PERISTIWA SEKITAR PROKSI DAN PEMBENTUKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK 2003

(1)

Mbajeng Bremana M, SPd

Mbajeng Bremana M, SPd

Guru SMP Negeri 2 Margasari

Kab.Tegal Jawa Tengah

Guru SMP Negeri 2 Margasari

Kab.Tegal Jawa Tengah


(2)

(3)

(4)

(5)

Daftar Peristiwa

Peristiwa Rengasdengklok

Perumusan Naskah Proklamasi

Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan

Penyebaran Berita Proklamasi

Terbentuknya NKRI

Pembentukan Komite Nasional

Pembentukan Partai Nasional Indonesia

Pembentukan Badan Keamanan Rakyat

Dukungan Daerah Terhadap Pembentukan

NKRI

Peristiwa Heroik di Berbagai Daerah


(6)

Peristiwa Rengas Dengklok

Berita Jepang menyerah pd Sekutu diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para

pemuda yang tergabung dlm orang-orang Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Wikana, dan lainnya.

Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power)

Terjadinya Konflik antara gol muda & tua, Golongan muda menginginkan agar proklamasi

kemerdekaan segera dikumandangkan, sedangkan gol. tua menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota PPKI

Gol Muda antara lain Sukarni, B.M Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik,

dan Chaerul Saleh..Gol. Tua antara lain Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr. Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr. Iwa Kusumasumantri..

Tgl 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Gol Muda mengadakan Rapat dipimpin oleh Chaerul

Saleh yang menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak rakyat & tidak bergantung pd negara lain.

Upaya Gol muda gagal, yg kemdian rapat lg jam 24.00 menjelang Tgl 16 Agustus 1945 dg

keputusan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta harus diamankan dari pengaruh Jepang. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok antara lain:

a. agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan

b. mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang.

Akhirnya pd tanggal 16 Agustus 1945 , Soekarno dan Hatta dibawa / “diculik” /diamankan

oleh gol muda yakni Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, ke garnisun PETA di Rengasdengklok . Peristiwa ini dikenal dg Peristiwa RENGAS DENGKLOK.


(7)

(8)

Perumusan Naskah Proklamasi

Tgl 16 agustus ‘45, pukul 21.00 WIB Soekarno Hatta sudah

sampai di Jakarta dan langsung menuju ke rumah Laksamana

Muda Maeda, untuk menyusun teks proklamasi.

Di rumah Maeda Soekarno, Hatta & A.Soebarjo mulai

menyusun Teks proklamasi.

Akhirnya Konsep Naskah Teks Proklamasi berhasil disusun

Langkah selanjutnya, Soekarno minta kepada Sayuti Melik

untuk mengetik konsep teks proklamasi dengan beberapa

perubahan, meliputi:

a. kata “ tempoh” diubah menjadi tempo,

b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama

bangsa Indonesia”,

c. tulisan “Djakarta, 17-8-’05“ diubah menjadi Djakarta, hari 17

boelan 8 tahun ‘05.

Naskah hasil ketikan Sayuti Melik merupakan naskah

proklamasi yang autentik. Malam itu juga diputuskan bahwa

naskah proklamasi akan dibacakan pukul 10.00 pagi di


(9)

(10)

Pelaksanaan Proklamasi

Untuk menghindari bentrokan dengan pasukan Jepang,

akhirnya pelaksanaan pembacaan Proklamasi diubah di

kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56

Jakarta di ahri Jum’at , Pukul 10.00 WIB.

Susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan

teks proklamasi kemerdekaan yaitu:

Pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno,

Pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud, Latief

Hendraningrat

Sambutan Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.

Untuk mengenang jasa-jasa Ir. Soekarno dan Moh Hatta

dalam peristiwa proklamasi, maka keduanya diberi gelar

Pahlawan Proklamasi (Proklamator). Selain itu Jalan

Pegangsaan Timur diubah namanya menjadi Jalan

Proklamasi, dan dibangun Monumen Proklamasi


(11)

(12)

(13)

Makna dan Arti Penting Proklamasi

1. Dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan untuk

menetapkan tatanan hukum nasional & menghapuskan hukum kolonial.

2. Dari sudut politik ideologis, merupakan pernyataan bangsa Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk NKRI yang bebas,

merdeka, dan berdaulat penuh.

3. Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.

4. Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia

mengambil nasib sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.

5. Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi inspirasi, dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap keadaan.

6. Dengan proklamasi kemerdekaan, maka bangsa Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de facto

maupun secara de jure.


(14)

Penyebaran Berita Proklamasi & Sikap

Rakyat di Berbagai Daerah

Penyebaran Berita Proklamasi & Sikap

Rakyat di Berbagai Daerah

Faktor yg menjadi hambatan dlm penyebaran berita proklamasi adalah :

1. Wilayah Indonesia yg sangat luas.

2. Komunikasi dan transportasi masih sangat terbatas.

3. Adanya larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di

Indonesia,

Berita penyebaran Proklamasi melalui berbagai cara :

1. Siaran Radio Hoso Kanriyoko (sekarang RRI) oleh Yusufranodipuro, 2. Sejak Th 1946 RRI Yogyakarta berhasil menyiarkan berita Proklamasi

berbahasa Inggris yaitu The Voice of Freedom Indonesia oleh Molly Warner (Orang Australia yg simpati pd Indonesia)

3. Kantor berita Domei (sekarang bernama Kantor berita Antara) oleh

Syahrudin, F.Wuz, Adam Malik, dkk

4. Melalu media cetak spt Harian Suara Asia (Surabaya) yg merupakan koran pertama Indonesia, Balai Pustaka oleh Suparjo, Percetakan Asia Raya oleh BM.Diah, dsb

5. Melalui pemasangan Plakat, poster & coretan di tembok. 6. Melalui utusan PPKI ke berbagai daerah seperti :

Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.Sam Ratulangi dari Sulawesi.

Ketut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).A. A. Hamidan dari Kalimantan.


(15)

Terbentukna Negara Kesatuan dan

Pemerintah Republik Indonesia serta

Kelengkapannya

Sesuai hasil sidang PPKI I, pada tanggal 18 Agustus

1945, maka UUD 1945 disahkan dg sistematika

1)

Pembukaan (mukadimah)

2)

Batang Tubuh (16 Bab, 37 Pasal, 4 pasal aturan

peraliahan & 2 pasal aturan tambahan).

3)

Penjelasan UUD 1945 yg terdiri dari penjelasan

umum & penjelasan pasal demi pasal.

Sesuai hasil Sidang PPKI II,pd tgl 19 Agustus 1945,

maka ditetapkan alat alat kelengkapan negara yakni

menetapkan 12 kementrian (Kabinet I Indonesia) &

membagi RI menjadi 8 Propinsi yaitu :


(16)

1. Departemen Dalam Negeri dikepalai R.A.A. Wiranata Kusumah 2. Departemen Luar Negeri dikepalai Mr. Ahmad Subardjo

3. Departemen Kehakiman dikepalai Prof. Dr. Mr. Supomo 4. Departemen Keuangan dikepalai Mr. A.A Maramis

5. Departemen Kemakmuran dikepalai Surachman Cokroadisurjo 6. Departemen Kesehatan dikepalai Dr. Buntaran Martoatmojo

7. Dep. Pengajaran,Pendidikan & Kebudyaan : Ki Hajar Dewantara 8. Departemen Sosial dikepalai Iwa Kusumasumantri

9. Departemen Pertahanan dikepalai Supriyadi

10. Departemen Perhubungan dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso

11. Departemen Pekerjaan Umum dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso 12. Departemen Penerangan dikepalai Mr. Amir Syarifudin

Nama Menteri Departemen

Hasil Sidang PPKI II


(17)

Nama Menteri Negara Hasil Sidang

PPKI II

1

.

Menteri negara Wachid Hasyim

2. Menteri negara M. Amir

3. Menteri negara R. Otto Iskandardinata

4. Menteri negara R.M Sartono

1. Ketua MA. : Mr. Kusumaatmaja.

2. Jaksa Agung, Mr. Gatot

Tarunamihardja

3. Sekretaris negara, Mr. A.G.

Pringgodigdo

4. Juru bicara neg. Soekarjo

Wirjopranoto

Nama Pejabat Tinggi Setingkat Menteri

Hasil Sidang PPKI II


(18)

(19)

Hasil Sidang PPKI III Ttg

Pembentukan KNIP & PNI

Pembentukan KNIP

Pembentukan PNI

Sebagai tindak lanjut dari sidang

PPKI tgl 22 Agustus 1945 maka dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)

KNIP diketuai oleh Mr. Kasman

Singodimejo.

Pelantikan Anggota KNIP pada

tanggal 29 Agustus 1945.

Tugas KNIP adalah membantu

tugas kepresidenan & berfungsi sbg DPR sebelum diadakan Pemilu (sesuai dg Maklumat

Pemerintah No X,Tgl 16-10-1945

Sesuai hasil Sidnag ke 3 PPKI maka

pembentukan PNI merupakan Partai tunggal.

Naman, sesuai Maklumat

Pemerintah tgl 31 Agustus 1945 memutuskan bahwa gerakan Partai Nasional Indonesia ditunda dan segala kegiatan dicurahkan pd Komite Nasional.

Sesuai Maklumat Pemerintah tgl 3

November 1945, yg berisi ttg

pemberian kebebasan utk membuat Parpol, maka terbentuklah Partai : Masyumi, Partai Komunis Indonesia, Partai Buruh Indonesia, Parkindo, Partai Rakyat Jelata, Partai Sosialis Indonesia, Partai Rakyat Sosialis, Partai Katolik, Permai, dan PNI.


(20)

Pembentukan BKR & PMI

Tgl 22 Agustus BKR di bentuk dg Ketua Umum Kaprawi.

Gol. Pemuda yg tdk setuju kemudian membentuk Van Aksi yg terdiri

dari API (angkatan Pemuda Indonesia), BARA (Barisan Rakyat Indonesia), BBI (Barisan Buruh Indonesia) dsb.

BKR kemudian menggabungkan dg Komite Van Aksi yg bermarkas

di Jl Menteng 31 Jkt, yg didlmya terdpt tokoh spt Sukarni, Khaerul Saleh, Adam Malik, dsb.

Tanggal 5 Oktober 1945 dikeluarkan Maklumat Pemerintah yang

menyatakan berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sebagai pimpinan TKR ditunjuk Supriyadi. Sbg Panglima & Oerip

Soemohardjo sbg Kepala Staf yang berkedudukan di Yogyakarta Markas TKR)

Karena Supriyadi tdk terlihat maka digantikan oleh Kol.Sudirman.Dlm perkembangannya TKR, berubah mjd TRI (24-1-’46) & berubah

mjd TNI (3-6-’1947)


(21)

Dukungan Daerah terhadap Pembentukan

Negara Kesatuan dan Pemerintahan Republik

Indonesia

Di Sulawesi Selatan, Raja Bone (Arumpone) La Mappanjuki,

menyatakan dukungannya terhadap NKRI

Raja-raja Bali juga mengakui kekuasaan RI

Empat raja di Jawa Tengah (Mangkunegaran, Kasunanan Surakarta,

Kasultanan, dan Paku Alaman Yogyakarta) menyatakan dukungan epada Republik Indonesia pada awal September 1945.

Dukungan yang sangat penting ditunjukkan oleh Sri Sultan

Hamengku Buwono IX dari Kasultanan Yogyakarta yang nampak dalam pernyataannya tanggal 5 September 1945 yakni menegaskan bahwa Negeri Ngayogyokarto Hadiningrat yang bersifat

kerajaan sebagai Daerah Istimewa dalam Negara Republik Indonesia.

Tgl 2 September 1945 Komite Van Aksi menyatakan dukungan thd

NKRI dg mengeluarkan sebuah manifesto yg disebut SUARA RAKYAT NO 1


(22)

Tindakan Heroik di Berbagai Daerah

1 . Sulawesi Selatan

Pada tanggal 19 Agustus 1945, rombongan Dr. Sam Ratulangi,

Gubernur Sulawesi, mendarat di Sapiria, Bulukumba. Setelah sampai di Ujungpandang, gubernur segera membentuk pemerintahan daerah. Mr. Andi Zainal Abidin diangkat sebagai Sekretaris Daerah

2 . Di Bali

Para pemuda Bali telah membentuk berbagai organisasi pemuda,

seperti AMI, Pemuda Republik Indonesia (PRI) pada akhir Agustus 1945

3. Gorontalo

Pada tanggal 13 September 1945 di Gorontalo terjadi perebutan

senjata terhadap markas-markas Jepang. Kedaulatan Republik

Indonesia berhasil ditegakkan dan para pemimpin Republik menolak ajakan untuk berunding dengan pasukan pendudukan Australia.

4. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada

Rapat Raksasa dilaksanakan di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik

Djakarta) tanggal 19 September 1945. Sekitar 200.000 orang hadir dalam pertemuan tersebut.


(23)

LAPANGAN IKADA LAPANGAN IKADA


(24)

(25)

5. Terjadinya Insiden Bendera di Hotel Yamato

Terjadi pada tanggal 19 September 1945, ketika orang-orang Belanda

bekas tawanan Jepang menduduki Hotel Yamato, dengan dibantu segerombolan pasukan Serikat. Orang-orang Belanda tersebut

mengibarkan bendera mereka di puncak Hotel Yamato. Hal tersebut memancing kemarahan para pemuda. Hotel tersebut diserbu para pemuda, setelah permintaan Residen Sudirman untuk menurunkan bendera Belanda ditolak penghuni hotel. Bentrokan tidak dapat dihindarkan. Beberapa pemuda berhasil memanjat atap hotel serta menurunkan bendera Belanda yang berkibar di atasnya. Mereka

merobek warna birunya dan mengibarkan kembali sebagai Merah Putih

6. Insiden Di Yogyakarta

Di Yogyakarta perebutan kekuasaan secara serentak dimulai tanggal 26

September 1945. Sejak pukul 10 pagi semua pegawai instansi

pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang melaksanakan aksi mogok. Mereka memaksa agar orang-orang Jepang menyerahkan aset dan kantornya kepada orang Indonesia. Tanggal 27 September 1945 Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta mengumumkan bahwa kekuasaan di daerah tersebut telah berada di tangan Pemerintah

Republik Indonesia. Pada hari itu juga di Yogyakarta diterbitkan surat kabar Kedaulatan Rakyat


(26)

7. Di Sumatera Selatan

Dukungan dan perebutan kekuasaan terjadi di

Sumatra Selatan pada tanggal 8 Oktober 1945,

ketika Residen Sumatra Selatan dr. A.K. Gani

bersama seluruh pegawai Gunseibu dalam suatu

upacara menaikkan bendera Merah Putih.

Setelah upacara selesai, Pada hari itu juga

diumumkan bahwa di seluruh Karesidenan

Palembang hanya ada satu kekuasaan yakni

kekuasaan Republik Indonesia. Perebutan

kekuasaan di Palembang berlangsung tanpa

insiden, sebab orang-orang Jepang telah


(27)

8. Pertempuran Lima Hari di Semarang

Peristiwa ini terjadi di Semarang pada tanggal 15 - 20 Oktober

1945. Peristiwa itu berawal ketika 400 orang veteran AL

Jepang yang akan dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula

Cepiring menjadi pabrik senjata memberontak ketika akan

dipindahkan ke Semarang. Tawanan-tawanan tersebut

menyerang polisi Indonesia yang mengawal mereka.

Situasi bertambah hangat dengan meluasnya desas-desus

bahwa

cadangan air minum di desa Candi telah diracuni. Dr.

Karyadi yang meneliti cadangan air minum tersebut meninggal

ditembak oleh Jepang

.

Pertempuran mulai pecah dini hari tanggal 15 Oktober 1945 di

Simpang Lima. Pertempuran berlangsung lima hari dan baru

berhenti setelah pimpinan TKR berunding dengan pimpinan

pasukan Jepang. Usaha perdamaian dipercepat dengan

mendaratnya pasukan Sekutu di Semarang pada tanggal 20

Oktober 1945 yang kemudian menawan dan melucuti senjata

tentara Jepang.

Untuk mengenang keberanian para pemuda Semarang dalam

pertempuran tersebut, maka dibangunlah Tugu Muda

yang

terletak di kawasan Simpang Lima, Semarang.


(28)

9. Di Bandung

Pertempuran diawali dengan usaha para

pemuda untuk merebut pangkalan Udara

Andir dan pabrik senjata bekas ACW

(Artillerie Constructie Winkel, sekarang

Pindad).

Usaha tersebut berlangsung sampai

datangnya pasukan Sekutu di Bandung

tanggal 17 Oktober 1945.


(29)

10. Kalimantan

Di beberapa kota di Kalimantan mulai timbul

gerakan yang mendukung proklamasi. Akibatnya

tentara Australia yang sudah mendarat, atas nama

Sekutu mengeluarkan ultimatum melarang semua

aktivitas politik, seperti demonstrasi dan

mengibarkan bendera Merah Putih, memakai

lencana Merah Putih dan mengadakan rapat.

Namun kaum nasionalis tidak menghiraukannya,

sehingga di Balikpapan tanggal 14 November 1945,

tidak kurang 8.000 orang berkumpul di depan

komplek NICA sambil membawa bendera Merah

Putih.


(30)

11. Sulawesi Utara

Usaha menegakkan kedaulatan di Sulawesi Utara tidak

padam, meskipun tentara NICA telah menguasai wilayah

tersebut. Pada tanggal 14 Februari 1946, para pemuda

Indonesia anggota KNIL tergabung dalam Pasukan Pemuda

Indonesia (PPI) mengadakan gerakan di Tangsi Putih dan

Tangsi Hitam di Teling, Manado.

Mereka membebaskan tawanan yang mendukung Republik

Indonesia antara lain Taulu, Wuisan, Sumanti, G.A.

Maengkom, Kusno Dhanupojo, dan G.E. Duhan.

Di sisi lain mereka juga menahan Komandan Garnisun

Manado dan semua pasukan Belanda di Teling dan penjara

Manado.

Dengan diawali peristiwa tersebut para pemuda menguasai

markas Belanda di Tomohon dan Tondano. Berita tentang

perebutan kekuasaan tersebut dikirim ke pemerintah pusat

yang saat itu di Yogyakarta dan mengeluarkan Maklumat No. 1

yang ditandatangani oleh Ch.Ch. Taulu. Pemerintah sipil

dibentuk tanggal 16 Februari 1946 dan sebagai residen dipilih

B.W. Lapian.


(31)

(1)

7. Di Sumatera Selatan

Dukungan dan perebutan kekuasaan terjadi di

Sumatra Selatan pada tanggal 8 Oktober 1945, ketika Residen Sumatra Selatan dr. A.K. Gani

bersama seluruh pegawai Gunseibu dalam suatu upacara menaikkan bendera Merah Putih.

Setelah upacara selesai, Pada hari itu juga

diumumkan bahwa di seluruh Karesidenan Palembang hanya ada satu kekuasaan yakni kekuasaan Republik Indonesia. Perebutan kekuasaan di Palembang berlangsung tanpa insiden, sebab orang-orang Jepang telah


(2)

8. Pertempuran Lima Hari di Semarang

Peristiwa ini terjadi di Semarang pada tanggal 15 - 20 Oktober

1945. Peristiwa itu berawal ketika 400 orang veteran AL

Jepang yang akan dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula Cepiring menjadi pabrik senjata memberontak ketika akan dipindahkan ke Semarang. Tawanan-tawanan tersebut

menyerang polisi Indonesia yang mengawal mereka.

Situasi bertambah hangat dengan meluasnya desas-desus

bahwa cadangan air minum di desa Candi telah diracuni. Dr. Karyadi yang meneliti cadangan air minum tersebut meninggal ditembak oleh Jepang.

Pertempuran mulai pecah dini hari tanggal 15 Oktober 1945 di

Simpang Lima. Pertempuran berlangsung lima hari dan baru berhenti setelah pimpinan TKR berunding dengan pimpinan pasukan Jepang. Usaha perdamaian dipercepat dengan

mendaratnya pasukan Sekutu di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 yang kemudian menawan dan melucuti senjata tentara Jepang.

Untuk mengenang keberanian para pemuda Semarang dalam


(3)

9. Di Bandung

Pertempuran diawali dengan usaha para

pemuda untuk merebut pangkalan Udara

Andir dan pabrik senjata bekas ACW

(Artillerie Constructie Winkel, sekarang

Pindad).

Usaha tersebut berlangsung sampai

datangnya pasukan Sekutu di Bandung

tanggal 17 Oktober 1945.


(4)

10. Kalimantan

Di beberapa kota di Kalimantan mulai timbul

gerakan yang mendukung proklamasi. Akibatnya tentara Australia yang sudah mendarat, atas nama Sekutu mengeluarkan ultimatum melarang semua aktivitas politik, seperti demonstrasi dan

mengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana Merah Putih dan mengadakan rapat.

Namun kaum nasionalis tidak menghiraukannya,

sehingga di Balikpapan tanggal 14 November 1945, tidak kurang 8.000 orang berkumpul di depan

komplek NICA sambil membawa bendera Merah Putih.


(5)

11. Sulawesi Utara

Usaha menegakkan kedaulatan di Sulawesi Utara tidak

padam, meskipun tentara NICA telah menguasai wilayah tersebut. Pada tanggal 14 Februari 1946, para pemuda

Indonesia anggota KNIL tergabung dalam Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) mengadakan gerakan di Tangsi Putih dan Tangsi Hitam di Teling, Manado.

Mereka membebaskan tawanan yang mendukung Republik

Indonesia antara lain Taulu, Wuisan, Sumanti, G.A. Maengkom, Kusno Dhanupojo, dan G.E. Duhan.

Di sisi lain mereka juga menahan Komandan Garnisun

Manado dan semua pasukan Belanda di Teling dan penjara Manado.

Dengan diawali peristiwa tersebut para pemuda menguasai

markas Belanda di Tomohon dan Tondano. Berita tentang perebutan kekuasaan tersebut dikirim ke pemerintah pusat

yang saat itu di Yogyakarta dan mengeluarkan Maklumat No. 1 yang ditandatangani oleh Ch.Ch. Taulu. Pemerintah sipil

dibentuk tanggal 16 Februari 1946 dan sebagai residen dipilih B.W. Lapian.


(6)