PERSEPSI DAN SIKAP NASABAH DALAM MEMPEROLEH KREDIT USAHA AGRIBISNIS PADA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI KASUS NASABAH BRI DAN BRI SYARIAH DI KABUPATEN SUDOARJO).

PERSEPSI DAN SIKAP NASABAH DALAM MEMPEROLEH KREDIT USAHA
AGRIBISNIS PADA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
(STUDI KASUS NASABAH BRI DAN BRI SYARIAH DI KABUPATEN
SUDOARJO)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur
untuk menyusun Skripsi S-1

Oleh:
HIMATUS SHOLIHAH
NPM : 0924010004

FAKULTAS PERTANIAN

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur
SURAB AYA
2 0 13

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi dan sikap
kepercayaan nasabah dalam memperoleh kredit usaha agribisnis pada Bank
Konvensional dan Bank Syariah dan mengetahui upaya yang sudah dan
seharusnya dilakukan oleh lembaga keuangan tersebut. Analisis deskriptif
digunakan untuk mencapai tujuan pertama dan ketiga. Dan analisis multiatribut
fishben untuk mencapai tujuan kedua. Hasil penelitian menunjukkan persepsi
nasabah bank konvensional lebih baik daripada bank syariah karena jaringan
bank yang luas, prosedur kredit yang lebih mudah, sistem operasional yang lebih
jelas, sederhana, dan mudah dipahami, serta peluang pembiayaan yang besar.
Sikap kepercayaan nasabah bank konvensional lebih besar daripada bank
syariah sebab bank konvensional lebih dikenal oleh nasabah usaha agribisnis.
Upaya yang dilakukan bank konvensional dengan memperluas jaringan kantor
tidak hanya kota tapi didesa serta memudahkan prosedur kredit dengan
sederhana dan cepat. Sedangkan bank syariah dengan jaringan kantor hanya
didominasi dikota. SDM bank syariah berasal dari bank konvensional. Bank

konvensional dan bank syariah harus melakukan audit SOP sebagai sarana
pengendalian intern agar bank dapat bekerja efektif, efisien, ekonomis, aman,
tertib untuk peningkatan kinerja bank konvensional dan bank syariah yang lebih
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Kata kunci : Persepsi, Sikap Kepercayaan, Nasabah Bank Konvensional dan
Bank Syariah, Kredit Usaha Agribisnis
ABSTRACT
This research is aimed to analyze customer perception and trust in getting
agribusiness loans from conventional and syariah banks and discovering efforts
that had been and should be done by those financial institutions. Descriptive
analysis is used to accomplish first and third purpose and multiatribut fishbein
analysis is used to accomplish the second purpose. Conventional banks have
better customer perceptions than the syariah due to its wide network, easier loan
procedures. Clearer operational systems, simple and easy to understand and
good payment opportunities. Customers have a greater trust to convensional
banks than the syariah since convensional banks are better known by
agribusiness people. Not only did the conventional banks make the effort to add
and enlarge branch offices both in the cities and in villages. They also made the
loan procedures simple, easy and fast to get. Whilst the syariah banks are the
other and they hire people from conventional banks. Either conventional or

syariah banks should do the SOP audit as internal control so the bank could work
effectively, efficiently, safely, economically, orderly for the improvement of banks
performance.
Keywords: Perception, Trust, Customer Conventional and Syariah Banks, Loans
Agribusiness

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HIMATUS SHOLIHAH (0924010004), PERSEPSI DAN SIKAP NASABAH
DALAM MEMPEROLEH KREDIT USAHA AGRIBISNIS PADA BANK
KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. DOSEN PEMBIMBING UTAMA: Prof.
Dr. Ir. SYARIF IMAM HIDAYAT, MM, DOSEN PEMBIMBING PENDAMPING: Ir.
NURIAH YULIANTI, MP
RINGKASAN
Pertanian merupakan sektor primer yang mempunyai peranan strategis
dalam pengembangan pembangunan pertanian. Usaha agribisnis memiliki
prospek yang cerah untuk dikembangkan oleh pelaku usaha agribisnis. Pelaku
usaha agribisnis dapat memperoleh kredit dari Bank Konvensional dan Bank
Syariah. Bank konvensional menggunakan sistem bunga sehingga nasabah

harus membayar sesuai dengan ketetapan bank. Bank syariah menerapkan
sistem bagi hasil sehingga keuntungan atau kerugian akan ditanggung oleh bank
dan nasabah. Sifat usaha agribisnis yang produksinya musiman, bergantung
pada alam dan harga yang fluktuatif lebih sesuai memperoleh kredit pada Bank
Syariah.
Persepsi nasabah dalam memperoleh kredit usaha agribisnis pada Bank
Konvensional dan Bank Syariah cukup beragam. Nasabah usaha agribisnis
lebih banyak memiliki persepsi positif terhadap Bank Konvensional daripada
Bank Syariah karena jaringan bank yang luas, prosedur kredit yang mudah,
sistem operasional yang lebih jelas, sederhana dan mudah dipahami, peluang
pembiayaan yang besar. Sikap kepercayaan nasabah Bank Syariah kurang
mendapatkan respon yang baik karena karena jaringan kantor yang terbatas,
prosedur kredit yang rumit, dan sistem operasional yang berbelit-belit dan
peluang kredit yang kecil.
Upaya yang dilakukan bank konvensional adalah memperluas jaringan
kantor tidak hanya didaerah padat tetapi daerah terpencil, perekrutan melalui testes penyaringan, memudahkan prosedur kredit dengan sederhana dan cepat.
Sedangkan upaya yang dilakukan bank syariah adalah perluasan jaringan kantor
masih didominasi di perkotaan, SDM bank syariah berasal dari bank
konvensional dan pelatihan hanya dilakukan saat mulai bekerja, sistem
operasional masih rumit dan berprinsip pada kehati-hatian. Audit Standart

Operating Prosedure dapat digunakan untuk mengendalikan permasalahan
intern agar bank dapat bekerja efektif, efisien, ekonomis, lancar, aman, tertib
peningkatan kinerja bank syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayat, dan karunia-Nya
yang sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian dengan judul “Persepsi
Dan Sikap Kepercayaan Nasabah Dalam Memperoleh Kredit Usaha Agribisnis
Pada Bank Konvensional Dan Bank Syariah (Studi Kasus BRI dan BRI Syariah
Di Kabupaten Sidoarjo)”. Penelitian ini merupakan syarat tugas akhir untuk
menyusun skripsi pada program Strata-1 di Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
Prof. Dr. Ir. Syarif Imam Hidayat, MM selaku Dosen Pembimbing Utama dan Ir.
Nuriah Yuliati, MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah banyak
memberikan bimbingan da saran – saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Selain itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.Ir. Ramdan Hidayat, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr.Ir. Eko Nurhadi, Ms selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Ir. A. Rachman Waliulu, SU dan Ir. Setyo Parsudi, MP selaku dosen
Penguji.
4. Keluarga yang memberikan dorongan baik moral maupun materil.
5. Teman – teman agribisnis angkatan 2009 dan 2010 yang telah membantu
dalam proses pembuatan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
masih terbatas dan jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik
dan saran yang obyektif dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

penulisan penelitian ini. Semoga penulisan penelitian ini memberikan manfaat
yang besar bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.


Surabaya,

Januari 2013

Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................

I

DAFTAR ISI .................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL……………………...…………………………..…....................


vi

DAFTAR GAMBAR………………...……………………………........................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ......................................................................................

1

A. Latar Belakang ...................................................................................

1

B. Perumusan Masalah ...........................................................................

6


C. Tujuan Penelitian ................................................................................

7

D. Manfaat Penelitian ..............................................................................

8

II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................

9

A. Penelitian Terdahulu ..........................................................................

9

B. Pengertian dan Sistem Agribisnis ....................................................... 12
C. Karakteristik Kredit dan Pembiayaan Bank Konvensional ................... 14
1. Analisis Kredit ................................................................................. 14
2. Unsur – Unsur Kredit ...................................................................... 17

3. Jenis – Jenis Kredit ......................................................................... 18
4. Jaminan Kredit ................................................................................ 19
5. Sumber – Sumber Kredit ................................................................ 19
6. Penerapan Metode Bunga Pada Bank Konvensional ...................... 20
D. Karakteristik Kredit dan Pembiayaan Bank Syariah ............................ 21
1. Konsep Dasar Bank Syariah ........................................................... 22
2. Konsep Operasi Bank Syariah ........................................................ 23

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Jenis – Jenis Pembiayaan Utama Bank Syariah ............................. 24
4. Aplikasi Metode Bagi Hasil .............................................................. 27
E. Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah .............. 28
1. Persamaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ......................... 28
2. Perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah ............... 28
F. Kredit Usaha Agribisnis ....................................................................... 31
G. Teori Persepsi .................................................................................... 32
H. Teori Sikap Kepercayaan .................................................................... 35
I. Model Sikap Multiatribut Fishbein ......................................................... 36

III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ........................................... 38
A. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 38
B. Hipotesis ............................................................................................ 41
IV. METODE PENELITIAN ......................................................................... 43
A. Penentuan Lokasi ............................................................................... 43
B. Penentuan Populasi dan Sampel ........................................................ 43
C. Pengumpulan Data ............................................................................. 44
1. Data Primer ................................................................................... 44
2. Data Sekunder ................................................................................ 45
D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ..................... 45
E. Analisis Data ....................................................................................... 50
1. Analisis Deskriptif ........................................................................... 50
2. Analisis Multiatribut Fishbein ........................................................... 51
v. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 57
A. Gambaran Umum Kabupaten Sidoarjo ................................................ 57
B. Perkembangan Usaha Agribisnis di Sidoarjo ....................................... 58

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

C. Bank Konvensional .............................................................................. 59
1. Profil BRI ......................................................................................... 59
2. Visi, Misi dan Tujuan BRI ................................................................. 62
3. Jenis Produk Kredit dan Syarat Ketentuan Kredit BRI...................... 64
4. Prosedur Pemberian Kredit BRI ....................................................... 69
5. Promosi BRI .................................................................................... 73
D. Bank Syariah ...................................................................................... 76
1. Profil BRI Syariah ............................................................................ 76
2. Visi, Misi, dan Motto BRI Syariah ..................................................... 77
3. Pembiayaan, Produk-Produk dan Skim BRI Syariah ....................... 78
4. Syarat dan Ketentuan Umum Kredit BRI Syariah ............................ 82
5. Prosedur Pembiayaan Kredit BRI Syariah ...................................... 83
6. Promosi BRI Syariah ....................................................................... 86
E. Analisis Karakteristik Responden ........................................................ 87
F. Analisis Persepsi ................................................................................. 96
G. Analisis Sikap Kepercayaan ................................................................ 116
H. Upaya yang Sudah dan Seharusnya Dilakukan Bank Konvensional
dan Bank Syariah Untuk Meningkatkan Persepsi dan Sikap
Kepercayaan Nasabah Usaha Agribisnis ............................................. 127
VI. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 137
A. Simpulan ........................................................................................... 137
B. Saran ................................................................................................ 138
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 139
LAMPIRAN .......................................................................................... ......

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

142

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Judul

1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDB Atas Dasar Harga
Berlaku, 2009 – 2011 ......................................................................

2

2. Perbedaan Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah ................. 29
3. Perbedaan Antara Suku Bunga dan Bagi Hasil ................................. 30
4. Keyakinan terhadap Atribut – Atribut Kredit Pada
Bank Konvensional dan Bank Syariah .............................................. 52
5. Skor Evaluasi terhadap Atribut – Atribut Kredit Pada
Bank Konvensional dan Bank Syariah .............................................. 53
6. Produk pembiayan yang ditawarkan oleh BRI Syariah ...................... 80
7. Syarat Dokumen Khusus .................................................................. 83
8. Distribusi Jenis Kelamin Responden ................................................. 88
9. Usia Responden Nasabah Usaha Agribisnis Pada
Bank Konvensional dan Bank syariah .............................................. 89
10. Lama Usaha Nasabah Usaha Agribisnis Pada
Bank Konvensional dan Bank syariah ............................................... 90
11. Pendapatan per Bulan Nasabah Usaha agribisnis Pada
Bank Konvensional dan Bank syariah ............................................... 92
12. Modal Usaha Agribisnis Responden Bank Konvensional
dan Bank Syariah .............................................................................. 93
13. Jenis Usaha Agribisnis Responden Bank Konvensional dan
Bank Syariah ..................................................................................... 94
14. Pendidikan Responden Bank Konvensional dan Bank Syariah ......... 95
15. Pemahaman Responden Bank Konvensional dan Bank Syariah
Tentang Bank syariah........................................................................ 110

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16. Sumber Informasi Nasabah dalam Memperoleh Kredit Usaha
Agribisnis Pada Bank Konvensional dan Bank Syariah ..................... 113
17. Skor Evaluasi Tingkat Kepentingan (ei) Atribut Lembaga Keuangan
(Bank Konvensional dan Bank Syariah) ........................................... 117
18. Frekuensi Skor Tingkat Kepercayaan (bi) Atribut Bank Konvensional. 121
19. Frekuensi Skor Tingkat Kepercayaan (bi) Atribut Bank Syariah......... 123
20. Nilai Rata-Rata Sikap Kepercayaan Nasabah Usaha Agribisnis
Dalam Memperoleh Kredit Pada Bank Konvensional
Dan Bank Syariah ............................................................................. 124
21. Upaya yang Sudah Dilakukan Oleh Bank Konvensional dan
Bank Syariah ..................................................................................... 127
22. Jumlah Karyawan Beberapa Bank Konvensional dan
Bank Syariah di Indonesia ................................................................. 129
23. Penyaluran Dana Bank Syariah di Indonesia..................................... 132
24. Upaya yang Seharusnya Dilakukan Bank Konvensional dan
Bank Syariah ..................................................................................... 133

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Judul

1. Mapping Penelitian ............................................................................ 11
2. Sistem Agribisnis .............................................................................. 13
3. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 41
4. Prosedur Permohonan Kredit Usaha Agribisnis BRI .......................... .. 73
5. Skema Pembiayaan Mudharabah Bank Syariah ............................... 81
6. Skema Pembiayaan Musyarakah Bank Syariah ................................ 82
7. Persepsi Nasabah Dalam Memperoleh Kredit Pada
Bank Konvensional dan Bank Syariah ............................................. 97
8. Persentase Responden Bank Konvensional yang Mengetahui
Bank Syariah ..................................................................................... 109
9. Iklan Bank Konvensional .................................................................. 130
10. Iklan Bank Syariah ............................................................................ 131

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman
Judul

1. Skor Evaluasi Tingkat Kepentingan (ei) Nasabah Usaha Agribisnis
pada Bank Konvensional dan Bank Syariah ...................................... 142
2. Skor Tingkat Kepercayaan (bi) Nasabah Usaha Agribisnis pada
Bank Konvensional............................................................................ 148
3. Skor Tingkat Kepercayaan (bi) Nasabah Usaha Agribisnis pada
Bank Syariah ..................................................................................... 151

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari
keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi pada saat sektor pertanian ini
menjadi

penyelamat

multidimensi

pada

perekonomian

tahun

1998,

nasional

pertanian

terbukti

menunjukan

ketika

krisis

peningkatan

sementara sektor lain pertumbuhannya negatif. Pertanian merupakan sektor
primer yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pengembangan
pembangunan pertanian karena usaha agribisnis memiliki prospek yang
cerah untuk dikembangkan oleh pelaku usaha agribisnis, (Muawin, 2010)
Indonesia memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage)
dalam agribisnis yang kekayaan keragaman hayati (biodivercity) daratan dan
perairan yang terbesar di dunia, lahan yang relatif luas dan subur. Kekayaan
sumberdaya Indonesia hampir tidak terbatas jumlahnya termasuk produkproduk agribisnis dan hasil kekayaan alam lainnya. Usaha agribisnis
sebenarnya

tidak

hanya

mencakup

penyediaan

barang,

budidaya,

pengelolaan, panen dan pasca panen, serta pemasaran produk yang
dihasilkan. Namun sekarang agribisnis telah jauh berkembang tidak hanya
dalam lingkup penyediaan bahan makanan, tetapi mencakup juga penyedia
bahan farmasi dan energi. Karena agribisnis merupakan gabungan dari
kemampuan bertani dan jiwa kewirausahaan. Agribisnis tidak hanya
berkonsentrasi pada penyediaan bahan makanan bagi konsumen
Karakteristik usaha agribisnis mengandung banyak risiko yang
menyebabkan para pelaku usaha agribisnis mengalami kesulitan untuk
mengembangkan usahanya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa pertanian
merupakan salah satu sektor sumber devisa negara yang terbesar di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Indonesia yang membantu pertumbuhan dan menunjang perekonomian
Indonesia. Berdasarkan data sementara BPS kontribusi sektor pertanian
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dari Tahun 2009 hingga
Tahun 2011 sektor pertanian menyumbang 14,7 persen PDB dan berada
pada urutan kedua setelah sektor industri pengolahan. Perkembangan PDB
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDB Atas Dasar Harga
Berlaku, 2009 – 2011
Lapangan Usaha

2009

2010

15,3
15,3
1. Pertanian, peternakan,
kehutanan, dan
perikanan
2. Pertambangan dan
10,6
11,1
penggalian
3. Industri Pengolahan
26,4
24,8
4. Listrik, Gas dan Air
0,8
0,8
Bersih
5. Bangunan
9,9
10,3
6. Perdagangan, hotel dan
13,3
13,7
restoran
7. Pengangkutan dan
6,3
6,6
komunikasi
8. Keuangan, Persewaan &
7,2
7,2
Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
10,2
10,2
Produk Domestik Bruto
100,00
100,00
Produk Domestik Bruto
91,7
92,2
Tanpa Migas
Sumber: www.deptan.go.id/Biro Pusat Statistik

2011
14,7

11,9
24,3
0,8
10,2
13,8
6,6
7,2
10,5
100,00
91,5

Berdasarkan Tabel 1. diatas menunjukan bahwa sektor pertanian
merupakan sektor yang strategis dan prospektif, hal itu bukan hanya karena
sudah memasuki pasar internasional seperti ekspor sayur mayur dan lainlain, produk pertanian juga menjadi tumpuan tercapainya tujuan nasional,
karena hasil dari pertanian dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Namun upaya untuk meningkatkan sektor pertanian dihadapkan pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

persoalan kesulitan sumberdaya modal dan keterkaitan dengan sumber
permodalan.
Modal merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam
mendirikan sebuah usaha, baik usaha skala kecil, menengah maupun besar.
Sumber pendanaan modal dapat diperoleh dari pinjaman lembaga keuangan
formal diantaranya terdiri atas bank konvensional, bank syariah, lembaga
keuangan non-formal seperti tengkulak atau berasal dari modal pribadi.
Permodalan masih menjadi salah satu permasalahan utama di sektor
pertanian seperti halnya dalam usaha agribisnis. Hal itu merupakan
tantangan

yang

harus dihadapi oleh

para pelaku agribisnis

demi

mengembangkan usahanya.
Bank konvensional dan Bank syariah merupakan lembaga keuangan
formal yang menyalurkan produk kredit,

berupa kredit konsumsi, modal

usaha dan juga investasi. Setiap bank mengharapkan nasabah usaha
agribisnis dapat memperoleh nilai tambah serta mengembangkan usahanya
agar lebih maju dan memberikan keuntungan besar. Pada umumnya
nasabah usaha agribisnis memperhatikan bunga yang tinggi atau bagi hasil
yang seimbang dalam keputusan mengambil kredit di bank.
Suheri

(2009)

mengemukakan

bahwa

bank

konvensional

menerapkan sistem pinjam-meminjam dengan menggunakan sistem bunga
yang merupakan tambahan atas pinjaman, sehingga apapun yang terjadi
dengan nasabah usaha agribisnis, apakah untung atau rugi, maka nasabah
usaha agribisnis harus membayar bunga sesuai dengan yang ditetapkan
oleh Bank. Kredit konvensional prinsipnya meminjamkan uang kepada
nasabah usaha agribisnis untuk mendirikan suatu usaha, di mana nasabah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

usaha agribisnis harus mengembalikan cicilan uang tersebut yang telah
dikenakan bunga sampai lunas.
Bank syari'ah berdasarkan pada prinsip profit and loss sharing (bagi
untung dan bagi rugi). Bank syari'ah tidak membebankan bunga, melainkan
mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai. Para nasabah usaha
agribisnis juga sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank sesuai
dengan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian ada
kemitraan antara bank syari'ah dengan para nasabah usaha agribisnis di
satu pihak dan antara bank dengan para nasabah investasi sebagai
pengelola sumber dana para nasabah dalam berbagai usaha produktif di
pihak lain, (Gustiviana, 2011).
Bank Syari'ah memberikan layanan bebas bunga kepada para
nasabahnya, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua
bentuk transaksi. Pelarangan inilah yang membedakan sistem bank syariah
dan bank konvensional. Dalam penerapan prinsip sistem perkreditan, bank
syariah akan memberikan bagi hasil kepada nasabahnya sesuai dengan
keadaan usaha bank syariah yang benar – benar terjadi, yang didasarkan
pada pendapatan. Nisbah bagi hasil tabungan syariah akan ditentukan di
awal akad antara bank syariah dan nasabah, (Cipta, 2012).
Peran perbankan dalam pembiayaan sektor pertanian khususnya
agribisnis masih relatif kecil. Menurut Syaugi (2012) penyaluran kredit
kepada sektor pertanian sampai dengan akhir Tahun 2010 mencapai Rp 91
triliun atau 5,15% dari total kredit perbankan. Di antara kredit tersebut,
sebesar Rp1,76 triliun atau 1,9% merupakan pembiayaan yang disalurkan
perbankan syariah. Peningkatan pembiayaan disektor pertanian mulai bisa
dirasakan,

karena

beberapa

lembaga

keuangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan

pemerintah

meningkatkan porsi pembiayaan untuk bidang pertanian. Peluang sektor
pertanian

masih menjadi harapan bagi masyarakat Indonesia, sebab di

sektor ini mampu menyerap 40,3 persen tenaga kerja, (Yarsi, 2006).
Pertumbuhan aset perbankan syariah yang sangat tinggi, dimana
rata-rata pertumbuhannya mencapai angka 40-50 persen setiap tahunnya,
secara nominal angka menunjukkan kenaikan dari Rp 1,3 trilyun menjadi Rp
2,2 trilyun tidak otomatis diikuti dengan kenaikan proporsi pembiayaan
pertanian. Bahkan proporsi tersebut mengalami tren yang menurun, dari
2,84 persen pada Tahun 2009 menjadi 2,10 persen pada bulan Februari
2012, (Syauqi, 2012).
Pertumbuhan

bank

syariah

peningkatan pembiayaan di

yang

pesat

sektor pertanian

dan

kecenderungan

belum diikuti

tentang

pengetahuan sistem operasional perbankan syariah dan mekanisme
pembiayaan untuk usaha agribisnis pada bank syariah sehingga hal tersebut
dapat mempengaruhi tingkat aksesibilitas pelaku usaha agribisnis dalam
memperoleh pembiayaan untuk menjalankan kegiatan usaha agribisnis.
Pelaku usaha agribisnis belum menunjukkan minat dan perhatian yang besar
terhadap perbankan syariah. Hal ini ditunjukkan oleh masyarakat yang lebih
banyak memilih bank konvensional dibandingkan bank syariah.
Pertumbuhan bank syariah dan potensi pembiayaan syariah bagi hasil
untuk sektor pertanian sebenarnya lebih menguntungkan pihak pelaku usaha
agribisnis. Namun nasabah usaha agribisnis lebih cenderung memilih kredit
bank konvensional dengan sistem bunga. Karena nasabah beranggapan
bahwa sistem bagi hasil sama dengan bunga. Padahal bank syariah dapat
memanfaatkan potensi penyaluran pembiayaan pada sektor pertanian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

khususnya agribisnis dan nasabah usaha agribisnis dapat menjangkau
pembiayaan pada lembaga keuangan tersebut

B. Perumusan Masalah
Bank konvensional dan bank syariah merupakan lembaga keuangan
yang memberikan bantuan modal kepada nasabah usaha agribisnis dalam
bentuk kredit usaha rakyat yang bersifat individual yaitu kredit yang ditujukan
pada perseorangan bukan untuk per kelompok. Kredit yang diberikan
kepada nasabah usaha agribisnis adalah produk jasa yang ditawarkan oleh
lembaga-lembaga perkreditan yang bertindak sebagai produsen ataupun
pihak pemasar dan nasabah usaha agribisnis yang mengambil kredit
bertindak sebagai konsumen, sehingga dalam hal ini perilaku nasabah
usaha agribisnis dalam mengambil kredit sama halnya dengan perilaku
konsumen dalam membeli sebuah produk.
Persepsi nasabah akan mempengaruhi keputusan nasabah dalam
membeli suatu produk. Karena persepsi nasabah akan mempengaruhi sikap
kepercayaan nasabah terhadap atribut tertentu dari suatu kredit. Sehingga
persepsi dan sikap kepercayaan memiliki peranan penting dalam perilaku
nasabah. Persepsi dan sikap kepercayaan nasabah terhadap kredit umum
rakyat terbentuk dari penilaian seseorang akan atribut-atribut yang berkaitan
dengan kredit tersebut. Penilaian ini menyangkut dua hal yaitu kepercayaan
bahwa kredit memiliki atribut tertentu, dan yang kedua menyangkut evaluasi
terhadap atribut tersebut.
Akses nasabah usaha agribisnis terhadap sumber – sumber modal
masih sangat terbatas. Jika persepsi dan sikap kepercayaan nasabah untuk
memperoleh kredit usaha agribisnis pada Bank Konvensional dan Bank

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Syariah rendah maka nasabah tidak akan mendapatkan modal dari dua bank
tersebut atau hanya pada Bank Konvensional padahal Bank Syariah lebih
cocok untuk pembiayaan kredit usaha agribisnis. Berdasarkan uraian
tersebut maka permasalahan yaitu
1. Bagaimana persepsi nasabah dalam memperoleh kredit usaha agribisnis
pada Bank Konvensional dan Bank Syariah ?
2. Bagaimana sikap kepercayaan nasabah dalam memperoleh kredit usaha
agribisnis pada Bank Konvensional dan Bank Syariah ?
3. Apa saja upaya – upaya yang sudah dan seharusnya dilakukan oleh Bank
Konvensional dan Bank Syariah untuk meningkatkan persepsi dan sikap
kepercayaan nasabah dalam memperoleh kredit usaha agribisnis sebagai
alternatif solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis persepsi nasabah dalam memperoleh kredit usaha
agribisnis pada Bank Konvensional dan Bank Syariah.
2. Untuk menganalisis sikap kepercayaan nasabah dalam memperoleh
kredit usaha agribisnis pada Bank Konvensional dan Bank Syariah.
3. Untuk mengetahui upaya – upaya yang sudah dan seharusnya dilakukan
oleh Bank Konvensional dan Bank Syariah untuk meningkatkan persepsi
dan sikap kepercayaan nasabah dalam memperoleh kredit usaha
agribisnis sebagai alternatif solusi pemecahan masalah tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

D. Manfaat Penelitian
Manfaaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan
terutama mengenai perkembangan sektor perbankan di Indonesia serta
tingkat pengetahuan pelaku usaha agribisnis terhadap perbankan.
2. Bagi pembaca dan peneliti lain
Penelitian ini dapat berguna sebagai informasi dan bahan rujukan untuk
pengetahuan penelitian selanjutnya.
3. Bagi pemerintah
Lembaga keuangan dan pembuat keputusan pada sektor pertanian
diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam merumuskan kebijakan
dalam hal pembiayaan pertanian sehingga kebijakan yang disusun tepat
sasaran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dari hasil kajian Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2007), mengenai potensi
pembiayaan syariah untuk sektor pertanian padi dan palawija di Jawa Barat
diketahui bahwa hanya 32 persen yang pernah mendengar tentang bank
syariah. Pengetahuan petani terhadap perbankan syariah di Jawa Barat
masih terbatas. Selain itu hanya 10 persen yang mengetahui penyediaan
pembiayaan untuk usaha pertanian di Bank Syariah. Namun aksesibilitas
terhadap lembaga perbankan memiliki hubungan yang positip antara skala
usaha maupun keaktifan dalam berorganisasi.
Pelaku

usaha

yang

telah

menjadi nasabah

perbankan adalah

pengusaha maju ataupun mereka yang aktif dalam organisasi petani. Dalam
hal sistem dan prosedur pembiayaan perbankan syariah yang lebih disukai,
90 persen responden menginginkan jika produk pembiayaan yang mereka
terima didasarkan atas perhitungan bagi hasil, maka mereka lebih menyukai
pembagian dihitung dari hasil bersih, bukan dari hasil kotor. Selain itu,
responden juga lebih menyenangi jika menerima pembiayaan dalam bentuk
uang tunai, bukan berupa fisik, diterima sekaligus, dan pembiayaan
diperhitungkan hanya per musim tanam, tidak setahun sekaligus.
Menurut Ratnawati dkk. (2000) dalam penelitiannya mengenai Potensi,
Preferensi dan Perilaku Masyarakat di Wilayah Jawa Barat terhadap Bank
Syariah menyatakan bahwa mayoritas responden setuju dengan keberadaan
perbankan dalam perekonomian dengan alasan perbankan merupakan salah
satu institusi yang sangat penting dalam mendorong kinerja perekonomian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tanpa kehadiran bank, ekonomi tidak dapat berkembang. Kesan yang
berkembang dalam masyarakat terhadap Bank Syariah adalah
1. Bank Syariah merupakan bank dengan sistem bagi hasil
2. Bank Syariah adalah bank islami,
3. Bank Syariah adalah bank khusus orang Islam,
4. Responden lain mengatakan tidak memiliki pengetahuan tentang
operasional Bank Syariah.
Adapun persepsi masyarakat terhadap penerapan sistem bagi hasil
sebanyak 92 persen untuk kelompok nasabah Bank Syariah dan 94 persen
dari total responden dapat menerima sistem bagi hasil dengan alasan: (1)
karena sistem bagi hasil lebih sesuai dengan syariah agama yang dianut (2)
sistem bagi hasil lebih adil dan menguntungkan. Untuk kelompok masyarakat
yang tidak setuju dengan bagi hasil disebabkan karena kurang mengerti
terhadap operasionalnya, dirasa kurang menguntungkan, belum ada bukti dan
sulit dalam perhitungannya.
Dari hasil uraian penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa hasil
penelitian berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini seperti
pada gambar mapping berikut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dari hasil kajian Pusat
Analisis Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian
Badan Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian (2007),
Obyek : Bank Syariah
Topik : Pembiayaan
Kredit
Analisis: Deskriptif

Penelitian
Terdahulu

Ratnawati (2000)

Obyek : Bank Syariah
Topik : Preferensi dan
Perilaku
Analisis: Deskriptif

Penelitian
Keberadaan
Lembaga Keuangan

Obyek : Bank
Konvensional dan Bank
Syariah
Topik : Persepsi, Sikap
Kepercayaan dan
Pembiayaan
Anlisis : Deskriptif dan
Multiatribut Fishbein

Posisi Peneliti

Gambar 1. Mapping Penelitian
Pada penelitian ini menganalisis persepsi dan sikap kepercayaan pada
dua bank yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Penelitian yang
dilakukan tidak hanya menggunakan analisis deskriptif tetapi juga analisis
multiatribut fishbein. Topik yang diangkat lebih komperatif dimana penelitia
menganalisis hubungan positif persepsi dan sikap terhadap pembiayaan atau
kredit pada lembaga keuangan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

B. Pengertian dan Sistem Agribisnis
Agribisnis berasal dari kata Agribusiness, di mana Agri = Agriculture
artinya pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi
profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai
usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi
profit.
Agribisnis Menurut Downey dan Erickson (1987): Agribisnis meliputi
seluruh sektor bahan makanan, usaha tani, produk yang memasok usaha tani,
terlibat dalam produksi, dan pada akhirnya menangani pemprosesan,
penyebaran, penjualan secara borongan dan penjualan eceran produk kepada
konsumen akhir. Sukmadi dan Sudrajad (1994), mengemukakan bahwa
banyaknya usaha kecil dan menengah yang ada pada saat ini dibidang
agribisnis juga tetap berkembang. Hal ini disebabkan karena bidang agribisnis
mencakup berbagai kegiatan, antara lain :
1. Kegiatan pembibitan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petani produsen
maupun perusahaan sebagai produsen.
2. Kegiatan pengelolaan hasil pertanian, kegiatan ini dihasilkan baik dalam
bentuk bahan baku ( contoh: perusahaan tepung tapioka) maupun dalam
bentuk jadi (contoh: perusahaan susu, selai, pengalengan buah).
Kegiatan ini dilakukan oleh pengusaha.
3. Kegiatan pemasaran hasil pertanian yaitu kegiatan perdagangan hasil
pertanian seperti perdagangan buah, pedagang pengumpul, toko
swalayan sampai dengan eksportir.
4. Kegiatan pendukung agribisnis yaitu kegiatan pendukung dibidang
pertanian antara lain usaha pupuk, obat-obatan sampai dengan kegiatan
yang mengandalkan komoditi pertanian secara umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Fungsi agribisnis terdiri atas kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana
produksi,

kegiatan

produksi

primer

(usaha

agribisnis),

pengolahan

(agroindustri) dan pemasaran. Penjelasan tentang sistem dijelaskan melalui
gambar sebagai berikut :
SISTEM AGRIBISNIS
Sub Sistem I
Sektor Input
Usaha
Sarana
Produksi
Pertanian

Sub Sistem II

Sub Sistem III

Sub Sistem II

(Sektor Usaha

(Sektor

(Sektor

Tani)

Pengolahan)

Usaha Tani)

Usaha Tan.

Industri

Distribusi

Pangan

Makanan

Usaha Tan.

Industri

Sektor Jasa & Lembaga
Penunjang
Gambar 2.Agribisnis
Sistem Agribisnis
Sumber: E.Gumbira dan A. Haritz, 2001
Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai sub sistem.
Sistem tersebut akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah
satu sub sistem. Sub Sektor I (Sektor Input) merupakan sub sektor yang
berperan dalam penyediaan sarana dan prasarana produksi, peralatan dan
mesin – mesin pertanian. Sub Sektor II (Sektor Usaha Tani) merupakan
bentuk kegiatan dari pengelolaan sarana produksi hingga menjadi suatu
komoditi pertanian. Komoditi yang dihasilkan tersebut selanjutnya berada
pada tahap sub sektor III (Sektor Pengolahan) untuk diolah menjadi suatu
produk/industri pengolahan hasil pertanian. Tahapan selanjutnya pada Sub
sistem IV (Sektor Pemasaran) merupakan kegiatan memasarkan hasil
agroindustri tersebut sampai pada tangan konsumen. Keberadaan keempat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

sub sistem tersebut tidak bisa berjalan dengan lancar tanpa dibantu dengan
adanya lembaga – lembaga penunjang seperti pembiayaan dan keuangan,
sehingga sektor pertanian semakin erat terkait dengan sektor lainnya.
C. Karakteristik Kredit dan Pembiayaan Pada Bank Konvensional
Bank

konvensional

adalah

bank

yang

dalam

operasionalnya

menerapkan metode bunga yang sudah menjadi kebiasaan dan telah dipakai
secara meluas dibandingkan metode bagi hasil. Jadi, bank konvensional
adalah bank dalam artian Undang-Undang nomor 10 Tahun 1998 yang
menjalankan usahanya dengan metode bunga (Wibowo dan Widodo, 2005).
Sedangkan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
1. Analisis Kredit
Dalam hal pemberian kredit, pihak perbankan akan mengadakan
perjanjian terlebih dahulu dengan pihak peminjam, dimana sebelum perjanjian
tersebut disepakati pihak peminjam mengajukan proposal terlebih dahulu
kepada pihak perbankan untuk dianalisa latar belakang atau perusahaan,
prospek usaha, dan jaminan yang diberikan pihak peminjam, sehingga dapat
memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai
dengan kredit bank cukup layak (feasible).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pemberian kredit yang tanpa melalui tahap analisis akan dapat
menyebabkan kerugian bagi pihak perbankan karena dapat menimbulkan
kredit macet. Analisis kredit ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya
kegagalan peminjam dalam memenuhi kewajiban untuk melunasi kredit yang
diterimanya (angsuran pokok) beserta bunga yang sudah disepakati dan
sudah diperjanjikan bersama berdasarkan akad kredit yang dibuat. Terdapat
beberapa cara dalam melakukan analisis kredit diantaranya, menganalisis
kredit berdasarkan prinsip 5C+1 yang meliputi sebagai berikut (Dendawijaya,
2001) :
a. Character (C1)
Analisis mengenai watak/karakter berkaitan dengan integritas calon
debitur. Integritas ini sangat menentukan willingness to pay atau kemauan
membayar kembali nasabah atas kredit yang telah dinikmatinya. Biasanya
untuk mengetahui karakter calon debitur perbankan memperoleh
informasi melalui korespondensi antarbank yang dikenal dengan bank
information.
b. Capital (C2)
Pembiayaan suatu proyek yang akan dijalankan debitur tidak seluruhnya
berasal dari bank, tetapi dibiayai bersama antara bank dan debitur. Oleh
karena itu, pihak debitur wajib memiliki sejumlah dana guna dapat
berpartisipasi

dalam

pembiayaan

proyeknya.

Penilaian

terhadap

permodalan sangat erat kaitannya dengan nilai modal yang dimiliki calon
nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankan.
c. Capacity (C3)
Capacity

adalah

penilaian

terhadap

nasabah

kredit

dalam

hal

kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga
sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.
d. Conditions of Economy (C4)
Faktor-faktor bisnis yang berada dilingkungan sekitar lokasi proyek akan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap corak bisnis atau proyek yang
akan dibangun. Dalam rangka proyeksi pemberian kredit, kondisi
perekonomian harus pula ikut dianalisis.
e. Collateral (C5)
Collateral atau agunan kredit merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui. Collateral
pada umumnya berupa barang-barang yang diserahkan peminjam
kepada 10 bank sebagai jaminan atas kredit atau peminjam yang
diterimanya. Dengan demikian, collateral atau jaminan berfungsi sebagai:
Bagian dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian, Cara yang dilakukan bank
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kegagalan usaha atau
proyek

yang

dibiayainya

bersungguh-sungguh

Cara

dalam

untuk

mendorong

melaksanakan

nasabah

proyeknya.

agar

Pengganti

pembayaran apabila nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya
kepada bank
f.

Constraints (C6)
Constrainsts merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah yang menyebabkan
suatu proyek tidak dapat dilaksanakan. Analisis kredit dengan metode lain
yang diyakini perbankan lebih teliti, tepat dan akurat adalah metode 6A,
sebagai berikut: analisis aspek yuridis, analisis aspek pasar dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pemasaran, analisis aspek teknis, analisis aspek manajemen, analisis
aspek keuangan dan, analisis aspek ekonomi.
2. Unsur-Unsur Kredit
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit :
a. Kepercayaan
Dimana pihak perbankan memiliki kepercayaan terhadap pihak peminjam,
kepercayaan ini dapat diperoleh pihak bank bila telah melakukan analisis
pada saat mengajukan proposal, sesuai dengan prosedur terhadap pihak
peminjam.
b. Kesepakatan
Pada saat proposal pengajuan kredit telah disetujui oleh pihak bank yang
bersangkutan maka selanjutnya dilakukan kontrak kesepakatan dan
ditandatangani oleh pihak bank dan pihak peminjam.
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diajukan pasti terdapat jangka waktu tertentu, hal ini
akan disesuaikan dengan jangka waktu yang telah disepakati pada saat
kontrak kesepakatan. Jangka waktu dapat berbentuk jangka pendek,
jangka menengah ataupun jangka panjang.
d. Resiko
Semakin panjang waktu pinjaman maka akan membuat pengembalian
pokok dan bunganya jauh lebih besar dibandingkan dengan bila kita
memilih jangka pendek karena hal ini akan berkaitan dengan resiko tidak
tertagihnya kredit. Sebab sejauh ini yang menanggung resiko adalah
pihak bank.
e. Balas jasa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Balas jasa didalam bank umum adalah berupa bunga dan biaya
administrasi. Hal ini merupakan keuntungan yang dapat diperoleh oleh
pihak bank.
3. Jenis-Jenis Kredit
Ada beberapa macam kredit yang diberikan oleh bank umum dan bank
perkreditan rakyat untuk masyarakat, terdiri dari beberapa jenis :
a. Dilihat dari jenis kegunaannya
1) Kredit investasi
Kredit ini diberikan kepada perusahaan yang baru akan berdiri untuk
keperluan membangun pabrik baru.
2) Kredit modal kerja
Kredit ini diberikan kepada perusahaan yang telah berdiri, namun
membutuhkan

dana

untuk

meningkatkan

produksi

dalam

operasionalnya. Misalnya dalam hal membayar gaji pegawai atau
untuk membeli bahan baku.
b. Dilihat dari segi sektor usaha
1) Kredit pertanian, diberikan untuk membiayai sektor perkebunan atau
pertanian rakyat. Kredit sektor pertanian merupakan kredit yang
diberikan dalam rangka meningkatkan hasil di sektor pertanian dengan
tujuan produktif, baik berupa kredit investasi maupun kredit modal kerja.
Yang termasuk dalam sektor pertanian adalah perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, perburuan binatang dan sarana-sarananya
2) Kredit industri, diberikan untuk membiayai industri kecil, menengah atau
besar.
3) Kredit perumahan, diberikan untuk membiayai pembangunan atau
pembelian rumah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Jaminan Kredit
Dalam melakukan peminjaman, pihak peminjam dapat memberikan
jaminan atau tanpa jaminan. Namun di Indonesia pihak bank selama ini masih
memberikan pinjaman dengan jaminan sedangkan untuk pinjaman tanpa
jaminan belum lazim diterapkan di Indonesia. Adapun jaminan yang dapat
dijadikan jaminan kredit oleh bank yang akan memberikan pinjaman adalah
sebagai berikut :
a. Dengan jaminan
1) Jaminan benda berwujud yaitu barang-barang yang dapat dijadikan
jaminan seperti : tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin-mesin,
barang dagangan, tanaman
2) Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda yang merupakan surat-surat
yang dijadikan jaminan seperti : sertifikat saham, sertifikat obligasi,
sertifikat deposito, wesel
3) Jaminan Orang ,Orang atau lembaga yang memberikan jaminan kepada
seseorang yang akan melakukan pinjaman. Dimana orang atau lembaga
yang memberikan jaminan memiliki nama baik atau perusahaan yang
bonafit, sehingga bank menjadi percaya untuk memberikan pinjaman
kepada orang yang diberi jaminan tersebut.
b. Tanpa Jaminan
Kredit yang diberikan kepada perusahaan yang telah loyal kepada bank
yang akan mengeluarkan pinjaman selain itu perusahaan tersebut adalah
perusahaan yang bo