PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) CAP MAAQO DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (STUDI KASUS DI PT. MAAN GHODAQO SHIDDIQ LESTARI - JOMBANG).

PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI
PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) CAP MAAQO
DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
(STUDI KASUS DI PT. MAAN GHODAQO SHIDDIQ
LESTARI - J OMBANG)

SKRIPSI

Oleh :

ARIF SYAIFUDDIN
NPM. 0632310208

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI
PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) CAP MAAQO

DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
(STUDI KASUS DI PT. MAAN GHODAQO SHIDDIQ
LESTARI - J OMBANG)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
J urusan Teknik Industri

Oleh :
ARIF SYAIFUDDIN
NPM. 0632310208

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI

PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) CAP MAAQO
DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
(STUDI KASU DI PT. MAAN GHODAQO SHIDDIQ
LESTARI – J OMBANG)

Oleh :
ARIF SYAIFUDDIN
NPM. 0632310208

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Negara Lesan
Gelombang III Tahun Ajaran 2012/2013
Surabaya, 20 November 2012

Mengetahui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Endang Pudji W, MMT
NIP. 19591228 198803 2 001


Enny Ariyani, ST, MT.
NIP. 3700 9950 0411

Ketua J urusan Teknik Industri
UPN “ Veteran ” J awa Timur

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

SKRIPSI
PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI
PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) CAP MAAQO
DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
(STUDI KASU DI PT. MAAN GHODAQO SHIDDIQ
LESTARI – J OMBANG)
Disusun Oleh :
ARIF SYAIFUDDIN
NPM. 0632010208
Telah Dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

J urusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Surabaya, 23 November 2012
Tim Penguji

Pembimbing I

1.
Ir. Yustina Ngatilah, MT.
NIP. 19570306 198803 2 001

Ir. Endang Pudji W, MMT
NIP. 19591228 198803 2 001

2.
Pembimbing II
Drs. Pailan, MPd.
NIP. 19530504 198303 1 001
3.


Enny Ariyani, ST, MT.
NIP. 3700 9950 0411
Enny Ariyani, ST, MT.
NPT. 3700 9950 0411
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Surabaya

Ir. Sutiyono, MT.
NIP. 19600713 198703 1 001

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, taufik, hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Penelitian Tugas Akhir (Skripsi) dengan judul “Perencanaan Dan
Penjadwalan Aktivitas Distribusi Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Cap Maaqo Dengan Metode Distribution Requirement Planning di PT. MAAN
GHODAQO SHIDDIQ LESTARI – JOMBANG”

Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan kelulusan
Program Sarjana Strata 1 (S-1) di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan, dorongan dan
nasehat yang sangat berharga bagi penulis selama penyusunan dari awal hingga
terselesaikannya Laporan Tugas Akhir (Skripsi). Untuk itu saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1.

Allah SWT karena atas ijinNYA lah laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini bisa
terselesaikan tepat pada waktunya.

2.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.


Bapak Ir. Sutiyono, MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4.

Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

ii

5.

Ibu Enny Ariyani, ST, MT dan Ibu Ir. Endang Pudji W, MMT selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan dan
arahan selama penyusunan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini.

6.

Bapak/Ibu Dosen Penguji Seminar 1 & 2 maupun Dosen Penguji lisan/ujian
negara Skripsi saya.


7.

Yang ku hormati dan ku cintai orang tuaku Umi Hj. Nur Khayati dan
Keluargaku semua, tiada kata yang bisa saya ucapkan selain terima kasih
yang sebesar-besarnya atas kasih sayang, dukungan baik moral maupun
material, segala nasehat dan doanya yang selalu mengiringi langkahku dalam
menyelesaikan laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini.

8.

Dan yang ku cintai ku sayangi Nia Yuan yang tak lupa juga selalu
memberikan dukungan, perhatian dan doa kepadaku sehingga Laporan
Skripsi ini dapat cepat terselesaikan.
Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima

kasih atas semuanya
Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga Allah SWT
memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada

penulis.
Surabaya,

Penulis

ii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Sistem Logistik

Gambar 2.2

Mata Rantai Saluran Distribusi Yang

7

Sangat Panjang


10

Gambar 2.3

Mata Rantai Saluran Distribusi Yang Panjang

10

Gambar 2.4

Mata Rantai Saluran Distribusi Agak Pendek

11

Gambar 2.5

Mata Rantai Saluran Distribusi Pendek

11


Gambar 2.6

Mata Rantai Saluran Distribusi Sangat Pendek
Atau Langsung

11

Gambar 2.7

Order Interval

21

Gambar 2.8

Model Total Biaya

22

Gambar 2.9

Perbedaan MRP dan DRP

24

Gambar 2.10

Integrasi Distribusi dan Manufaktur

29

Gambar 2.11

Pola Data Horizontal

36

Gambar 2.12

Pola Data Musiman

36

Gambar 2.13

Pola Data Siklus

37

Gambar 2.14

Pola Data Trend

37

Gambar 2.15

Grafik Moving Range Chart (MRC)

47

Gambar 3.1

Bagan Struktur Produk

55

Gambar 3.2

Langkah – Langkah Pemecahan Masalah

Gambar 4.1

(Flow Chart)

59

Diagram Pencar Data Permintaan

105

ix

Gambar 4.2

Moving Range Chart (MRC) Tujuan Surabaya
Produk Cup 240ml

Gambar 4.3

Moving Range Chart (MRC) Tujuan Surabaya
Produk Botol 600ml

Gambar 4.4

108

Moving Range Chart (MRC) Tujuan Surabaya
Produk Botol 1500ml

Gambar 4.5

108

108

Moving Range Chart (MRC) Tujuan Surabaya
Produk Gallon

109

ix

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
ABSTRAKSI...................................................................................................... xiv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah.... .................................................................... 3
1.5 Asumsi ...................................................................................... 3
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................ 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Distribusi Persediaan ................................................................. 7
2.1.1 Timbulnya Persediaan ..................................................... 8
2.1.2 Macam – Macam Saluran Distribusi ................................ 9
2.1.3 Fungsi Persediaan ............................................................ 12
2.1.4 Jenis Persediaan............................................................... 13
2.1.5 Pengendalian Persediaan.................................................. 14

iii

2.1.6 Biaya – Biaya Dalam Sistem Persediaan .......................... 15
2.1.7 Model Persediaan ............................................................ 17
2.1.7.1 Model Persediaan Economic Order Quantity
(EOQ) Single Item............................................... 17
2.1.7.2 Model Persediaan Economic Order Quantity
(EOQ) Multi Item ................................................ 19
2.1.7.3 Economic Order Interval Single Item.................. 21
2.1.7.4 Economic Order Interval Multi Item ................... 23
2.2 Distribution Requirement Planning ........................................... 24
2.2.1 Konsep Distribution Requirement Planning ..................... 26
2.2.2 Fungsi Distribution Requirement Planning ...................... 28
2.2.3 Penentuan Ukuran Lot dan Stok pengaman(Safety Stock). 30
2.3 Peramalan .................................................................................. 33
2.3.1 Peran Akan Teknik Peramalan ......................................... 33
2.3.2 Model – Model Peramalan ............................................... 34
2.3.3 Pemilihan Teknik Dan Metode Peramalan ....................... 38
2.3.4 Metode Peramalan ........................................................... 40
2.3.4.1 Metode Simple Movin Average ........................... 40
2.3.4.2 Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial
Ganda : Metode Dua Parameter Dari Holt ............ 40
2.3.4.3 Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial
Tunggal ................................................................ 41
2.3.4.4 Metode Regresi Linear ......................................... 43

iv

2.3.5 Ukuran Akurasi Hasil Penelitian ....................................... 44
2.3.6 Pengujian Peramalan ........................................................ 45
2.4 Penelitian Terdahulu .................................................................. 48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 50
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ........................... 50
3.2.1 Identikasi Variabel .......................................................... 50
3.2.2 Definisi Operasional Variabel .......................................... 51
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 52
3.4 Metode Pengolahan Data............................................................ 53
3.5 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ................................... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data ..................................................................... 66
4.1.1 Data Permintaan Produk................................................... 66
4.1.1.1 Data Permintaan Produk Mingguan ..................... 69
4.1.2 Harga Produk ................................................................... 74
4.1.3 Lead Time ........................................................................ 74
4.1.4 Data Persediaan Produk ................................................... 75
4.1.5 Data Biaya ....................................................................... 75
4.1.5.1 Biaya Pemesanan ................................................ 75
4.1.5.2 Biaya Transportasi .............................................. 76
4.1.5.3 Biaya Penyimpanan............................................. 76

v

4.2 Pengolahan Data ........................................................................ 77
4.2.1 Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi (TC) Metode
Perusahaan ....................................................................... 77
4.2.1.1 Perhitungan Total Biaya Distribusi (TC) Metode
Perusahaan .......................................................... 77
4.2.2 Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi (TC*) Metode
Distribution Requirement Planning (DRP) ....................... 82
4.2.2.1 Perhitungan Total Biaya Distribusi (TC) Metode
Distribution Requirement Planning (DRP)
Dengan Menghitung Economic Order Quantity
(EOQ) dan Safety Stock ....................................... 82
4.2.2.2 Perbandingan Hasil Total Cost Metode Perusahaan
dengan Metode Distribution Requirement Planning
(DRP) ................................................................. 103
4.2.3 Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode
Distribution Requirement Planning (DRP) Periode Bulan
November 2012 sampai Oktober 2013 ............................. 104
4.2.3.1 Membuat Diagram Pencar Data Permintaan ........ 104
4.2.4 Model Peramalan ............................................................. 105
4.2.4.1 Menghitung Mean Squere Error (MSE)............... 106
4.2.4.2 Uji Verifikasi Moving Range Chart (MRC) ......... 108
4.2.5 Menentukan Peramalan Demand Bulanan dan Mingguan . 109
4.2.5.1 Peramalan Demand Mingguan ............................ 111

vi

4.2.6 Perhitungan Total Biaya Distribusi Metode Distribution
Requirement Planning (DRP) Setelah Peramalan ............. 117
4.2.6.1 Perhitungan Total Biaya Distribusi Metode
Distribution Requirement Planning (DRP) Setelah
Peramalan dengan Menghitung Economic Order
Quantity (EOQ) dan Safety Stock ........................ 117
4.3 Analisa dan Pembahasan ............................................................ 133
4.3.1 Analisa............................................................................. 133
4.3.2 Pembahasan ..................................................................... 133
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 134
5.2 Saran ......................................................................................... 135
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

ABSTRAKSI

Banyak perusahaan seringkali dihadapkan pada masalah yang berhubungan
dengan sistem distribusi. Masalah ini timbul karena konsumen berada pada lokasi
yang terpisah secara geografis, hal ini mengakibatkan pentingnya untuk menyimpan
persediaan pada beberapa lokasi sehingga dapat menimbulkan masalah pada
manajemen dalam mengkoordinasikan sistem distribusi dari bagian pemasaran, juga
pada bagian produksi yang akan menghasilkan produk terbaik. Untuk itu diperlukan
adanya sistem distribusi yang baik serta persediaan produk yang tepat agar tingkat
kepuasan konsumen maupun keuntungan perusahaan dapat terjaga.
PT. Maan Ghodaqo Shiddiq Lestari adalah perusahaan AMDK. Perusahaan
ini belum memiliki suatu perencanaan distribusi dengan baik, perencanaan distribusi
yang dijalankan oleh perusahaan kurang efektif dan banyak memiliki kelemahan.
produk yang terkoordinasi dengan baik, sehingga permintaan untuk semua masingmasing jenis produk kurang terkontrol yang mengakibatkan terjadinya kekurangan
atau kelebihan persediaan untuk masing-masing distributor. Hal ini mengakibatkan
biaya distribusi cukup tinggi
Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan penelitian dengan metode
Distribution Requirement Planning (DRP) dengan harapan dapat dilakukan
pendistribusian produk dari perusahaan ke kota secara optimal. Distribution
Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan
dalam suatu jaringan distribusi eselon. Tujuan dari Distribution Requirement
Planning (DRP), yaitu melakukan perencanaan aktivitas distribusi yang baik,
sehingga keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi lebih
optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu
dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimun mungkin.
Hasil penelitian didapatkan perencanaan distribusi metode perusahaan, Total
Cost dari distribusi meliputi data permintaan produk, harga produk, biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, biaya pengiriman dan lead time dengan metode
DRP lebih kecil bila dibandingkan dengan metode perusahaan. Sehingga Total Cost
(TC) dengan metode perusahaan adalah sebesar RP.192.745.651,- sedangkan Total
Cost dengan metode DRP adalah RP. 118.576.001,- maka terjadi penghematan
sebesar RP. 74.169.650,- atau 38%.
Kata kunci

: Distribusi, Distribution Requirement Planning (DRP).

xiv

ABSTRACT

Many companies are often faced with problems related to the distribution
system. This problem arises because consumers are at geographically separate
locations, this has resulted in the need to keep inventory at multiple locations so that
it can cause problems on management in coordinating the distribution system from
the marketing department, also on the part of production that will produce the best
products. It required a good distribution system and supply the right products to the
level of consumer satisfaction and company profits can be maintained.
PT. Maan Ghodaqo Shiddiq Lestari is AMDK Company. This company does
not have a distribution plan well, the distribution planning which executed by
companies are less effective and has many disadvantages. which is in this time run
by company have some weakness.. Among them are frequent delays in product
shipments for an order.
With the problems, a study conducted by the method of Distribution
Requirements Planning (DRP) can be done in the hope of the company's product
distribution to the city optimally. Distribution Requirements Planning is a method to
handle the procurement of supplies within an echelon distribution network. The
purpose of the Distribution Requirements Planning (DRP), which is doing a good
distribution of planning activities, so that the success in meeting customer demand
will be more optimal, improved sales performance in fulfilling orders in a timely and
appropriate amount so that distribution costs could be reduced seminimun possible.
The results showed from the company distribution planning method, the total
cost of the data distribution including product demand, product pricing, ordering
costs, storage costs, shipping costs, and lead time with the DRP method is lower
when compared to the company method. Total cost of the company's method
amounted Rp.192.745.651, - while the total cost of the DRP method is
Rp.118.576.001,- resulting in a decrease of Rp. 74.169.650,- or 38%.

Key words: Distribution, Distribution Requirements Planning (DRP).

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami persaingan

yang

begitu ketat dan peningkatan permintaan layanan lebih dari pelanggan. Dalam
memenangkan persaingan tersebut perusahan menggunakan berbagai cara
diantaranya meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk berkualitas,
ketepatan waktu pengiriman, dan efisiensi biaya. Kebijaksanaan untuk
pengendalian persediaan produk pada suatu lokasi tertentu dapat menimbulkan
masalah

pada

manajemen

dalam

mengkoordinasikan

penjadwalan

dan

perencanaan distribusi dari bagian pemasaran, juga pada bagian produksi yang
menghasilkan tingkat persediaan produk yang dihasilkan terbaik, sehingga tingkat
kepuasan konsumen maupun keuntungan perusahaan dapat terjaga.
Salah satunya Distribution Requirement Planning yang merupakan suatu
metode kegiatan untuk menangani pengadaan persediaan dalam suatu jaringan
distribusi dimana persediaan pada waktu dan tempat yang tepat dengan biaya
yang sesuai. Metode ini mengunakan demand independent, dimana dilakukannya
peramalan untuk memenuhi struktur pengadaan. Distribution Requirement
Planning

lebih menekankan pada aktivitas pengendalian dan megantisipasi

kebutuhan mendatang dengan perencanaan pada jaringan distribusi.

PT. Maan Ghodaqqo Shiddiq Lestari adalah industri yang bergerak dalam
bidang pembuatan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Perusahaan melakukan
distribusi produknya melalui agen-agen yang tersebar di wilayah Jawa Timur
yang meliputi Kota Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Gersik. Pengiriman
produk dilakukan tiap minggu sesuai dengan permintaan masing-masing agen
dengan menggunakan sarana transportasi darat yang memiliki resiko dan biaya
terkecil dan dapat menjangkau daerah pemasaran.
Distribusi yang dilakukan PT. Maan Ghodaqqo Shiddiq Lestari di
dasarkan atas permintaan dari para agen-agen yang bertindak sebagai warehouse.
Di dalam perusahaan ini belum terdapat adanya suatu perencanaan dan
penjadwalan aktivitas distribusi produk yang terkoordinasi dengan baik, sehingga
permintaan untuk semua jenis produk yang datang pada waktu, jumlah, dan
tempat yang berlainan untuk masing-masing jenis produk kurang terkontrol
sehingga mengakibatkan terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan, baik
pada pabrik maupun pada masing-masing agen.
Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan perencanaan dan
penjadwalan aktivitas distribusi dengan metode Distribution Requirement
Planning (DRP), dengan harapan adanya perencanaan dan penjadwalan aktivitas
distribusi yang baik, keberhasilan pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi
lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat
waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimun
mungkin.

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan kondisi di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah :
” Bagaimana merencanakan penjadwalan aktivitas distribusi produk sesuai
kapasitas persediaannya untuk memenuhi permintaan dari masing-masing agen
dengan biaya distribusi minimum? ”

1.3.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai perencanaan distribusi adalah:

1. Untuk menentukan total biaya distribusi produk yang minimum.
2. Untuk merencanakan penjadwalan aktivitas pendistribusian produk yang
optimal.

1.4.

Batasan Masalah
Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk

menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Produk yang diteliti adalah Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) cap Maaqo
untuk wadah dengan ukuran cup 240 ml, botol 600 ml, botol 1500 ml dan
gallon
2. Tujuan distribusi produk berada di wilayah Jawa Timur yang meliputi Kota
Surabaya, Sidoarjo, Gersik, dan Mojokerto.

3. Data yang diolah adalah data permintaan yang didapatkan dari perusahaan
mulai bulan Januari 2011 sampai bulan Oktober 2012.
4. Peramalan yang dilakukan adalah untuk 12 bulan mendatang yaitu bulan
November 2012 samapi dengan Oktober 2013.
5. Ditetapkan tingkat Service level yang digunakan adalah sebesar 95 %

1.5.

Asumsi
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi-asumsi yaitu sebagai

berikut :
1. Tidak dijinkan adanya back order tehadap barang pesanan.
2. Kondisi peralatan dan material dalam keadaan normal.
3. Transaksi perusahaan berjalan lancar.
4. Harga barang tidak mengalami perubahan selama penelitian.

1.6.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah :

1.

Bagi Penulis
a. Menambah pengetahuan penulis khususnya dalam bidang pendistribusian
produk dari distributor sampai ke konsumen
b. Menerapkan teori yang telah didapat selama di bangku perkuliahan dengan
praktek di lapangan.

2.

Bagi Perusahaan
Sebagai masukan atau informasi bagi perusahaan dengan harapan dapat
digunakan sebagai refrensi mengenai sistem penjadwalan distribusi produk.

3.

Bagi Universitas
a. Menambah koleksi buku referensi yang ada di Perpustakaan Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
b. Menjadi

acuan

bagi

mahasiswa

lain

untuk

menambah

dan

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai perencanaan
distribusi produk dengan menggunakan metode Distribution Requirement
Planning (DRP).

1.7.

Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah dalam memahami Tugas Akhir (Skripsi) ini, maka

berikut disajikan sistem penulisan yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
BAB I

PENDAHULUAN
Berisi gambaran umum masalah yang terdiri dari Latar Belakang,
Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Asumsi, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori yang menjadi refrensi atau acuan
yang akan digunakan untuk melakukan pembahasan dan analisa
masalah nantinya, yang mana lanadasan teori ini berisi teori-teori
tentang suatu metode peramalan, pandangan umum tentang
persediaan, tinjauan umum metode Distribution Requirement
Planning (DRP), juga mencakup konsep, fungsi serta kegunaan
distribusi tersebut pada proses distribusi produk.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah dalam penelitian
yang berbentuk kerangka penelitian beserta penjelasannya. Dalam
bab ini diuraikan tentang lokasi dan waktu penelitian, identifikasi
variabel, langkah-langkah pemecahan masalah (Flow Chart),
metode pengumpulan data dan metode pengolahan data.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pengembangan dan validasi model yang
sudah dibuat untuk kemudian dilakukan perubahan baik perubahan
model maupun data sesuai dengan kondisi yang ada untuk
mendapatkan solusi yang sesuai dengan tujuan penelitian serta
interprestasi dari hasil penelitian terhadap kondisi aktual.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari hasil pembahasan dan analisa data yang
telah di kerjakan dan saran yang dianjurkan untuk pertimbangan
perusahaan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Distribusi Per sediaan
Distribusi adalah bagian yang bertangung jawab terhadap perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendaliaan aliran material dari produsen ke konsumen
dengan suatu keuntungan. Pergerakkan/aliran material ini terdiri dari pasokan
fisik yang merupakan pergerakkan dan penyimpanan bahan mentah dari pemasok
ke pabrikan, dan distribusi fisik yang mempunyai pergerakkan barang jadi dari
pabrik ke pelanggan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Pemasok
Pasokan Fisik

Pabrik

Sistem Distribusi

Pelanggan

Perencanaan pengendalian Distribusi
Fisik Produk

Gambar 2.1. Sistem Logistik
(Sumber : “Pengendalian Persediaan Suatu Pendekatan Kuantitatif”,Biegel, J.E,
1992)
Sedangkan persediaan merupakan semua barang dan bahan yang dipakai
dalam proses produksi dan distribusi perusahaan.
Jadi distribusi persediaan adalah suatu aktifitas perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian proses produksi dan distribusi perusahaan dari produsen hingga
sampai ke konsumen untuk memperoleh suatu keuntungan.
Distribusi fisik sangatlah penting, sebab pada umumnya pemasok
pabrikan, dan pelanggan yang potensial tersebar luas secara geografis dengan

meluasnya pasar, tentunya akan diikuti dengan peningkatan volume produksi,
maka biaya pembelian atau biaya produksi akan berkurang, sehingga akan
meningkatkan keuntungan perusahaan untuk mendukung hal tersebut di butuhkan
sistem distribusi yang baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi fisik adalah saluran
distribusi, jenis pasar yang akan dilayani, karakteristik produk, jenis transportasi
yang digunakan.
Tujuan dari distribusi fisik adalah untuk membawa barang pada pelanggan
dengan tepat waktu dan biaya seefisien mungkin, serta memberikan pelayanan
yang baik terhadap pelanggan dengan meminimumkan biaya transportasi, biaya
persediaan dan biaya aktifitas lainnya.

2.1.1 Timbulnya Per sediaan
Sebab-sebab diperlukannya persediaan dalam suatu sistem, baik sistem
manufaktur maupun non manufaktur dapat diklasifikasikan ke dalam lima alasan
antara lain :
1. Faktor Waktu
Bila jangka waktu pengiriman bahan relatif lama. Dalam suatu proses
produksi, pengiriman material dari supplier, pemeriksaan bahan baku,
pembuat produk dan pengiriman ke konsumen melalui persediaan perusahaan
dapat mengurangi rentang waktu dalam pemenuhan demand.

2. Faktor Ketidakseimbangan
Seringkali jumlah yang dibeli lebih besar dari pada yang dibutuhkan. Kerena
membeli dalam jumlah yang besar pada umunya lebih ekonomis/murah,
sehingga sebagian bahan/barang yang belum digunakan disimpan sebagai
persediaan.
3. Faktor yang tidak pasti
Persediaan menjadikan perusahaan memiliki “rasa aman” terhadap kejadiankejadian yang tidak di harapkan dan tidak terencana. Apabila terjadi kesalahan
dalam perkiraan, pengiriman yang tertunda, kerusakan mesin dan kondisi alam
yang tidak pasti, maka pemenuhan kebutuhan bahan baku dapat dilakukan
dengan menggunakan persediaan yang telah ada.
4. Faktor ekonomi
Faktor ini dapat memberikan alternatif pengurangan biaya karena adanya
persediaan, perusahaan dapat membeli bahan baku ataupun berproduksi pada
tingkat yang menguntungkan. Pembelian bahan baku pada tingkat tertentu
dapat menghasilkan discount. Persediaan juga mampu untuk menstabilkan
kebutuhan mesin maupun manusia di suatu proses produksi.
5. Faktor keuntungan
Keinginan melakukan spekulasi untuk mendapatkan keuntungan besar dari
kenaikan harga barang di masa mendatang.

2.1.2 Macam – Macam Saluran Distribusi
Berdasarkan penggunaan lembaga perantara antara produsen dan
konsumen, saluran distribusi dapat digolongkan menjadi : (Syahyunan, 2004)
l.

Mata Rantai Saluran Distribusi yang Sangat Panjang.
Perusahaan atau produsen yang akan menyampaikan barang-barangnya
kepada konsumen akhir melalui banyak sekali distributor atau penyalur.
Misalnya untuk memasarkan barang-barang ke seluruh Indonesia, perusahaan
dapat menempatkan agen tunggal untuk seluruh lndonesia, agen untuk setiap
propinsi, sub agen untuk setiap kota, grosir dan akhirnya ke pengecer atau
retailer.

Produsen

Konsumen

Agen Tunggal

Pengecer

Agen

Sub Agen

Grosir

Gambar 2.2. Mata Rantai Saluran Distribusi yang
Sangat Panjang
(Sumber : “Efektivitas Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Pencapaian
Target Penjualan”, Syahyunan, 2004)
2. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Panjang.
Penyaluran barang-barang melalui perantara, tetapi tidak sepanjang saluran
distribusi yang sangat panjang. Misalnya produsen mempergunakan agen
untuk propinsi, sub agen untuk setiap kota, grosir dan akhirnya ke pengecer
(retailer).

Produsen

Konsumen

Agen

Sub agen

Pengecer

Grosir

Gambar 2.3. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Panjang
(Sumber : “Efektivitas Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Pencapaian
Target Penjualan”, Syahyunan, 2004)
3. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Agak Pendek
Penggunaan saluran distribusi disini lebih sedikit, meskipun terdapat
perantara. Saluran distribusi ini menggunakan dua tingkat, yaitu wholesaler
dan retailer.

Produsen

Grosir

Konsumen

Pengecer

Gambar 2.4. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Panjang
(Sumber : “Efektivitas Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Pencapaian
Target Penjualan”, Syahyunan, 2004)
4. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Pendek.
Disini perusahaan hanya menggunakan satu lembaga perantara, yaitu
pengecer. Berarti produsen langsung menghubungi pengecer yag cocok untuk
memasarkan barangbarangnya.

Produsen

Pengecer

Konsumen

Gambar 2.5. Mata Rantai Saluran Distribusi Pendek.
(Sumber : “Efektivitas Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Pencapaian
Target Penjualan”, Syahyunan, 2004)

5. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Sangat Pendek/Langsung.
Dalam sistem saluran distribusi ini, perusahaan menjual barang-barangnya
langsung kepada konsumen akhir. Konsumen akhir dapat juga berupa
perorangan yang membeli barang-barang tersebut maupun perusahaanperusahaan lain yang menggunakan barang-barang tersebut secara langsung,
artinya barang-barang itu diolah lagi. Misalnya : mesin. kulit, ikan. kertas dan
lain-lain.
Saluran distribusi langsung dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

Gambar 2.6. Mata Rantai Saluran Distribusi Sangat Pendek/Langsung.
(Sumber : “Efektivitas Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Pencapaian
Target Penjualan”, Syahyunan, 2004)

2.1.3

Fungsi Per sediaan
Berdasarkan faedah dan fungsinya, persediaan dapat dikategorikan sebagai

berikut :
a. Working Stock
Working Stock merupakan persediaan yang dibeli dan disimpan sesuai dengan
syarat pembelian yang ada (misalnya adanya potongan harga pembelian

dengan jumlah tertentu). Sehingga pemesanan barang tersebut biasanya
dilakukan dalam jumlah besar sekaligus.
b. Fluctuation Stock
Fluctuation Stock merupakan persediaan yang digunakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen. Oleh karena itu dibutuhkan persediaan dalam
jumlah yang cukup besar pula untuk menjaga kemungkinan yang tak terduga.
c. Anticipation Stock
Anticipation Stock merupakan persediaan yang digunakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan yang sudah diramalkan sebelumnya, misalnya jika
diketahui bahwa pola permintaan konsumen tersebut ada musimnya dalam
suatu puncak tertentu. Disamping itu juga berjaga-jaga terhadap kekurangan
stok akibat cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu atau pengiriman tidak
tepat.
d. Pipeline Stock
Pipeline Stock merupakan persediaan yang digunakan karena adanya
perpindahan material yaitu pada saat material dikirim ke perusahaan,
perpindahan material pada proses produksi maupun pengiriman produk jadi ke
konsumen. Dengan kata lain bahwa persediaan jenis ini adalah persediaan
material yang sedang diproses maupun material yang dipindahkan dari stasiun
kerja yang satu ke stasiun kerja yang lain.
e. Decoupling Stock
Decoupling Stock merupakan persediaan yang digunakan agar antara stasiun
kerja yang satu dengan yang lain tidak terjadi gangguan, maka proses produksi

tidak sampai berhenti, oleh karena stasiun kerja yang lainnya juga ikut
terganggu.

2.1.4 J enis Persediaan
Persediaan dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu:
a. Persediaan bahan baku (raw materials stock) yaitu persediaan dari barangbarang yang digunakan dalam proses produksi, dimana barang tersebut
diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari supplier yang
menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya.
b. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process)
yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap proses yang kemudian
diproses kembali menjadi barang jadi.
c. Persediaan barang-barang pembantu atau perlengkapan (supplier stock) yaitu
persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk
membantu menghasilkan produk tetapi tidak merupakan bagian komponen
dari barang jadi.
d. Persediaan komponen produk (components stock) yaitu persediaan barangbarang yang terdiri dari komponen-komponen diterima dari perusahaan lain,
yang dapat secara langsung di-assembling dengan komponen lain, tanpa
melalui proses produksi sebelumnya
e. Persediaan barang jadi (finished good stock) yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau
perusahaan lain.

2.1.5 Pengendalian Per sediaan
Secara umum persediaan adalah segala sumber daya organisasi yang di
simpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Persediaan adalah
komponen material, atau produk jadi yang tersedia di tangan, menunggu untuk di
gunakan atau di jual (Baroto,Teguh. Hal 52)
Secara fisik, item persediaan dapat dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu:
1. Bahan mentah (raw material), yaitu barang-barang yang berwujud seperti
baja, kayu dan badan mentah lainnya.
2. Komponen, yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian-bagian (part) yang
diproleh dari perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan
dalam pembuatan barang jadi atau barang setengah jadi.
3. Barang setengah jadi (work in process), yaitu barang-barang keluaran dari tiap
operasi produksi atau perakitan yang telah memiliki bentuk lebih kompleks
dari pada komponen.
4. Barang jadi (finished good), adalah barang-barang yang telah selesai diproses
dan siap untuk didistribusikan ke konsumen.
5. Bahan pembantu (supplies material), yaitu barang-barang yang diperlukan
dalam proses pembuatan atau perakitan barang, namun bukan merupakan
komponen barang jadi.
Persediaan dapat didefinisikan sebagai bahan yang disimpan dalam
gudang untuk kemudian digunakan atau dijual. Persediaan dapat berupa bahan
baku untuk keperluan proses, barang-barang yang masih dalam pengolahan
barang jadi yang disimpan untuk memenuhi permintaan konsumen atau langganan

setiap waktu. Persediaan adalah hal pokok sebagai fungsi yang tepat dari suatu
usaha pengolahan atau pembuatan. (John E. Biegel, hal. 112)
Istilah persediaan dapat dipakai untuk mengartikan beberapa hal seperti
(Richard J. Tersine, Principles of Inventory and Materials Management, Fourth
Edition, hal. 3) :
1. Stock on hand pada suatu periode.
2. Daftar item dari barang-barang pada suatu gudang.
3. Menentukan jumlah dari item yang ada di tangan (items on hand)
4. Nilai barang yang dimiliki oleh suatu organisasi pada suatu periode.
Paling sedikit ada 3 alasan perlunya persediaan bagi perusahaan maupun
organisasi. Yang pertama, adanya unsur ketidakpastian permintaan (permintaan
yang mendadak). Yang kedua, adanya unsur ketidakpastian pasokan dari para
suplier. Dan yang ketiga, adanya ketidakpastian unsur tenggang waktu
pemesanan. Menghadapi ketiga unsur ketidakpastian tersebut, pihak perusahaan
harus

melakukan

manajemen

persediaan

proaktif,

dalam

arti

mampu

mengantisipasi keadaan maupun menghadapi tantangan dalam manajemen
persediaan.

2.1.6 Biaya-biaya Dalam Sistem Per sediaan
Tujuan dari adanya pengaturan persediaan adalah untuk menentukan
bahan baku dan barang jadi pada jumlah yang tepat, waktu yang tepat, dan biaya
rendah, untuk itu ada empat parameter yang perlu diperhatikan :

1. Biaya Pembelian (purchasing cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang keluarkan untuk membeli barang.
Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan
harga satuan.
Biaya pembelian manjadi faktor penting ketika harga yang tergantung pada
ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai quantity discount atau
price break, dimana harga barang perunit akan turun bila jumlah barang yang
dibeli meningkat. Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya
pembelian ini tidak dimasukkan kedalam total biaya sistem persediaan karena
diasumsikan bahwa harga barang per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah
barang yang dibeli sehingga komponen biaya pembelian untuk periode waktu
tertentu (misalnya 1tahun) konstan akan hal ini tidak akan mempengaruhi
jawaban optimal tentang berapa banyak barang yang harus disimpan.
2. Biaya Pengadaan (procurement cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal usul barang, yaitu biaya
pemesanan (Ordering Cost) bila barang yang diperlukan diperlukan diperoleh
dari pihak luar (Supplier) dan biaya pembuatan (Setup Cost) bila barang
diperoleh dengan memproduksi sendiri.
3. Biaya Pemesanan (ordering cost)
Biaya

pemesanan

adalah

semua

pengeluaran

yang

timbul

untuk

mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya menentukan
pemasok (Supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya

pengangkutan, biaya engiriman dan seterusnya. Biaya ini di asumsikan
konstan untuk setiap kali pesan.
4. Biaya Penyimpanan (holding cost/carrying cost)
Biaya penyimpanan yaitu semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan
barang atau biaya yang diperlukan untuk mengadakan dan memelihara
persediaan. Biaya penyimpanan memiliki nilai persentasi 26% (20% -28%),
yang terdiri dari : biaya simpan, biaya adminitrasi, dan biaya resiko.

2.1.7.

Model Persediaan

2.1.7.1 Model Persediaan Economic Order Quantity (EOQ) Single Item
Ukuran dari sebuah order yang meminimumkan total biaya persediaan
dikenal sebagai Economic Order Quantity (EOQ).
Model persediaan ini memakai asumsi-asumsi sebagi berikut :
1. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan.
2. Barang yang disimpan hanya satu macam.
3. Lead time atau waktu ancang-ancang diketahui dan bersifat konstan.
4. Barang yang dipesan segera dapat tersedia.
5. Harga barang konstan, tidak mungkin diberikan diskon.
6. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat
digunakan.
7. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (stock out)

Tujuan dari model EOQ adalah menentukan jumlah (Q) setiap kali
pemesanan sehingga meminimasi biaya persediaan. Persamaan matematisnya
adalah :
Total biaya persediaan = B.Pemesanan + B.Penyimpanan + B.Pembelian
TAC

 D
Q
=   k + h + DC
2
Q

Dimana :
TAC

: Total biaya persediaan tahunan (Total Annual Inventory Cost)

D

: Jumlah kebutuhan barang selama satu periode (unit)

h

: Biaya penyimpanan tiap unit per tahun

Q

: Jumlah pemesanan

k

: Biaya setiap kali pesan

C

: Harga barang per unit

Untuk mendapatkan ukuran lot dengan biaya minimum (EOQ) diturunkan
total biaya annual terhadap ukuran lot (Q) dan semakin mendekati hasil adalah :

 D
Q
  k =  h
2
Q
Dk Qh
=
Q
2
Q2 =

2 Dk
h

Sehingga didapatkan formulasi EOQ :

Q=

2 Dk
=
h

2 Dk
hC

Setelah EOQ diketahui, dapat ditentukan frekuensi pemesanan per tahun,

D
Q

F=

Rata-rata tenggang waktu antar order T, formulasinya :
T=

Q
D

Titik pesanan kembali (reorder point) didapatkan dengan menentukan
demand yang akan terjadi selama periode lead time. Jika lead time L dinyatakan
dalam bulan, maka formulasi Reorder point :
R =

DL
×L
12

dimana :
R

= Reorder point

L

= Lead time (bulan)

DL

= Tingkat kebutuhan selama lead time
Jika lead timenya dinyatakan dalam minggu, formulasinya :

R =

DL
×L
52

2.1.7.2 Model Per sediaan Economic Order Quantity (EOQ) Multi Item
Model ini merupakan model economic order quantity untuk pembelian
bersama (Join Purchase) beberapa jenis item, dimana asumsi-asumsi yang
dipakai adalah :

§ Tingkat permintaan untuk setiap item bersifat konstan dan diketahui dengan
pasti, lead time juga diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, tidak ada stock
out maupun biaya stock out.
§ Lead timenya sama untuk setiap item, dimana semua item yang dipesan akan
datang pada titik waktu yang sama untuk setiap siklus.
§ Holding cost, harga perunit (unit cost) dan ordering cost untuk setiap item
diketahui.
Penentuan rumus EOQ untuk kasus joint purchase diperoleh dengan
menderivasi biaya total ordering cost dan total holding cost selama periode
tertentu, dimana :
Total biaya persediaan = Ordering Cost + holding cost


D
TC = 
 QRp
i
∑


 QRpi
(Κ + ∑ ki ) +  ∑


2




h



Diantara :
K

: Biaya pemesanan yang tak tergantung jumlah item

Ki

: Biaya pemesanan tambahan karena adanya penambahan item-I ke
dalam pesanan.

di

: Biaya yang diperlukan periode tertentu untuk item-i

D

: Biaya yang diperlukan selama periode tertentu untuk semua item

∑Q

Rpi

∑Q*

Rpi

: EOQ optimal untuk ukuran lot terpadu dalam “nilai” rupiah
: EOQ optimal untuk ukuran lot terpadu dalam “nilai” rupiah

Model matematik dari EOQ (Q*Rp), diperoleh :

Q*Rp = ∑Q*

Rpi

=

2 D (Κ + ∑ ki )
h

EOQ untuk masing-masing item dalam “rupiah” diperoleh dengan
membagi di dengan Ddirumuskan

Q*Rpi =

(d i )
D

Q * Rp

EOQ untuk masing-masing item dalam unit dirumuskan :

Q*i =

Q * Rp
Ci

dimana : ci = harga jual per unit untuk item ke-i
Frekuensi pemesanan yang terjadi setiap periode tersebut dirumuskan :

F* =

D
Q * Rp

t* =

1 Q * Rp
=
f
D

2.1.7.3 Economic Order Interval Single Item
Persoalan dasar dari sistem ini adalah mencari order interval T dengan
maksud memaksimumkan tingkat inventory E

Persediaan

L

L

L

Gambar 2.7. Order Interval
(Sumber : “Perencanaan & Pengendalian Produks”i, A. H. Nasution, 1999)
Dimana :
L

: Lead time

T

: Interval pemesanan

E

: Tingkat persediaan maksimum

Economic Order Interval (EOI) dapat diperoleh dengan meminimumkan
total annual cost (biaya tahunan). Apabila tidak terjadi stock out, maka total
annual inventory cost dapat digambarkan sebagai berikut :

Cost
TAC
minimum

Holding cost

Ordering cost

Unit
Gambar 2.8. Model total biaya
(Sumber : “Perencanaan & Pengendalian Produksi”, A. H. Nasution, 1999)

Sehingga formulasinya dinyatakan sebagai berikut :
Total biaya annual = (harga barang perunit + biaya pemesanan + biaya
penyimpanan)
Dimana :

m

=

Jumlah order pertahun

R
R
RT
=
=
2m 2 / T
2

=

Rata-rata inventory dalam unit

T = 1/m

=

Interval pemesanan dalam satu tahun

R

=

Besarnya kebutuhan selama 1 tahun

Optimalitas formulasi adalah :
DTC
− C REP
=0
⇒ 2 +
DT
T
2
C
RFP
=
=0
2
T
2
T2 =

2C
RFP

Sehingga didapat formulasi Economic Order Interval
T*

= Economic Order interval =

2c
rfp

Untuk tingkat persediaan maksimum (E) diformulasikan sebagai berikut :

E=

RT RL R(T + L )
+
=
=Q+ B
N
N
N

Sedangkan total biaya minimum pertahun adalah
(TC)* = RP + RHT*

2.1.7.4 Economic Order Multi Item
Untuk pemesanan bermacam-macam barang dari penyalur yang sama,
pemesanan dapat dilakukan secara bersama, ini dilakukan karena sudah barang
tentu lebih ekonomis daripada pemesanan secara sendiri-sendiri.
Formulasi yang digunakan adalah :
I =n

TC =

∑ Ri.Pi +

(C + nc ) + 1/ 2T
T

i =1

Optimal bila

I =n

+ ∑ Ri.Pi
i =1

dTC
=0
DT

Maka formulasi Economic Order Interval adalah

T* = EOI =

2(C + nc )
n
F ∑ Ri.Pi
i =1

Perantara itu biasanya didasarkan atas omset penjualan, wilayah dan jenis
produk. Dengan adanya perantara ini, secara tidak langsung merupakan sarana
potensial untuk menciptakan pasar, dimana perusahaan dapat menarik pelanggan
dengan menawarkan jasa pelayanan yang lebih rendah melalui distribusi fisik.

2.2.

Distribution Requirement Planning
Istilah DRP memiliki dua pengertian yang berbeda, yaitu : distribution

requirement planning dan distribution resource planning.
Distribution Requirement Planning adalah berfungsi menentukan kebutuhankebutuhan untuk mengisi kembali inventori pada distribution center. Sedangkan

Distribution

Resource Planning

merupakan perluasan dari distribution

requirement planning yang mencakup lebih dari sekadar sistem perencanaan dan
pengendalian pengisian kembali inventori, tetapi ditambah dengan perencanaan
dan pengendalian dari sumber-sumber yang terkait dalam sistem distribusi seperti
: warehouse space, tenaga kerja, uang, fasilitas transportasi dan warehousing.
Termasuk di sini adalah keterkaitan dari replenishment system ke financial system
dan penggunaan simulasi sebagai alat untuk meningkatkan performansi sistem.
(Gasperz, Vincent, 2004, hal 300-301)

Distribution Requirement Planning merupakan aplikasi dari logika
Material Requirement Planning (MRP) pada persediaan. Bill of Material (BOM)
pada MRP diganti dengan Bill of Distribution (BOD) pada Distrbution
Requirement Planning. Distribution Requirement Planning menggunakan logika
Time Phased Order Point (TPOP) untuk menentukan pengadaan kebutuhan pada
jaringan. (Richard J. Tersine 1988, hal 432)

Gambar 2.9. Perbedaan MRP dan DRP
Sumber

: James H. Green, PhD, "Production and Inventory Control Handbook", 2nd , Mc.
Grow-Hill, Inc., 1987, hal. 222.

Tabel 2.1. Persamaan MRP dan DRP

Persamaan :

1.
2.
3.
4.
5.

MRP maupun DRP
Menggunakan cara perhitungan matematis yang sama.
Mempunyai matriks komponen perhitungan yang sama.
Membedakan Independent demand dan dependent demand.
Metode berlaku untuk dependent demand.
Keduannya menggunakan cara pemesanan berdasarkan
rentang waktu.
Tabel 2.2. Perbedaan MRP dan DRP

Per bedaan :

MRP
Untuk kegiatan manufakturing.
Menghitung
kebutuhan
tiap
komponen.
Cocok untuk pabrik jenis rakitan.

DRP
Untuk kegiatan distribusi.
Menghitung kebutuhan barang
untuk tiap pusat distribusi.
Cocok untuk sistem distribusi
bertingkat.
Biasanya untuk bahan baku/ Biasanya untuk barang jadi/
penolong.
komoditas.
MRP adalah proses dari atas, yaitu DRP adalah proses dari bawah,
dari Master Production Schedule yaitu dari kebutuhan Retail ke
ke kebutuhan tiap komponen.
Distritibution
Center
dan
Warehouse Center.
Semua
kebutuhan
komponen Kebutuhan
Retail
bersifat
bersifat dependent.
Independent,
sedangkan
kebutuhan DC dan WC bersifat
Dependent.

Sumber (Indrajit, Eko & Djokopranoto, Richardus, (2003) ”Manajemen Persediaan”, GrasindoJakarta. hal 249)

Pada gambar 2.9. diperlihatkan perbedaan struktur dari MRP dan DRP.
Pada gambar (a) terlihat struktur produk (BOM) yaitu produk terdiri dari 3
komponen. Untuk MRP, langkah awalnya adalah melakukan perencanaan (JIP)
untuk kemudian tiap-tiap komponen dapat dijadwalkan kebutunannya.
Sedangkan pada gambar 2.9.b. merupakan struktur distribusi (BOD)
terlihat 1 sumber penawaran (SS) terdiri dari 3 pusat distribusi (DC). Pada DRP,
langkah awalnya adalah membuat perencanaan permintaan dari masing-masing

Distribution Requirement Planning didasarkan pada peramalan kebutuhan
pada level terendah dalam jaringan tersebut yang akan menentukan kebutuhan
persediaan pada level yang lebih tinggi.
2.2.1 Konsep Distribution Requirement Planning
Distribution Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani
pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini
menggunakan demand independent, dimana dilakukan peramalan untuk
memenuhi struktur pengadaannya. Berapapun banyaknya level yang ada dalam
jaringan distribusi, semuanya merupakan variabel yang dependent kecuali level
yang langsung memenuhi consumer.
Distribution Requiremeni Planning lebih menekankan pada aktivitas
pengendalian daripada kegiatan pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan
mendatang dengan perencanaan pada setiap level pada jaringan distribusi. Metode
ini dapat memprediksi masalah-masalah sebelum masalah-masalah tersebut benarbenar terjadi memberikan titik pandang terhadapjaringan distribusi.
Distribution Requirement Planning tiap warehouse dan item ditabulasikan
sebagai berikut :
Tabel 2.3 Hasil Analisa Perhitungan DRP untuk tiap agen
On Hand Balance :
Safety Stock
:

X Distribution Center
Lead Time
:
Order Quantity :
Period
Past
Due 1 2 3 4 5 6

Gross Requirement
Schedule Receipts
Projected On Hand
Net Requirements
Planned Order Receipts
Planned Order Release

7

8

Penjelasan tabel 2.3 hasil analisa perhitungan DRP adalah sebagai berikut :
1. On Hand Balance merupakan persediaaan barang yang ada di gudang
2. Order Quantity merupakan banyaknya jumlah barang akan akan dikirim.
3. Safety stock merupakan stok pengaman yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan.
4. Lead time merupakan frekuensi waktu pemesanan sampai penerimaan produk.
5. Groos requirement merupakan kebutuhan kotor yang diperoleh dari total
permintaan mingguan atau hasil dari peramalan (forecasting)
6.

Scheduled Receipt merupakan jadawal penerimaan

7.

Project on hand merupakan kebutuhan ditangan ( persediaan di gud