FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK BRI SYARIAH DI KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : BANK BRI SYARIAH CABANG DARMO).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK BRI
SYARIAH DI KOTA SURABAYA
(STUDI KASUS : BANK BRI SYARIAH CABANG DARMO)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
BIMBI AYU WARDHANY
0811010027/ FE/ IE

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK BRI
SYARIAH DI KOTA SURABAYA
(STUDI KASUS : BANK BRI SYARIAH CABANG DARMO)
Disusun Oleh:

BIMBI AYU WARDHANY
0811010027/ FE/ IE
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji
Skripsi J urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 22 Oktober 2012

Pembimbing:
Pembimbing Utama

Tim Penguji:
Ketua

Dr s. Ec. Wiwin Priana, MT


Prof. Dr. Samsul Huda, SE, MT
Sekretaris
Dr s. Ec. Wiwin Priana, MT
Anggota
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
J awa Timur
Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul:
“FAKTOR

-

FAKTOR

KEPUTUSAN NASABAH

YANG

MEMPENGARUHI

DALAM

MEMILIH

PENGAMBILAN


PRODUK

BANK

BRI

SYARIAH DI KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : BANK BRI SYARIAH
CABANG DARMO)”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” jawa
Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari Bapak Drs. Ec. Wiwin Priana, MT selaku dosen pembimbing yang mana ikhlas
telah memberikan waktu dan pemikiran selama berlangsungnya masa bimbingan
tugas akhir ini. Dan pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati yang tulus
ikhlas turut mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi
ini.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Syamsul Huda,DR.SE.MT

selaku dosen wali yang mana telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan
dan pelayanan akademik bagi peneliti.

6. Terucap khusus hormatku kepada kedua orangtuaku yang senantiasa
memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak
terhingga.
7. Terimakasih kepada para teman-teman saya khususnya Benny “Cool”
Febriantono, Dwi Swasty Senja, Dyta Ayu Suryaningsih, Robby Ricco,
Angga Sulistiawan dan Agus Surya Wijaya yang telah memberi suport dan
dukungan kepada saya yang telah mengerjakan skripsi hingga selesai.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk penelitian
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surabaya, Oktober 2012


Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................

i

Daftar Isi ...............................................................................................................

iv

Daftar Tabel ..........................................................................................................

x


Daftar Lampiran ...................................................................................................

xi

Abstraksi ...............................................................................................................

xii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang....................................................................

1

1. 2. Perumusan Masalah ...........................................................

5


1. 3. Tujuan Penelitian................................................................

6

1. 4. Manfaat Penelitian..............................................................

6

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................

8

2.2. Landasan Teori .....................................................................

10

2.2.1. Pengertian Bank.................................................................


10

2.2.1.1. Bank Secara Syariah .....................................................

10

2.2.1.1.1. Tujuan Pengembangan Bank Syariah ......................

13

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2. Fungsi Dan Peranan Bank.................................................

14

2.2.2.1 Fungsi Bank .....................................................................


15

2.2.2.2. Peranan Bank ..................................................................

16

2.2.3. Sumber Dana Bank............................................................

17

2.2.4. Jenis – Jenis Bank..............................................................

19

2.2.4.1. Bank Berdasarkan Fungsinya ........................................

20

2.2.4.2. Bank Berdasarkan Kepemilikannya ..............................

21

2.2.4.3. Jenis Bank Dilihat Dari Statusnya.................................

22

2.2.4.4. Jenis – Jenis Bank Menurut Pembagian Bunga............

22

2.2.5. Konsep Bank Syariah ........................................................

23

2.2.6. Produk Operasional Bank Syariah ...................................

25

2.2.6.1. Produk Penghimpunan Dana .........................................

26

2.2.6.2. Produk Penyaluran Dana ...............................................

27

2.2.6.3. Produk Jasa .....................................................................

31

2.2.7. Sistem Bagi Hasil Bank Syariah.......................................

33

2.2.8. Jumlah Kantor Bank..........................................................

37

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.8.1. Kantor Bank Umum .......................................................

37

2.2.8.2. Bank Syariah...................................................................

39

2.2.9. Pengambilan Keputusan....................................................

41

2.2.9.1. Pengertian Pengambilan Keputusan..............................

41

2.2.9.2. Faktor Yang Mempengarui Pengambilan Keputusan ..

42

2.2.10. Tingkat Suku Bunga........................................................

43

2.2.10.1. Pengertian Tingkat Suku Bunga (Interest Rate).........

43

2.2.10.2. Tipe – Tipe Suku Bunga ....................................... ....

45

2.2.10.3. Peran Suku Bunga Dalam Perekonomian ..................

46

2.2.10.4. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga................

46

2.2.10.5. Teori Keynes Tentang Tingkat Suku Bunga..............

47

2.2.10.6. Teori Paritas Tingkat Bunga .................. ....................

47

2.2.10.7. Teori Permintaan Dan Penawaran .................. ...........

47

2.2.10.8. Perbandingan Antara Bank Syariah Dan Konvensional..

48

2.2.10.9. Pelayanan Nasabah Perbankan........................... ........

49

2.3. Kerangka Konseptual........................................................ .

53

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ................

54

3.1.1. Definisi Operasional Variabel........................................ .

54

3.1.2. Pengukuran Variabel .........................................................

55

3.2. Teknik Penentuan Sampel................................................. .

56

3.3. Teknik Pengumpulan Data...................................................

57

3.3.1. Jenis Data ...........................................................................

57

3.3.2. Sumber Data ......................................................................

57

3.3.3. Pengumpulan Data ............................................................

57

3.4. Instrumen Penelitian .............................................................

58

3.5. Teknik Analisis Data ............................................................

59

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi Hasil Penelitian..................................................

66

4.1.1. Keadaaan Responden......................................................

66

4.1.2. Jenis Kelamin Responden...............................................

66

4.1.3. Distribusi Usia Responden..............................................

67

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

4.2. Uji Kualitas Data .............................................................. .

67

4.2.1. Uji Validitas....................................................................

67

4.2.2. Uji Reliabilitas................................................................

68

4.2.3. Uji Normalitas................................................................ .

69

4.3. Hasil Analisis Faktor......................................................... .

70

4.3.1. Nilai KMO Dan Bartlett’s Test...................................... .

70

4.3.2. MSA (Measure Of Sampling Adequacy)....................... .

71

4.3.3. Nilai Communality......................................................... .

72

4.3.4. Total Variance Explained................................................

73

4.3.5 Component Matrix...........................................................

76

4.3.6. Rotated Component Matrix............................................ .

78

4.3.7. Penyusunan Nama Faktor Yang Terbentuk....................

80

4.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian..........................................

81

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan........................................................................

83

5.2. Saran..................................................................................

84

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK BRI SYARIAH
DI KOTA SURABAYA
(STUDI KASUS : BANK BRI SYARIAH CABANG DARMO)
ABSTRAKSI
OLEH :
BIMBI AYU WARDHANY

Dibandingkan dengan perbankan konvensional, perbankan syariah selama 10
tahun terakhir ini menujukan kinerja dan konstribusi yang cukup baik terhadap
perkembangan industri perbankan di Indonesia. Begitu juga dengan BANK BRI
SYARIAH Cabang Darmo di Surabaya yang mulai menunjukkan perkembangannya
dan mulai memiliki banyak nasabah. Seiring dengan adanya perkembangan tersebut
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui
pengambilan keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan pada Bank BRI
Syariah di Kota Surabaya.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan
kuisioner pada nasabah BANK BRI SYARIAH CABANG DARMO di
SURABAYA. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
accidentian sampling yaitu sampel yang memiliki ciri / sifat khusus dari populasi
dan teknik analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Setelah dilakukan proses
pengumpulan data, peneliti menggunakan SPSS (Statistical Package For Social
Science) 10.0 untuk mendapatkan hasil penelitian.
Dalam 10 faktor yang terdiri dari : Banyaknya produk / jasa, Pelayanan yang
memuasakan, Aman dan terpercaya, Kecepatan pelayanan, Customer service,
Kemudahan menjangkau, Jaminan, Kesopanan karyawan, Brand image dan Bagi
hasil. Dari 10 faktor tersebut terdapat 6 faktor yang paling dominan atau
berpengaruh dalam memilih produk tabungan pada Bank BRI Syariah di Kota
Surabaya yang dilihat dari hasil pengolahan data. Ke 6 variabel tersebut dilihat dari
hasil tabel rotated component matrix, dengan cara melihat nilai yang paling tinggi
kemudian disusun sehingga terbentuk menjadi 2 faktor baru.Adapun hasil yang
diperoleh dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu : Faktor Banyaknya Produk /
Jasa dan Faktor Kesopanan Karyawan, sebagai faktor yang mempengaruhi nasabah
dalam memilih produk pada BANK BRI SYARIAH CABANG DARMO di
Surabaya.
Kata Kunci : Produk Tabungan Bank BRI Syariah, accidentian sampling, rotated
component matrix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

xii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Bank Syariah di tanah air mendapatkan pijakan yang kokoh setelah adanya

diregulasi sektor perbankan pada tahun 1983. Hal ini karena sejak saat itu
diberikan keleluasaan penentuan tingkat suku bunga, termasuk nol persen. (atau
pemindahan bunga sekaligus). Dengan demikian kesempatan ini belum
termanfaatkan karena tidak diperkenankanya pembukaan kantor bank baru. Hal
ini berlangsung sampai tahun 1988 dimana pemerintah mengeluarkan pakto 1988
yang memperkenankan berdirinya bank-bank baru. Kemudian posisi bank syariah
semakin pasti setelah disahkan UU perbankan No. 7 tahun 1999 dimana bank
diberikan kebebasan untuk menentukan jenis imbalan yang akan diambil dari
nasabahnya baik buanga ataupun keuntungan-keuntungan bagi hasil.
Dengan terbitnya PP No 72 tahun 1992 tentang bank bagi hasil secara
tegas memberikan batasan bahwa “bank bagi hasil tidak boleh melakukan
kegiatan usaha yang tidak berasaskan prinsip bagi hasil (pasal 6). Maka jalan
oprasional perbankan syariah semakin luas. Kini titik kulminasi telah dicapai
dengan disahkannya UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang membuka
kesempatan bagi siapa saja yang akan mendirikan bank syariah mau pun yang
ingin mengkonversi dari sistem konvensional menjadi sistem syari’ah.
(Muhammad, 2004 : 4).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

Di Indonesia sektor perbankan sangat berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi yang sehat, perbankan yang memiliki fungsi sebagai
lembaga intermediasi yaitu menerima dana dari masyarakat dan kemudian
menyalurkan kembali pada masyarakat agar dapat berperan secara maksimal
dalam menggairahkan sektor rill di Indonesia. Dibandingkan dengan perbankan
konvensional, perbankan syariah selama 10 tahun terakir ini menujukan kinerja
dan konstribusi yang cukup baik terhadap perkembangan industri perbankan di
Indonesia. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis melanda Indonesia, ketika
perbankan konvensional banyak terpuruk. Perbankan Syariah relatif dapat
bertahan bahkan menunjukan perkembangan.
Setelah pemerintah mengeluarkan Deregulasi Paket Kebijakan Oktober
(Pakto) pada tanggal 27 Oktober 1988 telah menyebabkan perombakan secara
mendasar pada industri perbankan. Berdirinya perbankan syariah selanjutnya di
dukung dengan munculnya UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan, dimana
perbankan bagi hasil diakomodasi. Selanjutnya pemberlakuan UU No. 10 1998
tentang perubahan UU No.7 1992 tentang perbankan yang di ikuti dengan
dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK direksi
BI/Peraturan Bank Indonesia telah memberikan landasan hukum yang lebih kuat
dan kesempatan yang lebih luas bagi perkembangan perbankan syariah di
Indonesia.

Perundang-undangan tersebut memberikan kesempatan yang lebih

luas untuk mengembangkan jaringan perbankan syariah antara lain melalui ijin
pembukaan Kantor Cabang Syariah (KCS) oleh bank konvensional. Dengan kata
lain, bank umum dimungkinkan untuk menjalankan kegiatan usahanya secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

konvensional

sekaligus

dapat

melakukan

berdasarkan

prinsip

Syariah.

(Sudarsono, 2003 : 69).
Kegiatan oprasional bank syariah sendiri ditandai dengan berdirinya bank
Muamalat Indonesia pada tahun 1992 sebagai bank umum pertama syariah,
hadirnya bank muamalat ini secara langsung meningkatkan partisipasi umat islam
untuk bermuamalat secara syariah dan turut mengembangkan ekonomi
masyarakat kecil. Dengan sistem sesuai syariah islam, Bank Muamalat ternyata
mampu melewati krisis ekonomi dan dapat predikat sebagai salah satu bank
tersehat di Indonesia, ini membuktikan bahwa ekonomi islam dengan sistem bagi
hasil mampu menjawab permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi di
Indonesia.
Fungsi Bank Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank
konvensional, yakni sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution) yang
mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut
kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan.
Perbedaan pokoknya terletak dalam jenis keuntungan yang diambil bank dari
transaksi-transaksi yang dilakukannya. Bila bank konvensional mendasarkan
keuntungannya dari pengambilan bunga, maka Bank Syariah dari apa yang
disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau
profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing).
Disamping dilibatkannya hukum Islam dan pembebasan transaksi dari
mekanisme bunga (interest free), posisi unik lainnya dari bank Syariah
dibandingkan dengan bank konvesional adalah diperbolehkannya Bank Syariah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

melakukan melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat multi-finance dan
perdagangan (trading). Hal ini berkenan dengan sifat dasar transaksi Bank Syriah
yang merupakan investasi dan jual beli serta sangat beragamnya pelaksanaan
pembiayaan yang dapat dilakukan Bank Syariah, seperti pembiayaan dengan
prinsip murabahah (jual beli), ijarah (sewa) atau ijarah wa iqtina iqtina (sewa
beli) dan lain-lain.
Sejalan dengan itu volume dan kegiatan bank syariah meningkat drastis,
indikator yang menjadi tolak ukur adalah perkembangan total aset. Bank
Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan aset bank Syariah telah mencapai 80 persen
yakni Rp78 triliun dari target yang di tetapkan sebesar Rp 97 triliun tahun 2010.
“Target pertumbuhan tahun ini kalau bisa aset tumbuh Rp 97 triliun. Sekarang
masih Rp 78 triliun. Tidak tahu bisa tercapai atau tidak,” kata Direktur Perbankan
Syariah Mulya Siregar di Jakarta, Jumat. Menurut dia, pertumbuhan aset tersebut
di didorong oleh semakin bertambahnya jumlah Bank umum Syariah yang akan
beroperasi di Indonesia. Pada juni 2010, jumlah bank syariah sudah mencapai 10
bank dengan 1.058 kantor di seluruh Indonesia. Mulya mengatakan rencananya
akan bertambah satu lagi Bank umum Syariah yaitu konversi Maybank Indocorp
menjadi Maybank Syariah. Selain itu, ada pula dua investor asing lagi yang
menyatakan ketertarikannya ke BI untuk membuat Bank Syariah di Indonesia.
Dua investor asing tersebut adalah Al-Barakah dan Asia Finance Bank. Pada juni
2009, baru ada lima bank dengan 643 kantor, kemudian pada Desember 2009,
jumlah bank bertambah sedikit menjadi 6 bank dan 711 kantor. Berdasarkan data
BI, hinnga akhir juni 2010, total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

mencapai Rp 46,26 triliun. Angka ini naik 34,2 persen dibandingkan dengan
pembiayaan per akhir Desember 2009 yang sebesar Rp29,71 triliun, maka kinerja
penyaluran pembiayan hinnga juni 2010. Selain Bank Syariah, ada pula unit usaha
syariah yang masih menyatu dengan bank umum. Total jumlah bank yang
bergerak di industri syariah termasuk unit usaha syriah mencapai 33 bank dengan
1.302 kantor dan total aset Rp75,2 triliun. (Anonim, 2010 : 4).
Secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang
pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam. Saat ini banyak istilah
yang diberikan untuk menyebut entitas Bank Islam selain istilah Bank Islam itu
sendiri, yakni Bank tanpa Bunga (interest-Free Bank), Bank Tanpa Riba (Lariba
Bank), dan Bank Syariah (Shari’a Bank). Sebagaimana akan dibahas kemudian, di
Indonesia secara teknis yuridis penyebutan Bank Islam mempergunkan istilah
resmi “Bank Syariah”, atau yang secara lengkap disebut “Bank Berdasarkan
Prinsip Syariah”. (Anonim, 2010:4). Didasari pemikiran diatas maka perlu
diadakan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengarui pengambilan
keputusan nasabah dalam memilih produk pada PT. Bank BRI Syariah di
Surabaya.

1.2. Perumusan Masalah
Didasari pemikiran uraian latar belakang dan data-data yang di sajikan di
atas, dapat di ambil perumusan masalah sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

“Faktor-faktor apa sajakah yang mempengarui pengambilan keputusan
nasabah dalam memilih produk tabungan pada Bank BRI Syariah Cabang Darmo
Surabaya?”.

1.3. Tujuan Penelitian
Didasari pemikiran uraian latar belakang dan data-data yang di sajikan di
atas, dapat di ambil perumusan masalah sebagai berikut:
“Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui pengambilan
keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan pada Bank BRI Syariah
Cabang Darmo Surabaya.”

1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari di laksanakannya dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:.
1. Dapat memberikan informasi bagi pihak Bank BRI Syariah tentang faktorfaktor yang dipertimbangkan nasabah dalam menabung sehingga dapat
digunakan bahan dalam upaya untuk mengetahui perilaku nasabah dalam
menabung di Bank Syariah.
2. Dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
dibidang perbankan serta dapat digunakan sebagai acuan perbandingan
penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan bentuk analisa
terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan nasabah dalam menabung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

3. Sebagai informasi ilmiah bagi pihak yang berkepentingan terutama bagi
Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa timur di surabaya untuk
melengkapi perbendaharaan perpustakaan.
4. Membantu mengembangkan kemampuan penulis dalam menganalisa
faktor-faktor yang mempengarui penghimpunan Tabungan terhadap
pengaruh yang di pertimbangkan oleh nasabah bank syariah dalam
memilih produk tabungan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian ini menggunakan beberapa sumber terdahulu sebagai referensi
serta bahan kajian yang berkaitan dengan penelitian, sebagai berikut:
Penelitian Yatty Hariyati tahun 2003, yang berjudul “Analisis Penerapan
Sistem Bagi Hasil Tabungan dan Deposito di PT Bank Syariah (BPRS) Bumi
Rinjani” hasil dari penelitian itu bahwa dalam pengolahan dana telah memenui
target seperti yang diterapkan oleh BPRS Bumi Rinjani Batu yaitu dengan
penerapan system bagi hasil yang mampu menarik minat nasabah berasumsi
bahwa hanya dengan menggunakan system tersebut uang yang ditabung dibank
syariah jauh dari unsure riba, disini peneliti menggunakan kualitatif dalam
menganalisis datanya. Dalam penelitian ini penerapan system bagi hasil pada
tabungan dan deposito menjadi menarik minat nasabah untuk menabung di BPRS
dimana peneliti ini berasumsi bahwa system tersebut jauh dari unsur riba dan
dalam meneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif sedangkan penelitian yang
akan diteliti lebih cenderung menekankan pada perhitungan system bagi hasil
tabungan mudharabahnya, selain itu jenis penelitian yang akan diteliti
menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif.
Penelitian yang dilakukan Emi Suhariati tahun 2005, yaitu berjudul
“Sistem Perhitungan bagi hasil pembiayaan Mudharaba pada PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Malang” hasil penelitian ini Bahwa system perhitungan bagi

8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

hasil pembiayaan mudharabah yang diterapkan oleh PT Bank Syariah Mandiri
cab. Malang melalui tahapan penentuan besarnya pembiayaan, rencana
penerimaan usaha, jangka waktu pembiyaan expectasi rate (keuntungan yang
diharapkan), menghitung Expectasi bagi hasil, dengan cara jangka waktu
pembiyaan 12 dikalikan expectasi bagi hasil dibagi rencana penerimaan usaha,
menghitung bisbah bagi hasil, dengan cara expectasi bagi hasil dibagi rencana
penerimaan usaha, mendistribusikan pendapatan masing-masing sesuai dengan
nisbah yang telah disepakati bersama, dalam penelitian ini bahasanya lebih luas
dalam meneliti yaitu pembiayaan mudharabah dimana terdapat banyak produkproduk yang ada pada pembiayaan mudharabah tersebut sedangkan yang akan
diteliti lebih focus pada salah satu produk yang ada pada pembiayaan mudharabah
tersebut yaitu tabungan mudharabah.
Dan peneliti yang dilakukan oleh Esy Nur Aisyah tahun 2008,yang
judulnya “Penerapan Standar Oprasional prosedur tabungan mudharabah di BMT
MMU cabang Wonorejo,secara teknisi menggambarkan bahwa dalam procedural
menabung, BMT memberikan kemudahan kepada anggota koperasi. Kemudahan
system bagi hasil yang diterapkan adalah dengan prinsip profit sharring, serta
factor-faktor yang mempengarui terhadap besar kecilnya bagi hasil yaitu jumlah
dana yang diinvestasiakan oleh anggota, penetapan nisbah,pendapatan bersih,serta
kebijakan accounting yang diterapkan oleh BMT, dalam penelitian terdahulu
terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti yaitu penelitian terdahulu
terletak pada penerapan standar operasional prosedur dan tabungan mudharabah
dimana penelitian ini lebih menekankan pada penerapan tersebut namun ada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

kesamaan

dengan

penelitian

yang

sekarang

lebih

memfokuskan

dan

mengembangkan pada perhitungan bagi hasil pada tabungan Mudharabah.

2.2. Landasan Teori
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa teori yang
digunakan untuk mendukung penjelasan-penjelasan serta untuk mendukung
analisis-analisis pembahasan yang akan dilakukan.

2.2.1. Pengertian Bank
Bank secara Umum Bank merupakan lembaga keuangan yang usaha
pokoknya membiarkan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang. Berdasarkan undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dari pengertian diatas dapat
dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan
dalam bidang keuangan. (Kasmir, 1998:11). Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang bertindak sebagai perantara dari
dua pihak yaitu yang kelebihan dana dan memerlukan dana dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

menghimpunnya melalui simpanan serta kemudian disalurkan dalam bentuk
kredit.

2.2.1.1. Bank secara Syariah
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
pada Bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga adalah
lembaga keuangan/ perbankan yang opersional dan produknya dikembangkan
berlandaskan pada Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW.
Atau dengan kata lain, bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan
prinsip-prinsip syariat Islam (Muhammad, 2000:62).
Pengertian bank yang terdapat pada pasal 1UU No. 10 Tahun 1998 tentang
perubahan UU NO 7 Tahun 1992 tentang perbankan yakni bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam
bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berikut ini di kemukakan beberapa definisi bank dari berbagai sumber lain:


“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” (Martono, 2002:20).



“Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit / jasa dalam lalu lintas peredaran uang (Simorangkir,2004:10).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12



“Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang

bertujuan

memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang
yang diperoleh dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat
pembayaran baru berupa uang giral (Martono, 2002: 20).


“Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediares), yang menyalurkan dana
dari pihak yang berlebihan dana (idlle fund/surplus unit) kepada pihak
yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada
waktu tertentu.” (Dendawijaya, 2001: 25)
Dari berbagai penjelasan mengenai definisi diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan definisi bank sebagai berikut: Bank merupakan suatu lembaga
keuangan yang berperan dalam menyediakan jasa-jasa penghimpunan dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat serta sekaligus
berperan penting dalam pembangunan negara melalui moblisasi dan alokasi dana
pembangunan.
Dalam syariat Islam dijelaskan bahwa praktek riba adalah haram
hukumnya. Oleh karena itu, bank syariah berusaha menerapkan sistem bagi hasil
dan jual beli dalam kegiatan operasinya sesuai dengan prinsipnya yang tidak
menggunakan sistem bunga. Pada undang-undang nomer 10 tahun 1998 tentang
perubahan UU No. 7 Th. 1992 tentang perbankan pasal (1) disebutkan bahwa:
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Pembiayaan

berdasarkan

prinsip

bagi

hasil

(mudharabah),

Pembiayaan

berdasarkan prpinsip penyertaan modal (musyarakah), Prinsip jual beli barang
dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau Pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina’).

2.2.1.1.1. Tujuan pengembangan Bank Syariah
Menurut Sumitro (1996:17), tujuan dibentuknya Bank Syariah adalah:
a) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara
Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan
agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis - jenis usaha atau
perdagangan lain yang mengandung unsure gharar (tipuan). Dimana
jenis-jenis usaha tesebut selain dilarang dalam Islam juga telah
menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi umat.
b) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi, dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal (orang kaya)
dengan pihak yang membutuhkan dana (orang miskin).
c) Untuk menigkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka
peluang berusaha yang lebih besar terutama terhadap kelompok
miskin yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif menuju
terciptanya kemandirian berusaha (berwirausaha).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

d) Untuk membantu menanggulangi masalah kemiskinan yang pada
umumnya merupakan program utama dari Negaranegara yang sedang
berkembang.
e) Untuk menjaga kestabilan ekonomi atau moneter pemerintah.
f)

Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non
Islam yang menyebabkan umat Islam berada dibawah kekuasaan bank.
Sedangkan tujuan pendirian bank Islam menurut Arifin (2002:12)
pada umumnya adalah “Untuk mempromosikan dan mengembangkan
penerapan prinsip-prinsip Syriah Islam dan tradisinya kedalam
transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait”.

2.2.2 Fungsi Dan Peranan Bank
2.2.2.1. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama Bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai
tujuan atau sebagai financial intermediary. Sigit Triandaru (2008:9)
menuliskan bahwa fungsi bank secara lebih spesifik adalah:
a) Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam
hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
b) Agent of development
Kegiatan Bank dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana sangat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

penting bagi kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil karena
memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan
distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa yang tidak dapat
dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Sehingga fungsi bank dalam hal
ini adalah sebagai lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan
ekonomi.
c) Agent of services
Bank melakukan fungsinya dalam memberikan penawaran jasa perbankan
lain

kepada

masyarakat

yang

erat

kaitannya

dengan

kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum, misalnya berupa jasa pengiriman
uang, penitipan barang

berharga, pemberian jaminan

bank dan

penyelesaian tagihan.
Bank yang bertindak sebagai lembaga keuangan memiliki fungsi sebagai
penghubung antara pihak kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.
Tetapi pada dasarnya bank memiliki tiga fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai tempat menyimpan uang, dalam hal ini bank memberikan suratsurat atau selembar kertas dalam bentuk:

2

a)

Giro (demand deposit)

b)

Deposito berjangka (time deposit)

c)

Tabungan (saving deposit)

Sebagai lembaga penyalur kredit. Dalam hal ini bank dapat memanfaatkan
uang yang disimpan oleh nasabah, dan kemudian menyalurkannya pada
pihak-pihak membutuhkan dana.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

3

Sebagai perantara lalu lintas pembayaran. Dalam hal ini bank dapat
bertindak sebagai penghubung antara nasabah satu dengan nasabah lainya
saat keduanya melakukan transaksi. Kedua nasabah tersebut tidak secara
langsung melakukan pembayaran tetapi cukup memerintahkan pada bank
untuk menyelesaikannya.
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa bank mempunyai

fungsi yang sangat luas dalam suatu perekonomian suatu negara, karena bank
merupakan alat untuk menjaga kesetabilan moneter dan keuangan. Bank
mempunyai fungsi utama dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana
kepada masyarakt, dalam hal ini bank berperan juga dalam menunjang
pelaksanaan

pembangunan

nasional

dalam

rangka

meningkatkan

kesejahteraan hidup rakyat banyak.

2.2.2.2. Peranan Bank
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan yang sangat
penting dalam sistem keuangan, Sigit Triandaru (2008:9) yaitu:
a) Pengalihan asset (asset transmutation)
Bank memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam
jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Dalam hal ini bank telah
berperan sebagai pengalih aset yang likuid dari unit surplus (lenders)
kepada unit defisit (borrowers).
b) Transaksi (Transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

melakukan transaksi barang dan jasa. Transaksi barang dan jasa tidak
pernah terlepas dari transaksi keuangan, produk-produk yang dikeluarkan
oleh bank merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat
pembayaran.
c) Likuiditas (liquidity)
Lembaga keuangan bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas
kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas. Disisi lain bank juga
akan dapat memberikan fasilitas tambahan likuiditas kepada pihak-pihak
yang mengalami kekurangan likuiditas.
d) Efisiensi (efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna
modal tanpa mengubah produknya. Bank dapat menurunkan biaya
transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank untuk memperlancar
dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.

2.2.3. Sumber Dana Bank
“Bagi sebuah bank, sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan
persoalan paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa. Dana bank
adalah merupakan uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktifa lancar yang
dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan.” (Dendawijaya, 2001: 52)
Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari modal bank itu
sendiri, tetapi juga berasal dari pihak-pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan
kepada bank sewaktu-waktu. Dana bank yang digunakan sebagai alat oprasional

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

suatu bank bersumber dari, menurut Dendiwijaya, dana-dana bank bersumber dari
beberapa pihak sebagai berikut:
1. Dana pihak kesatu (dana dari modal bank sendiri)
Dana pihak kesatu adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau para
pemegang saham, pemegang saham pendiri maupun pihak pemegang saham
yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu pendiriannya.
2.

Dana pihak kedua (Dana pinjaman dari bank luar)
Dana pihak kedua adalah dana-dana yang berasal dari pihak luar, yang
terdiri atas dana sebagai berikut:
a) Call money
Call money adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman harian
antar bank. Pinjaman ini diminta bila ada kebutuhan mendesak yang
diperlukan oleh bank.
b) Pinjaman biasa antar bank
Pinjaman biasa antar bank adalah pinjaman dari bank lain yang berupa
pinjaman biasa dengan jangka waktu yang relatif lebuh lama.
c) Pinjaman lembaga keuangan bukan bank (LKBB)
Pinjaman dari LKBB ini lebih banyak berbentuk surat berharga yang
dapat diperjual belikan dalam pasar uang sebelum jatuh tempo dari pada
berbentuk kredit.
d) Pinjaman dari bank senttral (BI)
Pinjaman dari bank sentral adalah pinjaman (kredit) yang diberikan bank
Indonesia kepada bank untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

tergolong berprioritas tinggi. Pinjaman dari bank Indonesia untuk jenis
tersebut dikenal dengan istilah kredit Likuiditas Bank Indonesia (LKBI).
3.

Dana pihak ketiga (dana dari masyarakat)
Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun dari masyarakat dan
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Dana
dari masyarakat terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a) Giro (demand deposit)
Giro adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikanya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, dan surat perintah
pembayaran lainya, atau dengan cara pemindah bukuan.
b) Deposito (time deposit)
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikanya hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian.
c) Tabungan (saving deposit)
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yank penarikanya
hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. (Dendawijaya,
2001: 53)

2.2.4. J enis-J enis Bank
Pengelompokan lembaga perbangkan di Indonesia diklasifikasikan
berdasarkan fungsi, kepemilikan dan status.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.4.1. Bank Berdasarkan Fungsinya
Mandala Manurung (2004:119), Berdasarkan UU No. 14/1967, bank di
Indonesia dikelompokan menjadi:
a. .Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Bank Lainnya
Menurut undang-undang pokok perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang
jenis bank, bank di Indonesia hanya terdiri atas dua jenis (Budisantoso, 2006 : 84)
antara lain :
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usahanya
secara konvensional atau berdasarkan prinsip sayari’ah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa lalulintas pembayaran
b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yank melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip
sayari’ah yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Selain itu, di Indonesia juga terdapat bank sentral yakni Bank Indonesia
(BI) yang memiliki tujuan utama sebagaimana ditetapkan dalam UU NO. 23

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Tahun 1999 pasal 7 yakni untuk mencapai dan memelihara kesetabilan nilai
rupiah. Selain itu pula BI memiliki hak untuk menciptakan serta mengedarkan
uang logam dan uang kertas, dan berfungsi sebagai lembaga pembina dan
pengawas bank-bank umum dan bank perkreditan rakyat, untuk mengetahui posisi
bank syariah di dalam bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR), di mana
bank syariah adalah bank yang menggunakan prinsip islam, jadi bank syariah bisa
pada bank umum atau pada bank perkreditan rakyat (BPR) karena syariah
digunakan sebagai prinsip, sehingga bank umum atau bank perkreditan rakyat
dapat mengaplikasikanya pada mekanisme kerja, serta memiliki peranan yang
penting dalam menjaga kesetabilan ekonomi dan moneter di Indonesia.

2.2.4.2. Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Dalam bukunya Faried Wijaya (1991 : 125) bank berdasar kepemilikannya
adalah :
1. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah adalah bank dimana akta pendiriannya
maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan
bank dimiliki oleh pemerintah juga. Bank milik pemerintah antara lain:
Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan
Bank Tabungan Negara (BTN).
2. Bank Swasta Nasional
Bank Swasta Nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannyapun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga
diperuntukkan untuk swasta pula. Bank milik Swasta Nasional antara lain
Bank Muamalat, Bank Central Asia (BCA), Bank Bumi Putera, Bank
Danamon, Bank Lippo, Bank Niaga, dan Bank Internasional Indonesia
(BII).
3. Bank Milik Asing
Bank milik asing adalah bank yang sekalipun beroperasi di Indonesia,
tetapi sahamnya dimiliki oleh warga negara lain. Bank milik asing antara
lain: ABN MRO Bank, City Bank, Bank of Tokyo, dsb.
4. Bank Campuran
Bank campuran adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh warga
Negara Indonesia dan asing. Bank milik campuran antara lain: Sumitomo
Niaga Bank, Bank Merincorp, Inter Pasific Bank, dsb.
2.2.4.3. J enis Bank Dilihat Dari Statusnya
a. Bank Devisa
Bank devisa adalah bank yang diijinkan melakukan transaksi devisa.
b. Bank Non Devisa
Bank non devisa adalah bank yang tidak diijinkan melakukan transaksi
devisa.
2.2.4.4. J enis-J enis Bank Menurut Pembagian Bunga
a)

Bank Konvensional
Bank konvensinal merupakan Bank yang menjalankan usahanya
seperti pemberian kredit, jasa-jasa lallu lintas, dan perbedaan uang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

secara konvensional, dan di dalam ketentuan pemberian imbalan dalam
bentuk bunga.
b)

Bank Syariah
Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan kegitannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara syariah dan
didalam ketentuan pemberian imbalan bank syariah memberikanya
dalam bentuk bagi hasil.

Dengan demikian realisasi imbalan yang

diterima nasabah akan berbeda-beda setiap bulanya, menurut (Lewis,
2001: 64)

2.2.5. Konsep Bank Syariah
Pada dasarnya konsep bank syari’ah dalam menjalankan usahanya sama
dengan bank konvensional lainnya seperti memberikan kredit, jasa-jasa lalu lintas
pembayaran , dan peredaran uang. Tetapi bank syari’ah dalam menjalankan
usahanya tidak dapat dipisahkan dari konsep-konsep syari’ah yang mengatur
produk dan oprasionalnya. Salah satu ketentuan syari’ah itu adalah bank syari’ah
tidak menerapkan sistem bunga pada berbagai produknya, dan ini perupakan
perbedaan yang paling mendasar dari kedua konsep bank tersebut.
Dasar utama sistem perbankan Islam, menurut (Lewis, 2001: 55), terdiri
atas beberapa elmen penting yakni:
a.

Riba dilarang dalam semua transaksi.

b.

Bisnis dan investasi dijalankan berdasarkan aktifitas-aktifitas yang halal.

c.

Transaksi harus bebas dari unsur gharar (sepekulasi atau ketidakpastian).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

d.

Jakat harus dibayar oleh bank untuk dimanfaatkan masyarakat.

e.

Semua aktifitas harus sejalan dengan prinsip-prinsip islam, dengan dewan
syariah khusus sebagai pengawas.
Bank

syari’ah

dengan

sistem

bagi

hasil

dirancang

untuk

mewujudkanterbinanya kebersamaan dalam menanggung resiko usaha dan
berbagi hasil usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana.
Secara garis besar konsep bank syari’ah terdiri atas lima konsep aqad.
Berdasarkan atas lima konsep ini dapat ditemukan produk-produk lembaga
keuangan bank syari’ah, lima konsep tersebut adalah:
1. Prinsip simpanan murni (al-wadi’ah)
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank
syari’ah untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana
untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-wadi’ah. Fasilitas al-wadi’ah
biasanya diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan
seperti halnya tabungan dan deposito. al-wadi’ah identik dengan giro dalam
bank konvensional. (Muhammad, 2002: 17)
2. Bagi hasil (al-mudharabah)
Al-mudharabah yaitu perjanjian antara pemilik modal dengan pengusaha.
Pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek/usaha dan
pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian bagi
hasil sesuai dengan perjanjian. Apabila usaha yang dibiayai mengalami
kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pemilik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

modal, kecuali kerugian tersebut terjadi karena kelalaian pengusaha.
(Sumitro, 2002: 32).
3. Prinsip jual beli (al-murabahah)
Prinsip jual beli ini (al-murabahah) salah satu sistem yang menerapkan
tata cara jual beli. Bank akan memberi terlebih dahulu barang yang di
butuhkan atau mengagkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian
barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada
nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).
(Muhammad, 2002: 85).
4. Prinsip sewa (al-ijarah)
al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas bunga dan jasa melalui
pembayaran uapah atau sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas barang