PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING FACEBOOK TERHADAP BRAND ENGAGEMENT (survey pada anggota fanpage facebok LUX).
PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING FACEBOOK
TERHADAP BRAND ENGAGEMENT
(survey pada anggota fanpage facebok LUX)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh
FACHRI HANIF ALBANNA 0802672
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING FACEBOOK
TERHADAP BRAND ENGAGEMENT
(survey pada anggota fanpage facebok LUX)
Oleh Fachri Hanif
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Fachri Hanif 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING FACEBOOK TERHADAP
BRAND ENGAGEMENT
(survey pada anggota fanpage facebok LUX)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Lisnawati, S.Pd, MM NIP. 19850112 201012 2 005
Mengetahui,
Dekan Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., MM. NIP. 19690404 199903 1 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
Fachri Hanif Albanna NIM. 0802672
(4)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi masalah... 14
1.3 Rumusan Masalah ... 15
1.4 Tujuan Penelitian ... 15
1.5 Kegunaan Penelitian ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 2.1 Kajian Pustaka ... 17
2.1.1 Konsep Social media marketing... 17
2.1.1.1 Social media marketing dalam Manajemen Pemasaran ... 17
2.1.1.2 Definisi Social media marketing... 38
2.1.1.3 Dimensi Social media marketing ... 40
2.1.1.4 FungsiSocial media marketing... 46
2.1.2 Brand engagement ... 48
2.1.2.1 Definisi Brand engagement ... 48
2.1.2.2 Dimensi Brand engagement ... 51
(5)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 64
2.2 Kerangka Pemikiran ... 68
2.3 Hipotesis ... 74
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 3.1 Objek Penelitian ... 75
3.2 Metode Penelitian ... 76
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode ... 76
3.2.2 Operasional variabel ... 77
3.2.3 Jenis dan sumber data ... 82
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 85
3.2.4.1 Polpulasi ... 85
3.2.4.2 Sampel... 86
3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel ... 87
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data... 88
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 89
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 89
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 94
3.2.7 Rancangan Analisa Data dan Pengujian Hipotesis ... 96
3.2.7.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 97
3.2.7.2 Rancangan Analisis Verfikatif ... 98
3.2.7.3 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 102
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Profil Perusahaan dan Karakteristik Responden ... 104
(6)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.1.1.3 Visi, Misi dan Tujuan PT Unilever
Indonesia ... 105
4.1.1.4 Produk... 107
4.1.1.5 Komunitas Lux dalam Sosial Media... 110
4.1.2 Karakteristik Responden ... 111
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 111
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 113
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat tinggal ... 114
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pengeluaran harian... 115
4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Gadget dan Pengeluaran internet ... 117
4.1.2.6 Varian Lux yang sering digunakan... 118
4.2 Tanggapan Responden terhadap Social media marketing ... 119
4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Read ... 120
4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Create ... 121
4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Share ... 122
4.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Discussion ... 123
4.2.4 Rekapitulasi Gambaran Social media marketing ... 125
4.3 Tanggapan Responden Terhadap Brand engagement... 129
4.3.1 Tanggapan Responden Consumption ... 129
4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Curation ... 131
(7)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.4 Pengujian Hipotesis Pengaruh Social media marketing
Terhadap Brand engagement ... 138
4.4.1 Analisis Korelasi ... 139
4.4.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 142
4.4.3 Koefisien Determinasi ... 146
4.4.4 Pengaruh Social media marketing Terhadap Brand engagement... 146
4.5 Implikasi Hasil Penelitian... 148
4.5.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian Bersifat Toritis... 148
4.5.2 Implikasi Hasil Temuan Penelitian Bersifat Empiris... 151
4.6 Implikasi Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 152
BAB V KESIMPULAN ... 155
5.1 Kesimpulan ... 155
5.2 Rekomendasi ... 156
DAFTAR PUSTAKA ... 159 LAMPIRAN
(8)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Tabel
Judul Tabel Hal
1.1 Industri Toiletries yang ada di Indonesia ... 3
1.2 Indeks Rata-Rata Best Brand 2010-2013 Industri Toiletries... 3
1.3 Market Share Sabun Di Indonesia Tahun 2010-2013... 4
1.4 Merek Sabun Cair yang ada di Indonesia ... 5
1.5 Market Share Sabun Cair di Indonesia 2010-2013 ... 6
1.6 Kinerja Merek Sabun Cair Di Indonesia Tahun 2010-2013... 7
1.7 TOM (Top Of Mind) SABUN CAIR Di INDONESIA TAHUN 2010-2013... 8
1.8 op Brand Pada Produk Sabun Cair Di Indonesia Tahun 2011-2013... 9
1.9 Indeks Nilai Merek Sabun Cair Pada Pengguna Sabun Cair Lux Pada Komunitas Sabun Secara Online... 10 1.10 Kegiatan Promosi Yang Dilakukan Sabun Lux 2013... 11
1.11 Peringkat Fanpage Facebook Pada Sabun Cair Di Indonesia... 13
2.1 Dimensi Social Media Marketing... 42
2.2 Dimensi Brand Engagement Menurut Beberapa Ahli ... 53
2.3 Orisinalitas Penelitian...……….……….……. 64
3.1 Operasional Variabel...……….…... 78
3.2 Jenis dan Sumber Data ... ………..……... 84
(9)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
93 3.6
Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen Penelitian ... 96
3.7 Skor Alternatif Jawaban Pertanyaan ... 99
3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 102
3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi... 103
4.1 Kegiatan Promosi Perusahaan Melalui Fanpage Lux... 110
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 112
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 113
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah pengguna... 114
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pengeluaran... 115
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Gadget dan penggunaan Internet... 117
4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Varian Sabun yang Sering di Pakai.. 119
4.8 Tanggapan Responden Terhadap Read... 120
4.9 Tanggapan Responden Terhadap Create... 121
4.10 Tanggapan Responden Terhadap Share... 122
4.11 Tanggapan Responden Terhadap Discussion... 124
4.12 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Social Media Marketing... 125
4.13 Tanggapan Responden Terhadap Consumption... 129
(10)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.17 Uji Normalitas ... 134
4.18 Uji Linearitas ... 136
4.19 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Brand Engagement... 137
4.20 Output Koefisien Korelasi... 140
4.21 Model Summary... 141
4.22 Descriptive Statistics... 142
4.23 Output Anova... 143
(11)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No gambar
Judul gambar Hal
1.1 Tingkat Perekonomian Indonesia Tahun 2013... 2
2.1 Marketing Mix ...……….. 19
2.2 Promotion Mix ...………....………. 20
2.3 Major Advertising Decisions ...……….………. 22
2.4 Proses tahapan engagement………..………. 52
2.5 Kerangka Pemikiran Pengaruh Social Media Marketing Facebook Terhadap Brand Engagement sabun Lux………...……... 73
2.6 Paradigma Penelitian Pengaruh Pengaruh Social Media Marketing Facebook Terhadap Brand Engagement sabun Lux... 74
4.1 Hasil Kontinum Social Media Marketing...………..…….. 128
4.2 Hasil Kontinum Brand Engagement………....………. 138 4.3 Garis Linear Social Pengaruh Social Media Marketing Facebook
Terhadap Brand Engagement sabun Lux ...
(12)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
), “
Brand Engagement (Survei pada anggota fanpage facebook Lux)”. Di bawah bimbingan Lisnawati, S.Pd, MM
Meningkatnya market size pada Industri toiletries khususnya sabun cair lux menunjukan bahwa industri ini akan semakin berkembang dengan dinamis dalam beberapa tahun kedepan dan memberikan peluang yang cukup menjanjikan. Adanya persaing yang ketat mengakibatkan konsumen dihadapkan pada beberapa jenis sabun dengan berbagai variasi merek, kemasan, harga serta kualitas. Hal ini berdampak pada penurunan Brand Engagement pada sabun Lux sehingga diperlukan beberapa upaya demi meningkatkan keterikatan merek dengan menggunakan social media marketing dalam mengkomunikasikan produknya pada konsumen..1) Penelitian ini bertujuan untuk Untuk memperoleh gambaran social media
marketing yang dilakukan sabun Lux pada anggota fanpage facebook. 2) Untuk memperoleh
Gambaran Brand engagement terhadap produk sabun cair pada anggota fanpage facebook .3) Untuk memperoleh seberapa besar Pengaruh social media marketing terhadap Brand
engagement sabun Lux pada anggota fanpage facebook.
Objek penelitian ini adalah pengguna sabun di fanpage facebook Lux. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah kinerja Social media marketing terhadap brand engagement sebagai variabel tidak bebas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel 120 responden. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa kinerja produk sabun cair lux dengan pengaruh tinggi sehingga Social media
marketing memiliki pengaruh yang positif terhadap brand engagement.
Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan nilai perhitungan yang diperoleh melalui regresi sederhana lebih besar dibandingkan dengan yang terdapat pada tabel. Artinya secara keseluruhan dan individu terdapat pengaruh yang signifikan dari Social media marketing terhadap brand engagement sabun cair lux. Dalam penelitian ini terdapat temuan bahwa 1)dimensi social media marketing yaitu read, create,share dan discussion dilaksanakan dengan baik 2)dimensi brand
engagement baik 3)Social media marketing berpengaruh tinggi terhadap brand engagement sabun cair lux.
(13)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fachri Hanif Albanna (0802672) , "the influence of social media brand marketing against engagement ( survey on the members fanpage facebook lux) " Under Guidance Of Lisnawati, S.Pd, MM
Increasing market size in toiletries industry particularly on liquid soap lux showed that these industries will be more developed into a dynamic in the next few years and provide opportunities which is quite promising.The presence of strict persaing has caused consumers faced with some kind of soap with wide variations brands, a pack price and quality.It will impact on the decline in soap brand engagement lux so required some effort to boost entanglement brand by the use of social media marketing in communicating their products to consumers, 1) research is aimed to for obtaining a sense of social media marketing done soap lux on the members fanpage facebook. 2) to acquire a sense of liquid soap brand engagement on the members fanpage facebook. 3) to acquire how big the influence of social media soap brand marketing against engagement lux on the members fanpage facebook.
The object of this research is the user's facebook fanpage soap Lux. free Variables in this study was the performance of Social media marketing to brand engagement as a free variable. This type of research is descriptive, verifikatif, and the method used was explanatory survey with simple random sampling techniques, with a total sample of 120 respondents. Data analysis technique used is a simple regression with SPSS computer software tools 21.0.The results obtained in the study stated that the performance of the product liquid soap lux with high influence that Social media marketing has a positive influence on brand engagement. From the results of research on hypothesis testing can be advised that based on the overall value of the research results obtained by calculation of simple regression. It means the overall and the individual there is a significant influence of Social media marketing to brand engagement liquid soap lux. In this study there were findings that 1) The dimensions of social media marketing that is read, create, share and discussion should be implemented by good 2) dimensions brand engagement good 3) social media marketing influential high against the brand engagement liquid soap lux.
(14)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu dengan meluasnya krisis dan terimbasnya negara-negara yang saat ini masih dalam kondisi perekonomian yang relatif belum terpengaruh krisis Eropa, menyebabkan otoritas yang bertanggung jawab terhadap perekonomian suatu negara mengembangkan berbagai perangkat untuk menganalisa dan mengantisipasi timbulnya krisis.
Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo (dalam www.liputan6.com tanggal 26 agustus 2013) menyatakan pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan menangani dampak pelemahan rupiah. Sehingga nantinya daya beli masyarakat tidak terpengaruh dan transaksi perdagangan tetap berjalan normal. Sehingga ini tidak akan membawa dampak mimpi buruk bagi makro fundamental ekonomi Indonesia, karena dapat berdampak terhadap pelemahan daya saing Indonesia terhadap persaingan antar negara dalam satu kawasan ASEAN atau di tingkat Asia. Hal tersebut agar berupaya meningkatkan stabilitas perekonomian Indonesia. Hal ini berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Gambar 1.1 :
(15)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 5.5 6 6.5 7
2011 2012 2013 2014
Sumber: Modifikasi laporan tahunan perekonomian Indonesia oleh Bank Indonesia/www.bi.go.id
GAMBAR 1.1
PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2014
Berdasarkan gambar 1.1, Tingkat pertumbuhan Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun – tahun sebelumnya dari tahun 2011 sampai 2014 mengalami penurunan menjadi 5,5. Hal ini disebabkan oleh krisis ekonomi global yang berdampak terhadap Indonesia. Di tengah menurunnya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik. Selain itu, kuatnya permintaan domestik di tengah melemahnya kinerja ekspor menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan.namun hal tersebut menunjukan bahwa pemerintah berusaha agar perekonomian Indonesia agar membaik dan diperkirakan akan meningkatkan investor agar mau berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut akan meningkatkan persaingan di sektor industri sebagai dampak meningkatnya permintaan barang. Salah satu sektor industri yang
(16)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
potensial di Indonesia dengan jumlah penduduk hampir 250 juta jiwa adalah industri toiletries.
TABEL 1.1
INDUSTRI TOILETRIES YANG ADA DI INDONESIA No Industri Toiletries
1 Shampo
2 Sabun Padat 3 Sabun Cair 4 Pasta Gigi
5 Sabun Pembersih Muka 6 Pembalut Wanita
7 Obat Kumur Sumber: modifikasi dari berbagai sumber
Tabel 1.1 menunjukan list industri toiletries di Indonesia. Perusahaan yang berkecimpung dalam industri toiletries diharapkan dapat melakukan terobosan agar mampu bersaing dengan para kompetitor, dengan produk yang dapat diterima oleh konsumen. Keadaan ini tentu saja memaksa industri untuk menggunakan berbagai cara dalam membantu pemasaran mereka. Banyak cara yang mereka lakukan agar usahanya tidak kalah bersaing dengan industri lainnya, sehingga masih bisa bertahan bahkan berkembang ditengah persaingan pasar yang semakin ramai. Hal ini dapat dilihat dalam indeks brand 2010-2013 menunjukan adanya kenaikan di tiap tahunnya yang berarti industri ini mampu menghasilkan produk yang dibutuhkan konsumen. Berikut tabel 1.2 menunjukan indeks rata-rata industri toiletries.
TABEL 1.2
INDEKS RATA-RATA BEST BRAND 2010-2013 INDUSTRI TOILETRIES
(17)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu shampo sabun
padat sabun cair pasta gigi sabun pembersih muka pembalut wanita obat kumur total rata- rata
2010 32,3 33,6 33,3 35,8 34,1 37,6 37,9 35,2
2011 45,7 43,5 46,0 57,1 40,8 48,9 46,9 47,1
2012 45,1 43,1 46,1 55,9 42,5 49,8 45,1 47,2
2013 44,4 43,9 44,3 46,0 43,3 49,6 45,6 45.3
Sumber: (Swa No.15/Xxvi/15-28 Juli 2010,Swa No.15/Xxvii/18-27 Juli 2011,Swa No.20/Xxviii/20-3 Oktober 2012,Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013)
Tabel 1.2 menunjukan best brand di sektor industri toiletries terus mengalami kenaikan, namun pada tahun 2013 produk toiletries mengalami penurunan menjadi 45,3. Walau hal tersebut terjadi akan tetapi karena produk
toiletries menjadi kebutuhan primer bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga
permintaan konsumen terhadap produk terus bertambah, hal ini disebabkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan tubuh, sehingga permintaan dan pemakaian produk kebersihan tumbuh lebih tinggi seiring naiknya daya beli masyarakat. Industri toiletries yang terus mengalami perkembangan salah satunya adalah produk sabun. Sabun terbagi menjadi dua yaitu sabun padat dan cair. Kinerja sabun cair telihat indeks rata-rata best brand mengalami peningkatan di tiap tahunnya dari 2010 sampai 2012 sesuai dengan tabel 1.2.
Sabun cair menjadi industri yang terus naik dari tahun ke tahun. Adapun
market share kategori sabun di Indonesia pada Tabel 1.3 sebagai berikut. TABEL 1.3
MARKET SHARE SABUN di INDONESIA TAHUN 2010-2013
RANK TAHUN
2010 2011 2012 2013
1 SABUN PADAT
(50,3%)
SABUN CAIR (51,9%)
SABUN CAIR (51,3%)
SABUN CAIR (50,3%)
2 SABUN CAIR
(49,7%)
SABUN PADAT (48,1%)
SABUN PADAT (48,7%)
SABUN PADAT (49,7%)
(18)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Modifikasi Majalah (Swa No.15/Xxvi/15-28 Juli 2010,Swa No.15/Xxvii/18-27 Juli 2011,Swa No.20/Xxviii/20-3 Oktober 2012,Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013)
Pada Tabel 1.3 terlihat bahwa tahun 2010 sabun padat lebih unggul dari sabun cair namun dari tahun 2011 sabun cair lebih unggul. Hal tersebut membuktikan meningkatnya kinerja perolehan market share sabun cair di Indonesia pada tahun 2013.
Dalam hal ini juga memicu perusahaan-perusahaan sabun cair untuk berkompetisi agar dapat meraih pangsa pasar dengan menawarkan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini yang menyebabkan konsumen harus dihadapkan oleh beberapa jenis produk sabun cair dengan berbagai merek serta kualitas yang ditawarkan. Terdapat berbagai merek sabun cair yang ada di Indonesia sesuai dngan tabel 1.4 sebagai berikut.
TABEL 1.4
MEREK SABUN CAIR YANG ADA DI INDONESIA
No Merek No Merek
1 Lifebuoy 6 Shinzui
2 Lux 7 Gatsby
3 Dettol 8 Nuvo
4 Biore 9 Dove
5 Citra 10 Cusson
Sumber: modifikasi dari berbagai sumber
Tabel 1.4 terlihat banyaknya pengguna sabun cair membuat semakin banyak pula merek yang ada dan saling bersaing memperebutkan konsumen. Lux merupakan produk sabun cair dari PT. Unilever, Lux berada satu perusahaan dengan produk sabun lainnya yaitu Lifebuoy. Adapula pemain pasar sabun cair
(19)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selain Unilever, ada PT. Kao dengan produk Biore, PT. Wings Surya dengan produk Nuvo dan PT. Mitra Niaga Jaya Manggala dengan produk Dettol. Persaingan diantara pelaku industri sabun cair dapat diidentifikasi market share.
Market share menunjukan besarnya jumlah bagian penjualan suatu perusahaan
dibandingkan dengan keseluruhan penjualan pada kategori tertentu. Terdapat berbagai merek sabun cair yang ada di Indonesia sesuai dengan tabel 1.5 sebagai berikut.
TABEL 1.5
MARKET SHARE INDUSTRI SABUN CAIR di INDONESIA 2010-2013
RANK TAHUN
2010 2011 2012 2013
1 LUX
(39.9) LIFEBUOY (34,9) LIFEBUOY (31,1) LIFEBUOY (38,8)
2 LIFEBUOY
(28,1) LUX (34,6) LUX (30,6) LUX (23,3)
3 BIORE
(11,9) BIORE (12,0) BIORE (15,9) BIORE (14,8)
4 CITRA
(4,0) DETTOL (7.2) DETTOL (7,4) SHINZUI (6,0)
5 NUVO
(3,8) CITRA (1,6) NUVO (5,5) DETTOL (5,5)
Sumber: (Swa No.15/Xxvi/15-28 Juli 2010,Swa No.15/Xxvii/18-27 Juli 2011,Swa No.20/Xxviii/20-3 Oktober 2012,Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013)
Berdasarkan Tabel 1.5 menujukan bahwa secara keseluruhan merek Lifebuoy dan Lux masih unggul dibanding dengan Biore, Citra, dan Dettol, dimana sabun cair Lifebuoy dan Lux masih menguasai market share industri sabun cair. Pada tahun 2010-2013 Market share sabun cair Lux mengalami penurunan dari 39,9% menjadi 23,3%, data tersebut mengindikasi bahwa kinerja pemasaran sabun Lux bermasalah.
(20)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahun 2012 Lifebuoy masih menjadi leader pada kategori sabun cair yang menguasai lebih unggul dari pada sabun cair Lux, walaupun setiap tahunnya mengalami penurunan sampai 10% penurunan dari tahun 2010 sampai 2013. Penurunan pangsa pasar dari tahun 2010 sampai 2013 ini diindikasi karena banyaknya pesaing pada industri sabun cair.
Kemampuan industri sabun cair untuk diterima oleh pasar, berkaitan dengan kinerja merek (brand value). Sabun cair Lux berdasarkan kinerja merek mengalami penurunan dari tahun 2012 menuju tahun 2013, seperti yang ditunjukan pada Tabel 1.6 berikut.
TABEL 1.6
BRAND VALUE SABUN CAIR di INDONESIA TAHUN 2010-2013
RANK TAHUN
2010 2011 2012 2013
1 LUX
(60,6)
LUX
(60,7)
LUX
(58,9)
LIFEBUOY (59,2) 2 LIFEBUOY (54,2) LIFEBUOY (56,9) LIFEBUOY (56,0) (54,3) LUX
3 BIORE
(42,3)
BIORE (43,8)
BIORE (45,4)
BIORE (44,8)
4 CITRA
(40,9)
DETTOL (43,0)
DETTOL (43,2)
SHINZUI (43,7)
5 NUVO
(40,2)
CITRA (42,6)
NUVO (43,2)
DETTOL (41,5)
Sumber : Swa No.20 /Xxvii/20 September – 3 Oktober 2012,Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013
Tabel 1.6 menunjukkan bahwa sabun cair Lux mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan 2011, namun mengalami penurunan di tahun 2012 sampai dengan 2013 dikalahkan oleh Lifebouy yang naik pada tahun 2013.
Namun naik turunnya kinerja merek (brand value) sabun Lux akan berdampak terhadap Brand Engagement. Salah satu analisis yang sangat penting
(21)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam strategi pemasaran adalah keterlibatan merek. Menurut Brodie R (2011:5) Strategi ini adalah bentuk upaya untuk menciptakan hubungan yang kuat antara customer dan merek dengan meng-engage mereka ke dalam dialog dan komunikasi dua arah serta interaksi yang kooperatif, yang juga menjadi ranah kegiatan humas. keterlibatan merek meliputi tiga komponen, yaitu: Behavioral, Emotional,dan
Cognitive. Suatu produk dengan Brand engagement yang kuat dapat membentuk
keterikatan merek yang kuat dan dapat mengembangkan ikatan suatu merek dengan konsumen dengan jangka waktu yang lama. Sebuah merek bisa memiliki posisi yang kuat dan menjadi modal bagi suatu perusahaan sehingga bisa menjadi ukuran kesuksesan sebuah merek yang dapat diukur dengan mempertimbangkan aspek TOM (Top Of Mind) brand dan popularitas merek (advertising awareness). Menurut Bowden (2009:65) Brand Engagement adalah menyajikan keterlibatan pelanggan sebagai proses psikologis berurutan bahwa pelanggan bergerak melalui menjadi setia terhadap suatu merek Selain melalui brand value, menurut riset yang dilakukan majalah SWA melalui Indonesia Best Brand kekuatan popularitas merek (brand awareness) dalam TOM (Top Of Mind). Tabel 1.7 Berikut adalah TOM(Top Of Mind) dari sabun cair di Indonesia.
TABEL 1.7
TOM (Top Of Mind) SABUN CAIR di INDONESIA TAHUN 2010-2013
TOM BRAND TOM AD AWARENESS RANK
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 1 Lux
(36,0) Lux (37,0) Lux (39,8) Lifebuoy (30,9) Lux (48,6) Lux (48,2) Lux (46,4) Lux (36,2) 2 Lifebuoy
(23,6) Lifebuoy (27,7) Lifebuoy (27,0) Lux (30,7) Lifebuoy (29,6) Lifebuoy (30,4) Lifebuoy (29,3) Lifebuoy (34,1)
3 Biore
(5,3) Biore (6,4) Biore (7,4) Biore (8,4) Biore (6,4) Biore (6,5) Biore (7,6) Biore (9.7)
4 Nuvo
(3,8) Dettol (2,6) Dettol (3,7) Dettol (3,9) Nuvo (4,2) Dettol (2,8) Nuvo (4,3) Dettol (4,6)
(22)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 Citra
(2,0)
Citra (1,6)
Nuvo (3,7)
Shinzui (1,9)
Citra (2,2)
Citra (1,5)
Dettol (3,7)
Shinzui (2,4) Sumber: (Swa No.15/Xxvi/15-28 Juli 2010,Swa No.15/Xxvii/18-27 Juli 2011,Swa No.20/Xxviii/20-3 Oktober 2012, Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013)
Pada Tabel 1.7 pada kategori TOM Brand Lux pada tahun 2010 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan yang menunjukkan menurunnya popularitas dari merek sabun Lux. Menurunnya TOM brand mengindikasi bahwa popularitas merek konsumen terhadap sabun Lux mengalami penurunan. Pada Tabel 1.7 yang menunjukkan bahwa TOM Ad
awareness sabun Lux pada tahun 2010-2013 Lux mengalami penurunan.
Walaupun sabun Lux melakukan berbagai kegiatan periklanan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ingatan merek konsumen terhadap sabun Lux mengalami penurunan.
Namun Penurunan pengguna produk sabun cair Lux di Indonesia dapat dilihat melalui Top Brand yang disajikan dalam Tabel 1.8
TABEL 1.8
INDEKS TOP BRAND PADA PRODUK SABUN CAIR di INDONESIA TAHUN 2011-2013
SABUN 2011 2012 2013
LIFEBUOY 45,9% 34,8% 34,6%
LUX 20,5% 31,3% 26,6%
BIORE 9,0% 9,7% 12,7%
DETTOL 3,6% 6,1% 9,0%
NUVO 4,7% 5,2% 5,0%
CITRA 1,3% 4,6% 3,5%
DOVE 1,3% - 2,5%
GATSBY - 1,0% 1,1%
diakses www.topbrand-award.com diakses 16 agustus 2013
Pada Tabel 1.8 menunjukan bahwa di Indonesia, Lux masih di bawah Lifebuoy dalam produk sabun umum dengan top brand indeks pada 2012-2013 pengalami penurunan. Dengan menurunnya market share, brand value, TOM
(23)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
brand, TOM ad awareness, dan TOP brand mengindikasikan brand engagement
sabun cair Lux bermasalah.
Penurunan kekuatan merek Lux dalam brand engagement menunjukan adanya dampak WOM (word-of-mouth) dan peralihan pengguna sabun Lux. Menurut Brodie (2011) di dalam jurnal yang berjudul Consumer Engagement in a Virtual Brand Community : An Exploratory Analysis, diperoleh bahwa dalam konteks customer engagement terdiri dari 3 variabel utama yaitu variabel kognitif, sikap dan perilaku (cognitife attachment, attitudinal attachment dan behavioral attachment)
menjadi dasar untuk melakukan penelitian empiris yang menentukan costumer engagement di dalam komunitas online di dalam fase psikologikal, menjadi penentuan proses dari customer engagement itu sendiri dan menjelaskan komponen sub-proses dari engagement. proses customer engagement dimulai dari sebuah
kebutuhan customer akan informasi mengenai suatu produk/jasa/perusahaan yang mengharuskan adanya hubungan eksperiental yang interaktif dan termasuk di dalamnya proses sharing, learning, co-developing, advocating dan socializing di dalam komunitas online sebuah merek tersebut. Dan konsekuensi utama dari strategi ini dirasakan dapat meningkatkan nilai co-created secara virtual disamping konsekuensi-konsekuensi lainnya yaitu kesetiaan konsumen, kepuasan konsumen, consumer empowerement, kepercayaan dan komitmen customer.
Hal ini menunjukkan bahwa market share, brand value, TOM brand, TOM
ad awareness, dan TOP brand yang berpengaruh pada brand engagement
mengalami masalah. Hal ini menunjukan bahwa sabun Lux mengalami penurunan dalam hal membentuk keterikatan merek yang kuat hal ini sangat berpengeraruh
(24)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sehingga dapat berpengaruh dalam mengembangkan ikatan suatu merek dengan konsumen dalam jangka waktu yang lama. Perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan strategi guna menghadapi persaingan yang ketat, ikatan merek yang kuat merupakan suatu pembeda terhadap konsumen Lux yang jelas, bernilai, dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu dalam strategi pemasaran sehingga keterikatan pada suatu produk dikenal oleh pelanggan yang loyal dan diasosiasikan dengan tepat terhadap jenis kategori produk sabun cair dinyatakan dalam bentuk presentase dari target pasar.
Setelah menganalisis permasalahan tersebut diatas, PT. Unilever Indonesia melakukan berbagai promosi produk sabun Lux dengan memperhatikan berbagai aspek dan mengembangkan strategi pemasaran melalui beberapa cara. Berikut Tabel 1.9 strategi-strategi yang dilakukan sabun cair Lux.
TABEL 1. 9
STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN SABUN LUX 2014
Strategi Keterangan
Segmenting Sabun wanita kalangan menengah ke atas,dewasa,dengan gaya hidup modern dan elegan
Targeting Perempuan 20-40 tahun yang memiliki masalah kulit kering setelah mandi
(25)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Product and
Price
1. Peluncuran produk Lux sesuai permintaan pasar yaitu : a. soft tauch
b. velvet tauch c. fresh splash d. aqua sparkle e. white glamour f. secret bliss g. magical spell
2. Harga mulai dari Rp. 4900 untuk kemasan botol 100ml sampai dengan harga 10000 untuk ukuran 250 ml
3. Perubahan kemasan total pada Lux dengan mengganti tutup yang lebih praktis dan tidak mudah patah
Place and Promotion
1. Penjualan sabun Lux di tempat yang mudah terjangkau oleh konsumen seperti supermarket, toko-toko kecil, kelontongan, supermarket mini hingga supermarket besar. 2. Lux memperkenalkan dua anggota baru Lux Brand
Ambassadors Bunga Citra Lestari dan Ashraf Sinclair.
3. Peluncuran Lux terbaru ini juga menghadirkan kampanye "Bangkitkan Getaran Cinta" menggandeng Bunga Citra Lestari dan Ashraf Sinclair untuk menginspirasi perempuan Indonesia agar berani mengambil langkah pertama dan bangkitkan getaran cinta.
4. Media Sosial Marketing:dengan menggunakan web Lux membuat aplikasi foto dan video yang dapat di unggah dan di save sebagai file pribadi,lalu dari media social fanpage facebook dan twitter Lux menggandeng artis Marcel dalam memberikan pesan,tweet sebagai duta sabun mengajak mereka (para pengguna Lux) mengirim komen dan yang menjadi pemenang diundang untuk dinner bareng Marcell 5. Lux membuat rumah Lux agar konsumen dapat merasakan
mandi ala bintang
Sumber : diolah dari beberapa sumber di internet dan majalah
Berdasarkan tabel 1.9 strategi yang dilakukan sabun cair lux, social media merupakan salah satu yang dilakukan oleh sabun cair lux. Bentuk-bentuk media sosial online yang terdiri dari mulai forum (kaskus), situs jejaring social (Facebook), dunia virtual (kaneva), games,situs berbagi (youtube) hingga mikro blogging (twitter) dengan bentuk-bentuk media tersebut memungkinkan penerima pesan untuk berinteraksi secara real waktu dengan tidak hanya penulis, tetapi juga
(26)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan komunitas individu. Begitu pula dengan Lux, Lux memafaatkan media social dari facebook, twitter, youtube, dan aplikasi web untuk sarana promosi agar lebih mendekatkan kepada konsumen. Dapat dilihat dari fanpage Lux yang aktif dalam memberikan informasi, tips-tips, informasi produk, event, dan lain-lain. Ini seolah-olah perusahaan Lux terlibat dalam pikiran, kegembiraan, dan bahkan keluhan tentang suatu informasi kepada konsumen. Menurut Tuten 2008:96 satu bentuk periklanan yang menggunakan media “social community” dimana
pengiklan (produsen atau pemilik brand) dapat langsung berinteraksi dan membangun dialog dengan para konsumennya.
Menurut Miller, 2011:362 Sosial media marketing dapat dilakukan menggunakan berbagai media pemasaran, diantaranya social network, blog,
microblogging services,social bookmarking, news services,media sharing sites, dan virtual community.
Saat ini pengguna internet di Indonesia sangat banyak. Menurut situs www.marketeers.com yang diakses tanggal 30 Oktober 2013 bahwa pengguna internet di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 74 juta pengguna. Menurut situs jogja.tribunnews.com yang di akses pada tanggal 2 September 2013 bahwa Indonesia menempati urutan ke lima terbesar negara pengguna media sosial facebook yaitu sebanyak 64 juta pengguna aktif. Lalu menurut data PeerReach pada bulan Oktober 2013, Indonesia menempati urutan ketiga pengguna twitter di dunia sebanyak 58,7 juta pengguna. Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa peminat facebook pada tahun 2013 masih cukup banyak dibanding twitter. Hal ini menjadi moment dimana brand-brand di Indonesia memanfaatkan media sosial
(27)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
khususnya facebook sebagai sarana promosi, termasuk sabun Lux, Lux sendiri baru membuka fanpage pada bulan Januari 2013. Berikut tabel 1.10 yang menggambarkan pengguna aktif fanpage sabun cair di Indonesia.
TABEL 1.10
PERINGKAT FANPAGE PADA SABUN CAIR DI INDONESIA
RANK MEDIA SOSIAL FACEBOOK
JUMLAH
1 LUX 4.314.320
2 LIFEBUOY 3.871.008
3 CITRA 1.057.228
4 DETTOL 153.583
5 BIORE 89.544
6 SHINZUI 59.926
Sumber:Modifikasi dari facebook diakses 12 Desember 2013
Pada tabel 1.10 membuktikan bahwa fanpage facebook Lux menempati urutan pertama, lalu diikuti oleh Lifebuoy, Citra, Dettol, Biore, dan Shinzui. Hal ini membuktikan bahwa Lux sangat berperan aktif dalam media social Facebook.
Media social Facebook Lux sendiri dibuat paling akhir dibandingkan kompetitornya fanpage Lux dibuat 24 Januari 2013. Dalam kurun waktu satu tahun fanpage facebook dapat menghasilkan 4,3 juta anggota. Dari bulan Januari sampai November Lux memberikan sebanyak 707 posting yang di share kepada anggota fanpage nya.
Sabun Lux sendiri mempunyai fanpage yang lebih menarik dibanding kompetitornya. Karena sabun Lux bukan hanya memberikan info tentang produk tetapi segala informasi baru mengenai kehidupan fashion sehari-hari serta event-event berhadiah.
(28)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang”Pengaruh Social Media Marketing
Facebook Terhadap Brand Eengagement Pada Sabun Lux” 1.2 Identifikasi Masalah
Produk sabun Lux mengalami penurunan pangsa pasar dan keterikatan mereknya menunjukan adanya penurunan selama empat tahun terakhir pada produk sabun Lux, hal tersebut terjadi akibat dari ketatnya persaingan dalam produk sabun cair.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut:
Meningkatnya market size pada Industri toiletries khususnya sabun menunjukan bahwa industri ini akan semakin berkembang dengan dinamis dalam beberapa tahun kedepan dan memberikan peluang yang cukup menjanjikan. Adanya persaing yang ketat mengakibatkan konsumen dihadapkan pada beberapa jenis sabun dengan berbagai variasi merek, kemasan, harga serta kualitas. Hal ini berdampak pada penurunan Brand Engagement pada sabun Lux sehingga diperlukan beberapa upaya demi meningkatkan keterikatan merek dengan menggunakan social media marketing dalam mengkomunikasikan produknya pada konsumen. Dengan mempercepat penyampaian brand message dan brand value melalui
social media marketing diharapkan dapat meningkatkan Brand Engagement serta didukung dengan kegiatan pemasaran yang
(29)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terintegrasi sehingga mampu menjaga dan mengetahui seberapa besar pengaruhnya pada Brand Engagement.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran social media marketing sabun Lux pada anggota fanpage facebook?
2. Bagaimana gambaran Brand engagement sabun Lux pada anggota fanpage facebook?
3. Seberapa besar pengaruh kinerja social media marketing terhadap Brand
engagement sabun Lux pada anggota fanpage facebook?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai :
1. Untuk memperoleh gambaran social media marketing yang dilakukan sabun
Lux pada anggota fanpage facebook.
2. Untuk memperoleh Gambaran Brand engagement terhadap produk sabun cair pada anggota fanpage facebook.
3. Untuk memperoleh seberapa besar Pengaruh social media marketing terhadap
Brand engagement sabun Lux pada anggota fanpage facebook.
(30)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis, diantaranya:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran, khususnya mengenai social media marketing terhadap Brand engagement sabun cair Lux pada anggota fanpage facebook.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen PT Unilever Indonesia mengenai social media marketing terhadap
Brand engagement sehingga bisa dijadikan informasi serta masukan bagi PT
Unilever Indonesia dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan social
(31)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh pengaruh social media marketing terhadap brand engagement pada sabun Lux. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas atau independent variabel (X) adalah social media marketing yang terdiri dari
read, create, share, dan discussion. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variabel (Y) ialah brand engagement yang terdiri dari Consumption, Creation, Curation, dan Colaboration
Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah para anggota
fanpage sabun Lux di Indonesia. Hal-hal yang akan dianalisis adalah yang
berhubungan dengan pengaruh social media marketing terhadap brand
engagement.
Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka menurut Husein Umar (2008:45) metode penelitian yang digunakan adalah cross
sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam
kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk
(32)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8). menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”.
Penelitian deskriptif mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh social media marketing terhadap brand
engagement pada sabun Lux. Sedangkan penelitian verifikatif bermaksud untuk
menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh social
media marketing terhadap brand engagement pada sabun Lux.
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa: Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peniliti tersebut. Penjelasan
(33)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.
Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan dari penelitian adalah jelas untuk mengeksplorasi atau penelitian melalui masalah atau situasi untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman. (Maholtra 2009:98).
Menurut David A.Aaker (2004:762) metode survei adalah, “a method of data collection, such as a telephone or personal interview, a mail survey or any combination thereof”. Metode pengumpulan data, seperti melalui telepon atau
wawancara, survey melalui surat atau kombinasi diantaranya. Sedangkan menurut
Malhotra (2009:194) “metode survey adalah koesioner berstruktur yang diberikan
pada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi yang spesifik.
Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan melalui media digital atau internet, dengan tujuan untuk mempermudah dalam mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Asep Hermawan (2006:118) mendefinisikan bahwa operasionalisasi variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel. Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.
(34)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi social media marketing (X) yang terdiri dari read, create, share, dan discussion.brand engagement (Y) yang terdiri dari Consumption, Curation, Creation, dan Colaboration. Penjabaran operasionalisasi dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL VARIABEL/
S UB VARIABEL
KONS EP VARIABLE/ S UB
VARIABLE
INDIKATOR UKURAN S KALA NO.
ITEM
1 2 3 4 5 6
Social media marketing
(X)
Periklanan melalui media sosial adalah
segala bentuk komunikasi nonpersonal berbayar, tentang sebuah organisasi,
produk, jasa, atau ide yang menggunakan
media sosial sebagai medianya Menurut (Belch 2009:18) Read (X1.1) pemasaran melalui media sosial dimulai dengan penelitian yang
harus berkelanjutan. Pemasaran melalui
media sosial membutuhkan banyak membaca.
Tidak hanya tinggal pada apa yang terjadi dalam industri, tetapi juga perlu disadari dari percakapan online
pengetahuan anggota fanpage
lux terhadap produk Lux
Tingkat pengetahuan anggota fanpage
lux terhadap produk Lux
Interval 1
kemenarikan berita yang ditampilkan pada halaman fanpage Lux Tingkat kemenarikan berita yang ditampilkan pada halaman fanpage
Lux
(35)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang sedang berlangsung terjadi hubungan dengan industri, produk layanan, pelanggan, dan pesaing.Membac a dalam berbagai
bentuk untuk mencerna informasi sebanyak yang berhubungan dengan bisnis sehingga secara
efektif dapat berkomunikasi
dengan baik. (Gunelius 2011:16)
pengetahuan anggota fanpage
lux tentang rumah lux beauty lounge
Tingkat pengetahuan anggota fanpage lux tentang rumah lux beauty lounge
Interval 3
pengetahuan anggota tentang jenis atau varian
produk
Tingkat pengetahuan anggota tentang jenis atau varian
produk
Interval 4
VARIABEL/ S UB VARIABEL
KONS EP VARIABLE/ S UB
VARIABLE
INDIKATOR UKURAN S KALA NO.
ITEM
Create (x1.2)
membuat dan menerbitkan konten online yang
berguna dan bermakna. Sukses
dalam pemasaran media sosial
berasal dari mengembangkan percakapan online
tentang bisnis, merek, produk, dan
promosi dengan menawarkan konten yang menarik minat target audiens. (Gunelius 2011:16)
kemampuan konten Fanpage Lux dalam mengembangka n informasi produk lux yang menarik Tingkat kemampuan konten Fanpage
Lux dalam mengembangkan informasi produk lux yang menarik
interval 5
kemampuan konten untuk terus mengupdate informasi produk Tingkat kemampuan konten untuk terus mengupdate
informasi produk
interval 6
kemampuan konten dalam mengembangka n tema promosi
yang menarik Tingkat kemampuan konten dalam mengembangkan tema promosi yang menarik
interval 7
Share (x1.3)
berbagi konten sebagai metode untuk langsung memasarkan bisnis.
Pada saat sekarang
Menariknya video yang di
share dari youtube di fanpage lux
Tingkat kemenarikan video yang di
share dari youtube di fanpage lux
(36)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu konsumen telah
bergantung pada hubungan, ulasan,
rekomendasi, dan percakapan sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berbagi informasi dengan
berbagi konten online
Menariknya berita yang dishare dari majalah di fanpage lux
Tingkat kemenarikan
berita yang dishare dari majalah di fanpage lux
interval 9
Menariknya tautan yang dishare dari blog dan website di fanpage lux Tingkat kemenarikan tautan yang dishare dari blog
dan website di fanpage lux
interval 10
Discussion (x1.4) konsumen berinteraksi dengan pemasar dengan meninggalkan komentar di salah satu posting blog, terhubung dengan pemasar melalui twitter atau jejaring
sosial, sangat penting ditanggapi oleh perusahaan. Keterlibatan anggota Fanpage Lux dalam memberikan respon tentang
produk
Tingkat Keterlibatan anggota Fanpage
Lux dalam memberikan respon tentang
produk
interval 11
VARIABEL/ S UB VARIABEL
KONS EP INDIKATOR UKURAN S KALA NO.
ITEM Keterlibatan anggota Fanpage Lux dalam memberikan respon tentang
promo
Tingkat Keterlibatan anggota Fanpage
Lux dalam memberikan respon tentang
promo
interval 12
Keterlibatan anggota dalam
memberikan respon tentang
informasi tips dan trik yang
diberikan fanpage lux Tingkat Keterlibatan anggota dalam memberikan respon tentang informasi tips dan trik yang diberikan
fanpage lux
(37)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterlibatan
anggota dalam memberikan respon tentang informasi share (youtube,blog,w eb, dll) yang
diberikan fanpage lux Tingkat Keterlibatan anggota dalam memberikan respon tentang informasi share (youtube,blog,web
, dll) yang diberikan fanpage
lux
interval 14
Brand Engagement
(Y)
Bowden (2009:65) Brand Engagement adalah keterlibatan pelanggan sebagai proses psikologis bahwa pelanggan bergerak melalui menjadi setia terha dap suatu merek. .
Consumption
(Y1.1)
keterlibatan konsumen menjadi
acuan untuk memulai
aktifitas-aktifitas online yang terdiri dari kegiatan membaca,
mengunduh, melihat sebuah konten digital dan
informasi
Frekuensi keterlibatan anggota fanpage lux dalam membaca konten
Tingkat Frekuensi keterlibatan anggota fanpage lux dalam membaca konten
interval 15
Frekuensi keterlibatan anggota fanpage lux dalam mengunduh konten
Tingkat Frekuensi keterlibatan anggota fanpage lux dalam
mengunduh konten
interval 16
VARIABEL/ S UB VARIABEL
KONS EP INDIKATOR UKURAN S KALA NO
ITEM
Frekuensi keterlibatan anggota fanpage lux dalam me
“Like” konten
Tingkat Frekuensi keterlibatan anggota fanpage lux dalam me
“Like” konten
(38)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Frekuensi
keterlibatan anggota fanpage lux dalam memberian komentar yang disukai maupun tidak disukai
Tingkat Frekuensi keterlibatan anggota fanpage lux dalam memberian komentar yang disukai maupun tidak disukai
interval 18
Frekuensi keterlibatan anggota fanpage lux dalam merekomendasik an konten terhadap orang lain Tingkat Frekuensi keterlibatan anggota fanpage lux dalam merekomendasika n konten terhadap orang lain
interval 19
Curation
(Y1.2)
proses engagement dimana customer
akan memilih, menyaring,
memberi tanggapan, ataupun
menggambarkan konten yang ada.
Proses ini merupakan tindakan untuk
memotivasi customer lain dan
menciptakan sebuah dialog atau
forum mengenai sebuah produk atau
perusahaan
selektifitas anggota fanpage
lux dalam memilih konten
Tingkat selektifitas anggota fanpage lux dalam memilih
konten
interval 20
selektifitas anggota fanpage
lux dalam menyaring
informasi
Tingkat selektifitas anggota fanpage
lux dalam menyaring informasi
interval 21
selektifitas anggota fanpage
lux dalam memberikan komentar yang
berkualitas
Tingkat selektifitas anggota fanpage
lux dalam memberikan komentar yang
berkualitas
interval 22
Keterlibatan untuk memotivasi costumer lain dalam menciptakan sebuah dialog atau forum mengenai sabun lux Tingkat Keterlibatan untuk memotivasi costumer lain dalam menciptakan sebuah dialog atau
forum mengenai sabun lux
interval 23
VARIABEL/ S UB VARIABEL
KONS EP INDIKATOR UKURAN S KALA
NO ITEM
(39)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Creation
(Y1.3)
penciptaan konten dilakukan dengan sendirinya, dalam arti bahwa anggota
komunitas mengiklankan sendiri apa yang mereka ciptakan
keterlibatan anggota dalam pemungutan ide-ide/ tips-tips yang diberikan di halaman fanpage lux Tingkat keterlibatan anggota dalam pemungutan ide-ide/ tips-tips yang
diberikan di halaman fanpage
lux
interval 24
daya pikir /bayangan yang
muncul ketika melihat konten-konten pada halaman fanpage
lux
Tingkat daya pikir /bayangan yang
muncul ketika melihat konten-konten pada halaman fanpage
lux
interval 25
keaktifan anggota dalam membagi
pengalaman menggunakan produk lux serta mempublikasikann
ya dalam halaman
fanpage lux
Tingkat keaktifan anggota dalam
membagi pengalaman menggunakan produk lux serta mempublikasikannya
dalam halaman
fanpage lux
interval 26
Collaboration
(Y1.4)
dimana terjadi kolaborasi antara consumption, curation, dan creation kesukarelaan Anggota fanpage lux dalam me Like ,
mengcoment, mempromosikan produk lux kepada orang lain secara sukarela Tingkat kesukarelaan Anggota fanpage
lux dalam me Like , mengcoment, mempromosikan produk lux kepada
orang lain secara sukarela
interval 27
Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2014
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut Riduwan (2010:106) data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.
(40)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengumpulan informasi langsung dari responden menggunakan metodologi yang sesuai.
2. Ditugaskan secara langsung oleh peneliti. Sedangkan implikasinya: a. Customized. Data disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.
b. Syndicated. Data diperoleh peneliti dengan melibatkan data
penelitian terdahulu.
c. Omnibus. Data diperoleh dari sebuah sebuah lembaga penelitian
dalam kurun waktu tertentu.
3. Data diperoleh langsung dari objek penelitian, akan tetapi tidak dipublikasikan.
Sedangkan data sekunder memiliki ciri-ciri:
1. Sumber data diterbitkan atau diakses oleh pihak lain (publik, swasta, pemerintah, perusahaan).
2. Tidak ada informasi langsung dari responden yang bersangkutan.
3. Sumber data diperoleh dari media seperti internet, kecuali web resmi perusahaan.
Malhotra (2009:120-121) mengungkapkan definisi-definisi data primer dan sekunder, antara lain:
a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran
(41)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu survei pada pengguna sabun di Fanpage Lux Indonesia.
b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
Untuk penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner kepada pengguna sabun Lux sebagai Responden. Sedangkan sumber data sekunder diantaranya diperoleh dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel-artikel majalah, internet dan sumber informasi lainnya. Lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut ini.
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis Data S umber Data Kategori
Data
Tingkat perekonomian Indonesia tahun 2013
Situs BANK Indonesia Sekunder
Indeks Rata-Rata Best Brand 2010-2013 Industri Toiletris
Modifikasi dari SW Modifikasi majalah (SWA No.15/XXVI/15-28 JULI 2010,SWA
NO.15/XXVII/ 18-27 JULI 2011,SWA NO.20/XXVIII/20-3 OKTOBER 2012,SWA NO.19/XXIX/12-25 SEPTEMBER 2013
Sekunder
Mark et Share Industri Sabun di Indonesia Tahun 2010-2013
Modifikasi majalah (SWA No.15/XXVI/15-28 JULI 2010,SWA NO.15/XXVII/ 18-27 JULI 2011,SWA NO.20/XXVIII/20-3 OKTOBER 2012,SWA NO.19/XXIX/12-25 SEPTEMBER 2013
Sekunder
(42)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahun 2010-2013 JULI 2010,SWA NO.15/XXVII/ 18-27 JULI
2011,SWA NO.20/XXVIII/20-3 OKTOBER 2012,SWA NO.19/XXIX/12-25 SEPTEMBER 2013
TOM (Top Of Mind) Merek Lux Tahun 2010-2013
Modifikasi majalah (SWA No.15/XXVI/15-28 JULI 2010,SWA NO.15/XXVII/18-27 JULI 2011,SWA NO.20/XXVIII/20-3 OKTOBER 2012,SWA NO.19/XXIX/12-25 SEPTEMBER 2013
Sekunder
Jenis Data S umber Data Kategori
Data
Strategi - Strategi Yang Dilakukan Perusahaan Sabun
Sumber: diolah dari beberapa sumber di Internet dan majalah
Sekunder Social media mark eting sabun Lux Sumber: diolah dari beberapa sumber di Internet
dan majalah
Sekunder
Karakteristik responden Hasil pengolahan data 2014 primer
Tanggapan responden terhadap social media mark eting
Hasil pengolahan data 2014 primer
Tanggapan responden terhadap brand engagement
Hasil pengolahan data 2014 primer
Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2014
3.2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi
Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2010:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini adalah anggota komunitas fanpage facebook Lux. Jumlah anggota fanpage facebook selalu meningkat setiap harinya. Anggota komunitas fanpage facebook digambarkan, sebagai berikut.
TABEL 3.3
POPULASI LUX DI FACEBOOK
(43)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LUX (facebook) Kecantikan 4.567.192 (terus bertambah)
Sumber:Facebook diakses Februari 2014
Berdasarkan Tabel 3.3 yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini adalah anggota grup dan followers Lux di Indoneisa yang merupakan anggota
fanpage facebook LUX. Jumlah anggota fanpage facebook LUX selalu meningkat
pada Februari tahun 2014 jumlahnya adalah 4.567.192.
3.2.4.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:
1. Keterbatasan biaya 2. Keterbatasan tenaga
3. Keterbatasan waktu yang tersedia.
Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2010:116): Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu
(44)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif.
Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 5%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Dimana :
n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir
Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :
(45)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (hasil pembulatan)
Jadi jumlah sampel minimal yang diteliti adalah sebanyak 100 orang. Sedangkan yang akan diteliti sebanyak 120 responden.
3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2010:116)
mengemukakan bahwa: “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan
sampel”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Menurut Ulber Silalahi (2009:236):Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen, atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.
Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random
sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:134) teknik ini digunakan apabila
populasi yang diteliti dianggap homogen. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.
(46)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :
1. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Dan melalui kegiatan observasi ini pula penulis melakukan studi pendahuluan dimana melalui teknik ini dapat melihat, mengenal, mengidentifikasikan masalah yang diteliti.
2. Kuesioner (angket)
Angket adalah alat pengumpul data yang berisi sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:151) yang menyatakan bahwa “Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”
(47)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden pada produk sabun Lux. Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
b. Merumuskan item-item pertanyaan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai alternatif jawaban yang telah disediakan, sehingga responden hanya memilih alternatif jawab yang tersedia.
c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. 3. Studi Literatur
Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data baik berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan variabel yang diteliti.
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Menurut Sugiyono (2009:172), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
(48)
Fachi Hanif Albanna, 2014
Pengaruh social media marketing facebook terhadap brand engagement (survey pada anggota fanpage facebok lux)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
)} ( ( }{ ) ( ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy(Sugiyono, 2010:248) Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total
X = Jumlah skor dalam distribusi X
Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
2X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
2Y = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:
(1)
4 4.46 2 .761
4 3.18 3 1.444
4 4.00 3 .000
4 4.19 7 .428
4 4.08 3 .133
4 4.44 4 .409
4 5.15 1 .
4 4.62 2 .435
4 4.81 4 .284
4 4.34 5 .689
5 4.85 2 .218
5 5.01 10 .506
5 4.38 2 .544
5 5.06 8 .766
5 4.74 3 .235
5 4.85 3 .277
5 4.92 4 .868
5 5.46 4 .208
5 5.18 3 .118
5 5.77 1 .
6 5.23 1 .
6 5.77 1 .
7 6.54 1 .
7 6.62 2 .544
Total 4.17 120 1.190
ANOVA Table
(2)
Mean Square F
Brand engagement * Social media marketing
Between Groups
(Combined) 2.952 6.564
Linearity 115.000 255.737
Deviation from Linearity .462 1.026
Within Groups .450
Total
ANOVA Table
Sig.
Brand engagement * Social media marketing
Between Groups
(Combined) .000
Linearity .000
Deviation from Linearity .453
Within Groups Total
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Brand engagement * Social media marketing
(3)
LAMPIRAN 5
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X
(SOCIAL MEDIA MARKETING)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
.961 .962 14
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 3.7333 1.91065 30
VAR00002 4.2667 1.79911 30
VAR00003 3.6000 2.04434 30
VAR00004 4.1667 1.76329 30
VAR00005 4.3667 1.73172 30
VAR00006 4.1333 1.63440 30
VAR00007 4.4667 1.69651 30
VAR00008 4.2000 1.51771 30
(4)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001 50.6333 394.792 .637 .603 .961
VAR00002 50.1000 383.128 .858 .924 .957
VAR00003 50.7667 379.633 .791 .827 .958
VAR00004 50.2000 381.752 .899 .933 .956
VAR00005 50.0000 386.069 .848 .963 .957
VAR00006 50.2333 391.013 .822 .968 .958
VAR00007 49.9000 395.472 .718 .969 .959
VAR00008 50.1667 400.695 .721 .941 .960
VAR00009 50.4333 389.082 .828 .899 .957
VAR00010 50.4333 396.737 .661 .864 .961
VAR00011 51.1667 381.937 .754 .949 .959
VAR00012 50.9667 382.378 .753 .916 .959
VAR00013 50.8667 372.051 .855 .958 .957
VAR00014 50.9000 374.852 .863 .943 .956
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
(5)
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Y
(BRAND ENGAGEMENT)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
.969 .969 13
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 3.5000 2.16158 30
VAR00002 3.1000 1.95378 30
VAR00003 3.4000 2.23761 30
VAR00004 3.2667 2.13240 30
VAR00005 3.2000 2.09103 30
VAR00006 4.0000 2.00000 30
VAR00007 3.9000 1.95378 30
(6)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001 42.4333 446.668 .853 .931 .965
VAR00002 42.8333 450.902 .898 .936 .965
VAR00003 42.5333 446.464 .822 .898 .966
VAR00004 42.6667 444.368 .893 .960 .964
VAR00005 42.7333 445.375 .901 .978 .964
VAR00006 41.9333 459.513 .767 .917 .967
VAR00007 42.0333 461.137 .766 .938 .967
VAR00008 41.8667 464.326 .635 .745 .971
VAR00009 42.6333 449.413 .824 .932 .966
VAR00010 42.6333 448.723 .893 .926 .965
VAR00011 41.9667 451.757 .860 .845 .965
VAR00012 42.3000 452.631 .857 .924 .965
VAR00013 42.6333 456.378 .775 .863 .967
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items