PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI DILIHAT MENURUT PERBEDAAN TINGKAT PENDIDIKAN.
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI DILIHAT MENURUT PERBEDAAN TINGKAT PENDIDIKAN (Studi pada Masyarakat di Kelurahan Sumur Pecung, Serang- Banten)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Ekonomi
oleh
Satrio Dwiono Lutfi. H 0703968
PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU KONSUMSIDILIHAT MENURUT PERBEDAAN TINGKAT
PENDIDIKAN
(Studi Masyarakat di Kelurahan Sumur Pecung, Serang-Banten)
Oleh
SatrioDwionoLutfiHandrajati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Satrio Dwiono Lutfi Handrajati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI DILIHAT MENURUT PERBEDAAN TINGKAT PENDIDIKAN (Studipada Masyarakat di Kelurahan Sumur Pecung, Serang- Banten)
Skripsi ini telah disetujui dan disyahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Disman, MS. NIP. 19590209 198412 1 001
Drs.Moch. DudihSugiharto, M.Si. NIP. 19561128 198303 1 001
Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI Bandung
Dr. IkaputeraWaspada, MM NIP. 19610420 198703 1 002
(4)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Pendapatan Terhadap Perilaku Konsumsi diliihat Menurut Perbedaan Tingkat Pendidikan (Studi pada Masyarakat di Kelurahan Sumur Pecung, Serang-Banten). Adapun sumber data utama berasal dari masyarakat dan ditunjang dari Kelurahan Sumur Pecung. Objek penelitian adalah masyarakat di Kelurahan Sumur Pecung.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif Analitik. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Sumur Pecung yang berjumlah 20562 jiwa. Sedangkan sampelnya sebanyak 100 orang. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan EVIEWS versi 6.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,177603 atau 17,76%, artinya besar sumbangan (kontribusi) variabel bebas pendapatan (X) dan variabel dummy tingkat pedidikan terhadap variabel dependen perilaku konsumsi (Y) sebesar 17,76%, dan sisanya sebesar 82,24%oleh faktor lain.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumsi masyarakat dan ada perbedaan perilaku konsumsi berdasarkan tingkat pendidikan.
(5)
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of income towards consumption behaviour based on educational background (The study on the Residents of Sumur Pecung Village, Serang – Banten). The main data of the study were taken from the residents of Sumur Pecung, Serang-Banten and it supported by the data from the local government. Employing descriptive analytical method, this study involved 100 people from the population of 20562 people, as the participants of the study. The data were analyzed by using multiple linier regressions in software econometric views (EVIEWS) version 6.
From the estimation result, it is obtained a coefficient of determination (R²) is 0,177603 or 17,76%. It shows that the contribution of income variables (X) and dummy educational background towards dependent variables of consumption behaviour (Y) is 17,76%, and 82,24%is influenced by others factor. Based on the findings, it can be concluded that simultaneously or in partial, the variable of income and rationality has positive and significant effect on the consumption behaviour of the residents in Sumur Pecung village and there are also differences of consumption behaviour based on educational background.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK………. i
KATA PENGANTAR……….. iii
UCAPAN TERIMAKASIH………. iv
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR TABEL………. ix
DAFTAT GAMBAR……… x
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah………. 1
1. 2 Rumusan Masalah……….. 5
1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 6
1. 3. 1 Tujuan Penelitian……… 6
1. 3. 2 Manfaat Penelitian……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2. 1 Kajian Pustaka……… 7
2. 1. 1 Konsep Konsumsi………... 7
2. 1. 1. 1 Pilihan dalam Konsumsi………... 8
2. 1. 1. 2 Pelaku konsumsi……….. 9
2. 1. 2 Perilaku Konsumen dan Konsumsi………. 11
2. 1. 2. 1 Definisi Perilaku Konsumen dan Konsumsi……… 11
2. 1. 2. 2 Teori Perilaku Konsumsi………. 14
2. 1. 3 Pendapatan……….. 16
2. 1. 4 Tingkat Pendidikan………. 22
2. 1. 4. 1 Pengertian Pendidikan………. 22
2. 1. 4. 2 Fungsi dan Tujuan Pendidikan……… 23
2. 1. 4. 3 Tingkat Pendidikan………. 25
2. 2 Hasil Penelitian Terdahulu……… 27
2. 3 Kerangka Pemikiran………. 30
2. 4 Hipotesis………... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Objek Penelitian……….. 35
3. 2 Metode Penelitian……….. 35
(7)
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
3. 3. 1 Populasi……… 36
3. 3. 2 Sampel………. 36
3. 4 Operasional Variabel……….. 37
3. 5 Sumber ………...……… 39
3. 6 Teknik Pengumpulan Data………. 39
3. 7 Instrumen Penelitian……….. 40
3. 7. 1 Uji Validitas………..………. 40
3. 7. 2 Uji reliabilitas………. 41
3. 8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis……… 43
3. 8. 1 Teknik Analisis Data………. 43
3. 8. 1. 1 Uji Asumsi Klasik ………..……… 45
3. 8. 1. 2 Pengujian Hipotesis ……… 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Penelitian……….. 50
4. 1. 1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ( Kelurahan Sumur Pecung)…. 50 4. 1. 2 Gambaran Umum Responden………. 53
4. 1. 3 Gambaran Umum Variabel Penelitian……… 57
4. 1. 3. 1 Perilaku Konsumsi………... 57
4. 1. 3. 2 Pendapatan………... 60
4. 1. 3. 3 Tingkat Pendidikan……….. 62
4. 1. 4 Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 63
4. 1. 4. 1 Uji Validitas……….. 63
4. 1. 4. 2 Uji Reliabilitas……….. 64
4. 1. 5 Uji Asumsi Klasik ……….. 65
4. 1. 6. 2 Heteroskedastisitas ………. 65
4. 1. 6. 3 Uji Autokorelasi ………. 66
4. 1. 6 Hasil Analisis Data……….. 67
4. 1. 7 Pengujian Hipotesis ………... 70
4. 1. 7. 1 Uji T ……….... 70
4. 1. 7. 2 Uji F ……… 71
4. 1. 7. 3 Uji R²……… 72
4. 2 Pembahasan………. 73
4. 2. 1 Pengaruh Pendapatan terhadap Perilaku Konsumsi………. 73
4. 2. 2 Perbedaan Perilaku Konsumsi berdasarkan Tingkat Pendidikan……. 75
(8)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan……….. 80
5. 2 Saran……… 81
5. 3 Keterbatasan Penelitian………... 82
DAFTAR PUSTAKA………... 83 LAMPIRAN
(9)
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu oleh besarnya tingkat konsumsi masyarakat sehingga menimbulkan penambahan dari sisi produksi barang. Hal yang membuat perilaku konsumsi akan meningkat, jika pendapatan individu bertambah.
Dilihat dari sisi mikro (perseorangan), konsumsi yang tinggi ini merupakan suatu permasalahan karena mengindikasikan bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal (Marginal Propensity to Consume) masyarakat Indonesia pun tinggi, dan hal ini dapat menimbulkan sifat konsumtif dan boros. Selain itu, jika dilihat dari sisi makropun tingginya konsumsi masyarakat yang tinggi ini akan menjadi boomerang
bagi perekonomian negara yang bersangkutan pada jangka panjang. Amerika Serikat dengan krisis subprime mortage nya merupakan salah satu contoh negara besar yang bobrok perekonomiannya karena terlalu menjunjung konsumtifisme yang tidak disertai dengan kekuatan tabungan masyarakat. Melihat kondisi sekarang, dengan adanya perkembangan zaman dan era globalisasi telah mendorong terjadinya perubahan pada pola-pola kehidupan manusia sesuai dengan tingkat perekonomian dan perkembangan wawasan dalam pola pikir kehidupannya sehari-hari. Sejalan dengan perkembangan zaman dan rotasi kehidupan tersebut, turut mengiringi pula
(10)
masuknya budaya-budaya asing ke Indonesia yang sedikit banyak merubah pola dan perilaku konsumsi yang terjadi pada masyarakat. Masyarakat cenderung lebih konsumtif tanpa memperhatikan kemampuan daya beli yang dimilikinya. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat ini bahkan telah merubah perilaku mereka dalam membeli suatu barang atau jasa.
Fenomena yang muncul sekarang yaitu sebagian masyarakat membeli sesuatu bukan didasarkan pada kebutuhan yang sebenarnya, namun dilakukan semata-mata demi kesenangan dan menaikkan gengsi. Sehingga menyebabkan seseorang menjadi konsumtif dan menjadi tidak rasional. Penyimpangan perilaku ini bahkan terjadi pula pada kalangan remaja yang notabene nya belum memiliki penghasilan sendiri.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Lubis (Sumartono, 2002 : 117) Perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Sumartono (2002 : 117) mengemukakan bahwa :
Secara pragmatis perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai suatu tindakan memakai produk yang tidak tuntas. Artinya, belum habis sebuah produk yang dipakai, seseorang telah menggunakan produk jenis yang sama dari merek lainnya, atau membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan/ membeli suatu produk karena banyak orang yang memakainya.
Adapun fenomena lainnya adalah perbedaan tingkat pendidikan. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku konsumsi, dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan membuat seseorang dapat mengalokasikan pos pengeluaran untuk dana pendidikan atau pengeluaran yang lebih penting lainnya.
(11)
3
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
Dimana perbedaan tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku konsumsi, dapat dilihat dari bagaimana mencari informasi barang atau jasa yang akan dikonsumsi. Hal tersebut akan memperlihatkan individu itu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Maka dari itu tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam berkonsumsi, baik secara langsung atau tidak langsung.
Adapun dibawah ini data konsumsi dan pendapatan masyarakat yang diperoleh melalui studi pendahuluan kepada 25 orang masyarakat di kelurahan Sumur Pecung, Serang-Banten:
Tabel 1.1
Rata-rata Pendapatan Masyarakat Kelurahan Sumur Pecung, Serang-Banten
Pendapatan
(Rp) F %
Konsumsi (Rp)
F %
<1.550.000 1 orang 4% <1.150.000 0 orang 0 % 1.551.000–
3.961.000 5 orang 20 %
<1.151.000– 2.851.000
8 orang 32 % >3.961.000 19 orang 76 % >2.852.000 17 orang 68 %
Total 25 orang 100 % 25 orang 100 %
Sumber : pra penelitian
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa rata-rata pendapatan masyarakat yaitu mayoritas berada pada pada Rp 1551.000-Rp 3961.000 setiap bulannya per kepala keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari pendapatan rata-rata masyarakatnya berada di atas angka upah minimum. Selain berdasarkan pendapatan, data lainnya yang dapat dilihat yaitu data alokasi pengeluaran setiap bulan dari tiap keluarga berdasarkan jenis pengeluarannya. Berikut datanya:
(12)
Tabel 1.2
Pengeluaran Masyarakat Kelurahan Sumur Pecung, Serang-Banten
Pengeluaran Jumlah (Rp) %
Makanan 43.550.000 47.96
Pendidikan 27.900.000 30.73
Kesehatan 4.950.000 5.45
Pulsa 5.600.000 6.17
Lainnya 8.800.000 9.69
Total 90.800.000 100
Sumber : pra penelitian
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dalam setiap bulan, masyarakat di kelurahan sumur pecung alokasi pengeluaran terbanyak adalah untuk makanan (47,96%), fenomena lainnya yang bisa dilihat yaitu adanya alokasi pengeluaran lainnya yang berdasarkan angket dan jawaban yang diperoleh pengeluaran lainnya tersebut terdiri dari jalan-jalan, belanja, bensin dan keperluan dadakan.
Yang menjadi permasalahan adalah jika ternyata pengeluaran lainnya seperti jalan-jalan yang memakan alokasi yang cukup banyak juga penggunaan pulsa itu dikeluarkan secara berlebihan, maka dikhawatirkan akan menimbulkan sikap dan perilaku konsumtif.
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket pendahuluan juga terdapat informasi bahwa kadang masyarakat membelanjakan uangnya untuk kebutuhan yang dilakukan karena ikut-ikutan dengan tetangga, padahal dia sendiri masih belum tahu pasti kalau itu sangat dibutuhkan.
(13)
5
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
Berdasarkan fenomena, fakta, dan argumen di atas, penulis tertarik untuk meneliti masalah yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi pada kalangan masyarakat. Adapun judul penelitian yang akan penulis angkat adalah : “Pengaruh Pendapatan Terhadap Perilaku Konsumsi dilihat Menurut Perbedaan Tingkat Pendidikan (Studi pada Masyarakat di Kelurahan
Sumur Pecung, Serang-Banten)”. 1.2 Rumusan Masalah
Perilaku konsumsi ini adalah suatu sikap atau perilaku yang diperlihatkan dalam mencari, membeli, menggunakan, menghabiskan, mengevaluasi, dan menentukan atau memilih produk, jasa dan ide-ide yang mereka harapkan dapat memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan teori yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa, dapat dikelompokan dalam 2 kelompok, yaitu : pertimbangan ekonomi dan pertimbangan non ekonomi. Pertimbangan ekonomi antara lain : pendapatan, harga, kualitas, kuantitas, dan lain-lain. Sedangkan pertimbangan non ekonomi antara lain : kepuasan, selera, gaya hidup, lingkungan sosial, rasionalitas dan gengsi. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap perilaku konsumsi masyarakat? 2) Bagaimana perbedaan perilaku konsumsi masyarakat berdasarkan tingkat
(14)
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1) Bagaimana untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap perilaku konsumsi masyarakat.
2) Bagaimana untuk mengetahui perbedaan perilaku konsumsi masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat peneliti ini adalah sebagai berikut:
1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi mikro, khususnya terkait dengan perilaku konsumsi.
2) Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi pada kalangan masyarakat, terutama pada faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi. Selain itu, juga dapat memberikan masukan bagaimana seharusnya masyarakat mengalokasikan pendapatannya dengan lebih bijak dalam menghadapi kehidupan kompleks dalam lingkungan masyarakat, sehingga perilaku konsumsinya pun tetap proporsional.
(15)
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 29), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.Dalam penelitian ini terdiri dari varabel bebas dan variabel terikat. Dimana perilaku konsumsi sebagai variabelterikat, sedangkan pendapatan sebagai variabel bebas dan tingkat perilaku konsumsi (variabel dummy). Variabel tersebut merupakan objek dari penelitian ini. Adapun subjek dari penelitian: Masyarakat di Kelurahan Sumur Pecung Serang-Banten.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. M.
Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriftif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Adapun penelitian survey menurut Masri Singarimbun (1995 : 3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan dari penelitian survey explanatory
(16)
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006 : 130). Populasi ini bisa berupa sekelompok manusia, nilai-nilai, tes, gejala, pendapat, peristiwa-peristiwa, benda dan lain-lain. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Sumur Pecung, Serang-Banten sebanyak 20562 orang.
3.3.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiarto (2001 : 2) sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilah dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif/ mewakili. (Sugiyono, 2009: 81).
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik penarikan sampel random sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak.Karena banyaknya jumlah populasi, dan waktu yang terbatas, maka untuk sampel diambil dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane (Riduwan, 2008 : 44).
(17)
37
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh sampel sebagai berikut :
52 , 99 206,62 20562 1 62 , 205 20562 1 1 0 , 0 20562 20562 1 ) 1 , 0 ( 20562 20562 2 S S x S S
Dari perhitungan diatas, diperoleh hasil untuk sampel masyarakat kelurahan Sumur Pecung, Serang-Banten yakni sebanyak 100 orang.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan pada Tabel 3.
(18)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analis Skala
Variabel terikat/dependen Perilaku
Konsumsi (Y)
Perilaku konsumen yang tercermin dari pola dan sikap seseorang dalam mengalokasikan anggaran untuk memenuhi segala kebutuhannya, seperti : sandang, pangan, papan, transportasi dan juga kebutuhan lainnya. Penjumlahan skor untuk perilaku konsumen dalam membeli, menggunakan dan menghabiskan barang berdasarkan anggaran, kebutuhan, dan manfaat. Jawaban responden mengenai perilaku konsumsinya, yang dilihat berdasarkan bagaimana:
• Membeli barang/jasa
sesuai dengan anggaran
• Membeli barang/jasa
sesuai kebutuhan
• Membeli barang/jasa
yang memberikan manfaat
Ordinal
Variabel Independen Pendapatan
(X1)
Sesuatu yang diterima seseorang sebagai hasil kerja (usaha) dan imbalan atas penyediaan faktor-faktor produksi yang dapat berupa gaji, upah sewa, bunga, atau laba
Pendapatan sebagai hasil yang diterima kepala rumah tangga dalam setiap bulannya.
Pendapatan atas gaji/ pendapatan rata-rata dalam periode 3 bulan terakhir
(19)
39
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
Variabel Dummy Perbedaan Tingkat Pendidikan (D) Pendidikan adalah salah satu cara yang dapat menjadi acuan untuk dapat lebih baik dalam
kehidupan.
Perbedaan tingkat pendidikan menjadi control dalam berperilaku konsumsi
seseorang dalam menggunakan pendapatannya dan tingkat pendidikan terbagi menjadi:
- SMA - Diploma - Sarjana
Jawaban responden adalah tingkat pendidikan resonden:
- SMA - Diploma - Sarjana.
Dengan begitu tingkat pendidikan dibuat menjadi 2 kategori variabel dummy, sehingga:
- D1= 1, jika diploma 0, jika tidak - D2= 1, jika sarjana
0, jika tidak
Nominal
3.5 Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subjek dari mana data tersebut diperoleh (Suharsimi Arikunto,2006:114). Adapun sumber data dalam penelitian yaitu sumber data primer yang diperoleh melalui data yang disebar melalui angket kepada responden yaitu masyarakat Kelurahan Sumur Pecung di Serang-Banten. 3.6 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
(20)
1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulisyang telah disusun dan disebar kepada responden yang menjadi anggota sampel dalam penelitian.
2) Studi dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh hal-hal berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3) Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu perilaku konsumsi.
3.7 Instrumen Penelitian
3.7.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya tes tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus :
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 170) Dengan menggunakan taraf signifikan = 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r
(21)
41
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden. Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung r 0,05 tidak valid. Jika
instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya. (Riduwan, 2008 : 217).
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid) 3.7.2 Uji Reliabilitas
Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.
Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha
dari Cronbach sebagaimana berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 171) 2
11 1 2
1
n t
k r
k
(22)
Dimana: r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal n2 = Jumlah varians butir
t2 = varians total
Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada = 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang pendapatan, perbedaan tingkat pendidikan dan perilaku konsumsi.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Skala likert yaitu suatu skala yang terdiri dari sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang semuanya menunjukan sikap terhadap objek yang akan diukur. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Adapun ketentuan skala jawaban sebagai berikut :
Sangat Setuju/ Sangat Sering : 5
Setuju/ Sering : 4
Ragu-ragu/ Kadang-kadang : 3 Tidak Setuju/ Pernah : 2 Sangat Tidak Setuju/ Tidak Pernah : 1
(23)
43
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan pembuatan angket, yaitu mengetahui pengaruh pendapatan, perbedaan tingkat pendidikan terhadap perilaku konsumsi 2) Menjadikan objek yang menjadi responden, yaitu masyarakat di
Kelurahan Sumur Pecung, Serang-Banten.
3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden 4) Memperbanyak angket
5) Menyebarkan angket
6) Mengelola dan menganalisis hasil angket 3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.8.1 Teknik Analisis Data
Semua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data ordinal, sehingga data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2011 : 30) :
Pertama, perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan;
Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi;
Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P);
(24)
Tentukan nilai proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah nilai proporsi secara berurutan perkolom skor;
Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang telah diperoleh;
Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel tinggi densitas;
Hitung NS (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut: NS =
Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: Y = NS + (1+ |NS min|)
Dimana nilai k = 1 + |NS min|
Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi.
Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.
Adapun model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi berganda sebagai berikut :
(25)
45
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
Y = β0+ β1X + β2D1+ β3D2 + e
Dimana :
Y = Perilaku Konsusmi β0= konstanta regresi
β1= koefisien regresi X β2= koefisien regresi D1
X= Pendapatan D1 = Tingkat Pendidikan Diploma
β3= koefisien regresi D2 D2 = Tingkat Pendidikan Sarjana
e= adalah faktor pengganggu 3.8.1.1 Uji Asumsi Klasik
1.) Uji Multikolinieritas
Wing Wahyu Winarno (2009:5.1) mengemukakan bahwa multikolonieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antar variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel independen, maka multikolinieritas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel independen).
Dengan demikian penulis menggunakan software Eviews 6, dan adapun cara menyembuhkan multikolinieritas tersebut memiliki 2 (dua) cara, yaitu tanpa ada perbaikan dan dengan perbaikan. Tanpa ada perbaikan dapat dilakukan dengan cara penambahan sampel, hal tersebut akan memungkinkan terbebas dari multikolinieritas. Adapun dengan perbaikan diantaranya informasi apriori, menghilangkan variabel
(26)
independen, menggabungkan data cross-section dan data time series, transformasi variabel dan penambahan data.
2.) Uji Heterokedastisistas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama. Heteroskedastisitas merupakan suatu fenomena dimana estimator regresi bias, namun varian tidak efisien (semakin besar populasi atau sampel, semakin besar varian). Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas dan jika ditemukan heteroskedastisitas, maka estimator OLS tidak akan efisien dan akan menyesatkan peramalan atau kesimpulan selanjutnya.
Dengan hal di atas, untuk menyembuhkan heteroskedastisitas ada beberapa cara, yaitu dengan cara metode Weighted Least Square atau bisa disebut juga WLS, kemudian dengan cara Metode White serta dengan menggunakan Metode Transformasi. Dari ketiga cara penyembuhan di atas biasanya para penulis meneliti menggunakan Metode White atau biasa juga disebut Uji White.
Dengan demikian dari banyaknya metode yang ada, penulis menggunakan Uji White dengan bantuan Software Eviews 6. Dilakukan pengujian dengan menggunakan White Heteroscedasticity Test yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas.
(27)
47
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
3.) Uji Autokorelasi
Wing Wahyu Winarno (2009:5.26) menjelaskan bahwa autokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antar objek (cross section).
Dalam hal ini untuk mengetahui data yang diambil terkena autokorelasi atau tidak adalah dengan menggunakan beberapa metode, yaitu Metode Durbin-Watson dan Metode Breusch-Godfrey. Jika data yang diambil terdeteksi terkena autokorelas, maka cara penyembuhan antara lain; ketika struktur autokorelasi diketahui, maka penyembuhannya dengan melakukan transformasi terhadap persamaan dan metode ini sering disebut dengan generalized difference equation, namun kelemahan metode ini adalah sulit mengetahui ρ (rho), dan adapun cara ketika struktur autokorelasi tidak diketahui, untuk menyembuhkannya ada 3 (tiga) cara, yaitu Metode Diferensi Pertama, Estimasi ρ didasarkan pada Berenblutt-Webb, serta dengan cara Metode Cochrane-Orcutt. Adapun cara pengujian dan penyembuhan untuk autokorelasi dibantu dengan software Eviews 6.
3.8.1.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa uji parsial (uji t), uji simultan (uji f) dan uji koefisien determinasi majemuk(R2).
(28)
1.) Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual)
Uji t bertujuan untuk menguji tingkat signifikasi dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain konstan/tetap.
Kriteria uji t adalah:
Jika thitung >ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (variabel bebas X
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y).
Jika thitung <ttabel maka H0diterima dan Ha ditolak (variabel bebas X tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y).
Dalam penelitian ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi 95%.
2.) Uji F (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Keseluruhan)
Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel X terhadap variabel terikat Y untuk diketahui seberapa besar pengaruhnya.
Kriteria Uji F
Jika Fhitung <Ftabel maka H0diterima dan Haditolak (keseluruhan variabel
bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
Jika Fhitung >Ftabel maka H0ditolak dan Haditerima (keseluruhan variabel
(29)
49
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
3.) Uji R2 (Koefisien Determinasi Majemuk)
Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.
Selain itu juga, koefisien determinasi merupakan alat yang dipergunakan untuk mengukur besarnya sumbangan atau andil (share) variabel X terhadap variasi atau naik turunnya Y (J. Supranto, 1983 : 75).
Dengan kata lain, pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independent (X1, X2 dan X3) terhadap variabel Y, dengan rumus
sebagai berikut :
R
2=
R² =
=
∑
∑ (J. Supranto, 1983: 170)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(30)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh pendapatan dan rasionalitas terhadap perilaku konsumsi masyarakat di Kelurahan Sumur Pecung (Serang-Banten), maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumsi. Artinya yang menentukan perilaku konsumsi lebih tinggi atau tidak adalah pendapatan orang tersebut yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Dimana semakin tinggi pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula perilaku konsumsinya.
2. Terdapatnya perbedaan perilaku konsumsi berdasarkan tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula perilaku konsumsi orang tersebut. Hal tersebut dapat tercermin dari sikap orang tersebut untuk selalu meningkatkan pendidikannya, dikarenakan pendidikan sangat penting untuk di era globalisasi sekarang ini. Adapun setiap tingkat pendidikan memiliki perbedaan dalam perilaku konsumsinya. Perbedaan tersebut sangat memperlihat bahwa perilaku konsumsi dapat dibedakan atas tingkat pendidikan seseorang.
(31)
81
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
5.2 Saran
Berkenaan dengan masalah yang penulis teliti yaitu mengenai perilaku konsumsi masyarakat, maka penulis pada bagian ini memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat hendaknya membuat perencanaan anggaran belanja dan mencoba mematuhinya akan membuat kita lebih rasional dalam membelanjakan pendapatannya, sehinggapendapatan yang diperoleh dari pekerjaan yang sudah dilakukan dapat disesuaikan dengan anggaran yang akan dikeluarkan. Dalam hal ini masyarakat di tuntut untuk lebih cermat dalam membeli kebutuhan yang diperlukan..
2. Tidak terjebak dalam sistem pemasaran atau iklan yang diterapkan di berbagai pasar (modern ataupun tradisional) agar ketika berbelanja dimana saja tidak tergoda dengan adanya harga yang murah, diskon tau potongan harga yang berlebihan.
3. Hendaknya selalu membuat skala prioritas di mulai dengan mendahulukan kebutuhan yang benar-benar pokok dan mendesak hingga kebutuhan yang tidak terlalu penting agar bisa mengambil keputusan yang baik dan hendaknya membuat rincian belanja dan rincian anggaran setiap bulannya, agar dapat lebih teratur dalam pengeluarannya.
4. Selalu memperkirakan anggaran untuk masa depan, seperti pendidikan. Agar tidak mempengaruhi pengeluaran yang lainnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan asuransi pendidikan.
(32)
5.3 Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis untuk menggambarkan variabel-variabel yang ada dalam penelitian, penulis melakukan banyak hal untuk mendapatkan data yang akurat, hal ini termasuk dalam penafsiran variabel-variabel yang ada, seperti perilaku konsumsi, pendapatan dan tingkat pendidikan.
Dalam melakukan penelitian banyak hal yang akan terjadi, misalnya saja ketidaksesuaian variabel ataupun penafsiran dalam mengungkapkan variabel. Hal ini memperlihatkan bahwa tidak semua penelitian harus sempurna, dikarenakan penelitian juga ada kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek.
Adapun keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah kurang jelasnya akan penafsiran terhadap salah satu variabel, yaitu variabel perilaku konsumsi. Hal tersebut memperlihatkan bahwa adanya kekurangan atau keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian.
Dengan demikian penulis menyarankan agar untuk penelitian berikutnya, para penulis atau peneliti tentang permasalahan yang sama, disarankan tidak menggunakan teknik regresi dalam penelitiannya, dikarenakan akan membuat penafsiran terhadap variabel kurang jelas.
(33)
83
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Eeng dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Aisyah, Iis. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen
(Studi Kasus pada Mahasiswa Kota Bandung). Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Billas, Richard. (1993). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta Erlangga. Case, Fair. (2007). Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Castinah. (2011). Pengaruh budget, selera, dan potongan harga terhadap rasionalitas perilaku konsumsi (studi pada mahasiswa universitas pendidikan indonesia). Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Deliarnov. (2006). Ekonomi Politik. Jakarta : Erlanngga.
Frank, H.R. (2003). Microeconomis and behavior fifth edition. McGraw-Hill Companies.
Gilarso, T. (2007). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius
Gaspersz, Vincent. (1990). Ekonomi Manajerial, Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Utama.
H. Idris, Zahara dan H. Lisma Jamal. (1995). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Grasindo, hlm : 2.
Joesron, Tati S & M.Fathorrozi. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat.
(34)
Jubaedah, Endah. (2004). Hubungan antara persepsi siswa terhadap sinetron Remaja dengan Perilaku Konsumtif (Studi Kasus di SMA Pasundan 8 Bandung). Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan
A. Karim, Adiwarman. (2007). Ekonomi Mikro Islami dan Ekonomi Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kahneman, Daniel and Amos Tversky. (2007). Rational Choice and the Framing of Decisions. [Online]. The Journal of Business, Vol.59, No.4, Part 2. Tersedia:www.cog.brown.edu/courses/cg195/.../Kahneman&Tversky1986.p df . [ 16 April 2013]
Kahneman, Daniel and Vernon Smith. (2002). Foundations of Behavioral and Experimental Economics. [Online]. Prize in Economic Sciences 2002, 17 December2002.Tersedia:http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi =10.1.1.139.386&rep=rep1&type=pdf. [16 April 2013]
Kotler, Phillip & Kevin L. Keller. (2007) Manajemen Pemasaran. Jakarta-Indonesia: Indeks.
Ma’ruf, Hendri. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Marimba, Ahmad. D. (1984). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung :
Al-Ma’arif, hlm. 20.
Nazir, Moh. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ningsih, Wida. (2007). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasionalitas Perilaku Konsumsi Anak Kost ( Studi Kasus pada Anak Kost di Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung). Skripsi Sarjana FPIPS UPI : Tidak diterbitkan.
Pindyck, Robert S dan Daniel LR. (2007). Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: Indeks.
(35)
85
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
Rahardja, Prathama & Mandala Manurung. (2000). Pengantar Imu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Samuelson, Paul. & W D. Nordhaus. (2003). Ilmu Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Media Global Edukasi.
Schiffman G, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. (2000). Consumer Behavior, Seventh Edition. USA : Prentice Hall International Inc.
Simanjuntak, Payaman J. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia Edisi 2001. Jakarta: FEUI
Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.
Sugiarto. (2001). Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2007). Makroekonomi Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Suhartati Joesron, Tati dan Fathorrozi. (2003). Teori Ekonomi Mikro, dilengkapi beberapa bentuk fungsi produksi. Jakarta: Salemba Empat.
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan. Meneropong Imbas pesan Iklan Televisi. Bandung: Alfabeta
Supranto, J. (2005). Ekonometri. Jakarta : Ghalia.
Surya, Muhammad. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bany Quraisy
(36)
Tedjakusuma, Ritawati. Sri Hartini dan Muryani. (2001). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Di Kotamadya Suarabaya. Jurnal Penelitian dinamika Sosial.
[Online]. Vol.2 No.3 Desember 2001. 12 Halaman. Tersedia:http://www.scribd.com/doc/14339457/Analisis-Faktorfaktor Yang-Mempengaruhi-Perilaku-Konsumen-Dalam-Pembelian-Air-Minum-Mineral. [ 19 Mei 2013]
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Yogyakarta : Andi Offset.
Utami, Tripuji. (2006). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Minta Menyekolahkan Anak ke Madrasah. Skripsi IAIN Walisongo Semarang : tidak diterbitkan.
UU RI NO. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya. Semarang : Aneka Ilmu (2003), hlm. 3.
Winarno,Wing Wahyu. (2009). Analisis Ekonometroka dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Zainudin, Muhammad.2009. Rasionalitas Ekonomi.Blogspot. Halaman Tersedia:
http://muhamadzainudin-dzay.blogspot.com/2009/05/rasionalitas-ekonomi.html
Jurnal
David R. Bell & James M. Latin. (1998). Shopping behavior and consumer
preferences for store price format: why “large basket” shopper prefer
EDLP. Marketing Science. Vol.2 No.1 1998. Halaman 66-88.
William Barnett II. (2003). The Modern Theory of Consumer Behavior: Ordinal or Cardinal. The Quarterly Journal of Austrian Economic. Vol.6 No.1 (Spring 2003). Halaman 41-65.
(37)
87
Satrio Dwiono Lutfi Handrajati, 2013
Sudarmiatin. (2009). FE UNM. Model Perilaku Konsumen dalam Perspektif teori dan Empiris pada Jasa Pariwisata. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol.14 No.1 2009. Halaman 1-11.
Sumber Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi www.bps.go.id
www.bpsbanten.go.id
http://dewasastra.wordpress.com/2012/03/20/teori-pendidikan-secara-umum/ https://www.google.co.id/url
https://www.library.walisongo.ac.id/digilib/download.php : id=6841 dan id=6465
http://coretanpembelajaranku.blogspot.com/2012/10/pengertian-belajar-menurut-teori.html
http://daenos.blogspot.com/2013/04/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html
(1)
5.3 Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis untuk menggambarkan variabel-variabel yang ada dalam penelitian, penulis melakukan banyak hal untuk mendapatkan data yang akurat, hal ini termasuk dalam penafsiran variabel-variabel yang ada, seperti perilaku konsumsi, pendapatan dan tingkat pendidikan.
Dalam melakukan penelitian banyak hal yang akan terjadi, misalnya saja ketidaksesuaian variabel ataupun penafsiran dalam mengungkapkan variabel. Hal ini memperlihatkan bahwa tidak semua penelitian harus sempurna, dikarenakan penelitian juga ada kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek.
Adapun keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah kurang jelasnya akan penafsiran terhadap salah satu variabel, yaitu variabel perilaku konsumsi. Hal tersebut memperlihatkan bahwa adanya kekurangan atau keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian.
Dengan demikian penulis menyarankan agar untuk penelitian berikutnya, para penulis atau peneliti tentang permasalahan yang sama, disarankan tidak menggunakan teknik regresi dalam penelitiannya, dikarenakan akan membuat penafsiran terhadap variabel kurang jelas.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Eeng dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Aisyah, Iis. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen
(Studi Kasus pada Mahasiswa Kota Bandung). Skripsi UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Billas, Richard. (1993). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta Erlangga. Case, Fair. (2007). Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Castinah. (2011). Pengaruh budget, selera, dan potongan harga terhadap rasionalitas perilaku konsumsi (studi pada mahasiswa universitas
pendidikan indonesia). Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Deliarnov. (2006). Ekonomi Politik. Jakarta : Erlanngga.
Frank, H.R. (2003). Microeconomis and behavior fifth edition. McGraw-Hill Companies.
Gilarso, T. (2007). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius
Gaspersz, Vincent. (1990). Ekonomi Manajerial, Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Utama.
H. Idris, Zahara dan H. Lisma Jamal. (1995). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Grasindo, hlm : 2.
(3)
Jubaedah, Endah. (2004). Hubungan antara persepsi siswa terhadap sinetron Remaja dengan Perilaku Konsumtif (Studi Kasus di SMA Pasundan 8
Bandung). Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan
A. Karim, Adiwarman. (2007). Ekonomi Mikro Islami dan Ekonomi Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kahneman, Daniel and Amos Tversky. (2007). Rational Choice and the Framing of Decisions. [Online]. The Journal of Business, Vol.59, No.4, Part 2. Tersedia:www.cog.brown.edu/courses/cg195/.../Kahneman&Tversky1986.p df . [ 16 April 2013]
Kahneman, Daniel and Vernon Smith. (2002). Foundations of Behavioral and Experimental Economics. [Online]. Prize in Economic Sciences 2002, 17 December2002.Tersedia:http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi =10.1.1.139.386&rep=rep1&type=pdf. [16 April 2013]
Kotler, Phillip & Kevin L. Keller. (2007) Manajemen Pemasaran. Jakarta-Indonesia: Indeks.
Ma’ruf, Hendri. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Marimba, Ahmad. D. (1984). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung :
Al-Ma’arif, hlm. 20.
Nazir, Moh. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ningsih, Wida. (2007). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasionalitas Perilaku Konsumsi Anak Kost ( Studi Kasus pada Anak Kost di Kelurahan
Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung). Skripsi Sarjana FPIPS UPI :
Tidak diterbitkan.
Pindyck, Robert S dan Daniel LR. (2007). Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: Indeks.
(4)
Rahardja, Prathama & Mandala Manurung. (2000). Pengantar Imu Ekonomi
(Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Samuelson, Paul. & W D. Nordhaus. (2003). Ilmu Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Media Global Edukasi.
Schiffman G, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. (2000). Consumer Behavior, Seventh Edition. USA : Prentice Hall International Inc.
Simanjuntak, Payaman J. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia
Edisi 2001. Jakarta: FEUI
Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.
Sugiarto. (2001). Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2007). Makroekonomi Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Suhartati Joesron, Tati dan Fathorrozi. (2003). Teori Ekonomi Mikro, dilengkapi
beberapa bentuk fungsi produksi. Jakarta: Salemba Empat.
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan. Meneropong Imbas pesan Iklan Televisi. Bandung: Alfabeta
Supranto, J. (2005). Ekonometri. Jakarta : Ghalia.
Surya, Muhammad. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bany Quraisy
(5)
Tedjakusuma, Ritawati. Sri Hartini dan Muryani. (2001). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Di Kotamadya Suarabaya. Jurnal Penelitian dinamika Sosial. [Online]. Vol.2 No.3 Desember 2001. 12 Halaman. Tersedia:http://www.scribd.com/doc/14339457/Analisis-Faktorfaktor Yang-Mempengaruhi-Perilaku-Konsumen-Dalam-Pembelian-Air-Minum-Mineral. [ 19 Mei 2013]
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Yogyakarta : Andi Offset.
Utami, Tripuji. (2006). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orang Tua
Terhadap Minta Menyekolahkan Anak ke Madrasah. Skripsi IAIN
Walisongo Semarang : tidak diterbitkan.
UU RI NO. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya. Semarang : Aneka Ilmu (2003), hlm. 3.
Winarno,Wing Wahyu. (2009). Analisis Ekonometroka dan Statistika dengan
Eviews. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Zainudin, Muhammad.2009. Rasionalitas Ekonomi.Blogspot. Halaman Tersedia:
http://muhamadzainudin-dzay.blogspot.com/2009/05/rasionalitas-ekonomi.html
Jurnal
David R. Bell & James M. Latin. (1998). Shopping behavior and consumer preferences for store price format: why “large basket” shopper prefer
EDLP. Marketing Science. Vol.2 No.1 1998. Halaman 66-88.
William Barnett II. (2003). The Modern Theory of Consumer Behavior: Ordinal
or Cardinal. The Quarterly Journal of Austrian Economic. Vol.6 No.1
(6)
Sudarmiatin. (2009). FE UNM. Model Perilaku Konsumen dalam Perspektif teori
dan Empiris pada Jasa Pariwisata. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol.14 No.1
2009. Halaman 1-11. Sumber Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi www.bps.go.id
www.bpsbanten.go.id
http://dewasastra.wordpress.com/2012/03/20/teori-pendidikan-secara-umum/ https://www.google.co.id/url
https://www.library.walisongo.ac.id/digilib/download.php : id=6841 dan id=6465 http://coretanpembelajaranku.blogspot.com/2012/10/pengertian-belajar-menurut-teori.html
http://daenos.blogspot.com/2013/04/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html