MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN BILANGAN SATU ANGKA DENGAN DUA ANGKA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME.

(1)

Jaenudin, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN BILANGAN SATU ANGKA DENGAN DUA ANGKA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

( Penelitian Tindakan Kelas di SDN Wanaherang 03 Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2012/ 2013 Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : JAENUDIN NIM. 0810326

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN BILANGAN SATU ANGKA DENGAN DUA ANGKA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Oleh JAENUDIN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© JAENUDIN 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013


(3)

Jaenudin, 2013

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN BILANGAN SATU ANGKA DENGAN DUA ANGKA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

( Penelitian Tindakan Kelas SDN Wanaherang 03 Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2012/ 2013 Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor )

Oleh : JAENUDIN NIM. 0810326

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

DR. H. Karso, M.Pd. NIP. 195509091980021001

Pembimbnig II

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd. NIP. 195803051984031002

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd. NIP. 195803051984031002


(4)

ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN BILANGAN SATU ANGKA DENGAN DUA ANGKA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

JAENUDIN NIM. 0810326

Latar belakang penulisan skripsi ini berdasarkan temuan rendahnya prestasi belajar serta ketidakmampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika sudah dinilai sebagai salah satu yang cukup serius dan perlu penanganan segera dalam pembelajaran di sekolah. Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Wanaherang 03. Jumlah subyek penelitian adalah 30 orang siswa. Model PTK yang digunakan adalah sistem spiral refleksi yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan II. Pembelajaran siklus I tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang dan perkalian bersusun pendek. Siklus II tentang perkalian bersusun panjang dan soal cerita. Jenis instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes digunakan untuk tes formatif sedangkan instrumen nontes digunakan untuk menilai hasil pengamatan. Pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif untuk menganalisa hasil observasi dan analisis kuantitatif untuk menganalisa tes hasil belajar siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa aspek-aspek kegiatan guru dalam proses pembelajaran sudah terlaksana. Hasil tes formatif yang dilaksanakan pada siklus I nilai rata-rata adalah 69 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 91,30. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika tentang perkalian bilangan satu angka dengan bilangan dua angka menunjukkan peningkatan yang signifikan, terlihat dari pelaksanaan pembelajaran dan hasil tes dari setiap siklus yang cenderung meningkat. Dengan demikian, pendekatan konstruktivisme dapat dijadikan sebagai pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran matematika tentang operasi hitung perkalian bilangan satu angka dengan bilangan dua angka di kelas IV Sekolah Dasar.


(5)

i

Jaenudin, 2013

ABSTRACT

IMPROVING STUDENT LEARNING MATHEMATICS IN EYES LESSON NUMBER ONE ON THE NUMBERS MULTIPLICATION WITH TWO

FIGURES THROUGH CONSTRUCTIVIST APPROACH

Jaenudin NIM. 0810326

The background of this thesis writing based on the findings of low student achievement and failure in solving mathematical problems has been rated as one of the serious and need immediate treatment in learning at school. The experiment was conducted in the fourth grade Wanaherang State 03. The number of study subjects was 30 students. The model used is system TOD reflection spiral that starts with the planning, implementation, observation, reflection, and re-planning. The study was conducted in two cycles, namely cycles I and II. Learning first cycle of multiplication as repeated addition and multiplication short tiered. Cycle II of multiplication and long tiered story about. Types of instruments used is nontes test instruments and instruments. Test instruments used for formative tests while nontes instrument used to assess the results of observation. The data processing is used to analyze the results of the qualitative analysis and quantitative analysis of observations to analyze student achievement test. Observations indicate that aspects of the activities of teachers in the learning process has been implemented. Formative test results conducted on the first cycle the average value is 69, while the second cycle the average value increased to 91.30. The results of this study it can be concluded that learning math on numbers one digit multiplication with two digit numbers showed a significant increase, as seen from the implementation of the learning and the test results of each cycle tends to increase. Thus, a constructivist approach can be used as an approach that can be used to improve the mathematics learning of arithmetic operations of multiplication number number one number with two digits in the fourth grade elementary school.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……….. i

ABSTRAK ……… …… ii

PERNYATAAN ……… iii

KATA PENGANTAR……… ……… i v DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GRAFIK ………. vii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 7

C. Hipotesis Tindakan ……… 7

D. Tujuan Penelitian ……… 8

E. Manfaat Penelitian ………. 8

F. Definisi Operasional ……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 12

A. Pengertian Hasil Belajar ………. 12

B. Perkalian Bilangan Satu Angka dengan Dua Angka ...………. 12

1. Pengertian Matematika ……… 13

2. Pengertian Perkalian ………...……… 15

C. Pendekatan Konstruktivisme .………..………. 17

1. Pengertian ……… ……..……….17

a. Karakteristik………..17

b. Prisip-prinsip ………...……….18

2. Langkah-langkah Pendekatan Konstruktivisme……..………19


(7)

vi

Jaenudin, 2013

4. Kelebihan dan Kelemahan………..………..………..20

5. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme …….………… 22

BAB III METODE PENELITIAN ……… 24

A. Metode Penelitian ………. 24

B. Model Penelitian ……… 25

C. Subjek Penelitian ……… 26

D. Prosedur Penelitian ……… 27

E. Instrumen Penelitian ……… 32

F. Pengolahan dan Analisis Data ……… 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 35

A. Hasil Penelitian .………. 35

1. Kegiatan Pembelajaran Siklus I ……… 35

a. Perencanaan ……… 35

b. Pelaksanaan ……… 35

c. Observasi ……… 39

d. Refleksi ………. 43

2. Kegiatan Pembelajaran Siklus II ………. 45

a. Perencanaan ……… 45

b. Pelaksanaan ……… 45

c. Observasi ……… 49

d. Refleksi ……….… 51

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 52

1. Pelaksanaan Pembelajaran ……… 52

2. Hasil Belajar ………. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 60

A. Kesimpulan ………. 60

B. Saran-saran ……… 61

DAFTAR PUSTAKA ……… 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

1.1. Daftar nilai awal siswa kelas IV tahun 2011/2012 ……… 5

4.1. Daftar nilai LKS siklus I ……… 37

4.2. Daftar Nilai Formatif siklus I ……… 38

4.3. Ketuntasan siswa ……….. 39

4.4. Daftar Observasi Guru siklus I ……… 41

4.5. Daftar nilai LKS siklus II ………. 47

4.6. Tingkat ketuntasan Kelompok ……….. 47

4.7. Daftar Nilai Formatif siklus II ……….. 48

4.8. Daftar Observasi Guru ……….. 49

4.9. Peningkatan hasil belajar tes formatif ……….. 57


(9)

viii

Jaenudin, 2013

DAFTAR GRAFIK

4.1. Ketuntasan Hasil Evaluasi……… 39


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari mulai tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, oleh karena itu konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai siswa sejak dini, yang akhirnya terampil dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Masalah klasik dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi peserta didik serta kurangnya motivasi dan keinginan terhadap pembelajaran matematika di sekolah. Sementara itu pembelajaran di sekolah dasar merupakan dasar yang sangat penting sebagai bekal untuk mengikuti pembelajaran pada jenjang selanjutnya. Masalah yang sering muncul adalah keluhan masyarakat, bahwa proses pembelajaran matematika di sekolah masih menggunakan pendektan tradisional/ cara lama ( konvensional ) atau mekanistik, yakni guru yang aktif.

Pendidikan Matematika adalah mata pelajaran yang sangat penting, namun pelajaran ini selalu dipersoalkan baik dari sisi waktu penyampaian materi bahkan selalu menjadi biang keladi terjadinya kehancuran moral siswa. Secara kongnitif


(11)

2

Jaenudin, 2013

pelajaran matematika bermasalah pada aspek afektif dan psikomotor kurang mendapat porsi yang cukup.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 mewajibkan Sekolah Dasar mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) sesuai kebutuhan berdasarkan panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) dasar dan menengah yang disusun oleh badan Standar Nasional Pendidikan ( BNSP ).

Salah satu model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan model melalui pendekatan konstruktivisme, sebab proses pembelajaran dengan menggunakan konstruktivisme peserta didik dapat termotivasi, inspiratif, menantang, dan menyenangkan serta memberi keleluasaan untuk berkreasi dan memupuk kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Adanya keteladanan pendidik, adanya perencanaan,pelaksanaan, penilaian dan pengawasan yang efektif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan standar yang ditetapkan diatas maka proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik dengan pendidik seyogyanya menggunakan metode dan media yang sesuai sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang afektif dan efesien. Sesuai kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif, efesian sehingga dapat memberikan suasana menggairahkan kepada peserta didik, dengan


(12)

3

perkembangan teknologi pada saat ini maka pemanfaatan teknologi sangat dibutuhkan oleh semua pihak terutama oleh peserta didik di sekolah.

Matematika merupakan disiplin ilmu yang membahas tentang bilangan, bangun ruang/geometri, aljabar dan lain-lain yang merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat yang berbeda-beda dari disiplin ilmu lain karena itu, kegiatan belajar matematika seyogyanya tidak disamakan dengan ilmu lain. Selain itu peserta didik yang belajar matematika berbeda-beda kemampuannya sehingga kegiatan belajar harus memperhatikan kemampuan siswa dan hakekat matematika itu sendiri.

“ Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata sansekerta, metha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensia (Nasution,1980:2). Berikut ini definisi matematika menurut Jhonson dan Rising:

Matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan tersetruktur yang terorganisasi memuat sifat-sifat, teori-teori, dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. (Rusuffendi, 1988:2). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungannya yang ada di dalamnya. Berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antara konsep dan strukturnya.

Rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika berdampak terhadap hasil belajarnya. Hal ini terlihat dari antusias mereka dalam mengikuti pembelajaran. Masih ada siswa yang tidak merperhatikan penjelasan dengan bermain-


(13)

4

Jaenudin, 2013

main sendiri ataupun berbincang dengan teman. Selain itu matematika dianggap mata pelajaran yang sulit siswa.

Masih rendahnya penguasan konsep perkalian satu dan dua angka hal ini ditunjukkan 20 anak yang belum mampu membedakan perkalian dan pembagian. Apalagi untuk mengoperasikan perkalian satu dan dua angka. Rata-rata anak merasa kebingungan untuk mengoperasikan perkalian. Guru yang belum menggunakan pendekatan dan peraga yang inovatif. Hal ini terlihat cara maupun metode yang digunakan guru masih banyak metode ceramah yang kurang melibatkan kegiatan siswa.

Untuk penanaman konsep guru perlu lebih cerdik untuk memilih strategi dan model pembelajaran yang menarik dan menantang bagi siswa. Anak usia sekolah dasar biasanya masih suka dengan permainan. Karena rasa ingin tahu yang tinggi siswa perlu dibuat penasaran untuk menambah rasa ingin tahunya. Pembelajaran masih berpusat pada guru tanpa melibatkan peserta didik, sehingga tidak menarik minat siswa untuk belajar yang akhirnya menyebabkan peserta didik merasa jenuh.

Permasalahan di atas juga ditemukan di SD Negeri Wanaherang 03 Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun pelajaran 2012/ 2013 terutama pada mata pelajaran matematika, belum memenuhi harapan. Hasil kemampuan siswa dalam mencapai nilai perkalian yang ditargetkan sesuai dengan KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang ditentukan oleh sekolah maupun di gugus yaitu untuk matematika 63 belum memenuhi standar karena sekitar 66,66 %


(14)

5

siswa belum memahami konsep matematika tentang perkalian. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada tahun sebelumnya dengan materi perkalian khususnya perkalian satu angka dengan dua angka tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1.

Daftar Nilai Awal Siswa Kelas 4 Th. 2011 / 2012 Pada Materi Perkalian

No :

Nama Nilai No : Nama Nilai

1 NUR 60 16 ELI 70

2 ARY 60 17 SIT 80

3 PAR 55 18 SUK 50

4 ALI 70 19 AND 50

5 SIF 80 20 ZUL 80

6 TEJ 50 21 DIM 45

7 REN 50 22 MUH 60

8 ALF 45 23 ILH 70

9 MIL 60 24 RAH 60

10 HAL 70 25 RIZ 50

11 ELI 60 26 ROS 50

12 AMA 50 27 NIR 70

13 ADE 60 28 SYA 70

14 RAJ 70 29 ABE 60

15 ADT 60 30 WIN 60

Hal ini disebabkan karena kegiatan berpusat pada guru jadi guru yang aktif dalam pembelajaran. Siswa yang merasa jenuh belajar tidak akan mampu menyerap materi pelajaran dengan baik sehingga hasil tes siswa akan sering menunjukkan prestasi yang tidak memuaskan ( mendapat nilai rendah ).


(15)

6

Jaenudin, 2013

Adanya keteladanan pendidik, adanya perencanaan,pelaksanaan, penilaian dan pengawasan yang efektif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan standar yang ditetapkan diatas maka proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik dengan pendidik seyogyanya menggunakan metode dan media yang sesuai sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang afektif dan efesien. Sesuai kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif, efesian sehingga dapat memberikan suasana menggairahkan kepada siswa dengan perkembangan teknologi pada saat ini maka pemanfaatan teknologi sangat dibutuhkan oleh semua pihak terutama oleh siswa di sekolah.

Selain itu dalam proses belajar mengajar matematika harus diajarkan sesuai dengan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini untuk membekali siswa agar memiliki kesanggupan dan kesiapan dalam menjalani kehidupan kemudian hari atau masa yang akan datang. Ada pendapat sangat populer yang memandang matematika sebagai pelayan dan sekaligus raja dari ilmu-ilmu lain.

Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani ilmu pengetahuan lain. Oleh karena itu pengajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang penting dalam menanamkan nilai-nilai dasar ilmu pengetahuan lain kepada siswa.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka betapa pentingnya suatu pendekatan dalam pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perkalian agar memiliki nilai yang bermakna bagi peserta didik. Untuk itu peneliti


(16)

7

akan mengkaji agar dapat menemukan solusi yang tepat sebagaimana pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Alasan memilih pendekatan konstruktivisme adalah siswa lebih aktif dan dapat membangun sendiri, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang benar, terutama pada pokok bahasan perkalian siswa masih banyak yang belum memahami perkalian dikarenakan oleh beberapa faktor.

Adapun faktor-faktor penyebabnya adalah, faktor intern yang ditimbulkan dari sekolah dimana guru kurang bervariatif dalam menyampaikan pembelajaran matematika atau masih menggunakan model yang tradisional tidak menggunakan suatu pendekatan atau metode yang dapat merangsang terhadap pembelajaran, dan faktor ekstern yang disebabkan dari luar teutama dorongan belajar dari lingkungan keluarga karena orang tua terlalu sibuk memikirkan pekerjaan sehingga siswa tidak terkontrol dalam belajar dirumah.

Salah satu alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan konstruktivisme. Hal ini disebabkan dengan pendekatan konstruktivisme yaitu mudah, dan menarik. Untuk itu perlu diketahui diterapkan di SD Negeri Wanaherang 03 untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan permasalahan tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :


(17)

8

Jaenudin, 2013

1. Bagaimana penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang perkalian bilangan satu angka dengan dua angka di SDN Wanaherang 03 ?

2. Bagaimana hasil belajar matematika tentang perkalian bilangan satu angka dengan dua angka setelah menggunakan pendekatan kontruktivisme di SDN Wanaherang 03?

C. Hipotesis Tindakan

Adapun dari uraian yang telah dikemukakan dalam pengembangan konseptual perencanaan tindakan, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah jika pembelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian disajikan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme di kelas IV di SDN Wanaherang 03, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengungkapkan penerapan pembelajaran matematika tentang perkalian bilangan satu angka dengan dua angka di kelas IV SDN Wanaherang 03 melalui penerapan Pendekatan Konstruktivisme.

2. Untuk mengungkapkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang perkalian bilangan satu angka dengan dua angka kelas IV SDN Wanaherang 03 melalui penerapan Pendekatan Konstruktivisme.


(18)

9

E. Manfaat Penelitian

Penulisan yang dilakukan oleh peneliti bermanfaat untuk siswa guru dan sekolah dalam memberikan solusi untuk meningkatkan proses belajar mengajar matematika. Adapun manfaat hasil penelitian sebagi berikut :

1. Manfaat Bagi Peserta Didik Penelitian ini diharapkan :

a. Peserta didik akan lebih cepat memahami dan dapat menyelesaikan masalah pada setiap persoalan yang diberikan .

b. Peserta didik dapat mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. 2. Manfaat Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan:

a. Digunakan sebagai salah satu ide/gagasan baru model pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa.

b. Untuk menumbuhkembangkan keterampilan kooperatif siswa yang muncul di dalam kelas melalui pendekatan konstruktivisme

c. Sebagai inpentarisasi model pembelajaran terhadap khasanah keragaman model pembelajaran untuk meningkatkan interaksi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada tahap berikutnya.


(19)

10

Jaenudin, 2013

3. Manfaat Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini diharapkan;

a. Sebagai acuan model untuk mata pelajaran lain

b. Memiliki siswa dan guru yang kreatif dan inovatif dalam berkarya.

c. Bagi sekolah adalah menambah inpentarisasi buku bacaan perpustakaan sekolah sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi guru dalam bidang karya ilmiah.

F. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar

Menurut Bruner ( Hudoyo, 1990 : 48 ) belajar matematika adalah belajar mengenal konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep struktur- struktur matematika. Dengan demikian siswa dalam belajar, haruslah terlibat aktif mentalnya agar dapat mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasainya.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai siswa setelah mengikuti tes tertulis berupa ulangan harian.

2. Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan belajar menurut teori belajar Piaget. Menurut Piaget ( Hudoyo,1988: 47 ) berpendapat” perkembangan


(20)

11

belajar anak melalui 4 tahapan yaitu tahap konkret, semi kontret, semi abstrak, dan abstrak. Pada tahap konkret kegiatan yang dilakukan anak adalah untuk mendapatkan pengalaman langsung merupakan suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir

intelektual kongkret ke abstrak berurutan melalui empat tahap perkembangan”

sebagai berikut:

1. Periode Sensori motor ( 0 – 2 ) tahun 2. Periode Pra- operasional ( 2 – 7 ) tahun 3. Periode Operasi konkret ( 7 – 12 ) tahun 4. Periode operasi Formal ( > 12 ) tahun 3. Perkalian

Perkalian adalah penjumlahan berulang dari dua bilangan yang masing-masing terdiri dari satu angka ( disebut perkalian dua bilangan satu angka). Pembelajaran perkalian dasar dilakukan dengan memberikan masalah nyata kepada siswa sehingga siswa mengkonstruksi sendiri tentang konsep perkalian di kepalanya. Masalah-masalah yang diberikan kepada siswa hendaknya masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Untuk pembinaan keterampilan, guru dapat memberikan permainan-permainan terkait perkalian dasar. Hal ini supaya siswa mahir perkalian dasar dengan sendirinya tanpa merasa tertekan perasaannya.


(21)

25

Jaenudin, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan ( Action Ressearch ) yang merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan yang bertujuan mengembangkan keterampilan dalam rangka memecahkan masalah melalui penerapan langsung. Dalam dunia pendidikan penelitian ini dapat memperbaiki efektifitas dan efisiensi dalam pembelajaran.

Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digolongkan menjadi empat tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan tahap refleksi. Kasbuloh ( 1998/ 1999 ) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah. Dengan adanya PTK kesalahan dalam pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga hasil belajar siswa diharapkan akan dapat meningkat.

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan sendiri oleh guru, dimana guru sebagai peneliti yang merancang tindakan, mengobservasi, dan merefleksi pembelajaran yang dilakukan, tetapi tidak semua guru mampu melihat sendiri kekeliruannya. Disini diperlukannya orang lain untuk melihat apakah diri sendiri melakukan kekeliruan


(22)

26

dalam kegiatan pembelajaran. Dibutuhkan teman sejawat untuk berkonsultasi mengenai permasalahan yang dihadapi dan observer untuk membantu apakah guru telah melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dirancang dari siklus ke siklus, dengan target penggunaan metode pendekatan konstruktivisme meningkat sehingga hasil belajar meningkat pula.

B. Model Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model yang dikembangkan oleh. Suryanto dalam Kasbuloh ( 1998 / 1999 : 32 ) penelitian tindakan model Suryanto dalam Kasbuloh ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan ( planing ), tindakan ( acting ), pengamatan ( observing ),refleksi (reflecting) dan perencanaan kembali.

Desain penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal perkalian secara optimal maka diberikanlah tes. Sedangkan observer awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian akan diketahui optimalisasi kemampuan siswa dalam perkalian.

Desain pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah sebagai berikut dibawah.


(23)

27

Jaenudin, 2013

Tabel 3.1 Diagram Desain Penelitian

SIKLUS I

SIKLUS II

Meningkatkan Permasalahan Belajar Matematika

Permasalah Baru Hasil Refleksi I

Perencanaan Tindakan I

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan / Pengumpulan data

Refleksi Pengamatan /

Pengumpulan data


(24)

28

Sumber : Suryanto dalam Kasbuloh ( 1998 / 1999 : 32 )

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Wanaherang 03 Gunungputri – Kabupaten Bogor dengan banyak siswa 30 orang siswa. Sementara observer dalam penilitian ini adalah sebanyak 2 orang mitra guru pamong yang akan membantu melakukan pengamatan selama peneliti melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan konstruktivisme.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Tahap kegiatan ini dipergunakan oleh peneliti untuk mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan. Kegiatannya meliputi:

1). Mempersiapkan rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan.

2). Mempersiapkan bahan ajar yang akan disampaikan. 3). Mempersiapkan media ajar yang akan dipergunakan. 4). Mempersiapkan alat evaluasi


(25)

29

Jaenudin, 2013

Dasar atau Hasil Belajar, 4) Langkah Pembelajaran, 5) Sumber/ Media / Bahan Ajar, 6) Penilaian, 7) Identitas Penyusun . Pada langkah pembelajaran berisi tiga tahap kegiatan, yakni: Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Akhir ( Penutup ).

Kegiatan awal dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa ( baik fisik, maupun psikologis) untuk mengikuti pembelajaran, memotivasi siswa untuk menguasai kompetensi tertentu, serta untuk apersepsi. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dirancang untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan .

Kegiatan akhir adalah kegiatan menutup pembelajaran yang sekaligus memantapkan kompetensi dasar yang telah dipelajari siswa. Kegiatan akhir berupa pembuatan kesimpulan dan rencana kegiatan lanjutan. Penggunaan pendekatan konstruktivisme pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran .

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan penelitian Tindakan Kelas sesuai rencana yang telah disusun. Peneliti mengajar berdasarkan hasil kesepakatan bersama-sama. Dalam penerapan tindakan ini peneliti mengikuti petunjuk- petunjuk yang telah disusun dalam rencana pembelajaran mengenai soal perkalian dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Pelaksanaan tindakan pada intinya sama dengan kegiatan guru dalam mengajar sehari-hari.

c. Tahap Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah yang terjadi pada pembelajaran matematika


(26)

30

dalam menyelesaikan soal perkalian. Observasi bertujuan untuk memantau proses dan dampak perbaikan. Kegiatan observasi bersamaan dengan kegiatan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan. Format lembar pengamatan berisi tentang hal- hal atau tindakan yang harus dilakukan dalam pembelajaran yang berisi tentang bagaimana caranya meningkatkan hasil belajar.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi, dan evaluasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Refleksi dilakukan pada saat memikirkan tindakan yang akan digunakan, ketika tindakan sedang berlangsung, dan setelah tindakan dilakukan. Data yang telah terkumpul dalam kegitan observasi, harus secepatnya dianalisis. Segala kejadian selama tindakan berlangsung yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan, direfleksikan kembali.

Analisis data dilakukan setelah selesainya satu paket perbaikan untuk dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang oleh guru. Analisis data merupakan tahap yang sangat penting melakukan refleksi. Refleksi merupakan evaluasi tentang proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan terhadap indikator keberhasilan pembelajaran yaitu 75 % siswa mencapai nilai minimal 7 pada penyelesaian soal perkalian. Hasil refleksi merekomendasikan apakah siklus


(27)

31

Jaenudin, 2013

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Tahap kegiatan ini dipergunakan oleh peneliti untuk mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan. Kegiatannya meliputi:

1). Mempersiapkan rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan.

2). Mempersiapkan bahan ajar yang akan disampaikan. 3). Mempersiapkan media ajar yang akan dipergunakan. 4). Mempersiapkan alat evaluasi

Kegiatan yang diadakan adalah merencanakan persiapan mengajar mulai dari pembuatan RPP, yang meliputi : 1) Identitas Rencana Pembelajaran, 2) Kompetensi Dasar atau Hasil Belajar, 4) Langkah Pembelajaran, 5) Sumber/ Media / Bahan Ajar, 6) Penilaian, 7) Identitas Penyusun . Pada langkah pembelajaran berisi tiga tahap kegiatan, yakni: Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Akhir ( Penutup ).

Kegiatan awal dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa ( baik fisik, maupun psikologis) untuk mengikuti pembelajaran, memotivasi siswa untuk menguasai kompetensi tertentu, serta untuk apersepsi. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dirancang untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan .

Kegiatan akhir adalah kegiatan menutup pembelajaran yang sekaligus memantapkan kompetensi dasar yang telah dipelajari siswa. Kegiatan akhir berupa


(28)

32

pembuatan kesimpulan dan rencana kegiatan lanjutan. Penggunaan pendekatan konstruktivisme pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran .

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan penelitian Tindakan Kelas sesuai rencana yang telah disusun. Peneliti mengajar berdasarkan hasil kesepakatan bersama – sama. Dalam penerapan tindakan ini peneliti mengikuti petunjuk- petunjuk yang telah disusun dalam rencana pembelajaran mengenai soal perkalian dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Pelaksanaan tindakan pada intinya sama dengan kegiatan guru dalam mengajar sehari – hari.

c. Tahap Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah yang terjadi pada pembelajaran matematika dalam menyelesaikan soal perkalian. Observasi ditunjukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan. Kegiatan observasi bersamaan dengan kegiatan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan. Format lembar pengamatan berisi tentang hal- hal atau tindakan yang harus dilakukan dalam pembelajaran yang berisi tentang bagaimana caranya meningkatkan hasil belajar.

d. Tahap Refleksi


(29)

33

Jaenudin, 2013

saat memikirkan tindakan yang akan digunakan, ketika tindakan sedang berlangsung, dan setelah tindakan dilakukan. Data yang telah terkumpul dalam kegitan observasi, harus secepatnya dianalisis. Segala kejadian selama tindakan berlangsung yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan, direfleksikan kembali.

Analisis data dilkukan setelah selesainya satu paket perbaikan untuk dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang oleh guru. Analisis data merupakan tahap yang sangat penting melakukan refleksi. Refleksi merupakan evaluasi tentang proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan terhadap indikator keberhasilan pembelajaran yaitu 75 % siswa mencapai nilai minimal 7 pada penyelesaian soal perkalian. Hasil refleksi merekomendasikan apakah siklus selanjutnya dapat dilaksanakan atau tidak.

E. Instumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk melihat secara utuh tindakan – tindakan yang dilakukan dan memperbaiki, memecahkan masalah yang dihadapi dilakukan, obsevasi, dan observasi dipergunakan untuk melihat proses tindakan untuk melihat dampak yang dirasakan oleh siswa, Instrumen yang digunakan digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Instrumen Tes

Menyelesaikan soal perkalian untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada perkalian menggunakan pendekatan


(30)

34

konstruktivisme. Dalam tes soal yang diberikan berbentuk uraian, alasan menggunakan tes uraian karena untuk mengetahui sejauh mana proses peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Obervasi dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran matematika isian lembar observasi berdasarkan kepada aspek-aspek penilaian yang diharapkan muncul dan dikembangkan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan, disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

1. Analisis kualitatif

Teknik analisa ini digunakan untuk menganalisa hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses


(31)

35

Jaenudin, 2013

pembelajaran terhadap sikap dan pendapat dalam kegiatan belajar yang telah berlangsung.

2. Analisis Kuantitatif ( Teknik Persentase )

Teknik ini digunakan untuk untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penyekoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari. Dengan menggunakan rumus :

1. Menghitung nialai rata-rata kelas dengan rumus : ∑ N

X = ---

n

Keterangan

N = Total Nilai yang diperoleh siswa n = Jumlah siswa

X = Nilai rata – rata kelas 2. Menghitung daya serap dengan rumus

Jumlah Nilai Total Subyek

Daya Serap = x 100 % Jumlah Skor Total Maksimum


(32)

36

3. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan rumus ∑ s ≥ 6.3

TB = x 100 % N

Keterangan

∑ s ≥ 6.3 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 6,3

N = Banyak Siswa

100 % = Bilangan tetap TB = Ketuntasan Belajar


(33)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan bagian sebelumnya pada bab ini dapat disimpulkan .

1. Penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang perkalian satu angka dengan dua angka.Siklus I,dimulai dengan diskusi kelompok untuk menyelesaikan soal-soal perkalian sebagai penjumlahan berulang dan perkalian bersusun pendek. Selesai diskusi kemudian presentasi hasil diskusi kelompok , tanya jawab dengan kelompok lain,menarik simpulan materi yang dipelajari. Kemudian mengadakan tes formatif. Pada siklus II, dikusi soal perkalian bersusun panjang dan soal cerita. Dilanjutkan presentasi tiap kelompok, tanya jawab, dan menarik simpulan materi pelajaran. Dilanjutkan dengan tes formatif untuk mengukur pemahaman siswa .

2. Hasil belajar yang didapatkan pada siswa pada pembelajaran matematika tentang perkalian pada siklus I dan siklus II, mengalami peningkatan. Hasil belajar menunjukan bahwa penggunaan pendekatan konstruktivisme cocok diberikan di kelas IV SDN Wanaherang 03 Kec. Gunungputri Kab. Bogor. Kondisi tampak dari proses diskusi yang lebih aktif melibatkan semua siswa, menunjukan adanya keseriusan dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Hasil pembelajaran matematika tentang perkalian dapat dilihat dari hasil tes, pada siklus I nilai rata-rata diperoleh 69 dan siklus II nilai rata-rata yang diperoleh meningkat menjadi 91, 30.


(34)

64

B. Saran

Dari hasil penelitian di lapangan, dapat disarankan yang perlu disampaikan diantaranya :

1. Bagi guru yang hendak menggunakan pendekatan kontruktivisme sebaiknya memperhatikan penyusunan RPP yang akan dilaksanakan dan alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. RPP dibuat harus mencerminkan komponen-komponen konstruktivisme yang didalamnya dapat mengukur kemampuan siswa. 2. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. diharapakan menggunakan pendekatan konstruktivisme sebagai salah satu alternatifnya sehingga dapat membantu siswa membangun dan menemukan konsep dan meningkatkan pemahaman siswa.

3. Pengaturan waktu yang tepat dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan konstr perluuktivisme perlu diperhatikan agar dapat membantu kelancaran proses pembelajaran yang telah direncanakan sehingga dapat mempermudah tercapinya tujuan dari pembelajaran yang diharapkan

4. Dalam era globalisasi sekarang ini diperlukan Sumber Daya Manusia yang memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran dengan cara mengembangkan kemampuan, ini merupakan tanggung jawab bagi kita yang bergelut dalam dunia pendidikan. dengan cara berbagai hal diantaranya mengembangkan berpikir siswa yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa, salah satunya dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.


(35)

65

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Nyimas . (2007). Pendekatan Kontruktivisme Matematika Dirjen Dikti Depdiknas .

Dahar, Ratna Willis. (1998) . Teori – Teori Belajar. Dirjen Dikti Depdikbud Jakarta : P2LPTK

Hadi, Sutarto, ( 2005 ) Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin : Penerbit Tulip

Hudoyo, ( 1988 ) Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Ditjen Proyek Pengembangan Lembaga Pendididikan Tenaga Kependidikan

Hudoyo Herman.( 1990 ), Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang IKIP Malang

Karso, dkk. (1999) . Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka

Kasihani Kasbolah E.S. ( 1998/1999) Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), Dikti,Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta

Ruseffendi E.T. ( 1992 ) Materi Pokok Pendidikan Matematika3.Jakarta: Depdikbud. Yuuki-chan.blogspot.com/2012/02 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan


(1)

34

konstruktivisme. Dalam tes soal yang diberikan berbentuk uraian, alasan menggunakan tes uraian karena untuk mengetahui sejauh mana proses peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Obervasi dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran matematika isian lembar observasi berdasarkan kepada aspek-aspek penilaian yang diharapkan muncul dan dikembangkan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan, disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

1. Analisis kualitatif

Teknik analisa ini digunakan untuk menganalisa hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses


(2)

Jaenudin, 2013 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN BILANGAN SATU ANGKA DENGAN DUA ANGKA MELALUI PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran terhadap sikap dan pendapat dalam kegiatan belajar yang telah berlangsung.

2. Analisis Kuantitatif ( Teknik Persentase )

Teknik ini digunakan untuk untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penyekoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari. Dengan menggunakan rumus :

1. Menghitung nialai rata-rata kelas dengan rumus : ∑ N

X = ---

n

Keterangan

N = Total Nilai yang diperoleh siswa n = Jumlah siswa

X = Nilai rata – rata kelas 2. Menghitung daya serap dengan rumus

Jumlah Nilai Total Subyek

Daya Serap = x 100 % Jumlah Skor Total Maksimum


(3)

36

3. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan rumus ∑ s ≥ 6.3

TB = x 100 % N

Keterangan

∑ s ≥ 6.3 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 6,3

N = Banyak Siswa

100 % = Bilangan tetap TB = Ketuntasan Belajar


(4)

63

Jaenudin, 2013 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN BILANGAN SATU ANGKA DENGAN DUA ANGKA MELALUI PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan bagian sebelumnya pada bab ini dapat disimpulkan .

1. Penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang perkalian satu angka dengan dua angka.Siklus I,dimulai dengan diskusi kelompok untuk menyelesaikan soal-soal perkalian sebagai penjumlahan berulang dan perkalian bersusun pendek. Selesai diskusi kemudian presentasi hasil diskusi kelompok , tanya jawab dengan kelompok lain,menarik simpulan materi yang dipelajari. Kemudian mengadakan tes formatif. Pada siklus II, dikusi soal perkalian bersusun panjang dan soal cerita. Dilanjutkan presentasi tiap kelompok, tanya jawab, dan menarik simpulan materi pelajaran. Dilanjutkan dengan tes formatif untuk mengukur pemahaman siswa .

2. Hasil belajar yang didapatkan pada siswa pada pembelajaran matematika tentang perkalian pada siklus I dan siklus II, mengalami peningkatan. Hasil belajar menunjukan bahwa penggunaan pendekatan konstruktivisme cocok diberikan di kelas IV SDN Wanaherang 03 Kec. Gunungputri Kab. Bogor. Kondisi tampak dari proses diskusi yang lebih aktif melibatkan semua siswa, menunjukan adanya keseriusan dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Hasil pembelajaran matematika tentang perkalian dapat dilihat dari hasil tes, pada siklus I nilai rata-rata diperoleh 69 dan siklus II nilai rata-rata yang diperoleh meningkat menjadi 91, 30.


(5)

64

B. Saran

Dari hasil penelitian di lapangan, dapat disarankan yang perlu disampaikan diantaranya :

1. Bagi guru yang hendak menggunakan pendekatan kontruktivisme sebaiknya memperhatikan penyusunan RPP yang akan dilaksanakan dan alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. RPP dibuat harus mencerminkan komponen-komponen konstruktivisme yang didalamnya dapat mengukur kemampuan siswa. 2. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. diharapakan menggunakan pendekatan konstruktivisme sebagai salah satu alternatifnya sehingga dapat membantu siswa membangun dan menemukan konsep dan meningkatkan pemahaman siswa.

3. Pengaturan waktu yang tepat dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan konstr perluuktivisme perlu diperhatikan agar dapat membantu kelancaran proses pembelajaran yang telah direncanakan sehingga dapat mempermudah tercapinya tujuan dari pembelajaran yang diharapkan

4. Dalam era globalisasi sekarang ini diperlukan Sumber Daya Manusia yang memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran dengan cara mengembangkan kemampuan, ini merupakan tanggung jawab bagi kita yang bergelut dalam dunia pendidikan. dengan cara berbagai hal diantaranya mengembangkan berpikir siswa yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa, salah satunya dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.


(6)

Jaenudin, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN BILANGAN SATU ANGKA DENGAN DUA ANGKA MELALUI PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Nyimas . (2007). Pendekatan Kontruktivisme Matematika Dirjen Dikti Depdiknas .

Dahar, Ratna Willis. (1998) . Teori – Teori Belajar. Dirjen Dikti Depdikbud Jakarta : P2LPTK

Hadi, Sutarto, ( 2005 ) Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin : Penerbit Tulip

Hudoyo, ( 1988 ) Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Ditjen Proyek Pengembangan Lembaga Pendididikan Tenaga Kependidikan

Hudoyo Herman.( 1990 ), Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang IKIP Malang

Karso, dkk. (1999) . Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka

Kasihani Kasbolah E.S. ( 1998/1999) Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), Dikti,Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta

Ruseffendi E.T. ( 1992 ) Materi Pokok Pendidikan Matematika3.Jakarta: Depdikbud. Yuuki-chan.blogspot.com/2012/02 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan


Dokumen yang terkait

Pengaruh permainan kartu milenium ular angka terhadap hasil belajar matematika pada materi operasi hitung bilangan: quasi ekpserimen di SDN Cengkareng Timur 17 Pagi

2 4 92

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PERKALIAN DUA ANGKA MELALUI MEDIA JARI TANGAN DALAM MATA Peningkatan Keterampilan Berhitung Perkalian Dua Angka Melalui Media Jari Tangan Dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas II SD N 2 Ledokdawan Kecamatan Geyer Kabupa

0 2 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PERKALIAN DUA ANGKA MELALUI MEDIA JARI TANGAN DALAM MATA Peningkatan Keterampilan Berhitung Perkalian Dua Angka Melalui Media Jari Tangan Dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas II SD N 2 Ledokdawan Kecamatan Geyer Kabupa

1 1 13

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Tentang Perkalian Dan Pembagian Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kela

0 0 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN MELALUI METODE STAD PADA Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Melalui Metode Stad Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Gantiwarno

0 1 14

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN CACAH MELALUI ALAT PERAGA.

0 0 61

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG POKOK BAHASAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 39

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG POKOK BAHASAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 1 30

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 4 42

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 0 32