PENGARUH VIRTUAL BRAND COMMUNITY TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN PRODUK SABUN PEMBERSIH WAJAH : Survei pada Anggota Fans Page Facebook Pond’s Teen.

(1)

NO.552/UN:No.40.FPEB.1.PL/2012

PENGARUH VIRTUAL BRAND COMMUNITY TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN PRODUK SABUN PEMBERSIH WAJAH

(Survei pada Anggota Fans Page Facebook Pond’s Teen)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh: DINI SEPTIANA

0807077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012


(2)

PENGARUH VIRTUAL BRAND COMMUNITY

TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN

PRODUK SABUN PEMBERSIH WAJAH

(Survei pada Anggota Fans Page Facebook Pond’s Teen)

Oleh : Dini Septiana

0807077

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Manajemen Bisnis

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Dini Septiana

Universitas Pendidikan Indonesia Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotocopi, atau cara lainnya tanpa izin dari


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH VIRTUAL BRAND COMMUNITY TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN PRODUK SABUN PEMBERSIH WAJAH

(Survei pada Anggota Fans Page Facebook Pond’s Teen)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Ratih Hurriyati, MP NIP. 19680225 199301 2 001

Pembimbing II

Lisnawati, S.Pd, MM NIP. 19850112 201012 2 005 Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., MM. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Dini Septiana NIM. 0807077


(4)

Dini Septiana, 2013

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berkembang didukung oleh berbagai sektor industri, salah satunya industri kosmetik dan toiletries. Banyaknya jenis produk perawatan pribadi yang ditawarkan berpengaruh pada kenaikan pangsa pasar industri kosmetik dan toiletries. Salah satu produk kosmetik dan toiletries yang mengalami perkembangan pesat adalah sabun pembersih wajah. Berbagai merek produk sabun pembersih wajah mendorong adanya persaingan produk dalam memperebutkan konsumen. Tahun 2012 Pond’s yang merupakan salah satu merek sabun pembersih wajah yang memperoleh pangsa pasar rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan teknologi mendorong Pond’s lebih kreatif dan efisien dalam mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk. Oleh karena itu, agar dapat bersaing dengan merek lain, maka Pond’s melakukan strategi pemasaran melalui virtual brand community sebagai upaya menarik perhatian konsumen, menjalin hubungan, dan berkomunikasi antara perusahaan dan konsumen, sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

produk Pond’s.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh virtual brand community terhadap keputusan menggunakan. Virtual brand community yang merupakan variabel bebas (X) yang terdiri dari dimensi consciousness of kind, ritual dan tradisi, serta sense of moral responsibility. Sedangkan variabel terikat (dependent

variable) adalah keputusan menggunakan (Y) yang terdiri dari dimensi pemilihan

produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, dan jumlah pembelian. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional method (pendekatan silang) dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 20.0. Hasil yang diperoleh menghasilkan gambaran virtual brand community terletak pada kategori sedang. Itu berarti virtual brand community dilaksanakan dengan cukup baik oleh PT

Unilever Indonesia selaku perusahaan yang memproduksi Pond’s. Virtual brand community memiliki pengaruh sebesar 59,29% terhadap keputusan menggunakan.

Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa virtual

brand community memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan

menggunakan.


(5)

ABSTRACT

Dini Septiana, 0807077, The Effect of Virtual Brand Community on Decision To Use Product Facial Care (Survey Members on Facebook Fans Page Ponds Teen), under the guidance of Dr. Hj. Ruth Hurriyati, M.P and Lisnawati, S.Pd., M.M

Indonesia’s economic continues to grow supported by many industry sectors, one of them is cosmetics and toiletries industry. Many types of personal care products offered in the market, affect the market share of the cosmetics and toiletries industry continues increase. One of the growing cosmetics and toiletries products is facial care. In 2012 Pond's is a brand of personal care products, have a problem on a low market share than one year before. Technology Therefore, for increase consumers to use the product Pond' and can compete with other brand, Pond's do strategy. That is a virtual brand community to attract the attention of consumers, build relationships, and build communication between businesses and consumers.

The study was conducted to analyze the effect of a brand virtual community to the decision to use. Virtual brand community is the independent variable (X) consisting of the dimensions of consciousness of kind, rituals and traditions, and a sense of moral responsibility. The dependent variable is the decision to use (Y) consisting of the dimensions of the product selection, brand selection, purchase channel selection, purchase timing, and purchase amount. This type of research is descriptive verification, and the method used is explanatory survey by simple random sampling with a sample size of 100 respondents.

This research was conducted in a period of less than one year, the research method used is the cross sectional method (cross approach) and data analysis techniques used are simple linear regression with SPSS computer software tools 20.0. The results produce a virtual image lies in the brand community category. That means the virtual brand community doing well by PT Unilever Indonesia as the company that produces Pond's. Virtual brand community has an influence of 59.29% on decision to use. From the results of hypothesis testing can be seen that virtual brand community has a positive influence on the decision to use.


(6)

Dini Septiana, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 10

1.3 Rumusan Masalah ... 11

1.4 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Kegunaan Penelitian... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Konsep Virtual Brand Community ... 13

2.1.1.1 Virtual Brand Community dalam konsep Manajemen Pemasaran... 13

2.1.1.2 Definisi Virtual Brand Community ... 28

2.1.1.3 Dimensi Virtual Brand Community ... 31

2.1.1.4 Fungsi Virtual Brand Community ... 36

2.1.2 Konsep Keputusan Menggunakan... 38

2.1.2.1 Definisi Keputusan Menggunakan ... 38

2.1.2.2 Dimensi Keputusan Pembelian ... 40

2.1.2.3 Proses Keputusan Pembelian ... 42

2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Konsumen ... 47


(7)

2.1.3 Pengaruh Virtual Brand Community terhadap

Keputusan Menggunakan ... 53

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 59

2.2 Kerangka Pemikira ... 62

2.3 Hipotesis ... 66

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 67

3.1 Objek Penelitian ... 67

3.2 Metode Penelitian... 68

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode ... 68

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 69

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 72

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 71

3.2.4.1 Polpulasi ... 71

3.2.4.2 Sampel ... 75

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel ... 76

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 77

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 79

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 79

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 83

3.2.7 Rancangan Analisa Data dan Pengujian Hipotesis .... 82

3.2.7.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 86

3.2.7.2 Rancangan Analisis Verfikatif ... 86

3.2.7.3 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 90

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 92

4.1 Profil Perusahaan dan Karakteristik Responden ... 92

4.1.1 Profil Perusahaan ... 92

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan... 92

4.1.1.2 Identitas Perusahaan ... 93

4.1.1.3 Visi, Misi dan Tujuan PT Unilever Indonesia ... 93


(8)

Dini Septiana, 2013

4.1.1.5 Komunitas Ponds dalam Sosial Media ... 97 4.1.2 Karakteristik Responden ... 99

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 100 4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan dan Pekerjaan ... 100 4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan dan Uang Saku... 102 4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan dan Penghasilan ... 104 4.1.2.5 Varian Sabun Pembersih Wajah yang

Digunakan ... 105 4.1.2.6 Alasan Untuk Masuk ke Komunitas Ponds

Teen di Facebook ... 107 4.1.2.7 Alasan Untuk Tetap Melanjutkan dan

Berpartisipasi dalam Komunitas Ponds

Teen ... 108 4.2 Tanggapan Responden terhadap Virtual Brand

Community ... 109 4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Consciousness of

Kind ... 109 4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Ritual dan Tradisi . 111 4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Sense of Moral

Responsibility ... 112 4.2.4 Rekapitulasi Gambaran Virtual Brand Community ... 114 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Menggunakan . 116 4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk . 116 4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Merek ... 118 4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Saluran


(9)

4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Penentuan Waktu

Pembelian ... 120

4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Pembelian . 121 4.3.6 Rekapitulasi Gambaran Keputusan Menggunakan .... 122

4.4 Pengujian Hipotesis Pengaruh Virtual Brand Community Terhadap Keputusan Menggunakan ... 125

4.4.1 Analisis Korelasi ... 125

4.4.2 Analisis Regresi Linear Sederhana... 128

4.4.3 Koefisien Determinasi ... 131

4.4.4 Pengaruh Virtual Brand Community Terhadap Keputusan Menggunakan ... 132

4.5 Pembahasan ... 134

4.5.1 Pembahasan Virtual Brand Community ... 134

4.5.2 Pembahasan Keputusan Menggunakan ... 136

4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 138

4.6.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian Bersifat Toritis ... 138

4.6.2 Implikasi Hasil Temuan Penelitian Bersifat Empiris ... 139

4.7 Implikasi Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 141

BAB V KESIMPULAN ... 144

5.1 Kesimpulan ... 144

5.2 Rekomendasi ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 146 LAMPIRAN


(10)

Dini Septiana, 2013

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal 1.1 Market Size Sektor Industri Kosmetik dan Toiletries di Indonesia

Tahun 2007-2011 ... 1

1.2 Market Share Sabun Pembersih Wajah ... 2

1.3 Index Loyalitas Sabun Pembersih Wajah 2010-2011 ... 3

1.4 Gain Index Sabun Pembersih Wajah Tahun 2010-2011... 4

1.5 Index Top Brand for Teens Tahun 2011-2012 ... 5

1.6 Content Pond’s dalam Fans Page Facebook ... 8

1.7 Kinerja Virtual Brand Community melalui Fans Page Facebook Ponds Teen... 9

2.1 Karakteristik Virtual Communities ... 32

2.2 Definisi Keputusan Pembelian ... 39

2.3 Tipe-Tipe Tingkah Laku Keputusan Pembelian ... 46

2.4 Orisinalitas Penelitian ... 59

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 69

3.2 Jenis dan Sumber Data... 73

3.3 Populasi Pond’s Teen di Facebook ... 74

3.5 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas Variabel X (Virtual Brand Community)... 80

3.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas Variabel Y (Keputusan Menggunakan) ... 82

3.7 Hasil Pengujian Realibilitas Instrumen Penelitian ... 85

3.8 Skor Alternatif Jawaban Pertanyaan ... 87

3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 91

3.10 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi ... 91

4.1 Produk dan Klasifikasi Produk Unilever ... 95

4.2 Content Ponds dalam Fans Page Facebook ... 98

4.3 Kegiatan Perusahaan melalui Fans Page Facebook Ponds Teen ... 98


(11)

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan dan

Pekerjaan... 101

4.6 Pekerjaan dan Uang Saku Pelajar/ Mahasiswa dikaitkan dengan Lamanya Menjadi Pengguna ... 103

4.7 Pekerjaan dan Penghasilan dikaitkan dengan Lamanya Menjadi Pengguna... 104

4.8 Varian Sabun Pembersih Wajah yang Digunakan ... 106

4.9 Alasan Utama Responden Masuk dalam Fans Page Facebook Ponds Teen... 107

4.10 Alasan Responden Melanjutkan dan Berpartisipasi dalam Fans Page Facebook Ponds Teen ... 108

4.11 Tanggapan Responden Terhadap Consciousness of Kind ... 110

4.12 Tanggapan Responden Terhadap Ritual dan Tradisi ... 111

4.13 Tanggapan Responden Terhadap Sense of Moral Responsibility ... 113

4.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Virtual Brand Community ... 114

4.15 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk ... 117

4.16 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Merek ... 118

4.17 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Saluran Pembelian ... 119

4.18 Tanggapan Responden Terhadap Penentuan Waktu Pembelian ... 120

4.19 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Pembelian ... 121

4.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Menggunakan ... 122

4.21 Output Koefisien Korelasi ... 126

4.22 Model Summary ... 126

4.23 Descriptive Statistics ... 127

4.24 Output ANOVA ... 128

4.25 Output Koefisien Regresi ... 129

4.26 Hasil Rekapitulasi Variabel Virtual Brand Community ... 134


(12)

Dini Septiana, 2013

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Hal

2.1 Holistic Marketing Dimensions ... 15

2.2 Costumer Centric of Brand Community ... 27

2.3 From Off-Line Community to Virtual Community... 31

2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 42

2.5 Tahap-tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian ... 44

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 48

2.7 Kerangka Pemikiran Pengaruh Virtual Brand Community terhadap Keputusan Menggunakan Sabun Pembersih Wajah ... 65

2.8 Paradigma Penelitian Pengaruh Virtual Brand Community terhadap Keputusan Menggunakan Sabun Pembersih Wajah ... 66

4.1 Diagram Garis Linier Virtual Brand Community terhadap Keputusan Menggunakan Sabun Pembersih Wajah ... 131

4.2 Hasil Kontinum Virtual Brand Community ... 135

4.3 Hasil Kontinum Keputusan Menggunakan ... 137 No


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No

Lampiran Judul Lampiran

1 Curriculum Vitae

2 Kuisioner

3 Karakteristik dan Pengalaman Responden

4 Koding X

5 Koding Y

6 Uji Validitas X 7 Uji Validitas Y

8 Analisis Regresi Linier Sederhana 9 Tabel distribusi F

10 Tabel distribusiT 11 r Product Moment

12 Perhitungan F Tabel dan T Tabel melalui SPSS 20.0 for Windows 13 Laporan Akhir Kegiatan Bimbingan


(14)

Dini Septiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus dihadapi oleh negara-negara maju maupun berkembang. Kementrian Keuangan Republik Indonesia mengemukakan tentang perkembangan ekonomi makro terkini, yaitu ketahanan kondisi perekonomian domestik Indonesia cukup baik. Ketika terjadi krisis global di tahun 2008, Indonesia masih mengandalkan faktor konsumsi masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Di tahun 2012, investasi terus menunjukkan pertumbuhan yang positif didukung oleh semakin kondusifnya kondisi perekonomian domestik yang dapat digunakan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi (Badan Kebijakan Fiskal, 2012).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus berkembang, didukung oleh berbagai sektor industri, salah satunya industri kosmetik dan toiletries. Prospek industri kosmetik masih menjanjikan, karena semua jenis kosmetik punya peluang besar berkembang di Indonesia. Berikut market size industri kosmetik dan

toiletries di Indonesia.

TABEL 1.1

MARKET SIZE SEKTOR INDUSTRI KOSMETIK DAN TOILETRIES DI INDONESIA TAHUN 2007-2011

Industri 2007 2008 2009 2010 2011

Kosmetik dan toiletries 14,1 16,3 20,7 22,1 28,1 Sumber : Modifikasi SWA 27/XXVII/18 Desember-7 Januari 2009

Modifikasi SWA 27/XXVII/20 Desember-5 Januari 2011

Tabel 1.1 menunjukan market size di sektor industri kosmetik dan


(15)

6%, yaitu dari 22,1% hingga mencapai 28,1%. Kenaikan tersebut terjadi karena produk kosmetik menjadi kebutuhan primer bagi sebagian besar wanita Indonesia, sehingga permintaan konsumen terhadap produk terus bertambah, seiring naiknya daya beli masyarakat.

Industri kosmetik dan toiletries yang terus mengalami perkembangan salah satunya adalah produk sabun pembersih wajah, karena semakin banyak orang yang menggunakannya, baik orang dewasa maupun remaja. Perubahan gaya hidup cenderung membuat masyarakat lebih memperhatikan penampilan, sehingga lebih sering melakukan perawatan diri menggunakan produk sabun pembersih wajah.

Banyaknya pengguna sabun pembersih wajah membuat semakin banyak pula merek yang ada dan saling bersaing memperebutkan konsumen. Persaingan tersebut diketahui mealui market share. Market share menunjukan besarnya jumlah bagian penjualan suatu perusahaan dibandingkan dengan keseluruhan penjualan pada kategori tertentu. Terdapat berbagai merek sabun pembersih wajah yang ada di Indonesia dapat dilihat dari Tabel 1.2 yang menggambarkan market

share antar merek sabun pembersih wajah.

TABEL 1.2

MARKET SHARE SABUN PEMBERSIH WAJAH

Merek 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Pond’s 25,3 35,4 37,9 49,1 52,5 48,8

Biore 44,6 31 26,1 14 16,9 16,3

Papaya 8,5 9 10,2 11,8 10 14,0

Shinzui 3,5 3,5 2,6 2,6 2,7 3,2

Dove 5 4,7 2,9 2,7 * *

Sumber: SWA 15/XXII/27 Juli-9 Agustus 2006, SWA 16/XXIII/26 Juli-8 Agustus 2007, SWA 18/XXIV/21 Agustus-3 September 2008, SWA 16/XXV/27 Juli-5 Agustus 2009, SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010, dan SWA15/XXVII/18-27 Juli 2011


(16)

3

Dini Septiana, 2013

Berdasarkan Tabel 1.2 pada tahun 2007-2010 market share Pond’s mengalami kenaikan dari 35,4% menjadi 52,5%, sedangkan pada tahun pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan sebesar 7,75% dari 52,5% menjadi 48,8%. Market share sabun pembersih wajah biore tahun 2011 mengalami kenaikan dari tahun 2006-2009 menjadi 14% dan pada tahun 2011 menjadi 16,3%.

Tahun 2011 Pond’s menjadi leader pada kategori sabun pembersih wajah

yang menguasai lebih dari 50% market share, tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan hingga kurang dari 50%. Meskipun Pond's masih menjadi leader, tetapi Pond’s masih perlu mempertahankan market sharenya agar tetap menjadi leader pada kategori sabun pembersih wajah.

Produsen merek Pond’s yaitu PT. Unilever Indonesia semakin meyadari pentingnya menguasai market share. Penurunan market share menunjukan turunnya penjualan, yang juga berarti pengguna produk semakin berkurang. Penggunaan produk yang menurun ditandai juga dengan menurunnya loyalitas konsumen sabun pembersih wajah. Hal tersebut ditunjukan dalam Tabel 1.3.

TABEL 1.3

INDEX LOYALITAS SABUN PEMBERSIH WAJAH TAHUN 2010-2011

Merek Sabun pembersih wajah 2009 2010 2011 Pond's 89,50 87,47 87,70 Biore 84,70 82,37 83,03 Papaya 82,67 80,57 81,57 Clean n Clear - 79,33 - Shinzui 83,07 79,23 78,97

Sumber: Modifikasi Majalah SWA15/XXVII/18-27 Juli 2011, Modifikasi Majalah SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010, Modifikasi Majalah SWA16?XXV/27 Juli-5Agustus 2009


(17)

Berdasarkan Tabel 1.3 Loyalitas produk sabun pembersih wajah merek Pond’s dari tahun 2009-2010 mengalami penurunan sebesar 2,03% dikarenakan persaingan di antar produk sabun pembersih wajah yang semakin ketat. Para pesaing menawarkan inovasi baru dan melakukan berbagai kegiatan promosi dengan gencar, sehingga pengguna tertarik pada merek lain dan pengguna produk Pond’s mengalami penurunan.

Tingkat loyalitas pada kategori sabun pembersih wajah Pond’s tidak bertambah, bahkan akan berkurang karena tekanan persaingan dari kompetitor. Hal itu terbukti dari kinerja pembersih wajah Pond’s dalam menarik pelanggan baru yang dinilai melalui gain index terus mengalami penurunan. Mars menyimpulkan bahwa merek yang dipilih oleh konsumen harus memiliki gain

index yang tinggi. Gain Index adalah kemungkinan mendapat konsumen atau

pelanggan baru yang berasal dari merek lain (Pambudi, 2003). Berikut ini gain

index yang menunjukan perkembangan potensi Pond’s untuk mendapatkan

konsumen baru pada tahun berikutnya dalam Tabel 1.4. TABEL 1.4

GAIN INDEX SABUN PEMBERSIH WAJAH TAHUN 2010-2011 Merek

Sabun pembersih wajah

2010 2011

Pond's 2,2 -0,4

Biore 8,9 13,3

Papaya -16 3,1

Clean n Clear -19,7 -9,4

Shinzui -12,1 -0,4

Sumber: Majalah SWA 15/XXVII/18-27 Juli 2011,

Majalah SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010

Tabel 1.4 menunjukan gain index merek Pond’s pada kategori sabun pembersih wajah mengalami penurunan. Pada kategori sabun pembersih wajah


(18)

5

Dini Septiana, 2013

Pond’s kurang berpotensi mendapatkan konsumen baru, dengan penurunan skor

gain index 2,6%. Sedangkan gain index biore dari tahun 2010-2011 mengalami

kenaikan. Penurunan gain index merek Pond’s menunjukan sulitnya untuk mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan pelanggan. Pelanggan yang berkurang berdampak pada pengguna produk sabun pembesih wajah Pond’s terus mengalami penurunan.

PT. Unilever Indonesia sebagai produsen produk Pond’s menciptakan problem recognition khususnya segmen remaja putri (The

Marketeers, 2011). Remaja merupakan konsumen dengan tingkat loyalitas yang

kurang, karena mereka lebih suka mencoba hal-hal baru dan mudah tertarik dengan promosi yang diadakan suatu perusahaan. Potensi merek Pond’s dalam meraih pelanggan di kalangan remaja masih kurang, karena remaja memiliki kecenderungan untuk berpindah pada merek lain. Penurunan pengguna produk sabun pembersih wajah di kalangan remaja dapat dilihat melalui Top Brand for

Teens yang disajikan dalam Tabel 1.5.

TABEL 1.5

INDEX TOP BRAND FOR TEENS PRODUK SABUN PEMBERSIH WAJAH TAHUN 2011-2012

Sabun Pembersih Wajah

Merek 2011 2012

Pond’s 50,2% 42,5%

Biore 16,5% 20,7%

Clean & clear 6,0% 6,0%

Vaseline man - 3,6%

Biore man 3,8% 3,5%

Sumber: http://www.topbrand-award.com, diakses 5 Maret 2012

Tabel 1.5 menunjukan bahwa di kalangan remaja, Pond’s masih menjadi market leader untuk kategori produk sabun pembersih wajah. Top brand index


(19)

sabun pembersih wajah Pond’s pada tahun 2012 yaitu 42,5%. Sedangkan Biore pada kategori sabun pembersih wajah hanya meraih top brand index sebesar 20,7%, jauh dibandingkan dengan Pond’s. Meskipun masih menjadi leader, tetapi

top brand index Pond’s mengalami penurunan dari tahun 2011-2012. Hal tersebut membuktikan penurunan kekuatan merek Pond’s, khususnya dikalangan remaja. Penurunan kekuatan merek Pond’s menunjukan adanya peralihan pengguna sabun pembersih wajah Pond’s.

PT. Unilever Indonesia melakukan berbagai promosi produk sabun pembersih wajah Pond’s dengan memperhatikan berbagai aspek dan mengembangkan strategi pemasaran melalui beberapa cara, diantaranya pada November tahun 2011 dengan menambah empat varian baru pada kategori sabun dan Pond's Flawless White.

Aktivitas promosi seperti iklan TV, billboard, print media, juga serangkaian edukasi yang dikemas dalam seminar ataupun talk show yang masih menjadi pilihan Pond's dalam membangun brand image. Pond’s juga aktif dalam promosi secara langsung melalui Pond's Miracle Lab, Pond's White Class, dan

Pond's Beautylogy. Promosi lainnya yang dilakukan Pond’s adalah dengan

mengelar event Pond’s Teens Concert. Event ini ditujukan kepada remaja yang

berada pada masa tertarik dengan berbagai konser musik yang diadakan.

Pada tahun 2009 Arief Tjakraamidjaja, Brand Manager Pond’s sudah memanfaatkan situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, sebagai sarana dalam mengkomunikasikan kampanye kegiatan dan produk. Strategi yang gencar dan terus dilakukan oleh Pond’s, yaitu peduli akan dunia baru marketing dengan


(20)

7

Dini Septiana, 2013

menciptakan event Pond’s Teen Concert yang berdampak pada pembentukan suatu komunitas yang mampu menjadi wadah untuk para pelanggan, selain itu pemanfaatan dunia digital juga yang gencar dilakukan melalui social media sebagai sarana untuk menjalin komunikasi dengan customer-nya (The Marketeers, 2011).

Tingginya antusias para remaja pada Pond’s Teen Concert sebelumnya, membuat Pond’s kembali menghadirkan Pond’s Teens Concert yang keempat

bagi para remaja Indonesia. Tiket dapat didapat dengan membeli produk Pond’s

Clear Balance Facial Foam dan White Beauty Moisturizer (Unilever Indonesia,

2012).

Cara yang dilakukan PT Unilever Indonesia dalam menarik konsumen khususnya remaja agar menggunakan produk sabun pembersih wajah Pond’s, maka perlu adanya komunikasi pemasaran yang terintegrasi antara merek, pelanggan, dan perusahaan, salah satu cara yang dilakukan adalah melalui virtual

brand community, yaitu grup yang terdiri dari sekelompok individu yang

menyukai merek tertentu berkomunikasi menggunakan media elektronik dengan didukung oleh perusahaan pemegang merek. Hal itu diaplikasikan PT Unilever Indonesia pada produk Pond’s melalui media sosial facebook.

Facebook merupakan salah satu sosial media yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Data yang dihimpun Socialbakers menunjukkan 42.684.840 pengguna facebook hingga April 2012 (Socialbakers, 2012). Seiring dengan peningkatan penggunaan social networking site tersebut, banyak perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil mulai menggunakan social


(21)

media untuk mendukung sistem pemasaran bisnis mereka termasuk Unilever

dalam memperkuat merek Pond’s. Berikut disajikan content Pond’s yang terdapat dalam fans page facebok pada Tabel 1.6.

TABEL 1.6

CONTENT POND’S DALAM FANS PAGE FACEBOOK

Fan Page Anggota

Pond’s Indonesia 19.319

Pond’s India 95.027

Pond’s Thailand 16.766

Pond’s Philipina 432.445

Pond’s teen 297.985

Sumber: www.facebook.com diakses 28 maret 2012

Berdasarkan Tabel 1.6 terdapat komunitas Pond’s di berbagai Negara, diantaranya Indonesia, India, Thailand, Philipina, dan Pakistan. Anggota komunitas paling banyak yaitu pada Pond’s Philipina sebesar 432.445 anggota, sedangkan Pond’s teen dengan anggota 297.985. Anggota Pond’s Indonesia masih berada jauh dibandingkan dengan Pond’s teen yaitu 19.319 dan anggota fans

page Pond’s terus bertambah hingga sekarang.

Partisipasi yang lebih besar dalam virtual brand community berhubungan dengan penggunaan produk Pond’s. Untuk mengambil suatu keputusan, anggota komunitas memerlukan input dari sesama anggota komunitas yang dijadikan motivasi dalam pembeliannya. Anggota komunitas cenderung mengambil keputusan pembelian dari pengalaman mereka. Pengalaman terhadap merek dan berbagai kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan dalam komunitas memberikan efek pada keputusan menggunakan produk yang dilakukan oleh anggota komunitas.


(22)

9

Dini Septiana, 2013

Virtual brand community mempunyai 3 dimensi, diantaranya

consciousness of kind, ritual dan tradisi, serta sense of moral responsibility.

Ketiga variabel tersebut dapat diaplikasikan dalam virtual brand community melalui fans page pond’s teen. Para anggota komunitas virtual saling bertukar ide, pengalaman dan informasi lain yang berkaitan dengan topik tertentu yang menarik. Implementasi virtual brand community tersebut dapat dilihat melalui Tabel 1.7 sebagai berikut.

TABEL 1.7

IMPLEMENTASI VIRTUAL BRAND COMMUNITY MELALUI FANS PAGE FACEBOOK POND’S TEENS

Konsep Aplikasi

Consciousness of Kind Mengetahui tentang produk merek Pond’s dan para anggotanya memiliki kegemaran yang sama.

Ritual and Traditions Berbagi cerita mengenai kegiatan yang telah dilakukan Pond’s teen, seperti bebagi cerita mengenai pengalaman selama menonton konser. Selain itu, mengikuti program pond’s teen concert sehingga

terjadi pertemuan secara offline diantara para peserta.

A Sense of Moral Responsibility

Merespon kegiatan dengan memberikan like atau berkomentar pada status Pond’s teen, dan memberi tanggapan terhadap komentar dari sesama anggota. Sumber: diolah dari berbagai website

Dilihat dari Tabel 1.7 terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan dalam komunitas virtual diantaranya untuk ikut berperan secara aktif, ingin merangsang kegiatan yang ada dalam komunitas, ingin memberikan informasi yang berguna kepada anggota komunitas yang lain, dan saling merespon diantara anggota komunitas. Partisipasi virtual brand community Pond’s teen membuat komunikasi agar lebih dekat dengan konsumen terutama segmen remaja melalui media digital, sehingga dapat meningkatkan keputusan dalam menggunakan produk Pond’s.


(23)

Melihat fenomena yang ada, peneliti perlu melakukan penelitian mengenai

virtual brand community pada produk Pond’s. Karena PT. Unilever Indonesia sekarang gencar dalam mempromosikan produk Pond’s melalui media digital dengan segmen remaja, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian terhadap anggota fans page facebook Pond’s teen.

Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Virtual Brand Community terdahap Keputusan Menggunakan Sabun Pembersih

Wajah, maka perlu dilakukan penelitian tentang: ”PENGARUH VIRTUAL BRAND COMMUNITY TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN SABUN PEMBERSIH WAJAH” (Survei pada Anggota Fans Page Facebook

Pond’s Teen)

1.2 Identifikasi Masalah

Perolehan market share sabun pembersih wajah yang menurun di tahun 2010 hingga 2011, menunjukan penjualan sabun pembersih wajah Pond’s yang berkurang. Jika market share Pond’s pada kategori sabun pembersih wajah mengalami penurunan, maka berpengaruh pada berpindahnya pelanggan ke merek lain atau menurunnya pengguna merek Pond’s terutama produk sabun pembersih wajah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut :

Meningkatnya persaingan pada industri produk kosmetik dan toiletries menyebabkan para produsen berebut menarik perhatian konsumen, hal ini menyebabkan perusahaan perlu mempertahankan pengguna produk. Berkembangnya pemasaran melalui media digital membuat banyak perusahaan menggunakan media sosial facebook dalam menghimpun para pengguna merek. Para penggemar merek


(24)

11

Dini Septiana, 2013

yang berkumpul berdampak pada terbentuknya suatu komunitas. Upaya yang dilakukan oleh PT Unilever indonesia dalam meningkatkan keputusan penggunaan konsumen terhadap merek

Pond’s, salah satunya melalui komunitas. Pond’s mencoba menjalin konektivitas melalui conversation dengan para pelanggannya. Dengan adanya komunikasi pemasaran yang terpadu antara perusahaan dengan pelanggan melalui virtual brand community, diterapkan sebagai cara perusahaan dalam menambah keputusan penggunaan sabun pembersih wajah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran virtual brand community yang dilakukan PT Unilever Indonesia?

2. Bagaimana gambaran keputusan menggunakan produk sabun pembersih wajah?

3. Seberapa besar pengaruh virtual brand community terhadap keputusan menggunakan produk sabun pembersih wajah?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai :

1. Gambaran virtual brand community yang dilakukan PT Unilever Indonesia. 2. Gambaran keputusan menggunakan produk sabun pembersih wajah.

3. Pengaruh virtual brand community terhadap keputusan menggunakan produk sabun pembersih wajah.


(25)

1.5 Kegunaan Penelitian

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran, khususnya mengenai virtual brand community terhadap keputusan menggunakan produk sabun pembersih wajah.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen PT Unilever Indonesia mengenai virtual brand community terhadap keputusan penggunaan, sehingga bisa dijadikan informasi serta masukan bagi PT Unilever Indonesia dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan virtual brand community terhadap keputusan menggunakan sabun pembersih wajah.


(26)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh pengaruh virtual brand community terhadap keputusan menggunakan sabun pembersih wajah Ponds. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas atau independent variabel (X) adalah virtual

brand community yang terdiri dari consciousness of kind, ritual and tradition, dan sense of moral responsibility. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variabel (Y) ialah keputusan menggunakan yang terdiri dari pemilihan

produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, dan jumlah pembelian

Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah para anggota

fans page Pond‟s teen di Indonesia, karena sebagian besar pengguna internet didominasi remaja. Hal-hal yang akan dianalisis adalah yang berhubungan dengan pengaruh virtual brand community terhadap keputusan menggunakan sabun pembersih wajah.

Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka menurut Husein Umar (2008:45) metode penelitian yang digunakan adalah cross

sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam

kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi


(27)

dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8). menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”.

Penelitian deskriptif mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh virtual brand community terhadap keputusan menggunakan sabun pembersih wajah. Sedangkan penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh virtual brand community terhadap keputusan menggunakan sabun pembersih wajah.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2010:11) yang dimaksud dengan metode survei adalah:


(28)

69

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan melalui media digital atau internet, dengan tujuan untuk mempermudah dalam mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. 3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Asep Hermawan (2006:118) mendefinisikan bahwa operasionalisasi variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel. Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi virtual brand

community (X) yang terdiri dari consciousness of kind,ritual dan tradisi dan sense of moral responsibility. Keputusan menggunakan (Y) meliputi pemilihan produk,

pemilihan merek, pemilihan saluran, penentuan waktu, dan jumlah pembelian. Penjabaran operasionalisasi dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel/Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

Virtual Brand Community

(X)

Grup yang terdiri dari

sekelompok individu

yang menyukai merek tertentu berkomunikasi

menggunakan media

elektronik dengan

didukung oleh

perusahaan pemegang

merek. Scicilia dan

Palazon (2008:258)

Consciousness of kind (kesadaran diri sendiri)

 Tingkat pengetahuan

peserta tentang produk Pond‟s

 Tingkat pengetahuan

anggota tentang sejarah Pond‟s

 Tingkat pengatahuan

tentang promosi dan event yang diadakan Pond‟s Interval Interval Interval 1 2 3


(29)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

 Tingkat pengetahuan

anggota tentang merek body care lain, seperti sari ayu, biore, hazeline, dll

Interval 4

Ritual dan tradisi  Tingkat keikusertaan

anggota dalam mengikuti promo dalam fanspage

facebook Pond‟s teen

 Tingkat keaktifan

berbagi pengalaman mengenai kegiatan yang diadakan Pond‟s

 Tingkat keikutsertaan dalam menyarankan kepada orang lain di luar komunitas tentang hal positif mengenai produk

 Tingkat kepedulian

terhadap informasi yang diberikan admin dalam fans page facebook pond‟s teen

 Tingkat partisipasi

dalam pertemuan anggota secara langsung diluar komunitas fanspage Interval Interval Interval Interval Interval 5 6 7 8 9

Sense of moral responsibility (Tanggung jawab moral)

 Tingkat keaktifan

mengkomunikasikan image yang baik mengenai merek Pond‟s

 Tingkat keaktifan

mencari informasi mengenai kegiatan yang diadakan oleh Pond‟s

 Tingkat keaktifan

bertanya mengenai permasalahan yang dihadapi dalam partisipasi kegiatan Pond‟s

 Tingkat keaktif an

memberi tanggapan terhadap komentar dari sesama anggota fanspage facebook Pond‟s Teen Interval Interval Interval Interval 10 11 12 13


(30)

71

Variabel/Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

 Tingkat kepercayaan

Anda terhadap identitas anggota

komunitas Pond‟s

 Tingkat kepercayaan

terhadap informasi yang diberikan anggota komunitas Pond‟s teen

Interval 14

15

Keputusan pembelian

Keputusan pembelian konsumen adalah tahap dimana konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang disuka, dimana keputusan konsumen untuk memodifikasi menunda atau menghindar sangat dipengaruhi resiko yang dirasakan. Kotler dan Keller (2009:214)

Pemilihan

produk 

Tingkat keputusan menggunakan karena ketertarikan terhadap manfaat dari produk sabun pembersih wajah

 Tingkat keputusan

menggunakan karena bentuk kemasan yang ditawarkan produk sabun pembersih wajah

 Tingkat keputusan

menggunakan karena ukuran kemasan yang ditawarkan produk sabun pembersih wajah

 Tingkat keputusan

menggunakan karena kualitas produk Sabun pembersih wajah dibanding produk pesaing Interval Interval Interval Interval 16 17 18 19

Pemilihan merek  Tingkat kesesuaian

merek Sabun Pembersih Wajah dengan karakteristik dan kepribadian konsumen

 Tingkat Kesesuaian

menggunakan Sabun Pembersih Wajah dengan gaya hidup konsumen

 Menggunakan produk

sabun pembersih wajah karena kepercayaan terhadap merek Interval Interval Interval 20 21 22 Pemilihan

saluran 

Tingkat keputusan pembelian karena lokasi dekat dengan


(31)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

pemasok

 Tingkat keputusan

menggunakan karena pelayanan yang diberikan pengecer kepada konsumen

 Tingkat keputusan

menggunakan karena persediaan barang yang memadai pada penyalur atau pengecer Interval Interval 24 25

Penentuan waktu  Tingkat keputusan

membeli dikarenakan kesesuaian dengan kebutuhan konsumen

 Tingkat keputusan

menggunakan sabun pembersih wajah dikarenakan keuntungan

mendapatkan hadiah yang dirasakan oleh konsumen

 Tingkat keputusan

menggunakan sabun pembersih wajah ketika membutuhkannya Interval Interval Interval 26 27 28 Jumlah

pembelian 

Tingkat intensitas pembelian produk sabun pembersih wajah

 Tingkat pembelian

ulang produk sabun pembersih wajah

Interval

Interval

29

30

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu harus diproses terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian. Bila dilihat dari sumber data maka sumber data dapat dibagi menjadi dua. Sugiyono (2010:137) menjelaskan bahwa:


(32)

73

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada responden langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara maupun penyebaran kuesioner kepada sumber data.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian pihak lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini adalah data pendukung dari buku lain yang diperoleh penulis yang dianggap relevan dengan topik penelitian.

Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian secara lebih jelas, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.2 berikut:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No. Data Jenis

Data Sumber Data

1. Market Size Sektor Industri Kosmetik dan

Toiletries di Indonesia Sekunder

Modifikasi SWA 27/XXVII/18 Desember-7 Januari 2009 dan Modifikasi SWA 27/XXVII/20 Desember-5 Januari 2011 2. Market Share Sabun

Pembersih Wajah

Sekunder

Majalah SWA 15/XXII/27 Juli-9 Agustus 2006, SWA 16/XXIII/26 Juli-8 Agustus 2007, SWA 1Juli-8/XXIV/21 Agustus-3 September 2008, SWA sembada 16/XXV/27 Juli-5 Agustus 2009, SWA sembada 15/XXVI/15-28 Juli 2010, dan SWA15/XXVII/18-27 Juli 2011

3. Index Loyalitas Sabun

Pembersih Wajah Sekunder

Modifikasi SWA/XXVII/18-27 Juli 2011, Modifikasi SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010

4. Gain Index Sabun Pembersih Wajah Tahun 2010-2011

Sekunder

Majalah SWA 15/XXVII/18-27 Juli 2011, dan Majalah SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010


(33)

No. Data Jenis

Data Sumber Data

5. Index Top Brand for Teens produk Sabun Pembersih Wajah

Sekunder http://www.topbrand-award.com 6. Content Pond‟s dalam

facebook Sekunder Modifikasi www.facebook.com 7. Kinerja Virtual Brand

Community Pond‟s melalui Facebook

Sekunder

diolah dari

http://www.facebook.com/pages/Ponds-Teens

8. Tanggapan Responden terhadap Virtual Brand Community

Primer Hasil Pengolahan Data 2012 9. Tanggapan Responden

terhadap Keputusan Menggunakan

Primer Hasil Pengolahan Data 2012 Sumber: diolah dari berbagai data 2012

3.2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2010:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini adalah anggota komunitas fanspage facebook Ponds teen. Jumlah anggota fanspage facebook selalu meningkat setiap harinya. Anggota komunitas fanspage facebook digambarkan, sebagai berikut.

TABEL 3.3

POPULASI POND’S TEEN DI FACEBOOK

Nama Kategori Pengguna

Pond’s teen Kesehatan dan kecantikan 679.656 fans (terus bertambah) Sumber:Facebook diakses Septembet 2012

Berdasarkan Tabel 3.3 yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini adalah anggota komunitas Pond‟s di Indoneisa yang merupakan anggota fanspage


(34)

75

facebook pond‟s teens. Jumlah anggota fanspage facebook Pond‟s Teen selalu meningkat pada September tahun 2012 jumlahnya adalah 679.656 orang.

3.2.4.2Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:

1. Keterbatasan biaya 2. Keterbatasan tenaga

3. Keterbatasan waktu yang tersedia.

Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2010:116):

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif.

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan.


(35)

Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karen kesalahan sampel yang dapat ditolerir

Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :

(hasil pembulatan)

Jadi jumlah sampel minimal yang diteliti adalah sebanyak 100 orang. 3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2010:116) mengemukakan bahwa: “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan

sampel”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang


(36)

benar-77

benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Menurut Ulber Silalahi (2009:236):

Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen, atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.

Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random

sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:134) teknik ini digunakan apabila

populasi yang diteliti dianggap homogen. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :

1. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Dan melalui kegiatan observasi ini pula penulis melakukan studi pendahuluan dimana


(37)

melalui teknik ini dapat melihat, mengenal, mengidentifikasikan masalah yang diteliti.

2. Kuesioner (angket)

Angket adalah alat pengumpul data yang berisi sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:151) yang menyatakan bahwa “Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”

Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden pada produk sabun pembersih wajah Pond‟s. Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

b. Merumuskan item-item pertanyaan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai alternatif jawaban yang telah disediakan, sehingga responden hanya memilih alternatif jawab yang tersedia.

c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. 3. Studi Literatur

Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data baik berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian yang dikemukakan


(38)

79

oleh para ahli sebagai landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan variabel yang diteliti.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2010:172), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010:248) Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

 

  )} ( ( }{ ) ( ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy

X

Y

2 X

2 Y


(39)

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel atau rhitung > rtabel.

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil atau sama dengan rtabel atau rhitung≤ rtabel.

Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dari penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen virtual brand community sebagai variabel X dan keputusan menggunakan sebagai variabel Y.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel virtual brand

community berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan

dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan

dengan rtabel yang bernilai 0,374. Jumlah pertanyaan untuk Variabel X adalah 15,

tterdapat pertanyaan yang tidak valid, sehingga yang valid hanya 13 item. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X (VIRTUAL BRAND COMMUNITY)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket. Consciousness of kind

1. Pengetahuan Anda tentang produk Pond‟s 0,621 0,374 Valid

2. Pengetahuan Anda tentang sejarah Pond‟s 0,669 0,374 Valid

3. Pengatahuan Anda tentang promosi dan event yang diadakan


(40)

81

sari ayu, biore, dll

Ritual dan tradisi

1. Tingkat keikusertaan Anda dalam mengikuti promo dalam

fanspage facebook Ponds teen 0,635 0,374 Valid

2. Tingkat keaktifan Anda berbagi pengalaman mengenai kegiatan

yang diadakan Pond‟s melalui fans page facebook Ponds teen 0,783 0,374 Valid

3.

Tingkat keikutsertaan Anda dalam menyarankan kepada orang lain di luar fans page facebook ponds teen tentang hal positif

mengenai produk Pond‟s 0,597 0,374 Valid

4. Tingkat kepedulian Anda terhadap informasi yang diberikan admin

dalam fans page facebook pond‟s teen 0,453 0,374 Valid

5. Tingkat partisipasi Anda dalam pertemuan anggota secara

langsung diluar komunitas fanspage Pond‟s teen 0,667 0,374 Valid

Sense of moral responsibility

6. Aktif mengkomunikasikan image/citra yang baik mengenai produk

Pond‟s 0,709 0,374 Valid

7. Aktif mencari informasi mengenai kegiatan yang diadakan oleh

Pond‟s 0,863 0,374 Valid

8. Aktif bertanya mengenai permasalahan yang dihadapi dalam

partisipasi kegiatan Pond‟s 0,012 0,374

Tidak Valid

9. Aktif memberi tanggapan terhadap komentar dari sesama anggota

fanspage facebook Pond‟s Teen 0,837 0,374 Valid

10. Tingkat kepercayaan terhadap Anda identitas anggota komunitas

Pond‟s 0,290 0,374 Tidak Valid

11. Tingkat kepercayaan Anda terhadap informasi yang diberikan

anggota komunitas Pond‟s 0,443 0,374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel virtual brand community dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi sense of moral

responsibility dengan item pernyataan tingkat keaktifan responden mencari

informasi mengenai kegiatan yang diadakan oleh Pond‟s yang bernilai 0,863 sedangkan nilai terendah terdapat pada tingkat keaktifan responden untuk bertanya mengenai permasalahan yang dihadapi dalam partisipasi kegiatan Pond‟s bernilai 0,012. Terdapat 2 item yang bernilai tidak valid, yaitu nomor 12 dan 14, sehingga tidak dipergunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel keputusan menggunakan berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows menunjukkan bahwa


(41)

item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika

dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Untuk lebih rincinya dapat dilihat

pada Tabel 3.6 berikut

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Y (KEPUTUSAN MENGGUNAKAN)

No. Pernyataan r

hitung rtabel Ket.

1. Pemilihan produk

12. Anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds karena ketertarikan

terhadap manfaatnya 0,791 0,374 Valid

13. Anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds karena bentuk

kemasan yang ditawarkan menarik 0,723 0,374 Valid

14. Anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds karena ukuran

kemasan yang ditawarkan beragam 0,736 0,374 Valid

15.

Anda menggunakan sabun pembersih wajah Pond‟s karena kualitas

produk Sabun pembersih wajah Pond‟s lebih baik dibanding produk

pesaing

0,596 0,374 Valid

2. Pemilihan merek

16. Anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds karena sesuai

dengan karakteristik dan kepribadian 0,614 0,374 Valid

17. Anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds karena sesuai

dengan gaya hidup Anda 0,601 0,374 Valid

18. Anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds karena kepercayaan

terhadap merek 0,747 0,374 Valid

3. Pemilihan saluran pembelian

19. Anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds karena lokasi dekat

dengan penyalur/pengecer 0,729 0,374 Valid

20. Keputusan anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds karena

pelayanan yang diberikan pengecer kepada anda 0,566 0,374 Valid

21.

Keputusan menggunakan sabun pembersih wajah Ponds karena mudah

didapat/ persediaan barang yang memadai pada penyalur atau pengecer 0,560 0,374 Valid

4. Penentuan waktu pembelian

22. Tingkat keputusan membeli dikarenakan kesesuaian dengan kebutuhan

konsumen 0,152 0,374

Tidak Valid

23. Anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds dikarenakan

keuntungan mendapatkan hadiah 0,523 0,374 Valid

24. Anda menggunakan sabun pembersih wajah Ponds ketika

membutuhkannya 0,614 0,374 Valid

5. Jumlah pembelian

25. Anda membeli sabun pembersih wajah secara eceran berdasarkan

kebutuhan 0,615 0,374 Valid

26. Anda membeli sabun pembersih wajah secara berulang-ulang 0,650 0,374 Valid


(42)

83

Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel keputusan menggunakan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi pemilihan produk yaitu pada item pernyataan penggunaan sabun pembersih wajah Ponds karena ketertarikan terhadap manfaatnya yang bernilai 0,791 sedangkan nilai terendah terdapat pada item pernyataan tingkat keputusan membeli dikarenakan kesesuaian dengan kebutuhan konsumen 0,152 sehingga menjadi tidak valid dan item nomor 26 tidak dipakai dalam penelitian selanjutnya.

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Realibitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari


(43)

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

 

            

2 2 1 1 11 t b

s

s

r

k k

(Husein Umar, 2008:170)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

2

t

s

= Deviasi standar total

2

s

b = Jumlah deviasi standar butir

Sedangkan rumus variansnya adalah:

 

1 2 2 2    

n N

x X

s

(Husein Umar, 2008:172)

Keterangan: N = Jumlah sampel

n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih

2

s

= Nilai varians

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung < rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows diketahui bahwa semua variabel

11


(44)

85

reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel

yang bernilai 0,374 hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.7 berikut ini: TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel rhitung rtabel Keterangan 1 Virtual Brand Community 0,890 0,374 Reliabel 2 Keputusan menggunakan 0,936 0,374 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah pengolahan data dilakukan, selanjutnya hasil pengolahan itu dianalisis untuk memahami dan menjelaskan hasil pengolahan secara statistik. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh virtual brand community terhadap keputusan menggunakan produk sabun pembersih wajah pada anggota

fans page facebook Pond‟s teen.

Pengolahan data yang terkumpul dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah seluruh data responden terkumpul. Kegiatan analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

1. Menyusun data, kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Tabulasi data, dengan langkah sebagai berikut: a. Pemberian skor pada setiap item

b. Menjumlahkan skor pada setiap item


(45)

Pengujian, untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, maka dilakukan analisis regresi linear sederhana.

3.2.7.1Rancangan Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat kuantitatif serta digunakan untuk melihat faktor penyebab. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif virtual brand community (X).

Variabel X terfokus pada penelitian terhadap virtual brand community yang meliputi consciousness of kind, ritual and tradition, dan sense of moral

responsibility.

2. Analisis deskriptif keputusan menggunakan (Y)

Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap keputusan menggunakan yang meliputi pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, dan jumlah pembelian.

3.2.7.2Rancangan Analisis Verfikatif

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana dan korelasi karena penelitian ini menganalisis dua variabel, yaitu

virtual brand community sebagai variabel bebas (X). Analisis verifikatif

dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik dan menitik beratkan pada pengungkapan perilaku variabel penelitian.


(46)

87

Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh virtual brand community (X) terhadap keputusan menggunakan (Y), dengan skala pengukuran menggunakan skala semantic differensial. Menurut Sugiyono (2008:138-139):

Skala semantic differensial digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dalam garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak pada bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak pada bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval. Responden yang memberikan penilaian dengan angka 7, berarti sangat positif, sedangkan bila memberi jawaban angka 1 berarti persepsi responden terhadap pernyataan itu sangat negatif.

Dalam penelitian ini, setiap pernyataan dari angket terdiri 7 kategori sebagai berikut, alternatif jawaban tersebut diperlihatkan pada Tabel 3.8.

TABEL 3.8

SKOR ALTERNATIF JAWABAN PERTANYAAN Alternatif

Jawaban

Rentang Jawaban

Setuju 7 6 5 4 3 2 1 Tidak Setuju

Positif 7 6 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5 6 7

Sumber: Modifikasi dari Hermawan, A. (2006:132) a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik regresi sederhana. Definisi regresi sederhana menurut Albert Kurniawan (2010:43) ialah “sebagai pengaruh antara 2 variabel saja, dimana terdiri dari variabel independent/bebas dan untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction)”


(47)

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen yaitu virtual brand community dengan satu variabel

dependen yaitu keputusan menggunakan.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah : Y = a + bX

Keterangan :

Y = Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus di hitung terlebih dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan rumus: 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( i i i i i i i X X n Y X X X Y a          2 2 ) ( ) ( ) ( i i i i i i X X n Y X Y X n b       

 (Sugiyono, 2009: 272)

Keterangan:

X = Nilai virtual brand community

Y = Nilai taksiran keputusan menggunakan a = Konstanta

b = Koefisien regresi n = Banyaknya responden

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya, naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, P. H. (2005). Relationship marketing and brand involvement of professionals through web-enhanced brand communities: the case of

Coloplast. Industrial Marketing Management Journal. pp 285– 297.

DOI:10.1016/j.indmarman.2004.07.007

Albert Kurniawan. (2010). Belajar SPSS untuk Pemula. Yogyakarta: Mediakom. Asep Hermawan. (2006). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta,

Grasindo.

Bagozzi, R. P., & Dholakia, U. M. (2006). Antecedents and purchase consequences of customer participation in small group brand

communities. Journal of Research in Marketing, 23(1), 45–61.

Buchari Alma. (2008). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Brodie, R.J., Ilic, A., Juric, B., dan Hollebeek, L. (2011) Consumer engagement in a virtual brand community: An exploratory analysis. Journal of Business Research xxx. DOI:10.1016/j.jbusres.2011.07.029

Casalo´, Carlos Flavia´n, Guinalı´u. (2007). The impact of participation in virtual brand communities on consumer trust and loyalty, The case of free software. Online Information Review Vol. 31 No. 6. pp. 775-792. DOI 10.1108/14684520710841766

Casaló, L.V, Flavián, C. Guinalíu, M. (2007). Antecedents Effects of Participation

in Virtual Brand Communities. IADIS International Conference on Web

Based Communities journal. pp 3-10

Casaló, L. V., Flavián, C. and Guinalíu, M. (2008). Promoting Consumer's Participation in Virtual Brand Communities: A New Paradigm in Branding Strategy. Journal of Marketing Communications, 14(1), pp. 19-36. DOI: 10.1080/13527260701535236

Casalo, L.V., Flavian, C., and Guinaliu, M. (2010). Relationship quality, community promotion and brand loyalty in virtual communities: Evidence from free software communities. International Journal of Information Management, 30, pp.357-367. DOI:10.1016/j.ijinfomgt.2010.01.004 Chi, Hsu-Hsien. (2011). Interactive Digital Advertising Vs Virtual Brand

Community : Exploratory Study of User Motivation and Sosial Media

Marketing Responses in Taiwan. Journal of Interactive Advertising, Vol


(2)

Dini Septiana, 2013

Cova, B., dan Pace, S. Brand community of convenience products: new forms of

customer empowerment –the case “my Nutella The Community”. (2006).

European Journal of Marketing Vol. 40 No. 9/10. pp. 1087-1105. DOI 10.1108/03090560610681023

Devasagayam, P. R., dan Heuvel, D. A. V. (2012). GeoFree BrandComms: Building and Sustaining Virtual Brand Communities. Branding and Sustainable Competitive Advantage: Building Virtual Presence. pp 177-188

Erasmus, Alet C, Elizabeth Boshoff, and GG Rousseau. (2001). Consumer decision-making models within the discipline of consumer science: a critical approach. Journal of Family Ecology and Consumer Sciences, Vol 29, 2001. pp 82-90

Evans, Dave. (2010). Praise for Social Media Marketing: The Next Generation of Business Engagement. Wiley Publishing, Inc., Indianapolis, Indiana Fandy, Tjiptono. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset

Grewal, R., Metha, R., Kardes, F.R. (2004) The Timing of Repeat Purchases of Consumer Durable Goods: The Role of Functional Bases of Consumer

Attitudes. Journal of Marketing Research Vol. XLI, pp. 101–115

Griffin W, Ricky dan Ronals J. Ebert. (2006). Bisnis. Jakarta: PT.Erlangga

Hanna-Kaisa Ellonen. (2010). The effect of website usage and virtual community participation on brand relationships. Int. J. Internet Marketing and Advertising, Vol. 6, No. 1. pp 85-105

Huang, L.T., dan Farn, C.K. (2009). Effects of Virtual Communities on Purchasing Decision-Making: The moderating Role Information Activities. Pacific Asia Conference on Information Systems (PACIS)

Husein Umar. (2000). Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Hur, W.M., Ahn, K., dan Kim, M. (2011). Building brand loyalty through managing brand community commitment. Management Decision journal Vol. 49 No. 7, 2011. pp. 1194-1213

Kiran, V., Majumdar, M., Kishor K. (2012). Innovation in In-Store Promotions: Effects on Consumer Purchase Decision. European Journal of Business and Management Vol 4, No.9, 2012 pp. 36-44

Kotler, P., dan Keller, K.L. (2012). Marketing Management 13rd Edition. New Jersey : Prentice Hall


(3)

Kotler, P., dan Amstrong, G. (2012). Marketing : An Introduction. New Jersey: Person Education, Inc.

Kozinets, Robert. (1999). E-Tribalized Marketing?The Strategic Implications of Virtual Communities of Consumption. European Management Journal Vol. 17, No. 3, pp. 252–264.

Marcelo, R., dan Paolo C. (2010). The influence of belonging to virtual brand communities on consumers’ affective commitment, satisfaction and word -of-mouth advertising The ZARA case. Online Information Review Vol. 35 No. 4, pp. 517-542. DOI: 10.1108/14684521111161918.

McAlexander, J.H., Schouten, J.W. dan Koenig, H. (2002). Building brand community. Journal of Marketing, Vol. 66 No. 1, pp. 38-54.

Michael, Miller. (2011). The Ultimate Web Marketing Guide. Pearson Education, Inc.

Muniz, A. and O’Guinn, T.C. (2001). “Brand communities”, Journal of Consumer Research, Vol. 27 No. 4, pp. 412-32. 0093-5301/2001/2704-0002$03.00

Petronela, P., & Iamandi, C. D. (2010). Thesis A case of Strategic Online Communication in Postmodernism. Using Facebook to Create Virtual Brand Communities. AARHUS SCHOOL OF BUSINESS

Pursiainen, Essi. (2010). Consumer motivations for providing electronic word-of-mouth in virtual pet communities. Department of Marketing and Management Aalto University School of Economics.

Rong-An Shang, Yu-Chen Chen and Hsueh-Jung Liao. (2009). The value of participation in virtual consumer communities on brand loyalty. Internet Research Vol. 16 No. 4, pp. 398-418. DOI: 10.1108/10662240610690025 Sadeghi, T., Tabrizi K.G., dan Noroozi, A. (2011). The effective factors related

with feelings, brand perception and purchase decision under a model. African Journal of Business Management Vol. 5(30), pp. 12025-12030. DOI: 10.5897/AJBM11.1084

Saladin Djaslim. (2004). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Jakarta: Lindah Karya

Schau, H.J., Muniz, A.M., dan Arnould, A.J. (2009). How Brand Community

Practices Create Value. Journal of Marketing Vol. 73, pp. 30–51. ISSN:


(4)

Dini Septiana, 2013

Sekaran, Umar and Roger Bougie. (2009). Research Methods for Business: A Skill Building Approach. John Wiley & Sons, Limited. Academic Internet Publishers Incorporated

Sicilia, M., dan Palazon, M. (2008). Brand communities on the internet, A case

study of Coca-Cola’s Spanish virtual community. Corporate

Communications: An International Journal Vol. 13 No. 3. pp. 255-270. DOI 10.1108/13563280810893643

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara

Shukla, P. (2009). Impact of contextual factors, brand loyalty and brand switching on purchase decisions. Journal of Consumer Marketing, Vol. 26 Iss: 5 pp. 348 – 357. DOI: 10.1108/07363760910976600

Sung, Y., Kim, Y., Kwon, O., dan Moon, J. (2010). An Explorative Study of Korean Consumer Participation in Virtual Brand Communities in Social Network Sites. Journal of Global Marketing pp. 430-445. DOI: 10.1080/08911762.2010.521115

Shimp, Terence A. (2010). Advertising, Promotion, and Other Aspect of Intergrated Marketing Communications. Edisi-8. South-Western Cengage Learning, USA.

Shah, S. S. H., Aziz, J., Jaffari, A., Waris, S., Ejaz, W., Fatima, M., dkk. (2011). The Impact of Brands on Consumer Purchase Intentions. Asian Journal of Business Management 4(2), pp. 105-110, 2012. ISSN: 2041-8752

T. Hani Handoko. (2000). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta. BPFE-UGM. Trent J. Spaulding. (2010). How can virtual communities create value for

business? Electronic Commerce Research and Applications, pp. 38–49 DOI:10.1016/j.elerap.2009.07.004

Ulber Silalahi. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Wiedemann, Katharina. (2006). Brand Meaning and Virtual Brand Community

Amongst Teenagers: A Study of the IPod Brand

Wilson, A. J., dan Hollensen, S. (2010). Saipa Group, Iran – using strategic brand extensions to build relationships. Journal of Islamic Marketing, Vol. 1 Iss: 2, pp.177 – 188. DOI 10.1108/17590831011055905

Yadav, V., dan Arora, M. (2012). The Product Purchase Intentions in A Facebook using Analytical Hierarchical Process. A Journal of Radix International


(5)

Educational and Research Consortium Volume 1, Issue4, April2012. ISSN: 2277 – 1018

Venkakestan, R., Kumar, V, dan Bohling, T. (2007). Optimal Customer Relationship Management Using Bayesian Decision Theory: An Application for Customer Selection. Journal of Marketing Research Vol. XLIV (November 2007), 579–594. ISSN: 0022-2437 (print), 1547-7193 (electronic).

Website

Berita Global. (13 Februari 2012). Ponds Teens Concert 2012 Tampilkan Jessie J

Maret Di JiExpo Kemayoran. Diambil dari:

http://www.beritaglobal.com/kategori/berita-818-ponds-teens-concert-2012-tampilkan-jessie-j--maret--di-jiexpo-kemayoran-.html. 23 Maret, 2012.

Kabar Bisnis. (29 Mei 2010) Puncak Ponds Teens Concert 2010, tampilkan Dashboard Confessional. Diambil dari: http://www.kabarbisnis.com/ read/2812101. 14 Maret 2012.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. (2012, 14 Febuari). Perkembangan Ekonomi Makro Terkini. Diambil dari http://www.depkeu.go.id/ ind/Data/Siaran_Pers/KetPers-14022012.pdf. 12 September, 2012

Kompas. (2010, 4 Maret). Pond's Teens Concert, Wadah Remaja Mengenali

Dirinya. Diambi dari: http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/

04/19304427/Pond.s.Teens.Concert.Wadah.Remaja.Mengenali.Dirinya. 16 Maret 2012.

Pambudi, T. (10 Juli, 2003). Merek-merek yang berpeluang menjadi Raja. http://202.59.162.82/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=2127. 30 November 2012.

Sosialbakers. (2012). Facebook Brand Statistics in Indonesia. Diambil dari: http://www.socialbakers.com/facebook-statistics/. 24 Maret 2012.

SWA. (21 Agustus 2008). Belajar dari para Pemenang. Diambil dari: http://202.59.162.82/cetak.php?cid=1&id=7899&url=http%3A%2F%2F20 2.59.162.82%2Fswamajalah%2Fsajian%2Fdetails.php%3Fcid%3D1%26id %3D7899. Maret 2012.

SWA. (August 10, 2011). Rahasia Unilever Populerkan Pond’s. Diambil dari: http://swa.co.id/listed-articles/rahasia-unilever-populerkan-ponds. Maret 2012.

Top Brand for Teens Index. (2012). Dari http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-teens-result-2012/


(6)

Dini Septiana, 2013

The Marketeers. (Juli 18, 2011). Pond’s yang Aware dengan Dunia Baru

Pemasaran (New Wave Marketing). Diambil dari:

http://the- marketeers.com/archives/pond%E2%80%99s-yang-aware-dengan-dunia-baru-pemasaran-new-wave-marketing.html. 12 Maret 2012.

Unilever Indonesia. (2012). Pond’s Teen Concert Jessie J Present. Diambil dari: http://pondsmakeithappen.com/jessiej. 12 Maret, 2012.

Unilever. (2012). Sejarah kami. Diambil dari:

http://www.unilever.co.id/id/aboutus/ourhistory/. 24 Maret 2012.

Unilever. (15 Juni, 2011). David Archuleta akan Memeriahkan POND’S Teens Concert 2011. Diambil dari: http://www.unilever.co.id/id/MediaRelation/ siaran-pers/2011/ponds-teens-concert-2011.aspx. 16 Maret 2012.

Majalah

Marketeers, Januari 2012

SWA 15/XXII/27 Juli-9 Agustus 2006, SWA 16/XXIII/26 Juli-8 Agustus 2007,

SWA 18/XXIV/21 Agustus-3 September 2008, SWA 27/XXVII/18 Desember-7 Januari 2009 SWA 16/XXV/27 Juli-5 Agustus 2009

SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010

SWA 27/XXVII/20 Desember-5 Januari 2011 SWA 15/XXVII/18-27 Juli 2011

SWA 02/XXV/ 19 Januari-1Februari 2012