KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

KEBIJ AKAN DIVIDEN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen

Diajukan Oleh :

MINI HARYATI
0912010004 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KEBIJ AKAN DIVIDEN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang Diajukan Oleh :

MINI HARYATI
0912010004 / FE / EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Tanggal :…………………

Mengetahui
Ketua Jurusan Program Studi Manajemen


Dr. Muhadjir Anwar, MM
NIP. 19650907 199103 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
KEBIJ AKAN DIVIDEN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang Diajukan Oleh :

MINI HARYATI
0912010004 / FE / EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama


Dr. Muhadjir Anwar, MM

Tanggal :…………………

Mengetahui
Ketua Jurusan Program Studi Manajemen

Dr. Muhadjir Anwar, MM
NIP. 19650907 199103 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KEBIJ AKAN DIVIDEN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang Diajukan Oleh :


MINI HARYATI
0912010004 / FE / EM

Telah disetujui untuk mengikuti ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Tanggal :…………………

Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr s. Ec. H. R. A. Suwaedi, ms
NIP. 19600330 198603 1003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
KEBIJ AKAN DIVIDEN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh:
MINI HARYATI
0912010004 / FE / EM
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 03 Mei 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dr. Muhadjir Anwar, MM


Dr s. Ec. Suhartuti, MM
Sekretaris

Dr. Muhadjir Anwar, MM
Anggota

Dra. Ec. Nuruni Ika K.W., MM
Mengetahii,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan

judul :

“Kebijakan

Dividen

Perusahaan

Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia”.
Penyusunan skripsi ini dapat dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dengan selesainya penulisan
skripsi ini penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia untuk
memberikan bantuan dan dukungan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapa Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, sekaligus
dosen wali.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku ketua Jurusan Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, sekaligus
dosen pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktu guna
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Seluruh staff Dosen dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Pihak Bursa Efek Surabaya yang telah menyediakan data-data serta
informasi yang berguna bagi penulis.
6. Rekan-rekan PT Pos Indonesia, yang senantiasa memberikan ijin kerja
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua orang tua penulis, yang senantiasa selalu memberikan do’a dengan
tulus dan dukungan baik moral maupun materiil sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan lancar tanpa kekurangan suatu apapun.
8. Dan terimakasih kepada kakanda Gigih Sintuwoko Putra, yang selalu
meluangkan waktu dan selalu memberikan semangat, dukungan kepada
penulis.
9. Bapak dan Ibu serta Saudara-saudara tercinta yang sudah mendukung
penulis dalam menyelesaikan srkipsi ini.
Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini
masaih ada kekurangan dan perlu adanya perbaikan, oleh karenanya
penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan
bagi peneliti lain di masa yang akan datang. Besar harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, April 2013

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .....................................................................................

i

DAFTAR ISI .................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................

vi

ABSTRAKSI .................................................................................................

vii

BAB I


BAB II

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang .........................................................................

1

1.2

Rumusan masalah.....................................................................

8

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................

9

1.4

Manfaat penelitian ....................................................................

9

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................

10

2.2

Landasan Teori.........................................................................

12

2.2.1 Teori Keagenan ...............................................................

12

2.2.1.1 Masalah Keagenan ...............................................

13

2.2.1.2 Cara Mengatasi Masalah Keagenan......................

14

2.2.1.3 Trade-Off Theory .................................................

15

2.2.2 Pertumbuhan Perusahaan .................................................

16

2.2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Perusahaan ...................

16

2.2.3 Struktur Modal ................................................................

18

2.2.3.1 Pengertian Struktur Modal ...................................

18

2.2.3.2 Teori Struktur Modal ...........................................

19

a. The Modigliani-miller Model ...........................

19

b. The Trade Off Model .......................................

20

2.2.4 Profitabilitas ....................................................................

21

2.2.4.1 Pengertian Profitabilitas ......................................

21

2.2.5 Kebijakan Dividen ...........................................................

22

2.2.5.1 Pengertian Kebijakan Dividen..............................

22

2.2.5.2 Jenis-Jenis Kebijakan Dividen .............................

23

2.2.5.3 Teori Kebijakan Dividen......................................

25

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5.4 Dividend Payout Ratio .........................................

26

2.2.5.5 Teori Sinyal .........................................................

27

2.2.6 Nilai Perusahaan ..............................................................

28

2.2.6.1 Pengertian Nilai Perusahaan.................................

28

2.2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen....

30

2.2.7.1 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen ...............................................

30

2.2.7.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kebijakan
Dividen ................................................................

32

2.2.7.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan
Dividen. ...............................................................

33

2.2.7.4 Pengaruh Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan……… ...............................................

34

2.3 Kerangka Konseptual...................................................................

35

2.4 Hipotesis .....................................................................................

35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Difinisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............................

37

a. Variabel Dependen Y (Variabel Terikat).................................

37

b. Variabel Independen X (Variabel Bebas) ................................

38

3.2 Teknik Penentuan Sampel............................................................

39

a. Populasi .................................................................................

39

b. Sampel ..................................................................................

39

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................

40

3.3.1 Jenis Data ..........................................................................

40

3.3.2 Pengumpulan Data.............................................................

41

3.3.3 Sumber Data ......................................................................

41

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ................................................

41

3.4.1 Teknik Analisis ................................................................

41

3.4.2 Uji Normalitas .................................................................

42

3.4.3 Uji Asumsi Klasik ...........................................................

43

3.4.4 Uji Hipotesis ....................................................................

45

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

a. Uji F ..........................................................................

45

b. Uji t ...........................................................................

45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

BAB V

Diskripsi Objek Penelitian ........................................................

47

4.1.1 Perkembangan Perusahaan Manufaktur............................

47

Diskripsi Hasil Penelitian .........................................................

49

4.2.1 Pertumbuhan Perusahaan (X1) .........................................

49

4.2.2 Struktur Modal (X2) ........................................................

51

4.2.3 Profitabilitas (X3) ............................................................

53

4.2.4 Kebijakan Dividen (Y1) ...................................................

55

4.2.5 Nilai Perusahaan (Y2)......................................................

57

Uji Normalitas ..........................................................................

59

4.3.1 Uji Asumsi Klasik .............................................................

61

Analisis Model dan Pengujian Hipotesis ...................................

63

4.4.1 Hasil Analisis Regresi Berganda (Persamaan I)................

63

4.4.2 Uji F (Uji Kecocokan Model) ..........................................

65

4.4.3 Uji t (Persamaan I) ...........................................................

66

4.4.4. Uji t (Persamaan II) ........................................................

67

Pembahasan .............................................................................

67

4.5.1 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Dividen ......

67

4.5.2 Pengaruh Struktur Modal terhadap Dividen .....................

69

4.5.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Dividen .........................

70

4.5.4 Pengaruh Dividen terhadap Nilai Perusahaan ...................

72

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................

73

5.2 Saran ..........................................................................................

73

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1

Pertumbuhan Perusahaan Tahun 2009-2011 ..................................

50

Tabel 4.2

Data Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Tahun 2009-2011 ...

52

Tabel 4.3

Data Profitabilitas (ROA) Perusahaan Manufaktur Tahun 20092011..............................................................................................

Tabel 4.4

Data Kebijakan Dividen (DPR) Perusahaan Manufaktur Tahun
2009-2011.....................................................................................

Tabel 4.5

54

56

Data Nilai Perusahaan (PBV) Perusahaan Manufaktur Tahun
2009-2011.....................................................................................

58

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas .....................................................................

59

Tabel 4.7

Uji Kualitas Data ..........................................................................

60

Tabel 4.8

Hasil Uji Durbin Watson...............................................................

61

Tabel 4.9

Nilai VIF (Vriance Inflation Factor) .............................................

62

Tabe 4.10

Hasil Korelasi Rank Spearman ......................................................

63

Tabel 4.11

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................

64

Tabel 4.12

Uji F .............................................................................................

65

Tabel 4.13

Uji t Persamaan I ..........................................................................

66

Tabel 4.14

Uji t Persamaan II .........................................................................

67

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KEBIJ AKAN DIVIDEN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh:
MINI HARYATI
0912010004/ FE/ EM
Abstraksi
Kebijakan pembagian dividen merupakan salah satu kebijakan keuangan
yang penting dalam manajemen keuangan, bukan hanya dilihat dari sudut pandang
manajer perusahaan, tetapi juga para pemegang saham, para konsumen, pekerja,
lembaga pembuat peraturan dan pemerintah. Untuk sebuah perusahaan, hal
tersebut merupakan kebijakan yang sangat penting berkaitan dengan kebijakan
keuangan lainnya. Dua keputusan penting yang lain adalah keputusan pendanaan
(financing decision) dan keputusan investasi (investing decision). Fadah,(2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang go
public di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 sebanyak 167 perusahaan.
Dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas
yang menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang
dimiliki oleh sampel. Data laporan keuangan periode 2009 sampai dengan 2011
yang diambil dari ICMD dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis yang
digunakan adalah uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pertumbuhan perusahaan, profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen,
sedangkan struktur modal tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur. Kebijakan dividen memiliki pengaruh yang positif
terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI.

Key words :

Pertumbuhan Perusahaan, Struktur
Kebijakan Dividen, Nilai Perusahaan

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Modal,

Profitabilitas,

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan untuk
mobilisasi dana, baik di dalam maupun luar negeri. Kehadiran pasar modal
memperbanyak pilihan sumber dana, khususnya dana jangka panjang. Bagi
perusahaan yang membutuhkan dana, maka pasar modal merupakan salah satu
alternatif sumber pendanaan di luar perbankan yang dapat memberikan dana
murah.
Kebijakan pembagian dividen merupakan salah satu kebijakan keuangan
yang penting dalam manajemen keuangan, bukan hanya dilihat dari sudut pandang
manajer perusahaan, tetapi juga para pemegang saham, para konsumen, pekerja,
lembaga pembuat peraturan dan pemerintah. Untuk sebuah perusahaan, hal
tersebut merupakan kebijakan yang sangat penting berkaitan dengan kebijakan
keuangan lainnya. Dua keputusan penting yang lain adalah keputusan pendanaan
(financing decision) dan keputusan investasi (investing decision). Fadah,(2007).
Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik
(shareholder) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan
dan keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal,
demikian jika dilihat berdasarkan sudut pandang manajemen keuangan, Tujuan ini
sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai
perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, banyak shareholder yang

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

menyerahkan

pengelolaan

perusahaan

kepada

para

professional

yang

bertanggungjawab mengelola perusahaan, yang disebut manajer. Para manajer
yang diangkat oleh shareholder diharapkan akan bertindak atas nama shareholder
tersebut, yakni memaksimumkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran
shareholder akan dapat tercapai khususnya pada perusahaan manufaktur.
Seperti

fenomena

berikut”JAKARTA:

Berlawanan

dengan

kisah

penawaran publik perdana (IPO) PT Krakatau Steel Tbk, tiga underwriter
(penjamin emisi) IPO PT Garuda Indonesia (Per sero) Tbk kemungkinan harus
menyerap saham yang tidak terjual ke investor senilai Rp1,5 tri liun-Rp2,3 triliun.
Ironisnya, serapan investor asing ternyata meleset dari yang ditargetkan dengan
porsi 20% dari total lembar saham yang dilepas ke publik. Asing hanya menyerap
1,9% dari total saham yang ditawarkan, atau setara dengan Rp.91 miliar.
Informasi yang berkembang di pasar menyebutkan harga penawaran Garuda yang
di atas Rp.700 per saham terlalu tinggi dibandingkan dengan valuasi saham
Garuda sendiri. Seharusnya, berdasarkan hitungan price to book value dan price to
earning ratio, harga Garuda tak jauh dari kisaran Rp500-an per saham. “Data
terakhir menyebutkan nilai saham yang harus diserap hingga Rp2,3 triliun.
Penyebabnya banyak investor yang membatalkan pesanan sahamnya pada harihari terakhir. Ada yang semula pesan Rp100 miliar, namun hanya ditebus Rp10
miliar,“ ujarnya kemarin. Menurut dia, besarnya nilai saham yang harus ditelan itu
berpotensi membuat perusahaan sekuritas yang menjadi underwrite PT Bahana
Securities, PT Danareksa Sekiritas dan PT Mnadiri Sekuritas menanggung beban
yang sangat besar. Bisnis.com(10/02/2011).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Fenomena tersebut tidak hanya merambah sektor penerbangan namun di
sektor pertambangan juga ikut berimbas, Seperti kita ketahui, dampak krisis
keuangan dunia yang berawal di Amerika Serikat dan merembet ke negara lain.
Turunnya permintaan konsumen terhadap produk manufaktur, terutama di negaranegara industri, berpengaruh pada pengurangan permintaan bahan baku industri
seperti logam dan energi. Kondisi ini menyebabkan turunnya permintaan produk
pertambangan yang begitu besar lantaran daya beli konsumen industri yang lemah
tanpa diikuti pengurangan produksi atau pasokan dari para produsen
pertambangan.
”Norico Gaman, Head Departemen Riset PT BNI Secirities, mengatakan,
harga saham pertambangan selama 2008 memang menurun, tetapi memasuki
pertengahan 2009 ia melihat adanya prospek perbaikan harga saham sektor ini
secara bertahap. Persepsi perbaikan harga saham itu berdasarkan fundamental
perusahaan yang masih bagus dalam jangka panjang dan peluang pertumbuhan
usaha yang lebih baik ketika terjadi pemulihan ekonomi dunia tahun 2010. Selain
itu, valuasi saham pertambangan saat ini sudah sangat rendah, bila melihat nilai
perbandingan harga saham terhadap laba bersih per saham (price earning
ratio/PER) saham-saham pertambangan dibandingkan dengan nilai PER rata-rata
sektor pertambangan pada kondisi sekarang sebesar 12,2 kali. Jika memperhatikan
nilai PER, saham batu bara seperti PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA),
Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan BUMI sudah berada di bawah nilai PER
rata-rata sektor pertambangan”.
”Sementara itu, perbandingan harga saham terhadap nilai buku per saham
(price to book value/PBV) saham-saham perusahaan tersebut masih dibawah nilai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

PBV rata-rata sektor pertambangan sebesar 3,0 kali. Nilai PER dan PBV yang
lebih rendah dari rata-rata industri pertambangan memberi gambaran bahwa harga
saham perusahaan tambang saat ini relatif masih tinggi (overrvalued) dibanding
harga pasar wajarnya (fair market value), dan potensi pertumbuhan usaha dalam
jangka panjang. Hal ini dicermati dengan baik. ”Karena itu saya melihat bahwa
harga saham-saham pertambangan sekarang memberi peluang investasi yang
sangat menarik dengan memperhatikan prospek pertumbuhan usaha ke depan”,
kata Norico mantap. Prospek yang positif juga didukung imbal hasil atau rasio
laba bersih perusahaan terhadap modal pemegang saham (ROE) yang rata-rata
masih cukup tinggi”.Swa.co.id/06/06/2010.
Berdasarkan pemaparan fenomena di atas bahwa nilai prusahaan dapat
diproksikan dengan price to book value (PBV). Price to book value merupakan
pembagian nilai pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai PBV
yang lebih dari 1 dikatakan sebagai overvalued yang dapat diartikan bahwa saham
perusahaan dinilai lebih tinggi dibandingkan nilai bukunya. Nilai PBV yang
kurang dari 1 dikatakan sebagai undervalued yang dapat diartikan bahwa saham
perusahaan dinilai lebih rendah dibandingkan nilai bukunya. Nilai PBV yang
sama dengan 1 dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai sama dengan nilai
bukunya.
Berikut adalah data mengenai dividen perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Tabel. 1. Dividen Perusahaan Manufaktur Tahun 2009-2011
Tahun
Rata-Rata DPR
Pertumbuhan
(% )
2008
43.75
0
2009
41.10
-0.06
2010
41.40
0.01
2011
39.56
-0.04
Sumber: PT.BEI, 2012.(Diolah Peneliti)
Berdasarkan uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia dalam pembagian dividen
cenderung menurun meskipun pada tahun 2010 ada peningkatan tetapi pada tahun
2011 kembali mengalami penuruanan. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh
dari beberapa faktor, diantaranya pertumbuhan, struktur modal, dan profitabilitas.
Pertumbuhan perusahaan disini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen (Tampubolon, 2005). Semakin cepat tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang
diperlukan untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan
dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menahan
labanya daripada membayarkannya sebagai dividen kepada pemegang saham.
Struktur modal ini menggambarkan bahwa struktur permodalan usaha
lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Pembayaran
dividen yang lebih besar meningkatkan kesempatan untuk memperbesar modal
dari sumber eksternal. Sumber modal eksternal ini salah satunya adalah melalui
hutang.
Dari sisi profitabilitas apabila harga saham naik, maka banyak investor
yang tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (investornya
meningkat). Dengan meningkatnya investor maka laba perusahaan juga akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

meningkat. Dividen diambil dari laba bersih. Oleh karena itu, profitabilitas akan
mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar
keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai
dividen, berdasarkan data diatas bahwa dividen cenderung menurun.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sangat mudah
terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kegiatan
perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi
melalui proses produksi. Sehingga, rentan terhadap fluktuasi ekonomi seperti
perubahan harga bahan baku, harga bahan bakar maupun perubahan nilai tukar
rupiah terhadap US Dollar. Menurut data dari Indonesian Capital Market
Directory terdapat 167 (lampiran) BEI,(2012) perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam berbagai bidang seperti usaha makanan, minuman, rokok, produk
tekstil dan turunannya, produk kayu, produk kertas dan turunannya, dan lain
sebagainya. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Nilai
perusahaan dapat ditingkatkan dengan melalui pengaturan kegiatan manajemen
yang salah satunya melalui manajemen keuangan. Nilai perusahaan (PBV) dapat
mencerminkan nilai asset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga.
Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan,
tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten (Matono
dan Agus Harjito, 2005:3)
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang
mempengaruhi price to book value (PBV). Antara lain Sparta (2000)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dalam penelitiannya yang menguji pengaruh ROA, DER dan DPR terhadap PBV
pada lembaga bank di BEI periode 1992-1996 memberikan kesimpulan yaitu
keputusan pendanaan dan pembayaran dividen tidak berarti bagi investor di BEI
sehingga saham-saham bank di BEI sangat diminati bukan karena penerimaan
dividen tetapi karena capital gain (yaitu perolehan pendapatan dari kenaikan
harga saham-saham bank). Dengan demikian motif holdingnya bersifat jangka
pendek. Kesimpulan ini memberikan gambaran bahwa perkembangan harga
saham yang diwakili oleh PBV dan variabel ROA merupakan variabel yang
penting dalam penelitian tentang saham di BEI, kondisi permasalahan seperti
inilah hingga sekarang terjadi pada perusahaan manufaktur.
Menurut Sartono (2008), nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang
bersedia dibayar oleh calon investor seandainya suatu perusahaan akan dijual.
Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai asset yang dimiliki perusahaan seperti
surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi
oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah
kemampuan perusahaan membayar deviden (Matono dan Agus Harjito, 2005).
Menurut Herdiningsih (2000), PBV merupakan indikator lain yang
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Semakin besar rasio PBV maka
semakin tinggi suatu perusahaan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan
dana yang telah ditanamkan oleh perusahaan. PBV digunakan untuk mengukur
kinerja harga saham terhadap nilai bukunya. Perusahaan yang berjalan dengan
baik, umumnya rasio PBV-nya mencapai di atas satu yang mununjukkan bahwa
nilai pasar saham lebih besar dari pada nilai bukunya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Wardani dan Hermuningsi, (2009) yang melakukan penelitian tentang
hubungan antara insider ownership, kebijakan hutang dan kebijakan dividen
dengan menggunakan analisa least square 3 tahap. Hasilnya mendukung
pernyataan bahwa ownership, kebijakan hutang dan kebijakan dividen mempunyai
hubungan yang interdependensi. Secara khusus insider ownership berpengaruh
negatif terhadap kebijakan hutang dan dividen. Dengan demikian hipotesis yang
dibangun dalam penelitian ini adalah bahwa insider ownership berhubungan
negatif dengan kebijakan dividen.
Kenaikan pembayaran dividen dilihat sebagai signal bahwa perusahaan
memiliki prospek yang baik. Sebaliknya penurunan pembayaran dividen akan
dilihat sebagai prospek perusahaan yang buruk. Wardani dan Hermuningsih,
(2009). Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul “Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Bursa
Efek Indonesia”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen
perusahaan manufaktur yang go publik di BEI?
2. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan
manufaktur yang go publik di BEI?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan
manufaktur yang go publik di BEI?.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

4. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur
yang go publik di BEI?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan
dividen perusahaan manufaktur yang go publik di BEI.
2. Untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap kebijakan dividen
perusahaan manufaktur yang go publik di BEI.
3. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen
manufaktur yang go publik di BEI.
4. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan
manufaktur yang go publik di BEI.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk memberikan informasi mengenai kebijakan dividen dan nilai
perusahaan manufaktur melalui analisis laporan keuangan kepada investor
perusahaan-perusahaan

mana

saja

yang

memiliki peluang

untuk

menanamkan modalnya.
2. Informasi ini berguna untuk memperdalam pengetahuan tentang teori
investasi dan memberi masukan dan solusi terhadap problematika yang
ada.
3. Sebagai referensi penelitian lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kebijakan dividen telah banyak dilakukan oleh banyak
peneliti dari berbagai pihak dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda.
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai awal penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sumarto,(2007), dengan judul
penelitian “Anteseden dan Dampak dari Kebijakan Dividen Beberapa Perusahaan
Manufaktur” (jurnal riset ekonomi dan bisnis Vol 7 No. 1 Maret 2007 ). Adapun
permasalahan yang di ajukan dalam penelitian adalah: 1. apakah terdapat
pengaruh faktor likuiditas terhadap faktor kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur.2).apakah terdapat pengaruh faktor profitabilitas terhadap faktor
kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang go publik di BEJ?.3)Apakah
terdapat pengaruh faktor kebijakan dividen terhadap faktor nilai perusahaan pada
perusahaaan manufaktur di BEJ.
Teknik analisis dalam penelitian menggunakan teknik analisis SEM
(Structural Equation Modeling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
1).Likuiditas berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen. 2).Faktor
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan Dividen.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sri Hermuningsih dan Dewi Kusuma
Wardani, (2009) dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Malaysia dan Bursa

10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Efek Inodnesia”. Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah
1).apakah insider ownership dan kebijakan hutang berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. 2) apakah kebijakan dividen terhdap nilai perusahaan.
Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
Bursa Efek Malaysia. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Regresi
Bertahap atau Multistage Regression.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan yang terdaftar di
Bursa Malaysia, kebijakan dividen dipengaruhi oleh insider ownership dan
kebijakan hutang, sedangkan di Indonesia tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa
undang-undang yang diterapkan di Malaysia berkaitan dengan perlindungan
hokum investor dirasa lebih efektif untuk mengendalian manajer dan insider
ownership, sehingga insider tidak mungkin meningkatkan nilai perusahaan karena
kepentingan antara pemilik dan agen diselaraskan karena kontrol pasar dan
tindakan disiplin manajer.
Penelitian dilakukan oleh Darminto,(2008) dengan judul penelitian
“Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan
Saham, Terhadap Kebijakan Dividen”. Adapun permasalahan yang diajukan
l)Apakah profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan saham,
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan
dividen? 2) Apakah profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur
kepemilikan saham, masing-masing secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kebijakan dividen?.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan variabel-variabel
profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan saham
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial hanya
variabel profitabilitas dan struktur modal yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel likuiditas dan struktur
kepemilikan saham tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Penelitian

yang

dilakukan

oleh

Sulistyowati,

Anggraini,

dan

Utaminingtyas, (2010). Dengan judul penelitian “Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate
Governance sebagai Variabel Intervening”.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa hasil analisi regresi
berganda tidak ada satupun variabel independen dan variabel control yang secara
statistik berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 1).Dengan pengujian path
analysis yang menyatakan bahwa profitabilitas, leverage, dan growth tidak
mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen dengan good corporate
governance sebagai variabel intervening.
2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Teori Keagenan
Agen adalah pihak yang diberi wewenang oleh pihak lain, disebut pemberi
amanat, untuk bertindak atas nama pemberi amanat tersebut. Teori agen (agency
theory) adalah cabang ekonomi yang berhubungan dengan perilaku pemberi
amanat (pemilik) dan agennya (manajer) dalam hal lain pihak manajemenlah yang
disebut sebagai agen dan pemberi amanat adalah pemilik perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002: 11) bagi perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas (PT), yang lebih dulu terdaftar di pasar modal
seringkali terjadi pemisahan antara pengelola (pihak manajemen atau seringkali
disebut sebagai pihak agen) dengan pemilik perusahaan (pemegang saham yang
disebut sebagai principal).namun karena adanya perbedaan tanggung jawab dari
keduanya ketika perusahaan mengalami kebangkrutan memungkinkan sekali akan
timbulnya masalah atau konflik keagenan.
2.2.1.1 Masalah Keagenan
Masalah agensi yang terjadi di suatu perusahaan akan menimbulkan biaya
agensi. Jensen dan Meckling (1976) dalam Nurfauziah dan Harjito,(2006)
menyatakan bahwa biaya agensi meliputi biaya pengawasan (montoring cost),
biaya ikatan (bonding cost) dan biaya sisa (residual cost). Biaya pengawasan
timbul apabila principal melakukan pengawasan terhadap aktivitas-aktivitas
manajer. Prinsipal akan memastikan bahwa manajer bekerja berdasarkan kontrak
yang telah disetujui. Sedangkan biaya ikatan merujuk pada usaha meyakinkan
manajer untuk bekerja bagi kepentingan prinsipal tanpa perlu melakukan
pengawasan. Akhirnya, biaya sisa merupakan perbedaan return yang diperoleh
karena perbedaan keputusan investasi antara principal dan agen.
Menurut Brigham, Erni Masdupi,(2005), masalah keagenan bisa terjadi
antara pertama pemilik (shareholders) dengan manajer, kedua, antara manajer
dengan debtholders dan yang ketiga, manajer dengan shareholders dan
debtholders. Masalah keagenan menurut Jeff Madura, (2001: 43) adalah muncul
ketika para manajer tidak bertindak sebagai agen yang bertanggung jawab kepada
pemegang saham atau pemilik perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Sedangkan menurut Husnan dan Pudjiastuti, (2001: 12) masalah keagenan
(agency problems) muncul dalam dua bentuk, yaitu antara pemilik perusahaan
(principals) dengan pihak manajemen (agent), antara pemegang saham dengan
pemegang obligasi. Antara pemilik perusahaan dan manajemen muncul masalah
keagenan ketika pihak manajemen dalam pengambilan keputusan keuangan lebih
memaksimumkan kepentingan sendiri bukan untuk kepentingan pemegang saham.
Sedangkan antara pemegang saham dengan pemegang obligasi muncul masalah
keagenan ketika pengambilan keputusan keuangan diambil untuk kepentingan
pemegang saham, namun mengorbankan kepentingan pemegang obligasi.
Contohnya adalah kepentingan untuk menambah hutang yang sangat besar yang
akan berdampak menurunnya harga obligasi, karena obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan akan dinilai sangat berisiko. Dengan demikian keputusan tersebut
akan menguntungkan pemegang saham atas pengorbanan para kreditur.
2.2.1.2 Cara Mengatasi Masalah Keagenan
Masalah keagenan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002: 12) dapat
diatasi dengan menciptakan suatu mekanisme monitoring agar pihak manajemen
(agent) selalu mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pemegang saham.
Namun mekanisme pengawasan itu sendiri akan memunculkan biaya-biaya.
Menurut Wahidawati, (2002) dalam mengatasi agency cost ada beberapa alternatif
sebagai berikut:
a. Pertama, dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh
manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat dari
keputusan yang diambil dan apabila ada kerugian yang timbul sebagai
konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

b. Kedua, dengan meningkatkan dividend payout ratio, dengan demikian
tidak tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen terpaksa
mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya.
c. Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang
juga akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan
sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh
manajemen.
d. Keempat, institutional investor sebagai monitoring agents. Adanya
kepemilikan oleh investor institusi lain akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
2.2.1.3. Trade-off Theory
Pada tahun 1958 Modigliani dan Miller (MM) menunjukan bukti bahwa
nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, bukti tersebut
berdasarka serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker (pialang), tidak
ada pajak, tidak ada biaya kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan
tingkat suku bunga sama dengan perseroan, semua investor mempunyai informasi
yang sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang. Dengan hasil tersebut
menunjukan kondisi di mana struktur modal tidak relevan, MM juga memberi
petunjuk agar struktur modal menjadi relevan sehingga akan mempengaruhi nilai
perusahaan (Brigham dan Houston, 2006).
Pada tahun 1963 MM menerbitkan makalah lanjutan yang melemahkan
asumsi tidak ada pajak. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan
pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang
saham tidak dapat dikurangkan. Hasil penelitiannya mendorong perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

untuk menggunakan hutang dalam struktur modal. Kesimpulan ini diubah oleh
Miller ketika memasukan efek dari pajak, Miller berpendapat bahwa investor
bersedia menerima pengembalian atas saham sebelum pajak yang relatif rendah
dibanding dengan pengembalian atas obligasi sebelum pajak (Brigham dan
Houston, 2006).
2.2.2. Pertumbuhan Perusahaan
2.2.2.1. Pengertian Pertumbuhan Perusahaan
Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat
dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan (growth)
adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara
keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoedz, 1996).
Pertumbuhan perusahaan dapat juga menjadi indikator dari profitabilitas
dan keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini, pertumbuhan perusahaan merupakan
perwakilan untuk ketersediaan dana internal. Jika perusahaan berhasil dan
memperoleh laba, maka tersedia dana internal yang cukup untuk kebutuhan
investasi (Sugihen, 2003). Perusahaan yang baru berdiri atau perusahaan kecil
pada tahap pertumbuhan mengalami kenaikan penjualan yang menuntut adanya
penambahan asset, karena pertumbuhan tidak akan terjadi seperti yang diharapkan
tanpa kenaikan pada assetnya. Lebih dari itu pertumbuhan pada asset tersebut
biasanya didanai dengan penambahan hutang atau modal baru (Sartono, 2008).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun
eksternal suatu perusahaan karena dapat memberikan suatu aspek yang positif
bagi mereka. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan
merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan
mereka mengharapkan rate of return (tingkat pengembalian) dari investasi mereka
memberikan hasil yang lebih baik (Sriwardany, 2007).
Pertumbuhan penjualan ditunjukkan dengan pencapaian tingkat penjualan
yang dihasilkan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dapat dikatakan sebagai
pertumbuhan penjualan (Growth of sales) yaitu kenaikan jumlah penjualan dari
tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu.
Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun
ke t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan
pada periode sebelumnya. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti
memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan hutang
lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil. Perusahaan–
perusahaan

yang

mempunyai

tingkat

pertumbuhan

lebih

cepat,

akan

membutuhkan dana dari sumber ekstern yang lebih besar. Prasetyo, Sumekar dan
Winahyuningsih,(2010). Secara matematis pertumbuhan perusahaan (growth)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pertumbuhan Perusahaan =

Totalasset (t ) − Totalasset (t − 1)
X 100%
Totalasset (t − 1)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.3. Struktur Modal
2.2.3.1. Pengertian Struktur Modal
Sedangkan Husnan (2000:299) menyatakan bahwa semua struktur modal
adalah baik, tetapi kalau mengubah struktur modal ternyata nilai perusahaan
berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik.
Menurut Mayangsari (2001), keputusan pendanaan berkaitan dengan
pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat
mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal
dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal
adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil
bagian dalam perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kredit
merupakan hutang bagi perusahaan atau disebut dengan metode pembelanjaan
dengan hutang. Dana yang didapat dari para pemilik merupakan modal sendiri.
Proporsi antara penggunaan modal sendiri dan hutang dalam memenuhi
kebutuhan lain perusahaan disebut dengan struktur modal perusahaan.
Tujuan perusahaan dalam menentukan struktur modal yang optimal
meminimumkan biaya modal rata-rata yang pada akhirnya untuk memperoleh dan
meningkatkan penghasilan para pemegang saham. Meskipun demikian, setiap
teori struktur modal memiliki kelebihan dan kekurangan yang menarik untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut..
Struktur modal yaitu pembelanjaan permanen yang mencerminkan
pertimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Dengan
demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur
finansialnya (Bambang Riyanto, 2001 : 15). Dalam penelitian ini menggunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) sebagai variabel
dependen. DER menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi total
hutang (total debt) berdasar modal sendiri. DER diperoleh dengan rumus
Adapun perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
DER =

Totalhu tan g
X 100%
Totalekuitas

2.2.3.2. Teori Struktur Modal
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan (yang tercermin dari harga saham perusahaan),
kalau keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang konstan. Dengan kata
lain, seandainya perusahaaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang
(atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak
merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain, kalau
perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti tidak ada
struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Berikut ini akan
diuraikan mengenai teori-teori tersebut.
a. The Modigliani-Miller Model
Teori mengenai struktur modal bermula pada tahun 1958, ketika Profesor
Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller ( yang selanjutnya disebut
MM) mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang
pernah ditulis yaitu “The Cost of capital, Corporation Finance, and The
Theory of Invesment”. MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak
dipengaruhi oleh struktur modalnya (Brigham dan Houston, 2001). MM
berpendapat bahwa dalam keadaan pasar sempurna maka penggunaan hutang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

adalah tidak relevan dengan nilai perusahaan, tetapi dengan adanya pajak
maka hutang akan menjadi relevan (Modigliani dan Miller, 1960 dalam
Hartono, 2003). Namun, studi MM didasarkan pada sejumlah asumsi yang
tidak realistis, antara lain (Brigham dan Houston, 2001);
1. Tidak ada biaya broker (pialang)
2. Tidak ada pajak
3. Tidak ada biaya kebangkrutan
4. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama
dengan perseroan.
5. Semua investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen
mengenai peluang investasi perusahaan pada masa mendatang
6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang.
b. The Trade Off Model
Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan
hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan
biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono,
2003). Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan
manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang.
Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila
pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan
hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan
berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax
dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal
tertentu (Suad Husnan, 2000). Kesimpulannya adalah pengguanan hutang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertent