PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT SISINGAAN: Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat.
No: FPIPS 4889/UN.40.2.8/PL/2015
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi
oleh
Anindita Saraswati Nugraheni NIM 1006210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
No: FPIPS 4889/UN.40.2.8/PL/2015
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)
Oleh
ANINDITA SARASWATI NUGRAHENI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi
© Anindita Saraswati Nugraheni 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
No: FPIPS 4889/UN.40.2.8/PL/2015
ANINDITA SARASWATI NUGRAHENI
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I
Dr. Cecep Darmawan, M.Si NIP. 19690929 199402 1 001
Pembimbing II
Mirna Nur Alia A, S. Sos., M.Si NIP. 19830312 201012 2 008
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi UPI
Siti Komariah, M.Si, Ph. D NIP. 19680403 199103 2 00
(4)
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)”. Pemilihan judul tersebut dilatar belakangi oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat sisingaan yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus yang mana ditinjau dari lingkup wilayahnya merupakan penelitian kasus yang hanya meliputi wilayah yang sempit namun dapat menggali lebih mendalam. Subjek penelitian ini ada kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group yang berlokasi di Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Keluarahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group merupakan kelompok seniman sisingaan yang telah berdiri sejak tahun 1997 dan hingga saat ini masih bertahan menjaga eksistensinya. Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi yang diharapkan dapat membantu peneliti dalam mendapatkan data-data yang akurat hingga memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan. Wawancara dilakukan dengan pimpinan dari kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perubahan pada unsur-unsur seni pertunjukan rakyat sisingaan yang mengarah pada perkembangan seperti unsur seni rupa dan busana pengusung yang dibuat semakin menarik dengan warna-warna yang cerah, unsur widitra (karawitan) dan sinden yang dikolaborasikan dengan alat musik modern seperti guitar dan bass, serta unsur gerak tari yang semakin kreatif dan seringkali dipadukan dengan atraksi yang dapat menghibur para penonton.
(5)
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)
ABSTRACT
This study, entitled “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)”. The title selection background by the changes that occur in folk performing arts Sisingaan were influenced by the times. This study is a qualitative research method of case studies which evaluated from the scope of the region is a case study which only covers a narrow area but can dig deeper. Subjects of this study there is a group of artists Sisingaan Putra Jamparing Group located in Block Cibogo, Rt. 25 / Rw. 06 No. 37 keluarahan Dangdeur, District Subang, Subang regency. Sisingaan artist groups Putra Jamparing Group is a group of artists Sisingaan which has stood since 1997 and until today still survive maintain its presence. To obtain valid data, the researchers used data collection techniques are depth interview, observation, documentation studies, and literature studies. The research instrument used is the interview guidelines and observation guidelines are expected to assist researchers in obtaining accurate data to facilitate researchers in drawing conclusions. Interviews were conducted with the leaders of a group of artists Sisingaan Putra Jamparing Group. Results of the research that has been conducted shows that there is a change in the elements of folk performing arts Sisingaan that lead to the development of such elements of art and fashion bearers are made more interesting by the bright colors, the elements widitra (musical) and sinden who collaborated with tools modern music such as guitar and bass, as well as elements of dance movement are increasingly creative and often combined with attractions that can entertain the audience.
(6)
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN…..………... ii
LEMBAR PERNYATAAN …….………...………... iii
ABSTRAK….………. ABSTRACT………. iv v KATA PENGANTAR ………... vi
DAFTAR ISI ………. ix
DAFTAR TABEL ………. xii
DAFTAR GAMBAR ……….…... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………...……….. xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..… 1
1.2 Identifikasi Masalah... 6
1.3 Rumusan Masalah ………... 6
1.4 Tujuan Penelitian ………... 7
1.5 Manfaat Penelitian ………. 8
1.6 Struktur Organisasi ………... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebudayaan...………... 11
2.2 Teori Perubahan Sosial... 19
2.3 Seni Pertunjukan Tradisional... 26
2.4 Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan... 29
2.5 Tinjauan Hasil Penelitian yang Relevan... 32
2.6 Kerangka Pikir... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian...………. 36
3.2Pendekatan dan Metode Penelitian..………... 37
3.3Definisi Operasional………... 41
3.4 Tahap Penelitian ………. ... 41
3.5Teknik Pengumpulan Data....………... 45
(7)
3.7Uji Validitas Data...………... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Lokasi Penelitian 4.1.1 Profil Putra Jamparing Group...……….…... 56
4.1.2 Sejarah Putra Jamparing Group …….……... 58
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan……….…... 61
4.1.4 Struktur Organisasi... 62
4.2Hasil Penelitian 4.2.1 Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group 4.2.1.1Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... ... 64
4.2.1.2Unsur Widitra (Karawitan) dan Sinden pada Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 68
4.2.1.3Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 70 4.2.2 Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group
Pada Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan
4.2.2.1Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung Putra Jamparing Group Pada Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan...
4.2.2.2Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group
Pada Saat Ini Setelah Mengalami
Perubahan...
4.2.2.3Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group Pada Saat Ini Setelah
74
(8)
Mengalami
Perubahan... 82 4.2.3 Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group Pada
Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan... 4.3Pembahasan
84
4.3.1 Perubahan Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing
Group... ... 87 4.3.2 Perubahan Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada
Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing
Group... 91 4.3.3 Perubahan Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjukan Rakyat
Sisingaan Putra Jamparing
Group... 93 4.3.4 Perubahan Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjukan Rakyat
Sisingaan Putra Jamparing
Group...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
95
5.1Simpulan ………...…….………... 98 5.2Implikasi... 5.3Rekomendasi ………...….………...
100 100
DAFTAR PUSTAKA ………....………... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………....………... 104
(9)
DAFTAR TABEL
3.1 Teknik Analisis Data... 50
3.2 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data... 53
4.1 Visi dan Misi Putra Jamparing Group... 61
4.2 Tujuan Putra Jamparing Group... 61
4.3 Unsur Seni Rupa dsn Busana Pengusung pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 67
4.4 Unsur Widitra dsn Sinden pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 69
4.5 Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 73
4.6 Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan... 77
4.7 Unsur Widitra (Karawitan) dan Sinden pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan... 81
4.8 Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan... 83
4.9 Perubahan Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group... 89
4.10 Perubahan Unsur Widitra (Karawitan) dan Sinden pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group... 91
4.11 Perubahan Unsur Widitra (Karawitan) dan Sinden pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group... 94
4.12 Perubahan Unsur Widitra (Karawitan) dan Sinden pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group... 97
(10)
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagan Siklus Perubahan Peradaban... 25
2.2 Bagan Krangka Berfikir Penelitian... 34
3.3 Bagan Alur Penelitian... 44
4.1 Peta Kelurahan Dangdeur... 56
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi... 105
2. Surat Izin Penelitian ... 109
3. Instrumen Penelitian... 111
4. Pedoman Wawancara... 124
5. Pedoman Observasi... 128
6. Catatan Penelitian... 129
7. Hasil Wawancara... 131
8. Hasil Observasi... 174
9. Peta Administrasi Desa... 182
10. Profil Kelurahan Dangdeur... 183
11. Dokumentasi Penelitian... 187
12. Riwayat Hidup... 192
(12)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan mahluk berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa dan karsa. Setiap hari manusia selalu bersentuhan dengan kebudayaan yang diciptakan olehnya di dalam masyarakat. Budaya yang tercipta adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi yang dimaksudkan untuk melestarikanya. Budaya dapat menjadi salah satu pemersatu dalam bermasyarakat. Melalui kebudayaan dapat menampilkan identitas dari masyarakat, yang akan berbeda antara masyarakat satu dan yang lain. Fungsi dari kebudayaan sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang begitu kompleks, baik kebutuhan spiritual maupun materiil. Kebutuhan-kebutuhan tersebut untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Salah satu dari bentuk kebudayaan adalah kesenian, dimana dalam kesenian memuat beberapa unsur dari kebudayaan yang membentuknya. Menurut Koentjaraningrat (1990, hlm. 50) bahwa “kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu penglihat, penghidung, pengecap, perasa, dan pendengar”.
Indonesia dengan keanekaragaman budaya yang melengkapinya menjadi suatu identitas bangsa yang penting untuk diwarisi oleh para generasi penerus. Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat (1990, hlm. 50) bahwa “kesenian yang merupakan salah satu unsur kebudayaan universal, merupakan unsur yang dapat menonjolkan sifat, khas dan mulutnya, dengan demikian kesenian merupakan unsur yang paling utama dalam kebudayaan nasional Indonesia”.
Oleh karena itu usaha-usaha dalam pewarisan ini menjadi hal yang perlu dilakukan. Usaha-usaha ini banyak dilakukan oleh para seniman seni pertunjukan rakyat yang pada umumnya sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Kelebihan utama lainnya dari seni pertunjukan rakyat adalah karena apa yang dipertontonkan telah menjadi bagian dan lekat dengan kehidupan masyarakat,
(13)
sehingga makna `yang tersirat menjadi mudah dimengerti oleh masyarakat yang menontonnya.
Setiap daerah memiliki kesenian masing-masing yang dapat dijadikan ikon atau ciri khas dari suatu daerah. Dari kesenian tersebut terkandung nilai sejarah, pesan moral, ajaran serta norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Tidak jarang kita menemukan kesenian yang menjadi filosofis kehidupan dari suatu masyarakat yang memiliki nilai tinggi khususnya seni tradisi. Kesenian juga dapat memiliki nilai ekonomi ketika kesenian tersebut dijadikan seni pertunjukan sehingga akan mendatangkan keuntungan bagi para pelaku dan pegiat dari kesenian tersebut.
Kota Subang adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini dilintasi oleh jalur pantura, dimana jalur tersebut merupakan jalur yang paling sibuk di Pulau Jawa. Kabupaten Subang memiliki kesenian lokal yang cukup beragam yang didukung oleh keadaan masyarakat dan batas wilayah administratif. Kesenian yang terdapat di Subang antara lain Gotong Singa atau lebih dikenal dengan sebutan seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
Keseniaan Sisingaan merupakan salah satu kesenian daerah yang sampai sekarang masih berkembang dengan baik di daerah Subang. Kesenian Sisingaan telah dimainkan oleh rakyat Subang pada saat melawan penjajahan dulu sebagai simbol pelecehan terhadap penjajah, yang pada waktu itu adalah negara agraris. Dimana lambang negara itu adalah Singa atau Negara yang ditakuti yang dinaiki oleh seorang anak kecil diatas punggungnya yang melambangkan bahwa rakyat Subang tidak takut melawan penjajahan pada saat itu. Namun, modifikasi budaya yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan ini dikhawatirkan akan merubah atau mengganti makna dari kesenian ini dimata masyarakat penikmatnya, khususnya masyarakat Subang.
Sisingaan merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat Jawa Barat, khas Subang yang berupa pertunjukan keterampilan memainkan tandu berisi boneka singa. Dalam perkembangannya, bentuk singa semakin disempurnakan. Demikian juga kostum, gerak tari, dan juga musik pengiringnya yang semakin disempurnakan. Penyempurnaan pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan membuat perubahan-perubahan terjadi pada penyajian seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
(14)
Berkaitan dengan perubahan-perubahan yang ada pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan untuk terus memelihara dan mengembangkan seni perttunjukan rakyat tersebut di tengah-tengah masyarakat Subang, penulis mencoba mengkaji perubahan-perubahan khususnya unsur-unsur yang ada pada penyajian seni pertunjukan rakyat Sisingaan seperti unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari.
Akulturasi budaya memang tidak bisa dihindari selama masih menjaga nilai dan norma didalamnya. Berdasarkan ungkapan Bisri Mustofa dalam Kamus Lengkap Sosiologi karya Mustofa (2010, hlm. 12) berpendapat bahwa “akulturasi adalah proses pertemuan unsur-unsur dari pelbagai kebudayaan yang berbeda, yang diikuti dengan percampuran unsur tersebut. Perbedaan antara unsur-unsur asing dengan yang asli, masih nampak”.
Begitu pula dengan Sisingaan, di dalam perkembangannya berakulturasi baik dalam bentuk singanya yang dibuat dengan sangat menarik, ataupun dari segi pakaian pengusung, serta lagu-lagu yang disindenkan. Selain itu pada bagian musik pengiringnya ada pula yang ditambah dengan instrumental musik modern seperti guitar, keyboard dan lain-lain. Sehingga menjadi memiliki daya tarik tersendiri dan mampu diterima pementasannya oleh semua kalangan. Namun orisinalitas seni tradisi Sisingaan harus juga diperhatikan oleh para sanggar seni yang memberikan jasa pertunjukan itu. Dengan diterimanya seni pertunjukan Sisingaan ini dapat dilihat dari banyaknya pemakai jasa seni pertunjukan ini setiap kali ada acara khitanan atau peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, sehingga banyak para pelaku seni berlomba-lomba mendirikan sanggar seni Sisingaan. Secara tidak langsung seni pertunjukan Sisingaan ini mendongkrak angka kesejahteraan dikalangan seniman itu sendiri.
Salah satu kelompok seniman Sisingaan yang terkenal di Kabupaten Subang adalah kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Subang yang beralamat di Padepokan Putra Jamparing Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Putra Jamparing Group merupakan salah satu kelompok kesenian Sisingaan yang telah lama berdiri dan telah berpengalaman dalam melestarikan kesenian Sisingaan dengan melakukan kegiatan hiburan seni pertunjukan rakyat kesenian Sisingaan. Putra
(15)
Jamparing Group juga merupakan peraih juara ke 1 pada Festival Sisingaan Tingkat Kabupaten Subang pada tahun 2001.
Pada zaman dahulu seni pertunjukan rakyat Sisingaan dibuat dengan sangat sederhana, gerakan para penarinya pun masih sangat sederhana dan dilakukan secara spontan. Saat ini seni pertunjukan rakyat Sisingaan sudah sangat dikenal, tidak hanya di daerah subang saja. Di daerah sekitar kabupaten Subang pun bermunculan kelompok seniman Sisingaan. Kabupaten Subang sebagai daerah asal Sisingaan sangat gencar dalam mempromosikan kesenian ini.
Pada masa kini, seni pertunjukan rakyat Sisingaan lebih diartikan sebagai bagian dari hiburan rakyat. Seni pertunjukan rakyat Sisingaan umumnya dipentaskan dengan berkeliling kampung pada saat ada hajatan warga seperti acara khitanan, pelantikan pejabat desa, pernikahan dan acara-acara lainnya.
Seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang saat ini sudah diterima oleh masyarakat lokal, nasional bahkan internasional semakin rentan dengan assimilasi dan hilangnya nilai orisinalitas dari Sisingaan itu sendiri sehingga para pelaku seni ini harus mendorong pada pelestarian nilai filosofisnya dengan cara mempertunjukan seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang asli dari warisan kokolot Subang.
Ada beberapa alasan pokok mengapa penulis tertarik untuk mengkaji Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, antara lain :
1. Seni pertunjukan rakyat Sisingaan merupakan seni pertunjukan rakyat tradisional yang harus dilestarikan. Telah banyak bermunculan kelompok seniman Sisingaan yang berkembang salah satunya kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, namun perubahan-perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan ini dikhawatirkan mempengaruhi orisinalitas kesenian ini. Melihat perkembangan yang terjadi, penelitian ini diharapkan sebagai salah satu cara untuk tetap melestarikan kesenian tradisional.
2. Pada penelitian ini penulis ingin mengkaji apa saja perubahan-Perubahan Unsur-Unsur Senipertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman
(16)
Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang. Aspek yang ingin dikaji khususnya unsur-unsur yang ada pada penyajian seni pertunjukan rakyat Sisingaan seperti unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari.
3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru kepada generasi muda tentang seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang yang merupakan salah satu kelompok seniman Sisingaan yang berperan dalam melestarikan kesenian tradisional di Kabupaten Subang, apalagi seni pertunjukan rakyat Sisingaan merupakan kesenian sunda khas Subang yang perlu dijaga kelestariannya.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba untuk melakukan penelitian di daerah Subang, dengan menggali informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan khususnya unsur-unsur yang ada pada penyajian seni pertunjukan rakyat Sisingaan seperti unsur-unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari. Adapun judul dari penelitian penulis adalah “Perubahan Unsur -Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat).
(17)
1.2 Identifikasi Masalah
a. Seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang berkembang di Subang telah banyak mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat ini yaitu pada unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur tersebut antara lain unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari.
b. Dalam perkembangan seni pertunjukan rakyat Sisingaan mendorong banyaknya kelompok Sisingaan yang bermunculan di Kabupaten Subang. Salah satu kelompok seniman Sisingaan yang cukup dikenal adalah Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group yang beralamat di Padepokan Putra Jamparing Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Unsur-unsur yang mengalami perubahan tersebut antara lain unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari. c. Masyarakat dan kelompok Sisingaan yang ada di Kabupaten Subang telah
banyak yang menggunakan seni pertunjukan rakyat ini sebagai hiburan dan juga wadah kreativitasnya. Namun dalam pelestariannya para kelompok seniman Sisingaan tidak lepas dari berbagai tantangan dan kendala yang dialami oleh setiap kelompok seniman Sisingaan, begitu pula yang dialami kelompok seniman Putra Jamparing Group dalam mengembangkan unsur-unsur yang ada pada penyajian seni pertunjukan rakyat Sisingaan seperti unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas dengan berbagai permasalahan di dalamnya, maka penulis akan lebih memfokuskan penelitian ini, dan maka peneliti ingin mengetahui:
a. Bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat di Kabupaten Subang, Jawa Barat?
(18)
b. Bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang setelah mengalami perubahan?
c. Apa saja kendala yang dialami oleh kelompok Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang untuk menjaga eksistensinya dalam melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan rakyat Sisingaan? 1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang dimainkan oleh para kelompok seniman seni pertunjukan rakyat Sisingaan, khususnya perubahan unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari pada kelompok Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang.
1.4.2 Tujuan Khusus
Berpijak pada rumusan masalah, secara khusus peneliti memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang pada zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat Sunda yang ada di Subang, Jawa Barat,
b. Untuk mengetahui bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group saat ini di Kabupaten Subang, Jawa Barat,
c. Untuk memperoleh informasi apa saja kendala yang dialami oleh kelompok Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang untuk menjaga eksistensinya dalam melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
(19)
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis
Secara Teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan suatu gambaran dan pengetahuan tentang modifikasi budaya yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan di Subang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memaparkan dan mengulas dengan rinci mengenai perubahan unsur-unsur seni pertunjukan rakyat Sisingaan di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Peneliti berharap dapat memberikan sumbangan pemikiran yang mungkin dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan sebagai bahan kajian para insan akademik terutama untuk mengetahui lebih mendalam tentang seni pertunjukan rakyar Sisingaan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi diantaranya yang bermanfaat, yaitu :
a. Bagi peneliti, manfaat penelitian ini, yaitu: peneliti perlu mengangkat, memperkenalkan serta melestarikan seni pertunjukan rakyat Sisingaan ke masyarakat luas karena kesenian ini merupakan salah satu ciri khas Kota Subang yang memiliki nilai historis bagi masyarakatnya.
b. Bagi Masyarakat, manfaat penelitian ini, yaitu:
1) Meningkatkan rasa kecintaan masyarakat akan kesenian Sisingaan, 2) Mampu melestarikan dan menerapkan nilai-nilai budaya yang terkandung
dalam seni pertunjukan rakyat Sisingaan. c. Bagi institusi/jurusan
Sebagai salah satu sumber rujukan bagi para seniman Sisingaan untuk meningkatkan kreatifitas dalam budaya serta agar tetap melestarikan seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
d. Bagi pemerintah daerah, penelitian ini, yaitu:
1) Menjaga supaya kekayaan budaya di daerah tidak hilang ditengah arus globalisasi
2) Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata
(DISPORABUDPAR) Kabupaten Subang supaya memberikan apresiasi mengenai seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
(20)
1.6 Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri atas lima bab, pada setiap bab terdapat sub bab yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya mengenai penelitian yang berjudul
“Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi
Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)”.
Bab I berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian serta manfaat penelitian. Latar belakang penelitian berisi tentang hal-hal yang melatarbelakangi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat)”. Rumusan masalah penelitian berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan dibahas dalam pembahasan. Tujuan serta manfaat penelitian akan disajikan dalam bab I yaitu tujuan penelitian secara umum dan khusus serta, manfaat penelitian bagi peneliti, masyarakat, institusi, dan pemerintah.
Bab II dalam skripsi ini berisi tentang kajian pustaka, atau teori-teori yang menguatkan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teori yang mendukung dengan judul penelitian. Teori yang pertama yaitu teori kebudayaan, teori ini membahas tentang pengertian kebudayaan, teori perubahan sosial dan budaya, seni pertunjukan tradisional, dan seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
Bab III adalah metode penelitian yang berisi tentang prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian. Bab ini berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data, dan sub bab yang bterakhir adalah langkah-langkah penelitian.
Bab IV dalam skripsi ini merupakan jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian ini. Pada sub bab yang pertama menjelaskan tentang gambaran seni pertunjukan rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang pada zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pada sub bab yang kedua menjelaskan tentang bagaimanakah
(21)
seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat pada saat ini. Pembahasan terakhir yaitu bagaimanakah kendala yang dialami oleh kelompok Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang untuk menjaga eksistensinya dalam melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
Bab V adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi jawaban permasalahan dalam rumusan masalah secara rinci. Saran berisi saran-saran yang membangun terkait dengan penelitian baik untuk subjek penelitian, masyarakat atau kelompok seniman Sisingaan maupun untuk kemajuan seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
(22)
36
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang ditentukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian guna memperoleh data yang akurat dan valid dan sesuai dengan judul penelitian, diantaranya adalah menentukan:
3.1.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian pada salah satu kelompok seniman Sisingaan yaitu Putra Jamparing Group yang beralamat di Padepokan Putra Jamparing Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group ini berlokasi di rumah sang pendirinya yaitu di rumah Bapak Mumuk Kertamukti di Blok Cibogo.
3.1.2 Subjek Penelitian
Menentukan subjek penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian, karena dari subjek penelitian itulah peneliti akan mendapatkan data-data yang diperluakan dalam penelitian. Subjek penelitian dapat pula disebut dengan informan penelitian yang merupakan sumber informasi yang diperlukan oleh peneliti.
Subjek dalam penelitian dengan judul Perubahan Unsur-unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan (Studi Kasus pada Kelompok Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat) adalah kelompok Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang yang dipimpin oleh Bapak Mumuk Kertamukti. Bapak Mumuk Kertamukti adalah pimpinan sekaligus pendiri dari kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group yang telah didirikan sejak Tahun 1997. Melalui tangan dingin Bapak Mumuk Kertamukti kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group ini tetap bertahan hingga saat ini. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain karena Putra Jamparing Group merupakan salah satu kelompok seniman Sisingaan yang telah lama berdiri dan telah berpengalaman dalam melestarikan seni pertunjukan rakyat Sisingaan dengan melakukan kegiatan hiburan seni pertunjukan rakyat Sisingaan. Putra Jamparing Group juga
(23)
37
merupakan peraih juara ke 1 pada Festival Sisingaan Tingkat Kabupaten Subang pada tahun 2001. Selain prestasi tersebut masih banyak lagi prestasi-prestasi yang telah diraih oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group.
3.2 Pendekatan dan Metode Penelitian 3.2.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian terhadap munculnya fenomena perubahan unsur-unsur seni pertunjukan rakyat Sisingaan khususnya pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang. Peneliti ingin mengkaji bagaimanakah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang. Penelitian ini merupakan suatu langkah-langkah yang sistematis untuk mencapai pengetahuan yang benar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan dimana manusia adalah sebagai alat penelitian. Pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah manusia atau masyarakat. Dalam penelitian kualitatif manusia merupakan unsur atau instrumen yang utama karena manusia menjadi pusat dari keseluruhan penelitian. Manusia sekaligus berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir yang kemudian keseluruhan penelitian tersebut akan disajikan dalam sebuah laporan.
Pengertian mengenai metode penelitian kualitatif juga disampaikan oleh Sugiyono (2010, hlm. 1) yang menjelaskan bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Menurut pendapat di atas, metode penelitian kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data dengan triangulasi dan analisis data yang bersifat induktif. Melalui teknik pengumpulan data tersebut akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih menekankan pada makna dari topik yang dipilih peneliti.
(24)
38
Sedangkan menurut Nasution (2003, hlm. 5) hakikat “penelitian kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk mengamati orang dalam lingkungan
kehidupannya”. Hal-hal yang diamati dari manusia antara lain proses interaksi mereka. Melalui penelitian peneliti berusaha memahami bahasa dan tafsiran suatu objek penelitian tentang dunia sekitarnya. Sedangkan menurut Creswell (2010, hlm. 4), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu:
Metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian ini melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari data partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang induktif, berfokus terhadap makna individual.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti memandang bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat digunakan dalam penelitian ini. Beberapa alasan yang mendasari penggunaan pendekatan kualitatif ini yaitu pertama, permasalahan
yang dikaji dalam penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat)” membutuhkan
sejumlah data lapangan yang sifatnya kontekstual dan aktual yang nantinya akan didapatkan salah satunya dengan cara terjun langsung ke lapangan. Kedua, melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan, kemudian berinteraksi dan ikut ke dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan seni pertunjukan rakyat Sisingaan melalui pra penelitian dan kemudian dilanjutkan dengan penelitian yang sesungguhnya, guna peneliti memahami dan menggali mengenai seni pertunjukan rakyat Sisingaan, karena sebelumnya peneliti tidak mengetahui banyak hal mengenai seni pertunjukan rakyat Sisingaan tersebut. Ketiga, dalam pendekatan kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti. Melalui pendekatan ini peneliti dapat melakukan adaptasi yang lebih mendalam sehingga memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah mengenai penelitian ini. Keempat, melalui pendekatan kualitatif peneliti berharap dapat
(25)
39
melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai seni pertunjukan rakyat Sisingaan sehingga diharapkan dapat memperoleh data yang akurat yang nantinya didapatkan di lapangan. Peneliti berharap melalui pendekatan kualitatif ini dapat melakukan penelitian secara maksimal, dengan begitu peneliti dapat menyajikan hasil penelitian yang ilmiah dan empirik.
Penelitian kualitatif memiliki beberapa unsur dan elemen yang membentuknya. Unsur atau elemen desain penelitian kualitatif dalam Zuriah (2006, hlm. 109) adalah sebagai berikut:
a. Penentuan fokus penelitian (Initial Fokus for Inquiry); b. Penyesuaian paradigma dengan fokus penelitian;
c. Penyesuaian paradigma dengan teori substantif yang dipilih; d. Penentuan di mana dan dari siapa data akan dikumpulkan; e. Penentuan fase penelitian secara berurutan;
f. Penentuan instrumentasi;
g. Perencanaan pengumpulan dan perekaman data; h. Perencanaan prosedur analisis;
i. Perencanaan logistik; j. Rencana pemeriksaan data;
Dari penjelasan mengenai pendekatan kualitatif di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan proses untuk memahami metodologi penelitian tertentu mengenai masalah sosial maupun manusia. Penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang,
Jawa Barat)” dipandang sangat tepat menggunakan metode penelitian kualitatif guna mendapatkan hasil penelitian yang ilmiah dan empirik.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman
Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat)” adalah
studi kasus. Menurut Arikunto (2006, hlm. 215) metode studi kasus apabila ditinjau dari lingkup wilayahnya, penelitian kasus hanya meliputi wilayah yang sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian studi kasus ini dapat menggali lebih mendalam dan dapat pula digunakan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusunnya, mengklasifikasikannya, kemudian menginterpretasikannya.
(26)
40
Menurut Mulyana (2010, hlm. 201) mengenai studi kasus, bahwa:
Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti.
Sedangkan menurut Ratna (2010, hlm. 193) studi kasus mempunyai beberapa jenis, yaitu:
Jenis studi kasus ada dua macam, yaitu: a) studi kasus tunggal, dan b) studi kasus majemuk atau kolektif. Studi kasus pertama memungkinkan untuk melakukan penelitian secara mendalam. Studi kasus ini pada umumnya bersifat eksploratif, terfokus pada sejumlah kecil kejadian. Sebaliknya, studi kasus kedua memberikan kemungkinan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan antar kasus.
Dengan menggunakan metode penelitian studi kasus diharapkan dapat memaksimalkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Yaitu, mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan, kemudian menginterpretasikan data-data
yang didapat dalam penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat)”
Pendapat lain mengenai apa yang disebut dengan studi kasus juga diungkapkan oleh Danial (2009, hlm. 63) berpendapat bahwa:
Metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi, dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.
Sesuai dengan pendapat di atas metode studi kasus dilakukan untuk penelitian yang meliputi subjek yang khas, yaitu subjek yang belum tentu ada di
tempat lain. Sesuai dengan penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat)”, subjek dan objek penelitian ini hanya terdapat di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang. Sehingga menurut peneliti metode penelitian yang paling cocok untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi kasus.
(27)
41
3.4 Defini Operasional
3.4.1 Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah hal yang lumrah terjadi pada masyarakat. Perubahan kebudayaan dapat disimpulkan sebagai suatu situasi yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda. Ketidaksesuaian tersebut kemudian dapat menyebabkan fungsi-fungsi yang ada tidak serasi lagi di masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur kebudayaan yang ada pada suatu masyarakat sebagai bentuk penyesuaian yang dilakukan agar tetap bertahan di masyarakat.
3.4.2 Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan rakyat adalah suatu karya seni yang di dalamnya melibatkan aksi individu atau kelompok. Penampilan atau pertunjukan yang dilakukan pada seni pertunjukan seringkali melibatkan penonton, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara pelaku seni pertunjukan dengan para penonton.
3.4.3 Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan
Seni pertunjukan rakyat Sisingaan adalah salah satu kesenian khas Kabupaten Subang yang ditampilkan dengan menggunakan ikon boneka berbentuk singa yang diusung oleh beberapa orang. Kesenian ini seringkali ditampilkan pada saat khitanan.
3.5 Tahap Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan suatu persiapan dan perencanaan yang sistematis. Hal tersebut untuk memudahkan peneliti untuk melaksanakan penelitian agar dapat mencapai tujuan yang telah diharapkan dan dapat memperoleh kebenaran. Peneliti telah menentukan langkah-langkah penelitian
yang berjudul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang) sebegai berikut:
3.5.1 Tahap Pra Penelitian
Pada tahap pra penelitian, peneliti melakukan pemilihan masalah, menentukan judul penelitian dan memilih lokasi penelitian. Dalam penelitia ini
(28)
42
peneliti memilih lokasi pada Padepokan Putra Jamparing Group yang beralamat di Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang.
Pada tahap pra penelitian ini dilakukan studi pendahuluan untuk melihat dan mendapatkan gambaran awal mengenai subjek penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap wilayah yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi mengenai wilayah penelitian. Peneliti melakukan wawancara pada pihak-pihak yang dianggap mengetahui subjek penelitian sebagai gambaran awal dari penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap pra penelitian peneliti melakukan studi pendahuluan dengan cara melakukan survei lokasi dan melakukan dialog dengan beberapa orang di sekitar Blok Cibogo untuk mendapatkan gambaran menganai kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group.
Melalui tahap pra penelitian ini peneliti berharap dapat menguasai bagaimana lokasi dan subjek penelitian. Dengan begitu peneliti berharap dapat menentukan strategi-strategi yang nantinya dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan guna mendapatkan data yang akurat dan benar.
3.5.2 Tahap Perizinan Penelitian
Untuk mendapatkan legalitas penelitian, maka peneliti terlebih dahulu melakukan prosedur perizinan dalam penelitian. Prosedur perizinan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan surat pengantar permohonan izin penelitian kepada Program Studi Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia yang kemudian diteruskan kepada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.
b. Mengajukan surat pengantar permohonan izin penelitian kepada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia yang ditujukan kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Subang.
c. Mengajukan pembuatan surat pemberitahuan penelitian kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Subang yang ditujukan kepada Ketua Kelompok Sisingaan Putra Jamparing Group
(29)
43
Kelurahan Dangdeur, Kabupaten Subang yang beralamat di Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang.
d. Menyerahkan surat rekomendasi kepada Ketua Padepokan Putra Jamparing Group yang beralamat di Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang.
e. Konfirmasi dari Padepokan Putra Jamparing Group untuk dapat melakukan penelitian di wilayahnya.
3.5.3 Tahap Perlaksanaan Penelitian
Tahapan yang dilakukan setelah tahap pra penelitian adalah tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan penelitian ini. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu teknik wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan teknik literatur. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti antara lain:
a. Menghubungi pimpinan Padepokan Putra Jamparing Group untuk mengkonfirmasi melakukan penelitian di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group.
b. Memilih responden yang kompeten mengenai seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group untuk dilakukan proses wawancara.
c. Mengadakan wawancara dengan responden yang telah ditentukan mengenai seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group.
d. Membuat catatan yang berkaitan dengan penelitian. Catatan tersebut antara lain adalah hasil wawancara dengan responden.
e. Melakukan observasi dan studi dokumentasi pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan yang dilakukan oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group. Studi dokumentasi dilakukan peneliti dengan melihat foto-foto, video-video, dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group.
(30)
44
Penelitian dilaksanakan penulis terhadap kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group yang beralamat di Padepokan Putra Jamparing Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang.
Sebagai gambaran, proses penelitian yang akan dilakukan peneliti dapat digambarkan dalam bagan alur penelitian seperti di bawah ini:
Gambar. 3.3 Bagan Alur Penelitian Tahap persiapan
Membuat surat izin penelitian
MembuatInstrumenpenelitian
RevisiInstrumenpenelitian
Menarik kesimpulan Menganalisis data hasil penelitian
Tahapan akhir
Studidokumentasi Observasi
Wawancara
Tahap pelaksanaan penelitian Permohonan izin penelitian
(31)
45
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan valid, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data di lapangan antara lain:
3.6.1 Wawancara Mendalam
Teknik wawancara merupakan salah satu cara untuk menggali informasi yang dilakukan secara lisan dari narasumber. Melalui wawancara, sumber-sumber lisan dapat diungkapkan dari narasumber atau pelaku sejarah langsung.
Menurut Mulyana (2010, hlm. 180) “wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.”
Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancarai narasumber yaitu kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara mendalam, wawancara mendalam ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari narasumber. Peneliti menjadwalkan beberapa kali wawancara agar informasi yang didapatkan lebih lengkap dan akurat. Teknik wawancara ini dilakukan dengan jangka waktu yang telah ditentukan yaitu selama lebih dari 1 bulan. Selama proses pengumpulan data ini peneliti melakukan wawancara mengenai unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat di Kabupaten Subang, Jawa Barat, selain itu peneliti juga melakukan wawancara mengenai unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang setelah mengalami perubahan. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara mengenai kendala yang dialami oleh kelompok Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang untuk menjaga eksistensinya dalam melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan rakyat Sisingaan. Proses wawancara ini dilakukan dengan mewawancarai para pengurus kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group dan juga pimpinan kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group.
(32)
46
Wawancara memiliki beberapa jenis dan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu wawancara secara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dapat dilakukan dengan cara pewancara menyampaikan beberapa petanyaan yang sudah disiapkan. Peneliti dengan teknik wawancara terstruktur biasanya telah mengetahui apa saja informasi yang akan digali dari informan, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada informan telah dipersiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur lebih memberikan kelonggaran bagi informan dan pewawancara untuk bertanya jawab.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 130) bahwa wawancara
terstruktur adalah “ wawancara yang pewawancaranya sendiri menetapkan sendiri
masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan”. Untuk itu peneliti menyusun pertanyaan wawancara dengan ketat, hal tersebut dimaksudkan untuk menggali informasi sesuai dengan kebutuhan dan dapat memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.
Menurut Patton (dalam Moleong, 2005, hlm. 187) wawancara dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok yaitu: “(a) wawancara pembicaraan informal, (b)
pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan (c) wawancara baku
terbuka”. Pembagian yang dilakukan oleh Patton adalah pembagian berdasarkan atas perencanaan yang dilakukan oleh peneliti.
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara dan wawancara baku terbuka. Maksud jenis wawancara pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara menurut Moleong (Moleong, 2005, hlm. 187-188) adalah:
Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Demikian pula penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya.
Sedangkan wawancara baku terbuka menurut Moleong (2005, hlm. 188) bahwa: Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman (probing) terbatas, dan hal itu bergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara.
(33)
47
Melalui wawancara penulis berusaha menggali informasi yang tidak dapat didapatkan melalui observasi. Wawancara ini dilakukan kepada pimpinan dan anggota kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang. Selain wawancara mendalam yang dilakukan peneliti, peneliti juga melakukan wawancara terbuka selama dilakukannya penelitian pada akhir Maret 2015 hingga awal Mei 2015. Melalui wawancara terbuka ini memungkinkan peneliti untuk membahas hal-hal yang ditemukan dan berkaitan dengan judul penelitian selama penelitian berlangsung, sehingga dapat menambah informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara akan dilakukan di padepokan Putra Jamparing Group yang bertempat di rumah ketua Padepokan Putra Jamparing Group.
Wawancara yang dilakukan yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan. Wawancara dilakukan di Padepokan Putra Jamparing Group di daerah Blok Cibogo, Kelurahan Dangdeur, Subang. Sebelum melakukan wawancara peneliti telah terlebih dahulu melakukan perizinan dan menentukan jadwal wawancara dengan narasumber.
3.6.2 Observasi (Pengamatan)
Menurut Narbuko (2009, hlm. 70) “pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara rinci dan sistematik gejala-gejala yang sedang menjadi topik penelitian.”
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi atau pengamatan ini untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten
Subang Jawa Barat)”. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi langsung
dan tidak langsung.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi langsung dengan cara peneliti berpartisipasi langsung serta mengamati bagaimana kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group dalam menampilkan seni pertunjukan rakyat Sisingaan. Sedangkan observasi tidak langsung yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara mengamati melalui video-video dokumentasi yang dimiliki oleh
(34)
48
kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group sehingga dapat dilihat bagaimana seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ditampilkan oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang. Observasi ini akan dilakukan selama penelitian yaitu pada akhir Maret 2015 hingga awal Mei 2015.
Pada proses observasi, peneliti banyak menonton video dan dokumentasi yang dimiliki oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai bagaimana seni pertunjukan rakyat sisingaan yang ditampilkan oleh Putra Jamparing Group. Dengan cara ini, peneliti dapat menyimpulkan apa saja perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group.
3.6.3 Studi Dokumentasi
Pada studi dokumentasi ini yang akan dipelajari adalah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan seni pertunjukan rakyat Sisingaan di Subang. Studi dokumentasi ini dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah dokumen yang ada pada setiap kelompok seni Sisingaan, dari dokumen tersebut dapat diketahui bagaimana gambaran tentang masing-masing kelompok seni pertunjukan rakyat Sisingaan tersebut. Studi dokumentasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada di kelompok seniman Putra Jamparing Group pada zaman dahulu. Melalui studi dokumentasi peneliti mengharapkan mendapatkan gambaran mengenai bagaimana seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada di kelompok seniman Putra Jamparing Group pada zaman dahulu. Dokumentasi yang akan dipelajari oleh peneliti dapat berupa foto-foto saat kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group tampil, video-video, artikel-artikel, dokumen-dokumen dan lain sebagainya yang berkaitan dengan seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ditampilkan kelompok seniman Putra Jamparing Group pada zaman dahulu sebelum mengalami perubahan.
(35)
49
3.6.4 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk menyandingkan beberapa teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan mengkaji teori-teori dari berbagai sumber yang berkaitan dengan judul
“Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat). salah satu buku yang digunakan penulis dalam studi literatur ini adalah buku yang diterbitkan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. Buku dengan judul “Bunga
Rampai Sejarah dan Kebudayaan” ini berisi berbagai artikel yang membahas
tentang kebudayaan Sunda, salah satunya adalah seni pertunjukan rakyat Sisingaan. Buku ini sangan membantu penelti dalam menggambarkan bagaimana seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada pada saat ini di Kota Subang Jawa Barat.
3.7 Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam studi kasus dilakukan dengan cara analisis kualitatif, yaitu suatu teknik analisis data dengan memahami makna dibalik data yang tampak atau mencari kualitas dari penelitian, sehingga pada akhirnya akan diperoleh simpulan penelitian secara induktif, yaitu menarik kesimpulan dari hal yang bersifat khusus menjadi hal yang bersifat umum.
Dalam proses analisis data peneliti melakukan pengkajian secara keseluruhan terhadap seluruh proses pengumpulan data yaitu wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam analisis data yang dilakukan peneliti antara lain reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Untuk menganalisis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan perbandingan akan gambaran seni pertunjukan rakyat Sisingaan di Kabupaten Subang pada zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat di Kabupaten Subang dan gambaran seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang berkembang saat ini di Kabupaten Subang, serta makna yang terkandung pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan di Kabupaten Subang
(36)
50
Tabel 3.1 Teknik Analisis Data
No. Tujuan Penelitian Data Temuan
1. Mengetahui bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang pada zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat Sunda yang ada di Subang, Jawa Barat
Unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra dan sinden,
pertunjukan atau
penyajian, serta unsur tari pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan di
kelompok seniman
Sisingaan Putra
Jamparing Group
Kabupaten Subang
2. Mengetahui bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group saat ini di Kabupaten Subang, Jawa Barat
Unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra dan sinden,
pertunjukan atau
penyajian, serta unsur tari pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan di
kelompok Seniman
Sisingaan Putra
Jamparing Group saat ini di Kabupaten Subang, Jawa Barat
3. Mengetahui apa saja kendala yang dialami oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing
Group dalam melestarikan dan
Adanya keterbatasan
dana untuk
(37)
51
mengembangkan unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang Jawa Barat.
kreativitas dan
melakukan re-generasi
Menurut Miles dan Huberman (1992, hlm. 16) untuk analisis data terdiri dari tiga proses kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.
a. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini peneliti mencari dan mencatat informasi-informasi yang diperlukan baik berbagai jenis data dan bentuk data yang ada dilapangan secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Data yang diperoleh selama pengumpulan data di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group adalah gambaran bagaimana seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada awal-awal terbentuk dan bagaimana gambaran seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada saat ini setelah banyak mengalami perkembangan.
b. Reduksi Data
Langkah selanjutnya adalah reduksi data. Menurut Miles dan Huberman (1992, hlm. 15-16) yaitu “suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik dan
diverifikasi”. Reduksi data merupakan suatu proses yang di dalamnya terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu proses pemilihan, pemutusan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Dengan kata lain reduksi data dapat diartikan sebagai pemilihan data atau proses memilih hal-hal yang pokok berdasarkan hasil penelitian di salah satu kelompok seniman Sisingaan yaitu Putra Jamparing group.
(38)
52
c. Penyajian Data
Proses kelanjutan yang harus dilakukan setelah reduksi data yaitu penyajian data. Proses penyajian data dapat dilakukan dengan menyusun sekumpulan informasi sehingga mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan. Menurut Miles dan Huberman (1992, hlm. 17-18), “ penyajian data merupakan analisis merancang deretan dan kolom-kolom dalam sebuah matriks untuk data kualitatif dan menentukan jenis dan bentuk data yang dimasukan dalam kotak-kotak
matriks”. Melalui penyajian data, peneliti menyajikan data secara deskriptif baik berupa teks maupun gambar-gambar sehingga dapat dilihat dan mudah dipahami. d. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Proses yang dilakukan peneliti setelah penyajian data adalah menarik kesimpulan. Tahap menarik kesimpulan merupakan tahapan terakhir pada penelitian kualitatif ini. Dengan menarik kesimpulan maka dapat memberi gambaran tentang jawaban dari rumusan yang telah dibuat oleh peneliti. Pada tahap menarik kesimpulan, peneliti akan menarik kesimpulan mengenai perubahan apa yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group. Penarikan kesimpulan ini adalah berdasarkan pada data dan informasi yang telah didapatkan di lapangan. 3.8 Uji Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan oleh penulis diperlukan uji keabsahan data. Moleong (2007, hlm. 324) berpendapat bahwa:
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaituderajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
Melalui validitas data dapat membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Sehingga peneliti dapat memastikan keakuratan data yang didapat.
Beberapa teknik pemeriksaan atau uji validitas data dapat dikemukakan dalam tabel berikut ini:
(39)
53
Tabel 3.2
Teknik pemeriksaan keabsahan data
KRITERIA TEKNIK PEMERIKSAAN
Kredibilitas
(derajat kepercayaan)
(1) Perpanjangan keikut-sertaan (2) Ketekunan pengamatan (3) Triangulasi
(4) Pengecekan sejawat (5) Kecukupan referensial (6) Kajian kasus negatif (7) Pengecekan anggota
Kepastian (8) Uraian rinci
Kebergantungan (9) Audit kebergantungan
Kepastian (10) Audit kepastian
Dari berbagai macam teknik yang dapat digunakan untuk uji validitas data, teknik yang digunakan oleh peneliti adalah pengecekan anggota dan triangulasi. 1. Pengecekan anggota (member check)
Pengecekan anggota yang dilakukan peneliti meliputi pengecekan data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan. Dalam Moleong (2007, hlm. 335) diungkapkan bahwa pengecekan terhadap anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting. Pengecekan yang dilakukan juga bertujuan sebagai pemeriksaan derajat kepercayaan. Pengecekan secara informal melalui member check dapat bermanfaat dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Menyediakan kesempatan untuk mempelajari secara sengaja apa yang dimaksudkan oleh responden dengan jalan bertindak dan berlaku secara tertentu atau memberikan informasi tertentu.
b. Memberikan kesempatan kepada responden untuk segera memperbaiki kesalahan dari data menantang suatu penafsiran yang barangkali salah.
(40)
54
c. Memberikan kesempatan bagi responden agar dapat memberikan data
tambahan karena dengan memberikan „konsep‟ tulisan peneliti,
responden barangkali akan mengingat lagi hal-hal lain yang belum terpikirkan pada waktu yang lalu.
d. Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mencatat persetujuan atau keberatan responden sehingga, jika terjaid persoalan, misalnya keberatan dari pihak responden, di kemudian hari dijadikan bukti tertulis yang dapat diandalkan.
e. Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengikhtisarkan hasil perolehan sementaranya yang memudahkannya untuk melangkah kepada analisis data.
f. Memberikan kesempatan bagi responden untuk mengadakan penilaian terhadap keseluruhan kecukupan data secara menyeluruh dan mengeceknya dengan data dari pihak dirinya sendiri.
Pengecekan anggota dapat dilakukan baik secara formal maupun secara informal. Para anggota yang yang terlibat yang mewakili rekan-rekan mereka dapat dimanfaatkan untuk memberikan tanggapan atas wawancara yang telah dilakukan terhadap anggota atau rekannya.
2. Triangulasi
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah triangulasi. Teknik pengumpulan data melalui triangulasi dapat diartikan sebagai teknik yang bersifat penggabungan dari beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut selaras dengan pendapat yang disampaikan oleh Sugiyono (2011, hlm. 330) bahwa:
Bila peneliti menggunakan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Teknik triangulasi dapat pula disebut teknik penggabungan, yaitu dengan menggabungkan data dengan menggunakan teknik yang berbeda. Namun, dalam proses triangulasi ini perolehan data bersumber pada sumber data yang sama.
Menurut Putra (2012, hlm. 189) mengenai triangulasi, bahwa:
Dalam bahasa sehari-hari triangulasi dikenal dengan istilah cek dan ricek yaitu pengecekan data menggunakan beragam sumber, teknik, dan waktu. Beragam teknik berarti penggunaan berbagai cara secara bergantian untuk memastikan apakah datanya memang benar.
(41)
55
Langkah triangulasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengecek kembali data yang didapatkan melalui proses wawancara dengan melakukan observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur sehingga dapat diperoleh data yang objektif dan dapat dianggap valid.
Sedangkan menurut Ratna (2010, hlm. 242) tentang triangulasi, bahwa: Dalam triangulasi data misalnya, data pertama tidak harus dianggap sebagai sudah valid, tetapi justru harus diragukan kebenarannya, sehingga perlu diuji melalui data lain dengan sumber yang berbeda, demikian seterusnya, sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat dianggap objektif.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti harus melakukan suatu pengujian atau pemantapan terhadap data yang diperoleh sebelum data tersebut dianggap valid dan sesuai. Oleh karena itu diperlukan sumber data yang berbeda dan metode pengumpulan data yang berbeda pula untuk menguji data tersebut. Melalui triangulasi dapat membantu peneliti untuk menghilangkan keraguan peneliti mengenai validitas data yang didapatkan.
Tujuan utama dari dilakukannya triangulasi adalah untuk mendapatkan suatu kebenaran yang dapat dipastikan. Melalui triangulasi diharapkan peneliti mendapatkan hasil yang valid. Proses triangulasi yang akan dilakukan peneliti yaitu dengan menggabungkan beberapa metode yaitu metode wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur untuk mengkaji hal-hal apa saja yang di dapat dari narasumber agar dapat menguji informasi yang diberikan oleh narasumber. Melalui triangulasi ini akan membantu peneliti dalam mendapatkan data dan informasi yang teruji.
Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian triangulasi di atas, maka peneliti akan menghubungkan beberapa metode yaitu metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk mendapatkan data yang valid dan teruji dengan benar. Data-data yang didapatkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi akan dihubungkan satu sama lain untuk menguji data tersebut. Dengan melalui tahap triangulasi ini akan membantu peneliti dalam menentukan kebenaran dari data yang diperoleh di lapangan.
(42)
98
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 SIMPULAN
5.1.1 Simpulan Umum
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya oleh peneliti, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat sisingaan yang ditampilkan oleh Putra Jamparing Group. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut terutama pada unsur-unsur pembentuk seni pertunjukan rakyat sisingaan yaitu pada unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari.
Seiring berjalannya waktu seni pertunjukan rakyat sisingaan ini mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan yang terjadi pada unsur-unsur seni pertunjukan rakyat sisingaan ini dapat diartikan sebagai dampak dari perkembangan masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Subang. Melalui perubahan-perubahan yang dilakukan oleh para seniman membuat seni pertunjukan rakyat sisingaan ini tetap diterima dan digemarileh masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti di kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group dapat diketahui bahwa seniman sisingaan Putra Jamparing Group memasukkan beberapa unsur-unsur modern dan unsur-unsur tradisional yang dikombinasikan sehingga menghasilkan seni pertunjukan rakyat sisingaan yang lebih kreatif dan masih bertahan hingga saat ini.
5.1.2 Simpulan Khusus
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya oleh peneliti, maka secara khusus dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat sisingaan yang ditampilkan oleh Putra Jamparing Group yaitu:
a. Unsur seni rupa dan busana pengusung yang ada pada Putra Jamparing Group di awal-awal terbentuknya masih sangat sederhana. Pertama kali Putra Jamparing Group menggunakan tali rafia dan kayu yang dibentuk seperti seekor singa. Penggunaan rafia dinilai kurang awet dan tidak memenuhi
(43)
99
unsur estetis sehingga kemudian diganti dengan benang woll yang digunakan untuk membentuk rambut singa, sedangkan badan boneka singa menggunakan kayu yang diwarnai dengan cat kayu. Saat ini boneka singa dibuat lebih estetis dengan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat boneka sehingga lebih nyaman dan semakin mirip dengan aslinya. Busana yang dipakai juga semakin beragam warnanya. Saat ini busana pengusung yang digunakan tidak hanya sekedar untuk kostum tampil namun, Putra Jamparing Group memiliki banyak kostum yang dapat disewakan dan dapat berganti-ganti warna saat tampil.
b. Unsur widitra (karawitan) dan sinden yang ada pada Putra Jamparing Group di awal-awal terbentuknya masih sangat sederhana, karena menggunakan alat-alat tradisional. Alat musik yang digunakan masih tradisional dan menggunakan toa sebagai pengeras suara. Saat ini Putra Jamparing telah semakin modern dengan menggunakan kereta musik yang dilengkapi dengan sound system. Alat musik modern seperti guitar listrik dan bass juga dikombinasikan dengan alat musik tradisional. Lagu yang dinyanyikan oleh sinden tidak terbatas pada lagu tradisional saja namun juga lagu modern seperti lagu dangdut, pop, dan lain-lain.
c. Unsur gerak tari yang ada pada seni pertunjukan rakyat sisingaan Putra Jamparing Group pada saat ini sudah semakin kreatif. Selain atraksi yang semakin variatif juga terdapat kombinasi gerakan jaipongan pada pertunjukan sisingaa Putra Jamparing Group. Atraksi-atraksi yang dilakukan semakin menarik penonton sehingga tertarik untuk menyaksikan seni pertunjukan rakyat sisingaan yang ditampilkan. Melalui inovasi dan kreasi yang dilakukan oleh Putra Jamparing Group ini diharapkan mampu bersaing dengan seni pertunjukan rakyat sisingaan yang ditampilkan oleh kelompok seniman sisingaan lainnya. Selain itu inovasi dan kreasi yang dilakukan juga dijadikan ciri khas bagi Putra Jamparing Group.
(44)
100
5.2 IMPLIKASI
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, maka penulis berpendapat bahwa implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: perubahan unsur-unsur yang terjadi di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group meliputi perubahan pada unsur-unsur seni petunjukan rakyat Sisingaan. Perubahan itu terjadi pada unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur karawitan (widitra) dan sinden, dan juga unsur gerak tari. Perubahan yang terjadi pada unsur-unsur seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group merupakan salah satu upaya untuk menjaga eksistensi seni pertunjukan rakyat Sisingaan ini dimasyarakat dan agar dapat bersaing dengan kelompok seniman Sisingaan lain banyak terdapat di Kabupaten Subang. Dalam perubahan yang terjadi pada unsur-unsur seni pertunjukan Sisingaan masih terdapat adanya hambatan untuk semakin meningkatkan penampilan seni pertunjukan rakyat Sisingaan, yaitu ketersediaan dana untuk meningkatkan penampilan dan peralatan tampil yang dimiliki oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group.
5.3 REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan, penulis mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:
1. Dalam rangka melestarikan seni pertunjukan rakyat sisingaan, sebaiknya dilakukan regenerasi terhadap seni pertunjukan rakyat sisingaan ini agar nantinya kesenian ini tetap dapat dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Subang dan tidak hilang seiring berjalannya waktu.
2. Sebagai usaha dalam mengembangkan dan melestarikan seni pertunjukan rakyat sisingaan, inovasi dan kreasi harus terus dilaksanakan untuk lebih mengembangkan seni pertunjukan rakyat sisingaan ini agar lebih menarik dan digemari masyarakat.
3. Hendaknya pemerintah dapat memberikan dukungannya dengan memberikan wadah bagi para seniman sisingaan ini untuk mengekspresikan kreatifitasnya dengan mengadakan festival-festival rutin agar seni pertunjukan rakyat sisingaan ini tetap berjaya di Kabupaten Subang.
(1)
unsur estetis sehingga kemudian diganti dengan benang woll yang digunakan untuk membentuk rambut singa, sedangkan badan boneka singa menggunakan kayu yang diwarnai dengan cat kayu. Saat ini boneka singa dibuat lebih estetis dengan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat boneka sehingga lebih nyaman dan semakin mirip dengan aslinya. Busana yang dipakai juga semakin beragam warnanya. Saat ini busana pengusung yang digunakan tidak hanya sekedar untuk kostum tampil namun, Putra Jamparing Group memiliki banyak kostum yang dapat disewakan dan dapat berganti-ganti warna saat tampil.
b. Unsur widitra (karawitan) dan sinden yang ada pada Putra Jamparing Group di awal-awal terbentuknya masih sangat sederhana, karena menggunakan alat-alat tradisional. Alat musik yang digunakan masih tradisional dan menggunakan toa sebagai pengeras suara. Saat ini Putra Jamparing telah semakin modern dengan menggunakan kereta musik yang dilengkapi dengan sound system. Alat musik modern seperti guitar listrik dan bass juga dikombinasikan dengan alat musik tradisional. Lagu yang dinyanyikan oleh sinden tidak terbatas pada lagu tradisional saja namun juga lagu modern seperti lagu dangdut, pop, dan lain-lain.
c. Unsur gerak tari yang ada pada seni pertunjukan rakyat sisingaan Putra Jamparing Group pada saat ini sudah semakin kreatif. Selain atraksi yang semakin variatif juga terdapat kombinasi gerakan jaipongan pada pertunjukan sisingaa Putra Jamparing Group. Atraksi-atraksi yang dilakukan semakin menarik penonton sehingga tertarik untuk menyaksikan seni pertunjukan rakyat sisingaan yang ditampilkan. Melalui inovasi dan kreasi yang dilakukan oleh Putra Jamparing Group ini diharapkan mampu bersaing dengan seni pertunjukan rakyat sisingaan yang ditampilkan oleh kelompok seniman sisingaan lainnya. Selain itu inovasi dan kreasi yang dilakukan juga dijadikan ciri khas bagi Putra Jamparing Group.
(2)
5.2 IMPLIKASI
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, maka penulis berpendapat bahwa implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: perubahan unsur-unsur yang terjadi di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group meliputi perubahan pada unsur-unsur seni petunjukan rakyat Sisingaan. Perubahan itu terjadi pada unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur karawitan (widitra) dan sinden, dan juga unsur gerak tari. Perubahan yang terjadi pada unsur-unsur seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group merupakan salah satu upaya untuk menjaga eksistensi seni pertunjukan rakyat Sisingaan ini dimasyarakat dan agar dapat bersaing dengan kelompok seniman Sisingaan lain banyak terdapat di Kabupaten Subang. Dalam perubahan yang terjadi pada unsur-unsur seni pertunjukan Sisingaan masih terdapat adanya hambatan untuk semakin meningkatkan penampilan seni pertunjukan rakyat Sisingaan, yaitu ketersediaan dana untuk meningkatkan penampilan dan peralatan tampil yang dimiliki oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group.
5.3 REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan, penulis mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:
1. Dalam rangka melestarikan seni pertunjukan rakyat sisingaan, sebaiknya dilakukan regenerasi terhadap seni pertunjukan rakyat sisingaan ini agar nantinya kesenian ini tetap dapat dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Subang dan tidak hilang seiring berjalannya waktu.
2. Sebagai usaha dalam mengembangkan dan melestarikan seni pertunjukan rakyat sisingaan, inovasi dan kreasi harus terus dilaksanakan untuk lebih mengembangkan seni pertunjukan rakyat sisingaan ini agar lebih menarik dan digemari masyarakat.
3. Hendaknya pemerintah dapat memberikan dukungannya dengan memberikan wadah bagi para seniman sisingaan ini untuk mengekspresikan kreatifitasnya dengan mengadakan festival-festival rutin agar seni pertunjukan rakyat sisingaan ini tetap berjaya di Kabupaten Subang.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Creswell, J. W. (2010). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danial, E. dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pkn-FPIPS.
Effendi, R. dan Malihah, E. (2011). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV Maulana Media Grafika. Herimanto, W. (2010). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Khayam, U. (2000). Seni Pertunjukan Kita, Global Lokal, Jurnal Seni
Pertunjukan Indonesia. Bandung: MSPI.
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Kuntjara, E. (2006). Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kurnia, G. dan Nalan A.S. (2003). Deskripsi Kesenian Jawa Barat. Bandung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat dan Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD.
Maryati, K. dan Juju S. (2007). Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta: PT. Glora Aksara.
Miles, B. B. dan Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Ramaja Rosdakarya.
. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Ramaja Rosdakarya.
. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(4)
Muhsin, M. (2010). Bunga Rampai Sejarah dan Kebudayaan (Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung). Bandung: CV. Upakarti.
Mulyana, D. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mustofa, B. dkk. (2010). Kamus Lengkap Sosiologi. Jogjakarta: Panji Pustaka. Narbuko, C. dan Abu, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:
Tarsito.
Putra, N. (2012). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: PermataPuri Media.
Putra, N. dan Hendarman. (2013). Metode Riset Campur Sari. Jakarta Barat: Permata Puri Media.
Ranjabar, J. (2008). Perubahan Sosial Dalam Teori Makro. Bandung: Alfabeta. Ratna, N. K. (2010). Metodologi Penelitian (Kajian Ilmu Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora pada Umumnya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan. . (2006). Budaya Indonesia (kajian arkeologi ,Seni, dan Sejarah). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
. (2007). Budaya Indonesia (kajian arkeologi ,Seni, dan Sejarah).
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Setiadi, E. M. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Setiadi, E. M. dan Kholip Usman. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Sirtha, I. N. (2003). Pariwisata Dalam Kaitannya dengan Sosio-Kultural Masyarakat Bali. Denpasar: Martikulasi Program Studi Magister (S2) Kajian Pariwisara Universitas Udayana.
Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
(5)
Soelaeman, M. (2010). Ilmu Budaya dasar. Bandung: PT Refika Aditama. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukramad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik. Bandung: Transito.
Sujarwa. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
. (2011). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumardjo, J. (2001). Seni Pertunjukan Indonesia Suatu Pendidikan Sejarah. Bandung: STSI Press.
Tumanggor, R. dkk. (2010). Ilmu Sosial Budaya & Dasar. Jakarta: Kencana. Widyosiswoyo, S. (2009). Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia. Widagdho, D. dkk. (1991). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Wulansari, D. (2009). Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: PT Refika Aditama. Yoety, O. A. (1994). Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata. Bandung:
Angkasa.
Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
(6)
Skripsi
Puspitasary, R. (2013). Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumbara. (2009). Musik Dangdut dalam Pertunjukan Kesenian Sisingaan Group Putra Arimbi di Desa Pagon Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahyuni, M. S. (2012). Studi Komparasi pertunjukan Sisingaan Lingkung Seni Tresna Wangi dan Lingkungan Seni Pusaka Wangi di Kabupaten Subang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.