MUSIK DANGDUT DALAM PERTUNJUKAN KESENIAN SISINGAAN GROUP PUTRA ARIMBI DI KECAMATAN PURWADADI KABUPATEN SUBANG.

(1)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...5

1.3 Tujuan Penelitian ...5

1.4 Manfaat Penelitian ...6

1.5 Definisi Operasional ...6

1.6 Asumsi ...6

1.7 Metode Penelitian……….7

1.8 Instrumen Penelitian……….8

BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Keseniaan Sisingaan ...9

2.1.1 Sejarah kesenian sisingaan………..9

2.1.2 Perkembangan kesenian sisingaan……….11

2.2 Materi pembelajaran ...14

2.2.2 Sekilas sejarah musik dangdut………...14

2.2.3 Pengaruh dangdut terhadap musik etnik di Indonesia……15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ...17

3.2 Teknik Pengumpulan Data ...17

3.3 Prosedur Penelitian ...19


(2)

4.2.2 Periode Kedua (2000 sampai dengan sekarang)………....32

4.3 Perkembangan bentuk pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi………....………...35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ...47

2. Saran ...48

DAFTAR PUSTAKA ...49

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...50


(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam bahasa Sunda, kata Sisingaan berasal dari kata si-singa-an. Kata tersebut memiliki akar kata singa yang mendapatkan awalan si dan akhiran an. Awalan si dengan akhiran an pada kata si-singa-an tersebut memiliki arti tidak sebenarnya. Dengan demikian bahwa kata sisingaan artinya singa bohong-bohongan alias bukan singa sebenarnya. Istilah sisingaan dimaksud adalah nama salah satu bentuk seni pertunujukan rakyat daerah Subang menggunakan poperti patung/ boneka singa.

Permainan sisingaan disajikan untuk mengiringi atau mengarak anak yang akan atau sudah dikhitan. Satu pasang sisingaan diusung oleh empat orang, mereka menari dalam keadaan ceria, semangat dan menonjolkan segi atraktif. Pementasanya selalu dilakukan sepanjang jalan raya dan jaraknya berkisar 1 km dari tempat pemangku hajat dan biasanya awal pemberangkatanya dari rumah kerabatmaupun saudara pemangku hajat.

Nama ini lahir dari patung singa yang digunakan dalam kesenian itu. Dua patung singa itu melambangkan dua kekuatan colonial Belanda dan Inggris, karena lambang kedua daerah itu menonjolkan gambar singa. Dan untuk menggambarkan kesombongan dan kepongahan para penjajah maka patung singa


(4)

ditampilkan dengan penuh keangkuhan. Sorot matanya yang tajam terbuka lebar – lebar,kuku – kukunya yang runcing kelihatan benar benar mencengkram.

Kesenian sisingaan merupakan suatu karya cipta yang di dalamnya terkandung suatu makna, kehendak untuk mengadakan perlawanan secara tertutup dan terselubung,melalui dalam bentuk lambang atau simbol.kesenian sisingaan mempunyai maksud :

1 Singa merupakan lambang kebesaran negara penjajah.

2 Pengusung merupakan gambaran atau lambang rakyat yang tertindas, dengan yakin percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa disertai kesabaran dan kesadaran, dijiwai semangat persatuan dan kesatuan, sekata dalam perbuatan siap dan sanggup untuk mengusir angkara murka penjajah.

3 Anal kecil ( Anak Sunat ) menunggangi singa mempunyai arti, esok lusa generasi penerus siap mendudukan singa( penjajah).

Sebagai suatu bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di masyarakat tentu saja kesenian sisingaan dalam pargelarannya didukung oleh berbagai instrumen yang digunakan. Instrumen yang digunakan antara lain adalah ketuk, goong, tarompet, kendang dan kecrek dengan menggunakan pengeras suara yang sederhana, pengeras suaranya disebut toa oleh masyarakat dan menggunakan microphone seadanya.

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang disertai dengan pesatnya kemajuan alat – alat tekhnologi elektronik, sangat mempengaruhi perkembangan terhadap seni budaya yang ada. Dengan sendirinya seni budaya


(5)

3

bergerak terus untuk mengimbangi sesuai dengan tuntutan jaman dan ilmu pengetahuan yang ada.

Sama halnya dengan kesenian sisingaan, terjadi banyak perubahan khususnya dalam bidang musik, instrumen maupun alat pengeras suara.yang dulu kental dengan lagu – lagu tradisi saat mengiringi kesenian sisingaan, sekarang banyak diiringi oleh lagu – lagu dangdut kemudian instrumen musiknya juga mulai berbeda yang dulu hanya kendang, kecrek, ketuk, goong dan tarompet, namun sekarang banyak alat – alat dangdut yang dipakai untuk mengiringi keseniaan sisingaan, seperti dram, guitar, gendang, keyboard yang sama halnya seperti group – group dangdut yang biasanya pentas di panggung, sampai pengeras suaranya pun menjadi mewah yang dulunya hanya pakai toa sekarang mulai menggunakan sound sistem selayaknya pertunjukan dangdut.

Jenis musik dangdut merupakan jenis musik yang fenomenal dimasyarakat, karna banyaknya media-media khususnya media elektronik menampilkan pertunjukan- pertunjukan dangdut, sehingga musik dangdut menjadi populer dimasyarakat. Musik lain pun mulai dipengaruhi oleh jenis musik ini dan menjadikan jenis musik yang baru. Tidak menutup kemungkinan dengan musik etnik yang ada di Indonesia juga dapat terpengaruh oleh jenis musik dangdut, seperti congdut( keroncong dangdut), pongdut (jaipong dangdut), dan sebagainya. Berbeda hal dengan kesenian sisingaan yang menggunakan jenis musik dangdut dijadikan sebagai irigan arak-arakan sisingaan, karna ini merupakan penggabungan jenis musik dengan adat kebudayaan pesta arak-arakan yaitu kesenian sisingaan yang biasanya adat kebudayaan itu sendiri tidak mudah untuk


(6)

mengubahnya. Dari permasalahan seperti itu, timbulah pertanyaan apakah alasan pertunjukan sisingaan sekarang diiringi oleh musik dangdut....?

Peneleiti memilih grup putra arimbi untuk dijadikan sumber penilitian, karna grup Putra Arimbi ini merupakan grup pertama khususnya dikecamatan Purwadadi yang memilih dangdut untuk dijadikan kedalam pertunjukan kesenian sisingaannya. Dan grup ini pula sangat populer khususnya di daerah kecamatan Purwadadi, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penilitian tentang musik dangdut yang ada dalam pertunjukan kesenian sisingaan.

Dari uraian yang telah dipaparkan tersebut di atas, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh dangdut terhadap kesenian sisingaan. Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka dibatasi hanya tentang fenomena dangdut terhadap keseniaan sisingaan. Adapun judul penelitian yang penulis tentukan adalah MUSIK DANGDUT DALAM PERTUNJUKAN KESENIAN SISINGAAN GROUP PUTRA ARIMBI DI DESA PAGON KECAMATAN PURWADADI KABUPATEN SUBANG.

1.2 Rumusan Masalah

Dari judul penelitian yang diajukan, peneliti akan mengidentifikasi masalah - masalah yang diangkat dalam penelitian. Adapun masalah penelitian yang perlu diangkat dalam penelitian yang akan penulis lakukan ini, penulis merumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut

1.2.1 Mengapa grup sisingaan Putra Arimbi memilih musik dangdut untuk mengiringi pertunjukan keseniannya?


(7)

5

1.2.2 Bagaimana bentuk penyajian musik dangdut yang digunakan dalam pertunjukan kesenian sisingaan oleh grup Putra Arimbi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada pada penelitian yang dilakukan, antara lain untuk:

1.3.1 Mengetahui alasan dipilihnya musik dangdut oleh grup sisingaan Putra Arimbi dalam mengiringi pertunjukan keseniannya?

1.3.2 Mengetahui bentuk penyajian musik dangdut yang digunakan dalam pertunjukan sisingaan oleh grup Putra Arimbi?

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

1.4.1 penulis

sebagai pengalaman yang berharga untuk menambah wawasan mengenai perkembangan kesenian sisingaan yang terpengaruh oleh dangdut.

1.4.2 lembaga

untuk menambah pembendaharaan data mengenai perkembangan kesenian sisingaan yang terpengaruh oleh dangdut.


(8)

Sebagai informasi dan bahan bacaan untuk menambah wawasan khususnya di kesenian sisingaan yang sekarang dipengaruhi oleh dangdut.

1.5 Definisi Operasional

Agar penelitian ini sesuai dengan sasaran yang akan dicapai, maka diperlukan adanya pembatasan istilah guna menghindari perbedaan penafsiran. Adapun batasan istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.5.1 Dangdut adalah cemooh atau ejekan bagi orkes melayu dengan gaya Hindustan yang mengikuti suara tabla (gendang india) dengan cara membunyikan suara tertentu sehingga terdengar suara ”....dangduuut.” (Pono Banoe, 2003:108)

1.5.2 Sisingaan adalah bentuk seni pertunjukan rakyat daerah Subang yang menggunkan propeti patung/boneka singa sebagai usungan anak sunat dalam pesta arak-arakan. (Sukanta, 2004:2)

1.6 Asumsi

Musik dangdut yang biasa dipertunjukan oleh grup sisingaan Putra Arimbi, selain menggunakan instrumen yang biasa digunakan dalam pertunjukan musik dangdut pada umumnya, tetapi juga menggunakan perangkat sound system dalam kapasitas yang cukup besar. Penyajian musik dangdut dalam pertunjukan


(9)

7

sisingaan tersebut tidak saja disukai oleh para pelaku kesenian tersebut, tetapi juga oleh masyarakat pengguna kesenian tersebut, bahkan sisingaan yang menggunakan musik dangdut sebagai iringannya cenderung lebih diminati dari pada dengan menggunakan kesenian khas kesenian sisingaan yang biasa sebagai iringannya.

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu suatu metode yang digunakan untuk menguraikan dan menjelaskan permasalahan yang ada. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap subyek yang

akan diteliti.

2. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3. Dokumentasi, tekhnik ini melalui catatan serta dokumen lain yang membantu mempermudah proses penelitian.


(10)

4. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dalam penelitian ini adalah telaah pustaka yang dilakukan dengan cara mengkaji berbagai teori, pendapat, serta temuan - temuan dari berbagai media seperti buku, jurnal, internet, dan hasil penelitian yang membahas mengenai kesenian sisingaan.

1.8 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang paling utama adalah peneliti sendiri. Peneliti memilih instrumen ini didasarkan kemampuan manusia dalam menghasilkan data yang relibilitasnya hampir sama dengan data obyektif. Untuk memperoleh data penelitian berupa hasil pengamatan selama penerapan musik sebagai rangsang digunakan instrument lain yaitu pedoman wawncara dan lembar observasi proses dan hasil pembelajaran.


(11)

9

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 KESENIAN SISINGAAN 2.1.1 Sejarah kesenian sisingaan

Untuk memperoleh data mengenai sejarah kesenian sisingaan, diperlukan data tentang latar belakang sejarah masyarakatnya pemilik kesenian tersebut. Dikatakan demikian karena setiap kesenian tradisional dapat dipastikan memiliki keterikatan dengan masyarakat pemiliknya. Seperti disampaikan oleh Haryana (1998:25) bahwa “kelahiran kesenian sisingaan mempunyai hubungan yang erat dengan latar belakang sejarah masyarakat subang”.

Bermula pada masa Belanda dan Inggris menguasai perkebunan yang disebut perkebunan P&T Land, kehidupan masyarakat Subang mengalami berbagai kesulitan, seperti yang dikemukakan Dr. R. Broersma dalam bukunya berjudul De Pamanoekan and Tjiasem Landen 1912, mengatakan, bahwa: ”rakyat Subang pada waktu itu hanya punya waktu dua hari dalam seminggu untuk mencari nafkah hidup” (Munajar, 1987:11). Adanya situasi seperti itu menimbulkan pemberontakan dari masyarakat untuk melawan penjajah dan penguasa-penguasa tuan tanah tersebut.

Bersamaan dengan pemberontakan fisik, muncul pula perlawanan secara tertutup yang diwujudkan melalui ekspansi simbolis, yaitu dengan lahirnya Keseniaan Sisingaan. Hal ini dikemukakan oleh beberapa orang penulis sisingaan, antara lain: Edih A.S, Nanu Munajar, Ana Yuliana, Endah Irawan dan pendapat


(12)

dari tokoh seniman dan Budayawan Kabupaten Subang dalam rumusan seminar Kesenian sisingaan pada tahun 1988 di kabupaten Subang.

Mengenai maksud yang terkandung di dalam kesenian sisingaan, dikatakan Haryana ( 1998:26-27) adalah sebagai:

Adapun maksud yang terkandung didalam keseniaan sisingaan adalah suatu cita-cita atau rencana untuk membebaskan tekanan-tekanan dari pihak penjajah dengan melakukan perlawanan secara tertutup dan terselubung melalui perlambang Sisingaan. Dengan melalui media symbol tersebut, kesenian sisingaan perwujudan dari rencana perlawan atau pemberontakan dengan tujuan adanya perlawanan sasaran jangka pendek dan sasaran jangka panjang.

Banyaknya tekanan-tekanan terhadap masyarakat Subang oleh pihak penjajah, masyarakat Subang mulai melakukan pemberontakan melalui suatu simbolisasi dengan menggunakan keseniaan sisingaan sebagai media simbolisnya.Adapun makna simbolis yang terkandung didalam unsur-unsur kesenian Sisingaan tersebut antara lain:

1. Wujud bangun singa dilambangkan sebagai dua kekuasaan yang menguasai rakyat Subang, yaitu inggris dan Belanda(singa sebagai lambang negara Inggris dan Belanda).

2. Bunyi musikal melambangkan sebagai tuntutan upaya keras dan perih kehidupan masyarakat Subang.

3. Pengusung Sisingaan yang melakukan tarian secara seragam, melambangkan keadaan masyarakat Subang yang sedang mendapat tekanan dalam kehidupannya, akan tetapi harus bersatu untuk melepaskan dari tekanan-tekanan tersebut.

4. Anak sunat yang didudukan diatas patung singa, dimaksudkan mengelu-elukan anak cucu yang akan melanjutkan kehidupan masyarakat Subang, dan sekaligus mengandung unsur pesan agar generasi penerus dapat membebaskan tekanan-tekanan akibat penjajahan, serta untuk mengusirnya atau menundukannya. Haryana (1998:27).


(13)

11

Perlawanan secara tertutup terhadap penjajah, selanjutnya dijadikan ajang komunikasi guna mengatur barisan persatuan untuk mengadakan pemberontakan. Untungnya pihak musuh justru menyambut baik kesenian Sisingaan. Mereka (para penjajah Inggris dan Belanda) bahwa rakyat justru semakin menghargai kedudukan mereka di Indonesia. Apalagi asumsi mereka , bahwa wujud singa merupakan lambang Negara mereka (Inggris dan Belanda).

2.1.2 Perkembangan kesenian Sisingaan

Dalam proses pertumbuhannya, kesenian sisingaan sejajar dengan kesenian-kesenian lainnya yang terdapat disekitarnya(daerah Jawa Barat) yang mengalami perubahan dengan berbagai sebab yang berbeda-beda. Hal ini disebabakan oleh sikap masyarakatnya yang tidak dapat menghindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang ada sebelumnya. Interaksi antar manusia dengan alam sekitarnya merupakan reaksi yang memberikan warna dari berbagai kelompk sosial. Kejadian ini terasa dalam kehidupan kesenian yang terwujud atas pengaruh lingkungan dan kemudian ditentukan oleh sikap manusianya.

Madiana (1988:3) salah seorang budayawan Kabupaten Subang dalam makalah seminar sehari kesenian sisingaan Kabupaten Subang, mengemukakan :

Seni sisingaan adalah sebuah karya yang didukung setidak-tidaknya, tiga unsur seni, tiga unsur seni yang menyatu secara utuh yaitu seni rupa, seni music, dan seni tar. Dari ketiga unsur tersebut satu sama lain saling mengisi dan melengkapi, merupakan kerja bersama (kolektif) yang menjadi satu kesatuan karya seni

Seluruh unsur yang terdapat dalam kesenian sisingaan, mengalami perubahan sejalan dengan perubahan struktur masyarakat pendukungnya.


(14)

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam keseniaan sisingaan, senantiasa berorientasi pada eksistensinya dimasyarakat pendukungnya.

Misalkan saja unsur rupa yang dahulu bahan-bahan yang digunakan untuk membuat patung tersebut, mulai dari bahan-bahan yang terdapat disekeliling rumah seperti; dedaunan, bunga kaso dan bunga tebu, kayu bambu, serta kertas. Setelah itu kemudian menggunakan sayatan tali rafia terutama untuk bulu lehernya. Kini bahan patung singa usungan, tidak lagi menggunakan bahan karung goni ataupun tali rafia, akan tetapi menggunakan bahan yang lebih menyerupai bulu. Bahan tersebut didapat dari sebuah toko yang khusus menjual bahan-bahan untuk membuat boneka seperti boneka panda, anjing dan sebagainya. Dari bahan tersebut dipilih yang lebih menyerupai singa, baik warna maupun serat bulunya.

Unsur tari, tarian sisingaan kini telah ditata sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah koreografi yang khas, yang dahulu hanya selayaknyasaja mengangkat usungan singa. Disamping gerak yang serempak, ada gerak-gerak detail gaya perseorangan yang memperlihatkan kepiawaian mereka dan pakaianpun mulai diseragamkan. Tidak menutup kemungkinan gerak-gerak penari akan terus berkembang mengikuti perkembangan musiknya sendiri. Dan terakhir yaitu unsur musik. Banyak perubahan dialat musik sisingaaan dari mulai dogdog(reog) beserta angklung, kemudian mulai menggunakan dua buah gendang besar yaitu kendang indung (gendang induk), kendang anak dan satu buah kulanter (gendang kecil); tarompet; dua buah ketuk; satu unit kecrek; satu buah kempul; satu buah gong; ditambah seorang penyanyi biasa disebut sinden dan ditambah pengeras suara dengan kapasitas seadannya.


(15)

13

Secara global musik sisingaan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama (sebagai pembukaan), bagian kedua (sajian lagu-lagu hiburan dengan tarian sambil berjalan), dan bagian ketiga(merupakan klimaks sekaligus sebagai akhir pertunjukan). Namun dengan seiringnya jaman banyak perubahan di alat maupun musiknya itu sendiri. Misalkan ada penambahan dialat musik yaiu dengan seperangkat alat musik dangdut kemudian musiknyapun mulai menggunakan dangdut sebagai iringan.

Kesenian merupakan ungkapan perasaan dan suatu kreativitas manusia, dalam keberadaannya tidak lepas dari masyarakat sebagai bagian salah satu unsur dari kebudayaan. menurut Umar Khayam, (1981 :38) bahwa:

Kesenian tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat sebagai salah satu bagian yang penting dari kebudayaan, kesenian adalah ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri, masyarakat yang menyangga kebudayaan dan demikian juga keseniaan mencipta, memberi peluang untuk bergerak, memelihara, menukarkan, mengembangkan untuk kemudian mencipta kebudayaan baru lagi.

Demikian pula pernyataan ini didukung oleh pendapat Van Persen dalam bukunya berjudul Strategi Kebudayaan (1988) tentang teori pengembangan hasil budaya (termasuk musik), dapat dilakukan sengaja atau tidak sengaja. Van Persen,(1988:16-18) mengatakan, musik dipandang sebagai hasil budaya dapat mengalami pergeseran-pergeseran perubahan secara alami dan dinamis. Juga hasil budaya dapat di upayakan bagi tujuan atau kepentingan tertentu.

Menurut kedua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa musik akan terus berkembang dan mengalami pergeseran-pergeseran perubahan sehingga menimbulkan kebudayaan baru, sama halnya dengan peneliti membahas tentang


(16)

kebudayaan sisingaan dapat terpengaruh oleh dangdut sehingga akan tercipta kebudayaan yang baru dan menjadi sebuah fenomena.

2.2 MUSIK DANGDUT

2.2.1 Sekilas sejarah musik dangdut

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Musik ini berakar dari musik melayu seperti yang diungkapkan oleh JJ Rijal dalam penulisannya di kompas edisi sabtu 18 juni 2005, bahwa “bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi)”. Dan para pemerhati musik juga sepakat bahwa musik dangdut berakar dari musik melayu seperti yang ditulis oleh Suseno D.B (2004:27) didalam bukunya yang berjudul Dangdut Musik Rakyat bahwa:

Para pemerhati musik seolah sepakat seolah sepakat bahwa induk musik dangdut Indonesia adalah musik Melayu. Nuansa ke-melayuan-nya sampai sekarang masih dapat kita rasakan, minimal secara eksplisit dari nama-nama group dangdut yang sering member inisial OM (Orkes Melayu) di depan nama groupnya

Kemunculan dangdut sendiri, pada awalnya adalah cemoohan. Seperti yang didefinisikan Pono Banoe (2003:108) dalam kamus musiknya bahwa dangdut adalah:

Cemooh atau kata ejekan bagi orkes melayu dengan gaya Hindustan yang mengikuti suara tabla (gendang India) dengan cara membunyikan suara tertentu sehingga terdengar suara”…dangduuut.” Musik dangdut dikenal sebagai orkes melayu gaya baru guna membedakan dengan orkes melayu asli dari pantai timur Sumatra (Deli, Riau, dan sekitarnya disamping


(17)

15

Malasyia).pengganti table dipergunakan bongo atau kendang tradisional setempat.

Penyebutan nama atau istilah "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an. Musik dangdut merupakan musik yang sangat mudah dicerna oleh masyarakat, baik itu dari lirik lagu dangdut yang isinya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, maupun dari musiknya yang yang khas dengan suara gendang dan iramanya merangsang gerak untuk berjoged. Sehingga dapat membuat dangdut menjadi musik yang sangat fenomenal di masyarakat.

2.2.2 Pengaruh dangdut terhadap musik etnik di Indonesia.

Dangdut merupakan salah satu jenis musik yang elastis dalam artian musik ini dapat masuk keunsur musik yang lainnya, begitu juga dengan musik yang ada di Indonesia. Musik ini dapat menampung seluruh unsur musik manapun seperti apa yang diunkapkan oleh Suseno (2004:60) didalam buku “Dangdut Musik Rakyat” bahwa:

Musik dangdut adalah musik hibrida karena dapat menampung unsur musik manapun dan semua aspek artistik yang mendukung dari sektor manapun. Ibaratnya dia adalah benih unggul yang dapat dikembangkan menjadi benih yang lebih baik lagi dengan segenap rekayasa genetika, tetapi induknya tetap dari bumi Nusantara.

Musik dangdut menjadi sangat populer dan fenomenal dimasayarakat

Indonesia ketika musik dangdut mulai melakukan pertunjukan-pertunjukan dipanggung terbuka dan menggelar acara-acara maupun publikasi di media massa, terutama dimedia eletronik. Selain musik dangdut bisa membuat kita bergoyang,


(18)

lagu-lagunyapun banyak bertemakan permasalahan-permaslahan yang ada di masyarakat sehingga dengan mudah ditangkap isinya oleh masyarakat dan menjadi musik yang sangat fenomenal dikalangan masyarakat Indonesia seperti apa yang diungkapkan oleh Rohidi (2000:233) bahwa:

Dangdut telah merebak dengan kekuatan pasar secara besar-besaran melalui berbagai media massa, terutama media massa elektronik, dan dan sangat kuat mempengaruhi cita rasa berkesenian banyak orang. Gencarnya pertunjukan musik dangdut melalui media televisi dan radio, serta melalui pertunjukan hidup di panggung-panggung terbuka, dalam berbagai kesempatan telah merangsang masyarakat umum (secara khusus kelompok muda), bahkan anak-anak atau remaja untuk berekspresi melaluinya. Lirik lagu-lagu yang berisikan syair percintaan, tragedi, atau kehidupan rumah tangga, selain mudah ditangkap juga isinya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari banyak orang. Musiknyapun enak didengar dan iramanya merangsang untuk berjoged.

Ketika dangdut menjadi populer, banyak kesenian yang populer maupun etnik yang ada di indonesia terpengaruh oleh musik dangdut, dan mulai banyak musik-musik Indonesia menggabungkan musik dangdut kedalam musiknya, seperti contohnya condut (keroncong dangdut), pongdut (jaipong dangdut), pop dut, rock dut dan banyak lagi musik populer maupun etnik yang terpengaruh oleh musik dangdut.

Begitu pula dengan halnya kesenian sisingaan, yang mulai memasukkan unsur musik dangdut sebagai iringan pertunjukannya. Kesenian sisingaan ini biasanya diikuti dengan tarian atau joged sehingga banyak masyarakat minta agar musik dangdut sebagai iringanya sepert yang dikatakan oleh Suseno (2004:47) bahwa: ”Musik tradisi di Nusantara jumlahnya sangat beragam. Biasanya diikuti dengan tarian atau joged. Dalam irama joged inilah biasanya musik dangdut dapat mengambil porsinya”.


(19)

17 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriftif dengan pendekatan pendekatan kualitatif, metode ini merupakan prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang fenomena musik dangdut dalam pertunjukan kesenian sisingaan. Alasan penulisan menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bersifat deskriptif analistis, serta penulis ingin menjawab persoalan-persoalan yang ada serta bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan-permasalahan, khususnya tentang fenomena musik dangdut dalam pertunjukan kesenian sisingaan group Putra Arimbi di Desa Pagon kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang.

3.2Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan informasi data dan fakta lenkap, maka peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut


(20)

3.2.1 Observasi

Observasi dilakukan untuk menggali informasi atau data-data tentang masalah yang akan diteliti yaitu tentang ”Fenomena Musik Dangdut dalam Pertunjukan Kesenian Sisingaan Group Putra Arimbi di Desa Pagon Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang”.

Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2008 yang bertempat di rumah Bapak Wakil Aca beliau pimpinan kesenian sisingaan group Putra Arimbi sekaligus sebagai pendiri group Putra Arimbi.

3.2.2 Wawancara

Wawancara ini bertujuan untuk melengkapi data tertulis serta data yang tidak mampu diungkap melalui observasi. Digunakan untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Penelitian ini wawancaranya dilakukan terhadap pimpinan kesenian sisingaan group Putra Arimbi yaitu bapak Wakil Aca yang menggunakan dangdut dalam pertunjukan kesenian sisingaanya. Kemudian wawancara ditujukan juga kepada salah satu tokoh seniman yang ada di Kecamatan Purwadadi sebagai pandangan ketika dangdut ada didalam pertunjukan kesenian sisingaan.

3.2.3 Dokumentasi

Dokumentasi bertujuan untuk mengamati pertunjukan kesenian sisingaan group Putra Arimbi sebagai bukti penelitian. Data visual dibuat dalam bentuk rekaman, foto-foto dan catatan wawancara. Data-data tersebut


(21)

19

diperoleh dengan melakukan pendokumentasian sendiri oleh peneliti. Tujuannya untuk memperkuat data dan mendapatkan data yang otentik.

3.2.4 Studi Literatur

Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi atau data sebanyak-banyaknya dari kepustakaan dalam bentuk buku, jurnal, majalah, tesis, skripsi, artikel serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.

Studi literatur sangat bermanfaat bagi peneliti yaitu untuk mengetahui lebih detail dan memberikan kerangka berpikir, khususnya referensi relevan yang berasal dari teori-teori yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.

3.3 Prosedur Penelitian 3.2.1 Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu diadkan persiapan yaitu observasi awal untuk mendapatkan informasi mengenai group siapa yang menggunakan musik dangdut dalam pertunjukan kesenian sisingaan.

Maka untuk melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti mengadakan persiapan-persiapan terlebih dahulu sebagai berikut:


(22)

1) Pra Survey

Pra Survey disini yaitu melakukan pemilihan masalah-masalah secara umum, serta mengangkat masalah yang memungkinkan untuk diteliti. 2) Menyusun Proposal

Penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah peneliti mengajukan tema yang jelas kepada pihak yang terkait yaitu jurusan Pendidikan Sendratasik program Pendidikan Seni Musik. Setelah disetujui oleh pihak terkait, proposal dapat disidangkan yang kemudian disetujui setelah mengalami beberapa kali perbaikan.

3) Penyusunan Pedoman Wawancara

Penyusunan pedoman wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang terarah dan sesuai dengan maksud serta tujua penelitian. Pedoman wawancara yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada tujuan penelitian.

3.2.2 Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pagon Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang. Tepatnya di rumah bapa Wakil Aca pimpinan Group Putra Arimbi.


(23)

21

Dalam penelitian ini waktu yang digunakan untuk penelitian dilaksanakan setelah proposal disetujui pihak Jurusan. Waktu yang diperlikan cukup lama, ini bertujuan guna maemperoleh data yang lengkap dan jelas.

2) Alat

Dalam penelitian ini menggunakan alat bantu yang bertujuan untuk mempermudah dan memperoleh bahan-bahan penelitian. Adapun alat yang digunakan berupa; kamera, alat perekam dan pedoman wawancara. 3) Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data ini dilaksanakan sekurang-kurangnya lebih dari tiga bulan, kegiatan pengumpulan data ini merupakan proses awal dari penelitian, data yang diperoleh tersebut merupakan hasil wawancara dengan responden yang terdiri dari pimpinan kesenian sisingaan group Putra Arimbi, dan tokoh-tokoh kesenian khususnya di daerah Kecamatan Purwadadi.

4) Pengolahan Data

Kegiatan pengolahan data merupakan kelanjutan dari kegiatan pengumpulan data yang dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan.

3.2.3 Tahap Akhir

Kegiatan terakhir yaitu menganalisis dan menafsirkan data-data yang telah ada, selanjutnya disusun dan dituangkan kedalam bentuk tulisan yang


(24)

disebut dengan laporan hasil penelitian yang diakhiri dengan kesimpulan dan saran.

3.4Lokasi Penelitian

Lokasi paenelitian ini bertempatkan di rumah bapak Wakil Aca sekaligus Pimpinan keseniaan sisingaan group Putra Arimbi di Desa Pagon Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang.


(25)

23 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sekilas Tentang Grup Kesenian Sisingaan Putra Arimbi

Putra Arimbi mulai dibentuk pada tahun 1983, tepatnya di Desa Pagon Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang. Grup Kesenian Sisingaan ini dipimpin oleh Bapak M. Aca. Sejak grup sisingaan Putra Arimbi ini didirikan hingga sekarang telah mengalami beberapa perubahan baik dalam bidang kepengurusan maupun bidang-bidang lainnya. Mengenai nama perkumpulan, Sebelum menggunakan nama grup Putra Arimbi, grup ini bernama Budaya Murni yang dipimpin oleh Bapak Dana. Karena Bapak Dana usianya sudah tidak memungkinkan lagi untuk memimpin grup sisingaan tersebut, maka property kesenian sisingaan dijual kepada salah satu pemainnya yaitu Bapak M.Aca, dengan demikian kepemilikan dan kepemimpinan grup sisingaan secara otomatis menjadi milik Bapak M. Aca yang sekaligus menjadi penyandang dana dari grup tersebut. Pada masa kepemimpinan Bapak M.Aca inilah grup sisingaan ini tidak saja berubah nama menjadi Putra Arimbi, tetapi juga terjadi perkembangan format pertunjukkan dan penambahan berbagai alat musik dan property kesenian sisingaan lainnya.

Penggunaan nama Putra Arimbi pada grup sisingaan ini memiliki makna tertentu bagi Bapak Aca yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin. Dalam hal ini Bapak Aca mengatakan bahwa: “Makna Nama Putra Arimbi ini diibaratkan sebagai anak panglima atau pahlawan, karena menurut beliau sisingaan adalah symbol perjuangan terhadap penjajahan, begitu pula dengan Putra Arimbi yang


(26)

akan meneruskan perjuangan-perjuangan sisingaan sebelumnya”(wawancara,14 Februari 2009)

Gambar 4.1

Peneliti sedang melakukan wawncara dengan bapak M.Aca pimpinan grup Putra Arimbi

Putra Arimbi merupakan grup sisingaan yang sangat populer khususnya di kalangan masyarakat kecamatan Purwadadi. Popularitas grup Sisingaan Putra Arimbi ini diperoleh karena karena kemampuan pemimpin dan para pemainnya dalam mengikuti keinginan pasar dan memenuhi kebutuhan pengguna akan pengembangan dan kreativitas kesenian tersebut di mata masyarakat pendukungnya. Pengembangan kreativitas yang dilakukan oleh para pemain tidak saja dalam hal gerak tari yang biasa disajikan oleh para pengusung Sisingaan, tetapi juga dalam bidang musik pengiring yang biasa digunakan untuk mengiringi kesenian tersebut.


(27)

25

Buah dari keuletan pimpinan grup bersama para pemainnya dalam meakukan pengembangan kreativitas pertunjukan Sisingaan, tidak hanya mendapatkan pujian dari masyarakat pendukungnya, tetapi juga dibuktikan dengan diperolehnya kedudukan sebagai penyandang juara II dalam Festival Kesenian Sisingaan Tingkat Kabupaten Subang pada tahun 2005.

Sejak mendapatkan prestasi sebagi juara II pada festival Sisingan di Kabupaten Subang tersebutdi atas, Grup Sisingaan Putra Arimbi semakin populer dan memiliki banyak penggemar. Dengan popularitas yang dimilikinya tersebut, maka grup Sisingaan Putra Arimbi menjadi salah satu grup yang memiliki banyak job pada musim hajatan, tidak saja di daerah Purwadadi tetapi juga daerah lainnya.

Keberhasilan grup Sisingaan Putra Arimbi dalam mendongkrak popularitasnya, khususnya dalam mengembangkan kreativitas penyajiannya dalam setiap pertunjukan, tidak bisa dilepaskan dari peran pengurus kesenian tersebut sebagai para pelaku menejemen pertunjukan grup. Berikut kepengurusan dan keanggotaan dari grup Sisingaan Putra Arimbi:


(28)

Gambar 4.2

Struktur kepengurusan dan keanggotaan grup Putra Arimbi

Penjelasan gambar 4.1: Ketua : M. Aca Wakil Ketua : Ujang Ukindi Sekertaris : Bawon Bendahara : Warnet Pengusung Sisingaan:

- A’im - Carnasim - Suheti - Juju - Jojon - Sakum


(29)

27

- Kenting - Oding - Altim - Ade - Tarsam - Daryo - Darta - Cartum - Enda

Pemusik jaipong

Juru Kawih : - Mamah Enderi - Mamah Uang Gendang 1 : Mita

Gendang 2 : Nayo Kecrek : Dendi Kenong : Casim Kentrung : Epet Pukul Gong : Wawan Tarompet : Kandi, Asep Pemusik Dangdut

Penyanyi : Yuli Eva


(30)

Gitar Melodi : Ade Gitar Bas : Iim Piano 1 : Parman Piano 2 : Tatang Dram : Hendra Suling :Dadang

4.2 Bentuk Pertunjukan Kesenian Sisingaan Grup Putra Arimbi

Menurut bapak M.Aca “Dalam bentuk pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi, terdiri dari dua periode, yaitu periode pertama (1983-2000) dan periode kedua (2000 sampai dengan sekarang)” (wawancara 14-02-2009). Berikut penjelasan kedua periode dalam pertunjukan keseniaan sisingaan grup Putra Arimbi:

4.2.1 Periode Pertama (1983-2000)

Bentuk penyajian kesenian sisingaan pada periode ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama (sebagai pembukaan), bagian kedua (arak-arakan), bagian ketiga (merupakan klimaks).

1. Bagian Pertama

Bagian pertama adalah pembukaan, dilakukan di halaman rumah tempat “berdandannya” anak sunat yang biasanya terletak di rumah kerabat pemangku hajat di mana jarak dari tempat tersebut ke rumah pemangku hajat berkisar 1 km. Di tempat inilah pemberangkatan arak-arakan kesenian sisingaan dilakukan menuju rumah pemangku hajat (pengantin


(31)

29

sunat). Pada bagian ini disajikan gending pembukaan dengan memainkan gending “padungdung”, gending ini dimainkan sebelum arak-arak dimulai, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi para penari dengan gerak-gerak pencak silat. Setelah gending padungdung selesai, juru kawih menyanyikan lagu-lagu bubuka.

Lagu-lagu yang biasa dinyanyikan pada bubuka merupakan lagu-lagu yang bersifat wajib atau pakem yang harus dimainkan sebagai lagu pembukaan pada setiap pertunjukkan. Lagu-lagu dimaksud adalah:

- Kembang Gadung - Polostomo

- Kidung

Penyajian lagu bubuka dalam mengawali pertunjukan Sisingaan ini merupakan hal yang sangat penting bagi para pendukung kesenian tersebut. Di mata para pendukung kesenian tersebut, penyajian lagu bubuka ini merupakan hal yang wajib dilakukan sebagai sebuah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para arwah nenek moyang yang ada di sekitar tempat hiburan berlangsung. Bahkan bagi sebagian orang terdapat keyakinan bahwa penyajian lagu bubuka adalah merupakan sebuah pertanda dari sebuah kegiatan pertunjukan. Jika penyajian lagu bubuka berjalan dengan lancar dan sukses, maka pertunjukan pun akan berjalan sama, begitu pula sebaliknya. Itulah sebabnya lagu bubuka ini juga biasa dimainkan tidak saja pada


(32)

pertunjukan kesenian Sisingaan, tetapi juga pada pertunjukan kesenian lainnya, seperti Bajidoran, Kiliningan, Wayang Golek, dan sebagainya. Dari ketiga lagu di atas biasanya hanya satu buah lagu yang di nyanyikan sebagai lagu bubuka. Pada bagian ini anak sunat yang sudah memakai kostum mulai menaiki patung sisingaan yang siap untuk diangkat dan diusung.

2. Bagian kedua

Bagian kedua dalam pertunjukan sisingaan grup Putra Arimbi merupakan sajian lagu-lagu hiburan yang disajikan sambil berjalan menyusuri route yang telah ditentukan oleh panitia hajat. Jika formasi dianggap siap, membentuk barisan panjang yang terdiri dari beberapa sap, dilanjutkan dengan sajian lagu-lagu hiburan. Lagu hiburan pertama yang disajikan oleh grup Putra Arimbi biasanya lagu Tepang sono. sehabis lagu Tepang Sono dilanjutkan dengan lagu-lagu hiburan lainya yang telah dipersiapkan oleh grup Putra Arimbi. Lagu-lagu selanjutnya bisa disajikan atas permintaan penonton. Mereka memesan lagu pada rombongan dengan terlebih dahulu memberikan uang sawer yang diberikan kepada sinden atau pemain kendang. Begitu lagu dimulai maka secara serentak dan semarak para penonton ikut menari beramai-ramai tua muda, baik laki-laki maupun perempuan. Selesai penyajian lagu yang satu, kemudian lagu berikutnya dipesan kemabali dan seterusnya. Sesekali para pengusung melakukan pertunjukan untuk memamerkan bentuk keragaman tariannya pada saat


(33)

31

perjalanan arak-arakan. Kemudian ketika arak-arakan berakhir dihalaman pemangku hajat, panitia menyiapkan pelataran yang agak luas untuk kebutukan atraksi

3. Bagian ketiga.

Bagian ketiga yaitu atraksi adu singa, untuk menuju pada bagian ini diselang oleh jeda istirahat sejenak sambil menurunkan anak sunat dari punggung sisingaan. Dikarenakan gerak-gerak yang akan dilakukan oleh para pengusung berupa gerak-gerak akrobatik dengan property patung sisingaan, maka anak sunat dibawa kepinggir arena untuk menonton sekaligus istrahat. Para penonton tanpa disuruh, membuat posisi melingkar mengelilingi rombongan sisingaan yang akan melakukan demonstrasi. Bunyi kendang dan tarompet menjadi pertanda pertunjukan adu singa dimulai. Gending yang disajikan hampir mirip dengan gending awal dan para pengusung mulai melakukan jurus-jurus pencak silat. Setelah itu para pengusung singa berhadap-hadapan untuk saling menyerang, seperti halnya singa berkelahi. Kemudian diakhiri acara adu singa. Setelah adu Singa selesai dilakukan, biasanya acara diakhiri dengan pertunjukan sulap. Peralatan musik yang digunakan yaitu,

- Kendang 2 buah(kendang indung dan kendang anak) - Satu set Goong (kempul dan gong)

- Tarompet

- Ketuk (nada “da” dan “ti”) - Kecrek


(34)

4.2.2 Periode Kedua (2000 Sampai Dengan Sekarang)

Pada periode ini bentuk penyajiannya hampir sama dengan periode pertama, adapun hal yang membedakan dari periode pertama adalah terletak pada saat arak-arakan dimulai. Demikian juga pada pertunjukan sisingaan terbagi menjadi dua bagian, periode ini pada bagian yang ketiga (atraksi) jarang dipertunjukkan.

Pada bagian pertama (bubuka) sama dengan periode pertama (1983-2000), yaitu diawali dengan gending padungdung sebagai pertanda bahwa pertunjukan kesenian sisingaan akan segera dimulai, kemudian setelah gending padungdung selesai, dilanjutkan dengan lagu kembang gadung sebagai lagu bubuka dalam pertunjukan kesenian sisingaan. Setelah juru kawih menyanyikan lagu kembang gadung para pengusung mengangkat patung singa yang telah ditunggangi oleh pengantin sunat.

Pada bagian kedua merupakan sajian lagu-lagu hiburan seperti apa yang di sampaikan pada periode pertama(1983-2000). Pada lagu-lagu hiburan diawali dengan lagu-lagu khas sisingaan yang sudah dipersiapkan oleh rombongan sisingaan. Namun ditengah perjalanan arak-arakan grup putra Arimbi mulai mempersiapkan personil dan peralatan musik dangdut. Hampir semua alat musik khas sisingaan diganti dengan alat musik dangdut. Berikut alat musik dangdut yang akan digunakan dalam pertunjukan keseniaan sisingaan;

- Keyboard 2 buah


(35)

33

- Suling - Drum

Ketika personil dangdut menyiapkan perlatannya, para pengusung memanfaatkannya untuk beristirahat sejenak. Kemudian Setelah alat musik dangdut siap untuk ditampilkan. Lagu dangdut populer yang dimainkan dengan tempo cepat mengawali pertunjukan dangdut dalam pertunjukan kesenian sisingaan di pertengahan arak-arakan dan pengusung pun mulai menari kembali mengikuti irama dangdut yang sedang dinyanyikan. Lagu-lagu dangdut yang akan ditampilkan selanjutnya sudah dipersiapkan sebelumnya oleh rombongan, yang pasti lagu-lagu dangdut yang akan ditampilkan mempunyai tempo yang agak cepat agar penonton yang melihat pertunjukan sisingaan antusias untuk ikut ke dalam rombongan arak-arakan sisingaan.


(36)

Gambar 4.3

Musik dangdut dalam pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi Kebanyakan penonton yang ikut menari adalah para pemuda desa yang ikut gembira dalam pesta arak-arakan. Para pemuda yang ikut menari pada awalnya hanya ikut menghibur dan hiburan pribadinya, namun mereka tidak hanya menari tetapi juga mabuk-mabukan akibat minuman keras. Sebelum menari mereka biasanya meminum minuman keras yang disediakan oleh panitia hajat. Jika panitia menyediakan minuman keras lebih banyak, maka pesta akan lebih meriah. Sebaliknya bagi yang tidak menyediakan minuman keras, maka pesta arak-arakan hanya diikuti oleh anak-anak dan perempuan serta pihak keluarga yang punya hajat saja. Seperti disampaikan Diki panitia hajat) bahwa “mun teu dibere endrin mah nu ngigel moal laba, tapi mun euweh endrin, nujogedna saeutik jeung moal rame, hususna budak ngora.” Para pemuda tersebut sengaja mabuk untuk menghilangkan rasa malu bila menari berjingkrak-jingkrak dan ditonton oleh banyak orang. Mereka juga memberikan sawer pada penyanyi dangdut setelah nama mereka disebut-sebut oleh penyanyinya melalui lagu. Sebut saja namanya Dadang, berikut contoh lirik lagunya pada lagu “Goyang Dombret”

“Goyang dombret…goyang dombret Goyang dombret…goyang dombret

Kang Dadang paling ganteng saya suka akang suka sekali”

Lagu tidak akan berhenti ketika para pemuda banyak yang melakukan sawer. Namun ketika sawer mulai sepi dan pemuda merasa bosan dengan lagunya, rombongan sisingaan mulai menggantikan lagu dangdut selanjutnya yang telah disiapkan oleh rombongan sisingaan. Diakhir pertunjukan kesenian sisingaan


(37)

35

grup putra arimbi pada periode ini biasanya tidak ditutup oleh atraksi-atraksi yang pada umumnya pertunjukan sisingaan, namun hanya ditutup oleh lagu-lagu dangdut yang diminta oleh para penari rombongan khususnya pemuda pada rombongan arak-arakan.

4.3 Perkembangan Bentuk Pertunjukan Kesenian Sisingaan Grup Putra Arimbi

Bentuk pertunjukan kesenian sisingaan Putra Arimbi dari awal berdiri sampai sekarang mengalami banyak perkembangan baik di bidang peralatan maupun dalam bentuk penyajiannya. Hal ini disebabkan oleh selera masyarakat yang setiap saat terus berubah. Pada periode pertama (1983-2000) pengeras suara yang dipakai dalam pertunjukan hanya toa seperti pengeras suara dimesjid-mesjid yang dipakai buat adzan, suaranyapun terbatas. Namun ketika masuk periode kedua (2000 sampai dengan sekarang) dan dengan perkembangannya tekhnologi, pengeras suaranya mulai memakai sound system berkapasitas 5000 wath seperti contoh gambar berikut.


(38)

Gambar 4.5

Sound system pada pertunjukan sisingaan grup Putra Arimbi

Sound system ini diangkut dengan menggunakan roda yang lumayan besar ukuranya dan didorong sama petugas yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh grup Putra Arimbi. Dan alat pembangkit listriknya pun berbeda dengan sebelumnya, yang dulu hannya memakai aki sekarang mulai menggunakan mesin diesel. Karena dengan kapasitas sound system yang cukup besar tidak cukup dengan menggunakan aki namun harus menggunakan sound system. Dan mesin diesel ini menggunakan roda agar mudah untuk didorong didepan dalam arak – arakan sisingaan

.

Gambar 4.6

Mesin diesel dalam pertunjukan sisingaan Putra Arimbi

Bentuk penyajian musiknya juga mengalami perubahan dari tiap periode, karena para pelaku seni pertunjukan kesenian sisingaan harus mengikuti selera masyarakat. Ketika mereka tidak mengikuti selera masyarakat, maka grup sisingaannya akan sepi dari panggilan manggung atau biasa disebut tidak laku. Masuk pada tahun 2000an musik dangdut menjadi sangat populer di


(39)

37

masyarakat, karena banyaknya media elektronik yang menampilkan pertunjukan-pertunjukan musik dangdut, sehingga menjadi musik yang fenomenal khususnya di kalangan masyarakat bawah. Oleh sebab itu grup Putra Arimbi punya gaya sendiri dalam bentuk penyajiannya agar bisa diminati oleh masyarakat, yaitu dengan menyajikan musik dangdut kedalam pertunjukan keseniannya. Bentuk pertunjukan musik dangdut dalam kesenian sisingaan berbeda dengan pertunjukan dangdut biasanya, karena dangdut sisingaan ini menyatukan kedua unsure musik dan budaya, yaitu dengan menyatukan pertunjukan sisingaan dengan diiringi oleh musik dangdut. Bentuk penyajiannya juga berbeda dengan pertunjukan-pertunjukan musik dangdut yang dipagelarkan dipanggung. Dalam pertunjukan-pertunjukan musik dangdut di kesenian sisingaan, seperti pemain guitar, yang memainkan alat musiknya harus sambil berjalan.

Gambar 4.7


(40)

Tidak hanya pemain gitar yang berjalan pemain sulingpun sama, meniup sulingnya sambil berjalan. Tidak mudah bermain alat musik sambil berjalan, selain berkonsentrasi pada sebuah lagu mereka juga harus melihat situasi jalan agar tidak menabrak masyarakat yang sedang nonton pertunjukan sisingaan. Kemudian pemain dram dan kedua pemain keyboard memainkannya sambil duduk diatas roda yang sama dengan roda pembawa sound system. Drum dalam pertunjukan kesenian sisingaan ini hanya menggunakan drum elektrik bukan drum seperti biasanya. Karena dengan menggunakan drum elektrik, rombongan sisingaan akan mudah untuk dibawa dalam arak-arakan.

Gambar 4.8

Dram elektrik dalam pertunjukan kesenian sisingaan Putra Arimbi

Dalam menyajikan sebuah lagu biasanya suara drum elektrik ini terbatas tidak seperti drum manual yang biasanya. Hanya bas drum dan snare yang dipukul dan sesekali, karena bas drum yang biasanya di bunyikan oleh kaki, di drum


(41)

39

elektrik bas drum hanya dibunyikan dengan cara di pukul. Kemudian sama halnya dengan drum elektrik, kedua pemain keyboard juga duduk berdampingan di dekat pemain drum. Berikut pemain drum bersama kedua pemain keyboard

Gambar 4.7

Dua pemain keyboard dalam pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi

Kedua keyboard ini mempunyai peran penting dalam panyajian dangdut. Secara bergantian kedua keyboard ini memainkan akor dan ornamen-ornamen pada lagu dangdut tersebut. Kedua pemain keyboard ini bergantian menjadi lieder pada lagu dangdut yang sudah mereka persiapkan.

Penyanyi pada penyajian musik dangdut berada di depan para pemain musik dangdut, agar masyarakat yang berjoged bisa leluasa untuk memberikan saweran kepada sang penyanyi. Lagu-lagu dangdut yang akan dinyanyikan


(42)

biasanya lagu-lagu dangdut yang sedang populer. Tidak hanya lagu dangdut, lagu pop yang sedang terkenal juga sering ditampilkan, yang sudah diaransemen kembali kedalam bentuk dangdut. Berikut gambar penyanyi dangdut dalam pertunkukan sisingaan grup Putra Arimbi.

Gambar 4.9

Penyanyi dangdut pada pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi.

Perkembangan yang terjadi pada pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi, semata-mata hanya mengikuti selera masyarakat yang tiap jaman akan berubah, agar dapat diminati terus oleh masyarakat.

Berikut contoh bentuk penyajian lagu yang berjudul “Cenah” yang musik dangdut dalam pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi:


(43)

41


(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

47 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Menurut hasil pengamatan mengenai Musik dangdut dalam pertunjukan keseniaan sisingaan grup Putra Arimbi di kecamatan Purwadadi kabupaten Subang, peneliti menemukan beberapa hal yang menjadikan beberapa kesimpulan. Selain itu, juga saran-saran penting yang akan bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Diantaranya sebagai berikut:

1. Musik dangdut merupakan musik yang banyak digemari oleh masyarakat, hal ini disebabkan banyaknya media khususnya elektronik yang menampilkan pertunjukan-pertunjukan musik dangdut sehingga musik dangdut menjadi musik yang sangat fenomenal di masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu musik dangdut juga mulai mempengaruhi musik-musik populer lainnya bertujuan untuk dinikmati dan digemari oleh simpatisan musik dangdut yang sangat fenomenal dimasyarakat Indonesia. Begitu juga dengan kesenian sisingaan adanya persaingan grup keseniann sisingaan, membuat grup Putra Arimbi menggunakan jenis musik dangdut kedalam pertunjukan kesenian sisingaanya, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

2. Bentuk penyajian musik dangdut dalam pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi dengan musik dangdut yang biasa dipagelarkan pada panggung-panggung pertunjukan sangatlah berbeda. Karena dalam bentuk penyajian


(50)

musik dangdut pada kesenian sisingaan, beberapa pemain musik dan penyanyi dangdut yang harus berjalan sambil memainkan alat musik maupun bernyanyi. Tidak hanya itu lagu dangdut dalam pertunjukan kesenian sisingaan, temponya menjadi agak cepat agar penonton terangsang untuk melakukan joged mengikuti rombongan sisingaan. Penyajian dangdut ini biasanya dilakukan setelah habisnya lagu-lagu khas sisingaan yang sudah dipersiapkan oleh rombongan sisingaan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini peneliti memberikan saran kepada grup kesenian sisingaan Putra Arimbi agar bisa terus mempertahan kesenian sisingaan agar tidak punah walaupun dengan menggunakan dangdut sebagai daya tarik masyarakat terhadap kesenian sisingaan.


(51)

49

DAFTAR PUSTAKA

Anton M.Mulyono dkk,.(1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Darmo B S,(2004). Dangdut Musik Rakyat. Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta. Banoe P.(2003). Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius.

Haryana N. (1998). Tarompet Sisingaan, Skripsi, Sekolah tinggi Seni Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Sedyawati Edi,(1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan.Jakarta:Sinar harapan

Suciawati Rini,(2007). Sisingaan wanita “Lingkung seni Setiawargi 6”di Desa Tambakan Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang.Skripsi Sarjana Pendidikan UPI : tidak diterbitkan

Ukar, (1992).Karya Tulis “Sisingaan”.Kecamatan Sagala Herang Kabupaten Subang:Tidak diterbitkan.

Tjetjep Rohendi Rohidi,(2000), Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan, Bandung: STISI Press

Yuliana Anna,(1985). Tari Sisingaan sebagai penunjang Pariwisata Skripsi, Akademi Bahasa Asing Yapari Bandung: Tidak diterbitkan

Sukanta (2004). Kesenian sisingaan sebagai sarana simbolis dalam upacara ininsiasi sunatan pada masyarakat Subang Jawa Barat. Tesis , Program Pascasarjana Universiatas Gajah Mada Yogyakarta; Tidak ditterbitkan.


(52)

50


(53)

51

PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara ditujukan kepada pimpinan grup Putra Arimbi yaitu Bapak M.Aca I. Latar belakang pada grup kesenian Putra Arimbi

1) Kapan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi didirikan?

2) Apa alasan grup kesenian sisingaannya dinamakan “Putra Arimbi”? 3) Prestasi apa saja yang sudah didapat oleh grup Putra Arimbi dalam

pertunjukan kesenian sisingaan?

4) Bagaimana struktur kepengurusan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi? 5) Siapa saja yang ada dalam kepengurusan grup kesenian sisingaan Putra

Arimbi?

6) Apa saja perlengkapan yang di gunakan grup Putra Arimbi pada pertunjukan sisingaanya?

7) Alat musik apa saja yang dipergunakan grup Putra Arimbi pada pertunjukan sisingaanya?


(54)

II. Bentuk pertunjukan pada kesenian sisingaan grup Putra Arimbi

1) Ada berapa bagian bentuk pertunjukan pada kesenian sisingaan grup Putra Arimbi?

2) Bagaimana perkembangan pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi?

3) Di bagian mana musik dangdut dipentaskan pada pertunjukan sisingaan grup Putra Arimbi?

4) Kapan musik dangdut ada dalam pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi?

5) Mengapa musik dangdut dijadikan iringan dalam pertunjukan grup Putra Arimbi?


(55)

53

DOKUMENTASI

FOTO


(56)

Arak-arakan sisingaaan grup Putra Arimbi (dok. Fitra Barnas Sumbara 2009)


(57)

55

Peneliti dengan pimpinan grup kesenian sisingaan grup Putra Arimbi (dok. Fitra Barnas Sumbara. 2009)


(58)

Gamabar atraksi adu singa dalam pertunjukan kesenian sisingaan (dok sukanta 1998)


(59)

57

Papan nama grup Putra Arimbi yang memakai nama Singa Dangdut pada keseniaan sisingaannya.


(1)

52

II. Bentuk pertunjukan pada kesenian sisingaan grup Putra Arimbi

1) Ada berapa bagian bentuk pertunjukan pada kesenian sisingaan grup Putra Arimbi?

2) Bagaimana perkembangan pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi?

3) Di bagian mana musik dangdut dipentaskan pada pertunjukan sisingaan grup Putra Arimbi?

4) Kapan musik dangdut ada dalam pertunjukan kesenian sisingaan grup Putra Arimbi?

5) Mengapa musik dangdut dijadikan iringan dalam pertunjukan grup Putra Arimbi?


(2)

53

DOKUMENTASI

FOTO


(3)

54

Arak-arakan sisingaaan grup Putra Arimbi (dok. Fitra Barnas Sumbara 2009)


(4)

55

Peneliti dengan pimpinan grup kesenian sisingaan grup Putra Arimbi (dok. Fitra Barnas Sumbara. 2009)


(5)

56

Gamabar atraksi adu singa dalam pertunjukan kesenian sisingaan (dok sukanta 1998)


(6)

57

Papan nama grup Putra Arimbi yang memakai nama Singa Dangdut pada keseniaan sisingaannya.