PROGRAM KERJA BIMBINGAN KONSELING

PROGRAM KERJA BIMBINGAN
KONSELING

SMPN 3 RAMBANG
DANGKU
TAHUN AJARAN 2014/2015

PROGRAM KERJA BIMBINGAN KONSELING
TAHUN AJARAN 2014/2015
BAB : I PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun
kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Pendidikan atau KTSP.
Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan
pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” pesera
didik sesuai minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya.
Mengingat adanya keberagaman individu pesera didik maupun keberagaman kemampuan
Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan
bimbingan konseling di sekolah harus menyusun program guna mengakomodasi Undangundang nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut

beserta peraturan-peraturan yang menyertainya.
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat
struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program
pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan
melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam
memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku
efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian
individu

dalam


lingkungannya.

Semua

perilaku

tersebut

merupakan

proses

perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu
bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang
merupakan salah satu kualifikasi pendidik.

Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai
peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik
yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah

kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan
kapasitasnya (capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi
lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan secara
signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian.
B. LANDASAN
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, pasal 35 ayat(2)
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi
Bagi Guru Dalam Jabatan
5. SKB Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993
bahwa Guru Pembimbing Wajib membimbing 150 orang pesera didik minimal
sampai 225 orang maksimal
6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Departemen Pendidikan Nasioan tentang Pedoman Penghitungan Beban Kerja
Guru.
7. Sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tentang Pengembangan Diri

diselenggarakan melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling serta kegiatan
ekstrakurikuler
C. Visi dan Misi
1. UPT SMPN 1 GELUMBANG
a. Visi : Berprestasi, Berbudi pekerti luhur Luhur dan Terampil
Indikator Visi
1.

Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.

2.

Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3.

Unggul dalam prestasi akademis dan non akademis

4.


Terwujudnya suasana sekolah yang agamis.

5.

Terwujudnya pengembangan bakat dan minat pesera didik.

b. MISI
1. Melaksanakan perangkat kurikulum yang berstandar untuk semua mata
pelajaran.
2. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan inovatif.
3. Melaksanakan pengembangan kompetensi kelulusan.
4. Melaksanakan pengembangan kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan.
5. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang keagamaan.
6. Melaksanakan pengembangan fasilitas sarana prasarana pendidikan.
7. Melaksanakan pengembangan pengelolaan manajemen sekolah.
8. Melaksanakan program pengembangan diri.
2.

Bimbingan dan Konseling

a.

Visi Layanan Bimbingan dan Konseling
Terwujudnya Catur Sukses, yaitu ; sukses pribadi, sukses sosial, sukses akademis,
dan sukses karir

b.

Misi Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi; memiliki keimanan dan
ketaqwaan

kepada

understanding),

Tuhan Yang

Maha


Esa,

memahami

diri

(self

memiliki sikap positif, memiliki sikap mandiri secara

emosional, sosial dan ekonomis
2. Mewujudkan keberhasilan sosial, meliputi; memiliki rasa empati, kooperatif,
toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan sosial yang positif
3. Mewujudkan keberhasilan akademik, meliputi; memiliki kemampuan dan
keterampilan belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang tinggi,
mampu berpikir logis, mampu memecahkan masalah (problem solving),
mampu mengambil keputusan (decision making), kreatif, dan memiliki
prestasi belajar yang baik/tinggi
4. Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi; mimiliki bersikap positif terhadap
suatu keterampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki perencanaan

lanjutkan studi, memiliki perencanaan dan pengembangan karir
D. Tujuan Penyusunan Program Layanan

 Tujuan umum penyusunan program layanan
Secara umum tujuan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling di
sekolah tercermin pada diskripsi Kebutuhan Pesera didik SMP (8 Tugas Pokok
Perkembangan Pesera didik) adalah :
1.

Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa

2.

Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya
sebagai pria dan wanita

3.

Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam

kehidupan yang lebih luas

4.

Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan
aparesiasi seni

5.

Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam
kehidupan di masyarakat

6.

Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial dan ekonomi

7.


Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai mandiri,
anggota masyarakat, dan warga Negara

8.

Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
peruhan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri

 Tujuan Khusus penyusunan program layanan
1.

Sebagai pedoman atau panduan

bagi guru pembimbing dalam

melaksanakan layanan BK di Sekolah
2.

Untuk memberi arah dalam pelaksanaan layanan BK


3.

Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum dalam upaya
peningkatan mutu di sekolah

4.

Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam rangka
peningkatan mutu layanan BK di sekolah

BAB : II PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELNG
A.

TUGAS PENGEMBANGAN
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada konseli

untuk

mengembangkan dan mengekpresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
konseli sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir konseli.
B.

BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING
b.

Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan
pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat

c.

Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang
berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang
berlaku di rumah dan masyarakat

d.

Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di
sekolah sesuai dengan kondisi psikis, social budaya yang ada dimasyarakat

e.

Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
pemahaman

diri

berkenaan

dengan

kecenderungan

karier

yang

hendak

dikembangkan dan dipilih
C. KEGIATAN LAYANAN PENDUKUNG PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
a. Pelayanan Dasar


Bimbingan Klasikal



Pelayanan Orientasi



Pelayanan Informasi



Bimbingan Kelompok



Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi

b. Pelayanan Responsip


Konseling Individu dan Kelompok



Referal /Alih tangan



Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali kelas.



Kolaborasi dengan Orang Tua Pesera didik



Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah



Konsultasi



Konferensi Kasus



Kunjungan Rumah

c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi


Konseling Individual



Penempatan Penyaluran

d. Dukungan Sistem


Manajemen



Akses Informasi dan Teknologi



Pengembangan Profesi



Pengembangan Media Informasi



Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas

D. PENILAIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Konsep Penilaian
Berdasarkan Permendinas No. 20 tahun 2007, konsep tentang penilaian dijabarkan
sebagai “Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian

hasil belajar peserta didik”. Dalam pengertian ini, penilaian merupakan suatu kegiatan
yang memiliki tahapan tertentu (berproses : mekanisme, prosedur, dan instrument yang
digunakan), dengan mengetengahkan pengumpulan dan pengolahan akan berbagai
informasi. Lalu, informasi apa sajakah yang akan dikumpulkan dan diolah itu?
Bagaimanakah bentuk atau atribut yang mengindikasikan pencapaian hasil belajar itu?
Informasi yang dimaksud tentu berkaitan dengan objek yang dinilai, baik tentang pesera
didik

dengan

semua

kompetensi

yang

dimilikinya

(sebagai

intervensi

pembelajaran/bimbingan), maupun tentang seperangkat unsur yang mendukung untuk
ketercapaian itu (program pembelajaran/program bimbingan konseling). Informasi yang
dikumpulkan untuk diolah itu dapat berkenaan dengan kemampuan
belajar (kognitif), keterampilan yang telah diperoleh (psikomotor), atau kesesuaian sikap
yang diinginkan (efektif).
2. Tujuan Penilaian
Kegiatan penilaian pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui atau memperoleh
gambaran yang bersifat informasi akurat tentang keefektifan dan efisiensi sesuatu yang
telah dilaksanakan. Informasi berkenaan dengan keefektifan dan keefisiensian ini
selanjutnya akan melahirkan suatu keputusan tertentu. Secara khusus tujuan penilaian
akan sangat ditentukan oleh fungsi penilaian (pengambilan keputusan dan penyediaan
informasi) dan aspek-aspek yang akan dinilai itu sendiri. Misalnya penilaian yang
ditujukan untuk program bimbingan konseling, akan memfungsikan kegiatannya pada
penyediaan sejumlah informasi tentang program itu dan seterusnya akan pula melahirkan
keputusan tentang keefektifan atau efisiensi program, begitupun seterusnya.
Adapun Anderson dan Ball (Furqon, 2005 : 3) menyebutkan bahwa tujuan penilaian
program adalah :
a) Memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan tentang instalasi program
b) Memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan tentang keberlanjutan, ekspansi
atau sertifikasi program
c) Memberikan kontrubusi dalam pengambilan keputusan tentang modifikasi program
d) Menyediakan bukti dukungan negatif terhadap suatu program
e) Memberikan kontribusi dalam memahami dasar yang bersifat psikologis, sosial dan

proses lainnya.
3. Asas-Asas Penilaian
Masih merujuk pada lampiran permendiknas nomor 20 point B tentang prinsip penilaian
hasil belajar, maka yang diperhatikan dalam menyusun mekanisme dan prosedur
penilaian bimbingan konseling hendaknya didasarkan pada asas-asas sebagai berikut :
a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada kemampuan yang diukur.
b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas.
c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik..
d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f) Menyeluruh dan berkesimbungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai.
g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
4. Tahap-tahap dan Jenis Penilaian
Adapun jenis penilaian dalam bimbingan konseling dapat dikategorikan dalam tiga
bentuk yaitu :
a.

Penilaian Program Bimbingan Konseling
Penilaian program dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang valid dan reliable
tentang keefektifan dan efiesiensi program. Muri (2005 : 162) menyatakan bahwa
evaluasi program berdimensi ganda, yakni tertuju pada program sebagai dokumen tertulis

dan disatu sisi tertuju pada pelaksanaan dan hasil program. Tahap penilaian program
diarahkan pada rencana program, pelaksanaan program, dan hasil yang dicapai.
Karenanya, focus penilaian (sumber informasi) dapat berbentuk evaluasi rencana,
evaluasi pelaksanaan, dan evaluasi hasil program.Penilaian program dapat didekati
dengan pendekatan kualitatif baik menggunakan teknik interview/wawancara dengan tim
pengembang, atau instrument dengan menggunakan kuesioner/angket untuk hal-hal
umum dan spesifik yang dapat didalami melalui pertanyaan “probing”.
b.

Penilaian Kegiatan Bimbingan Konseling
Penilaian proses bimbingan konseling dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian rumusan kegiatan yang telah diprogramkan dalam satuan-satuan layanan
dapat diimplementasikan kepada sasaran layanan, sehingga tersedia informasi tentang
kualitas atau mutu layanan. Evaluasi proses dimaksud untuk memberikan umpan balik
secara periodik dalam pelaksanaan program dan untuk mengontrol prosedur dan rencana
yang telah disusun. Dengan cara demikian kita akan dapat mendeteksi atau meramalkan
segala sesuatu yang mungkin terjadi selama program itu dilaksanakan.
Menurut Winkel penilaian dalam konteks ini dapat bersifat formal dan informal.
Penilaian formal mencakup suatu penelitian sistematis dan ilmiah, berdasarkan suatu
desain dan dengan menggunakan metode serta alat tertentu. Evaluasi formal berusaha
menentukan apakah rangkaian kegiatan bimbingan sesuai rencana program yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan konkret tertentu memang mencapai efek-efek yang
diharapkan.Dalam khasanah kegiatan pengembangan diri, kegiatan penilaian diarahkan
pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dalam satuan materi layanan bimbingan.
Dalam hal ini, standart penilaian yang digunakan adalah tujuan umum dan tujuan khusus
bimbingan konseling.
Teknik yang dapat dilakukan adalah (Prayitno : 1996 hal 24) dengan :
1) Mengamati partisipasi dan aktivitas pesera didik dalam kegiatan layanan
2) Mengungkapkan pemahaman pesera didik atas bahan-bahan yang disajikan atau
pemahaman/pendalaman pesera didik atas masalah yang dialaminya
3) Mengungkapkan kegunaan layanan bagi pesera didik sebagai hasil dari partisipasi dan
aktifitas dalam kegiatan layanan
4) Mengungkapkan minat pesera didik tentang perlunya layanan tindak lanjut

5) Mengamati perkembangan pesera didik dari waktu ke waktu (butir ini terutama
dilakukaN dalam kegiatan layanan yang berkesinambungan), dan
6) Mengungkapkan kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan

E. STRATEGI LAYANAN KONSELING DAN KEGIATAN PENDUKUNG
 Layanan Konseling meliputi :
a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan pesera didik memahami
lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang
dipelajari untuk mempermudah dan memperlancarkan peran pesera didik
b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan pesera didik
menerima, memahami, berbagai informasi.
c. Layanan

Penempatan

dan

Penyaluran

:

Merupakan

layanan

memungkinkanm pesera didik memper- oleh penempatan yang tepat.
d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan
pesera didik mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam
menguasai materi yang cocok dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya.
e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan
pesera didik mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk
mengentaskan permasalahan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan
sejumlah pesera didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas topik tertentu.
g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan
pesera didik masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan
untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika
kelompok.

h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang
memperoleh

wawasan,

pemahaman,

dan

cara-cara

yang

perlu

dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain
yang menjadi kepeduliannya.
i. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan fihak-fihak
yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.
 Kegiatan Pendukung meliputi:
a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data
dan keterangan pesera didik
b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan pengembangan pesera didik.
c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah
pesera didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat
terbatas dan tertutup.
d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami pesera didik
dengan memindahkan penangan kasus.
e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan,
kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan pesera didik.
f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan
berbagai media informasi.
F. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN KONSELING
Sarana dan prasarana bimbingan konseling disesuaikan dengan kondisi sekolah
masing-masing. Untuk keperluan ini perlu diprogramkan sebelum tahun ajaran baru,
agara pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan lancer. Misalnya
1. alat-alat pengumpulan data yakni test dan non-test.
2. Alat-alat penyimpanan data yakni kartu, buku pribadi, dan map
3. Sarana teknis seperti blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus
4. Sarana tata laksana bimbingan dan konseling seperti alat tulis menulis, blanko dan
agenda, arsip surat dan laporan
G. ANGGARAN DAN BIAYA

Untuk kelancaran program dan bimbingan konseling di sekolah [perlu disediakan biaya
yang memadai. Untuk biaya-biaya dalam pos sebagai berikut:
1. Pembiayaan personil misalnya pembiayaan kunjungan rumah (home visit)
2. Pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis (ATK)
3. Biaya biaya operasional misalnya penggantian gorden, papan tulis, cat dinding
dan kursi meja.

BAB: III PENUTUP
Penyusunan Program merupakan strategi alternatif dalam rangka menggali dan
mengembangkan potensi pesera didik seoptimal mungkin, dan merupakan salah satu komponen
sistem dalam rangka meningkatkan mutu pesera didik sebagi subjek belajar, bimbingan dan
konseling perkembangan tidak hanya diberikan kepada pesera didik bermasalah tetapi pada
seluruh pesera didik SMPN 3 Rambang Dangku sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling
itu sendiri, yaitu : fungsi pemahaman dan fungsi pencegahan.
Program Bimbingan dan Konseling yang lakukan secara terencana, integratif,
komprehensif, fleksibel dan adaptif oleh seluruh pihak dapat menunjang potensi yang dimiliki
peserta didik SMPN 3 Rambang Dangku.