MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK DENGAN METODE BERCERITA MELALUI BONEKA TANGAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK:Penelitian Tindakan Kelas di TK PGRI Sukadana Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013.

(1)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK DENGAN METODE BERCERITA MELALUI BONEKA TANGAN

PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Tindakan Kelas di TK PGRI Sukadana Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh: TIA SETIAWATI

NIM . 1007562

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK DENGAN METODE BERCERITA MELALUI BONEKA TANGAN

PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Oleh Tia Setiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Tia Setiawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK DENGAN METODE BERCERITA MELALUI BONEKA TANGAN

PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Oleh :

TIA SETIAWATI

NIM.1007562

Menyetujui, Pembimbing I,

Hj. Cucu Eliyawati, S. Pd, M.Pd NIP. 197010221998022001

Pembimbing II,

I Gusti Komang AP., M. Hum NIP. 197703122008121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik


(4)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 196007071986012001


(5)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

TIA SETIAWATI : MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK DENGAN METODE BERCERITA MELALUI BONEKA TANGAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Kemampuan menyimak anak Kelompok B TK PGRI Sukadana Kecamatan Singaparna masih dianggap kurang berkembang, baik dalam kemampuan mendengar, berkonsentrasi, menjawab pertanyaan, mengulang dan menirukan bahasa. Hal ini disebabkan karena kurangnya media pembelajaran yang menarik bagi anak sehingga anak menjadi bosan dan keadaan situasi kelas yang tidak kondusif dengan metode belajar yang masih konvensional. Dari gambaran diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian pada sekolah tersebut dengan tujuan untuk mengetahui bagaiamana kemampuan anak kelompok B di TK PGRI Sukadana dalam menyimak sebelum menggunakan boneka tangan, mengetahui bagaimana cara penerapan metode bercerita melalui boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak kelompok B di TK PGRI Sukadana, dan mengetahui kemampuan menyimak anak kelompok B di TK PGRI Sukadana setelah penerapan metode bercerita melalui boneka tangan. Penelitian dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas dan melakukan kolaborasi dengan guru yang lainnya di sekolah tersebut sebagai teman sejawat dalam penelitian untuk proses pengamatan. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan empat tahap. Yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dimulai dari tahap pra siklus untuk mendapatkan gambaran awal kemampuan menyimak dan dilanjutkan dengan tiga siklus sebagai proses tindakan perbaikan. Hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa keadaan umum kondisi kemampuan menyimak anak TK PGRI Sukadana pada awalnya berada pada keadaan yang kurang berkembang. Masih ada sebagian anak yang lebih diam ketika belajar dalam bidang pengembangan bahasa. Dan dengan penggunaan metode bercerita melalui boneka tangan yang disetiap siklusnya dilakukan perubahan dan bentuk boneka yang berbeda dan dilakukan kolaborasi dengan teman sejawat menghasilkan sebuah hasil yang sangat memuaskan, yang mana adanya peningkatan dalam kemampuan menyimak anak dengan kisaran rata-rata peningkatan setiap siklusnya mencapai 20 %. Yang artinya, setiap tindakan perbaikan menghasilkan peningkatan kemampuan anak yang signifikan. Dari kesimpulan tersebut, dapat direkomendasikan kepada pendidik taman kanak-kanak khususnya, untuk menggunakan metode bercerita melalui boneka tangan dalam meningkatkan kemampuan menyimak anak menjadi lebih baik.


(6)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

Tia Setiawati : IMPROVING SKILLS IN CHILDREN WITH LISTEN TELLING DOLL HANDS ON CHILDREN THROUGH KINDERGARTEN

Group B listening skills kindergarten children PGRI Sukadana Singaparna District is still considered to be less developed, both in the ability to listen, concentrate, answer questions, repeat and imitate the language. This is caused by the lack of media that appeal to children so that children become bored classroom situations and circumstances that are not conducive to conventional methods that are still learning. From the picture above, the researcher intends to conduct research at the school in order to find out how your child's ability in kindergarten group B PGRI Sukadana in listening before using hand puppets, knowing how the application of methods of storytelling through a hand puppet to improve listening skills in children in group B TK PGRI Sukadana, and listening skills children learn in kindergarten group B PGRI Sukadana after application of storytelling through a hand puppet. The study was conducted in the form of classroom action research and to collaborate with other teachers in the school as a research associate for the observation process. The implementation of this research was conducted with four stages. Namely the planning, implementation, observation and reflection. The research was carried out starting from the pre cycle to get an idea and start listening skills followed by three cycles of a corrective action process. The results of the study can be seen that the general state of listening skills kindergartners conditions PGRI Sukadana was originally located in a less developed state. There are still some children are more silent when studying in the field of language development. And the use of storytelling through a hand puppet made changes in each cycle and the different forms of puppet and done collaborations with colleagues produced a very satisfactory result, which is an increase in the range of listening skills of children with an average increase in each cycle reaches 20% . Which means, any remedial actions result in a significant increase in the ability of the child. From these conclusions, it can be recommended to educators kindergarten in particular, to use the method of storytelling through puppets in the hands of children improve listening skills get better.


(7)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

halaman SURAT KETERANGAN

PERNYATAAN ABSTRAKSI

LEMBAR PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II PENGGUNAAN METODE BERCERITA MELALUI PERMAINAN BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ……... 7

A. Metode Bercerita ... 7

1. Pengertian Metode bercerita ... 7

2. Manfaat Bercerita ... 8

3. Aspek-aspek dan Teknik-teknik Metode Bercerita ... 10

a. Aspek-aspek bercerita ... 10

b. Teknik-teknik Bercerita ... 11

4. Kelebihan dan kekuragan Metode Bercerita ... 13

a. Kelebihan Metode Bercerita ... 14

b. Kekurangan Metode Bercerita ... 14

5. Pelaksanaan Metode Bercerita ... 15


(8)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Pengertian Menyimak ... 19

2. Fungsi menyimak ... 20

3. Tujuan Menyimak ... 22

4. Jenis-jenis menyimak ... 23

5. Unsur-unsur Menyimak ... 25

6. Proses dan Tahapan Menyimak ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian ... 28

B. Desain Penelitian ... 29

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitan ... 31

1. Tahap obseervasi ... 31

2. Studi Pendahuluan ... 32

3. Perencanaan tindakan ... 32

4. Pelaksanaan tindakan ... 32

5. Observasi tindakan ... 32

6. Refleksi tindakan ... 32

D. Lokasi dan subjek penelitian ... 33

E. Instrument penelitian ... 33

F. Teknik analisis data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

1. Profil TK PGRI Sukadana ... 44

2. Gambaran kondisi awal kemampuan menyimak anak TK PGRI Sukadana sebelum menggunakan metode bercerita dengan permaina boneka tangan ... 49

3. Pelaksanaan metode bercerita melalui permainan boneka tangan di TK PGRI Sukadana ... 56

a. Siklus I ... 56


(9)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Siklus III ... 84

4. Peningkatan kemampuan menyimak anak TK PGRI Sukadana setelah menggunakan metode bercerita melalui permainan media boneka tangan ... 97

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Saran Tindak Lanjut ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills) (Tarigan, 2008:1). Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pemikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan.

Kemampuan berkomunikasi, berbicara dan berbahasa dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja. Mulai dari lingkungan keluarga kecil, keluarga besar, lingkungan sekitar tempat tinggal, dan sekolah. Namun pada kenyataannya pembelajaran berbicara di sekolah-sekolah belum bisa dikatakan maksimal, sehingga keterampilan siswa dalam bercerita pun masih rendah.

Taman Kanak-Kanak (TK) adalah jenjang pendidikan anak dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dunia Taman Kanak-Kanak (TK) adalah dunia peralihan dari lingkungan rumah ke lingkungan sekolah. Pendidikan TK merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar dan lingkungan lainya.


(11)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan di Taman Kanak-Kanak menitik beratkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan jamak (multiple intelegence), maupun kecerdasan spiritual. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak TK, penyelenggaraan pendidikan TK disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak TK. Salah satu kemampuan yang diajarkan di Taman Kanak-Kanak adalah menyimak. Menyimak merupakan dasar dari pada keterampilan bahasa lainnya (Tarigan 1987: 48) pentingnya menyimak dalam interaksi komunikatif memang sangat nyata. Keterlibatan seseorang dalam suatu komunikasi, seseorang harus mampu memahami dan mereaksi apa yang baru saja dikatakan. Konsekwensinya pembelajaran perlu melatih keterampilan menyimak, siswa bisa memperoleh kosakata dan gramatikal, disamping itu tentunya pengucapannya yang baik (Azies dan Alwasilah, 2000: 82). Dengan demikian, kegiatan menyimak perlu dipusatkan dan dikembangakan sedini mungkin karena sebagai dasar pengembangan kemampuan berbahasa lainnya. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lain (Tarigan, 1994: 28).

Kemampuan menyimak pada anak bukanlah hal yang mudah untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil pengamatan di TK PGRI Sukadana diketahui bahwa kemampuan menyimak anak-anak dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini disebabkan karena media pembelajaran yang kurang menarik bagi anak, sehingga ketika anak belajar dalam lingkup perkembangan bahasa khususnya dalam kegiatan menyimak, misalnya anak tidak berkonsentrasi penuh, namun lebih senang mengobrol dengan temannya yang membawa mainan baru dalam tasnya. Hal ini mengakibatkan anak tidak berkonsentrasi dan tidak ada semangat dalam menyimak pelajaran. Sehingga dalam pengulangan dan kegiatan tanya jawab anak tidak mampu menjawab pertanyaan gurunya. Dar kurangnya


(12)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

konsentrasi anak dalam belajar, mengakibatkan indicator yang lainnya tidak dapat diacapai seperti menirukan sikap tokoh dan mengulang cerita.

Disamping hal tersebut, keadaan kelas yang tidak kondusif dan suasana belajar yang tidak menyenangkan karena banyaknya aturan main dan kegiatan belajar yang konvensional membuat anak menjadi bosan dalam belajar. Hal ini mengakibatkan anak memiliki kemampuan menyimak maih rendah.

Prinsip pembelajaran di Taman Kanak-Kanak yaitu “belajar sambil bermain”, maka pembelajaran harus disajikan dengan bermain, menyenangkan, menggunakan metode yang tepat serta media yang menarik. Dalam mengembangkan kemampuan menyimak anak, guru diharapkan mampu menggunakan metode yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara, mendengar, membaca dan menulis, yaitu dengan metode bercerita. Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak-anak karena dilakukan secara lisan. Namun yang harus kita pahami bahwa cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak serta tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak.

Isi ceritanya pun dapat kita kaitkan dengan dunia kehidupan anak TK. Sehingga anak dapat memahami isi cerita, anak dapat mendengarkan dengan penuh perhatian, mudah menangkap isi cerita serta mampu menceritakan kembali isi dari cerita tersebut. Karena dunia kehidupan anak itu penuh suka cita, maka kegiatan bercerita harus dapat memberikan perasaan gembira, lucu dan menyenangkan, sehingga dapat memberikan pengalaman bagi anak yang bersifat unik dan menarik, dapat menggetarkan perasaan anak, dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas.

Metode bercerita memerlukan media yang tepat yaitu media permainan boneka tangan. Dengan media ini diharapkan anak-anak tertarik dengan cerita guru, mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru, serta dapat menceritakan kembali isi dari cerita. Selain itu diharapkan anak-anak tidak merasa bosan dengan isi cerita dikarenakan adanya permainan boneka tangan yang menarik sehingga anak menjadi tertarik untuk mendengarkan cerita. Anak belajar


(13)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengenai lingkungan dan menyerap pengetahuan melalui apa yang dilihat dan didengar. Indera penglihatan dan pendengaran merupakan kunci utama masuknya ilmu pengetahuan kedalam diri anak, dengan penglihatan dan pendengaran anak mampu menceritakan isi dari cerita yang disampaikan oleh guru. Indera pendengaran dan penglihatan, khususnya dengan menggunakan media gambar diharapkan pengetahuan anak tentang isi cerita mudah diterima oleh anak-anak. Kegiatan bercerita melalui gambar ini suasana pembelajaran juga lebih menyenangkan sehingga anak-anak tidak merasa bosan dan lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan bercerita. Kosakata berbicara anak juga akan lebih baik karena mendengarkan langsung cerita dari gurunya dengan metode bercerita melalui media permainan boneka tangan diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak di Taman Kanak-Kanak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan menyimak anak kelompok B di TK PGRI Sukadana?

2. Bagaimana penerapan metode bercerita melalui permainan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak kelompok B di TK PGRI Sukadana?

3. Bagaimana kemampuan menyimak anak kelompok B di TK PGRI Sukadana setelah penerapan metode bercerita melalui permainan boneka tangan?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak kelompok B di TK PGRI Sukadana melalui metode bercerita. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: 1. Kondisi awal kemampuan menyimak anak kelompok B di TK PGRI


(14)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Penerapan metode bercerita melalui permainan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak kelompok B di TK PGRI Sukadana.

3. Kemampuan menyimak anak kelompok B di TK PGRI Sukadana setelah penerapan metode bercerita melalui permainan boneka tangan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan kebahasaan.

2. Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut : a. Bagi Guru

Guru semakin meningkat wawasannya dan guru mampu mengembangkan kemampuan menyimak anak sesuai perkembangan dan pertumbuhannya melalui bercerita.

b. Bagi Siswa

Memberi kemudahan bagi siswa dalam belajar berbicara dan mengungkapkan berbagai ide-ide kreatif yang dimiliki anak serta memberi kesenangan pada anak melalui belajar sambil bermain.

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran serta menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak.

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara meningkatkan kemampuan menyimak anak melalui metode bercerita.


(15)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu E. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis susun sebagai berikut:

Bab I, terbagi dalam beberapa sub bab diantaranya: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II, berisi tentang metode bercerita, permainan boneka tangan, dan kemampuan menyimak anak Taman Kanak-Kanak.

Bab III, terbagi dalam beberapa sub bab diantaranya: metodologi penelitian, teknik dan alat pengumpul data, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan data, dan subjek penelitian.

Bab IV, terbagi dalam sub bab, diantaranya: gambaran umum lokasi penelitian, pelaksanaan tindakan, dan analisis pelaksanaan tindakan.

Bab V, berisi kesimpulan hasil pembahasan dan saran-saran atau rekomendasi.


(16)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya penelitian ini merupakan sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas tentang praktek-praktek kependidikan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Kemmis dalam Wiriatmadja (2002: 125-126) yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan adalah bentuk inkuiri reflektif diri dari seseorang dalam situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan nilai rasionalitas dan kebenaran dari: (a) praktek pendidikan yang dilaksanakannya; (b) pemahaman dari praktek pendidikan ini; dan (c) situasi yang berkembang dalam praktek pendidikan yang sedang berlangsung. Pendapat yang sama juga dikemukakan Supriatna (2001: 28) bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus memecahkan persoalan pengajaran yang dihadapi oleh guru. Penelitian ini dapat dilakukan melalui kolaborasi antara guru dengan mitra guru, baik dari kalangan sekolah maupun peneliti dari perguruan tinggi, yang menjadi mitranya.

Ada beberapa alasan mengapa peneliti menggunakan PTK, di antaranya yaitu: a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap

dinamika pembelajaran di kelasnya; b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru;

c. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya;


(17)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya;

e. Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melaksanakan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

Penelitian ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran sesungguhnya. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru yang melakukan pengajaran dengan menerapkan metode bercerita melalui media permainan boneka tangan.

B. Desain Penelitian

Mengacu kepada pendapat Hopkins yang dikutip oleh Wiriatmadja (2002:127), bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dalam proses, tindakan dan penelitiannya memiliki siklus dengan 4 moment utama, yaitu rencana (plan), tindakan (action), pengamatan (observasi) dan refleksi.

a. Rencana

Dalam perencanaan (planning) terdapat beberapa kegiatan yang akan dilakukan yaitu:

1) Menyusun rencana kegiatan dan menetapkan waktu dan cara penyajian. Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian selama 3 (tiga) siklus dengan 1 pertemuan untuk siklusnya.

2) Membuat lembar observasi sebagai bahan refleksi untuk melihat aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

3) Menyiapkan media berupa boneka tangan.

4) Evaluasi hasil penelitian dilakuan disetiap siklus dengan cara melakukan diskusi dengan kolaborator.

b. Tindakan

Tindakan berkenaan dengan pelaksanaan dan rencana yang strategis tersebut. Dalam pelaksanaan tidakan (action) adalah melaksanakan apa yang telah dibuat dalam perencanaan. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Tindakan ini ditujukan untuk


(18)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memperbaiki keadaan atau proses pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan juga mengacu pada kurikulum yang berlaku dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan proses dan kemampuan siswa serta kreativitas guru. Tahapan ini berlangsung di dalam kelas.

c. Pengamatan

Selama tindakan berlangsung peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, selama pengamatan ini pula dimasukkan evaluasi mengenai apakah tindakan yang dilaksanakan telah cocok/sesuai dengan permasalahan yang ada. Data yang terkumpul pada tahapan ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang telah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh guru. Hasil observasi ini menjadi dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyusunan program tindakan selanjutnya.

d. Refleksi

Setelah pengamatan kemudian dilakukan refleksi, yaitu melakukan evaluasi terhadap seluruh proses penelitian dan revisi jika tindakan yang dilakukan tidak cocok dilaksanakan dilapangan. Hal ini memungkinkan pada identifikasi masalah-masalah baru sehingga selanjutya terdapat siklus yang baru dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi sampai ditemukan suatu tindakan yang dapat menjadi solusi bagi masalah yang ada.

Pada tahap refleksi peneliti bersama observer (guru) mendiskusikan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan serta permasalahan yang timbul di kelas peneliti. Refleksi dapat ditentukan setelah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi, dan biasanya muncul masalah atas pemikiran baru, sehingga merasa perlu melaksanakan perancangan ulang, tindakan ulang serta pengamatan ulang dan diikuti dengan refleksi yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.


(19)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berikut digambarkan model Penelitian Tindakan Kelas pada penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 3.1

Bagan Model Dasar Siklus PTK (Sumber:Edi Hendri, 2005)

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Sesuai dengan rancangan penelitian di atas, maka prosedur penelitian tindakan kelas dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Tahap observasi dan identifikasi masalah, meliputi:

a. Observasi awal mengenai kemampuan siswa dalam menyimak cerita. Identifikasi Masalah

Masalah

Siklus 1

Siklus 2

Refleksi Siklus 1

Refleksi Siklus 2

Menyusun Rencana

Tindakan & Observasi Pembelajaran Siklus 1

Tindakan & Observasi Pembelajaran Siklus 1

Perbaikan Rencana

Evalusi Keseluruhan


(20)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Observasi tentang perangkat pembelajaran antara lain persiapan atau rencana pengajaran, media dan sumber pengajaran, metode atau proses pembelajaran, serta teknik evaluasi.

2. Studi pendahuluan meliputi:

a. Pengkajian terhadap proses pembelajaran yang selama ini telah diterapkan dengan memfokuskan kajian terhadap hambatan-hambatan siswa dalam pengembangan kemampuan menyimak.

b. Pengkajian terhadap hasil karya siswa pada observasi awal.

c. Pengkajian tentang pelibatan narasumber dan metode bercerita sebagai teknik pembelajaran.

3. Perencanaan tindakan, meliputi:

a. Menyusun silabus dengan materi pokok menyimak cerita tentang binatang b. Menyusun instrumen (observasi, evaluasi)

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menyimak cerita dengan menggunakan metode bercerita melalui media permainan boneka tangan.

4. Pelaksanaan tindakan, meliputi:

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH dan pengamatan pembelajaran

b. Mengolah dan menganalisis data hasil observasi dan tes belajar siswa. c. Mengevaluasi dan merefleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

5. Observasi tindakan, meliputi:

a. Mencatat keaktifan siswa melalui dalam menyimak cerita

b. Mencatat kinerja siswa dalam menyimak cerita melalui metode bercerita melalui media permainan boneka tangan

c. Mencatat kekurangan dan kemajuan proses dan hasil belajar yang dilaksanakan.


(21)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran.

b. Menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran berikutnya atau siklus berikutnya.

D. Lokasi dan Subjek 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di TK PGRI Sukadana yang beralamat di jalan raya Singaparna RT 01 RW 03 Desa Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B-1 di TK PGRI Sukadana yang berjumlah 12 orang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran metode bercerita melalui media permainan boneka tangan berlangsung. Sedangkan lembar observasi untuk siswa berupa format observasi aktivitas siswa sesuai dengan aspek yang akan diamati, disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

Adapun Kisi-kisi instrumennya adalah sebagai berikut : N

o Variable

Sub

variable Indicator Pernyataan

Teknik Sumber data 1 Kemampu

an

menyimak media boneka tangan

 Sikap anak dalam mem-per hatikan guru

 Mende ngar dengan baik

 Memperhatikan guru seperti adanya Tanya jawab antara guru dan anak

 Pandangan anak kepada guru seperti melihat kearah guru atau media  Anak duduk tertib

Observa si


(22)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Terlihat pada ekspresi wajah

 Sikap anak dalam melatih konsent rasi

 Berkon sentrasi

 Tidak terpengaruh dengan teman yang mengajak bermain

 Menjaga ketenangan suasana selama pembelajaran berlangsung  Mengetahui media yang

digunakan

 Anak mengetahui alur cerita

 Sikap anak dalam memah ami cerita

 Mampu menaja wab pertany aan guru mengen ai isi cerita

 Menjawab jumlah tokoh  Anak dapat menjawab

pertanyaan yang diberika guru seperti menjawab judul cerita

 Anak dapat menyebutkan tokoh cerita

 Anak dapat menyebutkan pesan cerita seperti harus selalu bersyukur, mau menolong dan bisa bekerja sama

 Interpre tasi

 Mengul ang cerita dari awal sampai akhir

 Menceritakan kejadian inti

 Dapat mengulang cerita dari awal sampai akhir  Melanjutkan cerita  Meniru

kan sikap tokoh cerita

 Anak dapat menirukan gerakan dalam tokoh dongeng seperti meloncat dan berlari

 Anak dapat mengeluarkan atau menirukan suara atau perkataan dalam tokoh cerita seperti menangis, tertawa, menirukan suara kakek-kakek


(23)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Bercerita

dengan media boneka tangan

 Persiap an berceri-ta

 Renca-na pembel ajaran

 Membuat rencana pembelajaran

 Tema sesuai materi cerita  Mempersiapkan media

boneka tangan

 Hangat dan antusias menghadapi anak

 Menarik perhatian anak  Mengatur posisi duduk

anak

 Menguuasai materi cerita  Cerita sesuai dengan usia

anak

Observa si

Guru

 Kemam puan berceri-ta

 Pelaksa naan

 Mimic muka sesuai dengan karakter tokoh  Intonasi suara guru jelas  Ekspresi guru sesuai

dengan situasi cerita  Mengoptimalkan media

dengan tepat

 Konsentrasi dalam bercerita

 Memunculkan humor 

Evalua-si dan penutup do-ngeng

 Dapat menjawab pertanyaan anak

 Memberikan pertanyaan kepada anak seputar isi cerita

 Memberikan kesempatan untuk meniru gerakan  Memberikan kesempatan

untuk anak meniru suara dalam tokoh cerita

 Mengebalikan kondisi pada pembelajaran selanjutnya


(24)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PEDOMAN OBSERVASI AKTIFITAS SISWA

Nama Sekolah : ………..

Tanggal : ………..

Pertemuan : ………..

Nama Anak : ………..

No Kode Aspek yang dinilai Criteria

Kurang Baik Cukup 1 A anak dapat melakukan tanya

jawab

2 B anak dapat mengatur arah pandangan ketika guru bercerita

3 C anak dapat duduk dengan tertib 4 D anak dapat mengetahui media

yang digunakan

5 E anak dapat tidak berdiskusi dengan temannya

6 F anak dapat menjaga ketenangan kelas

7 G anak dapat menyebutkan judul cerita

8 H anak dapat menyebutkan tokoh dalam cerita


(25)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 9 I anak dapat menyebutkan

jumlah tokoh dalam cerita 10 J anak dapat menirukan suara

dalam tokoh cerita

11 K anak dapat menirukan perkataan tokoh

12 L anak dapat mneyebutkan karakter tokoh cerita

13 M anak dapat mengetahui alur cerita

14 N mengulang cerita dari awal sampai akhir

Tabel 3.2 : lembar observasi aktivitas siswa Lembar Observasi Aktivitas Guru

Nama Sekolah : ………..

Tanggal : ………..

Pertemuan : ………..

No. Aspek yang Diobservasi Hasil Observasi Ya Tidak 1. Menyiapkan materi yang akan diceritakan

2. Menyiapkan alat bantu bercerita berupa boneka tangan

3. Mengkondisikan tempat duduk anak 4. Melaksanakan apersepsi

5. Mengantarkan tema dan sub tema

6. Menyampaikan judul cerita yang diceritakan 7. Mengenalkan boneka tangan yang dipakai sesuai

judul cerita

8. Mengenalkan suara-suara dari jenis boneka tangan yang akan menjadi pemeran cerita


(26)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 9. Menyajikan materi bercerita secara runtut

sehingga alur cerita mudah dipahami anak 10. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan

mudah dipahami oleh anak

11. Menanggapi respon anak dengan segera, agar anak merasa diperhatikan

12. Menjaga suasana kelas tetap kondusif dan menggairahkan

Table 3.3 : lembar observasi aktifitas guru

Rencana Kegiatan Harian Hari/tanggal : Senin , 17 Desember 2012

Kelompok : B

Tema /Sub Tema : Binatang/ Jenis-jenis Binatang Bidang Pengembangan : Bahasa

Lingkup perkembangan :  Menerima Bahasa  Mengungkapkan Bahasa  Keaksaraan

Pencapaian perkembangan :  Mengerti beberpa perintah secara bersamaan

 Menjawab pertanyan yang lebih kompleks

 Berkomunikasi secara lisan

 Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan


(27)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Indikator perkembangan :  Mampu mendengarkan cerita secara sederhana

 Menirukan kembali suara  Melanjutkan cerita /dongeng

 Mengungkapkan sebanyak 3-4 kata secara berurutan

Indicator perbaikan :  Anak mampu mendengarkan cerita secara sederhana

 Menirukan kembali suara binatang  Melanjutkan cerita /dongeng

 Mengungkapkan sebanyak 3-4 kata secara berurutan

 Berkomunikasi secara lisan Metode belajar : Cerita

Tanya jawab

Kegiatan belajar : Bercerita tentang “ Pak tani dan Kelinci” Langkah-langkah pembelajaran : Kegiatan Awal (+ 30 menit)

1) Guru membaca salam ketika masuk kelas

2) Guru mempersiapkan ruangan kelas dan menatanya dengan rapi.

3) Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan diajarkan

4) Anak-anak masuk kelas dan membaca salam

5) Guru dan anak didik membaca do'a 6) Guru mengabsen siswa

7) Guru melakukan apersepsi


(28)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9) Anak bersama-sama guru membuat lingkaran.

10) Guru memberikan aturan main melempar bola.

11) Anak dan guru bermain melempar bola Kegiatan Inti (+ 60 menit)

a. Guru menyuruh anak untuk duduk melingkar.

b. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan

c. Guru memperlihatkan boneka tangan

“Pak Tani dan Kelinci “

d. Guru bersalaman dengan anak dengan menggunakan boneka tangan.

e. Guru memebrikan tepuk focus Tepuk Fokus!

Mpok mpok…

Engkus-engkus…. Fok-kus!

f. Guru bertanya pada anak bagaimana jalannya kelinci secara bergiliran. g. Guru meyebutkan judul dongeng h. Guru menyebutkan tokoh-tokoh dalam

cerita Pak tani dan kelinci.

i. Guru bercerita tentang Pak Tani dan

Kelinci”

j. Guru mengamati kegiatan belajar menyimak cerita.


(29)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memberikan pertanyaan pada anak. l. Guru menyuruh anak untuk

menirukan suara tokoh dalam cerita Pak tani dan kelinci.

m. Guru memotivasi anak untuk menceritakan kembali cerita yang telah diperdengarkan.

Istirahat (+ 30 menit)

a. Mencuci tangan secara bergiliran b. Berdoa sebelum makan

c. Makan bersama

d. Bermain diluar dan didalam ruangan

Kegiatan penutup (+ 30 menit)

1. Guru bersama anak-anak membaca doa setelah makan.

2. Guru bertanya pada anak didik tentang materi yang disampaikan (recalling) 3. Guru dan anak bernyanyi

4. Membaca doa dan salam 5. Pulang

Media : Boneka Tangan Pak Tani dan Kelinci

Buku Cerita

Evaluasi : Tanya jawab :

1. Bagaimana suara kelinci? 2. Bagaimana karakter kelinci? 3. Berpa kaki kelinci ?

4. Dimana kelinci bertemua dengan pak tani?


(30)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Apa makanan kelinci ?

Observasi : guru mengamati kegiatan belajar siswa mendengarkan cerita.

PAK TANI DAN KELINCI

Di suatu kebun yang ditanami sayuran wortel, petani sedang duduk melihat kebunnya. Pada saat itu, cuaca mendung dan kemungkinan akan turun hujan. Pak tani dengan tenangnya sambil makan bekalnya dari rumah, melihat kearah langit yang sepertinya akan hujan.

Pak Tani : “Aduh, cuaca sudah mendung, harus segera beres-beres,, takutnya nanti kehujanan kalau pulang nanti sore.”

Ketika pak tani sedang membereskan peralatan yang dibawanya dari rumah, datang kelinci dari arah belakang, dan petani tidak mengetahuinya, karena jalan kelinci tidak terlalu gaduh.

Kelinci : “ Wah enak nih, ada makanan ku yang segar, ranum-ranum lagi. Kayaknya enak kalau aku makan! (sambil melihat-lihat sekitar kebun, dan melihat pak tani yang sedang beres-beres)..

Hmmmm…. Aman, Pak Tani itu lagi beres-beres!”

Kelinci terus meloncat sampai akhirnya kelinci itu ada dikebun pak tani yang jauh dari jangkauannya. Kelinci terus makan wortel yang telah didapatnya. Kelinci : Hmmm,,, cit,,cit,, mmmmhhh,,, enak!

Teman sejawat

Yati Rohayati

Guru Kelas B


(31)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pak tani ketika itu, perasaannya gak enak, karena meras ada suara kecil di kebunnya. Sampai akhirnya petani melihat ke kebunnya. Matanya kesana kemari melihat apakah ada yang datang kekebunnya atau tidak.

Pak Tani : “Hmmm,,, itu Dia,,, suara kecil yang membuat hasil kebunku berkurang! (sambil berjalan kearah kelinci yang sedang makan wortel di kebun Pak tani itu)

Hussss,,,, kelinci Nakal, awas yah!! Sana pergi!!!”

Kelinci : “Wahhh…. Ada Pak tani,,, “

(kelinci kaget dan langsung berlari dari cengkraman pak tani)

Pak tani : “Huh, dasar kelinci nakal”

Pada saat itu langsung turun hujan sangat lebat, dan badan petani akhirnya kehujanan juga, karena ada kelinci yang mengganggu ketika dia akan pulang. Tiba-tiba terdengar suara. Gedebuk!

Pak tani : “ Suara apa tuh? (sambil mencari darimana suara itu datangnya)

Aduh,,, Kelinci itu jatuh ternyata! Hmm… kasian juga!

Kelinci : “Aduh! Kakiku sakit,,, aku gak bisa jalan nih, bagaiman kalau Pak tani itu datang menangkapku? Aku harus bisa

jalan!aku harus bisa jalan1”

Pak tani : “Kelinci,,,, ketemu kau!

Kelinci : “ Wah, pak Tani menemukannku! Aku harus lari!

Aww! kakiku gak bisa jalan… kakiku berdarah”

Pak tani : “Hmmm.. kasian juga kamu kelinci nakal, kakimu berdarah! Sini saya obati.

Akhirnya Pak tani membawa kelinci itu ke saungnya,, dan memberinya dia wortel yang ada. Dan membalut kakinya dengan sehelai kain tipis.


(32)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kelinci : “terimakasih Pak!”

Meskipun kelinci itu nakal dan mencuri sayur wortelnya Pak tani, tapi Pak tani itu tetap berbaik hati kepada kelinci, dan akhirnya keinci itu diberikan kepada pemiliknya yang rumahnya dekat dengan kebun Pak tani.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian yang sudah diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca (readable) dan ditafsirkan (interpretabel) serta dapat menjawab pertanyaan penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Nana Sudjana dan Ibrahim (2001: 126) bahwa: “Data yang diperoleh dari sampel melalui instrumen yang dipilih akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Oleh sebab itu data perlu diolah dan dianalisis

agar mempunyai makna guna pemecahan masalah”.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan. Kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya.


(33)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil penelitian pada setiap siklus yang dilaksanakan di Kelompok B-1 TK PGRI Sukadana maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Keadaan awal kemampuan menyimak anak-anak kelompok B TK PGRI Sukadana kecamatan Singaparna , pada hakikaktnya sudah ada kemampuan dalam menyimak dan dalam lingkup perkembangan bahasa yang lainnya. Namun, dari sebagian anak, ada yang lebih unggul dalam menerima bahasa, dan keaksaraan. Namun dalam lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa masih perlu adnya perbaikan. Maka dengan hal tersebut, penelitian untuk kemampuan menyimak anak perlu ada perbaikan, dan hal ini menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

2. Untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak, maka dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode bercerita dengan menggunakan alat peraga boneka tangan. Dan dalam penelitian ini, jenis boneka tangan yang digunakan sesuai dengan kesenangan anak. Dan disesuaikan juga dengan tema pembelajaran. Metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan ini, dilakukan kolaborasi dengan teman sejawat untuk meghasilkan data dan hasil observasi yang akan mendukukng untuk melihat hasil perkembangannya. Selain itu juga, titik fokus dalam pengembangan bahasa dalam penelitian ini adalah untuk menyampaikan bahasa, yang mengharapkan anak akan lebih mampu menyampaikan apa yang telah diperdengarkan oleh gurunya. Dan hal ini membutuhkan kreatifitas guru dalam penyampaian cerita sehingga menghidupkan suasana yang kondusif. 3. Kemampuan menyimak anak Kelompok B-1 TK PGRI Sukadana setelah

diberikan metode bercerita dengan media boneka tangan, ada perubahan yang signifikan. Pada siklus pertama, kemampuan menyimak kurang dari 50 %, dan setelah dilaksanakan perbaikan, kemampuan menyimak meningkat menjadi mendekati hasil yang sangat baik dengan adanya


(34)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

komunikasi bahasa lisan antara anak-anak dan guru dalam belajar. Hal ini, menunjukkan bahwa dengan metode bercerita dengan permainan boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak Kelompok B TK PGRI Sukadana Kecamatan Singaparna.

B. Saran Tindak Lanjut

1. Guru hendaknya memberi motivasi belajar pada anak, dengan media apapun yang digunakan dan proses pengembangn bahsa dilakukan dengan komunikasi secara terus menerus dengan proses pembiasaan.

2. Bagi sekolah, untuk menghasilkan mutu yang lebih baik, sarana dan prasarana serta alat permainan edukatif harus diusahakan untuk selalu ada ketika akan dilakukan proses pembelajaran.

3. Bagi guru agar selalu menerapkan kurikulum yang sesuai sehingga tingkat pencapaian perkembangan dapat diraih sesuai dengan perkembangannya dan pendidikan karakter dapat dikembangkan untuk generasi mendatang.

4. Bagi orang tua agar mampu memilih berbagai media dan kegiatan yang dapat mengembangkan dan mencerdaskan anak-anaknya.

5. Bagi peneliti diharapkan dapat melaksanakn tugasnya dengan lebih baik dan lebih konfrehensif guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan melalui pembiasaan-pembiasaan dalam proses belajar yang menghasilkan insan berkarakter.


(35)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Abdul Aziz. 2002. Mendidik dengan Cerita. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Achmad Hidayat dan Arief Imron , Paduan Mengajar KBK di Taman Kanak-kanak. (Jakarta : Insida Lantabora, 2004.

Cucu Eliyawati. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta. Direktorat Pembinaan Pendidikan.\

Dhieni et al. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia..

Depdikbud. 2000. Metode Khusus Pengembangan Data Pikir di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Eddy Supriadi, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta : LPGTK Tadika Puri, 2003), h. 13

Elyawati. 2009. Peningkatan ketrampilan berbicara anak usia dini melalui teknik membaca nyaring menggunakan buku cerita bergambar . skripsi FIP. UPI. Kak Mal . 2009 . The Power of Story Telling kekuatan Dongeng terhadap

pembentukan karakter anak. Depok : Luxima Kamidjan. 2001. Teori Menyimak. Surabaya: FBS UNESA.

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta : Hida Karya Agung, 1983),

Masitoh.2005. Strategi pembelajaran TK.Jakarta. Universitas Terbuka.

Muslihudin, dkk. 2009. Kiat Sukses melakukan tindakan kelas panduan praktis untuk guru dan tenaga kependidikan. Bandung : rizqi press


(36)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Musfiroh, 2005. Cerita Untuk Perkembangan Anak. Yogyakarta: Navila

Moeslichatoen. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, ( Rieka Cipta : 2004),

Bambang Suryono (Kak Bimo). 2011 . Piawai Mendongeng. Yogyakarta : BIM2Cha Press

Suhartono.2005. pengembangan keterampilan berbicara anak usia dini. Jakarta. Depdiknas.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Tarigan, Djago. 1991. Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. ………. .2003. Pendidikan Keterampilan Berbahasa.Jakarta: Pusat Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

http://www.um.pwr.ac.id/web/artikel/353caramendongenghtml)diunduhpadatgl. 09 Nopember 2012.

(http://wartawariza.jzunadarma.ac.id/2010/01/Pengertian-boneka) 104


(1)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pak tani ketika itu, perasaannya gak enak, karena meras ada suara kecil di kebunnya. Sampai akhirnya petani melihat ke kebunnya. Matanya kesana kemari melihat apakah ada yang datang kekebunnya atau tidak.

Pak Tani : “Hmmm,,, itu Dia,,, suara kecil yang membuat hasil kebunku berkurang! (sambil berjalan kearah kelinci yang sedang makan wortel di kebun Pak tani itu)

Hussss,,,, kelinci Nakal, awas yah!! Sana pergi!!!”

Kelinci : “Wahhh…. Ada Pak tani,,, “

(kelinci kaget dan langsung berlari dari cengkraman pak tani)

Pak tani : “Huh, dasar kelinci nakal”

Pada saat itu langsung turun hujan sangat lebat, dan badan petani akhirnya kehujanan juga, karena ada kelinci yang mengganggu ketika dia akan pulang. Tiba-tiba terdengar suara. Gedebuk!

Pak tani : “ Suara apa tuh? (sambil mencari darimana suara itu datangnya)

Aduh,,, Kelinci itu jatuh ternyata! Hmm… kasian juga!

Kelinci : “Aduh! Kakiku sakit,,, aku gak bisa jalan nih, bagaiman kalau Pak tani itu datang menangkapku? Aku harus bisa

jalan!aku harus bisa jalan1”

Pak tani : “Kelinci,,,, ketemu kau!

Kelinci : “ Wah, pak Tani menemukannku! Aku harus lari!

Aww! kakiku gak bisa jalan… kakiku berdarah”

Pak tani : “Hmmm.. kasian juga kamu kelinci nakal, kakimu berdarah! Sini saya obati.

Akhirnya Pak tani membawa kelinci itu ke saungnya,, dan memberinya dia wortel yang ada. Dan membalut kakinya dengan sehelai kain tipis.


(2)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kelinci : “terimakasih Pak!”

Meskipun kelinci itu nakal dan mencuri sayur wortelnya Pak tani, tapi Pak tani itu tetap berbaik hati kepada kelinci, dan akhirnya keinci itu diberikan kepada pemiliknya yang rumahnya dekat dengan kebun Pak tani.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian yang sudah diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca (readable) dan ditafsirkan (interpretabel) serta dapat menjawab pertanyaan penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Nana Sudjana dan Ibrahim (2001: 126) bahwa: “Data yang diperoleh dari sampel melalui instrumen yang dipilih akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Oleh sebab itu data perlu diolah dan dianalisis

agar mempunyai makna guna pemecahan masalah”.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan. Kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya.


(3)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil penelitian pada setiap siklus yang dilaksanakan di Kelompok B-1 TK PGRI Sukadana maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Keadaan awal kemampuan menyimak anak-anak kelompok B TK PGRI Sukadana kecamatan Singaparna , pada hakikaktnya sudah ada kemampuan dalam menyimak dan dalam lingkup perkembangan bahasa yang lainnya. Namun, dari sebagian anak, ada yang lebih unggul dalam menerima bahasa, dan keaksaraan. Namun dalam lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa masih perlu adnya perbaikan. Maka dengan hal tersebut, penelitian untuk kemampuan menyimak anak perlu ada perbaikan, dan hal ini menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

2. Untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak, maka dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode bercerita dengan menggunakan alat peraga boneka tangan. Dan dalam penelitian ini, jenis boneka tangan yang digunakan sesuai dengan kesenangan anak. Dan disesuaikan juga dengan tema pembelajaran. Metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan ini, dilakukan kolaborasi dengan teman sejawat untuk meghasilkan data dan hasil observasi yang akan mendukukng untuk melihat hasil perkembangannya. Selain itu juga, titik fokus dalam pengembangan bahasa dalam penelitian ini adalah untuk menyampaikan bahasa, yang mengharapkan anak akan lebih mampu menyampaikan apa yang telah diperdengarkan oleh gurunya. Dan hal ini membutuhkan kreatifitas guru dalam penyampaian cerita sehingga menghidupkan suasana yang kondusif. 3. Kemampuan menyimak anak Kelompok B-1 TK PGRI Sukadana setelah

diberikan metode bercerita dengan media boneka tangan, ada perubahan yang signifikan. Pada siklus pertama, kemampuan menyimak kurang dari 50 %, dan setelah dilaksanakan perbaikan, kemampuan menyimak meningkat menjadi mendekati hasil yang sangat baik dengan adanya


(4)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

komunikasi bahasa lisan antara anak-anak dan guru dalam belajar. Hal ini, menunjukkan bahwa dengan metode bercerita dengan permainan boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak Kelompok B TK PGRI Sukadana Kecamatan Singaparna.

B. Saran Tindak Lanjut

1. Guru hendaknya memberi motivasi belajar pada anak, dengan media apapun yang digunakan dan proses pengembangn bahsa dilakukan dengan komunikasi secara terus menerus dengan proses pembiasaan.

2. Bagi sekolah, untuk menghasilkan mutu yang lebih baik, sarana dan prasarana serta alat permainan edukatif harus diusahakan untuk selalu ada ketika akan dilakukan proses pembelajaran.

3. Bagi guru agar selalu menerapkan kurikulum yang sesuai sehingga tingkat pencapaian perkembangan dapat diraih sesuai dengan perkembangannya dan pendidikan karakter dapat dikembangkan untuk generasi mendatang.

4. Bagi orang tua agar mampu memilih berbagai media dan kegiatan yang dapat mengembangkan dan mencerdaskan anak-anaknya.

5. Bagi peneliti diharapkan dapat melaksanakn tugasnya dengan lebih baik dan lebih konfrehensif guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan melalui pembiasaan-pembiasaan dalam proses belajar yang menghasilkan insan berkarakter.


(5)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Abdul Aziz. 2002. Mendidik dengan Cerita. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Achmad Hidayat dan Arief Imron , Paduan Mengajar KBK di Taman Kanak-kanak. (Jakarta : Insida Lantabora, 2004.

Cucu Eliyawati. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta. Direktorat Pembinaan Pendidikan.\

Dhieni et al. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia..

Depdikbud. 2000. Metode Khusus Pengembangan Data Pikir di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Eddy Supriadi, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta : LPGTK Tadika Puri, 2003), h. 13

Elyawati. 2009. Peningkatan ketrampilan berbicara anak usia dini melalui teknik membaca nyaring menggunakan buku cerita bergambar . skripsi FIP. UPI. Kak Mal . 2009 . The Power of Story Telling kekuatan Dongeng terhadap

pembentukan karakter anak. Depok : Luxima Kamidjan. 2001. Teori Menyimak. Surabaya: FBS UNESA.

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta : Hida Karya Agung, 1983),

Masitoh.2005. Strategi pembelajaran TK.Jakarta. Universitas Terbuka.

Muslihudin, dkk. 2009. Kiat Sukses melakukan tindakan kelas panduan praktis untuk guru dan tenaga kependidikan. Bandung : rizqi press


(6)

Tia Setiawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Musfiroh, 2005. Cerita Untuk Perkembangan Anak. Yogyakarta: Navila

Moeslichatoen. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, ( Rieka Cipta : 2004),

Bambang Suryono (Kak Bimo). 2011 . Piawai Mendongeng. Yogyakarta : BIM2Cha Press

Suhartono.2005. pengembangan keterampilan berbicara anak usia dini. Jakarta. Depdiknas.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Tarigan, Djago. 1991. Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

………. .2003. Pendidikan Keterampilan Berbahasa.Jakarta: Pusat

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

http://www.um.pwr.ac.id/web/artikel/353caramendongenghtml)diunduhpadatgl. 09 Nopember 2012.

(http://wartawariza.jzunadarma.ac.id/2010/01/Pengertian-boneka) 104