Peranan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang Dalam Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Dairi

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERANAN BANK BRI UNIT TERMINAL SIDIKALANG

DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI

KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI Diajukan Oleh :

JULIANITA SITUMORANG 080523025

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2011


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Julianita Situmorang

NIM : 080523025

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul : Peranan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang Dalam

Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Dairi

Tanggal : ___________________ Ketua Program Studi

NIP. 19710503 2003121 1 003 (Irsyad Lubis,SE,M.Soc.Sc,Ph.D)

Tanggal : ___________________ Dekan

NIP. 19550810 198303 1 004 (Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec)


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Julianita Situmorang

NIM :08 0523025

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul : Peranan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang Dalam

Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Dairi

Tanggal : ___________________ Pembimbing

NIP. 19730408 1999802 1 001 (Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec)


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

BERITA ACARA UJIAN

Hari :

Tanggal :

Nama : Julianita Situmorang

NIM : 080523025

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul : Peranan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang Dalam

Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Dairi

Ketua Program Studi Pembimbing Skripsi

(Irsyad Lubis,SE,M.Soc.Sc,Ph.D)

NIP. 19710503 200312 1 003 NIP. 19730408 1999802 1 001 (Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec)

Penguji I Penguji II

(Syarief Fauzie,SE.M.AK,AK)

NIP. 19750909 200801 1 012 NIP. 19801110 200812 2 003 (Inggrita Gusti Sari,SE,M.Si)


(5)

ABSTRACT

The destination of this research is to analysis the BRI role in creasing life of micro and small enterpreneur in Sidikalang city.The Method used is descriptive and deductive method with used primer and secondary data.The way of getting data used is observation, interview, qusioner.

Based on the result of research indicate that cooperation toward positive to UMK, like this referto some indicator’s increase production of turnover UMK is 88% an increase micro and small enterpreneur’s household income is 80%.


(6)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan BRI dalam meningkatkan kehidupan para pengusaha mikro dan kecil di Kabupaten Sidikalang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif dengan menggunakan data primer dan skunder. Cara pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, kusioner.

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa BRI berpengaruh positif terhadap UMK, ini terlihat dari beberapa indikator seperti peningkatan omset produksi UMK sebesar 88% dan peningkatan pendapatan rumah tangga pengusaha mikro dan kecil sebesar 80%.


(7)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati, terlebih dahulu penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun penulisan skripsi ini merupakan kewajiban bagi para mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan. Untuk memenuhi kewajiban tersebut, maka penulis menyusun skripsi yang berjudul: ”.Peranan BANK BRI Unit Terminal Sidikalang

Dalam Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Dairi”

Penulis menyadari bahwa adanya bimbingan dan dorongan dari semua pihak ataupun dukungan baik moril maupun materil, maka penulisan skripsi ini dapat terwujud.

Untuk itu pada kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih sebagai rasa hormat atas dukungan ataupun dorongan melalui perhatian (bimbingan moril) dan materil serta doa bagi penulis kepada bapak dan mama tercinta, yaitu: Bapak

K.Situmorang dan Ibu D., serta kelurga semuanya dan sebagai rasa hormat atas

dukungan ataupun dorongan melalui perhatian (bimbingan moril) dan materil serta doa bagi penulis yang terus diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(8)

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE,M.Soc.Sc,Ph.D, selaku Ketua Program Studi selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi.

4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec , selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan banyak masukan maupun bimbingan mulai dari awal pengerjaan sampai dengan selesainya skripsi ini.

5. Bapak Syarief Fauzie, M.AK,AK, sebagai dosen penguji I yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Inggrita Gusti Sari,SE,MSi , sebagai dosen penguji II yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Paidi Hidayat,SE,MSi, sebagai dosen wali yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

8. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

9. Seluruh staf pegawai Kantor Cabang BANK BRI Sidikalang yang telah banyak membantu dalam memperoleh data yang berhubungan dengan skripsi ini.

10.Seluruh Staff dan Pegawai BANK BRI Unit Terminal Sidikalang atas bantuannya dalam memberikan data sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

11.Kepada kedua orang tua tercinta Kariman Situmorang dan Dorkas Lumban Gaol teristimewah penulis persembahkan sebagai rasa hormat dan penghargaan atas doa,perhatian,didikan,nasehat, dukungan dan cinta kasih , motivasi terbesar juga kepada ke empat adikku Harisson Situmorang, Christine Situmorang, Ester Farida Situmorang dan Megawati Situmorang

12.Kepada Oppung,Uda,Nang Uda,Amang Boru, Namboru yang memberikan kasih sayangnya dan yang menjadi motivator bagi penulis.


(9)

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi penulisan yang lebih sempurna di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan damai sejahtera bagi kita semua.

Medan, Agustus 2011 Penulis,

(Julianita Situmorang NIM : 080523025


(10)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... BAB I PENDAHULUAN ...

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Hipotesa ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II URAIAN TEORITIS ... 6

2.1 Bank ... 6

2.1.1 Pengertian Bank... 6

2.1.2 Fungsi dan Kegiatan Bank Umum ... 6

2.1.3 Sasaran Manajemen Bank ... 8

2.1.4 Jenis-Jenis Bank ... 8

2.1.5 Dasar Klasifikasi Jenis-Jenis Bank di Indonesia ... 9

2.2Kredit ... 12

2.2.1 Pengertian Kredit ... 12

2.2.2 Unsur-Unsur Kredit ... 14

2.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit... 15

2.2.4 Jenis-Jenis Kredit ... 17

2.2.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 20

2.2.6 Pengawasan Kredit ... 24

2.2.7 Resiko Kredit ... 25

2.2.8 Pengertian dan Ciri-Ciri Pengusaha Mikro dan Kecil ... 27

2.2.9 Klarifikasi Usaha Mikro dan Kecil ... 30

2.2.10 Beberapa Masalah yang Dihadapi Pengusaha Mikro dan Kecil ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Lokasi Penelitian ... 36

3.2 Responden Penelitian ... 36

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.4 Metode Pengambilan Sampel ... 37

3.5 Pengolahan Data ... 39

3.6 Metode Analisis ... 39


(11)

3.7.1 Uji Validitas ... 40

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 41

3.8 Operasional Variabel ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 44

4.1.1 Sejarah Bank Rakyat Indonesia ... 44

4.1.2 Visi dan Misi Bank BRI ... 46

4.1.3 Struktur Organisasi Bank BRI Unit Terminal Sidikalang 47 4.1.4 Pengertian Kupedes ... 52

4.1.5 Sejarah Kupedes ... 53

4.1.6 Sasaran Kupedes ... 54

4.1.7 Jenis-Jenis KUPEDES ... 55

4.1.8 Syarat-Syarat Untuk Calon Nasabah ... 59

4.1.9 Proses KUPEDES ... 61

4.2 Realisasi Kupedes ... 66

4.2.1 Persiapan Realisasi ... 66

4.2.2 Pembayaran Realisasi ... 69

4.2.3 Setelah Pembayaran ... 70

4.3 Pembayaran Angsuran ... 70

4.4 Manfaat Kupedes ... 73

4.4.1 Nasabah Kupedes ... 73

4.4.2 Penyerapan Tenaga Kerja, Penyerapan Teknologi Dan Tingkat Konsumsi ... 73

4.5 Asal Dana Pendukung ... 74

4.6 Gambaran Umum Geografis ... 75

4.7 Pembahasan ... 77

4.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77

4.7.2 Kredit Usaha Nasabah Bank BRI Unit Terminal Sidikalang ... 80

4.7.3 Perkembangan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang ... 85

4.7.4 Alasan Nasabah Meminjam di BRI Unit Terminal Sidikalang ... 87

4.7.5 Peranan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang bagi Nasabahnya ... 89

4.7.6 Peranan BRI Unit Terminal Sidikalang Bagi Rumah Tangga Nasabahnya ... 92

4.7.8 Peningkatan Omset Nasabah Setelah Meminjam ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran……. ... 99


(12)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman No.Tabel Judul

4.1 Luas Kabupaten Dairi Tahun 2009 ... 76

4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Dairi per Kecamatan Tahun 2009 ... 77

4.3 Item-Total Statistic ... 78

4.4 Validitas Kuesioner ... 79

4.5 Reabilitas Kuesioner ... 80

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 81

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 80

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 82

4.9 Jenis Pembukuan Nasabah ... 85

4.10 Jumlah Nasabah Bank BRI Unit Terminal Sidikalang ... 86

4.11 Alasan Nasabah Lebih Memilih Bank BRI Unit Terminal Sidikalang . 88 4.12 Perkembangan Usaha Nasabah Setelah Mendapatkan Pinjaman Bank BRI Unit Terminal Sidikalang ... 91

4.13 Perkembangan Kehidupan Rumah Tangga Nasabah Setelah Melakukan Pinjaman dari Bank BRI Unit Terminal Sidikalang ... 93


(14)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Gambar Halaman

4.15 Struktur Organisasi bank BRI Unit Terminal Sidikalang .... 47 4.16 Skala Preusan Berdasarkan Tenaga Kerja ... 83 4.17 Bentuk Badan Hukum Anggota Koperasi ... 84 4.18 Uji t.statistik Terhadap Pendapatan Nasabah ... 97


(15)

ABSTRACT

The destination of this research is to analysis the BRI role in creasing life of micro and small enterpreneur in Sidikalang city.The Method used is descriptive and deductive method with used primer and secondary data.The way of getting data used is observation, interview, qusioner.

Based on the result of research indicate that cooperation toward positive to UMK, like this referto some indicator’s increase production of turnover UMK is 88% an increase micro and small enterpreneur’s household income is 80%.


(16)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan BRI dalam meningkatkan kehidupan para pengusaha mikro dan kecil di Kabupaten Sidikalang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif dengan menggunakan data primer dan skunder. Cara pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, kusioner.

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa BRI berpengaruh positif terhadap UMK, ini terlihat dari beberapa indikator seperti peningkatan omset produksi UMK sebesar 88% dan peningkatan pendapatan rumah tangga pengusaha mikro dan kecil sebesar 80%.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perekonomian merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai kesejahteraan. Sedemikian pentingnya sektor perekonomian ini sehingga dalam setiap pembuatan kebijakan harus mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat mempengaruhinya baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Perekonomian suatu negara disamping memerlukan program yang terencana dan terarah untuk mencapai sasaran, faktor lainnya adalah dibutuhkan modal atau dana pembangunan yang cukup besar. Program-program pembangunan tersebut disusun oleh lembaga-lembaga perekonomian yang telah ditentukan. Lembaga-lembaga perekonomian ini bahu-membahu mengelola dan menggerakkan semua potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan khususnya perbankan mempunyai peranan yang strategis dalam menggerakkan perekonomian suatu negara.

Perbankan pada masa sebelum deregulasi yakni tahun 1980 an sangat ketat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan ekonomi dan politik dari pengusaha yang dalam hal ini adalah pemerintah. Bank-bank yang ada tidak secara tegas diarahkan untuk mengembangkan perekonomian rakyat seluas-luasnya. Penekanan kebijakan yang berkaitan dengan sektor perbankan hanya pada kegiatan usaha-usaha besar dan program-program pemerintah, keadaan pada masa ini juga ditandai dengan belum adanya peraturan dan perundang-undangan yang secara khusus mengatur dunia


(18)

perbankan.

Bank merupakan lembaga yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari mayarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta jasa lainnya (Kasmir, 2004:11). Jadi, Bank sebagai intermediasi memobilisasi dana dari masyarakat yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana melalui kredit.

Kredit merupakan sumber pendapatan yang terbesar bagi bank, dibandingkan sumber pendapatan lainnya. Kredit dalam neraca bank merupakan penggunaan dana, namun bagi perusahaan yang mendapat bantuan dari bank, merupakan sumber dana. Bahkan dikatakan kredit sebagai sumber dana pembangunan karena kredit merupakan sumber dana bagi berbagai lapisan pengusaha dan berbagai lapisan masyarakat, yang secara makro merupakan unsur dalam pembangunan sebuah negara. Bank sebagai perusahaan pemberi kredit (money lender) mempunyai berbagai sumber pendapatan, seperti provisi dari berbagai jasa bank, dan bunga sebagai imbalan jasa kredit. Kalau dilihat dalam komposisi rugi laba bank, maka dominasi pendapatan dari bunga merupakan porsi yang terbesar.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam pola umum Pembangunan Jangka Panjang Indonesia, sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang adalah tercapainya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Dalam hal ini Pemerintah telah mengambil langkah-langkah dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan kesempatan


(19)

berusaha bagi usaha mikro dan kecil baik dalam bentuk pembinaan, bimbingan maupun dalam bentuk permodalan yang disalurkan melalui Perbankan.

Pada dasarnya hambatan dan rintangan yang dihadapi pengusaha mikro dan kecil dalam meningkatkan kemampuan usaha sangat kompleks dan meliputi berbagai aspek yang mana salah satu dengan yang lainnya saling berkaitan, antara lain yaitu: a. Kurangnya permodalan baik jumlah maupun sumbernya.

b. Kurangnya kemampuan menagerial dan keterampilan beroperasi, serta tidak adanya bentuk formil dari perusahaan.

c. Lemahnya organisasi dan terbatasnya pemasaran.

Disamping ketiga hal tersebut ditambah lagi dengan persaingan sesama mereka yang kurang sehat dan adanya desakan ekonomi yang kuat sehingga mengakibatkan ruang lingkup gerak mereka menjadi terbatas. Hal tersebut tidak dapat diarahkan kearah yang pasti terhadap perkembangan kehidupan mereka dimasa-masa yang akan datang. Untuk itulah penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan yang timbul dalam hal usaha peningkatan pendapatan pada usaha mikro dan kecil.

Penulis dalam penyusunan skripsi ini hanya membahas kredit umum pedesaan dalam hubungannya dengan pengembangan usaha mikro dan kecil di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi. Kupedes salah salah jenis kredit yang disalurkan oleh Bank BRI guna membantu program Pemerintah dalam perkreditan yang khusus ditujukan untuk membantu pengembangan usaha mikro dan kecil dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pemberian fasilitas Kupedes setiap tahunnya terus meningkat, hal ini disebabkan disamping syarat-syarat lunak dan prosedurnya


(20)

yang sederhana juga bunganya yang rendah, sehingga dalam memperoleh fasilitas Kupedes ini dapat dijangkau oleh pengusaha mikro dan kecil.

Dengan adanya kupedes pada umumnya pengusaha mikro dan kecil yang menerima kredit tersebut telah dapat meningkatkan usahanya. Tapi kita harus mengakui bahwa kupedes tidak selamanya membawa hasil yang positif terhadap perkembangan usaha yang telah mendapat kredit tersebut. Bahkan kredit tersebut dapat menjadi beban bagi pengusaha yang menerima kredit apabila pengusaha debitur tidak menggunakan kredit untuk pengembangan usahanya, tapi digunakan untuk keperluan lainnya yang sifatnya konsumtif. Hal ini sering terbukti dengan banyaknya harta benda nasabah yang dilelang oleh pihak bank melalui prosedur hukum, karena si nasabah tidak dapat memanfaatkan kredit yang telah diterimanya dengan baik.

Jadi jelaslah kredit dapat membawa arah positif terhadap si penerima apabila kredit tersebut diolah sesuai dengan tujuan untuk meningkatkan usaha. Tetapi sebaliknya dapat berakibat negatif jika kredit yang diperoleh tersebut disalahgunakan pemakainya.

Karena pentingnya Bank Rakyat Indonesia untuk membantu pengusaha mikro dan kecil melalui penyaluran kupedes seperti yang telah diuraikan di atas, maka penulis menetapkan judul skripsi: “Peranan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang dalam pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Dairi”.

1.2.Perumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan Bank BRI Unit Terminal di Sidikalang ?

2. Apa yang melatarbelakangi nasabah meminjam di Bank BRI Unit Terminal Sidikalang?


(21)

3. Bagaimana peranan pinjaman yang disalurkan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang terhadap pendapatan nasabah ?

1.3.Hipotesis

1. Pinjaman berpengaruh positif terhadap pendapatan nasabah. 1.4.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Bank BRI Unit Terminal di Sidikalang.

2. Untuk mengetahui yang melatarbelakangi nasabah meminjam di Bank BRI Unit Terminal Sidikalang

3. Untuk mengetahui bagaimana peranan pinjaman yang disalurkan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang terhadap pendapatan nasabah.

1.5. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah

1. Bagi Bank menjadi masukan yang membantu dalam berhubungan dengan nasabah dikemudian hari.

2. Bagi nasabah dapat menjadi pertimbangan bila kelak ingin mengambil kredit pada Bank.

3. Bagi penulis menjadi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program S1 ekstension Jurusan Studi Pembangunan.


(22)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Bank

2.1.1.

Pengertian Bank

Mendengar kata Bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama yang hidup di perkotaan. Bahkan di pedesaan sekalipun saat ini kata Bank bukan merupakan kata yang asing dan aneh. Menyebut kata Bank setiap orang selalu mengaitkanya dengan uang, sehingga selalu saja ada anggapan bahwa yang berhubungan dengan Bank selalu ada kaitanya dengan uang. Di Negara-negara maju Bank merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat setiap kali bertransaksi.

Pengertian Bank secara sederhana adalah Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkanya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainya.

Kemudian pengertian Bank menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.1.2. Fungsi dan Kegiatan Bank Umum

Secara garis besar fungsi Bank diklasifikasikan kedalam 3 hal, yaitu : 1. Bank berfungsi sebagai agent of trust


(23)

adalah kepercayaan masyarakat, dimana masyarakat percaya kepada bank bahwa semua dana yang disimpan kepada bank tersebut tidak akan disalahgunakan oleh bank. Sebaliknya pihak bank mengelola dana itu dengan baik.

2. Bank berfungsi sebagai agent of development

Bank dikatakan berfungsi sebagai agent of development, karena institusi bank ikut aktif dalam memperlancar kegiatan produksi dengan cara memberikan bantuan dana/ kredit kepada para pegusaha sehingga kegiatan perusahaan dapat dikembangkan. Selain itu bank juga aktif dalam memperlancar distribusi berbagai barang dan jasa sehingga konsumsi masyarakat akan semakin terjamin dan maksimum.

3. Bank berfungsi sebagai agent of services

Bank dikatakan berfungsi sebagai agent of services karena bank menyediakan dan memberikan berbagai jasa yang diperlukan oleh masyarakat. Misalnya dalam melakukan transfer dana/ uang, jasa incaso, penitipan barang-barang berharga dan lain-lain.

Kegiatan bank umum juga dikelompokkan kedalam 3 kegiatan pokok yaitu: 1. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk:

Simpanan Giro (Demand Deposit), Simpanan Tabungan (Saving Deposit), Simpanan Deposito (Time Deposit).

2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk kredit seperti: Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, Kredit Perdagangan, Kredit Komsumtif, dan Kredit Produktif.


(24)

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) antara lain:

Menerima setoran-setoran seperti: Pembayaran pajak, melayani pembayaran- pembayaran seperti: Gaji/ Pensiun / honorarium, Transfer (Kiriman Uang) Inkaso (Collection), Kliring (Clearing) Safe Deposit Box, dan jasa lainnya.

2.1.3. Sasaran Manajemen Bank

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, bank memiliki sasaran yang dapat dibedakan berdasarkan jangka waktunya, yaitu:

1. Sasaran jangka pendek, berkaitan dengan penggunaan waktu dalam operasional bank untuk tujuan jangka pendek, misalnya pemenuhan likuiditas, menyediakan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan penanaman dana dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek atau instrumen pasar uang.

2. Sasaran jangka panjang, yaitu bagaimana memperoleh keuntungan dari kegiatan bank untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemilik bank.

2.1.4. Jenis- Jenis Bank

Praktek perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan memiliki beberapa jenis Bank. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang- Undang RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari dua jenis Bank yaitu:

1. Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(25)

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya t i d a k memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.5. Dasar Klasifikasi Jenis- Jenis Bank di Indonesia, yaitu: 1. Dilihat dari Segi Kepemilikan

Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut: a. Bank Milik Pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh Pemerintah, sehingga seluruh keuntungan Bank ini dimiliki oleh Pemerintah pula.

Contoh Bank milik Pemerintah antara lain: Bank Negara Indonesia 46 (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN).

b. Bank Milik Swasta Nasional

Merupakan Bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Contoh Bank milik swasta nasional antara lain: Bank Bumi Putra, Bank Bukopin dan Bank Swasta lainnya.

c. Bank Milik Asing

Bank milik asing merupakan cabang dari Bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.

Contoh Bank milik asing antara lain: ABN AMRO, Bank American Express, Bank of America dan Bank milik asing lainnya

d. Bank Milik Campuran


(26)

oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. Contoh Bank campuran antara lain: Bank Finconesia, Bank Merincorp, Bank PDFCI.

2. Dilihat dari Segi Status

Pembagian jenis Bank dari segi status merupakan pembagian berdasarkan kedudukan atau status Bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan Bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya.

Dalam prakteknya jenis bank dilihat dari s e g i status dibagi ke dalam dua macam yaitu:

a. Bank Devisa

Bank yang berstatus devisa atau Bank devisa merupakan Bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.

b. Bank Non Devisa

Bank dengan status non devisa merupakan Bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai Bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya Bank devisa.

3. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Ditinjau dari segi menentukan harga dapat pula diartikan sebagai cara penentuan keuntungan yang akan diperoleh.


(27)

Jenis Bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi 2 kelompok yaitu:

1. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional

Mayoritas Bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah Bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini disebabkan tidal terlepas dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula Bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda (Barat).

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya, Bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu:

a. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito.

b. Untuk jasa-jasa Bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu seperti biaya administrasi biaya provisi, sewa, iuran dan biaya-biaya lainnya. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

2. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah

Penentuan harga Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah terhadap produknya sangat berbeda dengan Bank berdasarkan Prinsip Konvensional. Bank berdasarkan Prinsip Syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.


(28)

2.2. Kredit

2.2.1. Pengertian Kredit

Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian.

Menurut asal katanya, kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.

Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi (economic value) kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada debitur (bank) setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur (bank) dan debitur (user).

Sedangkan pengertian kredit menurut undang-undang Perbankan No.10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Pengertian Pinjaman atau kredit di atas mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Unsur waktu, yaitu ada petunjuk jarak saat pemberian dan pelunasan kredit.


(29)

b. Unsur resiko, yaitu akibat yang mungkin timbul karena adanya jarak waktu pemberian dan pelunasan.

c. Unsur penyerahan, yaitu menyerahkan nilai ekonomi kepada pihak lain.

d. Unsur kepercayaan, yaitu menyerahkan kepada pihak lain untuk mengelola uang. e. Unsur persetujuan, yaitu ada kesepakatan antara pihak pemberi dan penerima kredit, misalnya dari kelompok kepada anggota.

Dari berbagai kegiatan ekonomi dan berdasarkan berbagai aspek, maka timbul bermacam-macam jenis pinjaman atau kredit, antara lain:

a. Secara umum kredit dibedakan menjadi kredit komersial dan kredit konsumsi. b. Menurut tujuan penggunaannya dikenal kredit modal kerja dan kredit investasi. c. Dilihat dari jangka waktu pengembaliannya: jangka pendek (kurang dari 1 tahun),

jangka menengah ( 1 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 1 tahun). d. Dilihat dari jenis pembiayaan: perdagangan, industri, pertanian, jasa, dll. e. Dari segi jaminan: kredit dengan jaminan dan tanpa jaminan.

f. Dilihat dari segi pemakaiannya ada kredit perorangan, badan usaha, koperasi, dan kredit yayasan.

g. Dilihat dari segi profesi: ada kredit dokter, notaris, guru, dll. Ciri- Ciri pinjaman atau kredit yang baik adalah:

a) Angsuran pinjaman/kredit lebih kecil dari keuntungan usaha. b) Tingkat suku bunga yang serendah-rendahnya.

c) Periode pembayaran sependek-pendeknya, sesuai dengan perputaran produksi usahanya dan peraturan pihak pemberi pinjaman/kredit.


(30)

e) Pinjaman digunakan sesuai dengan tujuan yang disepakat atau dengan kata lain tidak disalah gunakan.

f) Jumlah pinjaman sesuai dengan kebutuhan usaha.

2.2.2. Unsur-Unsur Kredit

Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti, sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.

2. Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak bank dan nasabah.

3. Jangka Waktu


(31)

ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati, atau dengan kata lain bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya. 4. Resiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.

5. Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan bunga.

2.2.3. Tujuan dan Fungsi Kredit

Perkreditan melibatkan beberapa pihak: kreditur (bank), debitur (penerima kredit), otorita moneter, dan bahkan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, tujuan perkreditan berbeda-beda dan tergantung pada pihak-pihak tersebut.

Menurut Tjoekam (Tjoekam1999:3), tujuan kredit dibedakan atas 4 pihak, pihak- pihak tresebut adalah:

1. Bagi Kreditur (Bank)

a. Perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya.

b. Pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk lainnya dalam persaingan.


(32)

profitibilitas bank. 2. Bagi Kreditur

a. Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha makin lancar dan performance (kinerja) usaha semakin baik.

b. Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan.

c. Kredit memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan. 3. Bagi Otorita Moneter

a. Kredit berfungsi sebagai instumen moneter.

b. Kredit berfungsi untuk menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yang memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka sumber-sumber pendapatan negara.

c. Kredit berfungsi sebagai instrumen untuk ikut serta meningkatkan mutu manajemen dunia usaha, sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi pemborosan di semua lini.

4. Bagi Masyarakat

a. Kredit dapat menimbulkan backward dan forward linkage dalam kehidupan perekonomian.

b. Kredit mengurangi pengangguran, karena membuka peluang berusaha, bekerja dan pemerataan pendapatan.

c. Kredit meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan daya beli (social buying power).


(33)

Fasilitas kredit disamping memiliki tujuan juga berfungsi untuk:

a. Meningkatkan daya guna uang, artinya dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit. b. Meningkatkan lalu lintas dan peredaran uang, dalam hal ini uang yang diberikan

akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lain.

c. Menigkatkan daya guna barang, dimana kredit yang diberikan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna.

d. Meningkatkan peredaran barang, melalui kredit yang diberikan akan memperlancar arus barang sehingga jumlah barang yang beredar akan bertambah.

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi, dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan masyarakat, membantu mengekspor barang keluar negeri sehingga menambah cadangan devisa.

f. Meningkatkan kegairahan berusaha.

2.2.4. Jenis-Jenis Kredit

Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya. Dalam praktiknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula dengan pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada masyarakat.

Secara umum jenis- jenis kredit yang disalurkan oleh bank dan dilihat dari berbagai segi adalah:

1. Dilihat dari Segi Kegunaan


(34)

a. Kredit Investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/ pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan menigkatkan produksi dalam operasionalnya. Contohnya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicairkan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada.

2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan adalah:

a. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b. Kredit Konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.

c. Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang


(35)

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu

Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit dari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya. Jenis kredit ini adalah:

a. Kredit Jangka Pendek

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

c. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur.

4. Dilihat dari Segi Jaminan a. Kredit dengan Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang akan dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon debitur.

b. Kredit tanpa Jaminan


(36)

jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha

Jenis kredit jika dilihat dari segi sektor usaha sebagai berikut:

a. Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.

b. Kredit Peternakan, kredit ini diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek seperti peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti peternakan sapi atau kambing.

c. Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industri baik industri kecil, menengah atau besar.

d. Kredit Pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang, biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar.

f. Kredit Profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

g. Kredit Perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

h. Dan sektor-sektor usaha lainnya.

2.2.5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit


(37)

dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini memiliki persamaan yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan di dalam prinsip 7P disamping lebih terinci juga jangkauan analisisnya lebih luas dari 5C.

Prinsip pemberian kredit dengan anlisis 5C kredit dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Character

Character adalah sifat atau watak seorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dipercaya. Character merupakan ukuran untuk menilai “kemauan” nasabah membayar kredit.

2. Capacity (Capability)

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membiayai kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba.

3. Capital

Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

4. Colleteral

Merupakan jaminan yang akan diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian.


(38)

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang.

Sedangkan penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut :

1. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tiindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula.

3. Perpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4. Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5. Payment, yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya.


(39)

atau akan semakin menigkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

7. Protection. Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang diberikan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

Disamping penilaian dengan 5C dan 7P, prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan dengan studi kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah yang relative besar. Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan meliputi:

1. Aspek Hukum, yaitu aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen atau surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akte notaris, ijin usaha atau sertifikat tanah dan dokumen atau surat lainnya.

2. Aspek pasar dan Pemasaran, yaitu aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan di masa yang akan datang.

3. Aspek Keuangan, yaitu aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan mengelola usahanya. Penilaian aspek ini dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.

4. Aspek Operasi/ Teknis, yaitu aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.

5. Aspek Manajemen, yaitu aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kualitas dan kuantitas.

6. Aspek Ekonomi/ Sosial, yaitu aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat,


(40)

apakah lebih banyak benefit atau cost atau sebaliknya.

7. Aspek AMDAL, yaitu aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap dampak tersebut.

2.2.6. Pengawasan Kredit

Pengawasan kredit adalah usaha untuk mengetahui dan menyusun strategi perbaikan secara dini indikasi-indikasi penyimpangan (deviation) dari kesepakatan bank dan debitur dalam proses kegiatan perkreditan yang kemudian mungkin menjadi penyebab kredit bermasalah dan mendatangkan kerugian bagi bank dan debitur.

1. Prinsip-prinsip pengawasan kredit

a. Upaya pencegahan dan penjagaan dini (early warning)

b. Dilakukan terhadap risk asset bank dari indikasi (signal) penyimpangan yang dapat merugikan bank dan debitur, seperti pengendalian intern dalam perkreditan sejak aplikasi kredit sampai pelunasan atau penyelesaiannya.

c. Built in control

Disebut juga pengawasan melekat, yang menunjukkan pengawasan sehari-hari oleh pejabat terkait dalam perkreditan atas setiap tahap proses kegiatan perkreditan sesuai dengan sistem dan prosedur yang dipakai dalam kegiatan debitur.

2. Indikasi dini deviasi kredit (early warning system)

Bagian ini dimulai dengan peringatan dini, dimana bank hanya dapat melihat dan mengetahui adanya indikasi dini itu bilamana pengawasan kredit berjalan menurut sistemnya. Indikasi dini itu berupa suatu penyimpangan dari kesepakatan bank dan debitur atau melanggar peraturan baik minor maupun mayor, kemudian akan menjadi


(41)

sebab timbulnya masalah, yang menyebabkan nasabah kesulitan likuiditas dan cash flow, akhirnya terjadi ketidakmampuan debitur memenuhi kewajibannya. Indikasi dimaksud dapat dideteksi melalui beberapa sumber, antara lain dari sejumlah kondisi, seperti: kondisi keuangan nasabah, kondisi manajemen perusahaan, perubahan pola usaha, transaksi perbankan yang menurun, administrasi dan dokumentasi kredit, makroekonomi dan kebijaksanaan.

2.2.7. Resiko Kredit

Setiap transaksi yang dilakukan bank, baik transaksi on balance sheet (termasuk transaksi prekreditan), maupun transaksi off balance sheet mempunyai kendala atau resiko yang akan mempengaruhi kinerja bank (bank performance), termasuk transaksi-transaksi perkreditan ( Mohammad, 1999:59 ).

Resiko secara umum adalah kemungkinan kerugian atau kegagalan dalam bisnis perbankan. Resiko kredit merupakan salah satu resiko yang dihadapi bank, disamping resiko likuiditas, resiko manajerial maupun resiko kekhilafan manusia. Resiko kredit umunya mengambil bagian yang terbesar dalam bisnis bank komersial karena pinjaman dan investasi portefel biasanya merupakan bagian terbesar dalam aktiva mereka. Bahkan sekalipun tidak tepat benar, jumlah dan perputaran pinjaman dan investasi portefel acap kali dipakai indikator bagi mutu manajemen bisnis perbankan.

Resiko kredit didefenisikan sebagai berikut:

a. Resiko yang timbul karena ketidakpastian pelunasan pinjaman oleh nasabah debitur. Kegagalan memenuhi perjanjian pelunasan, sebagian atau seluruhnya, termasuk dalam jenis resiko ini.


(42)

b. Resiko yang disebabkan oleh investasi yang tidak memberikan pendapatan atau investasi yang justru mengurangi aktiva modal.

Banyak jenis resiko yang dihadapi oleh manajemen bank dalam bisnis perbankan. Secara garis besarnya dapat dibedakan kedalam resiko kredit yang disebabkan oleh:

1. Faktor-faktor yang relevan dengan kreditur dan debitur

Dari pihak bank mungkin tidak bersikap hati-hati, sehingga kurang memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit, atau resiko mungkin pula datang dari nasabah debitur, seperti kepailitan, meninggal dunia, penipuan, penyesatan dan kejahatan lainnya.

2. Faktor-faktor yang bersifat eksogein

Perekonomian makro yang sedang dilanda oleh resesi atau depresi yang menyebabkan margin laba negatif dan pengangguran massal, pergolakan politik dan sosial seperti pemogokan dan kerusuhan, merupakan beberapa resiko kredit yang disebabkan oleh faktor-faktor eksogein. Sebagian daripadanya tidak dapat dikendalikan karena berada diluar sistem.

Ada beberapa strategi yang dapat ditempuh oleh perbankan dalam mengurangi resiko kredit, antara lain:

a. Diversifikasi pinjaman atau portepel

Dengan memperbanyak jenis pinjaman dan portepel, resiko kredit akan berkurang karena setiap pinjaman dapat saling mengkompensasi kemungkinan munculnya resiko. Dengan memperbanyak diversifikasi pinjaman bisnis perbankan bertujuan untuk memperluas alternatif pilihan bukan menguranginya.


(43)

b. Penetapan standar kredit yang tinggi

Dengan meningkatkan standar kredit yang harus dipenuhi oleh calon nasabah debitur, resiko kegagalan dalam pemberian kredit dapat dikurangi, sekalipun mungkin banyak pelamar kredit yang mengundurkan diri atau mengurungkan niatnya untuk mengambil kredit.

c. Asuransi pinjaman kepada perusahaan asuransi

Sekalipun asuransi itu akan menambah biaya kredit, namun keamanannya pada umumnya lebih terjamin. Dengan mengutamakan kepentingan nasabah dan kepentingan bisnis perbankan, manajemen perlu mempertimbangkan manejemen resiko yang tepat.

2.2.8.Pengertian dan Ciri-Ciri Pengusaha Mikro dan Kecil 1. Usaha Mikro

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

Ciri-ciri usaha mikro adalah sebagai berikut:

a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti. b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat.

c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.


(44)

d. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata-rata sangat rendah, umumnya tingkat SD dan belum memiliki kewirausahaah yang memadai.

e. Umumnya tidak/ belum mengenal perbankan tetapi lebih mengenal rentenir

f. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

g. Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki kurang dari 4 orang Contoh usaha mikro yaitu:

a. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;

b. Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan,industri pandai besi pembuat alat-alat;

c. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar;

d. Peternakan ayam, itik dan perikanan;

e. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

2. Usaha Kecil

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, usaha kecil adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.1 milyar pertahun serta dapat menerima kredit dari Bank di atas Rp. 50 juta sampai Rp. 500 juta.


(45)

Ciri-ciri Usaha Kecil antara lain:

a. SDM-nya sudah lebih maju, rata-rata berpendidikan SMA dan sudah ada pengalaman usahanya,

b. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan/manajemen keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, dan sudah membuat neraca usaha,

c. Pada umumnya sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya, termasuk NPWP,

d. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, namun belum dapat membuat perencanaan bisnis, studi kelayakan dan proposal kredit kepada Bank, sehingga masih sangat memerlukan jasa konsultasi/pendampingan,

e. Tenaga kerja yang dipekerjakan antara 5 – 19 orang.

Dari bentuk usaha kecil tersebut, maka penggolongan usaha kecil di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Usaha Perorangan.

Merupakan usaha dengan kepemilikan tunggal dari jenis usaha yang dikerjakan, yang bertanggung jawab kepada pihak ketiga/pihak lain. maju mundurnya usahanya tergantung dari kemampuan pengusaha tersebut dalam melayani konsumennya. harta kekayaan milik pribadi dapat dijadikan modal dalam kegiatan usahanya.


(46)

2. Usaha Persekutuan.

Penggolongan usaha kecil yang berbentuk persekutuan merupakan kerja sama dari pihak-pihak yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam menjalankan bisnis.

Sedangkan, pada hakekatnya penggolongan usaha kecil, yaitu:

1. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan, industri logam, dan lain sebagainya.

2. Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market, koperasi, dan sebagainya.

3. Usaha informal, seperti: pedagangan kaki lima yang menjual barang-barang kebutuhan pokok.

2.2.9. Klarifikasi Usaha Mikro dan Kecil

Usaha Mikro dan Kecil mempunyai peran yang sangat vital dalam pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan jumlah investasi yang relatif kecil, maka usaha mikro dapat lebih fleksibel dan beradaptasi terhadap perubahan pasar. Usaha mikro tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan ekternal dan karenanya dapat tanggap menangkap peluang untuk subsitusi impor dan meningkatkan supply (persediaan) domestik.

Pengembangan Usaha mikro dan kecil dapat memberikan kontribusi pada diversifikai ekonomi dan percepatan perubahan struktur sebagai pra-kondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. Di samping itu dalam kaitan dengan investasi modal di usaha mikro dan kecil jauh lebih tinggi dari pada yang terjadi di perusahan besar. Berdasarakan hal tersebut maka pengembangan


(47)

usaha mikro dan kecil merupakan elemen kunci dalam setiap strategi penciptaan lapangan kerja dalam negeri. Usaha mikro sebagai pemasok (input) komponen suatu produk dan jasa mempengaruhi daya saing perusahaan besar, sehingga pengembangan Usaha mikro dan kecil sebagai elemen terpadu dalam strategi daya saing Nasional dan terkait dengan kebijakan kegiatan promosi investasi.

Usaha mikro dan usaha kecil telah menjadi fokus pemberdayaan baik dari aspek manajemen usaha, jiwa kewirausahaan dan pendanaan untuk mengembangkan usahanya, karena berbagai pertimbangan, dimana usaha mikro dan kecil merupakan terbesar dari kegiatan perekonomian masyarakat.

Apabila dirangkum secara umum ciri-ciri usaha mikro dan kecil juga mencirikan kelemahan yang perlu diatasi oleh semua pihak, adalah:

1. Banyak berlokasi di pedesaan, sub-urban dan kota-kota kecil, 2. Status usaha milik pribadi atau keluarga,

3. Sumber tenaga kerja dari lingkungan keluarga atau lingkungan sosial budaya setempat,

4. Pola kerja sering paruh waktu atau usaha sampingan,

5. Memiliki kemampuan terbatas dalam menerapkan teknologi, atau teknologi sederhana/tradisional,

6. Pada umumnya manajemen usaha sederhana, tidak ada perencanaan usaha,

7. Administrasi keuangan sederhana, atau tidak ada pemisahan antara keuangan keluarga dan usaha/bisnis khususnya usaha mikro,

8. Modal lebih banyak swadana dan berasal dari lingkungan pribadi,


(48)

10. Interaksi usaha/bisnis sangat terbatas antara sektor hulu dan hilir, 11. Orientasi usaha lebih bersifat subsistem,

12. Pelaku adalah rakyat dengan status sosial ekonomi rendah, khususnya dalam bidang pendidikan,

13. Jaringan usaha baik dengan pelaku ekonomi lain, pemerintah, asosiasi bisnis, lembaga pendidikan maupun lembaga keuangan relatif terbatas atau tidak ada sama sekali.

Tetapi terdapat keunggulan usaha mikro dan kecil dalam menghadapi guncangan krisis ekonomi, dimana terbukti masih menjadi penyelamat ekonomi nasional yaitu:

1. Penyedia lapangan kerja,

2. Penyedia barang-barang murah untuk konsumsi rakyat,

3. Efisiensi dan fleksibilitas menjadi kekuatan yang mampu bertahan hidup, 4. Usaha kecil sebagai pencetak wirausahawan baru.

Dilihat dari kepentingan perbankan usaha mikro dan kecil adalah segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam meningkatkan intermediasinya, karena usaha mikro dan kecil mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki usaha non-mikro antara lain:

1. Perputaran usaha (turn over) umumnya cepat. Kemampuannya menyerap dana dana yang relatif mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan bisnis/ usahanya tetap berjalan bahkan mampu berkembang karena biaya manajemennya yang relatif rendah,

2. Pada umumnya para pelaku usaha mikro dan kecil tekun, sederhana, serta dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan tepat, Batasan UMKM di


(49)

Indonesia berdasarkan pada dua unsur utama, yaitu jumlah aset yang dimiliki, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, hasil penjualan pertahun dan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan.

2.2.10.

Beberapa Masalah yang Dihadapi Pengusaha Mikro dan Kecil

1. Permodalan

Masalah pemodalan adalah merupakan suatu masalah utama yang dihadapi pengusaha mikro dan kecil. Pada umumnya pengusaha mikro dan kecil terbentur dalam masalah modal yang akan digunakan dalam mengembangkan usaha, meskipun banyak pengusaha yang mempunyai kemampuan untuk mengolah usahanya tetapi tidak mempunyai modal yang cukup sehingga pengusaha ini dapat mengembangkan usahanya lebih maju. Jelaslah modal merupakan faktor yang utama untuk menentukan arah perkembangan usaha yang dijalankan.

Seperti diketahui modal sangat panting dalam perkembangan usaha karena modal mempunyai 2 fungsi yaitu :

a. Menopang kegiatan produksi dan penjualan dengan jalan menjembatani antara saat pengeluaran untuk pembelian bahan serta jasa yang diperlukan dengan penjualan.

b. Menutup pengeluaran yang bersifat tetap dan pengeluaran yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan produksi dan penjualan. Jadi jelaslah modal sangat diperlukan dalam pengembangan perusahaan dan tanpa modal, perusahaan/usaha yang dijalankan tidak dapar beroperasi dengan baik.


(50)

2. Manajemen

Masalah manajemen adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh pengusaha mikro dan kecil umumnya sedikit sekali pengetahuaan tentang organisasi dan manajemen.

Faktor yang perlu sekali diperhatikan dalam manajemen ini tergantung kemampuan dalan keberhasilan perusahaan. Pimpinan perusahaan yang mampu akan menghasilkan semua kegiatan yang memuaskan, dimana pimpinan yang seperti ini akan selalu dapat memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi manajemen. Sebaliknya ketidakmampuan manajemen banyak menimbulkan kesulitan-kesulitan perusahaan terutama dalam kesulitan perusahaan. Selain itu kegagalan dalam manajemen dapat juga disebabkan karena kegagalan dalam kelemahan organisasi, dimana oraganisasi adalah alat bagi manager untuk memimpin, mengendalikan, dan mengemudikan perusahaan.

"Organisasi adalah wadah jaringan tata kerja sama kelompok orang-orang secara teratur dan kontinyu guna mencapai tujuan-tujuan bersama yang tertentu."

Dalam definisi di atas jelaslah bahwa tata kerja sama yang baik antara sekelompok orang atau pekerja-pekerja adalah sangat penting untuk mencapai suatu sasaran tertentu.

Jika diperhatikan para pengusaha mikro dan kecil, umumnya para pengusaha ini masih mempunyai kelemahan dalam manajemen disertai dengan rendahnya pengetahuan dalam bidang manajemen, yang disebabkan tingkat pendidikan yang dimiliki sangat rendah.


(51)

3. Keterampilan

Keterampilan adalah merupakan suatu keahlian yang dimiliki oleh para pengusaha dalam menghasilkan barang yang menyangkut pekerjaan sejak dari bahan baku sampai menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan, dimana dalam hal ini diperlukan adanya suatu perencanaan yang baik sehingga proses produksi tersebut dapat ditempuh dalam waktu yang tepat dalam menghasilkan barang dalam tingkat mutu yang baik.

Jika dilihat pada kondisi pengusaha mikro dan kecil maka dapatlah dikatakan pada umumnya pengusaha mikro dan kecil masih mempunyai keterampilan berusaha yang rendah khususnya dalam menghasilkan barang, disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki.

4. Pemasaran

Berbicara mengenai pemasaran maka pemasaran tidak terlepas dari masalah kualitas atau mutu dari produk yang dipasarkan, banyaknya barang saingan dan penetapan harga yang wajar, sehingga dapat dijangkau oleh pembeli dari sepia lapisan.

Melihat faktor-faktor di atas secara umum dapat dikatakan pengusaha mikro dan kecil umumnya lebih lemah dalam bidang pemasaran terutama dalam hal :

a. Rendahnya mutu barang yang dihasilkan.

b. Lemahnya pengetahuan dari pengusaha mikro dan kecil tentang penilaian pasar. c. Lemahnya pengetahuan tentang sistem pemasaran yang baik.


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan menuju hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut:

3.1.Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di BRI Unit Terminal yang terletak di Jalan Trikora Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.

3.2. Responden Penelitian

Responden penelitian adalah pengusaha mikro dan kecil yang menerima kredit di BRI Unit Terminal Kabupaten Dairi.

3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama yang menjadi objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan juga pengisian kuisioner terhadap para nasabah yang dijadikan sampel.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan publikasi secara resmi, buku-buku, majalah-majalah serta laporan lain yang berhubungan dengan penelitian.


(53)

Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Kuisioner

Para nasabah yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini, diajukan lembaran kuisioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku masyarakat (nasabah) dalam memilih kredit perbankan di Bank BRI Unit Terminal sidikalang.

2. Wawancara

Pada perolehan ini dilakukan wawancara kepada nasabah untuk menggali informasi yang lebih mendalam mengenai alasan masyarakat (nasabah) memilih kredit perbankan di BRI Unit Terminal sidikalang secara langsung.

3. Observasi

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, dalam hal ini anggota / nasabah.

4. Studi Kepustakaan

Teknik studi kepustakaan ini adalah mengumpulkan data dan informasi melalui telahaan berbagai literatur yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku – buku, majalah, koran, brosur, internet dan lain –lain.

3.4.Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan contoh menggunakan strata (Stratified Random Sampling) yaitu dengan membagi populasi dalam beberapa strata menurut jumlah modal yang dimiliki, kemudian masing-masing strata diambil sampel secara random.


(54)

Adapun pembagian strata adalah sebagai berikut

Strata I : Pengusaha mikro dan kecil yang mempunyai jumlah modal kurang dari Rp.10.000.000,00 dengan populasi sebanyak 40 orang diperoleh sampel sebanyak 5 orang.

Strata II : Pengusaha mikro dan kecil yang mempunyai jumlah modal antara Rp.10.000.000,00 sampai Rp. 15.000.000,00 dengan populasi sebanyak 128 orang diperoleh sampel sebanyak 16 orang.

Strata III : Pengusaha mikro dan kecil yang mempunyai jumlah modal lebih dari Rp 15.000.000,00 dengan populasi 72 orang diperoleh sampel sebanyak 9 orang.

Pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Penentuan sampel dari seluruh populasi digunakan rumus :

n = 2 2

2 2

KV ND

.N.V K

+

Keterangan :

n = Jumlah seluruh sampel yang diamati N = Jumlah seluruh populasi

V2 = Koefisien variasi dari taksiran

K = Tingkat kepercayaan yang diinginkan, untuk 95 % besamya K=2 D = Penyimpangan maksimum yang dikehendaki, besamya 5 %.


(55)

b. Pengambilan sampel masing-masing strata digunakan rumus:

nh = n N Nh

.

Keterangan :

nh = Jumlah sampel yang diambil Nh = Jumlah anggota dalam strata N = Jumlah populasi keseluruhan

n = Jumlah sampel keseluruhan yang diambil

Perhitungan sampel dari masing-masing strata adalah sebagai berikut : Sampel strata I = (40 / 240 ) x 30 = 5 orang

Sampel strata II = ( 128 / 240 ) x 30 = 16 orang Sampel strata III = ( 72 / 240 ) x 30 = 9 orang 3.5.Pengolahan Data

Penulis melakukan pengolahan data dengan metode statistik menggunakan program SPSS 16 dalam penulisan skripsi ini.

3.6.Metode Analisis 1) Metode Deskriptif

Metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis, menganalisis, serta menginterprestasikan data dengan melalui gambaran – gambaran sehingga mendapatkan kesimpulan.

2) Metode Induktif

Metode analisis untuk melihat pengaruh sebelum dan sesudah melakukan penelitian. Metode yang digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh sebelum dan sesudah meminjam di Bank BRI Unit Terminal Sidikalang


(56)

3) Metode Deduktif

Proses penarikan kesimpulan yang logis berdasrkan teori –teori yang telah diterima sebagai suatu kebenaran secara umum. Berdasarkan kesimpulan yang kemudian akan dirimuskan saran – saran kepada pimpinan perusahaan guna membantu pelaksanaan tugas – tugasnya demi terciptanya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

3.7.Uji Validitas dan Reliabilitas 3.7.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur (Suharsimi Arikunto,1998: 160). Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan/kesahihan. Suatu instrumen yang valid/sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel data yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran yang dimaksud.

Cara untuk menguji validitas yaitu dengan menghitung korelasi antara skor item dengan skor totalnya. Korelasi antar skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Bila ternyata terdapat skor item yang tidak signifikan maka item tersebut tidak valid. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan dibantu komputer program SPSS, yaitu (Suharsimi Arikunto, 1998:160):


(57)

rxy = n(Σxy)( ΣxΣy)

[(nΣx²- (Σx)²( nΣy²- (Σy)² )] Keterangan :

rxy = Kofisien korelasi antara variabel x dan variabel y

x = Skor item

y = Skor total

xy = Hasil kali skor item dan skor total

n = Jumlah sampel

Masing-masing pernyataan dianggap valid apabila korelasi tiap skor butir pernyataan terhadap total skor butir pernyataan menunjukkan hasil yang signifikan pada level 0,05-0,01 (Imam Ghozali, 2001: 142). Hasil dari pehitungan akan dibandingkan dengan angka kriteria table korelasi nilai r pada taraf signifikansi 5%. Jika hasil perhitungan korelasi product moment diatas angka kriteria nilai r pada taraf signifikansi 5% maka pernyataan dalam tes tersebut mempunyai validitas atau dalam bahasa statistik terdapat konsistensi internal dalam arti pernyataan- pernyataan tersebut mengukur aspek yang sama. Validitas item juga dapat ditentukan dengan bantuan program computer SPSS 16,0 yaitu dengan memperhatikan nilai correlations. Kriteria yang diambil adalah apabila correlations suatu item lebih kecil dari nilai r tabel maka item tersebut tidak valid, tetapi jika lebih besar dari r tabel maka item tersebut valid

3.7.2. Uji Reliabilitas


(58)

cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Uji Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Uji reliabilitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik alpha croanbach yang rumusnya (Suharsimi Arikunto, 1998 : 109):

Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbach’s Alpha (Supranto, 2001;160) dengan rumus:

Rxx = k x [1- Σxij] i#j k-1

keterangan :

Rxx = koefisien reliabilitas

k = banyaknya item pertanyaan xii dan xij

Σxii+ Σxij = elemen matriks korelasi

Menurut Nunnally (1969) seperti dikutip oleh Imam Ghozali (2001: 140) suatu konstruk/variable dikatakan reliable jika memberikan nilai croanbach alpha > 0,398. Perhitungan realiabel hanya dapat dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki validitas. Alasan digunakannya teknik ini karena skornya berupa skala bertingkat (rating scale). Untuk menghitung varian tiap butir dan varian total, penulis menggunakan fasilitas komputer program SPSS. Keputusan


(59)

reliabitas ditentukan dengan memperhatikan nilai alpha. Jika nilai Alpha lebih kecil daripada r tabel maka item tersebut tidak reliabel sedangkan jika lebih besar daripada r tabel maka item tersebut reliabel.

3.8. Operasional Variabel

1. Peranan Bank adalah funding (pengumpul dana masyarakat), lending (penyalur pinjaman keuangan atau kredit) dan jasa-jasa lainnya (seperti tempat pembayaran atau keperluan transaksi perdagangan).

2. Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.

3. Usaha Kecil adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.1 milyar pertahun serta dapat menerima kredit dari Bank di atas Rp. 50 juta sampai Rp. 500 juta.


(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Bank Rakyat Indonesia

Berdirinya Bank Rakyat Indonesia dimulai pada zaman Belanda yaitu pada tanggal 16 Desember 1895 yang ditandai dengan berdirinya "DE POERWOKERTO SCHENP EN SPAAR BANK DER INLANDSCHE HOOPDEN" atau yang lebih sexing dikenal dengan Bank Priyayi oleh seorang Patih Purwokerto bernama R. Bei Wiraatmaja.

Kalau kita kaitkan dengan situasi perbankan dimasa itu, Bank Priyayi atau Volks Bank maupun bank-bank komersial lainnya hidup dengan mendapat Persaingan DE JAVASCHE BANK yang memiliki monopoli sanggup memberikan kredit dengan suku bunga rendah.

Seperti diketahui bahwa DE JAVASCHE BANK yang didirikan pada zaman Hindia Belanda tahun 1875 adalah sebagai bank swasta, akan tetapi mempunyai fungsi utama dalam mengatur keuangan pemerintah seolah-olah bank tersebut berkedudukan sebagai bank sentral. Namun sama sekali tidak berperan sebagai Banker's Bank dan tidak pula berkemamptian untuk mengavvasi sejumlah uang yang beredar di masyarakat, oleh karena itu untuk mengendalikan dan mengembangkan usaha perbankan, pada tahun 1912 pemerintah Hindia Belanda mengumumkan Central Kas di bawah naungan Departemen Pemerintah Hindia Belanda dan begitu juga saat itu direkturnya ditunjuk Mr. TH. Fruin.


(61)

Berdirinya Central Kas yang menjadikan induk bagi volks Bank tidak segera rnendapat perbaikan sebagaimana yang diharapkan. Masih ditemukan berbagai kelemahan, lalu untuk mengatasinya diambil tindakan lebih lanjut untuk mengadakan suatu komisi untuk meneliti kelemahan-kelemahan yang ada guna dapat diperbaiki pemerintah.

Komisi ini diketuai oleh Prof. DR. Bocke dan hasilnya mulai tahun 1926 terdapat keseragaman status bagi seluruh bank meskipun organisasinya masingmasing terpisah. Keadaan ini berubah kemudian akibat terjadinya krisis ekonomi dunia (1926-1932) sehingga beberapa bank mengalami kemacetan. Maka dibentuklah ELGEMENCE VOLKSCREDIT BANK pad atanggal 19 Desember 1934 yang berkantor di Jakarta dengan direkturnya yang pertama adalah Mr. TH. Fruin.

Pada tahun 1942 saat masuknya Jepang, ELGEMENCE VOLKSCREDIT BANK yang dalam kegiatannya bukan sernata-mata sebagai bank komersil alum tetapi lebih mengutamakan kepentingan sosial ekonomi. Dalam tahun yang sama ELGEMENCE VOLKSCREDIT BANK menjadi Syomin Ginko (Bank Rakyat).

Perkembangan Bank Rakyat Indonesia yang tidak terlepas dari aktivitas Syomin Ginko berjalan ditengah sistem pemerintahan yang berkuasa. Tanggal 22 Maret 1946, masa kemerdekaan Bank Rakyat, dahulu AVB/Syomin Ginko ditetapkan sebagai Bank Pemerintahan yang pertama didirikan setelah kemerdekaan.

Tanggal 26 Oktober 1960 Bank Rakyat Indonesia dan NHM ditambah BTM disatukan dan dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN). Pada tahun 1965 BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Tani dan Nelayan.


(62)

Bulan Agustus 1965 semua Bank Pemerintah dibangun menjadi satu dan nama Bank Rakyat Indonesia diamana pihak negara Indonesia Unit II merupakan wadah ex Nama yang bekerja di bidang exim.

Pada tanggal 18 Desember 1970 Bank Rakyat Indonesia menampung hak dan kewajiban serta kepercayaan serta perlengkapan Bank Negara Indonesia Unit II dibidang rural, diundangkan dengan Undang-undang No. 21 tahun 1968.

Tahun 1982 Direksi menegaskan sebuah tim untuk mengkaji tentang berdirinya sebuah Bank Rakyat Indonesia yang hasilnya dituangkan dalam SK Direksi Bank rakyat Indonesia No. Kep: 67/DER/21/1982 pada tanggal 2 Desember 1982, secara resmi ditetapkan bahwa Bank Rakyat Indonesia didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 yaitu Bank Rakyat Indonesia bernama "DE POERWOKERTO SCHENP EN SPAAR BANK DER INLANDSCHE HOOPDEN".

Adanya Peraturan Pemerintah yaitu No. 21 Tanggal 29 April 1992 tentang penyesuaian bentuk hukum. Pada tanggal 1 Juli 1992 BRI berubah status Perseroan dengan nama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Menjadi PT. Persero dengan akta pendirian PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) No. 133 tanggal 31 Juli 1992

4.1.2 Visi dan Misi Bank Republik Indonesia (Bank BRI)

Dalam menghadapi iklim persaingan perbankan yang semakin tajam maka direksi Bank BRI telah menetapkan Visi dan Misi Bank BRI sebagai bank umum komersial dan juga sebagai agent of development Pemerintah, yakni sebagai berikut:

Visi Bank Rakyat Indonesia adalah menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.


(63)

Misi Bank Rakyat Indonesia adalah :

1. Melakukan kegiatan perbankan yang tertarik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang perkembangan ekonomi masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

4.1.3 Struktur Organisasi Bank BRI Unit Terminal Sidikalang

Struktur organisasi Bank BRI Unit Terminal Sidikalang adalah berbentuk garis, dimana setiap bawahan hanya bertanggung jawab langsung kepada seorang atasan saja. Tiap-tiap bagian terpisah antara satu dengan yang lainnya berdasarkan fungsi dan tugasnya.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank BRI Unit Terminal Sidikalang Keterangan PT Bank BRI (Persero) Unit Terminal Sidikalang:

a. Kaunit Tugas-tugas :

1. Menetapkan tugas-tugas masing-masing pegawai sesuai dengan Job Description. 2. Menunjuk pegawai untuk tugas-tugas khusus bila diperlukan.


(64)

3. Memeriksa dan menyetujui transaksi-transaksi berdasarkan prosedur operasional unit dari dalam batas kewenangan yang berlaku.

4. Membantu nasabah dalam mengatasi masalah.

5. Memeriksa kelengkapan Voucher dan dokumen pada akhir hari.

6. Memeriksa hasil validasi dengan berdasarkan DMH (Daftar Mutasi Harlan) dan vouchernya pada unit komputer.

7. Memantau pelayanan pada nasabah.

8. Mengambil uang tunai dari Kas Induk pada awal hari dan pada saat diperlukan selama jam kerja.

9. Menyetorkan kelebihan uang kas pada akhir hari.

10.Memberi fiat bayar pada pembayaran-pembayaran sebatas kewenangannya.

11.Secara aktif memantau kegiatan nasabah dan memastikan semua nasabah sudah diperlakukan sama baik serta dilayani, dengan baik dalam waktu sesingkat mungkin. 12.Dalam program aplikasi komputer Bank BRI Unit, Kaunit bertugas melaksanakan :

a. Aplikasi harian b. Aplikasi bulanan c. Aplikasi Akhir Tahun d. Aplikasi Insidentil

13.Memeriksa dan menyetujui transaksi-transaksi berdasarkan prosedur operasional unit dari dalam batas kewenangan yang berlaku.

14.Membantu nasabah dalam mengatasi masalah.

15.Memeriksa kelengkapan Voucher dan dokumen pada akhir hari.


(65)

vouchernya pada unit komputer. 17.Memantau pelayanan pada nasabah.

18.Mengambil uang tunai dari Kas Induk pada awal hari dan pada saat diperlukan selama jam kerja.

19.Menyetorkan kelebihan uang kas pada akhir hari.

20.Memberi fiat bayar pada pembayaran-pembayaran sebatas kewenangannya.

21.Secara aktif memantau kegiatan nasabah dan memastikan semua nasabah sudah diperlakukan sama baik serta dilayani, dengan baik dalam waktu sesingkat mungkin. 22.Dalam program aplikasi komputer Bank BRI Unit, Kaunit bertugas melaksanakan :

a. Aplikasi harian b. Aplikasi bulanan c. Aplikasi Akhir Tahun d. Aplikasi Insidentil b. Mantri

Tugas-tugas :

1. Mengadakan pemeriksaan ke tempat objek usaha kawasan setempat, menganalisa dan mengusulkan putusan pinjaman kredit kepada Kepala Unit.

2. Melakukan pembinaan terhadap nasabah pinjaman maupun simpanan.

3. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa Bank kepada masyarakat serta mengajak masyarakat untuk berhubungan dengan Bank BRI Unit,

4. Mengadakan kunjungan kepada calon nasabah pinjaman dan simpanan potensial. 5. Melaksanakan pengendalian tunggakan dengan cara melakukan pemeriksaan


(1)

NO KETERANGAN SS S KS TS STS 1. Jenis Usaha yang dilakukan berbadan

hukum

2. Persyaratan dalam melakukan peminjaman tidak berbelit-belit

3. Bunga kredit perbankan lebih murah 4. Adanya jangka waktu yang panjang

untuk membayar pinjaman 5. Pelayanan yang baik 6. Kerahasiaan terjamin

7. Perkembangan usaha nasabah setelah mendapatkan pinjamanan meningkat

8. Perkembangan kehidupan rumah tangga nasabah meningkat setelah melakukan pinjaman

9. Peningkatan omset nasabah meningkat setelah melakukan pinjaman

III.Identitas Perusahaan

1. Bidang / Jenis Usaha yang dilakukan (sebutkan jenisnya) :

Jenis Usaha Produk Usia Usaha Badan Hukum

 1 2 3 4 5

 1 2 3 4 5

 1 2 3 4 5


(2)

2. Alamat Usaha : _____________________________ 3. Telepon Kantor : _____________________________ 4. Email (Jika Ada) : _____________________________

5. Rekening pada :1.Bank_______2.Bank_______3. Bank_______ 6. NPWP (Lingkari) : 1. Ada, 2. Pernah Ada, 3. Belum Ada.

7. Jumlah Pekerja : 1.Tetap_____orang, 2.Harian (lepas)____orang 8. Modal Awal : Rp___________________________

9. Omzet (nilai penjualan) harian mingguan terakhir :

a. Terendah : Rp___________________________ b. Tertinggi : Rp___________________________ 10.Modal Kerja : Rp___________________________ 11. Jika Ya, jenis pembukuan apa yang saudara miliki

No Jenis Pembukuan Jawaban (Beri tanda √)

Ada Tidak

1. Neraca 2. Laba Rugi 3. Arus Kas

4. Catatan Penerimaan dan Pengeluaran Harian

5. Catatan Persediaan Barang

12. Jika sebagian sumber pembiayaan ialah dana sendiri, keluarga, teman, dan mitra usaha, apa alasan perusahaan Anda memilih sumber pembiyaan tersebut?

(Sesuai urutan masing-masing alasan 1,2,3 atau 4)

No Alasan Pilihan

Jawaban (√) Urutan 1. Urusan Kredit Perbankan Lebih Sulit

2. Bunga Kredit Perbankan Lebih Besar 3. Tidak Mempunyai Agunan yang


(3)

4. Tersedianya Dana yang Lebih Murah 5. Lainnya:

13. Kehidupan usaha setelah mendapatkan pinjaman: (lingkari jawaban yang sesuai)

No Pertanyaan Sangat

Berkurang

Berkurang Tetap Meningkat Sangat Meningkat

A. Omset Produksi B. Nilai Penjualan C. Wilayah Penjualan D. Total Laba

E. Jumlah Karyawan F. Aset Perusahaan

14. Kehidupan rumah tangga setelah mendapatkan pinjaman: (lingkari jawaban yang sesuai)

No Pertanyaan Sangat

Berkurang

Berkurang Tetap Meningkat Sangat Meningkat

A. Rumah

B. Kenderaan Bermotor C. Televisi

D. Radio/Tape

E. Furniture/Perabot RT F. Pendapatan RT G. Tabungan RT

15. Omset sebelum dan sesudah melakukan pinjaman:

No Pertanyaan 6 Bulan 12 Bulan

1. Sebelum Meminjam (Rp) 2. Sesudah Meminjam (Rp) Pengisi Kusioner

Nama : _________________ Jabatan : _________________ Tanda Tangan : _________________ Tanggal : _________________


(4)

Lampiran II

Jumlah Pinjaman (X)

Omset 1 Tahun (Y)

1.500.000 3.000.000

1.500.000 7.500.000

1.500.000 9.000.000

1.500.000 15.000.000

2.000.000 3.500.000

2.000.000 3.500.000

2.000.000 7.500.000

2.000.000 9.000.000

2.000.000 9.000.000

2.000.000 10.000.000

2.000.000 9.000.000

2.000.000 15.000.000

2.000.000 17.000.000

3.000.000 7.000.000

3.000.000 7.000.000

3.000.000 7.000.000

3.000.000 10.000.000

3.000.000 10.000.000

3.000.000 10.000.000

4.000.000 7.000.000

4.000.000 8.000.000

5.000.000 10.000.000

6.000.000 35.000.000

8.000.000 20.000.000


(5)

Cronbach's Alpha

N of Items

.929

9

Lampiran III

Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 93.2667 85.857 .621 .926

P2 93.5667 84.875 .766 .923

P3 93.6333 88.378 .458 .929

P4 93.4000 89.490 .415 .929

P5 93.4333 88.668 .466 .928

P6 93.2000 85.821 .684 .925

P7 93.4000 90.110 .459 .928

P8 94.0000 89.379 .451 .928

P9 93.4000 89.628 .509 .928

Sumber: Pengolahan data dengan SPSS 16.0

Nilai r table pada α = 5% dan N = 30 adalah 0,361

Berdasarkan pengujian validitas dengan metode product moment, ternyata semua butir pertanyaan yang di uji valid semua, hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung validitasnya yang lebih besar dari nilai r table.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas Kuesioner


(6)

T-Test

Paired Samples Statistics

Model Mean N Std.Deviation

Std.Error Mean

Pair Y 3160000 30 2105152.409 421030.5

1 X1 1E+007 30 8146471.629 1629294

Paired Samples Correlation

N Correlation Sig.

Pair 1 Y & X1 30 .739 .000

Pa ired Sa mples Test

-8200000 6740734.381 1348147 -1E +007 -5417562 -6. 082 24 .000

Y - X1 Pair 1

Mean St d. Deviat ion

St d. E rror

Mean Lower Upper

95% Confidenc e Int erval of t he

Difference Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Coefficientsa

989577.8 503707.8 1.965 .062 -52421.204 2031576.883

.191 .036 .739 5.266 .000 .116 .266 .739 .739 .739 1.000 1.000

(Constant) X1 Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.