EFEKTIVITAS METODE BERMAIN PERAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK SANTA LUSIA MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

1

EFEKTIVI TAS METODE BERMAI N PERAN DALAM UPAYA
MENI NGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5 – 6
TAHUN DI TK SANTA LUSIA KECAMATAN MEDAN
PERJUANGAN TAHUN AJARAN 2011/2012

O LEH:
CHRISTINE N SIMATUPANG
NIM 108314004

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

2

3

6


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang M aha Esa karena atas
rahmat dan berkatnya yang memberikan segala hikmat dan kebijaksanaan kepada
penulis sehingga penelitian ini dan pengerjaan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi yang berjudul “ Efektivitas Metode Bermain Peran dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK Santa Lusia
Medan T.A 2011/2012” disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bagi mahasiswa jenjang S1 pada Program
Studi Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri M edan.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Drs. Aman Simaremare, M S sebagai pembimbing
skripsi yang banyak membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini sehingga
dapat terselesaikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu
Dosen Penguji, Ibu Dr. Anita Yus, M .Pd, Ibu Dra. Damaiwaty Ray, M .Pd, Ibu
Dra. Ratnauli Gultom yang telah banyak memberikan masukan dan saran demi
saran demi sempurnanya skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Drs. Nasrun, M S
selaku dekan FIP UNIM ED, bapak Prof. Dr. Yusnadi, M S selaku pembantu dekan
I, ibu Dra. Nasriah, M .Pd selaku ketua prodi, ibu Dr. Anita Yus, M .Pd selaku

dosen PA selama perkuliahan, beserta bapak/ibu dosen PG-PAUD dan seluruh
staf pegawai prodi PG-PAUD, Unimed. Terima kasih dan penghargaan besar juga
penulis ucapkan kepada kepala sekolah TK Santa Lusia M edan Sr. Karola
Simbolon yang telah memberikan izin penelitian, beserta seluruh guru terkhusus

7

buat ibu Helen Sinaga yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan
penelitian dan membantu penulis selama penelitian untuk memperoleh data yang
diinginkan. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Sr. Adri
Simatupang selaku kepala sekolah yang baru yang juga telah mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini dukungan serta doa yang diberikan sangat
bermakna bagi penulis, tiada kata yang dapat penulis ucapkan hanya ucapan
terma kasih banyak untuk pihak yang telah membantu penulis selama penulisan
skripsi ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orangtua penulis Bapak T.H Simatupang dan Ibu R. Purba dan abang Jones.
D.R. Simatupang serta adikku yang tersayang, Juni dan Alberth Simatupang dan
seluruh keluarga besar yang telah memberikan banyak cinta dan pengertian baik
secara moril maupun materil. Buat sahabatku, seluruh mahasiswa PG-PAUD
angkatan 2008 yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu terima kasih buat

semangat dan perhatian yang telah kalian berikan hanya Tuhan yang mampu
membalasnya. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih buat teman-teman
satu kos yang juga memberi dukungan serta perhatian selama mengerjakan skripsi
ini. Dalam pengerjaan skripsi ini penulis berupaya dengan semaksimal mungkin
tetapi penulis menyadari banyak kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa,
penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya
penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah dalam pendidikan.
M edan, Juli 2012
Peneliti,

Christine N. Simatupang

5

ABSTRAK
Christine. N. Simatupang Efektivitas Metode Bermain Peran dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK S anta Lusia
Kec. Medan Perjuangan T.A. 2011/2012. S kripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan, 2012.
Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimanakah

efektivitas metode bermain peran dalam upaya meningkatkan kemampuan sosial
anak usia 5-6 tahun di TK Santa Lusia M edan T.A. 2011/2012. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat sejauh mana efektivitas metode bermain peran dalam
upaya meningkatkan kemampuan sosial anak. Penelitian dilakukan terhadap anak
usia 5-6 tahun di kelas B II TK Santa Lusia M edan. Subjek penelitian ini adalah
anak kelas B II TK Santa Lusia M edan, yang berjumlah 47 orang anak yang
terdiri dari 25 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Penentuan subjek
dilakukan dengan menggunakan random sampling untuk menentukan kelas B II
sebagai subjek dalam penelitian.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam setiap
siklus dan pertemuan dilakukan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Perbedaan pada siklus I dan II terletak pada
pelaksanaan tindakan bermain peran dilihat dari sisi pemilihan pemain atau
partisipan serta alat dan bahan yang digunakan dalam bermain peran. Alat
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Sebelum
dilakukan tindakan pada siklus I, peneliti terlebih dahulu mengamati proses
pembelajaran awal anak atau kegiatan observasi awal sebelum tindakan siklus I
dilaksanakan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan sosial anak
juga untuk melihat kekurangan yang dialami anak selama proses belajar dan

bermain.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi
kemampuan sosial anak dengan indikator: bersikap kooperatif, empati, sikap
toleran, bersikap tata krama dan sopan santun, memahami peraturan dan disiplin.
Berdasarkan analisis data dan observasi tingkat kemampuan sosial anak
pada siklus I terdapat 3 orang anak (6%) tergolong kurang, 10 orang anak (21%)
tergolong cukup, 22 orang anak (47%) tergolong baik, dan 12 orang anak (26%)
tergolong baik sekali. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 1 orang anak (2%)
memiliki kategori kurang, 2 orang anak (4%) memiliki kategori cukup, 28 orang
anak (60%) memiliki kategori baik, dan 16 orang anak (34%) memiliki
kemampuan sosial baik sekali.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa efektivitas
metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan sosial anak. Oleh karena
itu, metode bermain peran dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam
meningkatkan kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun di TK Santa Lusia M edan.

11

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.2 Intrepretasi Kemampuan Sosial Anak ......................................44
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian....................................................................................46
Tabel 4.1 Hasil Observasi Pembelajaran Peneliti Pada Siklus I ............................53
Tabel 4.2 Data Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus I ........................................54
Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus I ...................................55
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Peneliti Pada Siklus II ........63
Tabel 4.5 Data Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus II .......................................64
Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus II ..................................65
Tabel 4.7 Peningkatan Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus I dan II..................67

13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian Pertemuan Pertama Siklus I.....................70
Lampiran 2 Rencana Kegiatan Harian Pertemuan Kedua Siklus I .......................73
Lampiran 3 Rencana Kegiatan Harian Pertemuan Ketiga Siklus II ......................76
Lampiran 4 Rencana Kegiatan Harian Pertemuan Keempat Siklus II ................. 79
Lampiran 5 Pengembangan Tema ........................................................................ 86

Lampiran 6 Lembar Hasil Pengamatan/Observasi Aktivitas Peneilti Siklus I .....87
Lampiran 7 Lembar Hasil Pengamatan/Observasi Aktivitas Peneilti Siklus II ....88
Lampiran 8 Lembar Observasi Kemampuan Sosial Anak ...................................89
Lampiran 9 Pedoman Penskoran Observasi Kemampuan Sosial Anak ............... 91
Lampiran 10 Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Pada Pertemuan
1 Siklus I............................................................................................92
Lampiran 11 Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Pada Pertemuan
2 Siklus I.............................................................................................95
Lampiran 12 Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Pada Pertemuan
1 Siklus II .............................................................................................98
Lampiran 13 Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Pada Pertemuan
2 Siklus II ............................................................................................101
Lampiran 14 Daftar Nama Anak Kelas B-II TK Santa Lusia M edan ..................104
Lampiran 15 Skenario Bermain Peran ................................................................105
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian

14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kerangka pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang tertulis dalam
Undang-Undanag Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan anak usia dini adalah anak yang berada pada
masa rentang usia lahir sampai usia 6 tahun”.Peran lingkungan termasuk
lingkungan keluarga dan lingkungan TK sangat diperlukan anak untuk
memberikan pengalaman pertama. Oleh karena itu, sekolah sebagai salah satu
lingkungan sosial bagi anak diharapkan mampu mengembangkan kemampuan
yang ada pada diri anak anak yang dibawanya sejak lahir.
Pada masa anak-anak awal merupakan masa peka pada anak, anak sensitif
untuk menerima berbagai rangsangan sebagai upaya untuk mengembangkan
seluruh potensi dalam diri anak.M asa anak-anak awal merupakan masa untuk
meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa,
sosial-emosional, fisik motorik baik motorik halus maupun kasar, konsep diri,
disiplin, seni serta nilai moral dan agama.Sekolah merupakan salah satu tempat
yang tepat untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak yang dibawa
sejak anak lahir.Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
mendidik seseorang untuk dapat mempelajari bidang tertentu secara formal.
Sementara itu, di dalam kehidupan ada berbagai lembaga pendidikan informal
untuk mendidik seseorang menjadi mandiri, berdaya guna dan berhasil. Berbagai

lembaga yang informal itu misalnya keluarga seperti ayah, ibu, adik dan kakak

15

serta nenek, kakek dan anggota keluarga yang lain. Pendidikan formal untuk Anak
Usia Dini berbentuk Taman Kanak-Kanak(TK)/ Raudhatul Aftal (RA), Playgroup
(Kober) dan bentuk lain yang sederajat.
Taman Kanak-Kanak bukan merupakan sekolah, seperti halnya Sekolah
Dasar (SD) yang menjadikan calistung (baca, tulis, hitung) sebagai tujuan utama
dalam pembelajaran,tetapi merupakan tempat yang menyenangkan bagi anak usia
Taman Kanak-Kanak. Taman Kanak-Kanak adalah tempat bermain sambil belajar
bagi anak-anak dan tempat yang disukai oleh anak- anak. Pada kenyataannya,
tidak sedikit yang lebih mementingkan kemampuan kognitif anak tanpa
memperhatikan kemampuan anak yang lain. Tuntutan dari orangtua yang
menginginkan anaknya mampu calistung mengakibatkanperkembangan anak yang
lain kurang mendapat perhatian. Guru dan orangtua lebih memperhatikan
kemampuan kognitif anak, sehingga guru dan orangtua kurang memperhatikan
perkembangan anak yang lain, seperti : perkembangan sosial, bahasa, fisik baik
fisik motorik halus maupun kasar, nilai agama dan moral, dan perkembangan seni,
seharusnya guru dan orangtua menyeimbangkan antara kemampuan kognitif serta

kemampuan lain yang dimiliki anak karena setiap kemampuan yang dimiliki anak
memiliki keterkaitan dengan kemampuan lain yang dimiliki oleh anak.
Sekolah merupakan tempat kedua bagi anak memperoleh pengetahuan, setelah
anak memperoleh pengetahuan dari keluarga.Keluarga yang merupakan instansi
informal untuk mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri anak, di sekolah
guru hanya orang kedua bagi anak untuk memperoleh kemampuan yang lain,
salah satunya adalah kemampuan anak untuk bersosialisasi.

16

M anusia terlahir sebagai mahluk sosial,

mahluk sosial yang memerlukan

kehadiran orang lain, manusia berhubungan dengan orang di sekitarnya dan cara
manusia

berhubungan

dengan


lingkungannya

disebut

sosialisasi.

Dalammelakukan hubungan dengan orang atau manusia di sekitarnya atau di
lingkungannya manusia akan mengalami yang namanya perkembangan sosial.
Perkembangan sosial merupakan proses belajar menyesuaikan diri dengan normanorma kelompok bekerja sama dan adat kebiasaan, belajar bekerja sama, saling
berhubungan dan merasa bersatu dengan orang-orang di sekitarnya.
Perkembangan sosial pada anak usia Taman Kanak-Kanak memiliki arti
kemampuan anak untuk mencapai

perilaku yang sesuai dengan lingkungan

sosial. Pada umumnya, perkembangan sosial anak usia dini yaitu: sudah dapat
mengontrol dirinya sendiri, sudah dapat merasakan kelucuan misalnya ikut
tertawa ketika orang dewasa tertawa atau ada hal-hal yang lucu. Rasa takut dan
cemas mulai berkembang, dan hal ini akan berlangsung sampai usia 5 tahun.
Keinginan untuk berdusta mulai muncul, akan tetapi anak takut untuk
melakukannya. Anak sudah dapat mempelajari mana yang benar dan salah dan
mampu menenangkan diri.Pada usia ini, anak-anak mulai mengungkapkan pilihan
atas anak-anak yang mereka jadikan sebagai teman bermain dan anak-anak yang
tidak mereka suka menjadi teman bermain. Para guru perlu mengetahui struktur
hubungan sosial yang terjadi di antara anak – anak di ruang kelas. Peran guru
sangat diperlukan untuk membantu anak-anak memahami perasaan anak-anak lain
dan mengembangkan rasa hormat terhadap orang lain.

17

Pada usia 6 tahun anak akan berperilaku seperti boss (atasan), mendominasi
situasi, akan tetapi dapat menerima nasihat. Selain itu, anak juga memiliki sikap
sering bertengkar tetapi cepat berbaikan kembali. Anak sudah dapat menunjukkan
sikap marah. Sudah dapat membedakan yang benar dan yang tidak benar, dan
sudah dapat menerima peraturan dan disiplin.Perkembangan kemampuan sosial
anak usia 5 sampai 6 tahun adalah dapat bergaul dengan semua teman, merasa
puas atas prestasi yang dicapai, tenggang rasa terhadap keadaan orang lain dan
dapat mengendalikan emosi.
M elalui kegiatan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) yang
dilakukan di TK Santa Lusia M edan pada anak yang berusia 5 - 6 tahun yang
berjumlah 47 orang anak, dimana terdapat 25 orang anak laki – laki dan 22 orang
anak perempuan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
penulis dengan guru diketahui bahwa sebagian besar anak belum mampu
bersosialisasi dengan baik. Banyak anak yang meskipun sudah lama bersama
teman-temannya dalam satu kelas, tidak jarang ada beberapa anak yang kurang
mau berteman dengan temannya.Sebahagian dari siswa juga kurang mau disuruh
ke depan kelas, sebagian kecil ada yang berani mengemukakan pendapatnya tetapi
terlihat ragu-ragu, hal itu karena anak merasa malu untuk maju ke depan kelas
dan

keberanian

anak

untuk

ditingkatkan. Di lingkungan

mengungkapkan

pendapatnya masih

perlu

sekolah juga tidak jarang ditemukan anak yang

kurang mampu bersosialisasi dengan teman-temannya yang lain, ketika sedang
bermain anak memilih-milih teman untuk berteman dan tidak jarang ketika sedang
bermain dan guru membagikan mainan anak tidak mau berbagi mainan

18

dengantemannya yang lain. Tidak jarang anak justru berantam karena mainan,
karena temannnya tidak mau berbagi. Tindakan memukul juga kerap kali terjadi
saat anak berebut mainan yang sama dari temannya, anak masih sulit untuk mau
berbagi kepada teman. Di dalam kelas juga tak jarang ditemukan anak yang
mengganggu temannya ketika belajar dengan mencoret buku teman, sehingga
mengakibatkan pertengkaran dan mengakibatkan temannya menangis. Anak juga
terkadang terlihat menguasai barang milik teman, kemauan anak untuk berbagi
makanan yang dibawa dari rumah (bekal) pada teman yang tidak membawa bekal
juga masih perlu ditingkatkan, hal ini dapat terlihat ketika anak memiliki makanan
yang berlebih anak kurang mau berbagi pada temannya yang tidak membawa
bekal. Guru harus memberitahukan dulu pada anak dan menanyakan pada anak
siapa yang mau berbagi makanan pada temannya baru anak mau memberikan
bekalnya pada temannya yang tidak membawa bekal.Individu yang bermasyarakat
adalah harapan setiap orangtua bagi anak-anak mereka, untuk menjadi individu
yang mampu bermasyarakat diperlukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi
tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Perkembangan sosial pada anak usia dini dimaksudkan sebagai perkembangan
tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di
masyarakat dimana anak berada. Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang
dipelajari, dan merupakan hasil dari kematangan. Perkembangan sosial seorang
anak diperoleh selain dari proses kematangan sebagai hasil dari proses
perkembangan pada anak, juga melalui kesempatan belajar dari respons terhadap
tingkah laku anak. Sama halnya dengan kemampuan sosial anak adalah hasil

19

belajar, bukan sekadar hasil dari kematangan saja. Perkembangan sosial anak
diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar anak dari berbagai respon yang
diberikan lingkungan terhadap anak. Perkembangan sosial yang optimal diperoleh
anak dari respons yang diberikan oleh tatanan kelas pada awal anak masuk
sekolah yang berupa tatanan sosial yang sehat dan sasaran yang memberikan
kesempatan pada anak untuk mengembangkan konsep diri yang positif
Kegiatan di dalam kelas diharapkan dapat mengembangkan minat dan sikap
anak terhadap orang lain. Tatanan sosial yang sehat yang dimiliki seorang anak
akan mampu mengembangkan perkembangan konsep positif, ketrampilan sosial
dan kesiapan belajar bagi anak secara formal. M asalah sosial yang sering terjadi
pada anak usia pra sekolah disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan sosial anak kurang
bervariasi. M etode bermain peran sebagai salah satu metode yang dapat
digunakan dalam pembelajaran di TK jarang digunakan oleh guru. Kemampuan
sosial anak pada awal masa anak-anak akan mempengaruhi kemampuan sosialnya
ketika beranjak dewasa, kemampuan sosial anak yang kurang baik akan membuat
anak akan sulit bersosialisasi ketika anak beranjak dewasa.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sosial anak
salah satunya adalah melalui metode bermain peran. M etode bermain peran
merupakan suatu kegiatan permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau bendabenda sekitar anak yang digunakan oleh anak untuk mengembangkan daya khayal
atau imajinasinya sehingga dapat menghayati tujuan dari kegiatan tersebut.
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-

20

peran yang ada dalam dunia nyata kedalam suatu pertunjukan peran di dalam
kelas. Dalam metode ini, anak-anak berperan sebagai orang lain tanpa perlu
latihan/spontan dan tidak untuk hiburan, namun lebih menekankan terhadap
masalah yang diangkat dalam pertunjukan dan bukan pada kemampuan pemain
dalam melakukan permainan peran.
M etode bermain peran biasanya menyampaikan suatu masalah sebelum
memberikan pemecahan atas masalah itu.Anak-anak yang memainkan peran itu
menunjukkan apa yang akan mereka lakukan, bagaimana reaksi mereka terhadap
suatu kejadian atau situasi.

Ketidakmampuan anak dalam bersosialisasi akan

mengakibatkan anak menjadi pemalu, kurang rasa percaya diri, tidak mampu
berkomunikasi dengan teman, dan memiliki egoisme yang tinggi. Sehubungan
dengan itu penelitian ini perlu dilakukan dan hasil penelitian ini akan memberikan
informasi pada masyarakat dalam menyikapi anak kurang mampu dalam
bersosialisasi. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian
“Efektivitas

Metode

Bermain

Peran

dalam

Upaya

Meningkatkan

Kemampuan S osial Anak Usia 5-6 tahun di TK S anta Lusia Medan Tahun
Ajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan dalam latar belakang masalah penelitian dapat
diidentifikasi masalah penelitian yaitu:
• Anak suka mengganggu teman sehingga menimbulkan pertengkaran
• Suka menguasai barang milik teman
• Kurang mau berbagi mainan dan bekal pada teman yang lain

21

• Penggunaan metode yang kurang bervariasi
• Penggunaan metode bermain peran yang jarang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan sosial anak.

C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya masalah pada penelitian ini, maka penelitian
dibatasi pada“Efektivitas Metode Bermain Peran dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan S osial Anak Usia 5-6 tahun di TK S anta Lusia Medan Tahun
Ajaran 2011/2012”.
D. Rumusan Masalah
Adapunyang

menjadi

adalah”Bagaimanakah

rumusan

Efektivitas

masalah

M etode Bermain

dalam
Peran

penelitian

dalam Upaya

M eningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 tahun di TK Santa Lusia M edan
pada Tahun Ajaran 2011/2012”?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian
adalah:
M engetahui efektivitas metode bermain peran dalam upaya meningkatkan
kemampuan sosial anak.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a) Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang efektivitas metode bermain
peran dalam meningkatkan kemampuan sosial anak.

22

b) Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang upaya mengatasi anak
yang kurang mampu dalam bersosialisasi.
c) Sebagai masukan bagi guru tentang cara meningkatkan kemampuan sosial
pada anak melalui metode bermain peran.
d) Sebagai masukan bagi guru tentang upaya yang dilakukan orangtua untuk
mengajarkan sosialisasi pada anak melalui metode bermain peran.
e) Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya
yang melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian yang
dilakukan.

86

BAB V
KESI MPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh
kesimpulan bahwa penggunaan metode bermain peran sudah efektif dan
dapat meningkatkan kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun di kelas B II
TK Santa Lusia M edan Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari:
1. Tingkat kemampuan sosial anak pada siklus I, terdapat 4 orang anak (9%)
tergolong dalam kategori kemampuan sosial kurang, 8 orang anak (17%)
memiliki kategori kemampuan sosial cukup, 23

orang anak (49%)

memiliki kategori kemampuan sosial baik dan 12 orang anak (26%)
memiliki kategori kemampuan sosial baik sekali. Pada siklus II terjadi
peningkatan yaitu, 1 orang anak (2%) memiliki kategori kurang, 2 orang
anak (4%) memiliki kategori cukup, 28 orang anak (60%) memiliki
kategori baik, dan 16 orang anak (34%) memiliki kategori baik sekali. Jadi
pada siklus II terjadi peningkatan kemampuan sosial anak dimana telah
mencapai kategori baik.
2. M elalui kegiatan pembelajaran dengan metode bermain peran dan dengan
memberi

penguatan

berupa

pujian

serta

suasana

belajar

yang

menyenangkan dan mendampingi anak pada saat belajar dan bermain
dapat meningkatkan kemampuan sosial anak di kelas B II TK Santa Lusia
M edan Tahun Ajaran 2011/2012.

87

B. Saran
1. Bagi anak khususnya anak kelas B II TK Santa Lusia M edan
disarankan memiliki kepercayaan diri dalam melakukan kegiatan
bermain peran dan dapat memainkan bermain peran yang sederhana
bersama anak yang lain pada kondisi anak tidak melakukan kegiatan
belajar atau pada kondis istirahat.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
ada baiknya metode bermain peran lebih sering digunakan dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah dengan menggabungkan anak
dengan kelas lain jika guru merasa kesulitan dalam mengontrol
kegiatan bermain peran.
3. Sekolah diharapkan lebih menekankan penggunaan metode bermain
peran pada proses pembelajaran dengan menambah jumlah tenaga
pengajar (guru) dan mempertimbangkan rasio jumlah anak dan guru
sehingga pelaksanaan

metode bermain

peran

dalam kegiatan

pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan sosial anak.
4. Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan masukan bagi peneliti
lain

dan

melakukan

mengimplementasikan

penelitian
metode-metode

meningkatkan kualitas pendidikan.

tindakan
lainnya

kelas
yang

dalam
dapat

88

DAFTAR PUS TAKA

Ahmadi, Abu. (2005). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto. (2008) . Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar (2008). Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan
Sistem, Jakarta: Bumi Aksara
Hawadi, Akbar. (2001). Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Grasindo
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak, Indonesia: Erlangga
Ian. 23 Desember 2010. Pengertian Kemampuan Sosial. (Online), dalam
http://ian43.wordpress.com/2010/12/23/pengertian-kemampuan/, diakses 30
Juli 2012
Ibung, Dian. (2009). Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak, Jakarta: Gramedia
M oeslichatoen.(2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta:
Rineka Cipta
M utiah, Diana (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana
Nugraha, Ali. (2004). Metode Pengembangan Sosial Emosional, Jakarta:
Universitas Terbuka.
Patmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta : Rineka
Cipta
Poerwardarminta, WJS.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka
Rooijakers, Erik. 2009. Reformasi Pendidikan, Kanisius, Jogjakarta.
Sudijono. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafindo
Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa : Refika Aditama

89

Sugianto, M ayke. (1995). Bermain,Mainan dan permainan, Jakarta: Dirjen Dikti
Sujiono, Bambang. (2005). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini, Jakarta:
M edia Komputindo
Tedjasaputra, M ayke. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan untuk PAUD,
Jakarta: Grasindo
Trianto.(2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia
Dini, Jakarta:Kencana
Woolfson, Richad C. (2005). Mengapa Anakku Begitu?Panduan Praktis Pola
Asuh Positif. Jakarta: Erlangga