PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KOMUNIKASI KELAS X AP DI SMK TELADAN PEMATANGSIANTAR TAHUN AJARAN 2012/2013.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN KOMUNIKASI KELAS X AP SMK TELADAN PEMATANGSIANTAR

TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SURYA BANGUN SIMARMATA NIM : 709141220

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya yang senantiasa melindungi dan menyertai peneliti dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi kelas X AP di SMK Teladan Pematangsiantar Tahun Ajaran 2012/2013.”

Skripsi ini merupakan hasil pemikiran penulis secara ilmiah yang dibangun berdasarkan teori-teori dan penelitian di lapangan. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan strata satu (S-1) Jurusan Pendidikan Ekonomi, Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Dalam penelitian ini, banyak kendala yang dihadapi oleh peneliti saat menyelesaikan skripsi ini, namun berkat kemauan peneliti serta bantuan dari semua pihak, akhirnya semua kendala itu dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta M.E selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bantuan, waktu,


(4)

bimbingan, pengarahan dan saran-saran kepada peneliti sejak awal sampai selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Mangarap Sinaga, MS selaku Ketua Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Gartima Sitanggang, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar di Jurusan Pendidikan Ekonomi, khususnya Program Studi Administrasi Perkantoran FE UNIMED dna seluruh pegawai Tata Usaha di Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu peneliti selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

7. Bapak Sudarlian, S,Pd., M.Si selaku Kepala SMK Swasta Teladan Pematangsiantar dan seluruh staff guru pengajar khususnya pamong saya Bapak P.Purba yang turut mendukung selesainya penelitian penulis.

8. Teristimewa ucapan terimakasih kepada kedua orangtua terkasih, Ayahanda: Oloan Simarmata dan Ibunda; Kerli Manik. Terimakasih atas doa, perhatian, nasihat, motivasi, pengorbanan serta motivasi yang dapat mendorong serta memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluargaku yang terkasih Kakakku : Nurita Ratina Simarmata dan Asianna Martini Simarmata, Adik-adikku: Oki Binsar Mangasi Simarmata, Ronauli Simarmata, dan si pudan Novian Satrio Simarmata

10. Buat sahabat-sahabatku yang selalu ada dalam suka dan dukaRUSUNALYSE (Ruth Sahanaya Simanjuntak, Nasrani Tampubolon, Lydia Monika Pohan, dan Selly Silvana Hutagalung)


(5)

11. Buat teman-teman seperjuangan kelas B Reguler 2009 yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi dan menggapai masa depan.

12. Buat teman-teman PPLT Pelita Pematangsiantar khususnya buat Crystian Sidauruk, Ruth Simanjuntak, Masnur Marpaung, Elnawati, Rudi Limbong, Septrisan, Lipzen, Nico Manurung, dll)

13. Buat siswa kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar Tahun Ajaran 2012/2013 yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian dikelas, terimakasih untuk kerjasamanya.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terimakasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca dalam meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

Hormat saya, Peneliti


(6)

ABSTRAK

SURYA BANGUN SIMARMATA. NIM : 709141220. Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Medan. 2013

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya nilai hasil belajar komunikasi siswa . tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Probing Prompting terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Komunikasi kelas X AP di SMK Teladan Pematangsiantar tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Teladan Pematangsiantar yang berlokasi di Jalan singosari No. 3 Pematangsiantar pada tahun ajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar yang berjumlah 77 orang terdiri dari 2 kelas. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah random sampling dimana sampelnya terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 34 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pelajaran komunikasi dalam bentuk objektif tes sebanyak 20 butir soal, yang dimana validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda telah diuji penulis. Data yang telah diperoleh dianalisa melalui uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis yang dijadikan acuan untuk mengambil kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran Probing Prompting lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil uji statistic menunjukkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Probing Prompting adalah pretest sebesar 39,26 dan postest sebesar 70,15 sedangkan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional adalah pretest sebesar 35,29 dan postest sebesar 59,5. Hasil pengujian hipotesis yang diperoleh

> yaitu 4,006 > 1,669 pada taraf signifikan 95% dan α = 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan model pembelajaran Probing Prompting terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran komunikasi kelas X AP di SMK Teladan Pematangsiantar Tahun Ajaran 2012/2013.”

Kata Kunci : Pembelajaran Probing Prompting, Hasil Belajar Komunikasi


(7)

ABSTRACT

SURYA BANGUN SIMARMATA. NIM: 709141220. The Effect of Probing Prompting Teaching Model on the Students’ Result Study of Class X AP in Teladan Vocation High School Pematangsiantar on Study Year 2012/ 2013. Thesis. Economy Educational Department. Official Administration Major. Economy Faculty. The State University of Medan. 2013

The problem in this research was the low value of the students’ communication result study, the objective of this research was to know the effect of Probing Prompting Teaching Model on the students result study on class X AP comunication subject in Teladan Vocational School Pematangsiantar on Study Year 2012/ 2013.

This research was held in Teladan Vocation High School Pematangsiantar which is located on Jalan Singosari No. 3 Pematangsiantar on Study Year 2012/ 2013. The population in this research was all of the class X AP Teladan Vocational High School Pematangsiantar which was consisted of 77 students which is consisted of two classes. The sampling technique was random sampling in which the sample consist of experimental class and control class with 34 students in each class. The instrument for collecting data was 20 items of objective tests about communication test, which the validity, realibility, dificulty index, and different power had been tested. The collecting data was analysed through normality, homogenity, and hypothesis test which was made as the standard to take the conclusion.

The result of this research showed that the result study which was taught by using Probing Prompting teaching model was higher than conventional teaching model. The result of statistic test showed the students’ result study by using Probing Prompting teaching model was the pre- test (39, 26) and post- test (70, 15) while the students’ result study which was taught by using conventional teaching model was the pre- test (35, 29) and post- test (59, 5). The result of the analysis shows that t- observed is higher than t- table namely 4, 006 > 1, 669 at the level significance 95% and α = 0, 05. Therefore, it can be concluded that “There is a positive and significance effect by using Probing Prompting teaching model on the students’ result study on class X AP communication subject in Teladan Vocational High School on Study Year 2012/ 2013.”

Key Words: Probing Prompting Teaching Model, Communication’s Result Study


(8)

(9)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR……… i

ABSTRAK……….. iv

ABSTRACT………... v

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL………. ix

DAFTAR LAMPIRAN………... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….... 1

1.2 Identifikasi Masalah………... 6

1.3 Pembatasan Masalah……….. 6

1.4 Rumusan Masalah……….. 6

1.5 Tujuan Penelitian……… 7

1.6 Manfaat Penelitian………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Pengertian Belajar………... 8

2.1.2 Pengertian Pendekatan dan Strategi Pembelajaran... 10

2.1.3 Pengertian Metode Pembelajaran... 11

2.1.4 Model Pembelajaran... 12

2.1.5 Model Pembelajaran Probing Prompting... 13

2.1.6 Pertanyaan dan Fungsinya dalam Pembelajaran... 20

2.1.7 Teknik dan Faktor yang diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan... 22


(10)

2.1.8 Hasil Belajar... 25

2.1.9 Pembelajaran Konvensional... 27

2.2 Penelitian yang Relevan... 28

2.3 Kerangka Berpikir... ... 29

2.4 Hipotesis Penelitian………... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 32

3.2 Populasi dan Sampel... 32

3.2.1 Populasi... 32

3.2.2 Sampel... 32

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional... 33

3.3.1 Variabel Penelitian... 33

3.3.2 Defenisi Operasional... 33

3.4 Rancangan Penelitian... 34

3.5 Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian... 35

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 36

3.6.1 Validitas Tes... 37

3.6.2 Reliabelitas Tes... 38

3.6.3 Taraf Kesukaran... 39

3.6.4 Daya Pembeda... 39

3.7 Teknis Analisis Data... 40

3.7.1 Uji Normalitas... 40

3.7.2 Uji Homogenitas... 41

3.7.3 Uji Hipotesis Penelitian... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian……… 43

4.1.1 Validitas Tes……… 44

4.1.2 Reliabilitas Tes……… 45

4.1.3 Uji Daya Beda………. 47 vii


(11)

4.1.4 Uji Tingkat Kesukaran……… 47

4.2 Analisi Data……….. 48

4.2.1 Uji Normalitas ……… 48

4.2.2 Uji Homogenitas………. 49

4.2.3 Uji Hipotesis……… 50

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian………. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 55

5.2 Saran……….. 56


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-Ciri Umum Pendidikan, Belajar, dan Perkembangan……. 9

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Probing Prompting….. 19

Tabel 3.2 Populasi Penelitian……… 32

Tabel 3.4 Rancangan Penelitian……….. 34

Tabel 4.1 Rangkuman Data Hasil Penelitian……….. 43

Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretest dan Postest……….. 49

Tabel 4.3 Uji Homogenitas………. 50


(13)

1

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 57

Lampiran 2 Materi Pelajaran………. 73

Lampiran 3 Pre test dan post Test………. 84

Lampiran 4 Kunci Jawaban……… 90

Lampiran 5 Perhitungan Validitas Tes……….. 91

Lampiran 6 Perhitungan Reliabilitas Tes……….. 94

Lampiran 7 Uji Daya Beda……….. 96

Lampiran 8 Tingkat Kesukaran Tes……… 98

Lampiran 9 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians 100 Lampiran 10 Data Hasil belajar Siswa……… 105

Lampiran 11 Uji Normalitas………. 107

Lampiran 12 Uji Homogenitas………. 113

Lampiran 13 Uji Hipotesis……… 116

Lampiran 14 Dokumen………. 121


(14)

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menggali potensi dan mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri manusia, supaya menjadi manusia yang berkompetensi dan memiliki kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta mampu meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia.

Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak dasar yang kuat pendidikan nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang mengatakan bahwa, Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak). Dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya.

Dari etimologi dan analisis pengertian pendidikan di atas, secara singkat pendidikan dapat dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuhan manusia sejak lahir hingga tercapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi dengan alam dan lingkungan masyarakatnya.


(16)

2

Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Didalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia (yang terlibat dalam pendidikan ini) adalah subyek dari pendidikan. Karena merupakan subyek di dalam pendidikan, maka dituntut suatu tanggung jawab agar tercapai suatu hasil pendidikan yang baik. Jika memperhatikan bahwa manusia itu sebagai subyek dan pendidikan meletakkan hakikat manusia pada hal yang terpenting, maka perlu diperhatikan juga masalah otonomi pribadi.

Hasil dari pendidikan tersebut yang jelas adalah adanya perubahan pada subyek-subyek pendidikan itu sendiri. Dalam bahasa yang sederhana, ada perubahan yang kecil yaitu dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tetapi perubahan-perubahan yang terjadi setelah proses pendidikan itu tentu saja tidak sesempit itu. Karena perubahan-perubahan itu menyangkut aspek perkembangan jasmani dan rohani juga.

Melalui pendidikan manusia menyadari hakikat dan martabatnya di dalam relasinya yang tak terpisahkan dengan alam lingkungannya dan sesamanya. Itu berarti, pendidikan sebenarnya mengarahkan manusia menjadi insan yang sadar diri dan sadar lingkungan. Dari kesadarannya itu mampu memperbarui diri dan lingkungannya tanpa kehilangan kepribadian dan tidak tercerabut dari akar tradisinya.

Pendidikan dalam sekolah disalurkan melalui proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar kita sering menemukan beberapa siswa yang mengalami hambatan atau kesulitan dalam belajar mereka tidak ikut aktif dalam kegiatan belajar dan tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran yang


(17)

3

diberikan guru. Selain itu, kadang guru yang kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam proses belajar mengajar untuk mengemukakan pendapat.

Penggunaan model dan pendekatan sangat mempengaruhi keberhasilan mencapai hasil belajar yang diinginkan dari siswa. Guru sebagai tenaga pendidik dalam dunia pendidikan sangat mempunyai peranan yang sangat penting didalam membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti mata pelajaran yang disampaikan. Guru juga dituntut harus menjadi guru yang creative dalam mengajukan pertanyaan guna membangun semangat siswa untuk mengemukakan pendapat yang ada dalam pikirannya, dan supaya siswa tidak lagi menjadi seorang yang penakut dalam mengemukakan pendapatnya.

Namun, saat ini kenyataan yang terlihat hanya sedikit guru yang mau berkreatif dalam menyampaikan pelajaran yang hendak disampaikan. Guru lebih memilih cara yang sudah dibiasakan, pendekatan konvensional menjadi pilihan yang utama guru untuk tidak menyulitkan kerja guru. Sehingga, hasilnya pembelajaran hanya terjadi pada satu arah, hanya ada pemberi tanpa ada yang menerima, yang ada pembicara menjadi asik dengan dirinya sendiri dan pendengar juga asik dengan dirinya sendiri. Hal inilah yang mengakibatkan kurangnya keaktifan siswa dalam menanggapi pelajaran yang disajikan oleh guru.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMK Teladan Pematangsiantar, khususnya untuk mata pelajaran Komunikasi, diperoleh informasi bahwa guru bidang studi yang mengajar di kelas X AP merasa sulit dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa hal ini disebabkan karena daya tangkap siswa yang berbeda-beda. Selama ini pengajaran Komunikasi di kelas X AP SMK Teladan


(18)

4

Pematangsiantar dilakukan dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru menggunakan metode ceramah dan soal latihan kepada siswa. Proses pembelajaran ini membuat siswa sering jenuh sehingga hasil belajar siswapun kurang memuaskan pada guru. Pencapaian hasil belajar disekolah ini belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) disekolah ini adalah 70, sedangkan hasil belajar siswa berada dibawah nilai standart kelulusan yaitu nilai rata-ratanya sebesar 60. Dimana siswa yang mempunyai nilai dibawah 70 ada 58 siswa dari 77 siswa atau 75,32%, sedangkan siswa yang dinyatakan lulus yaitu bernilai 70 keatas hanya ada 19 siswa atau 24,67%. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Komunikasi tergolong rendah dan belum mencapai ketuntasan belajar.

Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Komunikasi merupakan suatu masalah yang membuat guru ingin berusaha memperbaikinya. Untuk itu dibutuhkan strategi dari seorang guru dalam menyusun dan memilih metode yang tepat. Ketepatan metode, pendekatan dan teknik penyajian akan memungkinkan anak didik untuk mengembangkan kualitas dan potensi yang dimilikinya, sehingga siswa merasa tertarik mengikuti pelajaran yang disajikan.

Oleh karena itu, dibutuhkan perbaikan dalam pembelajaran agar proses pembelajaran lebih interaktif dan sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar. Penggunaan model pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat dilakukan guna memperbaiki rendahnya hasil belajar sekaligus untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran tersebut. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan adalah model pembelajaran probing prompting.


(19)

5

Model pembelajaran Probing Prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkontruksika konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.

Maka model pembelajaran probing prompting ini diharapkan dapat dijadikan salah satu cara untuk siswa lebih aktif dan mendalami ilmu dan pengetahuan yang diberikan guru.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Teladan Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2012/2013”.


(20)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Cara mengajar guuru yang konvensional menyebabkan siswa di SMK Teladan Pematangsiantar kurang aktif dalam belajar

2. Kurangnya peran penting guru dalam menggali pendapat-pendapat siswa menyebabkan siswa kurng antusias dalam mengikuti mata pelajaran komunikasi, yang pada akhinya menyebabkan hasil beelajar belum memuaskan.

3. Model pembelajaran Probing Prompting belum pernah diterapkan di SMK Teladan Pematangsiantar, ssehingga hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi di sekolah ini masih tergolong rendah.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka dilakukan pembatasan masalah untuk lebih terfokus dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi pembatas masalah adalah: “Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi kelas X AP di SMK Teladan Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2012/2013.”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: “Apakah ada pengaruh model pembelajaran probing prompting terhadap


(21)

7

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Komunikasi kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar T. P 2012/2013?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran probing prompting terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Komunikasi kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar T. P 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Untuk menguji konsistensi temuan empiris mengenai pengaruh model pembelajaran Probing Prompting terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Komunikasi kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar.

2. Penerapan model pembelajan Probing Prompting ini dapat memberikan pengalaman belajar siswa yang lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi

3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademik Fakultas Ekonomi UNIMED dan pihak lainnya dalam melakukan penelitian sejenis.

4. Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang berguna bagi peneliti sebagai calon guru.


(22)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran probing prompting kelas X AP2 SMK Teladan Pematangsiantar diperoleh nilai rata-rata pre-tes 39,26 dengan standar deviasi 9,78 dan nilai varians 95,65 dan nilai rata-rata post-test 70,15 dengan standar deviasi 10,69 dan nilai varians 114,37. Dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional kelas X AP1 diperoleh nilai rata-rata pre-tes 35,29 dengan standar deviasi 9,61 dan nilai varians 92,33 dan nilai rata-rata post-test 59,5 dengan standar deviasi 11,36 dan nilai varians 129,17.

2. Hasil belajar komunikasi siswa kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar tahun pelajaran 2012/2013 yang diajar dengan model pembelajar probing prompting lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dari hasil pengujian hipotesis dimana nilai = 4,006 > = 1,669 pada taraf signifikansi α = 0,05. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran probing prompting terhadap hasil belajar komunikasi siswa.


(23)

56

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti sarankan adalah:

1. Kepala sekolah hendaknya lebih memperhatikan penggunaan model pembelajaran aktif selain model pembelajaran Probing Prompting dalam proses belajar mengajar.

2. Kepada guru mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi hendaknya menggunakan model yang bervariasi salah satunya yaitu menggunakan model pembelajaran probing prompting, agar siswa dapat lebih aktif memberikan pendapat maupun mengutarakan pertanyaan secara leluasa kepada guru, sehingga kelas terlihat aktif.

3. Model pembelajaran probing prompting ini hanya dilakukan pada satu pokok bahasan saja, maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melaksanakan penelitian pada pokok bahasan yang lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta Djaramah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Herdin. 2009. Model Pembelajaran Probing- prompting. http./Herdy07.wordpress.com/2009/04-22/model pembelajaran-probing-prompting. Diakses 17 Februari 2013

Indrawati, 2005. Teknik Bertanya. http:/Google.co.id/Teknik-bertanya.pdf. Diakses 20 Februari 2013

Musfiani, dkk. 2011. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Number Head Together) Menggunakan Teknik Probing Pada Materi Luas

Permukaan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMPN 1 Balengbendo. Jurnal,

http://www.google.co.id/Model Pembelajaran Probing Terhadap Materi Luas Permukaan Kubus dan Balok.pdf. Diakses 18 Februari 2013

Sadirman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Gravindo Persada

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Medan: Alfabeta

Samosir, Minarni. 2012. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Probing Prompting trehadap hasil belajara pada mata pelajaran bekerjasama dengan pelanggan dan kolega kelas X di SMK Swasta Telada Suamatera

Utara1 T.A 2011/2012. Skripsi. UNIMED. Tidak Diterbitkan

Sanjaya. Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenda Media Group

Sitinjak, Rina. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting terhadap hasil belajar kearsipan siswa kelas XI SMK Swasta Bersama

Berastagi T.A 2011/2012. Skripsi UNIMED. Tidak Diterbitkan


(25)

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran. http://smacepiring.wordpress.com. diakses 18 Februari 2013

Sundayana, PuspitaSari .Efektivitas Belajar Menagajar Matematika.

http:/www.Sundayana.web.id. Diakses 19 Februari 2013

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka

Syafi’i. 2012. Optimalisasi Pembelajaran Melalui Integritas Keterampilan Dasar

Mengajar.

http;//www.google.co.id./Optimalisasi-Pembelajaran-Pembelajaran-melali-Integritas-Keterampilan-Dasar-Mengajar.pdf. Diakses 17 Februari 2013

Trianto. 2009. Medesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Tunas Kencana.

Widoyoko Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.


(1)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Cara mengajar guuru yang konvensional menyebabkan siswa di SMK Teladan Pematangsiantar kurang aktif dalam belajar

2. Kurangnya peran penting guru dalam menggali pendapat-pendapat siswa menyebabkan siswa kurng antusias dalam mengikuti mata pelajaran komunikasi, yang pada akhinya menyebabkan hasil beelajar belum memuaskan.

3. Model pembelajaran Probing Prompting belum pernah diterapkan di SMK Teladan Pematangsiantar, ssehingga hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi di sekolah ini masih tergolong rendah.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka dilakukan pembatasan masalah untuk lebih terfokus dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi pembatas masalah adalah: “Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi kelas X AP di SMK Teladan Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2012/2013.”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: “Apakah ada pengaruh model pembelajaran probing prompting terhadap


(2)

7

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Komunikasi kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar T. P 2012/2013?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran probing prompting terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Komunikasi kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar T. P 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Untuk menguji konsistensi temuan empiris mengenai pengaruh model pembelajaran Probing Prompting terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Komunikasi kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar.

2. Penerapan model pembelajan Probing Prompting ini dapat memberikan pengalaman belajar siswa yang lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi

3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademik Fakultas Ekonomi UNIMED dan pihak lainnya dalam melakukan penelitian sejenis.

4. Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang berguna bagi peneliti sebagai calon guru.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran probing prompting kelas X AP2 SMK Teladan Pematangsiantar diperoleh nilai rata-rata pre-tes 39,26 dengan standar deviasi 9,78 dan nilai varians 95,65 dan nilai rata-rata post-test 70,15 dengan standar deviasi 10,69 dan nilai varians 114,37. Dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional kelas X AP1 diperoleh nilai rata-rata pre-tes 35,29 dengan standar deviasi 9,61 dan nilai varians 92,33 dan nilai rata-rata post-test 59,5 dengan standar deviasi 11,36 dan nilai varians 129,17.

2. Hasil belajar komunikasi siswa kelas X AP SMK Teladan Pematangsiantar tahun pelajaran 2012/2013 yang diajar dengan model pembelajar probing prompting lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dari hasil pengujian hipotesis dimana nilai = 4,006 > = 1,669 pada taraf signifikansi α = 0,05. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran probing prompting terhadap hasil belajar komunikasi siswa.


(4)

56

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti sarankan adalah:

1. Kepala sekolah hendaknya lebih memperhatikan penggunaan model pembelajaran aktif selain model pembelajaran Probing Prompting dalam proses belajar mengajar.

2. Kepada guru mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi hendaknya menggunakan model yang bervariasi salah satunya yaitu menggunakan model pembelajaran probing prompting, agar siswa dapat lebih aktif memberikan pendapat maupun mengutarakan pertanyaan secara leluasa kepada guru, sehingga kelas terlihat aktif.

3. Model pembelajaran probing prompting ini hanya dilakukan pada satu pokok bahasan saja, maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melaksanakan penelitian pada pokok bahasan yang lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas.


(5)

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta

Djaramah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Herdin. 2009. Model Pembelajaran Probing- prompting.

http./Herdy07.wordpress.com/2009/04-22/model pembelajaran-probing-prompting. Diakses 17 Februari 2013

Indrawati, 2005. Teknik Bertanya. http:/Google.co.id/Teknik-bertanya.pdf.

Diakses 20 Februari 2013

Musfiani, dkk. 2011. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Number Head Together) Menggunakan Teknik Probing Pada Materi Luas Permukaan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMPN 1 Balengbendo. Jurnal, http://www.google.co.id/Model Pembelajaran Probing Terhadap Materi Luas Permukaan Kubus dan Balok.pdf. Diakses 18 Februari 2013

Sadirman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Gravindo

Persada

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Medan: Alfabeta

Samosir, Minarni. 2012. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Probing

Prompting trehadap hasil belajara pada mata pelajaran bekerjasama dengan pelanggan dan kolega kelas X di SMK Swasta Telada Suamatera Utara1 T.A 2011/2012. Skripsi. UNIMED. Tidak Diterbitkan

Sanjaya. Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta

: Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenda Media Group

Sitinjak, Rina. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting

terhadap hasil belajar kearsipan siswa kelas XI SMK Swasta Bersama Berastagi T.A 2011/2012. Skripsi UNIMED. Tidak Diterbitkan


(6)

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran. http://smacepiring.wordpress.com. diakses 18 Februari 2013

Sundayana, PuspitaSari .Efektivitas Belajar Menagajar Matematika.

http:/www.Sundayana.web.id. Diakses 19 Februari 2013

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana

Pustaka

Syafi’i. 2012. Optimalisasi Pembelajaran Melalui Integritas Keterampilan Dasar

Mengajar.

http;//www.google.co.id./Optimalisasi-Pembelajaran-Pembelajaran-melali-Integritas-Keterampilan-Dasar-Mengajar.pdf. Diakses 17 Februari 2013

Trianto. 2009. Medesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya:

Tunas Kencana.

Widoyoko Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta :


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DI SMK MA’ARIF 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 3 15

ANALISIS KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR

1 27 107

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII A SMP NEGERI 3 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2014/2015

3 16 60

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 59

PENGARUH PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER KELAS X MULTIMEDIA SMK PALEBON

2 40 178

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PROBING PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 7

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PEMASARAN ONLINE PADA SISWA KELAS X PEMASARAN SMK BINA BANGSA SEDONG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 11

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

2 7 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

0 0 9