Program Kerja Bimbingan Konseling Kurikulum 2013 Lengkap prog-kerja

(1)

Program Kerja Pelayanan

Dalam KTSP SMP Negeri 2 Tegalombo

Pacitan

Disusun pada 13 J uli 2009 oleh Triyono

BAB : I

A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Pendidikan atau KTSP.

Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman individu siswa maupun keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan yang menyertainya.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik.


(2)

Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian. B. Dasar Penyusunan Program Layanan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 35 ayat(2)

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan

5. SKB Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993 bahwa Guru Pembimbing Wajib membimbing 150 orang siswa minimal sampai 225 orang maksimal

6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasioan tentang Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru.

7. Sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tentang Pengembangan Diri diselenggarakan melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling serta kegiatan ekstrakurikuler

8.

C. Visi dan Misi

1. UPT SMP Negeri 2 Tegalombo

a. Visi : Berprestasi, Berbudi pekerti luhur Luhur dan Terampil Indikator Visi

1. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.

2. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. 3. Unggul dalam prestasi akademis dan non akademis

4. Terwujudnya suasana sekolah yang agamis. 5. Terwujudnya pengembangan bakat dan minat siswa.

b. MISI

1. Melaksanakan perangkat kurikulum yang berstandar untuk semua mata pelajaran.

2. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan inovatif.


(3)

3. Melaksanakan pengembangan kompetensi kelulusan.

4. Melaksanakan pengembangan kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang keagamaan. 6. Melaksanakan pengembangan fasilitas sarana prasarana

pendidikan.

7. Melaksanakan pengembangan pengelolaan manajemen sekolah.

8. Melaksanakan program pengembangan diri. 2. Bimbingan dan Konseling

a. Visi Layanan Bimbingan dan Konseling

Terwujudnya Catur Sukses, yaitu ; sukses pribadi, sukses sosial, sukses akademis, dan sukses karir

b. Misi Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi; memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami diri (self understanding), memiliki sikap positif, memiliki sikap mandiri secara emosional, sosial dan ekonomis

2. Mewujudkan keberhasilan sosial, meliputi; memiliki rasa empati, kooperatif, toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan sosial yang positif

3. Mewujudkan keberhasilan akademik, meliputi; memiliki kemampuan dan keterampilan belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang tinggi, mampu berpikir logis, mampu memecahkan masalah (problem solving), mampu mengambil keputusan (decision making), kreatif, dan memiliki prestasi belajar yang baik/tinggi

4. Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi; mimiliki bersikap positif terhadap suatu keterampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki perencanaan lanjutkan studi, memiliki perencanaan dan pengembangan karir

D. Tujuan Penyusunan Program Layanan

 Tujuan umum penyusunan program layanan

Secara umum tujuan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tercermin pada diskripsi Kebutuhan Siswa SMP (8 Tugas Pokok Perkembangan Siswa) adalah :

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita

3. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas

4. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan aparesiasi seni


(4)

5. Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk

mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam kehidupan di masyarakat

6. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi 7. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup

sebagai mandiri, anggota masyarakat, dan warga Negara 8. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta

dinamis terhadap peruhan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri

 Tujuan Khusus penyusunan program layanan

1. Sebagai pedoman atau panduan bagi guru pembimbing dalam melaksanakan layanan BK di Sekolah

2. Untuk memberi arah dalam pelaksanaan layanan BK

3. Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum dalam upaya peningkatan mutu di sekolah

4. Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam rangka peningkatan mutu layanan BK di sekolah

E. Bidang Bimbingan dan Konseling

a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat

b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di rumah dan masyarakat

c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, social budaya yang ada dimasyarakat

d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan dipilih

F. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling a. Pelayanan Dasar

 Bimbingan Klasikal  Pelayanan Orientasi  Pelayanan Informasi  Bimbingan Kelompok

 Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi b. Pelayanan Responsip


(5)

 Konseling Individu dan Kelompok  Referal /Alih tangan

 Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali kelas.

 Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa

 Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah  Konsultasi

 Konferensi Kasus  Kunjungan Rumah

c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi  Konseling Individual

 Penempatan Penyaluran d. Dukungan Sistem

 Manajemen

 Akses Informasi dan Teknologi  Pengembangan Profesi

 Pengembangan Media Informasi

 Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas

G Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untukpengembangan dan pemecahan permasalahan peserta didik meliputi pemahaman diri dan lingkungannya,

2) Pencegahan (preventif), yang menghasilan tercegahnya atau

terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses

perkembangannya,

3) Pengentasan, yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik,

4) Pemeliharaan dan pengembangan, yang menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangannya secara mantap dan berkelanjutan. H Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarka adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi/ dialaminya oleh konseli

2) Pendekatan remedial, yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik dan berupaya pemberian remedi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut. Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.

3) Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya

mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin


(6)

dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut jangan sampai terjadi

3) Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi-sosial, dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam hidupnya

I Strategi Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung  Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan memperlancarkan peran siswa

b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa menerima, memahami, berbagai informasi.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm siswa memper- oleh penempatan yang tepat.

d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya.

e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik tertentu.

g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan siswa masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.

h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya. i. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan

fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.

 Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan siswa

b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa.

c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh


(7)

pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus.

e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa.

f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan berbagai media informasi.

J Sasaran Penyusunan Porgram

Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di sekolah adalah :

1. Peserta didik kelas VIIA.VIIB,VIIC,VIID,VIIE sejumlah 160 2. Peserta didik kelas VIIIA.VIIIB,VIIIC,VIIID sejumlah 126 3. Peserta didik kelas IXA.IXB,IXC,IXD sejumlah 118

K Hasil Perolehan Pelaksanaan Program Layanan Tahun Sebelumnya 1. Bimbingan pribadi, melalui :

 Layanan orientasi : 80 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 65 %  Layanan pembelajaran : 75 %  Layanan konseling individual : 30 %  Layanan konseling kelompok : 20 %  Layanan bimbingan kelompok : 20 % 2. Layanan bimbingan Sosial, melalui :

 Layanan orientasi : 30 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 20 %  Layanan pembelajaran : 45 %  Layanan konseling individual : 35 %  Layanan konseling kelompok : 10 %  Layanan bimbingan kelompok : 15 % 3. Layanan bimbingan belajar, melalui :

 Layanan orientasi : 60 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 60 %  Layanan pembelajaran : 45 %  Layanan konseling individual : 40 %  Layanan konseling kelompok : 15 %  Layanan bimbingan kelompok : 10 % 4. Layanan bimbingan karir, melalui :

 Layanan orientasi : 60 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 5 %  Layanan pembelajaran : 5 %  Layanan konseling individual : 5 %  Layanan konseling kelompok : 5 %  Layanan bimbingan kelompok : 5 %

5. Kegiatan pendukung, meliputi :

 Aplikasi instrumen : 60 %


(8)

 Himpunan data : 70 %

 Kunjungan rumah : 75 %

 Referal : 10 %

 Alih tangan kasus : 5 %

6. Kegiatan mediasi

 Orang tua : 60 %

 Fihak lain terkait : 10 %

L Hambatan Pelaksanaan Layanan BK 1. Peserta Didik

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah yakni :

a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran memberikan pembelajaran, sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan sebagaimana fungsi layanan BK itu sendiri.

b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut menumpuk pada diri siswa.

c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya mangalami kesulitan terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan yang tidak dirasakan tersebut akan menghambat aktifitas dan proses pembelajaran di kelas.

d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya umumnya masih labil, sehingga perlu secara kontinyu dilakukan pendekatan

2. Guru pembimbing

a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (perta didik) karena pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu lebih dominan melalui layanan informasi di dalam kelas.

b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik konseling masih tebatas, sehingga waktu konseling kadang-kadang cukup lama.

3. Guru mata pelajaran

a. Umumnya guru mata pelajaran memandang layanan BK diberikan hanya kepada peserta didik yang berperilaku menyimpang (“nakal”), sehingga pelaksanaan BK diharapkan seperti polisi atau jaksa menghadapi pesakitan, atau layanannya bersifat klinis therapeutis/pendekatan kuratif.

b. Belum menempatkan layanan BK di sekolah sebagai layanan pengembangan dan pencegahan atau layanan yang berorientasi pada pedagogis, potensial, humanistis-religius dan profesional

4. Wali kelas

a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang bermasalah (melakukan tindakan indisipliner), sehingga permasalahan di dalam kelas umumnya diserahkan kepada Guru Pembimbing.

b. Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas belum menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya terhadap siswa binaannya secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan berpengaruh terhadap keefektifan layanan BK.

5. Urusan Kesiswaan

Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksikutor peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu segalanya.

6. Orang tua

Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas atau polisinya sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti


(9)

putra/putrinya nakal atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau bandel. Kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata anak.

7. Sarana dan prasarana

a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan konseling, sehingga klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada orang yang lewat di depannya.

b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka, kotak masalah, dll.

M Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan

1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya mewujudkan program sekolah yang efektif dan komprehensif.

2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui ujicoba beberapa pendekatan/teknik konseling

3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik/siswa asuh dalam rangka membantu hambatan/kesulitan dalam belajar, khususnya menukung program remedial dan pengayaan sekolah.

4. Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama koordinasi dengan orang tua dalam membantu mengentaskan masalah bagi peserta didik/ siswa asuh yang bermasalah berdasarkan “kesepakatan” (se izin yang bersangkutan).

5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop, dll secara mandiri maupun kedinasan.

6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan BK guna memperbaiki dan peningkatan layanan

7. Pengadaan kotak masalah dan papan bimbingan


(1)

5. Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk

mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam kehidupan di masyarakat

6. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi 7. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup

sebagai mandiri, anggota masyarakat, dan warga Negara 8. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta

dinamis terhadap peruhan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri

 Tujuan Khusus penyusunan program layanan

1. Sebagai pedoman atau panduan bagi guru pembimbing dalam melaksanakan layanan BK di Sekolah

2. Untuk memberi arah dalam pelaksanaan layanan BK

3. Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum dalam upaya peningkatan mutu di sekolah

4. Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam rangka peningkatan mutu layanan BK di sekolah

E. Bidang Bimbingan dan Konseling

a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat

b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di rumah dan masyarakat

c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, social budaya yang ada dimasyarakat

d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan dipilih

F. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling a. Pelayanan Dasar

 Bimbingan Klasikal  Pelayanan Orientasi  Pelayanan Informasi  Bimbingan Kelompok

 Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi b. Pelayanan Responsip


(2)

 Konseling Individu dan Kelompok  Referal /Alih tangan

 Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali kelas.

 Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa

 Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah  Konsultasi

 Konferensi Kasus  Kunjungan Rumah

c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi  Konseling Individual

 Penempatan Penyaluran d. Dukungan Sistem

 Manajemen

 Akses Informasi dan Teknologi  Pengembangan Profesi

 Pengembangan Media Informasi

 Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas

G Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untukpengembangan dan pemecahan permasalahan peserta didik meliputi pemahaman diri dan lingkungannya,

2) Pencegahan (preventif), yang menghasilan tercegahnya atau

terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses

perkembangannya,

3) Pengentasan, yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik,

4) Pemeliharaan dan pengembangan, yang menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangannya secara mantap dan berkelanjutan. H Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarka adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi/ dialaminya oleh konseli

2) Pendekatan remedial, yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik dan berupaya pemberian remedi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut. Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.

3) Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya

mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin


(3)

dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut jangan sampai terjadi

3) Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi-sosial, dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam hidupnya

I Strategi Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung

 Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan memperlancarkan peran siswa

b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa menerima, memahami, berbagai informasi.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm siswa memper- oleh penempatan yang tepat.

d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya.

e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik tertentu.

g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan siswa masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.

h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya. i. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan

fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.

 Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan siswa

b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa.

c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh


(4)

pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus.

e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa.

f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan berbagai media informasi.

J Sasaran Penyusunan Porgram

Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di sekolah adalah :

1. Peserta didik kelas VIIA.VIIB,VIIC,VIID,VIIE sejumlah 160 2. Peserta didik kelas VIIIA.VIIIB,VIIIC,VIIID sejumlah 126 3. Peserta didik kelas IXA.IXB,IXC,IXD sejumlah 118

K Hasil Perolehan Pelaksanaan Program Layanan Tahun Sebelumnya 1. Bimbingan pribadi, melalui :

 Layanan orientasi : 80 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 65 %

 Layanan pembelajaran : 75 %

 Layanan konseling individual : 30 %

 Layanan konseling kelompok : 20 %

 Layanan bimbingan kelompok : 20 % 2. Layanan bimbingan Sosial, melalui :

 Layanan orientasi : 30 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 20 %

 Layanan pembelajaran : 45 %

 Layanan konseling individual : 35 %

 Layanan konseling kelompok : 10 %

 Layanan bimbingan kelompok : 15 % 3. Layanan bimbingan belajar, melalui :

 Layanan orientasi : 60 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 60 %

 Layanan pembelajaran : 45 %

 Layanan konseling individual : 40 %

 Layanan konseling kelompok : 15 %

 Layanan bimbingan kelompok : 10 % 4. Layanan bimbingan karir, melalui :

 Layanan orientasi : 60 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 5 %

 Layanan pembelajaran : 5 %

 Layanan konseling individual : 5 %

 Layanan konseling kelompok : 5 %

 Layanan bimbingan kelompok : 5 % 5. Kegiatan pendukung, meliputi :

 Aplikasi instrumen : 60 %


(5)

 Himpunan data : 70 %

 Kunjungan rumah : 75 %

 Referal : 10 %

 Alih tangan kasus : 5 %

6. Kegiatan mediasi

 Orang tua : 60 %

 Fihak lain terkait : 10 %

L Hambatan Pelaksanaan Layanan BK 1. Peserta Didik

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah yakni :

a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran memberikan pembelajaran, sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan sebagaimana fungsi layanan BK itu sendiri.

b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut menumpuk pada diri siswa.

c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya mangalami kesulitan terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan yang tidak dirasakan tersebut akan menghambat aktifitas dan proses pembelajaran di kelas.

d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya umumnya masih labil, sehingga perlu secara kontinyu dilakukan pendekatan

2. Guru pembimbing

a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (perta didik) karena pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu lebih dominan melalui layanan informasi di dalam kelas.

b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik konseling masih tebatas, sehingga waktu konseling kadang-kadang cukup lama.

3. Guru mata pelajaran

a. Umumnya guru mata pelajaran memandang layanan BK diberikan hanya kepada peserta didik yang berperilaku menyimpang (“nakal”), sehingga pelaksanaan BK diharapkan seperti polisi atau jaksa menghadapi pesakitan, atau layanannya bersifat klinis therapeutis/pendekatan kuratif.

b. Belum menempatkan layanan BK di sekolah sebagai layanan pengembangan dan pencegahan atau layanan yang berorientasi pada pedagogis, potensial, humanistis-religius dan profesional

4. Wali kelas

a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang bermasalah (melakukan tindakan indisipliner), sehingga permasalahan di dalam kelas umumnya diserahkan kepada Guru Pembimbing.

b. Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas belum menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya terhadap siswa binaannya secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan berpengaruh terhadap keefektifan layanan BK.

5. Urusan Kesiswaan

Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksikutor peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu segalanya.

6. Orang tua

Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas atau polisinya sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti


(6)

putra/putrinya nakal atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau bandel. Kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata anak.

7. Sarana dan prasarana

a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan konseling, sehingga klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada orang yang lewat di depannya.

b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka, kotak masalah, dll.

M Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan

1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya mewujudkan program sekolah yang efektif dan komprehensif.

2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui ujicoba beberapa pendekatan/teknik konseling

3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik/siswa asuh dalam rangka membantu hambatan/kesulitan dalam belajar, khususnya menukung program remedial dan pengayaan sekolah.

4. Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama koordinasi dengan orang tua dalam membantu mengentaskan masalah bagi peserta didik/ siswa asuh yang bermasalah berdasarkan “kesepakatan” (se izin yang bersangkutan).

5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop, dll secara mandiri maupun kedinasan.

6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan BK guna memperbaiki dan peningkatan layanan

7. Pengadaan kotak masalah dan papan bimbingan