Aplikasi SIG untuk Deliniasi Zona Erosi dan Banjir: Studi Kasus di Cekungan Bandung.

Aplik a si SI G u n t u k D e lin ia si Zon a Er osi da n Ba n j ir :
St u di Ka su s di Ce k u n ga n Ba n du n g 1)
Em i Su k iya h

2)

1)

Modifikasi dari “ The Sim ple Grid Met hod in GI S Applicat ion for Delineat ion of Erosion and Flood Zones:
Case st udy at Bandung Basin” yang t elah dipresent asikan dalam SKI M 2007 di Malaysia
2)
Jurusan Geologi, FMI PA, Universit as Padj adj aran

Abst r a ct
GI S ( Geographic I nfor m at ion Syst em ) soft w are usually m anages vect or dat a. When t he facilit y for
rast er dat a is available, it usually used for display and it is not used for analysis. So, it is need t he addit ional
m et hod t o be used for geo- spat ial analysis wit h m any variables. The sim ple grid m et hod wit h calculat ion of
num erical info can applied for m any purposes of geo- spat ial analysis. This m et hod is wor k by creat ing grids
on m ap of ar ea t hat will be analyze, creat ing dat a st ruct ure w it h var iables hav e specified, filling t his fields
dat a w it h cr it eria num bers for analy sis, and calculat ing t hat record dat a wit h st at ist ic m et hod. Finally, t hat
grids hav e cont ain num er ic dat a ready for analysis w it h various m at hem at ical operat or, i.e. add, devide,

subt ract , et c.
Som e variables are used for applied t his m et hod, i.e. lit hologic t ype, geological st ruct ur e, slope
degree, weat hering grade, land use, and rain fall int ensit y . Result of analysis show s Bandung Basin area can
be divided int o five zones; very st rong erosion, st rong erosion, m oderat e erosion, low erosion, and ver y low
erosion. Ar eas wit h very st r ong erosion ar e cover ing upper Cikapundung, Ciram ose, Cicangkuang, Cit ar ik,
Ciker uh, et c. Areas w it h st r ong erosion ar e ident ified at Cim anggung, Cij agra, Bar ugbug, et c. Areas wit h
m oderat e erosion are indicat ed at Cij oho, Cirasea, Wangisagara, Uj ungberung, et c. Areas of low erosion are
at Cikit u, Way ang Mount , Rancakole, et c. Areas wit h ver y low erosion are ident ified upper Cim ulu, upper
Cit ar ik, et c.
The sim ilar st ages can be used for delineat ion of flood zone. Flood v ulnerable area at Bandung
Basin ar e Kiaracondong, Ciwast ra, Tegaluar, Rancaekek, Babakanm uara, Cij agra, Maj alaya, Ciparay,
Dayeuhkolot , Sapan, and Kat apang. Gener ally , area of flood vulnerable t akes place on depression t err ain. At
here, t he run off concent rat ed m ore deep from around ar eas.
The dat a of r esult analy sis and field survey are ver ified using t - t est . The t est shows no significant
difference am ong t hem , w her e “ t calculat ion < t t able” . That phenom enon shows t he sim ple grid m et hod can be
used for analy sis of geo- spat ial dat a relat ed wit h GI S applicat ion for delineat ion of erosion and flood zones.
Key- words: The sim ple grid m et hod, geo- spat ial analysis, erosion zone, flood zone .

Abst r a k
Perangkat lunak SI G ( Sist em I nform asi Geografik) biasany a m engelola dat a berform at vekt or. Bila

fasilit as unt uk dat a rast er t ersedia, biasanya digunakan hanya unt uk m enam pilkan dat a t er sebut bukan
unt uk keper luan analisis dat a. Oleh karena it u, diper lukan m et ode t am bahan bila akan m enggunakan SI G
unt uk analisis geo- spasial yang m elibat kan banyak variabel. Penggunaan m et ode gr id sederhana dengan
perhit ungan inform asi bersifat num erik dapat dit erapkan unt uk berbagai t uj uan analisa geo- spasial. Met ode
t ersebut dilak ukan dengan pem buat an gr id pada pet a daer ah yang akan dianalisa, pem buat an st rukt ur dat a
sesuai dengan j um lah dan k arakt erist ik variabel yang dit et apkan, pem asukan dat a, dan perhit ungan dat a
m enggunakan pendekat an st at ist ik dan m at em at ika.
Beberapa variabel yang digunakan dalam penerapan m et ode ini, diant aranya adalah t ipe bat uan,
st ruk t ur geologi, kem iringan lereng, t ingkat pelapukan, penggunaan lahan, dan int ensit as curah huj an. Hasil
analisa m enunj ukkan bahwa Cekungan Bandung dapat dikelom pokkan m enj adi 5 zona erosi, yait u erosi
sangat kuat , erosi kuat , er osi m enengah, erosi rendah, dan erosi sangat rendah. Daerah yang t ererosi
sangat kuat t erdapat di Cik apundung bagian hulu, Ciram ose, Cicangk uang, Cit arik , Cikeruh, dll. Daerah
yang t ererosi kuat t er ident ifikasi di Cim anggung, Cij agra, Barugbug, dll. Daerah yang t er erosi m enengah
t erindikasi di Cij oho, Cirasea, Wangisagar a, Uj ungber ung, dll. Daerah yang t er erosi rendah t erdapat di
Cikit u, G.Wayang, Rancakole, dll. Daerah t ererosi sangat r endah diident ifikasi di Cim ulu bagian hulu, Cit ar ik
bagian hulu, dll.
Tahapan yang serupa dapat digunakan unt uk deliniasi zona banj ir. Kawasan rawan banj ir di
Cekungan Bandung ant ara lain Kiaracondong, Ciwast ra, Tegaluar, Rancaekek, Babakanm uara, Cij agra,
Maj alaya, Ciparay, Dayeuhkolot , Sapan, dan Kat apang. Pada um um nya, kawasan raw an banj ir m enem pat i
bent angalam berupa depresi. Di daerah t ersebut air perm ukaan t erkonsent rasi lebih dalam dibandingkan

daerah sekit ar nya.
Hasil analisa dat a dan hasil survei lapangan diver ifikasi m enggunakan uj i beda rat a- r at a ( t - t est ) .
Hasil uj i m enunj ukkan bahw a diant ara keduanya secara signifikan t idak berbeda, dim ana “ t hit ung < t t abel ” .
Fenom ena t ersebut m enunj ukkan bahwa m et ode gr id sederhana dapat digunakan unt uk analisa dat a geospasial t erkait dengan aplikasi SI G unt uk deliniasi zona er osi dan banj ir .
Kat a kunci: m et ode grid seder hana, analisa geo- spasial, zona erosi, zona banj ir.

1

Pe n da h u lu a n
Analisa dat a spasial pada um um nya m em erlukan wakt u yang cukup lam a,
apalagi j ika variabel bersifat num erik dan dat a bukan dalam form at dij it al.
Beberapa m odel aplikasi analisa spasial diant aranya adalah perhit ungan erosi,
deliniasi zona banj ir, zonasi rawan longsor, zonasi lahan t erpolusi oleh lim bah
penam bangan, dll.
Perangkat lunak SI G ( Sist em I nform asi Geografik) biasanya m engelola dat a
berform at vekt or. Jika fasilit as unt uk dat a rast er t ersedia, biasanya hanya
digunakan unt uk m enam pilkan dat a dan t idak digunakan unt uk keperluan analisa.
Oleh karena it u,

diperlukan m et ode t am bahan unt uk analisa geo- spasial yang


m elibat kan banyak variabel. Met ode grid sederhana dengan perhit ungan inform asi
bersifat num erik dapat dit erapkan unt uk beragam t uj uan analisa geo- spasial.
Met ode ini m eliput i t ahapan pem buat an grid pada pet a kawasan yang akan
dianalisa, pem buat an st rukt ur dat a sesuai dengan variabel yang t elah dit et apkan,
pem asukan dat a dengan sej um lah krit eria unt uk analisa, dan perhit ungan dat a
dengan pendekat an st at ist ik dan m at em at ika.
Met ode grid sederhana dit erapkan unt uk deliniasi zona- zona erosi dan
banj ir di Cekungan Bandung ( Gam bar 1) . Cekungan Bandung dikelilingi oleh
bent angalam perbukit an dan pegunungan yang t ersusun at as bat uan vulkanik
Kuart er.

Beberapa

ilm uwan

t elah

m elakukan


penelit ian

di

kawasan

ini,

diant aranya adalah Koesoem adinat a ( 1979) , Alzwar dkk ( 1992) , Dam ( 1994) ,
LCLUC ( 2001) , Roswandi ( 2004) , Sukiyah dkk ( 2004, 2005, and 2006) , dll.
Sukiyah
m engont rol

( 2005)

beberapa

t elah

m em publikasikan


DAS ( Daerah

Aliran

bahwa

Sungai)

di

beberapa

sesar

Cekungan

akt if

Bandung,


diant aranya adalah DAS Barubug. Kondisi t ersebut dit unj ukkan oleh hasil analisa
kekar, dim ana pola k ekar t idak berbeda dengan pola segm en sungai. Beberapa
aspek, m isalnya iklim , int ensit as curah huj an, kem iringan lereng, penggunaan
lahan, orde aliran, t ipe bat uan, dan t ekt onik m engont rol dist ribusi kawasan
Cekungan Bandung bagian selat an ( Sukiyah dkk, 2004; Sukiyah dkk, 2006) .

M e t odologi
Variabel yang digunakan dalam analisa erosi dan banj ir harus dihubungkan
dengan dat a spasial m elalui referensi geografi. Kadang- kadang variabel t idak
m em iliki t ipe num erik yang sam a sem ent ar a it u operasi m at em at ika m em erlukan

2

dat a num erik yang set ipe. Oleh karena it u, m et ode pem bobot an pada variabel
yang t erkait dengan analisa diperlukan.
Howard dan Rem son ( 1978) t elah m enggunakan kaidah pem bobot an pada
variabel unt uk perencanaan penggunaan lahan. Dalam st udi kasus di Cekungan
Bandung, penulis m enerapkan m et ode ini unt uk m enyelaraskan variabel bersifat
num erik yang digunakan dalam analisa zonasi erosi dan banj ir.

Mader dan Rem son ( dalam Howard dan Rem son, 1978) t elah m enet apkan
nilai kem am puan dat a spasial unt uk analisa penilaian kem am puan lahan. Nilai
bobot diberikan unt uk beberapa aspek yang t erkait dalam penet apan zonasi erosi
dan banj ir berdasarkan kepada t ingkat kepent ingan dan kondisi aspek. Bobot
num erik berkisar dari 0 hingga 5, yait u ( 5) kepent ingan sangat t inggi, ( 4)
kepent ingan

t inggi,

( 3)

kepent ingan

m enengah,

( 2)

kepent ingan

rendah,


kepent ingan sangat rendah, dan ( 0) t idak pent ing. Selanj ut nya, kondisi set iap
layer dat a diberi nilai j uga yang berkisar dari 0 sam pai 5, yait u ( 5) kem am puan
sangat

t inggi,

( 4)

kem am puan

t inggi,

( 3)

kem am puan

m enengah,

( 2)


kem am puan rendah, ( 1) kem am puan sangat rendah, dan ( 0) t idak layak.
Gam bar

2

m enunj ukkan

t ahapan

ut am a

dalam

analisa

geo- spasial.

Tahapan analisa adalah dij it asi dat a spasial, m odifikasi st rukt ur dat a unt uk set iap
layer dat a yang sam a, pem baharuan info dat a spasial yang m em iliki referensi

koordinat geografi yang sam a, m em buat layer grid dengan ket elit ian t ert ent u,
m em buat

wadah

inform asi

sebanyak

variabel

yang

dikelola,

pem baharuan

inform asi layer grid dengan inform asi yang t erkait dengan layer dat a variabel.
Perhit ungan seluruh variabel m enggunakan operasi m at em at ika penj um lahan
pada layer grid. Selanj ut nya, hasil perhit ungan diklasifikasi dengan pendekat an
st at ist ik, cont oh dengan kurva norm al. Hasil analisa m enggunakan m et ode grid
sederhana diint egrasikan dengan t am pilan secara spasial. Cara ini dim ungkinkan
dengan m enggunakan pewarnaan yang berbeda pada set iap kelas.
Pendekat an probabilist ik digunakan unt uk verifikasi. Dat a hasil analisa dan
survei lapangan diverifikasi m enggunakan uj i beda rat a rat a ( t - t est ) . Jika nilai “ t ”
dari hasil perhit ungan lebih kecil dari “ t ” dari t abel dist ribusi “ t ” dengan t ingkat
kesalahan

t ert ent u

m aka hipot esis bahwa dat a hasil analisa dengan

cara

perhit ungan t idak berbeda dengan dat a hasil survei dit erim a. Bila hasil sebaliknya
m aka hasil analisa dat a dengan perhit ungan berbeda dengan dat a hasil survei.

3

H a sil da n Pe m ba h a sa n
Zon a si Er osi
Beberapa variabel yang digunakan unt uk penerapan m et ode ini dalam
penent uan zonasi erosi adalah t ipe bat uan, st rukt ur geologi, kem iringan lereng,
t ingkat pelapukan, penggunaan lahan, dan int ensit as curah huj an. Pem ilihan
variabel t ersebut didasarkan pula pada variabel- variabel yang t erdapat dalam
form ula perhit ungan erosi secar a universal ( USLE = Universal Soil Loss Equat ion)
yang dikem ukakan oleh Wishm eier dan Sm it h ( 1978, dalam El- Swaify dkk, 1982) .
Hasil analisa m enunj ukkan banwa Cekungan Bandung dapat dikelom pokkan dalam
5 zona, yait u erosi sangat kuat , erosi kuat , erosi m enengah, erosi rendah, dan
erosi sangat rendah ( Gam bar 3) . Daerah dengan erosi sangat kuat t erdapat di
Cikapundung bagian hulu, Ciram ose, Cicangkuang, Cit arik, Cikeruh, dll. Wilayah
yang m engalam i erosi kuat diident ifikasi di Cim anggung, Cij agra, Barugbug, dll.
Tingkat erosi m enengah dit em ukan di Cij oho, Cirasea, Wangisagara, Uj ungberung,
dll. Tingkat erosi rendah t erdapat di Cikit u, G.Wayang, Rancakole, dll. Sedangkan
t ingkat erosi sangat rendah diident ifikasi di Cim ulu bagian hulu, Cit arik bagian
hulu, dll.
Erosi t ert inggi m enem pat i wilayah DAS Cim once yang m erupakan bagian
dari DAS Ciwidey yait u m encapai 2.436,29 t on/ ha/ t h. Di sisi lain, erosi t erendah
m enem pat i wilayah DAS Cirenj eng yait u sekit ar 0,97 t on/ ha/ t h. Tingkat erosi
yang t inggi di DAS Cim once dapat dipaham i karena indek variabel- variabel erosi
pada um um nya t inggi, diant aranya t ekst ur t anah kasar, kem iringan lereng curam ,
dan penggunaan lahan yang buruk.
Erosi t ot al pada suat u DAS t ergant ung kepada laj u erosi per t ahun dan
dim ensi daerah t angkapan air. Berdasarkan perhit ungan dat a secara spasial
m enggunakan

perangkat

lunak

SI G

diket ahui

bahwa

erosi

t ot al

t ert inggi

m enem pat i wilayah DAS Cikapundung yait u sekit ar 7.425.462,6 t on/ t h. Fenom ena
t ersebut dapat t erj adi m engingat indeks erodibilit as t ergolong t inggi, didukung
pula oleh kem iringan lereng yang relat if curam dan wilayah t angkapan yang luas
sekit ar 12.060 ha. Tekst ur t anah di DAS Cikapundung pada um um nya t ergolong
kasar. Kondisi t ersebut disebabkan oleh hasil pelapukan dari bat uan vulkanik
( lava) yang t erdeform asi kuat oleh kont rol sesar Lem bang.
Erosi t ot al t erendah t erdapat di DAS Cilenyi yait u sekit ar 302,08 t on/ t h
dengan laj u erosi rat a- rat a 99,84 t on/ ha/ t h. Fenom ena t ersebut dapat t erj adi

4

karena wilayah t ersebut pada um um nya dat ar hingga landai dengan t ekt ur t anah
penyusun yang halus.

Zon a si Ba n j ir
Beberapa aspek yang t erkait dengan kem ungkinan t erj adinya banj ir pada
suat u wilayah diant aranya adalah lit ologi ( t ipe dan t ekst ur bat uan) , penggunaan
lahan, int ensit as huj an, kem iringan lereng, karakt erist ik aliran ( orde aliran) , dan
deform asi lahan akibat t ekt onik ( m orfot ekt onik) .
Tahapan yang serupa dapat pula digunakan unt uk deliniasi zona banj ir
( Gam bar 4) . Berdasarkan hasil analisa m enggunakan m et ode grid sederhana
dapat diket ahui dist ribusi zona banj ir di Cekungan Bandung. Zonasi banj ir
t ersebut adalah kawasan rawan banj ir sekit ar 15.040 ha, kawasan berisiko banj ir
m enengah sekit ar 35.360 ha, kawasan berisiko banj ir rendah sekit ar 33.200 ha,
dan kawasan bebas banj ir sekit ar 98.510 ha. Kawasan rawan banj ir m enem pat i
wilayah Kiaracondong, Ciwast ra, Tegaluar, Rancaekek, Babakanm uara, Cij agra,
Maj alaya, Ciparay, Dayeuhkolot , Sapen, dan Kat apang ( Gam bar 4) .
Daerah rawan banj ir pada um um nya m enem pat i wilayah di sekit ar m uara
sungai yang bagian hulunya m engalam i t ingkat erosi sangat t inggi. Secara
m orfot ekt onik, daerah rawan banj ir j uga m enem pat i bent angalam berupa depresi.
Dat a hasil analisa dan survei lapangan diverifikasi m enggunakan uj i beda
rat a- rat a ( t - t est ) . Hasil verifikasi di 30 lokasi m enunj ukkan bahwa t idak ada
perbedaan yang signifikan diant ara keduanya, dim ana “ t hit ung < t t abel ” dengan

“ α= 0,05” . Fenom ena t ersebut m enunj ukkan bahwa m et ode grid sederhana dapat

digunakan unt uk analisa dat a geo- spasial t erkait dengan aplikasi SI G unt uk
deliniasi zona erosi dan banj ir.

Ke sim pu la n
Analisa geo- spasial secara dij it al dapat m enggunakan perangkat lunak SI G
berbasis dat a vekt or dengan m et ode t am bahan. Met ode grid sederhana dengan
perhit ungan inform asi bersifat num erik dapat dit erapkan unt uk beragam t uj uan
analisa geo- spasial. Beberapa variabel t erkait dengan penent uan zonasi erosi dan
banj ir dapat dianalisa m enggunakan m et ode t ersebut .
Hasil analisa m enggunakan m et ode grid sederhana m enunj ukkan bahwa
kawasan Cekungan Bandung dapat dikelom pokkan dalam lim a zona erosi, yait u
erosi sangat kuat , erosi kuat , erosi m enengah, erosi rendah, dan erosi sangat
5

rendah. Tahapan yang serupa dari m et ode ini j uga dapat digunakan unt uk
deliniasi zona banj ir. Zonasi banj ir di kawasan Cekungan Bandung adalah daerah
rawan banj ir, daerah dengan risiko banj ir m enengah, daerah dengan risiko banj ir
rendah, dan daerah bebas banj ir.

Uca pa n Te r im a Ka sih
Penulis m engucapkan t erim a kasih kepada Ket ua Lem baga Penelit ian
Universit as Padj adj ar an

at as biaya penelit ian

andalan

t erlaksananya penelit ian t ersebut , m akalah ini dapat

t ahun

2006.

Berkat

disusun. Penulis j uga

m engucapkan banyak t erim a kasih kepada Prof. Dr. Adj at Sudradj at , I r., M.Sc.,
Prof. Dr. R. Febri Hirnawan, dan Dr. Dicky Muslim at as part isipasinya dalam
penelit ian t erkait .
Ucapan t erim a kasih disam paikan pula kepada Ket ua Jurusan Geologi dan
Panit ia Sem inar dan Lokakarya FMI PA Universit as Padj adj aran at as kesem pat an
yang diberikan sehingga m akalah ini dapat dipresent asikan.

D a ft a r Pu st a k a
Alzwar, M., Akbar, N. and Bachri, S. 1992. Pet a Geologi Lem bar Garut dan
Pam eungpeuk, Jawa. Pusat Penelit ian dan Pengem bangan Geologi. Bandung.
Dam , M. A. C. 1994. The Lat e Quat ernary Evolut ion of t he Bandung Basin, West Java, I ndonesia. Thesis, Depart m ent of Quat ernary Geology, Facult y of Eart h
Sciences. Vrij e Universit eit , Am st erdam , The Net herlands. 252p.
El- Swaify, S. A., Dangler, E. W. & Arm st rong, C. L. 1982. Soil Erosion by Wat er in
t he Tropics. Depart m ent of Agronom y and Soil Science, Universit y of Hawaii,
Honolulu.
Howard, Art hur D, and Rem son, I rwin. 1978. Geology in Environm ent al Planning.
McGraw- Hill I nc. USA. 478p.
Koesoem adinat a, R.P. 1979. Geology of Bandung Plat eau. Proccedings. The 10 t h
Annual Convent ion of I ndonesian Geologist Associat ion. Bandung, I ndonesia.
LCLUC. 2001. Land Cover Land Use Changes, I ndonesian case st udy.
< ht t p: / / w ww.geocit ies.com / luccindo/ fs_cit arum 2.ht m l> [ 28/ 02/ 2004]
Roswandi, Deny. 2004. Morfom et ri DAS Cikapundung bagian hulu, Kabupat en
Bandung,

Propinsi

Jawa

Barat .

Jurusan

Geologi,

FMI PA,

Universit as

Padj adj aran. 105p.

6

Sukiyah, Em i, Haryant o, Agus Didit and Zakaria, Zufialdi. 2004. Aplikasi Sist em
I nform asi Geografi dalam Analisis Kawasan Banj ir di Kabupat en Bandung
bagian Selat an. Bullet in Scient ific Cont ribut ion Vol. 1 No. 2: 26- 37.
Sukiyah, Em i. 2005. The Fract ures Analysis for Act ive Fault Det ect ion on Ciparay
Region in Sout hern Margin of t he Bandung basin, Jawa Barat Province,
I ndonesia. Proceedings Joint Convent ion Surabaya 2005 – HAGI - I AGI PERHAPI , The 30 t h HAGI , The 34 t h I AGI , and The 14 t h PERHAPI Annual
Conference and Exhibit ion.
Sukiyah, Em i, Sudradj at , Adj at , Hirnawan, R.F., Muslim , Dicky, Sulaksana, Nana,
Syafrie, I ldrem , and Soekarna, Dj adj ang. 2006. Wat ershed Morphom et ry on
Quat ernary Volcanic Terrain in Sout hern Margin of The Bandung basin: I t ’s
I m plicat ion in Dist ribut ion of Flood Area. Map Asia Conference 2006 at
Bangkok – Thailand.
Sukiyah, Em i, Sudradj at , Adj at , Hirnawan, R.F., Muslim , Dicky, Rosana, M.F.
2007. The Sim ple Grid Met hod in GI S Applicat ion for Delineat ion of Erosion
and Flood Zones: Case st udy at Bandung Basin. SKI M- X, 29 t h – 31 st May
2007, Malaysia.

Gam bar 1.

Lokasi daerah penelit ian
7

Objek penelitian

Pengumpulan data

Determinasi dan pengukuran
variabel

Pembobotan dan penilaian
variabel

Pembuatan layer grid
menggunakan SI G software

Modifikasi
struktur data

Data input

Perhitungan skor

Analisa
hasil perhitungan

Klasifikasi
zona erosi dan banjir

Distribusi spasial hasil
klasifikasi

Gam bar 2.

Tahapan analisa geo- spasial m enggunakan SI G

Sem inar dan Lokakarya FMI PA Univ ersit as Padj adj aran
Jat inangor, 31 Juli – 1 Agust us 2007

8

Gam bar 3. Pet a zona erosi kawasan Cekungan Bandung
9

Gam bar 4. Pet a dist ribusi daerah banj ir di kawasan Cekungan Bandung
10