Negatif 78 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 1 Positif 79 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 1 Positif 80 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 1 Positif 81 Optimis 0 Negatif 4 Positif 2 Positif 82 Optimis 3 Positif 1 Negatif 2 Positif 83 Cenderung pesimis 3 Positif 1 Negatif 2 Positif 84 Optimis 2 Negatif 3 Positif 2 Positif
(36)
85 Pesimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif 86 Pesimis 3 Positif 2 Negatif 1 Positif 87 Pesimis 4 Positif 2 Negatif 1 Positif 88 Optimis 4 Positif 4 Positif 2 Positif 89 Cenderung optimis 0 Negatif 2 Negatif 2 Positif 90 Pesimis 2 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 91 Cenderung pesimis 0 Negatif 3 Positif 2 Positif 92 Pesimis 2 Negatif 3 Positif 2 Positif 93 Optimis 4 Positif 4 Positif 0 Negatif 94 Pesimis 1 Negatif 2 Negatif 1 Positif 95 Pesimis 3 Positif 3 Positif 2 Positif 96 Pesimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif 97 Cenderung optimis 3 Positif 3 Positif 2 Positif 98 Cenderung pesimis 4 Positif 4 Positif 2 Positif 99 Cenderung pesimis 0 Negatif 2 Negatif 2 Positif 100 Pesimis 3 Positif 3 Positif 1 Positif 101 Cenderung pesimis 2 Negatif 3 Positif 2 Positif 102 Pesimis 4 Positif 3 Positif 2 Positif 103 Pesimis 0 Negatif 1 Negatif 0 Negatif 104 Pesimis 1 Negatif 4 Positif 1 Positif 105 Pesimis 0 Negatif 1 Negatif 1 Positif 106 Pesimis 1 Negatif 1 Negatif 1 Positif 107 Cenderung pesimis 2 Negatif 3 Positif 1 Positif 108 Cenderung optimis 2 Negatif 2 Negatif 1 Positif 109 Cenderung pesimis 1 Negatif 3 Positif 1 Positif 110 Pesimis 2 Negatif 2 Negatif 1 Positif 111 Optimis 1 Negatif 2 Negatif 1 Positif 112 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 1 Positif 113 Optimis 4 Positif 4 Positif 2 Positif 114 Pesimis 1 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 115 Optimis 2 Negatif 4 Positif 1 Positif 116 Pesimis 1 Negatif 0 Negatif 0 Negatif 117 Cenderung pesimis 2 Negatif 3 Positif 2 Positif 118 Pesimis 1 Negatif 3 Positif 1 Positif 119 Pesimis 3 Positif 4 Positif 1 Positif 120 Pesimis 3 Positif 3 Positif 0 Negatif 121 Pesimis 0 Negatif 2 Negatif 2 Positif 122 Pesimis 3 Positif 4 Positif 0 Negatif 123 Optimis 2 Negatif 3 Positif 2 Positif 124 Cenderung pesimis 2 Negatif 1 Negatif 1 Positif 125 Pesimis 1 Negatif 2 Negatif 1 Positif 126 Pesimis 2 Negatif 2 Negatif 1 Positif 127 Cenderung pesimis 2 Negatif 3 Positif 1 Positif 128 Cenderung pesimis 4 Positif 4 Positif 0 Negatif
(37)
129 Pesimis 2 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 130 Pesimis 2 Negatif 2 Negatif 1 Positif 131 Cenderung optimis 2 Negatif 0 Negatif 0 Negatif 132 Cenderung pesimis 2 Negatif 3 Positif 1 Positif 133 Pesimis 4 Positif 3 Positif 2 Positif 134 Optimis 1 Negatif 1 Negatif 1 Positif 135 Cenderung optimis 0 Negatif 3 Positif 0 Negatif 136 Optimis 4 Positif 0 Negatif 2 Positif 137 Pesimis 1 Negatif 3 Positif 1 Positif 138 Cenderung pesimis 1 Negatif 2 Negatif 0 Negatif 139 Cenderung optimis 2 Negatif 1 Negatif 1 Positif 140 Pesimis 4 Positif 4 Positif 1 Positif
(38)
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
1. Pengertian Kompetensi dan KBK
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten dalam bidang tertentu.
Dasar pemikiran untuk menggunakan kompetensi dalam kurikulum adalah:
a. kompetensi berkenaan dengan perangkat kemampuan melakukan sesuatu sehingga kompetensi harus mempunyai konteks. Konteks yang dimaksudkan dapat terdiri atas berbagai bidang kehidupan atau hal-hal lainnya yang diperlukan agar seseorang dapat melakukan sesuatu.
b. kompetensi mendeskripsikan proses belajar yang dilalui oleh seorang individu untuk menjadi kompeten. Kompeten adalah hasil (outcome) yang mendeskripsikan apa yang dapat diperbuat seseorang setelah melalui pendalaman perangkat kompetensi.
c. kehandalan kemampuan seseorang melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui performance yang dapat diukur. Kompeten menjadi suatu ukuran dari apa yang dapat diperbuat oleh seseorang.
KBK merupakan seperangkat program pendidikan yang dapat mengantar siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan yang
(39)
dipelajarinya. Bidang-bidang kehidupan yang dipelajari tersebut memuat sejumlah kompetensi siswa dan sekaligus hasil belajarnya.
2. KBK memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukatif.
e. Penilaian menekanakan pada proses dan hasil belajar dalam upaya pengusahaan atau pencapaian suatu kompetensi.
3. KBK Untuk PENDIDIKAN TINGGI
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Vomor 232/U/2000 Mail menetapkan Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Dalam Surat Keputusan tersebut dikemukakan struktur kurikulum. berdasarkan tujuan belajar (1) Learning to know, (2) learning to do, (3) learning to live together, dan (4) learning to be. Berdasarkan pemikiran tentang tujuan belajar tersebut maka mata kuliah dalam kurikulum perguruan tinggi dibagi atas 5 kelompok yaitu: (1) Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK); (2) Mata Kuliah Keilmuan Dan Ketrampilan (MKK); (3)
(40)
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB); (4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB); dan (5) Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
Sedangkan Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan "Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu".
Dengan demikian, dapat didefinisikan bahwa Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat menjawab tantangan yang muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi pemikiran kurikulum berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu.
SK Mendiknas nomor 045 tahun 2002 ini memperkuat perlunya pendekatan KBK dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi. Bahkan dalam SK Mendiknas 045 pasal 2 ayat (2) dikatakan bahwa kelima kelompok mata kuliah yang dikemukakan dalam SK nomor 232 adalah merupakan elemen-elemen kompetensi. Selanjutnya, keputusan tersebut menetapkan pula arah pengembangan program yang dinamakan dengan kurikulum inti dan
(41)
kurikulum institusional. Jika diartikan melalui keputusan nornor 045 maka kurikulum inti berisikan kompetensi utama sedangkan kurikulum institusional berisikan kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya.
Kurikulum inti yang merupakan penciri kompetensi utama, bersifat: a. dasar untuk mencapai kompetensi lulusan
b. acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi c. berlaku secara nasional dan internasional
d. lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa mendatang
e. kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan
Sedangkan Kurikulurn institusional berisikan kompetensi pendukung serta kompetensi lain yang bersifat khusus dan bergantung dengan kompetensi utama.
Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena. itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global.
(42)
Fakultas Kedokteran Universitas “X”
Fakultas Kedokteran Universitas “X” memiliki Program Studi Pendidikan Dokter yang meliputi ProgramPendidikan S1 Kedokteran dan Program Pendidikan profesi Dokter. Untuk meningkatkan kualitas lulusan, Fakultas Kedokteran telah melaksanakan sistem pendidikan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning mulai tahun akademik 2006/2007.
Gelar Sarjana Kedokteran dapat diperoleh setelah menjalani keseluruhan kurikulum KBK setara 160 SKS selama 3,5 tahun. Selain pengetahuan, ditanamkan juga cara berperilaku yang baik dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan sebagai dokter.
KBK di Fakultas Kedokteran Universitas “X”
KBK di Fakultas Kedokteran Universitas “X”, berpedoman pada Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI) III, yang dikenal dengan National Competency – Based Curriculum (NCBC), yang harus dijalankan di seluruh fakultas kedokteran di Indonesia selambat-lambatnya pada tahun akademik 2007/3008. Kurikulum baru ini dibuat untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan kesehatan dewasa ini, serta untuk mengantisipasi era globalisasi yang akan segera tiba. Dengan KBK diharapkan akan dihasilkan lulusan dokter yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yaitu dokter keluarga yang mampu berfungi sebagai pelayan kesehatan primer.
(43)
KBK Fakultas Kedokteran Universitas “X” menggunakan prinsip SPICES (Student centered learning, Problem-based learning, Integrated curriculum, Community-oriented, Early clinical Exposure, Systematic learning) serta memiliki sembilan area kompetensi yang terdiri atas tujuh area kompetensi yang berlaku nasional dan dua area kompetensi lokal.
7 area kompetensi yang bersifat nasional adalah: 1. komunikasi efektif
2. keterampilan klinis dasar
3. penerapan prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga.
4. pengelolaan masalah kesehatan dalam keluarga dan masyarakat secara komprehensif, holistic, terus menerus, terkoordinasi dan terkolaborasi dalam ilmu kesehatan masyarakat.
5. mengakses, menilai secara kritis, dan mengelola setiap informasi. 6. kepekaan siri, mawas diri dan pengembangan diri.
7. menjunjung tinggi profesionalisme, moral dan etika dalam berpraktek. 2 area kompetensi lokal:
1. dokter yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika kedokteran dengan berpedoman pada keteladanan Yesus Kristus.
2. dokter yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan masalah gizi medik secara holistik, baik bersifat klinik maupun komunitas.
(44)
▪ Tujuan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas “X”
Tujuan dari pendidikan dokter di fakultas kedokteran di universitas “X” adalah untuk menghasilkan luusan yang berorientasi sebagai dokter keluarga yang professional dan mampu berpikir kritis, beretika, berjiwa Pancasila, menuruti keteladanan Yesus Kristus, dapat hidup berkomunitas, dapat menerima kritik dan perubahan, serta mau dan mampu untuk terus belajar mengembangkan diri.
KBK Fakultas Kedokteran Universitas “X” berlangsung dalam lima tahun masa pendidikan (10 semester), yang dibagi dalam:
1. Program Sarjana Kedokteran, meliputi 28 blok yang diselesaikan dalam 7 semester dan terdiri dari fase akademik I dan II
- Fase akademik I : Pendidikan umum (general education) – semester 1 - Fase akademik II : Materi ilmu kedokteran dasar dan klinik terintegrasi
(semester 2 – 7)
Setiap blok berlangsung selama 4 minggu dan diakhiri ujian blok pada minggu kelima, serta memiliki 8 jenis metoda pembelajaran, yaitu: Kuliah, Keterampilan Klinis Dasar, Praktikum, Tutuorial, Presentasi Kasus Mahasiswa, Simposium Mini, Kunjungan Rumah Sakit dan Belajar Mandiri.
2. Program Pendidikan Profesi Dokter, meliputi 14 departemen yang diselesaikan dalam 3 semester (fase pendidikan keterampilan profesi/kepaniteraan klinik : semester 8 – 10)
(45)
▪ Metoda Pembelajaran
Metoda pembelajaran yang diberikan terdiri dari:
- Lectures atau perkuliahan. Dalam kuliah akan dijelaskan secara garis besar mengenai konsep, penyebab dan cara mendiagnosis suatu penyakit. Dalam memberi kuliah, dosen dapat menggunakan alat bantu agar lebih jelas dalam memberikan informasi kem\pada mahasiswa.
- Basic Clinical Skills atau keterampilan klinis dasar. Dimaksudkan untuk menolong mahasiswa mempelajari berbagai keterampilan klinis dasar, sesuai dengan topik bidasng studi yang sedang dipelajari.
- Practical / Laboratory Work atau praktikum. Sesi ini dimaksudkan untuk menolong mahasiswa untuk mempunyai pengalaman praktis yang berkaitan dengan bidang studi yang sedang dipelajari, sehingga mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan komprehensifnya pada bidang studi tersebut. - Tutorial. Kegiatan ini merupakan kegiatan diskusi dengan memberikan contoh
kasus yang akan menolong para mahasiswa untuk mengerti konsep-konsep inti yang harus dipelajari. Sesi ini memerlukan kemampuan belajar mandiri, dan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memberi pendapat dan belajar satu sama lain.
- Case Presentation atau presentasi kasus. Dalam sesi ini mahasiswa akan mempresentasikan kasus yang diberikan mengenai topik-topik yang diberikan pada saat tutorial.
(46)
- Mini Symposium. Dalam sesi ini mahasiswa diberi kesempatan untuk meminta pembahasan pada tutor mengenai topik-topik tutorial/materi yang diperlukan berdasarkan permintaan mahasiswa.
- Hospital Visits. Mahasiswa akan melakukan kunjungan ke Rumah Sakit jejaring, mulai dari mengenal rumah sakit dan kegiatan-kegiatan di dalamnya juga kegiatan Co-Ass, serta melihat perasat-perasat yang berhubungan dengan penyakit-penyakit yang sedang dipelajari.
- Belajar Mandiri. Mahasiswa belajar dan mencari informasi melalui pustaka atau internet.
▪ Sistem evaluasi dan penilaian.
Ujian akan diselenggarakan pada minggu ke-9 dan ujian ulang diselenggarakan pada minggu ke-10. Melalui ujian, mahasiswa diharapkan dapat melihat kekuatan dan kelemahan masing-masing pada setiap blok.
Ada 4 jenis ujian yang diberikan:
1. OSPE (Objective Structured Practical Examination) : ujian seluruh bahan praktikum dan diselenggarakan secara bersamaan.
2. MCQ (Multiple Choice Questions) : ujian tertulis, bahannya adalah semua pengetahuan yang telah diberikan pada setiap blok yang didapat dari kuliah. 3. ASCE (Objecticve Structure Clinical Examination) : ujian ini merupakan jenis
ujian yang akan menilai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku mahasiswa berdasarkan topic skills lab yang telah diberikan.
(47)
4. SOCA (Student Oral Case Analysis) : pada ujian ini mahasiswa akan diberikan skenario atau suatu masalah klini untuk dianalisis dan kemudian dipresentasikan kepada tim assessor.
Pada setiap ujian akan dinilai communication skills, study skills, presentation skills, team work and attitude.
▪ Tujuan Pembelajaran
Pada akhir program, mahasiswa diharapkan dapat: - Menguasai cara belajar aktif dan mandiri dengan baik
- Memiliki cara berpikir yang kritis terhadap informasi yang diperoleh - Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam berbagai situasi
dan kondisi
- Memahami dan menerapkan perilaku yang baik dan ber-etika dalam kehidupannya dengan mengikuti keteladanan Yesus Kristus
(48)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia terdapat beberapa jenjang pendidikan, mulai dari Play Group (pra-TK), Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi menawarkan sistem pendidikan yang berbeda dengan jenjang pendidikan sebelumnya. Kurikulum di perguruan tinggi diselenggarakan dalam bentuk Sistem Kredit Semester (SKS). Peranan dan tanggungjawab perguruan tinggi dalam merancang kurikulum cukup besar, dan akan menentukan kualitas dari lulusan yang akan dihasilkan, khususnya peran lulusan nantinya dalam mengaplikasikan kemampuannya di masyarakat (Isprajin Brotowibowo dkk, 1996).
Kehidupan manusia ditandai dan dibanjiri oleh informasi teknologi dan juga perubahan yang sangat cepat dalam berbagai bidang. Begitu juga dalam bidang pendidikan yang semakin maju dan semakin membutuhkan perubahan. Perubahan yang dimaksud bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Kurikulum Berbasis kompetensi (KBK) merupakan contoh perubahan, dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasiskan kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada mahasiswa melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-psinsip pengembangan pembelajaran yang
(49)
2
mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai mahasiswa dapat dilihat pada kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai standar prosedur tertentu (www.ditpertais.net/swara/warta, 2007).
Dari sekian banyak fakultas yang ditawarkan di perguruan tinggi, Fakultas Kedokteran merupakan salah satu fakultas yang cukup banyak diminati. Saat ini hampir seluruh Fakultas Kedokteran di Indonesia menggunakan sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Penyusunan KBK sendiri bertujuan untuk mencetak lulusan yang lebih kompeten dan berkualitas dari sisi keilmuan maupun dari segi kecakapan dan keterampilan yang dimiliki, serta mempersiapkan lulusan Fakultas Kedokteran di Indonesia untuk menghadapi persaingan di era globalisasi. Sistem KBK di fakultas kedokteran mengacu pada Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia III (KIPDI III). Pada KIPDI III, teori dan praktikum memiliki bobot yang sama yaitu 50%, berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang terdiri atas bobot kuliah sebanyak 60% dan praktikum 40% (Kompas Cyber Media, 2006).
Sistem belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran yang menggunakan sistem KBK berbeda dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran yang tidak menggunakan sistem KBK. Perbedaan paling signifikan terjadi pada metode pembelajaran dengan kegiatan perkuliahan yang dijalani mahasiswa. Pada sistem KBK, metode pembelajarannya menggunakan metode belajar aktif dan mandiri yang diwujudkan melalui kegiatan perkuliahan, antara lain kuliah teori, praktikum, tutorial (diskusi kasus), skill lab (keterampilan praktikal, seperti belajar menyuntik, atau cara memeriksa pasien), yang dilakukan setiap minggunya.
(50)
3
Selain itu juga dilakukan mini simposium setiap minggu dan hospital visit dengan jadwal tertentu.
Mahasiswa yang menggunakan sistem KBK diharuskan mencari dan mempelajari sendiri bahan untuk kuliah, dari buku-buku, internet atau media lainnya. Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif, sehingga mahasiswa lebih banyak belajar sendiri atau dengan kelompok. Dosen tetap menjadi fasilitator dan pengantar bagi mahasiswa untuk memperoleh ilmu, tetapi mahasiswa yang harus memperdalam, melalui sumber referensi yang sebagian diberikan oleh dosen.
Universitas ”X” merupakan salah satu universitas swasta di kota Bandung yang memiliki Fakultas Kedokteran. Demi meningkatkan kualitas lulusannya, fakultas kedokteran universitas ”X” secara bertahap telah mengadakan perubahan sistem pendidikan. Saat ini Fakultas Kedokteran Universitas ”X” telah melaksanakan sistem pendidikan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan mengubah metode pembelajaran dari Teacher Centered Learning ke Student Centered Learning yang dimulai tahun akademik 2006/2007. Dengan begitu, mahasiswa dihadapkan pada suatu tuntutan untuk dapat belajar lebih aktif dan mandiri, dan seminimal mungkin bergantung pada pengajar atau dosen (Buku Panduan Belajar Fakultas Kedokteran Universitas ”X”, 2006).
Dengan menggunakan sistem KBK, untuk menyelesaikan studi S1 Kedokteran di Universitas ”X”, mahasiswa harus menempuh 160 sks selama 3,5 tahun. Jika yang bersangkutan akan melanjutkan pendidikan ke program profesi dokter, maka ia harus mengikuti pendidikan setara 40 sks selama 1,5 tahun di Rumah Sakit Pendidikan. Berbeda dengan sistem kurikulum yang sebelumnya,
(51)
4
pada sistem KBK ini mahasiswa Fakultas Kedokteran tidak lagi menggunakan istilah semester 1, 2, 3 dan seterusnya. Mahasiswa Fakultas Kedokteran dengan sistem KBK menggunakan istilah ’blok’ yang dalam satu semester terdiri dari empat blok, dan dalam kurun waktu 3,5 tahun mahasiswa Fakultas Kedokteran harus menyelesaikan 28 blok.
Dari hasil wawancara dengan dr. Lusiana Darsono (2008), dosen dan bagian Evaluasi dan Pengembangan sistem KBK Fakultas Kedokteran Universitas ”X”, dalam satu blok, mahasiswa akan difokuskan pada satu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa topik. Misalnya mahasiswa diberikan bahasan tentang Tulang, maka dalam satu blok (± selama 1 bulan) tersebut mahasiswa harus mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan tulang, mulai dari pertumbuhan tulang, jenis-jenis tulang, penyakit yang berhubungan dengan tulang, bahkan sampai cara menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium dan pilihan pengobatan pada kelainan-kelainan tulang. Dalam satu minggu mahasiswa akan mendapat kuliah teori disertai dengan tutorial (diskusi kasus) sebanyak dua kali dalam seminggu, praktikum sebanyak tiga kali dalam seminggu, dan skill lab (seperti belajar cara menyuntik, atau memeriksa pasien) satu kali dalam seminggu.
Setelah delapan minggu mengikuti proses belajar, maka ujian akhir akan dilaksanakan pada minggu ke-9. Ada empat jenis ujian yang harus diikuti oleh mahasiswa. Yang pertama, ujian seluruh bahan praktikum yang diselenggarakan secara bersamaan; yang kedua, ujian tertulis yang bahannya adalah semua pengetahuan yang telah didapat dari kuliah; ketiga, ujian yang akan menilai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku mahasiswa berdasarkan topik skills lab
(52)
5
yang telah diberikan; dan terakhir, mahasiswa akan diberikan skenario atau suatu masalah klinis untuk dianalisis dan kemudian dipresentasikan kepada tim assesor. Pada setiap sesi ujian, mahasiswa akan dinilai dalam aspek communication skills, study skills, presentation skills, team work and attitude. Apabila ada mahasiswa yang tidak lulus dalam ujian, maka akan diadakan ujian ulang atau remedial pada minggu ke-10. Jika mahasiswa masih tidak dapat memperbaiki nilai di blok tertentu, maka ia harus mengulang blok yang sama di tahun berikutnya. Dan bila dalam satu tahun mahasiswa harus mengulang empat blok, maka mahasiswa akan terancam DO (drop out).
Dengan sistem tersebut, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang menggunakan sistem KBK, mempunyai tuntutan yang lebih besar untuk dapat mengikuti proses belajar di Fakultas Kedokteran. Mereka secara utuh berperan menentukan keberhasilannya dalam belajar. Mereka dituntut untuk lebih aktif dan lebih mandiri dalam mencari materi serta mengerjakan tugas-tugas kuliah, menjalani proses belajar yang didasarkan pada skenario kasus yang diberikan dosen, serta dituntut untuk dapat mengintegrasikan hubungan antar mata kuliah dalam satu blok. Mereka benar-benar harus bisa memahami bahan-bahan yang mereka peroleh tanpa harus menunggu penjelasan dari dosen sebelumnya. Mereka juga dituntut untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran baik saat di dalam kelas maupun di luar kelas, yaitu bersikap proaktif, mencari dan memperluas sumber materi perkuliahan, berdiskusi dengan teman sesama mahasiswa maupun dosen untuk mendukung proses belajarnya.
(53)
6
Penerapan sistem KBK menjadikan mahasiswa Fakultas Kedokeran sejak semester awal menghadapi tuntutan dan kesulitan-kesulitan terhadap cara pembelajaran di Fakultas Kedokteran, sehingga mahasiswa membutuhkan optimisme. Jika mahasiswa tidak berpikir optimis, mereka jadi tidak memiliki dasar atau landasan yang kuat untuk menghadapi setiap keadaan, terutama keadaan yang buruk, hal ini terlihat dari minimnya persiapan, rencana, usaha dan ketekunannya. Dengan begitu mereka akan kesulitan dalam mengatasi masalah-masalah perkuliahannya, bahkan tidak jarang di antara mereka yang berakhir dengan perasaan kecewa dan frustrasi yang mendalam (www.e-psikologi.com, 2007).
Optimisme akan membantu mahasiswa untuk menilai berbagai peristiwa secara positif, memungkinkan mahasiswa memandang berbagai masalah sebagai tantangan dan bukan kesulitan. Selain itu, akan mengarahkan mahasiswa pada perilaku dan sikap bermanfaat dalam mencari solusi bagi berbagai masalah dan tujuan hidup dengan cara sebaik mungkin. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana mahasiswa memandang setiap kejadian, apakah setiap kejadian baik atau buruk akan terus berlangsung dalam kehidupannya, mempengaruhi semua aspek kehidupan, dan seberapa besar mahasiswa menilai dirinya sebagai penyebab setiap kejadian yang terjadi. Mahasiswa yang optimistik akan dapat menerima situasi yang buruk dan menganggapnya sebagai tantangan serta berusaha lebih keras lagi. Sebaliknya, mahasiswa yang pesimistik akan menganggap bahwa setiap situasi yang buruk mendasari setiap kegiatan yang dilakukan dan terjadi karena kesalahan dirinya (menyalahkan diri sendiri) (Martin. E.P. Seligman 1990).
(54)
7
Mahasiswa yang menjadi responden penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas ”X”. Mahasiswa angkatan 2006 merupakan angkatan pertama di Universitas ”X” yang menggunakan sistem KBK. Setelah menyelesaikan beberapa blok, mahasiswa Kedokteran angkatan 2006 sudah mendapatkan pengalaman-pengalaman untuk mengatasi beragam masalah yang mereka temui di blok sebelumnya, seperti gagal menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan program pengajaran atau ketika mereka gagal dalam ujian, sehingga mereka dapat berpikir dan menemukan jalan keluar untuk mengatasi masalah-masalah yang akan mereka hadapi di blok berikutnya.
Berdasarkan hasil wawancara pada survei awal yang dilakukan pada 15 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas ”X”, didapatkan keterangan, sebanyak 27% (4 orang) mahasiswa merasa dengan sistem KBK tersebut mereka seringkali menjadi malas dan tidak bersemangat untuk kuliah karena sudah lelah mencari tugas dan bahan untuk kuliah sebelumnya. Mereka mengungkapkan bahwa setiap hari selalu merasa berat karena harus menghadapi praktikum dan tutorial yang dilaksanakan setiap minggu, serta kembali mempersiapkan diri untuk kuliah. Nilai yang mereka miliki saat ini bagi mereka kurang memuaskan, mereka berpikir bahwa mereka tidak akan mampu memperoleh hasil yang baik, kalaupun bisa itu karena mereka mengikuti ujian ulang/remedial. Ketika mereka menemukan kesulitan mereka sering merasa putus asa, mereka berpikir bahwa dirinya kurang mampu mengatasi kesulitan tersebut. Sebaliknya, 40% (6 orang) mahasiswa lainnya mengungkapkan bahwa dengan adanya sistem KBK ini, mereka merasa sangat tertantang. Mereka jadi lebih aktif
(55)
8
dan lebih bersemangat belajar. Selain itu, mereka merasa bahwa dengan tuntutan harus mencari materi untuk kuliah membuat mereka jadi lebih banyak tahu dan mendapat lebih banyak informasi dibandingkan jika mereka hanya mendengarkan dari dosen saja. Jika mereka menemukan kesulitan atau ketika mendapat nilai yang kurang baik, mereka tidak putus asa, justru merasa yakin bahwa mereka mampu mengatasinya dan melihat kesulitan itu sebagai alat bagi mereka untuk berusaha lebih keras lagi, sehingga mereka bisa memperoleh prestasi yang sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki sikap optimis terhadap sistem belajar KBK.
Sementara sisanya 33% (5 orang) mahasiswa mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya kesulitan dengan cara belajar sekarang dan seringkali merasa tidak mampu, namun karena memiliki teman-teman dalam kelompok mereka menjadi sangat terbantu, terutama ketika mengerjakan tugas dan mencari bahan untuk kuliah. Mereka pun mengungkapkan bahwa meskipun mereka mendapat nilai yang kurang baik, itu hanya pada mata kuliah tertentu, yang benar-benar terasa sulit, namun pada mata kuliah lain mereka mampu memperoleh nilai yang cukup baik.
Berdasarkan fakta yang telah diuraikan di atas, terlihat bahwa cara pandang yang dimiliki mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 yang menggunakan sistem KBK itu berbeda-beda. Untuk menjalani sistem belajar KBK dengan maksimal diperlukan optimisme, supaya dalam menjalankan perkuliahan sampai kelulusan bahkan sampai menjalankan profesinya sebagai dokter, mereka dapat menjalankannya semaksimal mungkin, tanpa merasakan proses perkuliahan
(56)
9
dan bahkan profesinya kelak, sebagai suatu kesulitan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui derajat optimisme pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas ”X”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang ingin diteliti adalah, bagaimana derajat optimisme pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas ”X”?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah ingin mengetahui derajat optimisme pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas ”X”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci dan jelas mengenai derajat optimisme pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas ”X”, yaitu optimis, cenderung optimis, cenderung pesimis, atau pesimis, melalui tiga dimensi (permanence, pervasiveness, personalization) yang ada di dalamnya.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah
a. Sebagai bahan masukan bagi ilmu Psikologi pendidikan mengenai optimisme pada mahasiswa, khususnya pada mahasiswa kedokteran di universitas ”X” yang menggunakan sistem KBK.
(57)
10
b. Sebagai acuan dan tambahan informasi bagi peneliti lain yang tertarik meneliti lebih lanjut mengenai optimisme pada mahasiswa.
1.4.2 Kegunaan Praktis
a. Bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran secara umum, untuk memberikan informasi mengenai pentingnya optimisme khususnya selama belajar di perguruan tinggi, sehingga mereka dapat berusaha lebih keras untuk mengatasi setiap tantangan dan hambatan dalam perkuliahannya.
b. Sebagai bahan informasi kepada para dosen wali Fakultas Kedokteran, terutama pelaksana sistem KBK mengenai derajat optimisme mahasiswanya, sehingga dapat membantu dan membimbing mahasiswanya untuk mengembangkan cara pandang yang optimistik.
1.5 Kerangka Pikir
Mahasiswa berada pada tahap perkembangan masa dewasa awal, dan salah satu tanda bahwa individu berada pada masa dewasa awal adalah dengan masuknya individu tersebut ke jenjang pendidikan perkuliahan (Santrock, 2004). Pendidikan adalah hal yang penting dalam kehidupan, disamping hal-hal yang lainnya. Banyak yang dapat diperoleh melalui pendidikan, baik dalam hal intelektual maupun mental. Melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan lebih yang akan berguna dalam setiap aktivitasnya sepanjang hidup. Pendidikan akan terus menerus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Pendidikan merupakan salah satu jalur yang dapat
(58)
11
ditempuh individu dewasa awal untuk mencapai tingkat jabatan yang tinggi dalam pekerjaan.
Untuk dapat melalui proses-proses dalam bangku pendidikan tidaklah mudah, khususnya pada mahasiswa. Tekanan untuk sukses di universitas, mendapatkan pekerajaan yang sangat baik dan menghasilkan uang yang banyak adalah suatu hal yang sangat berpengaruh pada mahasiswa. Mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 di Universitas ”X” yang menggunakan sistem KBK mengalami banyak tekanan. Ketakutan akan kegagalan dalam sebuah dunia yang berorientasi pada kesuksesan seringkali menjadi alasan untuk stres dan depresi di antara mahasiswa (Santrock, 2002).
Setiap mahasiswa memiliki cara pandang yang berbeda-beda terhadap suatu kegagalan atau keberhasilan, terutama yang berhubungan dengan pendidikan dan masa depannya. Ada yang optimistik ada pula yang pesimistik. Optimisme merupakan cara pandang seseorang dalam menghadapi suatu keadaan, untuk keadaan yang baik maupun yang buruk. Kedua cara pandang ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Berbagai penelitian menunjukan bahwa orang yang optimistik lebih berhasil dalam sekolah dan kampus, pekerjaan, dan di lingkungan bermain daripada orang yang pesimistik (Seligman, 1990).
Optimisme yang dimiliki mahasiswa kedokteran turut berperan dalam menentukan keberhasilannya selama belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang memandang suatu kejadian atau peristiwa yang buruk, khususnya masalah yang dihadapi dalam proses belajarnya dengan cara pandang yang optimis akan tetap memiliki harapan dan tekad untuk berusaha menghadapi
(59)
12
dan mengatasi situasi atau masalah yang ia alami. Sedangkan mahasiswa yang pesimistik berpikir bahwa ia memang tidak mampu dan hasil yang diperolehnya selalu buruk dan terjadi pada setiap peristiwa dalam hidupnya.
Mahasiswa yang tidak optimistik, umumnya tidak memiliki dasar atau landasan yang kuat untuk menghadapi setiap keadaan, terutama keadaan yang buruk, hal ini terlihat dari minimnya persiapan, rencana, usaha dan ketekunannya. Dengan begitu mereka akan kesulitan dalam mengatasi masalah-masalah perkuliahannya, bahkan tidak jarang berakhir dengan perasaan kecewa dan frustrasi yang mendalam.
Untuk menghadapi berbagai tantangan seperti tugas-tugas dan ujian dalam proses belajar di Fakultas Kedokteran, optimisme akan membantu mahasiswa menilai situasi- situasi buruk yang mereka hadapi dengan positif, juga memungkinkan mahasiswa memandang berbagai masalah sebagai tantangan dan bukan kesulitan. Selain itu, akan mengarahkan mahasiswa pada perilaku dan sikap bermanfaat dalam mencari solusi bagi berbagai masalah dan tujuan hidup dengan cara sebaik mungkin.
Karakteristik mahasiswa optimistik adalah mereka percaya bahwa kegagalan yang dialami hanya sementara, hanya terjadi pada peristiwa tertentu, dan keadaan di luar dirinya adalah penyebab dari kegagalan tersebut. Mereka menerima kegagalan tersebut dan menganggapnya sebagai tantangan untuk berusaha lebih keras lagi, sedangkan mahasiswa yang pesimistik percaya bahwa kegagalan akan dialami secara menetap dan mendasari setiap kegiatan yang
(60)
13
dilakukan. Mereka juga percaya bahwa yang menjadi penyebab terjadinya kegagalan adalah kesalahan dirinya (Seligman, 1990).
Cara pandang ini berkembang pada masa anak-anak dan mulai jelas terlihat saat individu berusia delapan tahun. Semakin berkembangnya fungsi kognitif, maka kemampuan individu dalam menganalisis suatu permasalahan akan meningkat. Salah satunya adalah dengan mencari penjelasan mengenai penyebab dari suatu kejadian. Hal ini disebut sebagai explanatory style.
Bentuk dari explanatory style mulai dipelajari sejak masa anak-anak dan remaja. Explanatory style ini berpengaruh dalam kehidupan orang dewasa termasuk mahasiswa, di antaranya dapat memunculkan daya tahan ketika menghadapi kejadian buruk atau bahkan dapat memunculkan tekanan ketika menghadapi kejadian buruk. Juga dapat membuat seseorang tidak bisa menikmati hidup atau sebaliknya. Selain itu juga bisa mencegah seseorang dalam mencapai goal, atau membantu mencapai goal bahkan lebih dari yang diharapkannya (Seligman, 1990).
Ada tiga dimensi optimisme, yaitu permanence, pervasiveness dan personalization. Ketiga dimensi ini terbagi ke dalam dua keadaan, yaitu keadaan yang baik (good situation) dan keadaan yang buruk (bad situation). Dimensi pertama adalah permanence. Dimensi ini berkaitan dengan waktu, yaitu apakah kejadian yang buruk tersebut bersifat permanence (menetap) atau temporary (sementara). Dalam keadaan buruk (Bad Situation), mahasiswa kedokteran yang optimistik akan berpikir bahwa tugas-tugas yang menumpuk, praktikum yang hampir setiap hari, harus mencari bahan untuk kuliah sendiri, hal itu hanya
(1)
Bagan 1.5 Kerangka pikir
1.6 Asumsi Penelitian
• Setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 yang belajar dengan menggunakan sistem KBK memiliki tiga dimensi optimisme yaitu permanence, pervasiveness , dan personalization.
• Dimensi permanence memiliki cara pandang permanent atau temporary, pervasiveness memiliki cara pandang universal atau specific, dan personalization memiliki cara pandang internal atau external.
• Ketiga dimensi tersebut memiliki cara pandang yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor explanatory style yaitu explanatory style ibu, kritik orang dewasa, dan krisis masa anak-anak.
• Cara pandang dalam ketiga dimensi tersebut akan menentukan derajat optimisme mahasiswa tersebut, yaitu optimistik, cenderung optimistik, cenderung pesimistik atau pesimistik.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 Optimistik Cenderung pesimistik Pesimistik Cenderung optimistik - Permanence - Pervasiveness - Personalization - Explanatory style ibu - Kritik orang dewasa - Krisis masa anak-anak
Sistem belajar KBK: -Metode kuliah -Jangka waktu
belajar -Bentuk ujian -Cara belajar
(2)
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 140 responden, yaitu mahasiswa fakultas kedokteran angkatan 2006 di Universitas “X“ Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
• Sebagian besar (50%) mahasiswa fakultas kedokteran angkatan 2006 berada pada kategori pesimis. Ini berarti sebagian dari mahasiswa fakultas kedokteran memiliki cara pandang yang pesimis.
• Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi derajat optimisme, bagi mahasiswa fakultas kedokteran angkatan 2006 di universitas “X”,
explanatory style ibu dan krisis yang dialami pada masa kanak-kanak memang memiliki pengaruh dalam membentuk derajat optimisme mahasiswa, namun hal tersebut bukan menjadi faktor yang utama. Dalam penelitian ini yang memiliki pengaruh paling besar terhadap derajat optimisme mahasiswa adalah kritik orang dewasa, baik itu dari orang tua maupun dosen.
• Berdasarkan penelitian diperoleh hasil, bahwa sebagian besar mahasiswa fakultas kedokteran, dalam menghadapi sistem belajar KBK di fakultas kedokteran yang paling besar mempengaruhi derajat optimisme-nya adalah kritik orang dewasa. Hal ini terlihat ketika mahasiswa mengalami kegagalan, kritik yang negatif seperti menyalahkan mahasiswa atau
(3)
menganggap mahasiswa tersebut tidak mampu; atau ketika mahasiswa mengalami keberhasilan sekalipun, orang dewasa tidak memberikan komentar sama sekali, hal ini mempengaruhi mahasiswa dalam mengembangkan cara pandang yang optimis.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Penelitian Lanjutan
Berdasarkan kesimpulan di atas dan dengan menyadari keterbatasan dan kekurangan dari hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu :
- Jika ada peneliti lain yang tertarik, maka penelitian ini dapat dikembangkan dengan melakukan penelitian terhadap sampel yang lebih luas, seperti dengan membandingkan derajat optimisme antara mahasiswa yang menggunakan sistem KBK dengan mahasiswa yang menggunakan sistem reguler.
- Dapat dilakukan juga penelitian terhadap dosen-dosen fakultas kedokteran terutama yang mengajar pada mahasiswa yang menggunakan sistem KBK, agar dapat pula diketahui derajat optimisme para dosen, sehingga dapat lebih memotivasi mahasiswanya.
5.2.2 Saran Guna Laksana
• Bagi fakultas kedokteran Universitas “X”, peneliti menyarankan untuk mengadakan program-program yang dapat mendukung pengembangan optimisme mahasiswanya, seperti mengadakan talk show atau seminar,
(4)
58
sehingga mahasiswa fakultas kedokteran di universitas “X” dapat mengetahui manfaat optimisme dan dapat mengembangkan cara pandang yang optimis.
• Bagi dosen-dosen yang mengajar di fakultas kedokteran, terutama dosen-dosen wali dan dosen-dosen yang mengajar mahasiswa-mahasiswa yang menggunakan sistem KBK, untuk lebih mendukung perkembangan optimisme pada mahasiswanya, diantaranya dengan lebih sering mengadakan pertemuan dengan mahasiswa untuk memotivasi, memberikan dukungan dan dorongan, serta lebih banyak memberikan komentar positif dan konstruktif terhadap keberhasilan maupun kegagalan yang dialami mahasiswanya.
• Bagi mahasiswa fakultas kedokteran angkatan 2006 untuk lebih mengembangkan cara pandang yang optimis, caranya dengan tidak memandang setiap kegagalan sebagai sesuatu yang bersifat menetap dan menyeluruh, serta bukan sibuk mencari penyebab dari kegagalan mereka, tapi berusaha lebih keras untuk memperbaiki agar tidak mengulang kegagalan di kemudian hari.
• Bagi orang dewasa yang memiliki arti signifikan bagi mahasiswa, baik orang tua serta dosen, ketika mahasiswa mengalami masalah atau kegagalan sebaiknya kritik yang diberikan hendaknya dapat membangun dan memotivasi mahasiswa untuk berusaha lebih keras.
(5)
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian ; Jakarta : PT. Grasindo.
Guildford, J.P. 1956. Fundamnetal Statistic in Psychology and Education. Third edition. Tokyo : Mc Graw-Hill, Kogakusha Company, Ltd.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Developmental Psychology: A Life Span Approach. 5th Edition. New York, USA: McGraw-Hill.
Mappiare, Andi., Drs. 1983. Psikologi Orang Dewasa: Bagi Penyesuaian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Santrock, John. W. 2004. Life-Span Development. 9th Edition. New York: McGraw-Hill.
Seligman, Martin E.P.,Phd. 1990. Learned Optimism. Pocket Book. New York: Knopf.
Seligman, Martin E.P.,Phd. 1995. The Optimistic Child. New York : Houghton Mifflin Company.
Siegel, Sydney. 1997. Statistik Nonparametrik untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
(6)
DAFTAR RUJUKAN
Fakultas Kedokteran, 2006. Buku Panduan Belajar Fakultas Kedokteran. Bandung: Universitas Kristen Maranatha
Isprajin Brotowibowo dkk, 1996. Peranan dan Tanggung Jawab Perguruan Tinggi
Prasetya, Paulus H. 1996. Terjemahan Kuesioner Optimisme: Attributional Style Questionaire (ASQ). Bandung: Universitas Kristen Maranatha
Santosa, Slamet, dr., M.Kes, 2007. Insan yang Kompeten. Media Komunikasi Maranatha, vol.16: Universitas Kristen Maranatha
Skripsi F. ERVINA. P. S. 2005. Studi Perbandingan Derajat Optimisme pada Siswa dan Siswi Kelas Satu SMA “X” Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha
Skripsi Tania, Dian. 2004. Studi Deskriptif Tentang Optimisme dalam Mencari Pekerjaan pada Mahasiswa Tingkat Akhir Universitas “X” Di Kota Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha
www.e-psikologi.com, 2006
www.dipertais.net/swara/warta, 2007 www.kompas.com, 2007