ANALISIS DESKRIPTIF GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT-FIELD INDEPENDENT SISWA SEKOLAH MENENGAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA LEVELS OF INQUIRY MODEL.

(1)

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALISIS DESKRIPTIF GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT-FIELD

INDEPENDENT SISWA SEKOLAH MENENGAH PADA

PEMBELAJARAN FISIKA LEVELS OF INQUIRY MODEL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh: Dini Silmi

0605931

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALISIS DESKRIPTIF GAYA KOGNITIF

FIELD

DEPENDENT-FIELD INDEPENDENT

SISWA

SEKOLAH MENENGAH PADA PEMBELAJARAN

FISIKA

LEVELS OF INQUIRY MODEL

Oleh Dini Silmi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dini Silmi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS DESKRIPTIF GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT-FIELD

INDEPENDENT SISWA SEKOLAH MENENGAH PADA

PEMBELAJARAN FISIKA LEVELS OF INQUIRY MODEL Oleh:

Dini Silmi NIM. 0605931

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. Hikmat, M.Si. NIP. 196204061989031001

Pembimbing II

Drs. Agus Jauhari, M.Si. NIP. 195912161989031001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si. 196807031992032002


(4)

i

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Penelitian dilakukan untuk menganalisis secara deskriptif gaya kognitif field dependent-field independent siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas pada pembelajaran fisika levels of inquiry model. Untuk itu siswa dikelompokan ke dalam gaya kognitif field dependent dan field independent, adapun hasilnya dibandingkan dengan perolehan kemampuan inquiri mereka. Kemampuan inquiri siswa didapatkan dari penelitian studi dokumentatif pada pembahasan materi rotasi gerak bumi untuk jenjang sekolah menengah pertama dan materi kalor untuk jenjang sekolah menengah atas. Sebanyak 26 siswa sekolah menengah pertama dan 62 siswa sekolah menengah atas berpartisipasi dalam penelitian ini. Selama penelitian mereka mengerjakan tes psikiatrik Group Embedded Figure Test untuk menentukan gaya kognitif masing-masing siswa. Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field independent memiliki kemampuan inquiri lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.

ABSTRACT

This research is devoted to focussing on the influence of Field Dependent-Field Independent syles on the Levels of Inqury Models of Junior Highschool students and Senior Highschool at Physics Course. In carrying out of study, students were classified by their cognitive syle, and its result compared with their performance in Levels of Inquiry. 88 students participated in the experimental part of this study and were selected from SMP N 1 Lembang, SMA N 6 Bandung and SMA ANGKASA . During the period of study, the sample of students were subjected to some psycological test in order to assign their Field Dependent/Field Independent styles. It was found throughut of study that students who have Field Independet Styles exhibited higher level of Inquiry score, while Field Dependent styles gained the lowest one.


(5)

iii

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Peserta Didik ... 5

2. Bagi Guru ... 5

3. Bagi Universitas ... 5

E. Asumsi ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Levels of Inquiry Model ... 8

B. Tahapan Levels of Inquiry Model ... 10

C. Kemampuan Inquiri ... 12

D. Gaya Kognitif ... 15

E. Field Dependent-Field Independent (FDI) ... 15

1. Gaya Kognitif FDI dan Gaya Belajar Peserta ... didik ... 18

2. Gaya Kognitif FDI dan Strategi Pembelajaran ... 23 3. Gaya Kognitif FDI dan Model Inquiri pada Pembelajaran .


(6)

iv

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Fisika ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 26

B. Metode dan Desain Penelitian ... 26

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Definisi Operasional ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Prosedur Penelitian ... 29

G. Alur Penelitian ... 30

H. Instrumen Penelitian ... 31

I. Teknik dan Analisis Pengumpulan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 35

B. Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent ... 35

C. Kemampuan Inquiri dan Gaya Kognitif FDI ... 36

1. Pemaparan Data Sampel Penelitian Sekolah Menengah Pertama ... 36

2. Pembahasan Kemampuan Inquiri Sekolah Menengah Pertama ... 37

3. Pemaparan Data Sampel Penelitian Sekolah Menengah Atas ... 38

4. Pembahasan Kemampuan Inquiri Sekolah Menengah Atas ... 39

D. Implikasi Gaya Kognitif Field Dependent/Field Independent pada Pembelajaran Fisika... 40


(7)

v

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 51

A. Instrumen Tes ... 51

B. Hasil Uji Statistika ... 136

C. Dokumentasi Penelitian ... 147


(8)

vi

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Kemampuan-Kemampuan Inquiri ... 12

2.2. Perbedaan Peserta didik FI dan Peserta didik FD ... 17

2.3. Perbedaan Proses Pembelajaran Peserta Didik FD dan Peserta Didik FI ... 20

2.4. Apa yang peserta didik harapkan dari pengajar (berdasarkan preferensi gaya) ... 21

2.5. Perbedaan Proses Pembelajaran Peserta Didik FD dan Peserta Didik FI ... 24

3.1. Interpetasi Skor GEFT Almolhodaei ... 34

4.1. Gambaran Klasifikasi Gaya Kognitif FDI ... 35

4.2. Kemampuan Inquiri vs Gaya Kognitif FDI Kelompok Siswa SMP ... 36


(9)

vii

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Experiental Learning Jhon Dewey ... 8

2.2. Syntax Levels of Inquiry Models ... 8

2.3. Urutan pembelajaran Level of Inquiry Models ... 9

2.4. Diagram Venn Hubungan antara Gaya Kognitif dan Gaya Belajar ... 19

3.1. Alur Penelitian ... 30

3.2. Interpretasi skor GEFT Dyer dan Osborne (1996) ... 33

4.1. Diagram Kemampuan Inquiri vs Gaya Kognitif FDI Kelompok Siswa SMP ... 37

4.2. Diagram Kemampuan Inquiri vs Gaya Kognitif FDI Kelompok Siswa SMA ... 39


(10)

viii

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Instrumen Tes ... 51

A.1 Lembar Judgement Alihbahasa ... 52

A.2. Lembar Judgement Psikiatrik ... 53

A.3. GEFT versi Bahasa Indonesia ... 54

A.3.1. Kunci Jawaban GEFT ... 59

A.4. Lembar Observasi Kemampuan Inquiri SMP ... 60

A.5. LKS SMP ... 78

A.5.1. LKS Discovery Learning ... 79

A.5.2. LKS Interactive Demonstration ... 81

A.5.3. LKS Inquiry Lesson ... 84

A.5.4. LKS Inquiry Lab ... 86

A.5.5. LKS Real World Application ... 88

A.5.6. LKS Hypothetical Inquiry ... 89

A.6. Lembar Observasi Kemampuan Inquiri SMA ... 92

A.7. LKS SMA ... 114

A.7.1. LKS Discovery Learning ... 114

A.7.2. LKS Interactive Demonstration ... 117

A.7.3. LKS Inquiry Lesson ... 124

A.7.4. LKS Inquiry Lab ... 127

A.7.5. LKS Hypothetical Inquiry ... 130

B. Hasil Uji Statistika ... 136

B.1. Skor GEFT Berdasarkan Metode Almolhodaei ... 137

B.1.1. Skor GEFT Siswa Sekolah Menengah Pertama ... 137


(11)

ix

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B.2. Kemampuan Inquiri Kelompok Siswa SMP ... 141 B.3. Kemampuan Inquiri Kelompok Siswa SMA ... 143

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

C. Dokumentasi Penelitian ... 147 C.1. Foto-foto selama Penelitian ... 148 C.2. Surat-Surat Formal yang berkaitan dengan Penelitian ... 150


(12)

1

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Seorang siswa dikatakan memahami hakikat IPA apabila individu tersebut dapat mendeksripsikan fenomena tertentu dengan konsep fisis melalui kata kata, simbolisme dan pernyataan matematik materi yang berkaitan. Boleh dikatakan bahwa dalam pembelajaran IPA siswa didorong untuk membangun pemahamannnya sendiri dengan langkah ilmiah terstruktur. Di sisi lain psikologi kognitif memandang bahwa level kepahaman dalam IPA meningkat ketika siswa berperan aktif dalam menyelsaikan suatu masalah.

Inquiri merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang sesuai dengan hakikat IPA. Inquiri sendiri adalah kegiatan multifaset yang melibatkan siswa untuk melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan; mengidentifikasi buku dan sumber informasi, investigasi perencanaan; meninjau apa yang telah diketahui, memakai bukti eksperimental, menggunakan alat untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data, mengusulkan jawaban, penjelasan, dan prediksi, serta mengkomunikasikan hasil penelitian. Inquiri membutuhkan identifikasi asumsi, penggunaan berpikir kritis dan logis, dan pertimbangan penjelasan alternatif (NRC, 1996: 23). Ilmuwan menggunakan inquiri untuk mengembangkan pemahaman tentang alam dan kinerjanya, karena inquiri sendiri mengarah ke teori dan ide-ide yang dapat menjelaskan kejadian dan fenomena yang diamati . Ketika siswa sedang mengembangkan pemahaman mereka tentang alam dan kinerjanya di sekitar mereka, maka, seperti ilmuwan, mereka dapat menggunakan inquiri untuk mendapatkan ide-ide dan teori-teori yang membantu menjelaskan apa yang mereka amati. Dalam hal ini siswa dipandang sebagai ilmuwan (Harlen et al., 2010 : 9). Untuk


(13)

2

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pelaksanaan inquiri sendiri sebagai pendekatan pembelajaran terdapat beberapa kritik salah satunya berasal dari faktor “bimbingan” yang diperoleh siswa dalam proses berinquiri. ... hasil penelitian dari studi terkontrol, ditemukan bawah perintah langsung dan pelaksanaan bimbingan intens lebih banyak digunakan oleh pengajar selama inquiri dibandingkan bimbingan yang minimal terhadap siswa rata-rata. Bahkan bimbingan intens dan perintah langsung kepada siswa di atas rata-rata pun lebih efektif dibandingkan pemberian bimbingan yang minimal... Selain itu, terdapat juga bukti bahwa bimbingan minimal menghasilkan efek negatif terhadap pemahaman siswa, miskonsepsi, atau pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak terorganisasi (Kirschner et al., 2006:75). Pembelajaran berbasis inquiri membutuhkan banyak perencanaan dan tahapan sebelum dilaksanakan. Inquiri bukan jenis pendekatan pembelajarn yang bisa langsung diterapkan di kelas dengan cepat. Pengukuran terhadap kapabilitas, pengetahuan, karakterisitik siswa serta standar yang harus dilaksanakan seperti apa semestinya, dilakukan terlebih dahulu (Bell et al., 2010: 769-770). Bain et al. (2005:210) memperjelas bahwa kita tidak dapat memperlakukan cara berfikir semua siswa seperti profesional di bidang sains. Penyamarataan cara berfikir

“ilmuwan” dan siswa mirip dengan asumsi salah bahwa kemampuan

memecahkan masalah dapat dengan mudah dipelajari melalui pengamatan dari satu contoh. Setidaknya dalam suatu studi kasus menunjukkan bahwa hal ini tidak selalu terjadi (Wenning, 2002).

Adapun dalam proses pembelajaran IPA seorang individu biasanya menunjukan kecenderungan tertentu, pola khusus yang konsisten, dimana faktor faktor tersebut menentukan gaya belajar seseorang dalam mengingat, berfikir dan menyelsaikan masalah (problem solving) (Messick et al., 1976) . Witkin et al. (1971), menyebut ciri ciri konsisten yang ditunjukkan individu dalam pembelajaran , persepsi, pola pikir sebagai gaya kognitif, hal ini selaras dengan apa yang dijelaskan oleh Riding dan Cheema (1991) bahwa gaya kognitif merupakan karakter seseorang untuk menyelsaikan masalah, berfikir, mengamati dan mengingat, olehkarenanya gaya kognitif akan berpengaruh


(14)

3

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terhadap penguasaan konsep siswa, karena ia merupakan representasi karakter tiap peserta didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung (Lin dan Chen 2008).

Witkin dan Goodenough (1969), mengklasifisikan peserta didik ke dalam tipe field independent jika dia mampu memisahkan substansi dari konteksnya atau dari wilayah globalnya, mereka memiliki kecenderungan analitis. Sedangkan peserta didik dikategorikan field dependent jika mereka mempunyai tendensi lebih baik dalam mengingat kembali informasi sosial seperti percakapan serta gambaran keseluruhan dari konteks yang diberikan. Bertini (1986) merangkum kecenderungan umum dari gaya belajar peserta didik field independent dan field dependent, yaitu peserta didik field independent selama proses pembelajaran tidak mengikuti prosedur baku yang tertera pada suatu masalah, dia lebih memahaminya dengan mentransfer masalah tersebut pada struktur baru yang dilandasi konsep utama masalah, peserta didik FI tertarik pada problem solving, dan lebih konsentrasi menyelsaikan suatu tugas dalam ruang lingkup sosial terbatas (sendiri) sebaliknya peserta didik field dependent memahami suatu masalah lebih unggul jika mengikuti aturan baku, dia menyelsaikan masalah berdasarkan penalaran ulang (recall) dari informasi yang sudah disajikan oleh pengajar, tipe FD lebih nyaman belajar dalam kelompok dan memiliki pergaulan sosial yang luas. Witkin menegaskan bahwa individu yang memiliki gaya kognitif field independent memiliki kemampuan unggul dalam hal analisa, strukturisasi, dan kemampuan problem solving sesuai dengan metode ilmiah, sedangkan individu yang memiliki gaya kognitif field dependent, lemah dalam strukturisasi dan pemecahan masalah berdasarkan metode ilmiah tipe ini lebih nyaman jika diberi banyak bimbingan dari orang lain. Dengan kata lain individu FI lebih unggul berinquiri dibandingkan individu FD.

Merujuk pada pernyataan Bell bahwa dalam pembelajaran inquiri guru perlu mengetahui pengetahuan dan karakterisitik siswa, maka dalam tahapan penerapan inquiri sendiri perlu dilakukan persiapan berupa cross-check terhadap gaya belajar siswa yang akan guru ajar. Diagnosis awal siswa ke


(15)

4

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam penggolongan gaya kognitif FI dan FD peneliti harapkan dapat membantu guru dalam mempersiapkan pembelajaran inquiri mana yang sesuai dengan sampel ajar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menguji pernyataan Witkin bahwa gaya belajar individu tipe FI itu lebih mahir berinquiri dibandingkan tipe FD.

Kemampuan inquiri yang akan dianalisis berdasarkan levels of inquiry model Carl J. Wenning, tahapan inquiri ini merupakan unipolar rangkaian inquiri yang terdiri dari enam tingkatan diawali dari tingkat dasar hingga tingkat paling tinggi yang dinamakan levels of inquiry. Tingkatan tersebut adalah Discovery Learning, Interactive Demonstration, Inquiry Lesson, Inquiry Lab, Real-world Application dan Hypothetical Inquiry. Keenam tingkatan tersebut diurutkan berdasarkan kemampuan intelektual siswa dan pihak pengontrol. Semakin tinggi tingkat inquiri maka semakin tinggi juga kemampuan intelektual siswa.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan utama pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran gaya kognitif Field Dependent-Field Independent siswa menengah pada pembelajarn fisika levels of inquiry model?

2. Bagaimana gambaran umum kemampuan inquiri siswa Field Dependent (FD) pembelajaran fisika levels of inquiry model?

3. Bagaimana gambaran umum kemampuan inquiri siswa Field Independent (FI) ) pembelajaran fisika levels of inquiry model?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gambaran Gaya Kognitif FDI siswa sekolah menengah pada pembelajaran fisika levels of inquiry model.


(16)

5

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Siswa

Dengan mengetahui gaya kognitif yang dimilikinya diharapkan dapat membantu menentukan tindakan yang diambil dalam strategi belajar di kelas dan di rumah.

b. Bagi Guru

Dengan mengetahui gaya kognitif yang dimiliki siwa diharapkan guru dapat mengambil model yang dapat mengakomodasi perbedaan gaya kognitif siswa.

c. Bagi Universitas

Dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh psikologi kognitif termasuk di dalamnya gaya kognitif bagi proses pembelajaran fisika di masa depan.

E. ASUMSI

Seluruh siswa sekolah menengah di Bandung terbagi atas dua klasifikasi Gaya Kognitif, Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD), sedangkan yang tidak termasuk kategori FI atau FD, dikategorikan sebagai FINT (Intermediete/Netral). Peneliti mengabaikan klasifikasi FINT serta variabel eksternal yang mungkin berpengaruh terhadap hasil penelitian seperti faktor socio-culture, level kemampuan ekonomi keluarga dan gender. Seluruh aspek kemampuan inquiri sampel penelitian diukur berdasarkan Levels of Inquiry nilai rata rata aspek kemampuan inquiri yang diperoleh dari


(17)

6

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lembar observasi kemampuan inquiri peneliti anggap sebagai kemampuan inquiri yang dimiliki oleh sampel penelitian.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Pada bagian bab I terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan struktur organisasi. Latar belakang membahas kenapa peneliti memilih bahasan analisis deksriptif gaya kognitif field dependent-field independent siswa menengah pada pembelajaran fisika levels of inquiry models; yaitu berdasarkan pada kritik terhadap pembelajaran sains menggunakan pendekatan inquiry yang diajukan oleh Krischner et al.

(2006); “kenapa bimbingan minimal guru dalam pembelajaran inquiri menghasilkan pemahaman yang tidak utuh dan miskonsepsi terhadap siswa”.

Selanjutnya rumusan masalah yaitu mendeksripsikan secara singkat masalah yang ada pada latar belakang masalah, adapun tujuan penelitian sendiri merupakan poin-poin tertentu yang harus peneliti dapatkan dari rumusan masalah yang ada, sedangkan manfaat penelitian adalah harapan peneliti terhadap penelitian ini. Asumsi disini adalah batasan khusus yang ada selama penelitian dengan kata lain ini merupakan batas tertentu dari keseluruhan masalah dalam penelitian.

Bab II terdiri atas kajian teori yang membahas levels of inquiry model, pada bagian ini peneliti menjelaskan teori yang mendasari levels of inquiry model dan juga syntax levels of inquiry model. Bagian selanjutnya yaitu tahapan levels of inquiry model yang menjelaskan secara detail hierarkis levels of inquiry Carl J. Wenning. Dua bagian terakhir yaitu gaya kognitif dan gaya kognitif field dependent-field independent menjelaskan secara spesifik gaya kognitif yang peneliti pakai sebagai landasan teori dari alat ukur tertentu untuk dibandingkan dengan kemampuan inquiri yang didapatkan dari penerapan levels of inquiry models pada bahasan dan jenjang tertentu.

Bab III memaparkan secara detail metode penelitian apa yang peneliti gunakan, berawal dari lokasi dan sampel penelitian, metode dan desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, alur penelitian sampai instrumen penelitian yang dipakai.


(18)

7

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan desain penelitiannya yaitu desain penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang diambil melalui dua fase, fase pertama pengambilan data menggunakan studi dokumentatif, selanjutnya data tersebut dibandingkan dan dianalisis secara deskriptif dengan hasil tes pskiatrik yang diambil dari sampel penelitian pada fase kedua, dalam fase kedua peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa tes psikiatrik yang dikembangkan Witkin yaitu Group Embedded Figure Test atau lazim dikenal dengan nama GEFT, sehingga dapat dikatakan variabel penelitian skripsi ini terdiri atas dua variabel, yaitu gaya kognitif FDI itu sendiri dan kemampuan inquiri siswa yang didapatkan dari pembelajaran fisika levels of inquiry model, oleh karena itu definisi operasional yang dibahas berkaitan dengan variabel penelitian yang ditinjau, penjelasan deksriptif dari gaya kognitif FDI beserta instrumen alat ukurnya dan kemampuan inquiri yang dimaksud. Alur penelitian merupakan deskripsi singkat berupa diagram dari prosedur penelitian.

Bab IV membahas hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan inquiri kelompok siswa field dependent lebih rendah dibandingkan kelompok siswa field independent, di dalam pembahasan dijelaskan analisis terhadap hasil yang didapatkan dari penelitian.

Bab V merupakan bab terakhir dari skripsi ini, merangkum kesimpulan dari hasil penelitian dan analisisnya pada bab IV serta saran yang diberikan peneliti terhadap bahasan skripsi ini serta harapan peneliti bagi peneliti lain yang akan membahas penelitian sejenis di masa yang akan datang.


(19)

26 Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Sementara menurut Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Menurut Arikunto (2006) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Menengah di Bandung, sementara sampelnya adalah kelas IXb SMP , kelas X.A dan kelas X.9 SMA dari keseluruhan populasi tersebut.

Teknik penentuan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampel, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu agar dapat mendukung keterlaksanaan penelitian. Penentuan sampel ini berdasarkan rekomendasi dan saran dari guru mata pelajaran fisika.

B. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Best (dalam Sukardi, 2009) metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama menggambarkan secara sistematis fakta dan karakterisktik objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2009). Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian studi kasus.


(20)

27

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C. VARIABEL PENELITIAN

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah. Gaya kognitif FD/FI, dan hasil penilaian lembar kemampuan inquiri berdasarkan levels of inquiry yang diperoleh sampel penelitian.

D. DEFINISI OPERASIONAL

Gaya Kognitif adalah istilah yang digunakan dalam psikologi kognitif untuk menggambarkan cara individu berpikir, memahami dan mengingat informasi. Gaya kognitif berbeda dari kemampuan kognitif (atau level kognisi), kemampuan kognitif diukur dengan tes bakat atau lazim disebut dengan tes kecerdasan, adapun gaya kognitif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah gaya belajar individu menggunakan tolak ukur Field Independent-Field Dependent (Witkin et al. 1979) dengan GEFT (Group Embedded Figure Test). Field Independent (FI) merupakan salah satu tipe gaya kognitif seorang individu, yang memiliki karakteristik mampu memisahkan substansi dari konteksnya atau dari wilayah globalnya, memiliki kecenderungan analitis. (Witkin dan Goodenough ,1969), sedangkan Field Dependent (FD), adalah salah satu tipe gaya kognitif seorang individu, yang memiliki karakteristik bertendensi lebih baik dalam mengingat kembali informasi sosial seperti percakapan serta gambaran keseluruhan dari konteks yang diberikan (Witkin dan Goodenough, 1969).

GEFT merupakan tes yang dirancang untuk mengklasifikasikan seorang

individu ke dalam field independent atau field dependent, terdiri atas 25 item berupa perintah untuk menemukan gambar sederhana dalam bentuk yang rumit. Aspek pembelajaran fisika yang peneliti kaji didapatkan dari telaah hasil penilaian lembar kemampuan inquiri yang diperoleh sampel penelitian pada mata pelajaran fisika materi gerak bumi SMP menggunakan levels of inquiry model, dan materi kalor SMA menggunakan model yang sama.

Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan studi dokumentatif dengan cara mengumpulkan data dari kemampuan inquiri (menggunakan levels of inquiry model) pada mata pelajaran fisika bahasan gerak rotasi bumi di kelas


(21)

28

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IX b SMP N 1 Lembang, dan bahasan kalor di kelas X.A SMA ANGKASA serta kelas X.9 SMA N 6 Bandung. Levels of inquiry model yang dimaksud merupakan tahapan inquiri yang dikembangkan menjadi model pembelajaran a la Carl J. Wenning. Penilaian kemampuan inquiri itu sendiri menggunakan lembar observasi kemampuan inquiri yang memiliki rentang nilai dari satu sampai empat.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Teknik Pengumpulan Data Kemampuan Inquiri

Peneliti mendapatkan data ini berdasarkan penelitian dokumentatif , artinya peneliti mengambil data penelitian yang sudah diambil peneliti lain untuk dijadikan bahan pembanding bagi penelitian yang dilakukan peneliti. Sedangkan data mengenai kemampuan inquiri siswa diperoleh dengan menggunakan rubrik penilaian kemampuan inquiri siswa. Lembar penilaian ini berisi kriteria kemampuan inquiri siswa yang hendak diukur. Lembar penilaian inquiri siswa diisi berdasarkan kemampuan inquiri siswa yang muncul. Teknik penilaian kemampuan inquiri siswa dilakukan berdasarkan kemampuan inquiri yang dinilai oleh peneliti sebelumnya ketika pembelajaran berlangsung. Rubrik penilaian kemampuan inquiri siswa digunakan untuk menilai kemampuan inquiri siswa di setiap tingkatan inquiri pada pembelajaran levels of inquiry model dimana berisi kriteria kemampuan-kemampuan inquiri yang hendak diukur. Pemberian nilai pada setiap aspek kemampuan inquiri menggunakan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 4. Lembar penilaian kemampuan inquiri siswa diisi berdasarkan kemampuan inquiri siswa yang dinilai oleh observer ketika pembelajaran berlangsung dan atau dinilai berdasarkan jawaban-jawaban siswa pada lembar kegiatan siswa (LKS). Rubrik penilaian kemampuan inquiri siswa terdapat pada lampiran A.4. dan Lampiran A.6..


(22)

29

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Teknik Pengumpulan Data Tes Psikiatrik

Peneliti melakukan tes psikiatrik menggunakan Group Embedded Figure Test untuk mengklasifikasikan sampel penelitian ke dalam gaya kognitif field indepedent atau field dependent. Scoring GEFT dilakukan berdasarkan kemampuan subyek melalui identifikasi bentuk sederhana yang berada dalam pola yang lebih rumit.

3. PROSEDUR PENELITIAN

1. Untuk menentukan point-point rumusan masalah, peneliti melakukan studi pustaka dan studi lapangan. Studi lapangan yang peneliti lakukan berupa serangkaian kegiatan PLP di salah satu SMA Negri di Bandung, yang mana di dalamnya peneliti melakukan pengamatan dan rangkaian pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis inquiri di beberapa sampel kelas. Setelah itu peneliti melakukan kajian pustaka terhadap sejumlah kritik dari para ahli pendidikan terhadap pembelajaran inquiri.

2. Selanjutnya dari rumusan masalah tersebut peneliti menyusun instrumen GEFT dalam bahasa Indonesia. Karena teks asli tertulis menggunakan bahasa Inggris, maka pada tanggal 13 Februari 2012, teks GEFT versi bahasa indonesia di judgment alih bahasa, judgment dilakukan oleh salah satu staf pengajar bahasa asing di Universitas Pendidikan Indonesia. Selain itu peneliti melakukan judgment psikiatrik yang dilakukan tanggal 10 Februari 2013, judgment dilakukan oleh salah satu staf pengajar psikologi di universitas yang sama. Hasil judgment bahasa dan psikiatrik menyatakan bahwa seluruh item instrumen tidak perlu revisi.

3. Langkah berikutnya peneliti menentukan sampel penelitian, untuk sampel penelitian ini peneliti mengkondisikan sampel mendapatkan perlakuan khusus berupa pembelajaran fisika pada bahasan tertentu menggunakam model pembelajaran berbasis inquiri, hal ini dilakukan supaya peneliti mudah dalam menentukan kecenderungan dua gaya kognitif dalam pembelajaran fisika.


(23)

30

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Pada tahap ke-4 peneliti melakukan Tes dengan cara memberikan Group Embedded Figure Test (GEFT) pada sampel penelitian, dari sampel penelitian tersebut, peneliti mendapatkan gambaran umum gaya kognitif FDI seluruh sampel yang diteliti.

5. Langkah terakhir peneliti mendapatkan data kemampuan inquiri sampel penelitian dari peneliti lain yang melakukan penelitian terfokus pada ranah pembelajaran fisika, setelah itu peneliti melakukan perbandingan kemampuan inquiri pada kelompok siswa field dependent dan kelompok siswa field independent , selanjutnya melakukan kajian analisis deskriptif hubungan gaya kognitif FDI mereka dengan perolehan skor kemampuan inquiri masing masing gaya kognitif pada mata pelajaran fisika bahasan tertentu.

F. ALUR PENELITIAN

Studi pustaka Studi lapangan

Perumusan Masalah

Menyusun Instrumen Tes (GEFT)

Judgment alihbahasa

GEFT

Penentuan Subjek Penelitian

GEFT (Group Embedded Figure Test)

Judgment psikiatrik GEFT

Pengambilan sample nilai kemampuan inquiri kelompok siswa SMP &

SMA Data

Analisis Data

Kesimpulan


(24)

31

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu G. INSTRUMEN PENELITIAN

Group Embedded Figure Test

Group Embedded Figure Test merupakan seperangkat tes psikometrik yang dikembangkan oleh Witkin dkk (1977). GEFT adalah tes yang umum digunakan dalam studi untuk mengukur individu apakah terklasifikasikan sebagai field dependent atau field independent.

GEFT mengkaji kemampuan sampel penelitian melalui identifikasi bentuk sederhana yang berada dalam pola yang lebih rumit. GEFT mencakup tiga bagian. Bagian pertama, yang dianggap sebagai pengantar, terdiri dari tujuh soal. Dua bagian yang lain (kedua dan ketiga) masing-masing memiliki sembilan soal. Selama pengujian, petunjuk di halaman pertama pada awalnya dibacakan. Para siswa bisa mengerjakan setiap bagian dalam batas waktu 10 menit, beberapa siswa yang menyelesaikan bagian dalam waktu lebih pendek tidak diizinkan untuk melanjutkan ke bagian berikutnya. Semua siswa mulai bekerja secara bersamaan pada setiap bagian. Skor FDI untuk setiap siswa adalah jumlah total angka dalam dua bagian terakhir tes. Setiap jawaban yang benar diberkan nilai 1. Skor maksimal adalah 18 poin dan minimum 0 poin.

Realibilitas untuk GEFT telah diukur oleh peneliti sebelumnya. Cornbach alpha untuk 18 soal pada GEFT terukur a=0,90 (Nicolaou, 2010), artinya realibilitas GEFT ini sangat tinggi. GEFT juga dapat dikatakan sangat valid, karena sering digunakan untuk mengukur gaya kognitif FDI pada penelitian-penelitian sebelumnya (Grigorenko & Stenberg, 1995; Tinajero & Paramo, 1998; Almolhodaei, 2009).

Berkas asli istrumen GEFT dibuat dalam bahasa inggris, sehingga dalam penelitian ini GEFT perlu di alih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Dampak dari alih bahasa ini, maka diperlukan judgment terhadap keterbacaan soal baik secara tata bahasa maupun kesesuaian secara psikiatrik . Penilaian (judgment) dilakukan oleh ahlibahasa yang merupakan staf pengajar bahasa asing di salah satu Universitas Negeri di Bandung sedangkan judgment secara psikiatrik dilakukan oleh salah satu dosen di bidang


(25)

32

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

psikologi di Universitas Negeri yang sama. Lembar Judgment untuk tes GEFT dapat dilihat dalam lampiran A.1. dan lampiran A.2., sedangkan instrumen GEFT versi bahasa Indonesia terdapat dalam lampiran A.3.

Scoring

Witkin et al. (1977) berpendapat, perbedaan umum individu yang mendasari dalam soal GEFT adalah sejauh mana orang merasakan bagian dari lapangan sebagai diskrit dari keseluruhan lapangan sekitarnya, bukan bagian utuh dari lapangan, atau sejauh mana organisasi dari bidang yang berlaku menentukan persepsi komponennya, atau lebih sederhananya, sejauh mana orang tersebut melakukan sesuatu secara analitis. Pada satu titik ekstrim dari persepsi rentang kinerja sangat didominasi oleh pengaruh luar di daerah persepsinya, modus persepsi demikian ditetapkan sebagai “field depedent”. Di sisi lain lain, di mana persepsi individu mengalami pola berfikir internal atau kurang mengalami intervensi dari lingkungannya maka dikategorikan sebagai “field independent”.

Karena skor dari setiap uji field dependent-field independent membentuk distribusi yang kontinu, label ini mencerminkan kecenderungan terhadap satu modus persepsi tertentu. Oleh karena itu, skor lebih rendah dalam GEFT merupakan indikator field dependent”, sedangkan skor yang lebih tinggi merupakan indikator “field independent” (Witkin et al. 1977). Dalam studi ini, GEFT digunakan untuk mengukur gaya kognitif field dependent-field independent siswa; banyak cara untuk mempolarisasikan individu ke dalam field dependent dan field independent (Alamolhodaei, 2009; Chen, & Liu, 2008) sedangkan garis pemisahan untuk mengidentifikasi peserta field dependent dan independent berbeda antar studi, maka misalnya, Alamolhodaei (2009) menganggap mereka yang memiliki skor kurang dari mean - 1/4 standar deviasi (skor<M-1/4sd), sebagai field dependent, sementara field independent adalah mereka dengan skor mean + 1/4 di atas standar deviasi (skor>M+1/4 sd). Mereka yang memiliki skor antara kedua nilai (Mean±1/4 standar deviasi) terletak di antara dua gaya dan dianggap sebagai netral (Field Intermediete/FINT).


(26)

33

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan menurut Dyer dan Osborne (1996) , interpretasi skor GEFT dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.2. Interpretasi skor GEFT Dyer dan Osborne

H. TEKNIK ANALISIS PENGUMPULAN DATA 1. Kemampuan Inquiri

Hasil kemampuan inquiri pada setiap aspek diolah dengan cara:

a. Menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, terlebih dahulu memberikan nilai kemampuan inquiri pada masing-masing indikator kemampuan inquiri berdasarkan kriteria kemampuan inquiri yang telah dibuat dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 4 (Lampiran A.4. untuk SMP, dan Lampiran A.6. untuk SMA). Kemudian dihitung nilai rata-rata dari seluruh siswa. Nilai rata-rata kemampuan inquiri siswa tersebut diubah ke dalam bentuk nilai 1 hingga 4 dengan cara sebagai berikut.

b. Langkah selanjutnya, nilai rata-rata tersebut diubah ke dalam bentuk

persentase.

2. Tes Psikiatrik (GEFT)

Dalam literatur kekinian untuk menghindari kriteria yang berbeda antara peserta tes gaya kognitif field dependent dan field independent, maka penelitian menggunakan teknik statistik untuk pemisahan dua atau lebih klasifikasi tersebut lebih tepat (Nicolou, 2011). Secara khusus, dalam studi ini, peneliti menggunakan metode statistik Almolhodaei.

Menurut Alamolhodaei (2009) individu yang memiliki skor kurang dari mean - 1/4 standar deviasi, sebagai field dependent, sementara field

0 8 9 10 11 18

Field Dependent Field Independent


(27)

34

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

independent adalah mereka dengan skor mean + 1/4 di atas standar deviasi. Mereka yang memiliki skor antara kedua nilai (Mean±1/4 standar deviasi) dapat terletak di antara dua gaya dan dianggap sebagai Netral (Field Intermediete/FINT) .

Tabel 3.1. Interpetasi Skor GEFT Almolhodaei

Gaya Kognitif Perhitungan

Field Dependent (skor< M-1/4Sd)

Field Independent (skor>M+1/4Sd)


(28)

35

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model


(29)

43

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Secara garis besar sampel penelitian pada sekolah menengah pertama memiliki jumlah siswa dengan gaya kognitif field dependent-field independent berimbang, kelompok siswa yang tergolong field dependent sebanyak 38,46 %, sedangkan kelompok siswa yang tergolong field independent yaitu 42,31 %. Adapun perolehan skor kemampuan inquiri yang dimiliki kelompok siswa field dependent adalah 47,37, di sisi lain perolehan skor kemampuan inquiri kelompok siswa field independent adalah 67,12.

Sampel penelitian sekolah menengah atas memiliki jumlah siswa dengan gaya kognitif field dependent-field independent berimbang, kelompok siswa yang tergolong field dependent 34 %, dan field independent 47 %. Perolehan skor kemampuan inquiri yaitu sebagai berikut:

- Pada tahapan discovery learning untuk kelompok siswa bergaya kognitif field dependent 63, sedangkan kelompok siswa field independent 82.

- Pada tahapan interactive demonstration untuk kelompok siswa bergaya kognitif field depedent 64, sedangkan kelompok siswa field independent 79.

- Pada tahapan inquiry lesson untuk kelompok siswa bergaya kognitif field dependent 65, sedangkan kelompok siswa field independent 84. - Pada tahapan inquiry lab untuk kelompok siswa bergaya kognitif

field dependent 60, sedangkan kelompok siswa field independent 77. - Pada tahapan hypothetical inquiry untuk kelompok siswa bergaya

kognitif field dependent 59, sedangkan kelompok siswa field independent 77.


(30)

44

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan begitu dapat dikatakan kemampuan inquiri siswa field dependent lebih rendah dibandingkan kemampuan inquiri siswa field independent. B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran yang diajukan:

1. Peneliti mendapatkan kesulitan ketika menelaah hasil kemampuan inquiri persiswa, karena instrumen yang diterapkan di lapangan adalah instrumen yang mengukur kemampuan inquiri siswa secara berkelompok. Olehkarena itu untuk penelitian selanjutnya diharapakan peneliti lain membuat instrumen yang dapat mengukur kemampuan inquiri per siswa, sehingga menghindari bias dalam hasil penelitian.

2. Dengan hasil penelitian yang didapatkan peneliti, diharapkan guru dan siswa memiliki metode pembelajaran dan metode belajar yang disesuaikan dengan gaya kognitif FDI masing-masing siswa.

3. Menawarkan bimbingan yang lebih banyak dan terstruktur untuk kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent karena dari hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok siswa field dependent memiliki kemampuan inquiri lebih rendah dibandingkan kelompok siswa field independent.

4. Diharapkan peneliti lain melakukan penelitian yang sama dengan gaya kognitif yang berbeda dan atau sama pada subjek bahasan fisika yang berlainan dengan sampel penelitian lebih banyak.


(31)

45

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model


(32)

45

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adams,V.M., & McLeod, D.B. (1979).” The interaction of field independence with discovery learning in mathematics”. Journal of Experimental Education, 48, 32 - 35.

Anderson,J.A., & Adams. M. (1992). Acknowledging the learning styles of diverse student populations; Implications for instructional design. In L. L. Border & N. Van Note Chism (Eds.). New Directions for Teaching and Learning, (pp-19-33). San Fransisco; Jossey-BBass Publishers, Inc.

Almolhodaei, H. (1996). A study in Higher Education Calculus and Student’s Learning styles. Tesis Doctor of Philosophy (Ph.d.) pada Universitas Glasgow Skotlandia: tidak diterbitkan.

Andrewton, D. (2011). Cognitive style and learning strategies. [Online]. Tersedia:

http://www.monografias.com/trabajos16/learning-styles/learning-styles.shtml#THEORIC. [1 Feburuari 2012].

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Bain, R.B., Donovan, M.S. & Bransford, J.D. (Eds).(2005). They thought the world was flat?": Applying the principles of How People Learn in teaching high school history. How Students Learn. Washington, D.C.: The National Academies Press.

Bell, T., Urhahne, D., Schanze, S., & Ploetzner, R. (2010).”Collaborative inquiry learning: Models, tools, and challenges”. International Journal of Science Education. 3(1), 349-377.

Bertini, M. (1986). “Some Implications of Field Dependence for Education. In Field Dependence”. Psychological Theory,Research, and Application. ---


(33)

46

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Chapelle, C (1995). “Field Independent/depedent in 2nd Language Acuisition Research”. Journal Research in Language Study (42), 47–83.

Chen, S.Y., & Liu, X (2008). “An integrated approach for modelling learning patterns of students in web-based instruction: A cognitive style perspective”. ACM Transactions of Computer-Human Interaction (TOCHI), 15 (1).

Chen, S.Y., & Macredie, R.D. (2002). “Cognitive styles and hypermedia navigation:Development of a learning model”. Journal of te American Society for Information Science and Technology, 53 (1), 3-15.

Comeaux, R.K. (2005). Cognitive Memory Effects On Nonlinear Video-Based Learning. Tesis Master of Science pada Universitas Louisiana State Amerika Serikat: tidak diterbitkan.

Danili, E. dan Reid, N. (2006). Cognitive Factors that can Potentially Affect Pupils’ Test Performance. Chemistry Education Research and Practice. 7 (2), 64-83.

Ecker, U. K. H., Lewandowsky, S., Oberauer, K., & Chee, A. E. H., "The components of working memory updating: An experimental decomposition and individual Differences." Journal of experimental Psychology: Learning, Memory and Cognition, 36 (2010): 170-189.

Frank, B.M., & Davis, J.K. (1982). “Effect of field-independence match or mismatch on a communication task”. Journal of Educational Psychology, 74, 23 - 31.

Grigorenko, E.L., & Sternberg, R.J. (1995). Thinking Styles, In D.H. Saklofske & M.Zeidner (Eds.), International handbook of personality and intelligence. (pp 205-209) New York, NY: Plenum.


(34)

47

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Harlen, W. (2010). “Principles and Big Ideas of Science Education”. Journal of Science Education, 1-68

Howles, L. (2009). Learning Styles: What The Research Says And How To Apply

It To Designing E-Learning. [Online]. Tersedia:

isg.urv.es/.../learning%20styles_overview.pdf. [8 Februari 2012]

Isomenger I, Sheppard C (2003). ). Learning Styles. RELC Journal. 34 (2):195-222.

Kirton, M. (1976). Adaptors and Innovators: A Description and Measure. Journal of Applied Psychology 61(5), 622–629.

Lin, J dan Chen, H. (2008). Discovering learning in different cognitive style of learners. Taiwan: Departement of Information Management Chaoyang University of Technology

Lovell, B. (1990). Adult Learning. London:.Cormhelm.

Lu, C., & Suen, J. (1995).” Assessment approaches and cognitive styles”. Journal of Educational Measurement, 32, 1 - 17.

Messick, S. (1994).” The Matter of Style: Manifestations of Personality in

Cognition, Learning, and Teaching”. Educational Psychologist, 29(3), 121-136.

Messer, T. (1999). Individual Differences: How Field Dependence-Independence

Affects Learners. [Online].Tersedia:

http://www.personal.psu.edu/txm4/paper1.html. [11 Oktober 2010].

Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina Aksara.


(35)

48

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

National Research (NRC).(1996). The National Science Education Standards (NRC). ___________

Nicolaou, A.A. dan Xistouri.X. (2010). “Field dependence/independence Cognitive style and Problem posing: An Investigation with sixth Grade students”. Educational Psychology Journal. 30 (5), 611-627. Olson, S. (2000). Inquiry and the National Science Education Standards: A Guide for Teaching and Learning. USA: BOSE

Oxford, R. L. (2003). Language Learning Styles and Strategies. Manoa : University of Hawaii Press.

Keefe, J.W. 1979. Student Learning Styles: Diagnosing and Prescribing Programs. Reston, VA: National Association of Secondary School Principals.

Kirschner, P. A., Sweller, J., and Clark, R. E. (2006).” Why minimal guidance during instruction does not work: an analysis of the failure of constructivist, discovery, problem-based, experiential, and inquiry-based teaching”. Educational Psychologist 41 (2), 75-86.

Rickards, J.P., Fajen, B.R., Sullivan, J.F., & Gillespie, G. (1997). "Signaling, Notetaking, and Field Independence-Dependence in Text Comprehension and Recall." Journal of Educational Psychology, 89, 508 - 517.

Riding, R. & Cheema, I. (1991). Cognitive Style: An Overview and Integration, Educational Psychology 11, 193-215.

Setiawan, Y. (2010). Psikometri. [Online]. Tersedia:


(36)

49

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skaggs, L.P., Rocklin, T., Dansereau, D., & Hall, R.H. (1990). “Dyadic learning of technical material: Individual differences, social interaction, and recall”. Contemporary Educational Psychology, 15, 47 - 63.

Tannenbaum, R.K. (1982). An investigation of the relationship(s) between selected instructional techniques and identified field dependent and field independent cognitive styles as evidenced among high school students enrolled in studies of nutrition . Disertasi Doktor pada , St. John's University, Dissertation Abstracts International, 43, 68.

Thompson, G., & Knox, A.B. (1987). “Designing for diversity: Are field dependent learners less suited to distance education programs of instruction ?”. Contemporary Educational Psychology, 12, 17 - 29.

Shih, C.C., & Gamon, J. (1999). Student learning styles, motivation, learning strategies, and achievement in web-based courses. Proceedings of the 1st Annual Congress on the Impact of Technology Upon Learning.

Winston-Salem, NC. [Online]. Tersedia:

http://iccel.wfu.edu/publications/journals/jcel/jcel990305/ccshih.htm. [1 Februari 2009]

Sudrajat, Akhmad. (2011). Gaya Belajar Siswa Menurut David Kolb. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/12/07/gaya-belajar-siswa-menurut-david-kolb/. [1 Januari 2012]

Wenning, Carl. (2005). “Levels of inquiry: Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry Processes”. Journal of Physics Teacher Education Online, 2(3). pp 3-11

Wenning, Carl. (2011). “The Levels of Inquiry Model of Science Teaching”. Journal of Physics Teacher Education Online, 6(2). pp 9-16


(37)

50

Dini Silmi, 2013

Analisis Deskriptif Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent Siswa Sekolah Menengah Pada Pembelajaran Fisika Levels Of Inquiry Model

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wenning, Carl. (wenning@phy.ilstu.edu). (2013, 3 April). Level of Inquiry Scoring. Email kepada (dini.silmiupi@gmail.com)

Wilborn, M.R. (1981). An investigation of the relationships among proportional reasoning, field-dependence/independence, sex, and grades in science of eigth grade ISCS students. Disertasi Doktor pada Georgia State University: tidak diterbitkan.

Willing, K (1988). Teaching How to Learn : Activity Worksheets and Teachers Guide. Sydney: NCELTR

Witkin, A.H. et al. (1977). “Field-Dependent and Field-Independent Cognitive Styles and Their Educational Implications”. Review of Educational Research. 47 (1),1-64.

Witkin, A.H. et al. (1971). Group Embedded Figure Test. California: Mind Garden, Inc.

Witkin, A.H. et al. (1971). Group Embedded Figure Test Scoring Key. California: Mind Garden, Inc.

Zhang, L.F. dan Sternberg, J.R. (2001). Perspectives on Thinking, Learning, and Cognitive Styles. London: Routledge Publisher.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adams,V.M., & McLeod, D.B. (1979).” The interaction of field independence with discovery learning in mathematics”. Journal of Experimental

Education, 48, 32 - 35.

Anderson,J.A., & Adams. M. (1992). Acknowledging the learning styles of

diverse student populations; Implications for instructional design. In L. L. Border & N. Van Note Chism (Eds.). New Directions for Teaching and Learning, (pp-19-33). San Fransisco; Jossey-BBass Publishers, Inc.

Almolhodaei, H. (1996). A study in Higher Education Calculus and Student’s

Learning styles. Tesis Doctor of Philosophy (Ph.d.) pada Universitas

Glasgow Skotlandia: tidak diterbitkan.

Andrewton, D. (2011). Cognitive style and learning strategies. [Online]. Tersedia:

http://www.monografias.com/trabajos16/learning-styles/learning-styles.shtml#THEORIC. [1 Feburuari 2012].

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Bain, R.B., Donovan, M.S. & Bransford, J.D. (Eds).(2005). They thought the

world was flat?": Applying the principles of How People Learn in teaching high school history. How Students Learn. Washington, D.C.: The National

Academies Press.

Bell, T., Urhahne, D., Schanze, S., & Ploetzner, R. (2010).”Collaborative inquiry learning: Models, tools, and challenges”. International Journal of Science

Education. 3(1), 349-377.


(2)

Chapelle, C (1995). “Field Independent/depedent in 2nd Language Acuisition

Research”. Journal Research in Language Study (42), 47–83.

Chen, S.Y., & Liu, X (2008). “An integrated approach for modelling learning patterns of students in web-based instruction: A cognitive style perspective”. ACM Transactions of Computer-Human Interaction (TOCHI), 15 (1).

Chen, S.Y., & Macredie, R.D. (2002). “Cognitive styles and hypermedia navigation:Development of a learning model”. Journal of te American Society

for Information Science and Technology, 53 (1), 3-15.

Comeaux, R.K. (2005). Cognitive Memory Effects On Nonlinear Video-Based

Learning. Tesis Master of Science pada Universitas Louisiana State Amerika

Serikat: tidak diterbitkan.

Danili, E. dan Reid, N. (2006). Cognitive Factors that can Potentially Affect

Pupils’ Test Performance. Chemistry Education Research and Practice. 7 (2),

64-83.

Ecker, U. K. H., Lewandowsky, S., Oberauer, K., & Chee, A. E. H., "The components of working memory updating: An experimental decomposition and individual Differences." Journal of experimental Psychology: Learning,

Memory and Cognition, 36 (2010): 170-189.

Frank, B.M., & Davis, J.K. (1982). “Effect of field-independence match or mismatch on a communication task”. Journal of Educational Psychology, 74,

23 - 31.

Grigorenko, E.L., & Sternberg, R.J. (1995). Thinking Styles, In D.H. Saklofske

& M.Zeidner (Eds.), International handbook of personality and intelligence.


(3)

Harlen, W. (2010). “Principles and Big Ideas of Science Education”. Journal of

Science Education, 1-68

Howles, L. (2009). Learning Styles: What The Research Says And How To Apply

It To Designing E-Learning. [Online]. Tersedia: isg.urv.es/.../learning%20styles_overview.pdf. [8 Februari 2012]

Isomenger I, Sheppard C (2003). ). Learning Styles. RELC Journal. 34 (2):195-222.

Kirton, M. (1976). Adaptors and Innovators: A Description and Measure. Journal of Applied Psychology 61(5), 622–629.

Lin, J dan Chen, H. (2008). Discovering learning in different cognitive style of

learners. Taiwan: Departement of Information Management Chaoyang

University of Technology

Lovell, B. (1990). Adult Learning. London:.Cormhelm.

Lu, C., & Suen, J. (1995).” Assessment approaches and cognitive styles”. Journal

of Educational Measurement, 32, 1 - 17.

Messick, S. (1994).” The Matter of Style: Manifestations of Personality in Cognition, Learning, and Teaching”. Educational Psychologist, 29(3), 121-136.

Messer, T. (1999). Individual Differences: How Field Dependence-Independence

Affects Learners. [Online].Tersedia:

http://www.personal.psu.edu/txm4/paper1.html. [11 Oktober 2010].

Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina Aksara.


(4)

National Research (NRC).(1996). The National Science Education Standards (NRC). ___________

Nicolaou, A.A. dan Xistouri.X. (2010). “Field dependence/independence Cognitive style and Problem posing: An Investigation with sixth Grade students”. Educational Psychology Journal. 30 (5), 611-627. Olson, S. (2000). Inquiry and the National Science Education Standards: A Guide for

Teaching and Learning. USA: BOSE

Oxford, R. L. (2003). Language Learning Styles and Strategies. Manoa : University of Hawaii Press.

Keefe, J.W. 1979. Student Learning Styles: Diagnosing and Prescribing

Programs. Reston, VA: National Association of Secondary School Principals.

Kirschner, P. A., Sweller, J., and Clark, R. E. (2006).” Why minimal guidance

during instruction does not work: an analysis of the failure of constructivist, discovery, problem-based, experiential, and inquiry-based teaching”.

Educational Psychologist 41 (2), 75-86.

Rickards, J.P., Fajen, B.R., Sullivan, J.F., & Gillespie, G. (1997). "Signaling, Notetaking, and Field Independence-Dependence in Text Comprehension and Recall." Journal of Educational Psychology, 89, 508 - 517.

Riding, R. & Cheema, I. (1991). Cognitive Style: An Overview and Integration, Educational Psychology 11, 193-215.

Setiawan, Y. (2010). Psikometri. [Online]. Tersedia:


(5)

Skaggs, L.P., Rocklin, T., Dansereau, D., & Hall, R.H. (1990). “Dyadic learning of technical material: Individual differences, social interaction, and recall”.

Contemporary Educational Psychology, 15, 47 - 63.

Tannenbaum, R.K. (1982). An investigation of the relationship(s) between

selected instructional techniques and identified field dependent and field independent cognitive styles as evidenced among high school students enrolled in studies of nutrition . Disertasi Doktor pada , St. John's University,

Dissertation Abstracts International, 43, 68.

Thompson, G., & Knox, A.B. (1987). “Designing for diversity: Are field dependent learners less suited to distance education programs of instruction

?”. Contemporary Educational Psychology, 12, 17 - 29.

Shih, C.C., & Gamon, J. (1999). Student learning styles, motivation, learning

strategies, and achievement in web-based courses. Proceedings of the 1st Annual Congress on the Impact of Technology Upon Learning.

Winston-Salem, NC. [Online]. Tersedia:

http://iccel.wfu.edu/publications/journals/jcel/jcel990305/ccshih.htm. [1 Februari 2009]

Sudrajat, Akhmad. (2011). Gaya Belajar Siswa Menurut David Kolb. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/12/07/gaya-belajar-siswa-menurut-david-kolb/. [1 Januari 2012]

Wenning, Carl. (2005). “Levels of inquiry: Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry Processes”. Journal of Physics Teacher Education Online, 2(3). pp 3-11

Wenning, Carl. (2011). “The Levels of Inquiry Model of Science Teaching”.


(6)

Wenning, Carl. (wenning@phy.ilstu.edu). (2013, 3 April). Level of Inquiry Scoring. Email kepada (dini.silmiupi@gmail.com)

Wilborn, M.R. (1981). An investigation of the relationships among proportional

reasoning, field-dependence/independence, sex, and grades in science of eigth grade ISCS students. Disertasi Doktor pada Georgia State University:

tidak diterbitkan.

Willing, K (1988). Teaching How to Learn : Activity Worksheets and Teachers

Guide. Sydney: NCELTR

Witkin, A.H. et al. (1977). “Field-Dependent and Field-Independent Cognitive Styles and Their Educational Implications”. Review of Educational Research.

47 (1),1-64.

Witkin, A.H. et al. (1971). Group Embedded Figure Test. California: Mind Garden, Inc.

Witkin, A.H. et al. (1971). Group Embedded Figure Test Scoring Key. California: Mind Garden, Inc.

Zhang, L.F. dan Sternberg, J.R. (2001). Perspectives on Thinking, Learning, and