PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI CV. WIDORO INDAH.

PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI
DENGAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP)
DI CV. WIDORO INDAH

S KR I PS I

Disu su n O leh :
FERI BUDI SETIAWAN
NPM : 0832010019

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI

DENGAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP)
DI CV. WIDORO INDAH
Disusun Oleh:
FERI BUDI SETIAWAN
0832010019
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji skripsi J urusan
Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, UPN “ Veteran “ jawa timur
pada tanggal 15 J uni 2012

Dosen Penguji

Dosen pembimbing

1.

1.
Ir , Sumiati, MT
NIP. 19601213199103 2 001

Ir. Nisa Masr ur oh, MT

NIP. 19630125 198803 2 001

2.

2.

Ir . M. Anang Fahr odji, MT
NIP. 195804051 198803 1 001

Drs. Pailan, MPd
NIP. 19530504 198303 1 001

3.

Ir . Nisa Masr ur oh, MT
NIP. 19630125 198803 2 001
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Universitas Pembangunan Nasional “ Veter an “ J awa Timur


Ir . Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul “ PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS
DISTRIBUSI DENGAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
(DRP) DI CV. WIDORO INDAH ”.
Penelitian ini merupakan tugas wajib dan sebagai syarat untuk
menyelesaikan program sarjana strata satu (S-1) di Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
Dalam menyusun penelitian ini, penulis tidak lepas dari banyak pihak,
yang secara langsung maupun secara tidak langsung telah turut membimbing dan
mendukung penyelesaian tugas penelitian ini yang semuanya sangat besar artinya

bagi penulis. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

2.

Bapak Ir. Sutiyono, MS. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

3.

Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. Selaku Kepala Jurusan Teknik Industri

4.

Bapak Drs. Pailan, MPd selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri,
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

5.

Ibu Ir. Nisa Masruroh, MT selaku dosen pembimbing I.

6.

Bapak Drs. Pailan, MPd selaku dosen pembimbing II.

7.

Bapak H. Yunus selaku pembimbing lapangan

8.


Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9.

Kedua Orang Tua Penulis yang senantiasa dan selalu memberikan dukungan
baik materi maupun moriil.

10.

Seluruh angkatan 2008 TI dari paralel A sampai D yang selalu mendukung.

11.

Seluruh angkatan 2008 TI khususnya paralel A tercinta, yang menemani
suka maupun duka disa’at menjalani kuliah yang tidak bisa disebutin satu
persatu, ”salam kompak selalu”
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.

Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan memberikan balasan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis.

Surabaya, 15 Juni 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

ABSTRAKSI

Suatu perusahaan banyak dihadapkan pada masalah yang berhubungan
dengan sistem distribusi. Masalah yang timbul karena konsumen berada pada
lokasi yang terpisah secara geografis, hal ini mengakibatkan pentingnya untuk
menyimpan persediaan pada beberapa lokasi sehingga dapat menimbulkan

masalah pada manajemen dalam mengkoordinasikan sistem distribusi dari
bagian pemasaran, juga pada bagian produksi yang akan menghasilkan produk
terbaik. Untuk itu diperlukan adanya sistem distribusi yang baik serta persediaan
produk yang tepat agar tingkat kepuasan konsumen maupun keuntungan
perusahaan dapat terjaga.
CV. Widoro Indah adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
Sandal laki –laki da Sandal Perempuan dengan merk sandal bernama eternal.
Distribusi yang dilakukan perusahaan didasarkan atas permintaan dari para
pelanggan. Di dalam perusahaan ini belum terdapat adanya suatu perencanaan dan
penjadwalan aktifitas distribusi produk yang terkoordinasi dengan baik, sehingga
permintaan untuk masing-masing jenis produk kurang terkontrol yang
mengakibatkan terjadinya keterlambatan pendistribusian produk.
Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan perencanaan dan
penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP).
Diharapkan dengan adanya perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi yang
baik, keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi lebih
optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu
dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimum..
Hasil Penelitian didapatkan Perencanaan Distribusi metode perusahaan,
Total Cost dari distribusi meliputi data permintaan produk, data produk jadi, biaya

pemesanan, biaya penyimanan, biaya pengiriman, data lead time dengan metode
DRP lebih kecil bila dibandingkan dengan metode perusahaan. Total Cost (TC)
dengan metode perusahaan tahun 2011 adalah sebesar. Rp. 66.456.750 sedangkan
biaya distribusi dengan metode DRP tahun 2011 sebesar Rp. 41.802.500. Maka
didapatkan penghematan sebesar Rp. 24.654.250 atau 37% per tahun..
Kata kunci

: Distribusi, Distribution Requirement Planning (DRP)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
A lot of companies are faced with problems related to the distribution
system. Problems arise because consumers are at geographically separate
locations, this has resulted in the need to keep inventory at multiple locations so
that it can cause problems in coordinating the management of the marketing
distribution system, also in the production that will produce the best products. It
required a good distribution system and supply the right products to the level of
customer satisfaction and corporate profits can be maintained.

CV. Widoro Indah is a company engaged in manufacturing men da
Sandals Sandals Women's sandals with a brand called eternal. Distribution of the
company based on the request of the customer. Within this company there is not a
planning and scheduling of product distribution activities are well coordinated, so
the demand for each type of product is out of control that resulted in delays in
product distribution.
Given these problems, the planning and scheduling done by the method of
distribution Distribution Requirements Planning (DRP). It is expected that the
planning and scheduling activities of a good distribution, success in meeting
customer demand will be more optimal, improved sales performance in meeting
orders on time and the right amount so that distribution costs can be kept at a
minimum.
The results obtained Planning Distribution Research company method,
Total Cost of distribution of the data include product demand, product data so
booking fees, costs penyimanan, shipping costs, the data lead time with the DRP
method is smaller compared to the methods of the company. Total Cost (TC) by
the method of the company in 2011 amounted to. USD. 66.145675 million while
the cost of distribution by the method of DRP in 2011 amounting to Rp. 41.802
million. Then obtained a savings of Rp. 24.65425 million or 37% per year ..
Key Wor ds


: Distributions, Distribution Requirement Planning (DRP)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2

Perumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3

Batasan Masalah ............................................................................................. 2

1.4

Asumsi – Asumsi ............................................................................................ 3

1.5

Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3

1.6

Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3

1.7

Sistematika Penulisan ...................................................................................... 4

BAB II
2.1

TINJ AUAN PUSTAKA

Pengertian Distribusi……………………………………………………….…..6
2.1.1

Fungsi Distribusi...……………………………………………………..….7

2.1.2

Biaya – Biaya Dalam Distribusi………………………………………....10

2.2

Distribution Requirement Planning (DRP)………………………………….….12

2.3

Penentuan Ukuran Lot Dan Stock Pengaman………...…………………....…..18

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

2.4

Peramalan…………………………………………………………...............21

2.5

Metode Peramalan………………………………………………..…..….....26

2.6

2.5.1

Metode Double Moving Average…………………………..…..….....28

2.5.2

Metode Pemulusan (smoothing) Eksponensial Ganda……..…….......30

2.5.3

Metode Pemulusan (smoothing) Eksponensial Tunggal………...........31

Ukuran Akurasi Hasil Peramalan.................................................................32
2.6.1

2.7

Pengujian Peramalan..............................................................................33

Penelitian Terdahulu……………………………………………….….……..35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................................38

3.2

Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ................................................38

3.3

Metode Pengumpulan Data .............................................................................39

3.4

Metode Pengolahan Data ................................................................................40

3.5

Langkah-langkah Penelitian dan Pemecahan Masalah ....................................45

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1

Jumlah Permintaan Dan Persediaan Produk ....................................................50

4.2

Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode Perusahaan ...........................56

4.3

Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode Distribution Requirement
Planning (DRP)............................................................................................57

4.4

Peramalan Permintaan Produk .........................................................................62

4.5

Kebutuhan Total Produk Sandal .....................................................................71
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Industri memiliki tingkat persaingan yang ketat dalam era pasar bebas,

meskipun dalam tingkat distributor. Distributor dituntut menyalurkan produk
dengan baik untuk mencegah kekosongan stok. Konsumen akan merasa puas
terhadap pelayanan distributor, jika produk tersebut tiba tepat waktu, tepat jumlah
dan tepat mutu. Oleh karena itu sistem distribusi yang baik akan meningkatkan
pencapaian produktifitas perusahaan. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus
dapat mengkoordinasikan dan merencanakan distribusi dari bagian pemasaran
sehingga keuntungan perusahaan tetap stabil.
CV. Widoro Indah adalah perusahaan yang bergerak dalam industri
pembuatan sandal. Produk sandal yang dihasilkan adalah sandal untuk laki-laki
dan perempuan dengan nama merk sandal Eterna. Perusahaan CV. Widoro Indah
sudah melakukan distribusi produknya ke distributor yang tersebar di berbagai
wilayah Indonesia anatara lain, yaitu di kota Bogor, Jakarta, Bandung, dan Bukit
Tinggi. Pengiriman produk dilakukan sesuai dengan permintaan masing-masing
distributor dengan menggunakan angkutan truk dan kapal untuk distributor Bukit
Tinggi, tetapi dalam pendistribusiannya permintaan untuk semua jenis produk
yang datang pada waktu dan tempat yang berlainan masih sering terjadi
keterlambatan pengiriman produk ke distributor, sehingga mengakibatkan
terjadinya kekurangan stok produk pada masing-masing distributor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan penelitian perencanaan
dan penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning
(DRP). Diharapkan dengan adanya perencanaan dan penjadwalan distribusi yang
baik, maka pengiriman produk ke masing - masing distributor akan menjadi lebih
optimal, tepat waktu dan tepat jumlah sehingga didapatkan biaya distribusi yang
lebih kecil.

1.2

Per umusan Masalah
Berdasarkan kondisi di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah :
”Bagaimana merencanakan penjadwalan aktivitas distribusi produk
sesuai permintaan dengan biaya distribusi minimum di CV. Widoro Indah ?”

1.3

Batasan Masalah
Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk

menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Produk yang diteliti ada 2 jenis yaitu Sandal Eterna Laki-Laki dan Sandal
Eterna Perempuan.
2. Proses produksi tidak dibahas dalam penulisan penelitian ini.
3. Terdapat 4 kota tujuan distribusi, yaitu yaitu di kota Bogor, Jakarta, Bandung,
dan Bukit Tinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

4. Data yang digunakan adalah data permintaan yang didapatkan dari perusahaan
mulai bulan Januari 2011 sampai dengan April 2012.

1.4

Asumsi
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :

1. Data yang digunakan adalah valid.
2. Transaksi perusahaan berjalan lancar.
3. Biaya kirim dan biaya simpan tidak mengalami perubahan selama penelitian
dilakukan.

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai perencanaan distribusi adalah:

1. Untuk merencanakan penjadwalan aktivitas pendistribusian produk Sandal
Eterna.
2. Untuk menentukan total biaya distribusi yang minimum.

1.6

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Penulis :
Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam Teknik Industri
khususnya dalam bidang perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi
untuk memecahkan permasalahan dalam dunia nyata.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

b. Bagi Universitas :
Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan penulisan karya ilmiah
tingkat Perguruan Tinggi dan sebagai sumbangan pemikiran serta melengkapi
pembahasan sejenis dari penelitian yang pernah dilakukan.
c. Bagi Perusahaan :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi
perusahaan dengan harapan dapat digunakan sebagai referensi mengenai
sistem penjadwalan distribusi produk.

1.7
BAB I

Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan, asumsi,
tujuan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang membahas masalah
distribusi yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini.
Dimana nantinya tinjauan pustaka ini akan dijadikan sebagai acuan
kerangka berfikir didalam menyelesaiakan pemasalahan yang ada, baik
dalam melakukan pengolahan data maupun dalam menginterpretasikan
hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

BAB III METODE PENELITIAN
Berisi suatu alur atau kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis
yang merupakan suatu proses dimana terdiri dari tahap-tahap yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

saling terkait satu sama lainnya atau dalam artian hasil dari suatu tahap
akan menjadi masukan bagi tahap berikutnya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan seluruh data yang dihasilkan dari
perencanaan distribusi, dengan menggunakan metode Distribution
Requirement Planning (DRP), kemudian dianalisa mengenai alternatif
solusi-solusi yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang
dikaji.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari perencanaan distribusi
yang telah dilakukan sehingga dapat memberikan suatu masukan bagi
pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan ....................................................................................................74

5.2

Saran ..............................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Distr ibusi
Distribusi adalah suatu penyampaian barang atau jasa dari produsen ke

konsumen dan pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan
(Indrajit, 2003). Sistem distribusi itu sendiri, secara bebas dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu sistem tarik (Pull syste) dan sistem dorong (Push Syste).
(Richardus, 2003)
Kegiatan distribusi semakin penting artinya bagi supply chain dewasa ini
dengan semakin banyaknya perusahaan yang harus melakukan pengiriman
langsung ke pelanggan. Tumbuhnya industri dot com yang menyediakan
pelayanan pembelian on-line dengan pengiriman langsung ke pintu pelanggan
membuat kegiatan distribusi menjadi semakin besar pada supply chain. Pelangan
yang membeli buku di toko akan menanggung biaya distribusi yang lebih rendah
dibandingkan dengan mereka yang membeli buku secara on-line dan dihantar
langsung ke alamat pelanggan. Distribusi juga bagian yang bertanggung terhadap
perencanaa, palaksananaan, dan pengendalian aliran material darri produsen ke
konsumen dengan suatu keuntungan. Jenis – jenis distribusi persediaan terdiri dari
distribusi fisik, sistem distribusi push and pull dan Distirbution Requirement
Planning (Hakim, 2003).
Tetapi salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam
mengelola kegiatan pengiriman adalah tradeoff antara biaya dengan kecepatan
respon dari suatu mode distribusi. Biaya pengiriman akan tinggi kalau perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

sangat mementingkan kecepatan respon. Misalnya, apabila semua order dikirim
dalam jangka waktu satu hari sejak ada permintaan order, maka seringkali
pengiriman dilakukan dengan volume kecil dan tidak mencapai skala ekonomi
yang memadai. Perusahaan sering melakukan penggabungan pesanan dalam
bebrapa periode yang berbeda sehingga pengiriman tidak dilakukan setiap hari
misalnya, tetapi tiap dua atau tiga hari. Praktek melakukan penggabungan waktu
dalam proses pengiriman ini biasanya dinamakan dengan istilah temporal
aggregation.

2.1.1

Fungsi Distribusi
Manajemen distribusi harus mampu mengatur dan mengendalikan arus

penerimaan dan pengiriman produk , serta kemampuan analisa transportasi yang
kuat dalam pendistribusian produk perusahaan.
Tiga pengertian penting dalam mendukung pelaksanaan manajemen
distribusi (Shcell. 2002) yaitu :
1. Fungsi distribusi sebagai salah satu fungsi transportasi perusahaan yang
merupakan fungsi bisnis.
2. Sistem distribusi tidak dapat terlepas dari sistem secara keseluruhan dalam
perusahaan , dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi
dan operasi.
3. Unsur penting dalam distribusi adalah pengambilan keputusan dan analisa
transportasi maka penekanan utama dalam pembahasan distribusi adalah
suatu proses pengambilan keputusan dan kemampuan analisa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Pada prinsipnya fungsi distribusi ini bertujuan untuk menciptakan
pelayanan yang tinggi ke pelanggan yang bisa dilihat dari tingkat service level
yang dicapai, kecepatan pengiriman, kesempurnaan barang sampai ke tangan
pelanggan, serta pelayanan purna jual yang memuaskan.
Dalam upayanya untuk memenuhi tujuan-tujuan di atas, siapapun yang
melaksanakan (internal perusahaan atau mitra pihak ketiga), manajemen distribusi
pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar yang terdiri dari :
1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level segmentasi
pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue
perusahaan bisa sangat bervariasi dan karakteristik tiap pelanggan bisa sangat
berbeda antara satu dengan lainya.
2. Menentukan mode distribusi yang akan digunakan. Tiap mode distribusi
memiliki karakteritik yang berbeda dan mempunyai keunggulan serta
kelemahan yang berbeda juga. Kombinasi dua atau lebih mode transportasi
tentu bisa atau bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.
3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman. Konsolidasi merupakan
kata kunci yang sangat penting dewasa ini. Tekanan untuk melakukan
pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama perlunya
melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman. Salah satu contoh
konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai
regional distribution center oleh central warehouse untuk keperluan
pembuatan jadwal pengiriman.
4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman. Salah satu kegiatan
operasional yang dilakukan oleh gudang atau distributor adalah menentukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus dilalui untuk
memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan. Apabila jumlah pelanggan
sedikit, keputusan ini bisa diambil dengan relative gampang. Penjadwalan dan
penentuan rute pengiriman adalah pekerjaan yang sangat sulit dan
kekurngtepatan dalam mengambil dua keputusan tersebut bisa berimplikasi
pada biaya pengiriman dan penyimpanan yang tinggi.
5. Memberikan pelayanan nilai tambah. Disamping mengirimkan produk ke
pelanggan, jaringan distribusi semakin banyak dipercaya untuk melakukan
proses nilai tambah tersebut tadinya dilakukan oleh pabrik. Beberapa proses
nilai tambah yang bisa dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan,
pelabelan harga, pemberian barcode, dan sebagainya.
6. Menyimpan persediaan. Jaringan distribusi selalu melibatkan proses
penyimpanan produk baik di suatu gudang pusat atau gudang regional,
maupun di toko di mana produk tersebut dipajang untuk dijual. Oleh karena
itu manajamen distribusi tidak bisa dilepaskan dari manajemen pergudangan.
7. Menagani pengembalian (return). Manajemen distribusi juga punya tanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan pengembalian produk dari hilir ke hulu
dalam supply chain. Pengembalian ini bisa karena produk rusak atau tidak
terjual sampi batas waktu penjualanya habis. Proses pengembalian produk
lumrah dengan sebutan reverse logistics.
Apabila manajemen perusahaan akan memisahkan jenis proses distribusi
dari segi bentuk proses maka ini berarti bahwa jenis proses distribusi dalam
perusahaan yang bersangkutan semata – semata mendasarkan diri pada perbedaan
yang pada umumnya akan dikaitkan pada masalah–masalah umum pada bidang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

distribusi masing–masing perusahaan tersebut. Atas dasar bentuk dari proses
distribusi tersebut dilaksanakan oleh masing–masing perusahaan yang ada maka
proses pemasaran dapat dibgi menjadi beberapa jenis yaitu : (Baroto, 2002)
a) Proses Distribusi Langsung
Merupakan suatu proses distribusi yang menitikberatkan pada proses
distribusi secara langsung yang ditujukan kepada perusahaan Contoh :
pengiriman produk perusahaan manufaktur.
b) Proses Distribusi Tidak Langsung
Merupakan

proses

distribusi

dimana

pelaksanaan

proses

tersebut

dititikberatkan pada distribusi dengan menggunakan media jasa pengiriman
swasta

maupun media pengiriman BUMN. Contoh : perusahaan

mendistribusikan produknya dengan menggunakan jasa pengiriman barang.

2.1.2

Biaya - Biaya Dalam Sistem Distr ibusi
Tujuan dari adanya pengaturan persediaan adalah untuk menentukan

bahan baku dan barang jadi pada jumlah yang tepat, waktu yang tepat, dan biaya
rendah, untuk itu ada empat parameter yang perlu diperhatikan :
1. Biaya Pembelian (purchasing cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang keluarkan untuk membeli barang.
Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan
harga satuan.Biaya pembelian manjadi faktor penting ketika harga yang
tergantung pada ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai
quantity discount atau price break, dimana harga barang perunit akan turun
bila jumlah barang yang dibeli meningkat. Dalam kebanyakan teori

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

persediaan, komponen biaya pembelian ini tidak dimasukkan kedalam total
biaya sistem persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per unit
tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli sehingga komponen biaya
pembelian untuk periode waktu tertentu (misalnya 1tahun) konstan akan hal
ini tidak akan mempengaruhi jawaban optimal tentang berapa banyak barang
yang harus disimpan.
2. Biaya Pengadaan (procurement cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal usul barang, yaitu
biaya pemesanan (Ordering Cost) bila barang yang diperlukan diperlukan
diperoleh dari pihak luar (Supplier) dan biaya pembuatan (Setup Cost) bila
barang diperoleh dengan memproduksi sendiri.
3. Biaya Pemesanan (ordering cost)
Biaya

pemesanan

adalah

semua

pengeluaran

yang

timbul

untuk

mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya menentukan
pemasok (Supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya
pengangkutan, biaya pengiriman dan seterusnya. Biaya ini di asumsikan
konstan untuk setiap kali pesan.
4. Biaya Penyimpanan (holding cost/carrying cost)
Biaya penyimpanan yaitu semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan
barang atau biaya yang diperlukan untuk mengadakan dan memelihara
persediaan.
5. Biaya Pengiriman
Biaya pengiriman adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mengiri barang
dari perusahaan ke distributor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.2

Distribution Requirement Planning (DRP)
DRP adalah suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan dalam

suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini menggunakan demand
independent, dimana dilakukan peramalan untuk memenuhi struktur pengadaanya.
Berapapun banyaknya level yang langsung memenuhi consumer. ( Tersine, 2003)
DRP lebih menenkankan pada aktifitas penjadwalan dari pada aktifitas
pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan mendatang dengan perencanaan pada
setiap level pada jaringan distribusi. Metode ini dapat memprediksi masalah
sebelum masalah-masalah tersebut benar-benar terjadi dan memberikan titik
pandang terhadap jaringan distribusi. Empat langkah utama harus diterapkan satu
pada periode pemesanan dan pada setiap item, langkah – langkah tersebut adalah :
1. Netting
Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan
bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan
keadaan persediaan. Data yang dibutuhkan dalam proses kebutuhan bersih ini
adalah :
-

Kebutuhan lotor untuk setiap periode.

-

Persediaan yang dimiliki pada awal perencanaan.

-

Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan.

2. Lotting
Lotting adalah proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal
untuk setiap item secara individual didasarkan pada kebutuhan bersih yang
telah dilakukan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

3. Offsetting
Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan
rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih.
4. Explosion
Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat
jaringan distribusi yang lebih rendah.
DRP

sangat berperan baik untuk sistem distribusi manufaktur yang

integrasi maupun sistem distribusi murni. Dengan kebutuhan persediaan time
phasing pada tiap level dalam jaringan distribusi, DRP memiliki kemampuan
untuk memprediksi suatu problem benar-benar terjadi. Sistem DRP bekerja
berdasarkan penjadwalan yang telah dibuat untuk permintaan di masa yang akan
datang sehingga mampu mengantisipasi perencanaan masa depan dengan
perencanaan yang lebih dini pada setiap level distribusi. Untuk organisasi
manufaktur, yang memproduksi untuk memenuhi persediaan serta untuk dijual
melalui jaringan distribusinya sendiri. Performansi dapat ditingkatkan dengan
mengintegrasikan dengan sistem MRP dan DRP sekaligus.
Distribution Requirement Planning (DRP) juga merupakan aplikasi dari
logika Material Requirement Planning (MRP) pada persediaan. Bill of Material
(BOM) pada MRP diganti dengan Bill of Distribution (BOD) pada Distribution
Requirement Planning. DRP menggunakan logika Time Phased Order Point
(TPOP) untuk menentukan pengadaan kebutuhan pada jaringan.
MRP dan DRP ada persamaan dan perbedaannya, persamaan dan
perbedaan itu dapat dilihat pada table berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan DRP dengan MPR
Kondisi

Persamaan

MRP
1. Menggunakan cara perhitungan
matematis yang sama.

1. Sama

2. Mempunyai matriks komponen
perhitungan yang sama.

2. Sama

3. Membedakan Independent demand
dan dependent demand.

3. Sama

4. Metode berlaku untuk dependent
demand.

4. Sama

5. Keduannya menggunakan cara
pemesanan berdasarkan rentang
waktu.
1. Untuk kegiatan manufakturing.
Menghitung kebutuhan tiap
komponen.
Cocok untuk pabrik jenis rakitan.

Perbedaan

DRP

5. Sama
1. Untuk kegiatan
distribusi.Menghitung
kebutuhan barang untuk tiap
pusat distribusi.Cocok untuk
sistem distribusi bertingkat.

2. Biasanya untuk bahan baku/
penolong.
MRP adalah proses dari atas, yaitu
dari Master Production Schedule
ke kebutuhan tiap komponen.

2. Biasanya untuk barang
komoditas.
DRP adalah proses
bawah,
yaitu
kebutuhan
Retail
Distritibution Center
Warehouse Center.

3. Semua kebutuhan komponen
bersifat dependent

3. Kebutuhan Retail bersifat
Independent, sedangkan
kebutuhan DC dan WC
bersifat dependent

jadi/
dari
dari
ke
dan

(Djokopranoto, 2003)
Keuntungan yang didapat dari penerapan metode DRP adalah :
1.

Dapat dikenali saling ketergantungan persediaan distribusi dan manufaktur.

2.

Sebuah jaringan distribusi yang lengkap dapat disusun, yang memberikan
gambaran yang jelas dari atas maupun dari bawah jaringan.

3.

DRP menyusun kerangka kerja untuk pengendalian logistik total dari
distribusi ke manufaktur untuk pembelian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

4.

DRP menyediakan masukkan untuk perencanaan penjadwalan distribusi dari
sumber penawaran ke titik distribusi.
Menurut Vollman (2006), untuk menyelesaikan DRP langkah langkah

yang diperlukan adalah
1. Menentukan kebutuhan bersuh adalah selisih kebutuhan kotor dengan
persediaan yang ada di tangan.
2. Menentukan jumlah pesanan (ukuran lot)
3. Penentuan jumlah pesanan pada setiap jaringan distribusi, didasarkan pada
kebutuhan bersih. Sistem penentuan jumlah pesanan yang dapat dugunakan
antara lain LFL, EOQ, dan FOQ.
4. Menentukan Bill of Distribution (BOD) dan kebutuhan kotor di setiap
jaringan distribusi, sedangakn kebutuhan kotor untuk setiap jaringan
distribusi ditentukan berdasarkan Planned Order Release jaringan distribusi.
5. Menentukan tanggal pemesanan adalah dengan menentukan saat yang tepat
untuk melakukan pemesanan.
Pengolahan data dengan metode DRP dimulai dengan perhitungan Safety
Stock (SS) untuk mengetahui batasan inventory agar tidak terjadi stock out.
Kemudian dilakukan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) untuk
mengetahui berapa jumlah produk yang harus disediakan baik oleh masing –
masing distributor.
Formulasi Safety Stock adalah :

S = B- D.L
Reorder Point:
B = DL + Z α σ L

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Dimana :
S

= Safety Stock

B

= Titik reorder

D

= Rata - rata demand

L

= Lead time



= Standard deviasi permintaan

EOQ ditentukan dengan melihat dengan melihat demand bulanan tiap item
pada masing-masing distributor.
Nilai EOQ dirumuskan :
EOQ =

2 × Rm × C
H

Rm = Rata – rata permintaan tiap bulan (unit)
=

D
12

C

= Biaya Pengiriman (Rp./kirim)

H

= Biaya Penyimpanan (Rp./unit/bulan)

Kemudian menghitung Distribution Requirement Planning tiap Distributor
dengan tabulasi dan item tabulasinya sebagai berikut
Tabel 2.2 Hasil Analisa Perhitungan DRP Untuk Tiap Distributor
X Distribution Center
On Hand Balance :
Lead Time
:
Safety Stock
:
Order Quantity :
Period
Past
Due 1 2 3 4 5 6
Gross Requirement
Schedule Receipts
Projected On Hand
Net Requirements
Planned Order Receipts
Planned Order Release

7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

17

Langkah - langkah dasar DRP adalah sebagai berikut
1.

Gross Requirement merupakan permintaan tiap bulan.

2.

Scheduled Reciept s, dikenal juga dengan jadwal penerimaan adalah

3.

Di hitung Projected On Hand pada periode tersebut:
Projected On Hand = (Projected On Hand Periode sebelumnya + Schedule
Receipt + Planned Order Receipt) - (Gross Requirement).

4.

Net Requirement mengidentifikasikan kapan level persediaan (Scheduled
Receipt - Projected On Hand Periode sebelumnya) dipenuhi oleh Gross
Requirement. Untuk sebuah periode :
Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – (Schedule Receipt
+ Projected On Hand Periode sebelumnya).

5.

Planned Order Receipt ukuran rencana penerimaan dalam suatu periode pada
saat dibutuhkan. Diisikan pada periode yang sama dengan Net Requiremen
tetapi ukurannya disesuaikan dengan ukuran lot.

6.

Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned
Order Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order
Receipt dengan Lead Time.
Setelah menghitung DRP dengan tabulasi,kemudian menentukan total cost

DRP dengan cara :
Jumlah persediaan

= Jumlah Projected On hand

Biaya penyimpanan

= Project On Hand x Biaya simpan/produk

Biaya pengiriman

= Planned or release x Biaya kirim/produk

Total Cost

= Biaya penyimpanan + Biaya pengiriman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.3

Penentuan Ukur an Lot dan Stock Pengaman
Penentuan ukuran lot dalam distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti frekuensi pengiriman, EOQ, ukuran kapasitas konsumen serta jumlah total
yang dibutuhkan.
Teknik-teknik penentuan ukuran lot diantaranya sebagai berikut :
1. EOQ
2. Lot For Lot (LFL)
3. Fixed Order Interval (FOI)
4. Periode Order Quantity (POQ)
5. Least Unit Cost
6. Least Total Cost
7. Part Periode Balancing
8. Wagner Within Algoritma
9. Fixed Periode Requirement
Beberapa faktor yang menentukan ukuran lot yaitu : (Indrajit, Eko &
Djokopranoto, Richardus, (2003), Grasindo- Jakarta. hal 246)
1.

Ketentuan pemasok

2.

Perhitungan ekonomis (EOQ)

3.

Frekuensi pengiriman

4.

Ukuran kontainer pengiriman

5.

Total ukuran berat (tonase) atau volume (m3)
Dalam hal persediaan pengaman, perlu diperhatikan bahwa pengadaan

persediaan pengaman ini berbeda antara sistem distribusi satu tingkat atau tunggal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dengan sistem distribusi multitingkat. Dalam distribusi multitingkat, harus
dihindari adanya duplikasi penimbunan persediaan pengaman.
Ukuran lot tidak didasarkan pada minimum biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan, bila biaya penyimpanan tidak diidentifikasikan baik secara marginal
ataupun incremental.
Kebutuhan stock pengaman dalam suatu sistem multi eselon berbeda
untuk tiap-tiap lokasi. Secara umum stock pengaman tidak dapat diasumsikan
untuk semua eselon, namun disentralisasikan untuk masing-masing eselon. Bila
item tersebut berharga mahal dengan demand yang relative murah, entralisasi
stock pengaman merupakan alternatif terbaik, sebaliknya bila item tersebut
berharga atau mempunyai biaya yang cukup rendah demand yang cukup tinggi,
maka, alternatif terbaik adalah desentralisasi stock pengaman pada level terendah
untuk meningkatkan service level.
Formulasi stock pengaman adalah
S = B − DL
Dimana :
S : Stock Pengaman
B : Titik Reorder
D : Rata-rata Demand Harian

L : Lead Time
Penentuan titik reorder (B) yang digunakan untuk menentukan stock
pengaman tidak dapat digunakan teknik atau cara yang biasa dipakai, serta
mempertimbangkan tingkat servive level yang diinginkan. Formulasinya
berdasarkan tingkat service level yang digunakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Service level 95 %, artinya bahwa probabilitas 95 % dari permintaan
tersebut tidak akan melebihi dari permintaan selama periode masa tenggang.
Dengan kata lain, permintaan akan terpenuhi dalam 95%.
Resiko kehilangan biaya berkaitan erat dengan tingkat pelayanan. Tingkat
pelayanan sebesar 95% menunjukkan bahwa resiko kehabisan persediaan sebesar
5 %.
Tingkat Pelayanan = 100% - resiko kehabisan stock
Tabel 2.3 Formulasi titik reorder berdasarkan Distribusi Normal Standart
Titik Reorder

Tingkat Service Level

DL + 3,09 α D L

99.9 %

αD L

99.5 %

αD L
DL + 1,96 α D L

99 %
97.5 %

DL + 1,64 α D L

95 %

DL + 1,28 α D L

90 %

DL + 1,04 α D L

85 %

DL + 0,85 α D L

80 %

DL + 0,67 α D L

75 %

DL + 2,58
DL + 2,33

Tabel di atas menunjukkan hubungan antara tingkat pelayanan dengan
reorder point. Misal kita menggunakan tingkat pelayanan 95 %, maka untuk
menghitung safety stock kita menggunakan rumus reorder point DL + 1,64α D L ,
dan begitu seterusnya.
Perhitungan

untuk

mencari

persediaan

pengaman

dapat

dengan

menggunakan deviasi standar, atau dapat langsung dengan menggunakan MAD.
Perlu dicatat bahwa perhitungan persediaan pengaman dengan menggunakan
rumus standar deviasi ada kekurangan, yaitu perhitungan standar deviasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

menyangkut perhitungan perkalian, pangkat, akar, dan cukup rumit. Untuk lebih
mempermudah dalam perhitungan dapat digunakan rumus MAD (mean absolute
debviation). Formulasi MAD adalah :
Per sediaan Pengaman = MAD X Faktor Pengaman
Keterangan :
- MAD

= pemakain barang selama waktu pemesan.

- Faktor Pengaman

= faktor keaman yang dihitung untuk MAD, yang
besarnya tergantung dari tingkat layanan.

Contoh perhitungan berikut ini akan lebih menjelaskan penggunaan rumus
tersebut. Berapa besarnya persediaan pengaman yang paling optimal apabila
ditetapkan bahwa tingkat layanan yang dikehendaki adalah 95% dan diketahui
bahwa jumlah pemakaian selama tiga puluh (30) kali waktu pemesanan, sebagai
berikut :
26
13
33
10
13
MAD =

5
7
10
3
13

20 13 18
19 19 9
5 18 9
18 10 10
17 17 17

13
22
9
7
17

( 26 − 14 ) + (14 − 13 ) + .... + (17 − 14 ) 156
=
= 5 . 2 satuan
30
30

Sehingga, Deviasi Standar = 5.20 X 1.25 = 6.50 satuan
Jadi, Persediaan Pengaman = 5.20 X 2.06 = 10.7 = 11 satuan

2.4

Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa

akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih bersifat kompleks dan dinamis
karena permintaan tersebut tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik,
aspek teknologi, produk pesaing, dan produk subtitusi (Nasution, 2004).
Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horison waktu masa
depan yang dicakupnya. Horizon waktu terbagi atas beberapa kategori :
a) Peramalan jangka pendek.
Permalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi, umumnya kurang
dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian,
penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugsan kerja, dan tingkat produksi.
b) Peramalan jangka menengah.
Peramalan jangka menengah atau Intermediate, umumnya mencakup hitungan
bulanan hingga 3 tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan
penjualan, perencanaan dan anggaran produksi,

anggaran kas, dan

menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
c) Peramalan jangka panjang.
Umumnya untuk perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka
panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,
lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan
(Litbang).
Model kausal di pihak lain mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan
menunjukkan suatu hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas.
Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala (time series) yang
tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi
empat
1. Pola Horizontal (H)
Terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan.
Deret seperti itu adalah “stasioner” terhadap nilai rata-ratanya. Suatu produk
yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu
termasuk kedalam jenis ini.
Y

wakt

Gambar 2.1 Pola Data Horizontal
2. Pola Musiman (S)
Terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya
kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu).
Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim, dan bahan bakar
pemanas ruang semuanya menunjukkan jenis pola ini.

Y

S

S S
F W

F

W

S

S

F

W

S

Gambar 2.2 Pola Data Musiman Kuartalan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

3. Pola Siklis (C)
Terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang
seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperti
mobil, baja, dan peralatan utama lainnya menunjukkan jenis pola ini.
Y

wakt

Gambar 2.3. Pola Data Siklus
4. Pola trend (T)
Terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka

panjang

dalam data. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan
berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend
selama perubahannya sepanjang waktu.
Y

1972

73

74

75

76

77

78

79

80

81

waktu

Gambar 2.4 Pola Data Trend
Banyak deret data mencakup kombinasi dari pola-pola di atas. Metode
peramalan yang dapat membedakan setiap pola harus dipakai bila diinginkan
adanya pemisahan komponen pola tersebut. Demikian pula, metode alternatif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

dapat digunakan untuk mengenal pola dan mencocokkan data secara tepat
sehingga nilai mendatang dapat diramalkan.
Apabila dilihat dari sifat penyusunan maka peramalan dapat dibedakan atas
2 macam yaitu :
1. Peramalan subjektif
Merupakan peramalan yang lebih menekankan pada keputusan – keputusan
hasil diskusi, pendapat pribadi dan intuisi seseorang yang melakukannya.
2. Peramalan objektif
Merupakan peramalan yang didasrkan atas data yang relevan dengan masalah ,
dengan mengunakan teknik dan penganalisaan data tersebut.
Untuk lebih memastikan bahwa peramalan yang dilakukan dapat mencapai
taraf ketepatan yang optimal, maka beberapa prosedur yang yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa data masa lalu, yang dilakukan dengan cara mmbuat tabulasi dari
data masa lalu. Dari tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data
tersebut.
2. Menentukan metode yang digunakan. Metode peramalan yang baik adalah
metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan nilai
kenyataan yang sekecil mungkin.
3. Memproyeksikan data masa lalu dengan menggunakan metode yang
dipergunakan, mempertimbangkan beberapa faktor.faktor – faktor perubahan
tersebut antara lain terdiri dari perubahan kebijakan – kebijakan yang mungkin
terjadi, termasuk perubahan kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

dan penemuan – penemuan baru dan perbedaan dengan hasil ramalan yang ada
dengan kenyataanya (Nasution, 2006).
Untuk membuat peramalan permintaan, harus menggunakan suatu metode
tertentu. Pada dasarnya, semua metode peramalan memiliki ide sama, yaitu
menggunakan data massa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di
massa yang akan dating, Berdasarkan tekniknya, metode permalan dapat
dikategorikan kedalam metode kualitatif dan metode kuantitatif. Berdasarkan
tingkatan awal peramalan, meode peralaman dapat dibagi menjadi metode topdown,metode bottom-up dan metode interprestasi permintaan (Baroto, 2002).

2.5

Metode Peramalan
Di dalam perencanaan produksi untuk suatu perusahaan perlu diketahui

adanya unsur utama, yaitu peramalan produksi dan perkiraan produksi.
Penyusunan perencanaan produksi tanpa dilengkapi dengan peramalan dan
perkiraan produksi akan menjadi suatu perencanaan produksi yang kurang
lengkap. Metode peramalan merupakan suatu metode atau teori pendekatan
kemungkinan akan terjadinya suatu kejadian di masa yang akan datang dengan
menganalisa keadaan di waktu-waktu yang lalu. Penyusunan peramalan yang
berdasarkan pada data historis yang ada seringkali menggunakan trend untuk
melaksanakan perhitungan peramalan penjualan (Safirin, 2003).
a. Model Peramalan Kualitatif.
Peramalan kualitatif umumnya bersifat subyektif, dipengaruhi oleh intuisi,
emosi, pendidikan dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil
peramalan dari satu orang dengan orang yang lain dapat berbeda. Meskipun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

demikian,

peramalan

dengan

model

kualitatif

tidak

berarti

hanya

menggunakan intuisi, tetapi seringkali mengikutsertakan model-model
statistik sebagai bahan masukan dalam judgement (pedapat, keputusan) dan
dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.
Dalam peramalan secara kualitatif ada 4 metode yang umum dipakai :
1. Juri Opini Eksekutif
2. Metode Delphi
3. Gabungan Tenaga Penjualan
4. Survey Pasar.
c.

Model Peramalan Kuantitatif.
Peramalan Kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut :
a)

Tersedia informasi tentang masa lalu.

b)

Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.

c)

Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus
berlanjut di masa mendatang.

Model kuantitatif dapat dipergunakan dalam prakiraan, pada dasarnya dapat
dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu metode de