PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MENURUT PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMKN 6 BANDUNG.

(1)

KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMKN 6 BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh FANI ADITYA

NIM 0905649

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

BELAJAR PADA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS

SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMKN 6 BANDUNG

Oleh Fani Aditya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Fani Aditya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NIM 0905649

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MENURUT PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA KOMPETENSI

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMKN 6 BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. Wowo Sunaryo K., M.Pd NIP. 19570304 199302 1 001

Pembimbing II,

Sriyono S. Pd

NIP. 19690830 199802 1 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI,

Dr. H.Wahid Munawar, M.Pd NIP. 19630502 19890 1 001


(4)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Fani Aditya (2014). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi

Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung. Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin. FPTK-UPI.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMKN 6 Bandung. Kompetensi yang dicapai peserta didik masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah. Salah satu yang dapat meningkatkan hasil belajar adalah motivasi belajarnya. Motivasi tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar dalam penelitian ini adalah faktor perspsi peserta didik terhadap kompetensi pedagogik guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis mengenai persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru, motivasi belajar peserta didik, besarnya pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar serta pengaruh persepsi peserta didik tentang komptensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin di SMKN 6 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, dimana bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang. Penelitian ini dilakukan terhadap 131 responden peserta didik SMKN 6 Bandung pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin. Pengumpulan data dalam penelitiaan ini yaitu dengan menggunakan angket yang ditujukan kepada peserta didik. Hasil pengolahan, analisis dan pengujian data maka diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Persepsi peserta didik tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMKN 6 Bandung tentang kompetensi pedagogik guru pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin termasuk ke dalam kategori tinggi; (2) Motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin termasuk ke dalam kategori sangat tinggi; (3) Pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar termasuk kategori pengaruh yang sedang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti memberikan saran pada guru kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin bahwa meskipun persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru baik belum tentu dapat berpengaruh besar untuk meningkatkan motivasi belajar.


(5)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik Guru, Motivasi.


(6)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Fani Aditya (2014). According Teacher Pedagogic Competence Influence Perception of Students Against Motivation to Maintain Competence / Fuel System Services at SMK 6 Bandung. Education Department of Mechanical Engineering. FPTK-UPI.

This research was motivated by the low learning outcomes of students in maintaining competence / gasoline fuel system service level XII Light Vehicle Engineering Department at SMK 6 Bandung . Learners ' competencies are still many who do not meet the completeness criteria Minimal ( KKM ) which has been determined by the school . One that can improve learning outcomes are learning motivation . Motivation can be influenced by many factors . Factors that can affect learning motivation in this study is a factor perspsi learners to pedagogical competence of teachers . This study aims to identify and analyze the perceptions of the students about the pedagogical competence of teachers , learners' learning motivation , the influence of student perceptions about the pedagogical competence of teachers to motivate learning and learners' perceptions of the influence of teachers' pedagogical competency to maintain the motivation to learn the competence / service gasoline fuel system at SMK 6 Bandung . The method used in this research is descriptive correlational method , which aims to solve problems existing in the present . This study was conducted on 131 respondents learners SMK 6 Bandung on maintaining competence / gasoline fuel system service . Collecting data in this penelitiaan by using a questionnaire addressed to the learners . The results of the processing , analysis and testing of the data so obtained the following results : ( 1 ) Perception XII level learners Light Vehicle Engineering Department Bandung SMK 6 on pedagogical competence of teachers in maintaining / servicing system including the fuel tank into the high category ; ( 2 ) Motivation of learners at maintaining competence / gasoline fuel


(7)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

system service belongs to the category of very high ; ( 3 ) The effect of learner perceptions about pedagogical competence of teachers to influence learning motivation being categorized . Based on these results the researchers gave suggestions on teacher competence maintaining / servicing the fuel system of gasoline that although learners perceptions about pedagogical competence is not necessarily a good teacher can have a big impact on improving learning motivation .


(8)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Perumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Tinjauan Tentang Persepsi... 8

2. Tinjauan Tentang Kompetensi ... 10

3. Tinjauan Tentang Motivasi ... 16

4. Tinjauan Bidang Pengajaran Produktif... 19

5. Hubungan Dasar Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Belajar ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Pemikiran ... 22

D. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24


(9)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Dan Desain Penelitian ... 24

C. Definisi Operasional ... 24

D. Variabel Dan Paradigma Penelitian ... 25

E. Data Dan Sumber Penelitian ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data Dan Kisi-kisi Instrumen ... 27

G. Instrumen Penelitian ... 29

H. Pengujian Instrumen ... 29

I. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53


(10)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Asal Sekolah Mahasiswa JPTM ... 3

3.1. Data SMK TKR Negeri di Kota Bandung ... 28

3.2. Data Populasi Siswa TKR SMK Otomotif Negeri di Kota Bandung ... 28


(11)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Karakteristik Kompetensi... 22

3.1. Alur Penelitian ... 33

4.1. Diagram Pendidikan Terakhir Ayah ... 40

4.2. Diagram Pendidikan Terakhir Ibu ... 41

4.3. Diagram Pekerjaan Ayah ... 41

4.4. Diagram Pekerjaan Ibu ... 42

4.5. Diagram Penghasilan Rata-rata Ayah per Bulan ... 43

4.6. Diagram Penghasilan Rata-rata Ibu per Bulan ... 44

4.7. Diagram Asal Biaya Sekolah Siswa ... 45

4.8. Diagram Tempat Tinggal Siswa... 45

4.9. Diagram Pengeluaran Rata-rata Siswa per Bulan ... 46

4.10. Diagram Keinginan Siswa Memilih SMK ... 47

4.11. Diagram Alasan Keinginan Siswa Memilih SMK ... 48

4.12. Diagram Alasan Bukan Keinginan Siswa Memilih SMK... 48

4.13. Diagram Keinginan Siswa Memilih TKR ... 49

4.14. Diagram Alasan Keinginan Siswa Memilih TKR ... 50

4.15. Diagram Alasan Bukan Keinginan Siswa Memilih TKR ... 50

4.16. Diagram Ketertarikan Siswa untuk Bekerja di Industri ... 51

4.17. Diagram Ketertarikan Siswa untuk Melanjutkan Studi ... 51

4.18. Diagram Ketertarikan Siswa untuk Berwirausaha ... 52

4.19. Diagram Nilai Raport Terakhir Siswa... 52


(12)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.21. Diagram Profesi Anggota Keluarga ... 54

4.22. Diagram Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap Minat Siswa ... 54

4.23. Diagram Pengaruh Mata Pelajaran Terhadap Minat Siswa ... 55

4.24. Diagram Persentase Pengaruh Mata Pelajaran Produktif terhadap Ketertarikan Siswa untuk Bekerja di industri ... 56

4.25. Diagram Pengalaman Kerja Siswa ... 57

4.26. Diagram Keinginan Siswa Pindah Sekolah ke SMA ... 57

4.27. Diagram Alasan Keinginan Pindah Sekolah ke SMA... 58

4.28. Diagram Hambatan Studi Siswa ... 58

4.29. Diagram Jumlah Gaji yang Pantas untuk Lulusan SMK Menurut Siswa .... 59

4.30. Diagram Besar Minat Siswa SMK ... 60


(13)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 75

2. Instrumen Penelitian ... 78

3. Hasil Penelitian ... 86

4. SK Dosen Pembimbing ... 96

5. Surat Penelitian ke SMKN 6 dan SMKN 8 ... 99


(14)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu sendiri. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang disengaja, terarah dan bertujuan. Tujuan pendidikan yang harus dicapai pada hakekatnya merupakan bentuk-bentuk atau pola tingkah laku yang harus dikuasai oleh peserta didik, baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Secara operasional tujuan yang ingin dicapai melalui proses pendidikan tersebut adalah sebagaimana tercantum dalam UUSPN Nomor 20 tahun 2003, pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa pendidikan nasional adalah kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal merupakan salah satu pendidikan yang diselenggarakan di sekolah baik itu sekolah umum maupun sekolah kejuruan. Pendidikan umum lebih mempersiapkan lulusannya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan lembaga yang berperan dalam penyiapan tenaga kerja adalah lembaga pendidikan kejuruan.

Pendidikan kejuruan merupakan sebuah sistem pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga memiliki keterampilan dan


(15)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan hidup, seperti yang diungkapkan dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 pasal 21 bahwa:

Pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan sikap pemahaman ilmu dan pengetahuan serta teknologi, apresiasi seni dan keterampilan hidup mandiri atau mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Kutipan di atas menjelaskan bahwa tujuan pendidikan kejuruan adalah menyiapkan peserta didik agar menjadi tenaga kerja yang produktif dan kompeten. Perkembangan dan perubahan di dunia kerja menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga kerja yang terlatih, terdidik, dan terampil di bidangnya. Demi terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas, maka proses penyiapan tenaga kerja perlu dilakukan secara terencana dan sistematis. Salah satu cara dalam mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas adalah dengan cara menciptakan situasi pembelajaran yang baik dan terencana dengan benar.

Hal ini menuntut guru untuk membuat rencana pembelajaran sebaik mungkin agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat menarik perhatian peserta didik. Peserta didik akan memiliki persepsi yang baik sebagai stimulus awal untuk menumbuhkan motivasi yang tinggi dalam belajar untuk mencapai tujuan belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Gage dan Barliner dalam (Syamsudin, 1996, hlm.18) menyatakan bahwa:

Guru berperan, bertugas dan bertanggung jawab sebagai pelaksana (organizer) yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakan dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana.

Agar peserta didik memiliki dasar pengetahuan yang kuat, maka proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan, pada kenyataannya peserta didik mengalami beberapa kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar yang disebabkan


(16)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh beberapa faktor. Hal ini dapat digambarkan dari hasil pengamatan penulis selama melaksanakan tugas Program Pengalaman Lapangan, diantaranya yaitu: (1) Sebagian peserta didik yang gelisah ketika mengikuti proses belajar mengajar; (2) Sebagian peserta didik yang sering minta izin atau keluar masuk kelas dengan alasan ke kamar mandi; (3) Banyaknya peserta didik yang merasa jenuh mengikuti proses belajar mengajar (4) Sebagian peserta didik yang merasa tidak memperoleh perhatian ddari guru; (5). Sebagian peserta didik tidak mengetahui tujuan dan manfaat dari pembelajaran; (6). Sebagian peserta didik merasa tidak memperoleh dorongan motivasi dari guru. Kenyataan tersebut menggambarkan bahwa kemampuan pedagogik guru atau penampilan kerja guru dalam mengajar kurang baik sehingga motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar rendah. Motivasi peserta didik dalam belajar akan mempengaruhi hasil belajar. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Surya (1992,hlm.191) yang menyatakan bahwa:

Hasil belajar seseorang tergantung pada tingkat potensinya (kemampuan), baik yang berupa kecerdasan maupun bakat. Anak yang berpotensi tinggi cenderung untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, demikian pula sebaliknya, adapun potensi (kemampuan) disini bisa berupa kerajinan, keseriusan dan motivasi siswa dalam belajar.

Tabel 1.1

Hasil Belajar Peserta Didik Tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan

Sumber: Guru Mata Pelajaran Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin Hasil belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan

Nilai Kualifikasi

memelihara/servis sistem bahan bakar bensin

Frekuensi Persentase

9,00 – 10,00 A 29 22,14 %

7,00 – 8,99 B 37 28,24 %

6,00 – 6,99 C 30 22,90 %

<5,99 D 35 26,72 %


(17)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bakar bensin yang berkualifikasi ≥ 7,00 sebesar 50,38 %. Menurut ketentuan guru (instruktur) SMKN 6 Bandung bahwa nilai Produktif tidak boleh kurang dari 7,60. Peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 7,60 dinyatakan belum kompeten.

Data di atas menunjukan bahwa peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 7,60 relatif masih banyak yaitu sebesar 49,62 %. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa kemampuan belajar peserta didik masih rendah, salah satunya faktor motivasi belajar peserta didik masih rendah yang ditunjukkan dengan hasil belajarnya, sedangkan untuk yang motivasi belajar yang tinggi, hasil belajar yang dicapainya juga tinggi.

Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas akan mengangkat cara pandang peserta didik terhadap proses pembelajaran dan kemampuan pedagogik guru. Berawal dari cara pandang inilah, maka akan timbul perilaku belajar tertentu dari peserta didik, sedangkan perilaku yang dianut peserta didik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar.

Motivasi belajar ini dapat dilihat dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang datang dari individu itu sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul dari luar individu (lingkungan). Melalui pengukuran motivasi, dapat dilihat seberapa besar motivasi peserta didik dalam belajar agar tujuan belajarnya dapat tercapai.

Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pengajaran atau kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok. Hal ini berarti tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran akan banyak tergantung pada proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan proses mengajar yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajarnya pada salah satu kompetensi yang dipelajarinya, dalam suatu penelitian dengan judul:


(18)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MENURUT

PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMKN 6 BANDUNG”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Adapun identifikasi masalah di dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagian peserta didik yang kurang memahami penjelasan guru dalam mengajar kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.

2. Sebagian peserta didik merasa tidak memperoleh perhatian dari guru kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin baik sebelum maupun sesudah proses belajar mengajar.

3. Sebagian peserta didik merasa tidak memperoleh dorongan bermotivasi dari guru kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.

4. Sebagian peserta didik, tidak memperoleh informasi awal atau pembagian silabus sebelum proses belajar mengajar.

5. Sebagian peserta didik yang mendapat kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal ujian ataupun tugas yang diberikan oleh guru.

C. Perumusan Masalah Penelitian

Sesuai identifikasi sebagaimana yang telah dikemukakan, masalah dalam penelitian ini selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin ?

2. Bagaimana pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin ?


(19)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Seberapa besar pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis: 1. Nilai persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru pada

kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.

2. Nilai motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.

3. Besarnya pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi beberapa pihak, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Mengetahui persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru yang dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Mengetahui bagaimana sebaiknya menciptakan situasi yang baik dalam mengajar sehingga dapat merangsang peserta didik untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik pula.

c. Mengetahui bahwa kompetensi pedagogik guru akan mempengaruhi motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.


(20)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Harapan peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru yang baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin dapat tersampaikan.

3. Bagi Kepala Sekolah

Memberikan kontribusi selaku pemegang kebijakan di sekolah untuk dapat berupaya meningkatkan kompetensi pedagogik para guru khususnya guru mata pelajaran memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.

4. Bagi Penulis

Sebagai calon tenaga pendidik penulis dapat mengetahui gambaran mengenai hal yang dapat menunjang motivasi belajar peserta didik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan akan membahas latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab II Landasan Teori akan membahas tentang kajian teori mengenai tinjauan tentang persepsi, tinjauan tentang kompetensi, tinjauan tentang motivasi, tinjauan tentang belajar, tinjauan umum tentang kurikulum SMK, hubungan dasar kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada Bab III Metode Penelitian akan membahas tentang metode dan desain penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data dan kisi-kisi instrumen, instrumen penelitian, pengujian instrumen, dan teknik analisis data.


(21)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan akan membahas hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab V Kesimpulan dan Saran akan membahas mengenai kesimpulan dan saran.


(22)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung) 40295 Telp/ Fax (022)7563293 yang merupakan tempat peneliti melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Objek pada penelitian ini ditujukan kepada siswa tingkat XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMKN 6 Bandung.

B. Metode Dan Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam upaya menjawab permasalahan yang dihadapinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, karena penelitian ini bertujuan memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (1997,hlm.152),

bahwa: “Metode penelitian deskriptif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa

sekarang”. Sejalan dengan pernyataan di atas, Mulyana (2007,hlm.69) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah „Penelitian yang menggunakan observasi, wawancara atau angket mengenai keadaan sekarang ini, mengenai subjek yang sedang kita teliti‟.


(23)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menjaga agar menghindari kesalahan pengertian atau penafsiran terhadap judul skripsi yang penulis kemukakan, maka berikut ini penulis rumuskan istilah yang digunakan:

1. “Persepsi adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon

integrated dalam diri individu” (Walgito,2005,hlm.100).

2. “Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik”

(Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

3. “Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri individu yang menyebabkan

individu berbuat atau bertindak” (Alwisol,2004,hlm.26).

D. Variabel Dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2002,hlm.20) mengungkapkan bahwa “Variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini digunakan dua variabel yakni variabel bebas/independen (X) dan variabel terikat/dependen (Y).

Variabel pada penelitian berdasarkan uraian di atas, secara garis besar data dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Variabel bebas/independen (X) merupakan variabel yang diselidiki pengaruhnya terhadap variabel terikat. Kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik dalam hal ini adalah variabel bebas yang akan dicari hubungannya terhadap motivasi belajar.

b. Variabel terikat/dependen (Y) motivasi belajar peserta didik merupakan variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungannya yang fungsional dengan variabel bebas/independen.


(24)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Paradigma Penelitian

Sugiyono (2002:25) mengemukakan bahwa:

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumuskan hipotesis yang diajukan, metode atau strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan.

Ket: Ruang Lingkup Penelitian

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

E. Data Dan Sumber Penelitian 1. Data Penelitian

Menurut Arikunto S (2002,hlm.96) menyatakan bahwa “data adalah hasil pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan

Kompetensi Pedagogik Guru

Proses Belajar Mengajar

Motivasi Belajar Persepsi

Peserta Didik

Raw Input Output

Media, Bahan Ajar

Hasil Belajar, Kompetensi

Keahlian Sarana


(25)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahan untuk menyusun suatu informasi sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan”.

Adapun data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah:

a. Data tentang jumlah peserta didik Tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan tahun ajaran 2013/2014 yang diperoleh dari Tata Usaha SMKN 6 Bandung.

b. Persepsi peserta didik tentang kemampuan pedagogik guru pada SMKN 6 Bandung diteliti melalui angket pada peserta didik. Angket tersebut menggambarkan perencanaan pengajaran, melaksanakan pengajaran dan mengevaluasi pengajaran menurut peserta didik yang diajarkannya di kelas. c. Motivasi belajar peserta didik, yaitu dorongan peserta didik untuk belajar

lebih giat guna mencapai tujuan yang diinginkan, yang diperoleh dari jawaban angket.

2. Sumber Data Penelitian

Arikunto S (2002,hlm.107) menyatakan bahwa “sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Berdasarkan pendapat tersebut maka sumber data dalam penelitian ini adalah responden yang memberikan data dan informasi yang dapat menjawab masalah dalam penelitian ini.

Sebagai sumber data utama dalam penelitian ini adalah peserta didik tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMKN 6 Bandung tahun ajaran 2013/2014 sebagai responden yang mengisi angket penelitian yang telah diberikan.

Tabel 3.1

Populasi Peserta Didik Tingkat XII SMKN 6 Bandung

No Kelas Jumlah

1 XIITKR 2 30

2 XII TKR 3 28


(26)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 XII TKR 5 21

5 XII TKR 6 21

Jumlah Populasi 131

(Sumber: Tata Usaha SMKN 6 Bandung)

F. Teknik Pengumpulan Data dan Kisi-kisi Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang kompetensi pedagogik guru (Variabel X) dan motivasi belajar peserta (variabel Y).

a. Teknik Angket

Angket adalah daftar pertanyaan-pertanyaan atau pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan dari sumber data.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, artinya jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden hanya menjawab atau memilih pilihan jawaban yang sesuai pendapatnya dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pengolahan datanya.

Bentuk konstruksi item pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini adalah bentuk skala sikap menurut Likert, dengan 5 pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Angket disusun berdasarkan pada kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya yang mengandung aspek dan indikator dari masing-masing variabel yang akan diteliti. Penilian setiap alternatif jawaban diberi skor sebagai berkut:

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban


(27)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-Ragu (R) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto S (2002,hlm.136) menyatakan bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Kisi-kisi digunakan untuk menjabarkan konsep yang menjadi pusat perhatian dalam lingkup masalah dan tujuan penelitian ke dalam dimensi-dimensi yang dapat di ukur berupa variabel-variabel penelitian yang selanjutnya dituangkan pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan sebagai alat bantu dalam melaksanakan penelitian, adapun instrumen penelitian ini adalah dengan instrumen angket sebagai instrumen utama dalam penelitian ini.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada data yang dikumpulkan merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada saat pengumpulan data. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan kisi-kisi penelitian. Data yang digunakan adalah hasil angket untuk persepsi peserta didik tentang pedagogik guru dan motivasi belajar peserta didik.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menginventarisir jumlah peserta didik tingkat XII program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMKN 6 Bandung.


(28)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Membuat item-item pernyataan untuk angket penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, untuk instrumen variabel X sebanyak 30 item soal dan instrumen variabel Y sebanyak 20 item soal.

3. Mencari informasi tentang waktu yang tepat untuk melaksanakan penyebaran angket pada peserta didik yang dijadikan sampel penelitian.

4. Menghitung validitas dan reliabilitas tiap item pertanyaan dalam angket penelitian yang diuji cobakan.

H. Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen penelitian dilakukan agar alat ukur penelitian atau angket yang digunakan diharapkan dapat mencapai keberhasilan atau setidaknya mendekati kebenaran data yang diharapkan. Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila alat itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut Skala Likert. Sugiyono (2002,hlm.86) mengatakan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Menggunakan Skala Likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan-pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.


(29)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas menurut Arikunto S (2002,hlm.144) adalah “suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas angket, terlebih dahulu dicari harga korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berkut:

=

(Arikunto S,2002,hlm.146)

Keterangan:

= Koefisiensi korelasi antar variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

∑X = Jumlah skor X

∑Y = Jumlah skor Y

∑XY = Jumlah hasil kali dari variabel X dan variabel Y

∑ = Jumlah skor tiap item dari seluruh item responden uji coba

∑ = Jumlah skor total seluruh item responden uji coba

Pengujian validitas dilakukan pada item angket pada tingkat kepercayaan 95 % di luar signifikasi tersebut maka item tidak valid. Harga koefisien korelasi ( ) yang diperoleh, kemudian didistribusikan ke dalam rumus uji t, dengan rumus sebagai berikut:

t =

√ (Sugiyono,2012,hlm.230) Keterangan:

t = Distribusi

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Responden

Uji coba validitas ini dilakukan untuk setiap item angket dengan taraf signifikan a = 0,05 dengan ketentuan apabila item pernyataan angka setelah dihitung dengan rumus di atas, kemudian dibandingkan dengan t tabel pada taraf


(30)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikan yang telah ditentukan, berarti item tersebut valid. Apabila dicocokan hasilnya tidak termasuk taraf signifikan, berarti item tersebut tidak valid.

Kriteria pengukuran uji validitas dan signifikan adalah t hitung t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % item signifikan dan valid, sebaliknya jika t hitung

t tabel item tidak valid.

Berdasarkan perhitungan validitas angket hasil uji coba bahwa pada angket variabel X yang terdiri dari 30 item terdapat 10 item dinyatakan tidak valid sedangkan untuk variabel Y yang terdiri dari 20 item terdapat 3 item dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid tidak digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Sugiyono (2012,hlm.173) menyatakan bahwa “instrumen yang tidak teruji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan

menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannnya”. Maka jumlah item yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 item pada variabel X dan 17 item pada variabel Y.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengukur data, karena instrumen tersebut sudah baik atau dapat memberikan hasil yang tepat. Semakin tinggi harga reliabilitas instrumen, maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaannya, dan sebaliknya. Tinggi rendahnya reliabilitas instrumen menunjukan kualitas keakuratan alat ukur tersebut. Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian, digunakan rumus Alpha. Sejalan dengan Arikunto S (2002,hlm.109) yang mengemukakan bahwa: “ Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan satu dan nol”.


(31)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[ ] [ ] (Arikunto S,2002,hlm.109)

Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pernyataan = jumlah varians tiap butir

=

(Arikunto S,2002,hlm.160) Dimana:

∑ = jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya ( ∑ = kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya N = jumlah responden

Menjumlahkan butir varians seluruh item dengan rumus:

∑ (Arikunto S,2002,hlm.173)

= jumlah varians total

(Arikunto S,2002,hlm.173) Dimana:

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya

(∑ = Kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya N = Jumlah responden

Hasil perhitungan koefisien seluruh item yang dinyatakan dengan , yang diperoleh dari rumus alpha tidak dapat menggunakan tabel harga r-product moment untuk konsultasinya. Lebih jelasnya beliau menjabarkan interpretasi tersebut sebagai berikut:


(32)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Harga Reliabilitas Instrumen

Besarnya Nilai r11 Interpretasi

0,800  r11 < 1,000 Reliabilitas Sangat tinggi

0,600  r11 < 0,800 Reliabilitas Tinggi

0,400  r 11 < 0,600 Reliabilitas Cukup

0,200  r11 < 0,400 Reliabilitas Rendah

0,000  r11 < 0,200 Reliabilitas Sangat

Rendah

r11 = 1 Reliabilitas Sempurna

r11 = 0 Tidak Reliabilitas

(Sumber: Arikunto S,2002,hlm.174) Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen uji coba diperoleh bahwa variabel X memiliki tingkat reliabilitas 0,631 jika diinterpretasikan ke dalam tabel harga reliabilitas instrumen berada pada reliabilitas tinggi sedangkan untuk variabel Y memiliki tingkat reliabilitas 0,752 jika diinterpretasikan ke dalam tabel harga reliabilitas instrumen berada pada reliabilitas tinggi.

I. Teknik Analisis Data

1. Langkah-Langkah Analisis Data

Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data ini adalah: a. Persiapan, meliputi:

1). Memeriksa jumlah lembaran angket yang dikembalikan

2). Memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran dalam pengisian b. Tabulasi, meliputi:

1). Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yaitu skor 5 sampai 1 untuk pernyataan positif (skor 5 untuk jawaban SS skor 4 untuk jawaban S, skor 3 untuk jawaban R, skor 2 untuk jawaban TS dan skor 1 untuk jawaban STS) dan skor 1 sampai 5 untuk pernyataan negatif (skor 1 untuk jawaban SS, skor 2 untuk jawaban S, skor 3 untuk jawaban R, skor 4 untuk jawaban TS dan skor 5 untuk jawaban STS).


(33)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2). Menghitung skor mentah yang diperoleh dari tiap responden

3). Merubah skor mentah dari data hasil penyebaran angket menjadi skor standar

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, meliputi: 1). Mengolah data dengan uji statistika

2). Analisis data dan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan kesimpulan.

2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T- Skor

Pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Menghitung skor rata-rata (Mean), dengan rumus:

̅

=

̅

=

(Siregar S,2004,hlm.16) Dimana:

̅ = Mean variabel X

̅ = Mean variabel Y

Jumlah skor item variabel X

Jumlah skor item variabel Y

b. Menghitung harga simpangan baku dengan rumus: S =

(Siregar S,2004,hlm.32) c. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T dengan rumus:

Z = (Siregar S,2004,hlm.32) T = 10. Z + 50

Perhitungan selanjutnya digunakan hasil dari perhitungan T skor.


(34)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menguji normalitas data ini digunakan uji coba Chi- Kuadrat ( ) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan rentang skor (R) yaitu skor tertinggi – skor terendah R =

-

b. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan menggunakan aturan Sturgers:

i = 1 +3,3 log n Dimana :

i = Banyaknya kelas interval n = Jumlah data

c. Menentukan panjang kelas interval (P), dengan menggunakan rumus: P =

d. Menghitung nilai median (Me)

Me =

e. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi

Kelas Interval

Jumlah - ∑ - ∑

Rata – Rata

Standar Deviasi S

f. Menghitung rata-rata (M), dengan rumus: M =

g. Menghitung varians data ( ):


(35)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

=

h. Menghitung standar deviasi/ simpangan baku (S) S = √

i. Membuat tabel distribusi frekuensi untuk harga-harga Chi-Kuadrat ( ) 1). Menentukan ( ) dan ( ) dan menghitung nilai baku (Z):

Z =

2). Mencari batas luas kelas interval ( ) dengan memakai daftar F 3). Mencari luas kelas tiap interval (L)

4). Menentukan frekuensi harapan (ei): ei =L x n 5). Mencari frekuensi pengamatan (fo)

6). Menentukan Chi- Kuadrat ( ) = (Siregar S,2004,hlm.15) Tabel 3.5

Perhitungan Variabel dan Variabel X

Batas

Kelas Z Lo L Ei Fo

Jumlah

7). Kriteria pengujian normalitas yang dilakukan adalah: jika hitung tabel pada taraf kepercayaan 95 % dengan derajat kebebasan (dk = k-3), dimana k = kelas interval, maka data yang diuji berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas distribusi ini akan diketahui apakah variabel X berdistribusi normal atau tidak. Jika tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan pada statik non parametrik.


(36)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data kedua sampel. Apabila kesimpulan menunjukkan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar S (2004,hlm.167) “Pengujian untuk menyatakan bahwa dua kelompok populasi homogen adalah dengan uji F (Fisher test), dengan asumsi populasi berdistribusi

normal dengan simpangan baku σ1 dan σ2”. Adapun rumus rumus uji F adalah

sebagai berikut: 2 2 K B S S

F  (Siregar S,2004,hlm.167)

Keterangan: 2

B

S = Varian terbesar 2

K

S = Varian terkecil

Nilai Fhitung dibandingkan dengan harga F pada tabel distribusi F dengan =

0,005 dan = 0,01 dengan ketentuan dkA = nA-1 yang kemudian disebut

pembilang dan dkB = nB-1 yang kemudian disebut penyebut. Apabila nilai Fhitung

tidak terdapat pada tabel, maka harus dicari nilai F pada dengan = 0,005 dan =

0,01 dengan melakukan interpolasi menggunakan rumus:

           2 1 1 2 1

1 ( )

F F

F F v

p    (Siregar S,2004,hlm.103) Kelompok populasi homogen jika p-value > = 0,05, dengan dk1 = (n1-1)

dan dk2 = (n2-1).

5. Analisis Linieritas dan Regresi Sederhana

Uji regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen di manipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-turunkan, maka analisis yang akan dipergunakan adalah model


(37)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

  



 

      2 2 2 2 2 X X N Y X XY N b X X N XY X Y X a

analisis regresi linier sederhana. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian regresi adalah sebagai berikut:

a. Menentukan persamaan regresi linier

Menyatakan hubungan fungsional antara dua variabel X dan Y, digambarkan dalam persamaan matematika dengan rumus:

bX a

Y   (Siregar S,2004,hlm.197)

Keterangan:

Y = Variabel terikat X = Variabel bebas

Koefisien a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Siregar S,2004,hlm.200)

b. Uji linearitas regresi dengan rumus:

฀ { }


(38)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

{ }

(Siregar S, 2004,hlm.202)

c. Memasukan ke tabel analisis varians (ANAVA) regresi linear sederhana. Tabel 3.6

Analisis Varians (ANAVA) Regresi

Sumber Varians

Dk JK KT F

Total N ΣY2 ΣY2

Koefisien (a) Regresi (b / a) Residu

1 1 N – 2

JK(a) JK (b / a) JK(S)

JK(a)

S2reg = JK (b / a)

(Siregar S, 2004,hlm.208) d. Menghitung koefisien determinasi dengan rumus

(Siregar S, 2004,hlm.208)

e. Menghitung koefisien korelasi dengan rumus

2

R r

(Siregar S, 2004,hlm.208)

f. Memeriksa keberartian regresi, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Menentukan varians koefisien a dan b

JKt JK JKt


(39)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Siregar S, 2004,hlm.209)

 Uji Parameter a dan b dengan rumus :

a a S a tb b S b t

(Siregar S, 2004,hlm.210)

 Uji parameter ta dengan rumus:

ttabel= 1–( 1- 2) 

       2 1 1 dk dk dk dk h

(Siregar S, 2004,hlm.210)

Karena p-v < 0,01, maka koefisien a sangat bermakna dalam regresi Y= a+ b .X

 Uji Parameter b dengan rumus:

ttabel= 1–( 1- 2) 

       2 1 1 dk dk dk dk h

(Siregar S, 2004,hlm.211)

Jika p-v < 0,01, maka koefisien a sangat bermakna dalam regresi Y= a+ b.X

6. Perhitungan Koefisien Korelasi

n X X N JK S n X X X N n JKres S res b a

                   2 2 1 2 2 2 1 2 2 ) ( 2 / ) ( 1 2


(40)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koefisien korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih, jika data berdistribusi normal, maka koefisien korelasi dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Produk Momen di bawah ini.

(Siregar S, 2004,hlm.169) Tabel 3.7

Interpestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.000 – 0.199 Sangat Rendah

0.200 – 0.399 Rendah

0.400 – 0.599 Sedang

0.600 – 0.799 Kuat

0.800 – 1.000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2012,hlm.231)

7. Pengujian Koefisien Korelasi

Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau tidak, rumus yang digunakan adalah t-student, sebagai berikut:

(Siregar S, 2004,hlm.175)

8. Perhitungan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y, dimana rumus yang digunakan adalah :

KD = r2.100%. (Sugiyono, 2012,hlm.231) Keterangan :

KD = Koefisien determinasi r2 = Koefisien korelasi 100% = Konstanta


(41)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung


(42)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Kriteria Koefisien Determinasi

Nilai r2 Keterangan

r2 = 1 Pengaruh Sempurna

r2 = 0% Tidak Ada Pengaruh

0% < r2 < 4% Pengaruh rendah Sekali

4% < r2 < 16% Pengaruh Rendah

16% < r2 < 36% Pengaruh Sedang

36% < r2 < 64% Pengaruh Tinggi

r2≥ 64% Pengaruh Tinggi Sekali

(Sugiyono, 2012,hlm.232)

9. Pengujian Hipotesis

Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah drumuskan, dapat digunakan rumus uji t, yaitu:

2 1 2 r n r t  

 (Siregar S, 2004,hlm.211)

Keterangan:

r = koefisien korelasi n = jumlah responden

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis kerja ( ). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n – 2 untuk harga dan dengan mengambil taraf kepercayaan 1

= 0,05 dan 2 = 0,01.

1 2

1 2

1

1 ( )

t t t t v p h          Kriteria pengujian:

Jika pv 0,05, maka tolak Ho dan terima Jika pv 0,05, maka terimaHo dan tolak


(43)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

: = 0

“ Tidak terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin”.

: 0

“ Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin”.


(44)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Instrumen penelitian angket kemudian dikumpulkan dari responden dan hasilnya diberi skor untuk setiap item seluruh reponden, serta dihitung jumlah skornya untuk masing-masing variabel.

1. Deskripsi Variabel X (kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari penyebaran angket kepada 131 responden, diperoleh persentase kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik sebagai berikut:

Tabel 4.1

Persentase Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik

Sub Variabel Indikator Persentase Rata-rata

Kemampuan merencanakan pengajaran

Merumuskan tujuan pengajaran 81,37 %

74,75 Menyiapkan bahan ajar 68,34 %

Menyiapkan metode pengajaran 76,26 % Menyiapkan media pengajaran 73,05 % Kemampuan melaksanakan

proses belajar mengajar

Kemampuan melakukan membuka pengajaran

70,72 %

72,23 Kemampuan melakukan

kegiatan belajar mengajar

73,74 %

Kemampuan mengevaluasi pengajaran

Melakukan pre test dan post test 72,52 %

69,61


(45)

Berdasarkan tabel hasil perhitungan persentase di atas bahwa rata-rata peserta didik mempersepsikan gurunya dalam merencanakan pengajaran sebesar 74,75 %, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar 72,23 % dan kemampuan mengevalusai pengajaran 69,61 %. Berdasarakan nilai rata-rata tersebut, peserta didik mempersepsikan kompetensi pedagogik gurunya di atas 50 % yang artinya guru tersebut mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengenai kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan merencanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar dan kemampuan mengevaluasi pengajaran.

2. Deskripsi Variabel Y (motivasi belajar pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari penyebaran angket kepada 131 responden, diperoleh persentase motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin sebagai berikut:

Tabel 4.2

Persentase Motivasi Belajar Pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Sub Variabel Indikator Persentase Rata-rata

Motivasi Intrinsik

Adanya kebutuhan 83,46 %

85,66 %

Adanya pengetahuan 88,87 %

Adanya cita-cita 84,65 %

Motivasi Ekstrinsik

Adanya ganjaran 79,95 %

79,18 %

Adanya hukuman 80,91 %

Adanya persaingan / kompetisi 76,68 %

Berdasarkan tabel hasil perhitungan persentase di atas bahwa peserta didik mempunyai motivasi intrinsik rata-rata sebesar 85,66 % dan motivasi ekstrinsik rata-rata sebesar 79,18 %. Angka persentase tersebut menunjukan bahwa peserta didik rata-rata memiliki motivasi belajar di atas 50 % yang artinya motivasi belajarnya tinggi pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.


(46)

3. Analisis hubungan variabel X dan variabel Y

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket berupa skor mentah maka untuk pengolahan data tersebut terlebih dahulu harus dikonversikan ke nilai T-Skor sehingga diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.3 Daftar Data Penelitian

Kategori Variabel X Variabel Y

Jumlah Responden 131 131

Skor Rata-rata 51 50

Skor Tertinggi 75 70

Skor Terendah 21 20

Standar Deviasi 8,3 7,1

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji chi kuadrat, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, hal ini digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan pada langkah selanjutnya

1) Uji Normalitas Variabel X

Hasil perhitungan chi kuadrat diperoleh χ2

= 9,39.

Diperoleh p-v = -0,0003, ternyata p-v < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

penyebaran skor variabel X berdistribusi normal pada taraf nyata α= 0,05

2) Uji Normalitas Variabel Y

Hasil perhitungan chi kuadrat diperoleh χ2 = 22,26.

Diperoleh p-v = 0,033, ternyata p-v < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

penyebaran skor variabel X berdistribusi normal pada taraf nyata α= 0,05


(47)

Adapun rumus rumus uji F adalah sebagai berikut: 2 2 K B S S

F  (Siregar S, 2004,hlm.167)

Diketahui data variabel X:

∑X = 6665

∑X2 = 351877

(∑X)2 = 44422225

∑XY = 337904

N = 131

Selanjutnya data tersebut dikonsultasikan ke dalam rumus:

1

.

. 2 2

2   

n n X X n S

Diketahui data variabel Y:

∑Y = 6528

∑Y2 = 338220

(∑Y)2 = 42614784

N = 131

Selanjutnya data tersebut dikonsultasikan ke dalam rumus:

1

.

. 2 2

2   

n n X X n S Maka : 2 2 K B S S F

Dimana: SB2 = varian terbesar;

2

K

S = varian terkecil

P-value = 0,185 > α = 0,05, maka berada pada penerimaan homogen,

artinya kedua kelompok homogen pada taraf signifikasi 0,185.


(48)

1) Analisis Regresi Linier Sederhana

Hasil perhitungan persamaan regresi linier variabel X dan variabel Y diperoleh harga koefisien a sebesar 26,84 dan koefisien b sebesar 0,45 sehingga diperoleh persamaan regresi ̂= 26,84 + 0,45.X

2) Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi

Hasil Perhitungan untuk Linieritas dan Regresi Sederhana diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Analisis Varians (ANAVA) Regresi

Sumber Varians dk JK JKR F p-v

Regresi (a) Regresi (a/b) Residu 1 1 129 69 , 325303 99 , 2597 15514,3 - 99 , 2597

118,43 21,94

Total 131

Tuna Cocok Galat 27 102 2440873,44 -2425359,14 90402,72 23778,03 3,80

Pengujian keterkaitan hipotesis yang diuji H0 : ρ = 0, diperoleh F = 21,94.

Hasil perhitungan tersebut kemudian didistribusikan ke dalam rumus:

ttabel p-v = α1–(α1- α2) 

       2 2 1 2 2 1 2 x x x x h

Karena p-v = - 0,215, berarti p-v < 0,05, maka Ho ditolak, yang artinya ada ikatan linier, antara X dengan Y. Pengujian kelinieran karena galat, hipotesis yang diuji H0: ρ = 0 diperoleh F = 3,80. Hasil perhitungan tersebut

kemudian disubsitusikan kedalam rumus:

p-v = α1–(α1- α2) 

       2 2 1 2 2 1 2 x x x x h

Diperoleh p-v = -0,198< 0,005, berarti p-v < 0,05, maka Ho ditolak, yang artinya ada hubungan linier, jadi Galat tidak merubah kelinieran regresi


(49)

antara X dengan Y. Pemeriksaan keberartian regresi diperoleh Sa 5,04 dan

02 , 0

b

S . Hasil perhitungan tersebut, kemudian disubsitusikan, ke dalam

rumus:

1 2

1 2

1

1 ( )

t t

t t v

p h

  

 

   

Untuk ta diperoleh p-v= 0,02 < 0,05 maka koefisien a sangat bermakna

dalam regresi ̂= a + b.X, sedangkan untuk tb diperoleh p-v= 0,009< 0,05,

maka koefisien b sangat bermakna dalam menjelaskan regresi ̂= a + b.X.

d. Perhitungan koefisien korelasi

Perhitungan uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus r product moment, diperoleh harga r sebesar 0,45, selanjutnya harga koefisien korelasi ini diinterprestasikan pada indeks korelasi termasuk dalam korelasi/ hubungan sedang, dan mempunyai arah hubungan yang positif.

e. Pengujian koefisien korelasi

Uji ini dimaksudkan untuk melihat berarti atau tidaknya hubungan yang ada antara variabel X dan Y. Hasil perhitungan diperoleh thitung = 5,72; dan ttabel untuk

dk= 129 pada taraf kepercayaan 95% diperoleh ttabel = 1,645, maka 5,72 > 1,645;

sehingga dapat disimpulkan korelasi berarti.

f. Perhitungan Koefisien Determinasi

Hasil perhitungan diperoleh harga koefisien determinasi sebesar 20,25 % sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X memberikan kontribusi terhadap variabel Y sebesar 20,25 % Perhitungan korelasi diperlihatkan pada lampiran.

g. Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis penelitian diperoleh thitung = 5,72 dengan dk = 129 terletak pada α = 0,05 dengan ttabel = 1,645 Perhitungan hipotesis dilakukan


(50)

dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n-2 untuk harga t1 dan t2 dengan mengambil taraf kepercayaan α1= 0,05 dan α2 = 0,01

α1 =0,05 dengan t1 = 1,645 α2 = 0,01 dengan t2 = 2,33

p-v =α1–(α1- α2) 

       1 2 1 t t t th

p-v = 0,002

65 , 1 35 , 2 65 , 1 72 , 5 ) 01 , 0 05 , 0 ( 05 , 0     

Berdasarkan kriteria pengujian p-v = 0,002 < 0,05; maka H0 ditolak dan HA

diterima yaitu: “Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin”

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran dan kejelasan serta pemahaman atas hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

1. Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Pedagogik Guru pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Berdasarkan hasil perhitungan dari angket yang terkumpul bahwa rata-rata persepsi peserta didik terhadap kompetensi pedagogik guru yang meliputi kemampuan merencanakan pengajaran yaitu sebesar 74,75 % termasuk ke dalam kategori tinggi, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar yaitu 72,23 % termasuk ke dalam kategori tinggi dan kemampuan mengevaluasi pengajaran yaitu 69,61 % termasuk ke dalam kategori tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik mempersepsikan kompetensi pedagogik gurunya baik. Sesuai dengan yang diungkapkan Walgito (2005,hlm.100) bahwa “persepsi itu merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon integrated dalam diri


(51)

2. Motivasi Belajar Peserta Didik pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Motivasi belajar peserta didik yang meliputi motivasi intrinsik yaitu rata-rata sebesar 85,66 % termasuk ke dalam kategori sangat tinggi dan motivasi ekstrinsik yaitu rata-rata sebesar 79,18 % termasuk ke dalam kategori tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi belajar peserta didik termasuk ke dalam kategori yang tinggi. Hamalik (1995,hlm.106) menyatakan

bahwa “motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.

3. Besarnya Pengaruh Persepsi Peserta Didik Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Motivasi Belajar pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Arah serta derajat hubungan persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajarnya dinyatakan dengan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, sehingga diperoleh harga rs = 0,45. Nilai rs

tersebut jika dikonsultasikan dengan menggunakan kriteria penafsiran koefisien korelasi, ternyata harga rs termasuk dalam korelasi cukup tetapi mempunyai arah

hubungan yang positif. Hal ini mencerminkan, bahwa hubungan yang baik antara guru dan peserta didik dapat memungkinkan motivasi belajar peserta didik menjadi tinggi, karena pada dasarnya faktor itu bisa datang dari luar individu juga. Sudjana (2004,hlm.78) mengungkapkan bahwa:

Motivasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni (a) bakat pelajar, (b) waktu yang tersedi untuk belajar, (c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran, dan (e) kemampuan individu. Empat faktor yang disebut di atas (a,b,c dan e) berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (d) adalah faktor di luar individu (lingkungan). Kedua faktor di atas (kemampuan siswa dan kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan motivasi belajar siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, makin tingi pula motivasi belajar.


(52)

4. Pengaruh Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Motivasi Belajar.

Hasil perhitungan koefisien determinasi didapat sebesar 20,25 %. Berarti variabel X memberikan kontribusi/sumbangan terhadap variabel Y sebesar 20,25 %. Sehingga apabila dimasukan ke dalam persamaan p-v diperoleh 0,002 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan HA diterima.

Penelitian ini menerima hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi : “Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar

bensin” dengan kata lain menolak hipotesis nol (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin”.

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa ada beberapa komponen kemampuan pedagogik guru terdiri dari kemampuan dalam merencanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan pengajaran dan kemampuan mengevaluasi pelajaran yang mencakup terhadap kemampuan merumuskan tujuan pengajaran, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan metode pengajaran, menyiapkan media pengajaran, membuka pengajaran, melakukan proses belajar mengajar, melakukan pre test dan post test dan kemampuan membierikan penilaian. Komponen tersebut harus dimiliki dan dilaksanakan sepenuhnya oleh guru karena hal ini dapat mempengaruhi motivasi peserta didik terutama dalam belajar.

Motivasi belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu faktor motivasi instrinsik seperti adanya kebutuhan, adanya pengetahuan dan adanya cita-cita dan motivasi ekstrinsik seperti adanya hukuman, adaya ganjaran dan adanya persaingan.

Guru sebagai pengajar harus bisa menjadi motivator bagi peserta didik untuk belajar lebih giat, karena apabila motivasi belajar tinggi maka hasil belajar yang


(1)

4. Pengaruh Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Motivasi Belajar.

Hasil perhitungan koefisien determinasi didapat sebesar 20,25 %. Berarti variabel X memberikan kontribusi/sumbangan terhadap variabel Y sebesar 20,25 %. Sehingga apabila dimasukan ke dalam persamaan p-v diperoleh 0,002 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan HA diterima.

Penelitian ini menerima hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi : “Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar

bensin” dengan kata lain menolak hipotesis nol (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin”.

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa ada beberapa komponen kemampuan pedagogik guru terdiri dari kemampuan dalam merencanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan pengajaran dan kemampuan mengevaluasi pelajaran yang mencakup terhadap kemampuan merumuskan tujuan pengajaran, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan metode pengajaran, menyiapkan media pengajaran, membuka pengajaran, melakukan proses belajar mengajar, melakukan pre test dan post test dan kemampuan membierikan penilaian. Komponen tersebut harus dimiliki dan dilaksanakan sepenuhnya oleh guru karena hal ini dapat mempengaruhi motivasi peserta didik terutama dalam belajar.

Motivasi belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu faktor motivasi instrinsik seperti adanya kebutuhan, adanya pengetahuan dan adanya cita-cita dan motivasi ekstrinsik seperti adanya hukuman, adaya ganjaran dan adanya persaingan.

Guru sebagai pengajar harus bisa menjadi motivator bagi peserta didik untuk belajar lebih giat, karena apabila motivasi belajar tinggi maka hasil belajar yang


(2)

52 akan dicapai peserta didik juga tinggi. Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat Surya (1992,hlm.191) yang menyatakan bahwa:

Hasil belajar seorang tergantung pada tingkat potensinya (kemampuan), baik yang berupa kecerdasan maupun bakat. Anak yang berpotensi tinggi cenderung untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, demikian pula sebaliknya. Adapun potensi (kemampuan) di sini bisa berupa kerajinan, keseriusan dan motivasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, tentang motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin, tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMKN 6 Bandung, berhubungan erat dengan hal-hal yang dilakukan atau dilaksanakan oleh guru kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin dalam kompetensi pedagogiknya selama proses belajar mengajar berlangsung.


(3)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai persepsi peserta didik tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan

SMKN 6 Bandung tentang kompetensi pedagogik guru pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin yaitu termasuk ke dalam kategori tinggi (72,84%).

2. Nilai motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin termasuk ke dalam kategori sangat tinggi (82,42%). 3. Pengaruh persepsi peserta didik terhadap kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajarnya pada peserta didik tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMKN 6 Bandung termasuk dalam korelasi/hubungan sedang, dan mempunyai arah hubungan yang positif. Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru mempengaruhi terhadap motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sedang (20,25%).

B. Saran

Berdasarkan penelitian serta hasil yang diperoleh, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Menjaga serta meningkatkan kompetensi pedagogik guru kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin agar peserta didik memiliki persepsi yang positif tentang kompetensi pedagogik guru yang dimilikinya, karena hal ini akan berpengaruh terhadap pencapaian motivasi belajar dan hasil belajar yang lebih baik. Hal tersebut akan menuntun


(4)

54

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bapak/Ibu Guru memberikan pengaruh yang baik pula terhadap hasil belajar peserta didik, sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.

b. Menggunakan metode-metode mengajar yang lebih bervariasi dan merangsang peserta didik menjadi lebih aktif agar motivasi belajarnya menjadi lebih baik lagi atau meningkat.

2. Bagi Peserta Didik

Mengungkapkan pendapat atau masukan mengenai bagaimana proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi belajar kepada guru yang mengajar.

3. Bagi Kepala Sekolah

Lebih berupaya untuk meningkatkan kualitas guru dalam hal kompetensi pedagogiknya sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik ketika proses pembelajaran di dalam kelas.

4. Bagi Penulis

Meningkatkan kemampuan agar dapat menjadi seorang calon tenaga pendidik yang dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dan membuat proses pembelajaran di dalam kelas lebih menarik dan tidak membosankan karena berdasarkan hasil penelitian ini kenyataannya meskipun kompetensi guru baik belum tentu dapat memberikan pengaruh yang baik juga bagi peserta didik. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mencari faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik selain faktor persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukan bahwa persepsi pesertra didik tentang kompetensi pedagogik guru mempengaruhi motivasi belajar pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin di SMKN 6 Bandung adalah sebesar 20,25 %.


(5)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional (2004). Kurikulum SMK Edisi 2004 Bagian I Landasan, Program dan Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional (2004). Kurikulum SMK Edisi 2004 Buku II Garis-garis Besar Program Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

Faisal, S. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Nasional.

Hamalik, O. (1995). Instruksional dan Strategi Guru. Bandung: Pustaka Mutiara. Indrawijaya, A. (2002). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru.

Mulyana, (2007). Hubungan persepsi siswa tentang kinerja guru terhadap prestasi belajar pada mata diklat kelistrikan otomotif. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nasution, N. (1992). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Purwanto, N. (1990). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior, New Jersey: Pearson Education International.

Sardiman (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: JPTM FPTK UPI.

Sudjana, N. (1997). Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta.


(6)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta

Surya, M. (1992). Psikologi Perkembangan. Bandung: Pembangunan Jaya.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syah, M. (2000). Psikologi Kependidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syamsuddin, A.M. (1996). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Bandung. Penerbit Fokus Media.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

UUSPN No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Walgito, (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU PADA YAYASAN RAUDLATUL HASANIYAH PROBOLINGGO

0 12 22

KETERKAITAN KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMK PALEBON SEMARANG

0 28 322

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 68

PENGARUH PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PESERTA DIDIK KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 120

EFEK LESSON STUDY TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU

0 0 11

View of PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EVALUASI PEMBELAJARAN

0 0 10

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SMK PANCA BHAKTI

0 0 12

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN AKUNTANSI, PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI (STUDI TENTANG PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PAMULANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016)

0 0 27

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK BISNIS MANAJEMEN DI KABUPATEN KLATEN

1 15 18

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

0 0 9