STUDI MISKONSEPSI PADA KOMPETENSI DASAR MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR PADA MOTOR BENSIN.

(1)

STUDI MISKONSEPSI PADA KOMPETENSI DASAR

MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN

BAKAR PADA MOTOR BENSIN

(Studi Eksperimen Mengurangi Miskonsepsi pada Kompetensi Dasar Memelihara Komponen Sistem BahanBakarpada Motor Bensin di SMK Negeri 8 Bandung

Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

oleh

Hasrat Maringan 0705228

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

ABSTRACT

Hasrat Maringan E.0551.0705228, Study Misconceptions Maintaining The Basic Competency Fuel System Components In Motor Gasoline

The problem in this study is not exactly teaching methods used by teachers class XI at SMK Negeri 8 Bandung, resulting in students having misconceptions for materials that are abstract One effort that can be done to overcome these problems is the with the help of interactive multimedia on the learning process. The method used in this study is methods of experimental studies by using one class as a class experiment in the absence of comparator class.The purpose of this research is was to compare the proportion of misconceptions of students when explanations through conventional learning and when explanations through performed using interactive multimedia the basic competencies to maintain fuel system components on motor gasoline. Data to draw conclusions results, collected through the provision of test understanding of concepts form of essay test then the response of the students adjusted to the degree of understanding of the concept to categorization for understanding the concept of learners. After doing research, found that the use of interactive multimedia learning can further minimize the occurrence of misconceptions in learners compared with conventional learning. This is evident from the quantity of students who have misconceptions when conventional learning more compared with when learning done using the assist of interactive multimedia on any matter being tested. Decrease in the quantity of students who have misconceptions after the use of interactive multimedia concomitant with increase in the quantity of students understand the concept. This suggests that the use of interactive multimedia learning very fit in order minimize the occurrence of misconceptions and in an effort to increase understanding of the concept of learners.


(3)

ABSTRAK

Hasrat Maringan E.0551.0705228, Studi Miskonsepsi pada Kompetensi Dasar Memelihara Komponen Sistem Bahan Bakar pada Motor Bensin

Masalah pada penelitian ini adalah tidak tepatnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pada kelas XI SMK Negeri 8 Bandung, sehingga menyebabkan peserta didik mengalami miskonsepsi untuk materi yang bersifat abstrak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan menggunakan bantuan multimedia interaktif pada proses pembelajaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi eksperimen dengan menggunakan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan proporsi miskonsepsi peserta didik ketika penjelasan materi dilakukan melalui pembelajaran konvensional dan ketika penjelasan materi dilakukan dengan menggunakan multimedia interaktif pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin. Data-data untuk menarik kesimpulan hasil penelitian, dikumpulkan melalui pemberian tes pemahaman konsep berupa tes essay, kemudian respon peserta didik disesuaikan dengan derajat pemahaman konsep guna pengkategorian pemahaman konsep peserta didik tersebut. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan bahwa penggunaan multimedia interaktif pada proses pembelajaran dapat lebih meminimalisasi terjadinya miskonsepsi pada peserta didik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi ketika pembelajaran konvensional lebih besar dibandingkan dengan ketika pembelajaran dilakukan menggunakan bantuan multimedia interaktif pada tiap soal yang diujikan. Penurunan jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi setelah penggunaan multimedia interaktif seiring dengan peningkatan jumlah peserta didik yang memahami konsep. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif pada proses pembelajaran sangat sesuai dalam upaya meminimalisasi terjadinya miskonsepsi dan dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.


(4)

Hasrat Maringan, 2013

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Penjelasan Istilah dan Variabel Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Belajar Konsep ... 10

1. Belajar ... 10

2. Konsep ... 12

3. Belajar Konsep ... 14

B. Miskonsepsi ... 17

1. Istilah Miskonsepsi ... 17

2. Ciri-ciri Miskonsepsi ... 17

3. Terbentuknya Mikonsepsi ... 18

4. Cara Menggali Miskonsepsi ... 19

C. Identifikasi Miskonsepsi dengan Menggunakan Derajat Pemahaman ... 19

D. Tinjauan Kompetensi Dasar Memelihara Komponen Sistem Bahan Bakar pada Motor Bensin ... 20

E. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ... 22

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 22

2. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Upaya Mengurangi Miskonsepsi pada Peserta Didik ... 25


(5)

Hasrat Maringan, 2013

F. Evaluasi ... 28

1. Pengertian Evaluasi ... 28

2. Subjek dan Sasaran Evaluasi ... 29

3. Prinsip dan Alat Evaluasi ... 31

4. Penggunaan Tes Essay dalam mengidentifikasi Miskonsepsi ... 34

G. Asumsi Dasar dan Hipotesis ... 35

1. Asumsi Dasar ... 35

2. Hipotesis ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Metode Penelitian ... 37

B. Desain Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

1. Populasi Penelitian ... 38

2. Sampel Penelitian ... 39

D. Instrumen Penelitian ... 39

E. Teknik Pengolahan Data Miskonsepsi ... 39

F. Teknik Pengolahan Data Menggunakan Uji Tanda ... 40

G. Prosedur Penelitian ... 41

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 41

2. Tahap Pelaksaan Penelitian ... 42

3. Tahap Akhir ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Validasi Instrumen ... 45

B. Deskripsi dan Analisis Data Tiap Butir Soal ... 46

C. Analisis Statistik Uji Tanda ... 67

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(6)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kemajuan bidang pengetahuan dan teknologi telah membawa pengaruh besar pada bidang pendidikan. Kemajuan tersebut semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan pemanfaatan teknologi dalam proses belajar, karena strategi yang tepat pada proses pembelajaran akan membantu tercapainya tujuan belajar.

Proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Oleh karena itu, salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Proses belajar merupakan interaksi peserta didik dengan lingkungannya. Kurikulum, guru, kepala sekolah, teman sesama peserta didik, materi pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran, merupakan lingkungan yang akan mempengaruhi proses belajarnya. Arsyad (2007: 2) mengemukakan, bahwa:

Guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, disamping mampu menggunakan fasilitas yang ada di sekolah guru juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.

Media yang digunakan guru pada proses pembelajaran harus disesuaikan dengan taraf berpikir peserta didik, ketika guru menjelaskan materi pelajaran yang bersifat abstrak, guru diharapkan mampu menyampaikan materi pelajaran menjadi kongkrit, karena sebelum masuk ke dalam kelas pikiran peserta didik tidaklah


(7)

kosong, tetapi mempunyai pengetahuan awal dan ide-ide (pra konsepsi). Ketika peserta didik menerima pengetahuan baru, peserta didik akan mengaplikasikan pra konsepsinya untuk merespon. Pra konsepsi peserta didik tidak selalu sesuai dengan konsepsi yang disepakati oleh para ahli, sehingga ketika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bantuan multimedia pembelajaran, diharapakan peserta tidak mengalami miskonsepsi.

Salah satu kompetensi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8 Bandung adalah kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin yang tujuannya adalah agar peserta didik memiliki keterampilan dalam melakukan pemeliharan/servis sistem bahan bakar pada motor bensin. Kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin memiliki beberapa konsep yang bersifat abstrak, contohnya: aliran bahan bakar dari tangki sampai ke ruang bakar, proses pemompaan bahan bakar, dan proses pencampuran (carburasi) bahan bakar dan udara. Proses terjadinya aliran bahan bakar bensin dari tangki sampai ke ruang bakar dan proses pencampuran (carburasi) sangatlah abstrak karena tidak dapat dilihat langsung, sehingga materi pelajaran ini perlu diilustrasikan atau divisualisasikan agar peserta didik mampu memahami konsep kerja tersebut dengan benar. Arsyad (2007: 9) menyatakan bahwa, “pemahaman konsep yang bersifat abstrak memerlukan peranan daya nalar yang lebih kuat dalam memecahkan masalah-masalah yang tidak dapat teramati langsung daripada pemahaman konsep yang bersifat kongkrit”.

Kemampuan penalaran setiap peserta didik berbeda, sehingga sangat memungkinkan terjadinya penafsiran yang tidak sesuai dengan konsep yang benar


(8)

atau konsep yang telah disepakati oleh para ahli. Timbulnya ketidaksesuaian tersebut berdampak pada munculnya kesalahan pemahaman yang lebih dikenal dengan miskonsepsi.

Peranan seorang guru sangat dibutuhkan guna meluruskan/menyamakan penafsiran peserta didik agar sesuai dengan konsep yang telah disepakati oleh ahli dibidangnya. Permasalahan seperti ini, mengharuskan seorang guru menggunakan alat bantu pembelajaran/media pembelajaran guna memvisualisasikan konsep-konsep yang bersifat abstrak menjadi kongkrit.

Berdasarkan observasi awal peneliti di SMK Negeri 8 Bandung ketika melakukan Program Latihan Profesi (PLP), guru masih sering menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam menjelaskan konsep-konsep yang bersifat abstrak, sehingga peserta didik hanya dapat menafsirkan konsep yang dijelaskan guru dan tidak dapat mengecek kebenaran dari konsep yang ditafsirkannya. Hal ini menyebabkan peserta didik hanya bisa menghafalkan konsep yang ditafsirkannya tanpa tahu kebenaran dari konsep tersebut, sehingga konsepsi yang salah (miskonsepsi) tersebut akan selalu berkembang pada diri peserta didik.

Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik menyebabkan tidak tercapainya tujuan belajar yang diinginkan, karena secara konsisten peserta didik mengembangkan penafsiran yang salah. Hal ini menjadi masalah serius dalam pembelajaran memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin, sehingga diperlukan suatu upaya untuk meminimalisasi miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan.


(9)

Salah satu alternatif yang dipilih peneliti dalam upaya mengurangi miskonsepsi peserta didik pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin adalah dengan menyajikan meteri pelajaran tersebut menggunakan multimedia interaktif model animasi. Pemilihan tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa multimedia interaktif model animasi dapat memvisualisasikan konsep-konsep yang bersifat abstrak, contohnya: bagaimana terjadinya proses pemompaan bahan bakar dari tangki ke karburator dan bagaimana terjadinya proses pencampuran bahan bakar dan udara (carburasi) di dalam karburator. Sesuai dengan pendapat Ariani (2010:12), mengatakan bahwa “multimedia dapat digunakan untuk memudahkan pembelajar dalam memahami

suatu konsep”, sehingga peneliti mengharapkan penggunaan multimedia interkatif

pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin dapat meminimalisasi miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dianggap penting untuk melakukan penelitian mengenai “Studi Miskonsepsi pada Kompetensi Dasar Memelihara Komponen Sistem Bahan Bakar pada Motor Bensin”, dengan harapan hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam mengurangi miskonsepsi atau mencegah verbalisme pada peserta didik.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Pada materi kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin terdapat materi yang bersifat abstrak. Konsep yang bersifat


(10)

abstrak memiliki kesulitan pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan konsep yang bersifat kongkrit.

2. Konsepsi awal peserta didik yang berbeda-beda dan tidak sesuai dengan konsepsi yang disepakati para ahli dibidangnya, akan menyulitkan peserta didik dalam menerima pelajaran selanjutnya.

3. Kemampuan peserta didik dalam menalarkan dapat menyebabkan terjadinya miskonsespsi.

4. Pembelajaran konvensional yang digunakan oleh guru membutuhkan bantuan media untuk menjelaskan materi ajar yang bersifat abstrak.

5. Ketidakcocokan metode pembelajaran yang digunakan guru menyebabkan miskonsepsi pada peserta didik terus terjadi.

Secara lebih khusus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “seberapa besar penurunan proporsi miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik setelah penjelasan materi pelajaran dilakukan melalui pembelajaran konvensional dan setelah penjelasan materi pelajaran dilakukan menggunakan bantuan multimedia interaktif model animasi pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin”.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya serta terarah kepada tujuan yang ingin dicapai, maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :


(11)

1. Penelitian ini dilakukan kepada peserta didik SMK Negeri 8 Bandung kelas XI Teknik Kendaraan Ringan 6 pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin.

2. Materi yang diteliti dibatasi pada penjelasan aliran bahan bakar dan cara kerja komponen sistem bahan bakar pada motor bensin (tipe konvensional). 3. Alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

multimedia interaktif model animasi beserta komputer dan kelengkapannya. 4. Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik diukur dengan menggunakan

soal-soal test, yakni pre-test dan post-test. Soal diberikan dalam bentuk tes essay pada ranah kognitif tingkat pengetahuan, pemahaman.

5. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi, yaitu dengan menggunakan derajat pemahaman.

D. Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini mencapai hasil yang optimal, terlebih dahulu perlu dirumuskan tujuan penelitian. Untuk maksud tersebut, penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proporsi miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik ketika penjelasan materi dilakukan melalui pembelajaran konvensional. 2. Untuk mengetahui proporsi miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik

setelah melakukan pembelajaran dengan bantuan multimedia interaktif. 3. Untuk mengetahui proporsi berkurangnya miskonsepsi pada peserta didik

seteleh pembelajaran dilakukan dengan menggunakan multimedia interaktif.


(12)

4. Untuk mengetahui apakah penggunaan multimedia interaktif model animasi sesuai dalam upaya mengurangi miskonsepsi.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada peserta didik, bahwa materi yang bersifat abstrak cenderung mengalami miskonsepsi terutama pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin, sehingga peserta didik akan lebih fokus dalam mengikuti pelajaran.

2. Bagi guru, multimedia interaktif ini diharapkan dapat digunakan guna mengurangi miskonsepsi dan memperbaiki kemampuan peserta didik dalam memahami pelajaran.

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya SMK Negeri 8 Bandung, terutama bagi guru, agar menggunakan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran guna mengurangi miskonsepsi pada peserta didik.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

F. Penjelasan Istilah dan Variabel Penelitian

1. Penjelasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul penelitian, maka perlu dibuatkan penjelasan istilah. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dari judul penelitian ini adalah sebagai berikut:


(13)

a. Multimedia Interaktif adalah suatu media pembelajaran yang berbasis teknologi komputer yang terdiri atas berbagai jenis media (teks, suara, grafik dan animasi).

b. Miskonsepsi didefinisikan sebagai suatu pemahaman peserta didik yang tidak sesuai dengan konsep yang disepakati para pakar keilmuan dibidangnya. c. Memelihara Komponen Sistem Bahan Bakar pada Motor Bensin merupakan

salah satu Kompetensi Dasar pada kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 8 Bandung.

2. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah variable tunggal, yaitu: proporsi miskonsepsi pada peserta didik yang terjadi dalam satu kelas, dan penurunan proporsi miskonsepsi yang terjadi apabila pembelajaran dilakukan menggunakan bantuan multimedia interaktif model simulasi.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman peneliti agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dalam judul, variabel yang diteliti dan sistematika penulisan.


(14)

Bab II Tinjauan Pustaka yang mengemukakan Landasan Teoritis yang mendukung dan relevan dalam permasalahan penelitian ini dan hipotesis penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian yang mengemukakan metode penelitian, desain penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, instrument penelitian, teknik pengolahan data miskonsepsi, teknik pengolahan data menggunakan Uji Tanda dan prosedur penelitian.

Bab IV Validasi Instrument, deskripsi data dan analisis data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V kesimpulan dan saran yang mengemukakan kesimpulan yang diperoleh selama penelitian dan sejumlah saran yang membangun bagi institusi yang bersangkutan.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam suatu penelitian diperlukan guna mencapai tujuan penelitian serta untuk menjawab masalah yang diteliti. Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah peneliti rumuskan pada Bab I, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Sugiyono (2011: 11) mengemukakan, bahwa “metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu dalam kondisi yang terkontrol (laboratorium)”. Sependapat dengan Creswell (Sugiyono 2011: 11) yang mengemukakan bahwa “penelitian eksperimen berusaha untuk mengetahui apakah treatment (pelakuan) tertentu mempengaruhi hasil dalam sebuah penelitian”. Penggunaan metode eksperimen dipandang sesuai untuk mendapatkan data dan informasi akibat perlakuan tertentu yang diberikan kepada kelompok sampel.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah One Group Pretest-Postest Design dengan satu kali perlakuan (treatment) dan dua kali pengukuran. Desain penelitian ini dilakukan pada satu kelas eksperimen dan tidak ada kelas kontrol sebagai pembanding.


(16)

a. Pre-test (pengukuran pertama) merupakan Post-test dalam pembelajaran konvensional, Pre-test diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen setelah penjelasan materi dilakukan melalui pembelajaran konvensional. Tujuan Pre-test ini adalah untuk mengetahui berapa banyak peserta didik yang masuk dalam kategori miskonsepsi pada tiap soal tes yang diberikan.

b. Post-test (pengukuran kedua), diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen sesudah diberi perlakuan (pembelajaran dilakukan menggunakan multimedia interaktif). Tujuan Post-test ini adalah untuk mengkategorikan peserta didik menurut pemahaman konsepnya pada tiap soal yang di berikan oleh peneliti.

Pre-test dan Post-test dilakukan dengan memberikan instrument yang sama. Hal ini dilakukan agar tidak ada pengaruh instrument terhadap perubahan pengetahuan konsep peserta didik. Desain pada penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pre-test Treatment Post-test

01 x 02

Keterangan: 01 = Pre-test

X = Treatment (perlakuan). 02 = Post-test

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan faktor penting yang merupakan sumber peneliti dalam memperoleh data, guna menjawab pemecahan masalah.


(17)

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai populasi adalah kelas XI Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 8 Bandung yang mengikuti kompetensi dasar Memelihara Komponen Sistem Bahan Bakar pada Motor Bensin.

2. Sampel Penelitian

Sampel yang dijadikan sebagai kelas eksperimen pada penelitian ini adalah salah satu kelas yang dipilih dari 7 kelas yang ada pada kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 8 Bandung. peserta didik pada kelas tersebut akan diberikan tes untuk mengetahui jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep berupa tes essay dan multimedia interaktif model simulasi yang diberikan kepada seluruh peserta didik pada kelas eksperimen. Intrumen tes yang diberikan pada saat Pre-test dan Post-test adalah instrumen yang sama, hal ini bertujuan agar tidak ada pengaruh instrument terhadap perubahan penguasaan konsep peserta didik. Pembelajaran menggunakan bantuan multimedia interaktif model simulasi diberikan kepada peserta didik, guna mengetahui perbandingan proporsi miskonsepsi peserta didik dengan pembelajaran konvensional.

E. Teknik Pengolahan Data Miskonsepsi

Data yang diperoleh dalam penelitian ini, adalah data hasil tes essay (Pre-test dan Post-(Pre-test). Data ini digunakan untuk mengukur proporsi miskonsepsi peserta didik ketika dilakukan pembelajaran konvensional dan ketika


(18)

pembelajaran dilakukan menggunakan multimedia interaktif dalam upaya mengurangi miskonsepsi peserta didik.

Data hasil tes Pre-test digunakan untuk mengkategorikan peserta didik berdasarkan kemampuannya dalam memahami konsep, yang pengelompokkannya disesuaikan dengan Table 2.1 setelah penjelasan materi dilakukan melalui pembelajaran konvensional. Data hasil Post-test digunakan untuk mengkategorikan peserta didik berdasarkan kemampuannya dalam memahami konsep, yang pengelompokkannya disesuaikan dengan Table 2.1 setelah pembelajaran dilakukan menggunakan bantuan multimedia interaktif, setelah itu digunakan teknik uji tanda untuk mengetahui proporsi pengurangan miskonsepsi dari seluruh peserta didik yang diteliti.

F. Teknik Pengolahan Data Menggunakan Uji Tanda

Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini ialah metoda statistika nonparametrik yaitu Uji Tanda. Sebagaimana namanya, Uji Tanda ini akan dilakukan berdasarkan tanda, yakni + dan – yang didapat dari selisih nilai pengamatan. Untuk menolak atau menerima hipotesis H0 dalam taraf nyata 0,01 atau 0,05 sebuah daftar telah disediakan pada lampiran A. Daftar tersebut berisikan harga-harga h sebagai batas kriteria pengujian untuk harga n yang didapat. H0 ditolak jika harga h dari hasil pengamatan lebih kecil dari harga h yang didapat dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Pengujian dengan menggunakan uji tanda diperlukan paling sedikit n = 6 untuk dapat menentukan hasilnya. Penggunaan Uji Tanda akan dijelaskan melalui Tabel 3.2 berikut:


(19)

Tabel 3.2 Penggunaan Uji Tanda No.soal Post-Test

(X)

Pre-Test

(Y) Xi - Yi

1 -

2 +

3 -

Jumlah hhitung 1

Kolom terakhir yang berisi (Xi - Yi) merupakan kolom hasil pengurangan antara Post-test dan Pre-test, kolom ini berisi tanda (+) atau (-). Tanda (+) menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan pemahaman konsep yang terjadi pada peserta didik setelah pembelajaran dilakukan menggunakan bantuan multimedia interaktif, sedangkan tanda (-) untuk menyatakan bahwa belum ada perubahan bahkan terjadi penurunan pemahaman konsep pada peserta didik setelah pembelajaran dilakukan menggunakan bantuan multimedia interaktif.

Tanda yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis adalah tanda yang paling sedikit terjadi setelah dilakukan pengurangan, kemudian tanda terse-but yang akan disesuaikan dengan daftar Uji Tanda sebagai pengujian hipotesis.

G. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji.


(20)

b. Melakukan telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan sebagai materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui tujuan, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.

c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. d. Menghubungi pihak sekolah dan menghubungi guru mata pelajaran produktif

memelihara/servis sistem bahan bakar pada motor bensin. e. Membuat surat izin penelitian.

f. Menentukan sampel penelitian.

g. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran berdasarkan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif yang digunakan.

h. Menyusun instrumen penelitian kemudian di-judgement oleh seorang guru yang mengajar program Teknik Kendaraan Ringan.

2. Tahap Pelaksanan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Memberikan Pre-test pada kelas eksperimen. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa banyak peserta didik yang masuk dalam kategori miskonsepsi pada tiap soal tes yang diberikan setelah proses pembelajaran memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin dilakukan melalui pembelajaran konvensional.

b. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen (pembelajaran menggunakan bantuan multimedia interaktif).


(21)

c. Memberikan Post-test pada kelas eksperimen untuk mengkategorikan peserta didik menurut pemahaman konsepnya pada tiap soal yang di berikan, berapa banyak peserta didik yang masuk dalam kategori miskonsepsi.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut: a. Mengolah dan menganalisis data hasil Pre-test dan Post-test.

b. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian.

c. Memberikan saran-saran terhadap kekurangan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran.

d. Mengkonsultasikan hasil pengolahan data penelitian kepada dosen pembimbing.

Alur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:


(22)

Gambar 3.1 Alur Penelitian Rumusan Masalah

Studi Literatur

Pengembangan Instrumen (perangkat tes)

Pengembangan Pembelajaran (RPP/Skenario)

Tes Pemahaman Konsep (pre-test). Merupakan post-test pada pembelajaran konvensional dan Pre-test pada

pemebelajaran menggunkan bantuan multimedia interkatif

Tes Pemahaman Konsep (Post-test) setelah menggunakan multimedia interaktif

Pengolahan Data dan Analisis

Kesimpulan Pembelajaran

Menggunakan Multimedia Interaktif


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Proporsi miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik ketika penjelasan materi dilakukan melalui pembelajaran konvensional, yaitu: pada soal nomor 1 terdapat 16 peserta didik, pada soal nomor 2 terdapat 9 peserta, pada soal nomor 3 terdapat 15 peserta didik, pada soal nomor 4 terdapat 8 peserta didik, pada soal nomor 5 terdapat 6 peserta didik, pada soal nomor 6 terdapat 19 peserta didik, pada soal nomor 7 terdapat 6 peserta didik, pada soal nomor 8 terdapat 10 peserta didik, pada soal nomor 9 terdapat 6 peserta didik, pada soal nomor 10 terdapat 8 peserta didik.

2. Proporsi miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik ketika pembelajaran dilakukan menggunakan bantuan multimedia interaktif, yaitu: pada soal nomor 1 terdapat 2 peserta didik, pada soal nomor 2 terdapat 1 peserta, pada soal nomor 3 tidak ada peserta didik yang masuk kategori miskonsepsi, pada soal nomor 4 terdapat 1 peserta didik, pada soal nomor 5 tidak ada peserta didik yang masuk kategori miskonsepsi, pada soal nomor 6 terdapat 5 peserta didik, pada soal nomor 7 terdapat 9 peserta didik, pada soal nomor 8 terdapat 4 peserta didik, pada soal nomor 9 terdapat 1 peserta didik, pada soal nomor 10 terdapat 3 peserta didik.


(24)

3. Pada soal nomor 1 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 46.67%, pada soal nomor 2 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 26.7%, pada soal nomor 3 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 50%, pada soal nomor 4 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 23.33%, pada soal nomor 5 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 20%, pada soal nomor 6 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 46.67%, pada soal nomor 7 terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang masuk kategori miskonsepsi sebesar 6.67%, pada soal nomor 8 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 20%, pada soal nomor 9 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 16.67%, pada soal nomor 10 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 16.66%.

4. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif sangat sesuai dalam upaya mengurangi miskonsepsi yang dialami peserta didik. Hal ini terlihat dari besarnya penurunan persentase jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi diiringi meningkatnya jumlah peserta didik yang memahami konsep pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin.

B. Saran

Setelah melaksanakan dan membahas hasil penelitian studi komparasi pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dengan pembelajaran konvensional untuk mengurangi miskonsepsi peserta didik pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin, peneliti data merekomendasikan beberapa masukan yang kiranya dapat dijadikan pertimbangan


(25)

untuk kemajuan dalam pembelajaran. Peneliti memberikan masukan sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik diharapkan agar berhati-hati dalam mempelajari materi yang bersifat abstrak, karena materi pelajaran yang bersifat abstrak dapat menyebabkan miskonsepsi dan miskonsepsi ini akan menjadi gangguan dalam mempelajari materi pelajaran selanjutnya.

2. Bagi guru mata pelajaran

a. Menerapkan pembelajaran dengan multimedia interaktif, terutama pada mata pelajarann yang sangat memerlukan pemahaman konsep yang menimbulkan miskonsepsi dan mudah dijelaskan dengan menggunakan media gambar ataupun pertunjukan simulasi.

b. Memperdalam pengetahuan mengenai pembuatan multimedia interaktif, sehingga dapat menghasilkan media pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

3. Bagi pihak sekolah

a. Memberikan dukungan yang bersifat memajukan pelaksanaan pembelajaran dengan multimedia interaktif baik itu berupa sarana ataupun prasarana.

b. Merekomendasikan guru mata diklat agar berupaya menyusun media pembelajaran multimedia interaktif, khususnya bagi mata pelajaran yang memerlukan penjelasan dengan menggunakan multimedia.


(26)

4. Bagi peneliti

a. Berupaya mengembangkan dan membenahi penyusunan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif agar menghasilkan kualitas media yang lebih baik.

b. Membenahi segala kekurangan dalam penelitian, sehingga dapat dihasilkan temuan-temuan baru yang dapat memberikan sumbangan positif bagi kemajuan di bidang pengajaran khusunya pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif.


(27)

Affriani, Fina. (2012). Pengaruh Teks Perubahan Konseptual dan Peta Konsep Terhadap Pemahaman Siswa pada Konsep Ekosistem. Skripsi FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian . Jakarta : P.T. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi

Aksara.

Ariani, Niken. (2010). Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta: P.T. Prestasi Pustakaraya.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Dahar, Ratna Wilis. (2002). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Erlangga.

Hanafiah dan Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: P.T. Refika Aditama.

Pribadi, A. Benny. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: P.T. Dian Rakyat.

Purwanto, M. Ngalim. (2012). Prinsp-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: C.V. Alfabeta.

Siregar, Syafarudin. (2007). Diktat Bahan Ajar Pernelitian Pendidikan. Bandung: Unpublisher.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: P.T. Tarsito Bandung. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: C.V. Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Depdiknas UPI.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(28)

Hasrat Maringan, 2013

Otomotif. Skripsi FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Proporsi miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik ketika penjelasan materi dilakukan melalui pembelajaran konvensional, yaitu: pada soal nomor 1 terdapat 16 peserta didik, pada soal nomor 2 terdapat 9 peserta, pada soal nomor 3 terdapat 15 peserta didik, pada soal nomor 4 terdapat 8 peserta didik, pada soal nomor 5 terdapat 6 peserta didik, pada soal nomor 6 terdapat 19 peserta didik, pada soal nomor 7 terdapat 6 peserta didik, pada soal nomor 8 terdapat 10 peserta didik, pada soal nomor 9 terdapat 6 peserta didik, pada soal nomor 10 terdapat 8 peserta didik.

2. Proporsi miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik ketika pembelajaran dilakukan menggunakan bantuan multimedia interaktif, yaitu: pada soal nomor 1 terdapat 2 peserta didik, pada soal nomor 2 terdapat 1 peserta, pada soal nomor 3 tidak ada peserta didik yang masuk kategori miskonsepsi, pada soal nomor 4 terdapat 1 peserta didik, pada soal nomor 5 tidak ada peserta didik yang masuk kategori miskonsepsi, pada soal nomor 6 terdapat 5 peserta didik, pada soal nomor 7 terdapat 9 peserta didik, pada soal nomor 8 terdapat 4 peserta didik, pada soal nomor 9 terdapat 1 peserta didik, pada soal nomor 10 terdapat 3 peserta didik.


(2)

77

Hasrat Maringan, 2013

STUDI MISKONSEPSI PADA KOMPETENSI DASAR MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR PADA MOTOR BENSIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pada soal nomor 1 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 46.67%, pada soal nomor 2 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 26.7%, pada soal nomor 3 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 50%, pada soal nomor 4 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 23.33%, pada soal nomor 5 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 20%, pada soal nomor 6 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 46.67%, pada soal nomor 7 terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang masuk kategori miskonsepsi sebesar 6.67%, pada soal nomor 8 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 20%, pada soal nomor 9 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 16.67%, pada soal nomor 10 terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 16.66%.

4. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif sangat sesuai dalam upaya mengurangi miskonsepsi yang dialami peserta didik. Hal ini terlihat dari besarnya penurunan persentase jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi diiringi meningkatnya jumlah peserta didik yang memahami konsep pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin.

B. Saran

Setelah melaksanakan dan membahas hasil penelitian studi komparasi pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dengan pembelajaran konvensional untuk mengurangi miskonsepsi peserta didik pada kompetensi dasar memelihara komponen sistem bahan bakar pada motor bensin, peneliti data merekomendasikan beberapa masukan yang kiranya dapat dijadikan pertimbangan


(3)

untuk kemajuan dalam pembelajaran. Peneliti memberikan masukan sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik diharapkan agar berhati-hati dalam mempelajari materi yang bersifat abstrak, karena materi pelajaran yang bersifat abstrak dapat menyebabkan miskonsepsi dan miskonsepsi ini akan menjadi gangguan dalam mempelajari materi pelajaran selanjutnya.

2. Bagi guru mata pelajaran

a. Menerapkan pembelajaran dengan multimedia interaktif, terutama pada mata pelajarann yang sangat memerlukan pemahaman konsep yang menimbulkan miskonsepsi dan mudah dijelaskan dengan menggunakan media gambar ataupun pertunjukan simulasi.

b. Memperdalam pengetahuan mengenai pembuatan multimedia interaktif, sehingga dapat menghasilkan media pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

3. Bagi pihak sekolah

a. Memberikan dukungan yang bersifat memajukan pelaksanaan pembelajaran dengan multimedia interaktif baik itu berupa sarana ataupun prasarana.

b. Merekomendasikan guru mata diklat agar berupaya menyusun media pembelajaran multimedia interaktif, khususnya bagi mata pelajaran yang memerlukan penjelasan dengan menggunakan multimedia.


(4)

79

Hasrat Maringan, 2013

STUDI MISKONSEPSI PADA KOMPETENSI DASAR MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR PADA MOTOR BENSIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Bagi peneliti

a. Berupaya mengembangkan dan membenahi penyusunan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif agar menghasilkan kualitas media yang lebih baik.

b. Membenahi segala kekurangan dalam penelitian, sehingga dapat dihasilkan temuan-temuan baru yang dapat memberikan sumbangan positif bagi kemajuan di bidang pengajaran khusunya pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif.


(5)

Affriani, Fina. (2012). Pengaruh Teks Perubahan Konseptual dan Peta Konsep

Terhadap Pemahaman Siswa pada Konsep Ekosistem. Skripsi FPMIPA

UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian . Jakarta : P.T. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi

Aksara.

Ariani, Niken. (2010). Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta: P.T. Prestasi Pustakaraya.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Dahar, Ratna Wilis. (2002). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Erlangga.

Hanafiah dan Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: P.T. Refika Aditama.

Pribadi, A. Benny. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: P.T. Dian Rakyat.

Purwanto, M. Ngalim. (2012). Prinsp-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: C.V. Alfabeta.

Siregar, Syafarudin. (2007). Diktat Bahan Ajar Pernelitian Pendidikan. Bandung: Unpublisher.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: P.T. Tarsito Bandung. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: C.V. Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Depdiknas UPI.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(6)

Hasrat Maringan, 2013

STUDI MISKONSEPSI PADA KOMPETENSI DASAR MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR PADA MOTOR BENSIN

Uiversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triyana, Andri (2012) Studi Komparasi Penerapan Multimedia Interaktif dalam

Upaya Mengurangi Miskonsepsi pada Mata Pelajaran Dasar Teknik Otomotif. Skripsi FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.